Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

Nama : ariel pradiesta saputry

Nim : 23106620065

Kelas : manajemen jemen A kartawan

No absen : 18

Matkul : agama islam

A. IDENTITAS JURNAL

1. nama jurnal : SOSIOREKIGI

2. volome : 14

2. nomer : 02

4. Halaman : 59 sampai 64

5. tahun terbit : sepyember 2016

6. nama penulis :elan sumarna

: *Analisis Pendahuluan: Implikasi Unifikasi, Konflik, dan Kedudukan Syariat Islam*

1. *Sumber Syariat Islam:*

Pernyataan bahwa Syariat Islam bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis mencerminkan pandangan
umum dalam Islam. Al-Quran dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah, sedangkan Al-Hadis
merupakan petunjuk dari ajaran Nabi Muhammad. Hal ini menegaskan bahwa sumber hukum Islam
bersifat otoritatif dan bersumber dari wahyu ilahi.

2. *Pendekatan Kualitatif dan Metode Studi Pustaka:*

Penggunaan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka merupakan pendekatan yang
sesuai untuk membahas isu-isu kompleks seperti unifikasi, konflik, dan kedudukan Syariat Islam.
Metode ini memungkinkan peneliti untuk merinci konsep-konsep dan melibatkan pemahaman
mendalam dari berbagai sumber literatur.

3. *Analisis Data Kualitatif dan Metode Analisis Isi:*

Penggunaan analisis data kualitatif dan metode analisis isi memberikan wawasan yang mendalam
tentang isu-isu yang dibahas. Melalui pendekatan ini, penulis dapat menggali makna dari teks-teks
yang dianalisis, membantu memahami dinamika unifikasi, konflik, dan kedudukan Syariat Islam.

4. *Unifikasi Kaum Muslim dan Paradigma Ras serta Kebudayaan:*

Pengamatan bahwa proses unifikasi kaum Muslim tidak lepas dari paradigma ras dan kebudayaan
menggarisbawahi kompleksitas tantangan dalam mencapai kesatuan di antara umat Islam. Unifikasi
yang terbentuk mungkin dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti perbedaan ras dan
kebudayaan.

5. *Tantangan dalam Mencapai Kestabilan Politik:*

Kesulitan mencapai kestabilan politik setelah unifikasi mencerminkan dinamika politik yang rumit
dan memperlihatkan bahwa unifikasi bukanlah jaminan langsung terhadap stabilitas politik. Faktor-
faktor seperti identitas rasial dan kebudayaan dapat tetap menjadi hambatan.

6. *Simbol-simbol Keagamaan dan Konflik Politik:*

Pengamatan bahwa kaum Muslim cenderung terjerumus pada simbol-simbol keagamaan yang
memicu konflik politik menyoroti kompleksitas hubungan antara agama dan politik. Hal ini dapat
menunjukkan peran penting simbol-simbol keagamaan dalam dinamika politik di masyarakat
Muslim.

7. *Kedudukan Syariat Islam dalam Pranata Politik:*

Pemahaman bahwa kedudukan Syariat Islam di negara-negara Muslim sering tidak terlihat secara
terang-terangan dalam pranata politik menyoroti dinamika kompleks hubungan antara agama dan
negara dalam konteks Islam. Pemahaman dan penerimaan terhadap Syariat dapat tercermin dalam
kebudayaan masyarakat Muslim.

*Kesimpulan:*
Analisis ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan dinamika yang terlibat
dalam unifikasi kaum Muslim, konflik politik, dan kedudukan Syariat Islam. Kompleksitas ini
mencerminkan keragaman masyarakat Muslim dan menyoroti pentingnya memahami konteks ras,
kebudayaan, dan politik dalam implementasi prinsip-prinsip agama.

: *Analisis Metode Penelitian pada Paragraf Tersebut:*

1. *Pendekatan Kualitatif dan Analitis:*

- *Pendekatan Kualitatif:* Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menunjukkan bahwa


fokus utama adalah pemahaman mendalam terhadap fenomena yang kompleks.

- *Penelitian Analitis:* Penelitian analitis menunjukkan bahwa penulis tidak hanya mengumpulkan
data, tetapi juga menganalisisnya secara rinci untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam.

2. *Sumber Data dan Kepustakaan:*

- *Sumber Data dari Literatur:* Sumber data didasarkan pada informasi yang terdapat dalam
literatur-literatur kepustakaan. Ini mencerminkan penggunaan referensi yang dapat dipercaya dan
memperkuat dasar teoritis penelitian.

3. *Teknik Analisis Data Kualitatif:*

- *Proses Sistematis:* Penulis menggunakan analisis data kualitatif dengan proses pengumpulan
dan penyusunan yang sistematis. Ini menunjukkan pendekatan terstruktur dalam mengelola data
studi pustaka.

- *Organisasi dalam Kategori:* Data diorganisir dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, dan
disintesis. Pendekatan ini membantu dalam mengidentifikasi pola dan tema yang muncul dari
literatur.

4. *Metode Analisis Isi:*

- *Usaha untuk Menggali Isi:* Penggunaan metode analisis isi menunjukkan upaya penulis untuk
menggali isi atau makna pesan simbolik dari literatur. Ini dapat mencakup identifikasi pola kata
kunci, tema, atau makna mendalam.

5. *Proses Seleksi dan Pemahaman yang Penting:*

- *Seleksi Data Penting:* Penulis menyatakan bahwa dalam proses analisis, dilakukan pemilihan
terhadap mana yang dianggap penting dan relevan dengan tujuan penelitian.
- *Pemahaman yang Mendalam:* Analisis data tidak hanya sebatas pada penyusunan data, tetapi
juga mencakup pemahaman mendalam melalui sintesa dan pengorganisasian dalam pola.

*Kelebihan Metode Penelitian:*

- Metode penelitian yang dipilih (kualitatif analitis) memberikan fleksibilitas dan mendalam dalam
mengeksplorasi fenomena.

- Pemilihan literatur sebagai sumber data menunjukkan penekanan pada kerangka konseptual yang
kuat.

*Tantangan atau Potensi Kelemahan:*

- Keterbatasan data hanya berdasarkan literatur mungkin dapat mengurangi keragaman perspektif
atau pengalaman langsung dari subjek penelitian.

*Kesimpulan:*

Pendekatan kualitatif analitis dengan sumber data dari literatur merupakan metode yang kokoh
untuk mengeksplorasi dan menganalisis isu-isu kompleks. Penggunaan teknik analisis data kualitatif
dan metode analisis isi menunjukkan upaya yang sistematis untuk memahami dan menyusun makna
dari literatur-literatur kepustakaan.

*Analisis Kesimpulan:*

1. *Peran Syariat Islam dalam Keragaman Masyarakat Muslim:*

- Kesimpulan mencerminkan pemahaman bahwa syariat Islam dan kaum Muslimin merupakan
unsur keragaman di negara-negara Muslim. Ini menekankan kompleksitas dan keberagaman dalam
pemahaman dan praktik Islam di berbagai konteks budaya dan sosial.

2. *Unifikasi, Paradigma Ras, dan Kebudayaan:*

- Proses unifikasi kaum Muslim selalu terkait dengan paradigma ras dan kebudayaan. Hal ini
menggambarkan betapa rumitnya mencapai kesatuan di antara umat Muslim, dan bagaimana
faktor-faktor seperti identitas rasial dan kebudayaan dapat mempengaruhi proses ini.

3. *Tantangan Kestabilan Politik:*


- Kesulitan mencapai kestabilan politik setelah unifikasi menjadi permasalahan krusial. Ini
mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam mengintegrasikan keberagaman dan
mempertahankan stabilitas politik di negara-negara Muslim.

4. *Simbol-simbol Keagamaan dan Konflik Politik:*

- Kaum Muslimin cenderung terjerumus pada simbol-simbol keagamaan yang memicu konflik
politik. Hal ini menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap simbol-simbol
keagamaan dalam dinamika politik di masyarakat Muslim.

5. *Perlunya Alat Pengayom dan Akomodatif:*

- Kesimpulan mengajukan kebutuhan akan alat yang dapat menjembatani dan mengakomodir
ajaran Islam secara lebih substantif. Ini mencerminkan upaya untuk mencari solusi yang dapat
mengatasi tantangan unifikasi dan konflik politik yang diakibatkan oleh perbedaan pemahaman
keagamaan.

6. *Perbedaan Implementasi Syariat Islam:*

- Implementasi syariat Islam di negara-negara Muslim dapat berbeda-beda tergantung pada


kondisi politik, sosial, dan budaya masing-masing. Kebudayaan di sini menjadi wahana bagi
penafsiran syariat Islam, dan setiap negara memiliki keunikan dalam implementasinya.

7. *Peringatan Terhadap Alat yang Bersifat Sementara:*

- Kesimpulan memberikan peringatan agar alat yang menjembatani tidak diabadikan karena
sifatnya hanya sementara dan bukan agama. Ini mencerminkan kehati-hatian terhadap penyelesaian
sementara yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.

8. *Tinjauan pada Keberagaman Budaya dan Penafsiran Syariah:*

- Akhirnya, kesimpulan menyoroti bahwa keberagaman dalam budaya dan penafsiran syariah
dapat dilihat sebagai kaya dan beragamnya pengalaman Muslim. Pemahaman dan kedudukan
syariat Islam dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya masing-masing.

*Keseluruhan:*
Kesimpulan memberikan gambaran yang mendalam tentang kompleksitas pemahaman dan praktik
Syariat Islam di berbagai negara Muslim. Hal ini mencerminkan tantangan unifikasi, keberagaman
budaya, dan peran simbol-simbol keagamaan dalam konteks politik dan sosial yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai