Anda di halaman 1dari 1

Latar belakang remisi korupsi

Undang-undang Pemberantasan Korupsi secara khusus telah mengatur


hukum acara sendiri terhadap penegakan hukum pelaku tindak pidana korupsi. Secara
luas pemberantas korupsi ini dibedakan penangananya dengan pidana khusus lainya.
Dengan ini mengingat bahwa korupsi merupakan extra ordinary crime yang
harus di dahulukan dibandingkan dengan tindak pidana lainya (Nurdjana, 2009).
Dimana syarat pemberian remisi terhadap para narapidana koruptor cenderung
adanya suatu pengetatan untuk mendapatkan remisi dari UU sebelumnya. Hal itu
dilakukan untuk menciptakan suatu rasa keadilan bagi masyarakat. Tetapi disisi lain
pengetatan pemberian remisi bagi narapidana koruptor masih saja terdapat pro dan
kontra karena ada sebagian kalangan yang merasakan bahwa PP No. 32 Tahun
2012 bertentangan dengan Undang - Undang tentang Pemasyarakatan.
Berangkat dari rasa ketidakadilan dari masyarakat maka pemerintah mengeluarkan PP
No. 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan yang berisi syarat pemberian remisi terhadap para narapidana koruptor
cenderung adanya suatu pengetatan untuk mendapatkan remisi. Hal itu dilakukan
untuk menciptakan suatu rasa keadilan bagi napi koruptor yang mendapat hukuman
disamakan denga napi lainnya.
Sedangkan jika berbicata tentang persperktif pemberantasan korupsi hal ini sangat
bertentangan karena Menurut Survei Transparency International (TI) memberikan pernyataan
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara paling korup di dunia. Korupsi
sendiri sudah meluas dan dilakukan oleh semua elemen masyarakat, termasuk
pejabat publik (Djulianto, 2009 dalam Albab, 2009). Data juga menunjukan bahwa indeks
persepsi korupsi indonesi stagnan selama sepuluh tahun dengan skor di angka 32-40 ( sangat
buruk ) .Mahmakah konsitusi (MK) dalam putusannya telah menyinggung korupsi
sebagai kejahatan yang luar biasa.
Sedangkan menurut coordinator MAKI ( masyarakat anti korupsi ) boyamin saiman
mengatakan bahwa UU no.99 tahun 2012 yang berisi syarat remisi bagi koruptor diuji materi dan
diajukan untuk dibatalkan akan tetapi oleh MK tidak diterima Dan kememkum ham mengeluarkan
UU kemasyarakatan no 22 tahun 2022 menempatkan seluruh narapidana sebagai warga binaan
termasuki para koruptor agar adil, isisnya Tetap ditambah 1 tahun karena bebas bersyarat 1 tahun
ini mkerupakan pembinaan dari balai kemasyarakatan, surat keterangngan dr penegak hokum yaitu
denda dan uang pengganti tetapi tidak ada hukum penyitaan asset.

Baru proses dan koruptor mendapatkan hokum bebas bersyrat yaitu menurut kemenkum
ham : pembebasan pemberian remisi bagi koruptorsyaratnya berkelakuan baik dan tidak melakukan
kejahatan selama masa tahanan, Dibri remisi dengan syarat menjadi justice kolabolator atau
membongkar yang lain, atau surat keterangan dr penegak hukum harusnya hakim yg
memutuskanyang terjadi di lapangan adalah dari dr jumlah napi 4339, sedangkan napi koruptor
sekitar 3800Tahun ini yang sudah diberikan remisi 6,41% oleh tindak pidana korupsi 214 orang , rata-
rata dari jumlah tersebut yang mendapat remisi adalah korutor baru terkena kasus

Anda mungkin juga menyukai