Anda di halaman 1dari 133

Menttri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Yth.
1. Menteri Pekerjaal Umum dan Perumahan Rakyat;
2. Menteri Keuangan;
3. Menteri Da.lam Negeri;
4. Menteri Kesehatal;
5. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
6. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
7. Para Gubernur;
8. Para Bupati/Walikota;
di seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 1 TAHUN 2024
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
LAYANAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

A. LATAR BELAKANG
Presiden Republik Indonesia telah mengeluarkan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahtn 2024 tentang Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
pada tanggal 29 Januari 2024. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun' 2024
tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan
Air Limbah Domestik diterbitkan dalam rangka pemenuhan hak dasar
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat,
meningkatkal kualitas kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
penyakit bawaan air, menurunkar prevalensi dan mencegah terjadinya
stunting, dan mengurangi laju pengambilan air tanah oleh masyarakat,
yang juga merupakan upaya mendukung pencapaian target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs).
Penerbitan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik perlu ditindaklanjuti dengan pedoman yang lebih
jelas dan rinci agar penyelenggaraan kegiatannya dapat terlaksana
dengan efektif, akuntabel, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk melaksanakan Diktum
KEDUA angka 1 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik perlu menetapkan Surat Edaran Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional tentang Pedoman Pelaksanaan Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
3. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015
tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2021 tentang Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional;

2
8. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2021 tentang Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional;
9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
13 Tahun 2020 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 11 tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
13 Tahun 2020 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 3 Tahun 2022
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Surat Edaran ini dimaksudkan agar penyelenggaraan kegiatan
percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga
terkait dal pemerintah daerah dapat terselenggara dengan efektif dan
akuntabel.
Surat Edaran ini bertujuan:

3
a. mengatur tata kelola penyelenggaraan kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik;
b. menjaga akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik; dan
c. memandu agar penyelenggaraan kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

D. RUANG LINGKUP
Lingkup Surat Edaran ini meliputi pengaturan mengenai
penyelenggaraan kegiatan percepatan penyediaan air minum dan
layanan pengelolaan air limbah domestik yang terdiri atas:
1. Organisasi pelaksana kegiatan;
2. Tahapan kegiatan; dan
3. Persyaratan lainnya.

E. ISI EDARAN
1. Penyelenggara kegiatan percepatan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik dilaksanakan
secara terpadu oleh kementerian/lembaga terkait dan pemerintah
daerah sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024
tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik yang terdiri atas:

a. Pemerintah Pusat:

i. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional;

ii. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

iii. Kementerian Keuangan;

iv. Kementerian Dalam Negeri;

v. Kementerian Kesehatan;

4
vi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

vii. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

b. Pemerintah Daerah:

i. Pemerintah Daerah Provinsi; dan

ii. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

2. Penyelenggaraan kegiatan percepatan percepatan percepatan


penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. pemantauan dan evaluasi; dan
d. pelaporan,

yang pelaksanaannya diatur secara rinci dalam pedoman


sebagaimana termuat dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

3. Pengusulan kegiatan yang disampaikan oleh pemerintah daerah


harus dilaksanakan dengan menggunakan sistem informasi yang
dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

4. Dalam hal diperlukan untuk penjabaran lebih lanjut Surat Edaran


ini, pejabat terkait di Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dapat
mengeluarkan kebijakan teknis sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Kebijakan teknis sebagaimana dimaksud pada angka 4 dilakukan


secara terkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk
menjaga keterpaduan pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1

5
Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik.

6. Pelaksanaan lebih lanjut penyelenggaraan kegiatan percepatan


penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik dikoordinasikan oleh:

a. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional:

i. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana/pejabat yang ditunjuk


sesuai dengan penugasan Menteri, dengan tugas
mengoordinasikan penyusunan kebijakan, penetapan daftar
kegiatan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian, dan
pemilihan lokasi prioritas.

b. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat:

i. Sekretaris Jenderal, dengan tugas untuk mengoordinasikan


penyusunan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian terhadap kesesuaian pelaksanaan kegiatan;

ii. Direktur Jenderal Cipta Karya, dengan tugas


mengoordinasikan verifikasi administrasi dan teknis, dan
pelaksanaan kegiatan bidang air minum dan air limbah
domestik;

iii. Direktur Jenderal Sumber Daya Air, dengan tugas


mengoordinasikan verifikasi administrasi dan teknis, dan
pelaksanaan kegiatan bidang air baku.

7. Daftar Kegiatan Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan


Pengelolaan Air Limbah Domestik ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bersama Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penetapan Daftar
Proyek Prioritas (DPP) dilakukan melalui Surat Keputusan Bersama
Pejabat Eselon I Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan

6
Umum dan Perumahan Ralryat. Seluruh tahapan penyelenggaraan
kegiatan percepatan penyediaan air mimrm dan layanan
pengelolaan air limbah domestik sebelum ditetapkannya Surat
Edaran ini berlaku sah dan dapat dilanjutkan prosesnya sepanjang
sesuai dengan ketentuan daiam Surat Edaran ini.

F. PtrNUTUP
Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Demikial Surat Edaran ini dibuat, untuk dilaksanakal sebagaimana


mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
15 Februari 2024
pada tanggal

MENTtrRI PtrRtrNCANAAN
PtrMBANGUNAN NASIONAL/
KEPALA BADAN PERENCANAAN
PtrMBANGUNAN NASIONAL, TI4 -

SUHARSO MONOARFA

1
LAMPIRAN
SURAT EDARAN MENTERI PPN/
KEPALA BAPPENAS
NOMOR 1 TAHUN 2024
TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN PERCEPATAN
PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
LAYANAN PENGELOLAAN AIR
LIMBAH DOMESTIK

PEDOMAN PELAKSANAAN
PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN LAYANAN PENGELOLAAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
KATA PENGANTAR

Kegiatan Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanal Pengelolaan Air


Limbah Domestik merupakan bantuan Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah yang bersumber dari APBN terutama bagi daerah yalrg
memiliki beneficiary tinggi terhadap pertumbuhal ekonomi wilavah,
sehingga diharapkan semua pemangku kepentingan mempunyai persepsi,
komitmen dan lalgkah nyata yang terkoordinasi dalam penyelenggaraan
kegiatan ini. Oleh karena itu, Kementerian PPN/Bappenas perlu
menJrusun dal menetapkan Surat Edaran Menteri tentang Pedoman
Pelaksarraarr Instruksi Presiden No. I Tahun 2024 tentang Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Layaran Pengelolaan Air Limbah Domestik.

Jakarta, 15 Februai 2024

Menteri PPN/ Kepala Bappenas}

Suharso Monoarfa
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ - 2 -


DAFTAR ISI ........................................................................................ - 3 -
A. KETENTUAN UMUM ................................................................. - 1 -
B. GAMBARAN SINGKAT KEGIATAN ............................................ - 6 -
1. Umum ...................................................................................... - 6 -
2. Dasar Hukum........................................................................... - 9 -
3. Tujuan Kegiatan ..................................................................... - 15 -
4. Lingkup Kegiatan ................................................................... - 16 -
5. Jadwal Kegiatan ..................................................................... - 18 -
C. ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN ......................................... 22
1. Pemerintah .................................................................................. 22
2. Pemerintah Daerah ..................................................................... 26
D. TAHAPAN KEGIATAN................................................................... 29
1. Perencanaan ............................................................................... 30
2. Pelaksanaan ................................................................................ 54
3. Pemantauan dan Evaluasi ........................................................... 57
4. Pelaporan .................................................................................... 58
E. PERSYARATAN LAINNYA ............................................................. 59
1. Penggunaan Aplikasi SIPPa dalam Proses Kegiatan Usulan
Pemerintah Daerah ............................................................................ 59
2. Standar Perencanaan Desain ...................................................... 66
3. Ketentuan Kriteria Penerima Manfaat.......................................... 67
4. Ketentuan Khusus ...................................................................... 70
5. Ketentuan Lingkungan dan Izin Lingkungan ............................... 71
6. Manajemen Risiko Pembangunan Nasional ................................. 71
7. Keterbukaan Informasi ke Publik ................................................ 71
8. Force Majeure (Kondisi Kahar) ..................................................... 72
9. Pengawasan Internal ................................................................... 72
10. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah .................. 72
11. Pendanaan .................................................................................. 72
F. PENUTUP .................................................................................... 73
LAMPIRAN 1 – Contoh Format Surat Keputusan Bersama Hasil
Penentuan DPP antara Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian
PUPR. ................................................................................................... 74
LAMPIRAN 2 – Contoh Format Surat Usulan Pemerintah Daerah ......... 79
LAMPIRAN 3 – Contoh Format Surat Pernyataan Komitmen Kepala
Daerah .................................................................................................. 87
LAMPIRAN 4 – Contoh Format Surat Pernyataan Kapasitas Belum
Terpakai (Idle Capacity) pada Penyediaan Air Minum............................ 91
LAMPIRAN 5 – Contoh Format Surat Pernyataan Pembentukan Operator
(Bidang Air Limbah Domestik) .............................................................. 92
LAMPIRAN 6 – Gambar Tipikal Bangunan Sambungan Rumah Air
Minum (SR) ........................................................................................... 93
LAMPIRAN 7 – Spesifikasi Teknis Bangunan Sub-Sistem Pelayanan
SPALD-T ............................................................................................. 100
LAMPIRAN 8 – Spesifikasi Teknis Sub Sistem Pengolahan Setempat
SPALD-S ............................................................................................. 119
A. KETENTUAN UMUM

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah


Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh
Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
3. Instruksi Presiden yang selanjutnya disebut Inpres adalah
Inpres Nomor 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik.
4. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional.
5. Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM yang
selanjutnya disebut BUMD adalah badan usaha yang dibentuk
khusus untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan SPAM
yang seluruh atau Sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Daerah.
6. Air Minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
7. Air Limbah Domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha
dan/atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen, dan asrama.
8. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat
SPAM adalah satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan
air minum.

-1-
9. Perluasan SPAM adalah upaya untuk penambahan cakupan
pelayanan SPAM, yang dapat meliputi pemanfaatan Air Minum
curah untuk mendukung upaya memperluas cakupan
pelayanan.
10. Sambungan Rumah yang selanjutnya disingkat SR adalah jenis
sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah-rumah, biasanya berupa sambungan pipa-pipa
distribusi air melalui meter air dan instalasi pipanya di dalam
rumah.
11. Infrastruktur Air Baku adalah sarana dan prasarana
pengambilan dan atau penyediaan air baku yang bersumber
dari mata air, cekungan air tanah, air permukaan (sungai,
danau, waduk/bendungan), yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.
12. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber
daya air dalam satu atau lebih daerah aliran Sungai dan/atau
pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan
2.000 (dua ribu) kilometer persegi.
13. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang selanjutnya
disingkat SPALD adalah serangkaian kegiatan pengelolaan air
limbah domestik dalam satu kesatuan dengan prasarana dan
sarana pengelolaan air limbah domestik.
14. SPALD Terpusat yang selanjutnya disebut SPALD-T adalah
sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air
limbah domestik dari sumber secara kolektif ke sub-sistem
Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan
air permukaan.
15. SPALD Setempat yang selanjutnya disebut SPALD-S adalah
sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air
limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya lumpur
hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke sub-
sistem Pengolahan Lumpur Tinja.

-2-
16. Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik yang selanjutnya
disingkat IPALD adalah bangunan air yang berfungsi untuk
mengolah air limbah domestik.
17. Sub-sistem Pelayanan adalah prasarana dan sarana untuk
menyalurkan air limbah domestik dari sumber melalui
perpipaan ke Sub-Sistem Pengumpulan.
18. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang selanjutnya disingkat
IPLT adalah instalasi pengolahan air limbah yang dirancang
hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang berasal dari
sub-sistem Pengolahan Setempat.
19. Sub-sistem Pengangkutan adalah sarana untuk memindahkan
lumpur tinja dari Sub-sistem Pengolahan Setempat ke Sub-
sistem Pengolahan Lumpur Tinja.
20. Tangki septik adalah suatu ruangan kedap air terdiri dari
satu/beberapa kompartemen yang berfungsi membentuk
bahan-bahan larut air dan gas sesuai dengan kecepatan aliran
yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi
pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan
kesempatan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh
jasad anaerobik membentuk bahan-bahan larut air dan gas.
21. Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur
Permukiman yang selanjutnya disingkat Direktorat SSPIP
mempunyai tugas dalam mengkoordinasikan pelaksanaan
penyusunan dan perumusan kebijakan dan strategi,
perencanaan teknis, pelaksanaan kebijakan, pembinaan dan
pengawasan, pembinaan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kinerja, serta fasilitasi pemberdayaan bidang pengembangan
sistem penyediaan air minum dan air limbah domestik.
22. Direktorat Air Minum adalah Unit Kerja yang mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan perumusan kebijakan dan
strategi, perencanaan teknis, pelaksanaan kebijakan,
pembinaan dan pengawasan, pembinaan pelaksanaan norma,

-3-
standar, prosedur, dan kriteria perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi kinerja, serta fasilitasi pemberdayaan bidang
pengembangan sistem penyediaan air minum.
23. Direktorat Sanitasi adalah Unit Kerja yang mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan perumusan kebijakan dan
strategi, perencanaan teknis, pelaksanaan kebijakan,
pembinaan dan pengawasan, pembinaan pelaksanaan norma,
standar, prosedur, dan kriteria perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi kinerja, serta fasilitasi pemberdayaan bidang
pengembangan pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan
persampahan, dan drainase lingkungan.
24. Direktorat Air Tanah dan Air Baku adalah Unit Kerja yang
mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pelaksanaan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta perencanaan,
persiapan, dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan air
tanah dan air baku, serta sarana dan prasarana konservasi air
tanah dan air baku.
25. Balai Prasarana Permukiman Wilayah yang selanjutnya
disingkat BPPW adalah Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai
tugas melaksanakan perencanaan dan penyiapan teknis,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana
dan prasarana permukiman, pengelolaan informasi
pelaksanaan pembangunan permukiman, penanggulangan
pasca bencana, dan fasilitasi serah terima aset.
26. Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai yang
selanjutnya disingkat BBWS/BWS adalah unit pelaksana
teknis Kementerian PUPR yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai.
27. Pengawasan Kualitas Air Minum yang selanjutnya disingkat
PKAM adalah pengawasan atau pemantauan air minum dalam
rangka upaya penyehatan yang dilakukan secara internal oleh
penyelenggara SPAM dan eksternal oleh Dinas Kesehatan yang

-4-
dilakukan melalui surveilans, uji laboratorium, analisis risiko,
dan/atau rekomendasi tindak lanjut.
28. Sistem Informasi Pemrograman dan Penganggaran yang
selanjutnya disebut SIPPa adalah aplikasi yang digunakan
dalam pengusulan kegiatan Inpres.

-5-
B. GAMBARAN SINGKAT KEGIATAN

1. Umum

Capaian persentase rumah tangga dengan akses air minum


jaringan perpipaan di Indonesia pada tahun 2023 baru
mencapai 19,76% (SUSENAS BPS, 2023 diolah Bappenas).
Dengan angka tersebut Indonesia berada pada urutan terakhir
dari 11 negara ASEAN dalam hal penyediaan akses air minum
jaringan perpipaan (WHO/UNICEF, 2023).

Pemenuhan akses air minum jaringan perpipaan merupakan


sarana prasarana penyediaan air minum aman yang
merupakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs). Akses air minum
aman berhubungan erat dengan kondisi kesehatan
masyarakat, diantaranya penanganan stunting, diare, dan
penyakit bawaan air lainnya sehingga dapat mempersiapkan
sumber daya manusia (SDM) yang cerdas untuk mendukung
Visi Indonesia Emas 2045.

Rendahnya akses terhadap air minum jaringan perpipaan


menyebabkan Masyarakat mencari sumber air lainnya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
menggunakan/memanfaatkan air tanah sebagai sumber air
minum dan keperluan domestik lainnya. Penggunaan air tanah
yang berlebihan pada beberapa wilayah di Indonesia menjadi
salah satu penyebab dampak terjadinya penurunan muka
tanah (land subsidence) terutama yang banyak terjadi di
wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Rata-rata penurunan muka
tanah yang terjadi di sepanjang jalur Pantai Utara Jawa
mencapai 1-20 cm/tahun, dengan kebutuhan biaya
penanganan dan kerugian yang besar. Sebagai gambaran, total
penanganan banjir dan rob di Kota Pekalongan pada tahun
2019-2023 sebesar 1,7 Triliun, dengan proyeksi kerugian

-6-
hingga tahun 2035 mencapai Rp 31,2 Triliun, serta kebutuhan
penanganan lanjutan untuk Pekalongan Raya sebesar Rp 6,7
Triliun.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional


(RPJMN) 2020-2024, dalam rangka upaya penyediaan akses air
minum jaringan perpipaan yang ditargetkan sebesar 30% di
tahun 2024 telah ditetapkan major project akses air minum
jaringan perpipaan 10 juta SR. Hingga akhir tahun 2023
diperkirakan baru tercapai 3.871.955 SR, sehingga masih
terdapat gap sebesar 6.128.045 SR. Diperlukan upaya
percepatan untuk memaksimalkan pemenuhan target 10 juta
SR hingga akhir RPJMN 2020-2024.

Berdasarkan buku kinerja BUMD Air Minum Tahun 2022,


kapasitas SPAM yang telah terbangun mencapai 229.521
Liter/detik, namun demikian masih terdapat kapasitas SPAM
yang belum termanfaatkan sebesar 25.932 Liter/detik yang
berpotensi memberikan tambahan layanan air minum kepada
masyarakat hingga 2.074.560 SR.

Pemerintah telah menyelaraskan salah satu target SDGs, yaitu


mewujudkan akses air minum dan sanitasi aman serta
berkelanjutan bagi semua dengan RPJMN 2020-2024 yang
mengamanatkan terwujudnya 90% akses sanitasi layak,
termasuk di dalamnya 15% rumah tangga memiliki akses
sanitasi aman, serta penurunan angka BABS hingga 0% pada
akhir tahun 2024.

Dalam upaya mencapai target RPJMN tersebut, Pemerintah


berkomitmen untuk terus melakukan pembangunan
infrastruktur sanitasi dalam rangka pemenuhan akses
pelayanan air limbah domestik bagi 1,6 Juta Kepala Keluarga
(KK) pada tahun 2024. Pemenuhan akses pelayanan air limbah

-7-
domestik ini berkontribusi sebesar 0,39% untuk target akses
sanitasi layak dan 2,6% untuk target akses sanitasi aman.

Data BPS pada tahun 2023 menunjukkan bahwa akses sanitasi


layak Indonesia telah mencapai angka 82,36% (termasuk di
dalamya 10,21% akses sanitasi aman). Berdasarkan data
tersebut, masih terdapat kesenjangan akses sebesar 7,64%
untuk akses sanitasi layak (termasuk 4,79% akses sanitasi
aman) untuk pencapaian akses sanitasi pada akhir tahun
2024. Saat ini, juga masih ada 4,2% Rumah Tangga yang masih
mempraktikkan Buang Air Besar Sembarang (BABS) di tempat
tebuka. Di sisi lain cakupan infrastruktur air limbah domestik
juga masih belum mencukupi untuk menyediakan akses bagi
seluruh Masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan percepatan
layanan air limbah domestik.

Dibutuhkan percepatan penyediaan akses air minum dan


layanan pengelolaan air limbah domestik yang dikemas dalam
Instruksi Presiden (Inpres) Percepatan Penyediaan Air Minum
dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik dengan upaya
perluasan SPAM jaringan perpipaan utamanya melalui
pembangunan SR dan penyediaan air baku serta perluasan
layanan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat dan
Setempat (SPALD-T dan SPALD-S) utamanya melalui
pembangunan pada sub-sistem pelayanan yang dapat disertai
dengan pembangunan jaringan retikulasi bagi Kabupaten/kota
yang memiliki IPALD dengan kapasitas belum terpakai dan
penyediaan tangki septik yang dilengkapi dengan pengolahan
lanjutan yang dapat berupa sistem resapan serta dapat disertai
dengan pembangunan bilik dan jamban/kloset leher angsa,
dan penyediaan sarana pengangkutan lumpur tinja bagi
kabupaten/kota yang memiliki IPLT dengan kapasitas belum
terpakai sebagai upaya mendukung pencapaian target RPJMN

-8-
2020-2024 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs).

2. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6736);
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
c. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

-9-
Indonesia Tahun 2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6856);
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6405) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6856);
f. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6757);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149);

- 10 -
i. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5262);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5802);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5888) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6402);
l. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
m. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6056);
n. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang
Badan Usaha Milik Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 305, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6173);

- 11 -
o. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
p. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubemur Sebagai
Wakil Pemerintah Pusat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 109, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6224);
q. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6634);
r. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
4) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor
3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 259);
s. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 63);
t. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

- 12 -
(RPJMN) Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
u. Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2023 tentang
Manajemen Risiko Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 90);
v. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2023 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2024 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 111);
w. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik;
x. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 50/PRT/M/2015 tentang Izin Penggunaan
Sumber Daya Air (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1822);
y. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1154);
z. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.68/MENLHK-SETJEN/2016 tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1323).
aa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2016
tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1400) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
71 Tahun 2016 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif
Air Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 406);

- 13 -
bb. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 456);
cc. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 451);
dd. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 tahun 2018
tentang Rencana Bisnis, Rencana Kerja dan Anggaran,
Kerja Sama, Pelaporan dan Evaluasi Badan Usaha Milik
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 155);
ee. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 4 tahun 2020 tentang Prosedur
Operasional Standar Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 130);
ff. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 23 tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020-
2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 1120);
gg. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek
Strategis Nasional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 1034) sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2023
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021
tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional

- 14 -
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor
904);
hh. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023
tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 55);
ii. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 259.K/GL.01/MEM.G/2022 tentang Standar
Penyelenggaraan Izin Pengusahaan Air Tanah;
jj. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 291 K/GL.01/MEM.G/2023 Tahun 2023 tentang
Standar Penyelenggaraan Persetujuan Penggunaan Air
Tanah; dan
kk. Surat Edaran Dirjen Cipta karya Nomor 45/SE/DC/2022
Tentang Petunjuk Teknis Kebijakan, Perencanaan, dan
Perancangan Penyelenggaraan SPAM.

3. Tujuan Kegiatan

Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2024 tentang Percepatan


Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah
Domestik, bertujuan:

a. memenuhi hak dasar pelayanan masyarakat untuk


meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat;
b. meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan penyakit bawaan air;
c. menurunkan prevalensi dan mencegah terjadinya
stunting;
d. mengurangi laju pengambilan air tanah oleh Masyarakat;
e. mendukung pencapaian target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 untuk
bidang air minum dan sanitasi (air limbah domestik); dan
f. mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals

- 15 -
(SDGs), khususnya tujuan nomor enam yaitu menjamin
ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi
yang berkelanjutan untuk semua.

Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Inpres bertujuan:

a. Untuk melaksanakan Diktum KEDUA angka 1 huruf e


Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik;
b. Sebagai pedoman teknis perencanaan dan pelaksanaan
Kegiatan Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik; dan
c. Sebagai penjabaran rinci kegiatan Percepatan Penyediaan
Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi, pelaporan, hingga
keberlanjutan layanan air minum dan sanitasi (air limbah
domestik) yang aman.

4. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Inpres meliputi:

a. Ruang Lingkup Kegiatan Percepatan Penyediaan Air


Minum
1) Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan melalui
pembangunan SR yang dapat disertai dengan
Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU),
Jaringan Distribusi Bagi (JDB), dan Jaringan
Distribusi Langsung (JDL) yang dapat disertai
komponen pendukungnya serta kegiatan rehabilitasi
jaringan distribusi yang memberi dampak
penambahan SR dengan memanfaatkan kapasitas
SPAM yang telah tersedia.

- 16 -
2) Penyediaan Air Baku melalui optimalisasi
infrastruktur air baku yang telah tersedia dalam
memenuhi kebutuhan pemanfaatan kapasitas SPAM
belum terpakai serta pembangunan infrastruktur air
baku untuk menunjang perluasan SPAM Jaringan
Perpipaan yang dilaksanakan melalui Inpres.
3) Dukungan Teknis, merupakan kegiatan pendukung
yang meliputi administrasi kegiatan, pengawasan
teknis/supervisi serta jika diperlukan termasuk
penyusunan atau reviu desain teknis.

b. Ruang Lingkup Kegiatan Percepatan Layanan Pengelolaan


Air Limbah Domestik
Ruang lingkup kegiatan percepatan layanan pengelolaan
air limbah domestik meliputi:

1) Perluasan Layanan SPALD-T bagi kabupaten/kota


yang memiliki IPALD dengan kapasitas belum
terpakai melalui pembangunan pada sub-sistem
pelayanan yang dapat disertai dengan pembangunan
jaringan retikulasi.
2) Perluasan Layanan SPALD-S bagi kabupaten/kota
yang memiliki IPLT dengan kapasitas belum terpakai
melalui penyediaan tangki septik yang dilengkapi
dengan pengolahan lanjutan yang dapat berupa
sistem resapan serta dapat disertai dengan
pembangunan bilik dan jamban/kloset leher angsa,
dan penyediaan sarana pengangkutan lumpur tinja.
3) Dukungan Teknis, merupakan kegiatan pendukung
yang meliputi administrasi kegiatan, pengawasan
teknis/supervisi termasuk reviu desain teknis jika
diperlukan dan pembinaan Layanan Lumpur Tinja
Terjadwal (LLTT) dalam rangka memastikan

- 17 -
keberfungsian dan keberlanjutan penyediaan
infrastruktur SPALD yang telah dibangun.

5. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Inpres (pelaksanaan konstruksi) selesai dan


diresmikan pada bulan September 2024. Pelaksanaan kegiatan
Inpres dibagi berdasarkan pemenuhan dokumen kesiapan
kriteria menjadi 3 (tiga) tahap, meliputi:
Tahap I: kegiatan yang telah memenuhi dokumen kriteria
kesiapan dan kegiatan yang dapat difasilitasi penyusunan DED
oleh Kementerian PUPR; dan
Tahap II: kegiatan susulan yang telah memenuhi dokumen
kriteria kesiapan dan pelaksanaan konstruksi dapat
dselesaikan paling lambat pada Bulan September 2024.
Tahap III: kegiatan susulan yang telah memenuhi dokumen
kriteria kesiapan dan pelaksanaan konstruksi dapat
diselesaikan paling lambat pada Desember 2024.

Berikut di bawah ini ditampilkan jadwal tiap tahap kegiatan


Inpres yang juga dapat dilihat dan termutakhirkan pada
Aplikasi SIPPa.

- 18 -
Tabel 1 Jadwal kegiatan implementasi Inpres Tahap 1

Dec-23 Jan-24 Feb-24 Mar-24 Apr-24 May-24 Jun-24 Jul-24 Aug-24 Sep-24 Oct-24 Nov-24 Dec-24
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Tahap 1: Kegiatan dengan dokumen kriteria kesiapan yang sudah lengkap


1 Pengusulan Paket
Kegiatan
2 Verifikasi Lokasi
Prioritas
3 Verifikasi RC
teknis
4 Konsolidasi Hasil
dan Penyiapan
SKB
5 Proses
Penerbitan SKB
6 Administrasi
Penganggaran
7 Penyusunan DED
(Khusus kegiatan
yang difasilitasi)
8 Pengadaan
barang/jasa
9 Pelaksanaan
Konstruksi JDL
hingga SR serta
perluasan
layanan SPALD-T
dan SPALD-S
10 Pelaksanaan
Konstruksi paket
kegiatan JDB
hingga SR serta
air baku
11 Serah Terima
Pengelolaan

19
Tabel 2 Jadwal kegiatan implementasi Inpres Tahap 2

Dec-23 Jan-24 Feb-24 Mar-24 Apr-24 May-24 Jun-24 Jul-24 Aug-24 Sep-24 Oct-24 Nov-24 Dec-24
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

B Tahap 2: Kegiatan susulan dengan dokumen kriteria kesiapan yang sudah lengkap
1 Pengusulan
Paket Kegiatan
2 Verifikasi
Lokasi Prioritas
3 Verifikasi RC
teknis
4 Konsolidasi
Hasil dan
Penyiapan SKB
5 Proses
Penerbitan SKB
6 Administrasi
Penganggaran
7 Pengadaan
barang/jasa
8 Pelaksanaan
Konstruksi
paket kegiatan
JDL hingga SR
serta perluasan
layanan SPALD-
T dan SPALD-S
9 Pelaksanaan
Konstruksi
paket kegiatan
JDB hingga SR
serta air baku
10 Serah Terima
Pengelolaan

20
Tabel 3 Jadwal kegiatan implementasi Inpres tahap 3

Dec-23 Jan-24 Feb-24 Mar-24 Apr-24 May-24 Jun-24 Jul-24 Aug-24 Sep-24 Oct-24 Nov-24 Dec-24
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

C Tahap 3: Kegiatan susulan yang telah siap


1 Pengusulan
Paket Kegiatan
2 Verifikasi
Lokasi Prioritas
3 Verifikasi RC
teknis
4 Konsolidasi
Hasil dan
Penyiapan SKB
5 Proses
Penerbitan SKB
6 Administrasi
Penganggaran
7 Pengadaan
barang/jasa
8 Pelaksanaan
Konstruksi
Paket Kegiatan
JDL hingga SR
serta perluasan
layanan SPALD-
T dan SPALD-S
9 Pelaksanaan
Konstruksi
Paket Kegiatan
JDB hingga SR,
JDU hingga SR,
serta air baku
10 Serah Terima
Pengelolaan

21
C. ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN

1. Pemerintah

Di tingkat Pemerintah Pusat, pelaksanaan Inpres Percepatan


Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah
Domestik melibatkan:

a. Kementerian PPN/Bappenas
Kementerian PPN/Bappenas dalam mengoordinasikan
kegiatan percepatan penyediaan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik; merumuskan kriteria
kesiapan dan pemanfaatannya, dan menyusun indikasi
lokasi, prioritas, dan target kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air
limbah domestik bersama Kementerian PUPR; melakukan
verifikasi dan penilaian sebagai dasar penentuan kegiatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air
limbah domestik bersama Kementerian PUPR;
menetapkan daftar kegiatan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik
bersama Kementerian PUPR; menetapkan pedoman
pelaksanaan kegiatan percepatan penyediaan air minum
dan layanan pengelolaan air limbah domestik;
mengoordinasikan penyusunan kebijakan, program, dan
kegiatan keberlanjutan penyediaan air minum dan
layanan pengelolaan air limbah domestik; melakukan
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan percepatan penyediaan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik bersama
kementerian/lembaga terkait; mengoordinasikan
penyelesaian kendala serta hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan percepatan penyediaan air minum dan
penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik; dan

22
melaporkan hasil pelaksanaan Instruksi Presiden kepada
Presiden.
b. Kementerian PUPR
Kementerian PUPR dalam merumuskan kriteria kesiapan
dan pemanfaatannya, dan menyusun indikasi lokasi,
prioritas, dan target kegiatan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik
bersama Kementerian PPN/Bappenas; menentukan
kriteria teknis dan rencana penanganan sebagai dasar
verifikasi dan penilaian dalam kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air
limbah domestik; melakukan verifikasi dan penilaian
sebagai dasar penentuan kegiatan penyediaan air minum
dan layanan pengelolaan air limbah domestik Bersama
Kementerian PPN/Bappenas; menetapkan daftar kegiatan
percepatan pembangunan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik bersama Kementerian
PPN/Bappenas; menyusun besaran pagu yang
direncanakan berdasarkan kriteria teknis, kapasitas, dan
target setiap kegiatan percepatan penyediaan air minum
dan layanan pengelolaan air limbah domestik;
memastikan rincian lokasi, kapasitas, target, dan pagu
setiap kegiatan percepatan penyediaan air minum dan
layanan pengelolaan air limbah domestik dalam Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran Kementerian PUPR;
melaksanakan kegiatan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik yang
dapat melibatkan perangkat daerah terkait; melakukan
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan percepatan penyediaan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik bersama Kementerian
PPN/Bappenas dan Menteri/Kepala Lembaga terkait;
melakukan serah terima hasil kegiatan percepatan

23
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air
limbah domestik kepada pemerintah daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
melakukan pembinaan teknis kepada pemerintah daerah
terkait dengan pengelolaan pasca konstruksi (operasi dan
pemeliharaan) dari infrastruktur SPAM Jaringan
Perpipaan, SPALD-T dan SPALD-S dari IPLT yang
terbangun.
c. Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan dalam menyiapkan anggaran
untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik
pada tahun 2024 dengan memperhatikan keuangan
negara; dan memfasilitasi untuk melakukan percepatan
proses serah terima hasil kegiatan percepatan penyediaan
air minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat kepada pemerintah daerah bersama Kementerian
Dalam Negeri.
d. Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Dalam Negeri dalam memberikan sosialisasi
kepada pemerintah daerah mengenai pelaksanaan
kebijakan percepatan penyediaan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik bersama Kementerian
PPN/Bappenas; menyiapkan dukungan kebijakan yang
dibutuhkan pemerintah daerah dalam kegiatan
percepatan penyediaan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik; melaksanakan
pembinaan dan pengawasan kepada pemerintah daerah
dan (BUMD) Air Minum dan/atau Air Limbah Domestik
dalam pelaksanaan kegiatan penyediaan air minum dan
layanan pengelolaan air limbah domestik sesuai dengan

24
kewenangannya termasuk memfasilitasi penyusunan
program dan kegiatan serta pengalokasian anggaran
dalam rangka operasi dan pemeliharaan, serta
pemantauan dan evaluasi hingga pelaporan hasil
pelaksanaan kegiatan; memfasilitasi untuk melakukan
percepatan proses serah terima sesuai ketentuan
peraturan perundangan dari Kementerian PUPR kepada
pemerintah daerah, bersama Kementerian Keuangan; dan
melakukan pembinaan kepada pemerintah daerah
khususnya Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
dalam melaksanakan pengawasan khususnya reviu daftar
calon penerima manfaat yang diusulkan.

e. Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan dalam menyelenggarakan
komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat
terkait kebermanfaatan dalam mengakses air minum
melalui jaringan perpipaan; menyelenggarakan pemicuan
perubahan perilaku masyarakat untuk stop buang air
besar sembarangan dan edukasi kepada masyarakat
terkait akses sanitasi aman; melaksanakan pembinaan
teknis kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan
upaya penyehatan dan pengawasan kualitas air minum;
dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan upaya penyehatan dan pengawasan kualitas
air minum yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

f. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam
mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan
pengawasan kualitas efluen Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik (IPALD) dan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT).

25
g. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
melaksanakan pengawasan intern terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas
keuangan negara/daerah dalam pelaksanaan kegiatan
percepatan penyediaan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik; mengoordinasikan dan
bersinergi dalam penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah
bersama-sama dengan aparat pengawasan intern
pemerintah lainnya dalam pelaksanaan kegiatan
percepatan penyediaan air minum dan layanan
pengelolaan air limbah domestik; dan melakukan
pembinaan dan pengawasan manajemen risiko lintas
sektoral atas pelaksanaan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 39
Tahun 2023 tentang Manajemen Risiko Pembangunan
Nasional.

2. Pemerintah Daerah

Di tingkat pemerintah daerah, pelaksanaan Inpres Percepatan


Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah
Domestik melibatkan:
a. Pemerintah Daerah Provinsi
Pemerintah daerah provinsi melaksanakan pembinaan
dan fasilitasi kepada pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam pelaksanaan kegiatan penyediaan air minum dan
layanan pengelolaan air limbah domestik; percepatan
pengaturan pembatasan pemanfaatan air tanah
khususnya di daerah yang sudah mendapatkan layanan
akses air minum jaringan perpipaan; mendorong dan
memastikan SPAM memenuhi standar baku mutu

26
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan sampai
titik rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan melaksanakan kegiatan upaya
penyehatan dan pengawasan kualitas air minum.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Pemerintah daerah kabupaten/kota menyiapkan dokumen
kesiapan dan memberikan kemudahan dalam menyiapkan
kelengkapan perizinan sesuai dengan kewenangannya untuk
pelaksanaan kegiatan percepatan penyediaan air minum dan
layanan pengelolaan air limbah domestik; menyediakan
dukungan program dan anggaran dalam rangka menyiapkan
dokumen kesiapan untuk pelaksanaan kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik; menyiapkan daftar tunggu pelanggan calon penerima
manfaat oleh perangkat daerah terkait yang telah direviu oleh
Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota untuk kegiatan
percepatan penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air
limbah domestik; menyediakan dukungan lahan siap bangun
dalam rangka pelaksanaan kegiatan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah domestik;
menerima, mengoperasikan, dan melakukan pemeliharaan
SPAM Jaringan Perpipaan serta SPALD-T dan SPALD-S yang
telah diserahterimakan berupa hasil kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik dari Kementerian PUPR; memastikan kesiapan
kelembagaan operator yang bertanggung jawab dalam
penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik, berupa
UPTD atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) atau BUMD
Air Limbah Domestik atau mengintegrasikan pelayanan
pengelolaan air limbah domestik dengan BUMD Air Minum
paling lambat semester I tahun 2024; menetapkan tarif air
minum sesuai ketentuan peraturan perUndang-Undangan
untuk mencapai pemulihan biaya penuh bagi BUMD Air

27
Minum; menetapkan retribusi/tarif layanan pengelolaan air
limbah domestik sesuai ketentuan peraturan perUndang-
Undangan; menyiapkan rencana peningkatan kinerja BUMD
Air Minum dan operator layanan pengelolaan air limbah
domestik yang dikoordinasikan dengan Kementerian Dalam
Negeri dan Gubernur; memberikan pembinaan dan/atau
Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada BUMD Air Minum
dan/atau Air Limbah Domestik dalam menunjang operasi dan
pemeliharaan SPAM dan/atau SPALD agar infrastruktur yang
terbangun dapat berkelanjutan serta meningkatkan kinerja
BUMD; memberikan edukasi kepada masyarakat terkait
kebermanfaatan dalam mengakses air minum melalui jaringan
perpipaan, akses sanitasi aman, serta penerapan Pola Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS); mendorong dan memastikan SPAM
memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan sampai titik rumah tangga sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
melaksanakan kegiatan upaya penyehatan dan pengawasan
kualitas air minum; melaksanakan kegiatan pengawasan
kualitas efluen IPALD dan IPLT; melaksanakan mitigasi risiko
sosial dalam pelaksanaan pembangunan Sambungan Rumah
(SR), penyediaan air baku, pembangunan sub-sistem
pelayanan SPALD-T, pembangunan tangki septic termasuk
sarana jamban rumah tangga, dan penyediaan sarana
pengangkutan lumpur tinja; dan mendorong setiap SPAM
penerima manfaat melakukan kewajiban menjamin kualitas air
minum aman, diantaranya melalui penyusunan, penetapan,
dan pelaksanaan dokumen RPAM.

28
D. TAHAPAN KEGIATAN

Sosialisasi

Pengusulan Kegiatan

Perencanaan Verifikasi Daftar Usulan


kegiatan

Penyusunan Daftar

Pemantauan, Pengawasan, Komunikasi, dan Evaluasi


Proyek Prioritas

Penganggaran

Edukasi dan Pemicuan


Persiapan Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan

Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi

Serah Terima Aset

Pelaporan Pelaporan

Pelaksanaan komitmen
Kegiatan Pemerintah Daerah
Pasca
Pelaksanaan
Pelaporan pelaksanaan
komitmen Pemerintah
Daerah pada tahun
2025 dan 2026

29
1. Perencanaan

a. Kriteria Sasaran Prioritas


Kriteria Sasaran prioritas Inpres Percepatan Penyediaan
Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah
Domestik, secara berurutan adalah sebagai berikut:

Kriteria sasaran prioritas perluasan SPAM Jaringan


Perpipaan:

1) Proyek Strategis Nasional (PSN). Meliputi SPAM


Regional Benteng Kobema, SPAM Kota Bandar
Lampung, SPAM Regional Jatiluhur, SPAM
Semarang Barat, SPAM Regional Wosusokas, dan
SPAM Regional Umbulan.
2) SPAM Regional Prioritas Nasional. Meliputi SPAM
Regional Mebidang, SPAM Regional Metro Bandung
Selatan, SPAM Regional Bregas, SPAM Regional
Petanglong, SPAM Regional Keburejo, SPAM Regional
Pekan Kampar, SPAM Regional Durolis, SPAM
Regional Banjarbakula Tahap II, SPAM Regional
Mamminasata, SPAM Regional Kartamantul Tahap I,
SPAM Regional Kartamantul Tahap II, SPAM
Regional Penet, SPAM Regional Petanu, SPAM
Regional Burana Titab, SPAM Regional Mojolamong
Tahap 1, dan SPAM Regional Uveta.
3) SPAM-SPAM berikut dengan diprioritaskan pada
lokasi prioritas percepatan penurunan stunting:
a) SPAM dengan skema Kerja Sama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU). Meliputi SPAM Kota
Pekanbaru.
b) SPAM pada Kawasan Prioritas Nasional.
Meliputi Daerah Pilot Project Program

30
Percepatan Penyediaan Air Minum (P3AM), Kota
Besar/Sedang/Kecil Prioritas RPJMN, Kota
Baru Prioritas RPJMN, dan Ibu Kota Daerah
Otonomi Baru; PKSN Prioritas RPJMN;
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); Kawasan
Industri (KI); Destinasi Pariwisata Prioritas
(DPP)/Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN); Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
(KPPN); Daerah Tertinggal; Lokasi Perbatasan;
Daerah Transmigrasi Prioritas RPJMN; dan
Wilayah Adat Prioritas RPJMN.
c) Usulan pemerintah daerah mengenai kegiatan
perluasan SPAM jaringan perpipaan bagi SPAM
yang dibangun Pemerintah Pusat di tahun
2015-2024.
d) Usulan pemerintah daerah mengenai kegiatan
perluasan SPAM jaringan perpipaan yang telah
terbangun lainnya.

Kriteria sasaran prioritas pengusulan kegiatan


penyediaan air baku:

1) optimalisasi unit air baku eksisting untuk


menunjang kapasitas IPA,
2) pembangunan unit air baku untuk suplesi unit air
baku eksisting ke IPA eksisting.

Kriteria sasaran prioritas perluasan layanan SPALD-T dan


SPALD-S:

1) kabupaten/kota yang memiliki IPALD dengan


kapasitas belum terpakai,
2) kabupaten/kota yang memiliki IPLT dengan
kapasitas belum terpakai.

31
b. Sosialisasi
Kementerian PPN/Bappenas bersama Kementerian PUPR,
dan Kementerian Dalam Negeri melakukan sosialisasi
pelaksanaan kegiatan Inpres kepada pemerintah daerah
(provinsi/kabupaten/kota) dengan melibatkan
Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembagunan.

c. Pengusulan Kegiatan
Kegiatan Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik melalui Inpres
dilakukan dengan pendekatan top-down yang
diselaraskan bersama pemerintah daerah melalui
pengusulan kegiatan yang dilakukan secara langsung
oleh pemerintah daerah melalui aplikasi SIPPa dan
dilengkapi dengan dokumen kriteria kesiapan.

Pemerintah daerah mengusulkan kegiatan perluasan


SPAM Jaringan Perpipaan dari kapasitas SPAM yang telah
terbangun dan/atau penyediaan air baku untuk
menunjang pemanfaatan kapasitas SPAM yang belum
terpakai.

1) Pengusulan Kegiatan Perluasan SPAM Jaringan


Perpipaan
Dalam pengajuan usulan kegiatan perluasan SPAM
Jaringan Perpipaan terdapat kriteria kesiapan
administrasi dan teknis yang harus dipenuhi dan
dilengkapi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
calon penerima program sebagai berikut.

Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat


mengusulkan kegiatan perluasan SPAM jaringan
perpipaan apabila masih terdapat kapasitas belum

32
terpakai pada unit produksi dengan menyampaikan
dokumen kriteria kesiapan sebagai berikut:

a) Kriteria Kesiapan Administrasi


Kriteria kesiapan administrasi merupakan
ketentuan-ketentuan administrasi yang wajib
untuk dipenuhi terlebih dahulu oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota calon
penerima program agar usulan yang
disampaikan dapat diproses lebih lanjut
sampai dengan batas waktu pengusulan ke
dalam aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan
administrasi penerima program meliputi:
i. kabupaten/kota calon penerima program
masih memiliki kapasitas SPAM
terbangun yang belum terpakai (idle
capacity) dan dapat dimaanfaatkan untuk
penambahan SR. Perhitungan kapasitas
SPAM terbangun yang belum terpakai
(idle capacity) secara terinci dapat
mengacu kepada Dokumen Buku Saku
Tentang Tata Cara Perhitungan Idle
Capacity Program Hibah Air Minum
Tahun 2023 yang diterbitkan oleh
Direktorat Air Minum, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat,

ii. surat usulan/minat pemerintah daerah


(contoh format terlampir) yang
ditandatangani oleh kepala daerah atau
sekretaris daerah yang
mengatasnamakan kepala daerah yang
memuat usulan kegiatan pembangunan

33
SR beserta informasi lingkup kegiatan,
estimasi kebutuhan pendanaan, dan
dapat pula menyampaikan informasi data
teknis berupa:

i) kapasitas terpasang instalasi


pengolahan air (dalam satuan
Liter/detik),
ii) kapasitas belum terpakai (dalam
satuan Liter/detik yang dapat
dimanfaatkan dalam program ini).

iii. surat komitmen pemerintah daerah


daerah (contoh format terlampir) yang
memuat pernyataan kesediaan
mengamankan pelaksanaan konstruksi,
perizinan, dan hambatan sosial;
menerima aset yang telah dibangun;
melaksanakan operasi, pemeliharaan,
dan memastikan ketersediaan anggaran;
melaksanakan pengawasan kualitas air
minum dan Studi Kualitas Air Minum
Rumah Tangga (SKAMRT); melaksanakan
upaya peningkatan kinerja BUMD Air
Minum; dan melaksanakan hal-hal lain
yang diatur melalui Instruksi Menteri
Dalam Negeri tentang Peningkatan Kinerja
BUMD Air Minum,
iv. daftar tunggu pelanggan yang paling
sedikit memuat data nama, Nomor Induk
Kependudukan (NIK), dan alamat, yang
telah direviu oleh Inspektorat Daerah
Kabupaten/Kota, dibuktikan dengan
adanya Pernyataan Telah Direviu dan

34
dinyatakan kebenarannya serta
Inspektorat Daerah bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap hasil reviu atas
Data Daftar Tunggu Calon Pelanggan.
Dalam hal terdapat perbedaan alamat
pada KTP dan alamat domisili penerima
SR maka dapat menggunakan surat
keterangan domisili dari RT/RW
setempat.
Reviu daftar tunggu calon pelanggan oleh
Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota
bertujuan untuk menguji dan
memastikan kesesuaian dan kebenaran
data Nama, NIK, dan Alamat calon
pelanggan; menguji dan memastikan
calon pelanggan mengajukan diri secara
sukarela sebagai pelanggan BUMD/UPTD
Air Minum; dan memenuhi ketentuan
kriteria penerima manfaat SR
sebagaimana tertuang pada subbab
ketentuan kriteria penerima manfaat SR.
Selengkapnya mengenai reviu terhadap
daftar tunggu calon pelanggan oleh
Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota
dijelaskan pada dokumen Pedoman Reviu
Inspektorat Daerah yang diterbitkan oleh
Kementerian Dalam Negeri.
v. kesiapan lembaga pengelola khususnya
UPTD Air Minum yang dibuktikan dengan
SK kepala daerah tentang struktur
organisasi dan penugasan personil; serta
anggaran biaya operasi dan pemeliharaan
yang tercantum dalam DIPDA.

35
b) Kriteria Kesiapan Teknis
Kriteria kesiapan teknis penerima program
dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota calon penerima program
sampai dengan batas waktu pengusulan ke
dalam Aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan teknis
penerima program meliputi:
i. dokumen perencanaan teknis terinci
(DED) dan rencana anggaran biaya (RAB).
Berupa dokumen perencanaan sesuai
dengan lingkup kegiatan pembangunan
SR yang disusun sesuai dengan kaidah
yang benar. RAB harus sesuai dengan
DED yang disiapkan. Dalam hal
pemerintah daerah kabupaten/kota
memerlukan fasilitasi penyusunan
dokumen perencanaan (DED dan RAB),
maka penyusunan dokumen tersebut
dapat difasilitasi melalui program ini
dengan kriteria minimal usulan di atas
1.000 SR per sistem dengan
memperhatikan ketersediaan waktu
pelaksanaan kegiatan;
ii. dokumen justifikasi teknis yang memuat
kajian mengenai kelayakan usulan
kegiatan dengan melampirkan Surat
Pernyataan sisa kapasitas yang dapat
dimanfaatkan dalam program ini dari
Direktur Utama BUMD/Kepala UPTD Air
Minum (Format terlampir);
iii. dokumen studi lingkungan yang mengacu
kepada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun

36
2021 tentang Daftar Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib memiliki Analisis
Mengenai Dampak Mengenai Lingkungan
Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup. Dengan
ketentuan sebagai berikut:
i) pembangunan jaringan distribusi
dengan rencana layanan antara
2.500 SR – 25.000 SR wajib memiliki
dokumen UKL-UPL; dan
ii) pembangunan jaringan distribusi
dengan rencana layanan < 2.500 SR
wajib memiliki dokumen SPPL;
iv. dokumen perizinan pemasangan pipa
berupa surat perizinan jalur pemasangan
pipa yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan atau persetujuan
dari masyarakat yang terdampak dengan
adanya pelaksanaan kegiatan.
2) Pengusulan Penyediaan Air Baku
Dalam pengajuan usulan kegiatan penyediaan air
baku terdapat kriteria kesiapan administrasi dan
teknis yang harus dipenuhi dan dilengkapi oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota calon penerima
program sebagai berikut.

a) Kriteria Kesiapan Administrasi


Kriteria kesiapan administrasi penerima
program merupakan ketentuan-ketentuan
administrasi yang wajib untuk dipenuhi
terlebih dahulu oleh pemerintah daerah

37
kabupaten/kota calon penerima program agar
usulan yang disampaikan dapat diproses lebih
lanjut sampai dengan batas waktu pengusulan
ke dalam aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan
administrasi penerima program meliputi:
i. surat usulan/minat pemerintah daerah
(contoh format terlampir) yang
ditandatangani oleh kepala daerah atau
sekretaris daerah yang
mengatasnamakan kepala daerah yang
memuat usulan kegiatan penyediaan air
baku beserta informasi lingkup kegiatan
dan estimasi kebutuhan pendanaan,
ii. surat komitmen pemerintah daerah
(contoh format terlampir) yang
menyatakan kesediaan mengamankan
pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan
hambatan sosial; melaksanakan operasi,
pemeliharaan, dan memastikan
ketersediaan anggaran sesuai
kesepakatan pemerintah daerah dengan
pemerintah pusat.
b) Kriteria Kesiapan Teknis
Kriteria kesiapan teknis penerima program
dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota calon penerima program
sampai dengan batas waktu pengusulan ke
dalam aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan teknis
penerima program meliputi:
i. dokumen perencanaan teknis (DED dan
RAB),
ii. Izin Pengusahaan Sumber Daya Air
(IPSDA),

38
i) sumber air baku dari air permukaan
terdiri dari sungai, danau, waduk
dan mata air yang berada di dalam
kabupaten atau kota perlu izin dari
kepala daerah dan wilayah sungai
lintas kabupaten/kota perlu izin dari
gubernur,
ii) sumber air baku dari air tanah
untuk kebutuhan pokok sehari-hari,
apabila:
(i) penggunaan air tanah paling
sedikit 100 (seratus) meter
kubik per bulan per kepala
keluarga, atau
(ii) penggunaan air tanah secara
berkelompok dengan ketentuan
lebih dari 100 (seratus) meter
kubik per bulan per kelompok;

sumber air baku dari air tanah yang


dikategorikan sebagai bagian
pengusahaan air tanah sesuai
peraturan perundang-undangan
yang berlaku, diperlukan izin
pengusahaan air tanah sesuai
dengan Keputusan Menteri ESDM
Nomor 291 Tahun 2023 dan
Keputusan Menteri ESDM Nomor
443 tahun 2023;

iii. kesiapan lahan/izin jalur pemasangan


pipa (jika pembangunan berupa intake
dan pipa transmisi),

39
iv. dokumen lingkungan
(AMDAL/UKL/UPL/SPPL).

3) Pengusulan Kegiatan Perluasan layanan SPALD-T


Dalam pengajuan usulan kegiatan perluasan
layanan SPALD-T terdapat kriteria kesiapan
administrasi dan teknis yang harus dipenuhi dan
dilengkapi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
calon penerima program sebagai berikut.

a) Kriteria Kesiapan Administrasi (Data Umum)


Kriteria kesiapan administrasi penerima
program merupakan ketentuan-ketentuan
administrasi yang wajib untuk dipenuhi
terlebih dahulu oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota calon penerima program agar
usulan yang disampaikan dapat diproses lebih
lanjut sampai dengan batas waktu pengusulan
ke dalam aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan
administrasi penerima program meliputi:
i. surat usulan/minat pemerintah daerah
(contoh format terlampir) yang
ditandatangani oleh kepala daerah atau
sekretaris daerah yang
mengatasnamakan kepala daerah yang
memuat usulan kegiatan pembangunan
sub-sistem pelayanan SPALD-T dan
jaringan retikulasi, serta informasi data
teknis berupa:
i) kapasitas terpasang IPALD (dalam
satuan m3/hari dan KK); dan
ii) kapasitas belum terpakai IPALD
(dalam satuan m3/hari dan KK)

40
ii. surat komitmen pemerintah daerah
(contoh format terlampir) yang memuat
pernyataan kesediaan mengamankan
pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan
hambatan sosial; menerima aset yang
telah dibangun; melaksanakan operasi,
pemeliharaan, dan memastikan
ketersediaan anggaran operasi dan
pemeliharaan pada IPALD, meningkatan
kapasitas dan kinerja kelembagaan
operator yang bertanggung jawab dalam
penyediaan layanan pengelolaan air
limbah domestik, dan melaksanakan hal-
hal lain yang akan diatur melalui
Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang
Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan
SPALD-T yang dibangun melalui Inpres,
iii. Surat keterangan lembaga/instansi yang
akan mengelola infrastruktur terbangun
dan dilampirkan SK Pembentukan
(unggah peraturan kepala daerah terkait
pembentukan UPTD atau peraturan
daerah terkait pembentukan BUMD yang
memuat kewenangan pengelolaan air
limbah domestik atau untuk pemerintah
daerah yang belum membentuk
UPTD/BUMD pengelola SPALD dapat
mengunggah surat pernyataan kesediaan
untuk memisahkan fungsi operator dan
regulator dalam pengelolaan SPALD).
b) Kriteria Kesiapan Teknis (Data Rinci dan
Teknis)

41
Kriteria kesiapan teknis penerima program
dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota calon penerima program
sampai dengan batas waktu pengusulan ke
dalam aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan teknis
penerima program meliputi:

i. daftar calon penerima sub-sistem


pelayanan SPALD-T yang memuat
informasi nama lengkap, alamat dan
Nomor Induk Kependudukan (NIK), yang
telah direviu oleh Inspektorat Daerah
Kabupaten/Kota (selengkapnya mengenai
reviu terhadap daftar calon penerima sub-
sistem pelayanan SPALD-T oleh
Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota
dijelaskan pada dokumen Pedoman Reviu
Inspektorat Daerah yang disusun oleh
Kementerian Dalam Negeri),
ii. dokumen perencanaan teknis (DED dan
RAB),
iii. izin jalur pemasangan pipa (bagi
pemerintah daerah yang membangun pipa
retikulasi dan terdapat kebutuhan
perizinan yang ditentukan oleh
pemerintah daerah).

4) Pengusulan Kegiatan Perluasan Layanan SPALD-S


Dalam pengajuan usulan kegiatan perluasan
layanan SPALD-S terdapat kriteria kesiapan
administrasi dan teknis yang harus dipenuhi dan
dilengkapi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
calon penerima program sebagai berikut.

a) Kriteria Kesiapan Administrasi (Data Umum)

42
Kriteria kesiapan administrasi penerima
program merupakan ketentuan-ketentuan
administrasi yang wajib untuk dipenuhi
terlebih dahulu oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota calon penerima program agar
usulan yang disampaikan dapat diproses lebih
lanjut sampai dengan batas waktu pengusulan
ke dalam aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan
administrasi penerima program meliputi:
i. surat usulan/minat pemerintah daerah
(contoh format terlampir) yang
ditandatangani oleh kepala daerah atau
sekretaris daerah yang
mengatasnamakan kepala daerah yang
memuat usulan kegiatan pembangunan
tangki septik disertai dengan jamban dan
sarana pengangkutan lumpur tinja, serta
informasi data teknis berupa:
i) kapasitas terpasang IPLT (dalam
satuan m3/hari dan KK); dan
ii) kapasitas belum terpakai IPLT
(dalam satuan m3/hari dan KK.
ii. surat komitmen pemerintah daerah
(contoh format terlampir) yang memuat
pernyataan kesediaan mengamankan
pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan
hambatan sosial; menerima aset yang
telah dibangun; menyediakan anggaran
operasional dan pemeliharaan IPLT dan
sarana pengangkutan lumpur tinja; dan
melaksanakan kegiatan penyedotan
lumpur tinja secara terjadwal, dan
melaksanakan hal-hal lain yang akan

43
diatur melalui Instruksi Menteri Dalam
Negeri tentang Peningkatan Kinerja
Penyelenggaraan SPALD-S,
iii. Surat keterangan lembaga/instansi yang
akan mengelola infrastruktur terbangun
dan dilampirkan SK Pembentukan
(unggah peraturan kepala daerah terkait
pembentukan UPTD atau peraturan
daerah terkait pembentukan BUMD yang
memuat kewenangan pengelolaan air
limbah domestik atau untuk pemerintah
daerah yang belum membentuk
UPTD/BUMD pengelola SPALD dapat
mengunggah surat pernyataan kesediaan
untuk memisahkan fungsi operator dan
regulator dalam pengelolaan SPALD).
b) Kriteria Kesiapan Teknis (Data Rinci dan
Teknis)
Kriteria kesiapan teknis penerima program
dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota calon penerima program
sampai dengan batas waktu pengusulan ke
dalam aplikasi SIPPa. Kriteria kesiapan teknis
penerima program meliputi:
i. daftar calon penerima tangki septik yang
memuat informasi nama lengkap, alamat,
dan Nomor Induk Kependudukan (NIK),
yang telah direviu oleh Inspektorat Daerah
Kabupaten/Kota (selengkapnya mengenai
reviu terhadap daftar calon penerima
tangki septik oleh Inspektorat Daerah
Kabupaten/Kota dijelaskan pada
dokumen Pedoman Reviu Inspektorat

44
Daerah yang disusun oleh Kementerian
Dalam Negeri),
ii. dokumen perencanaan teknis (DED dan
RAB).

d. Penyusunan Komitmen Peningkatan Kinerja


Penyelenggara
Penyusunan komitmen peningkatan kinerja
penyelenggara SPAM dan/atau SPALD merupakan
kegiatan yang menjamin keberlanjutan infrastruktur yang
dibangun dan melekat bagi pemerintah daerah
kabupaten/kota lokasi kegiatan Inpres.

1) Penyusunan Komitmen Peningkatan Kinerja BUMD


Air Minum
Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Intruksi kepada
kepala daerah dan BUMD Air Minum penerima
Inpres terkait langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk peningkatan kinerja dan
keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur yang akan
dibangun. Instruksi Menteri Dalam Negeri setidak-
tidaknya memuat kewajiban penetapan kebijakan
dan program yang harus dilakukan oleh daerah
untuk mencapai target-target RPJMN 2020-2024.

Instruksi Menteri Dalam Negeri akan lebih lanjut


mengatur pernyataan komitmen dalam bentuk yang
dapat terkuantifikasi, antara lain:

a) program penurunan non-revenue water (NRW)


yang diterjemahkan ke dalam rancangan
kegiatan (action plan) pasca diberikan program
Inpres,
b) program penambahan cakupan layanan bila
hasil kegiatan Inpres menjadi tambahan

45
penyertaan modal dari Pemerintah ke BUMD
Air Minum,
c) program subsidi bagi BUMD Air Minum yang
belum memenuhi pemulihan biaya secara
penuh,
d) program efisiensi dalam rangka memenuhi
pemulihan biaya secara penuh untuk
keekonomisan layanan, dll.

2) Penyusunan Komitmen Peningkatan Kinerja


Penyelenggaraan SPALD
Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Instruksi
kepada kepala daerah penerima Inpres terkait
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
peningkatan akses aman air limbah domestik dan
percepatan Stop Buang Air Besar Sembarangan.
Instruksi Menteri Dalam Negeri akan lebih lanjut
mengatur pernyataan komitmen dalam bentuk
antara lain:

a) peningkatan kinerja Penyelenggaraan SPALD-S


melalui Layanan Lumpur Tinja Terjadwal
(LLTT),
b) penguatan regulasi di daerah (Perda dan/atau
Perkada) dalam mendukung akses aman antara
lain kewajiban rumah tangga melakukan
penyedotan lumpur tinja secara berkala,
peningkatan kapasitas operator SPALD,
penyambungan pada sub-sistem pelayanan
SPALD-T, perizinan pada bangunan baru yang
mewajibkan mengunakan tangki septik sesuai
standar/penyambungan SPALD-T, serta
mewajibkan bangunan dalam cakupan

46
pelayanan SPALD-T melakukan
penyambungan,
c) pendataan akses SPALD setiap rumah tangga,
d) komitmen anggaran pengelolaan dan
pengembangan SPALD,
e) pembinaan dan Pengawasan kepada Operator
SPALD, dll.

e. Verifikasi Daftar Usulan Kegiatan


Verifikasi usulan kegiatan dari Pemerintah
Kabupaten/Kota dilakukan secara simultan oleh
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR,
Kementerian Dalam negeri, dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan rincian
sebagai berikut.

1) BPKP, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam


Negeri, dan Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR
secara bersama-sama melakukan pembinaan dan
peningkatan kualitas pengawasan terhadap Inpres;
2) Inspektorat Daerah kabupaten/Kota melaksanakan
reviu atas daftar calon penerima manfaat yang
merupakan salah satu dokumen kriteria kesiapan
atas usulan kegiatan penyediaan air minum dan
layanan pengelolaan air limbah domestik. Hasil reviu
disampaikan Bupati/Walikota kepada Gubernur
dalam hal ini Inspektur Daerah Provinsi. Tujuan dan
dan ruang lingkup pelaksanaan reviu daftar calon
penerima manfaat adalah:
a) memastikan kesesuaian dan kebenaran data
Nama, NIK, dan alamat calon pelanggan/
penerima manfaat,
b) mencegah adanya duplikasi lokasi pada
program sejenis lainnya, dan

47
c) memastikan daftar calon penerima manfaat
telah memenuhi ketentuan kriteria penerima
manfaat.

Laporan Hasil Reviu yang memuat Pernyataan Telah


Direviu (PTD) diselesaikan sebelum batas akhir
pengusulan kegiatan. Dalam hal terdapat
ketidaksesuaian yang tercantum didalam Catatan
Hasil Reviu (CHR), Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melalui perangkat daerah terkait
untuk segera dilakukan perbaikan sampai dengan
batas akhir pengusulan kegiatan, untuk selanjutnya
diterbitkan Laporan Hasil Reviu (LHR).
3) Inspektorat Daerah Provinsi melakukan
pemantauan terhadap hasil reviu daftar calon
penerima manfaat yang dilakukan oleh Inspektorat
Daerah Kabupaten/Kota. Hasil dari pemantauan
tersebut disampaikan kepada Menteri Dalam negeri
dan Menteri PUPR dengan tembusan Menteri
PPN/Kepala Bappenas, dan Kepala BPKP;
4) Direktorat Air Minum, Direktorat Sanitasi yang
berkoordinasi dengan BPPW dan/atau Direktorat Air
Tanah dan Air Baku yang berkoordinasi dengan
BBWS/BWS melakukan verifikasi dan penilaian
terhadap dokumen kriteria kesiapan. BPPW
dan/atau BBWS/BWS melakukan kegiatan survey
lapangan dan konfirmasi dokumen kriteria kesiapan
usulan program Inpres yang disampaikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota yang telah
memenuhi seluruh dokumen kriteria kesiapan
penerima program;
5) Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR serta

48
Kementerian PPN/Bappenas menetapkan hasil
verifikasi dokumen kriteria kesiapan.

f. Survei Lapangan dan Konfirmasi Kegiatan


1) Survei Lapangan dan Konfirmasi Kegiatan Perluasan
SPAM Jaringan Perpipaan
Lingkup kegiatan survey lapangan dan konfirmasi
Kegiatan perluasan SPAM jaringan perpipaan
meliputi:
a) kapasitas belum terpakai SPAM yang dapat
dimanfaatkan,
b) calon penerima manfaat program,
c) kelengkapan dan kesesuaian data dalam
rangka pemenuhan dokumen kriteria kesiapan
yang meliputi surat usulan dan surat
komitmen pemerintah daerah, daftar tunggu
calon pelanggan, perencanaan teknis terinci
(DED) dan rencana anggaran biaya (RAB),
justifikasi teknis, studi lingkungan, dan
dokumen perizinan pemasangan pipa.

Mekanisme kegiatan survei lapangan dan konfirmasi


adalah sebagai berikut:
a) BPPW melakukan survei lapangan dan
konfirmasi terhadap kapasitas belum terpakai
SPAM yang terbangun yang dapat
dimanfaatkan sebagai rencana perluasan
layanan SR dan tertuang dalam berita acara,
b) BPPW dapat melakukan survei lapangan dan
konfirmasi terhadap daftar calon penerima
manfaat program,
c) BPPW melakukan konfirmasi kelengkapan dan
kesesuaian terhadap seluruh dokumen kriteria
kesiapan,

49
d) dalam melakukan kegiatan survei lapangan
dan konfirmasi usulan, BPPW melibatkan
BUMD/UPTD air minum dan unsur pemerintah
daerah.
2) Survei Lapangan dan Konfirmasi Kegiatan
Penyediaan Air baku
Lingkup kegiatan survey lapangan dan konfirmasi
kegiatan penyediaan air baku meliputi kelengkapan
dan kesesuaian data dalam rangka pemenuhan
dokumen kriteria kesiapan yang meliputi surat
usulan dan surat komitmen pemerintah daerah,
perencanaan teknis terinci (DED) dan rencana
anggaran biaya (RAB), IPSDA, dan dokumen
perizinan lahan.

Mekanisme kegiatan survei lapangan dan konfirmasi


adalah sebagai berikut:
a) BBWS/BWS melakukan survei lapangan dan
konfirmasi terhadap kapasitas belum terpakai
SPAM yang terbangun yang dapat
dimanfaatkan sebagai rencana penyediaan air
baku untuk mendukung perluasan SPAM dan
tertuang dalam berita acara; besaran kapasitas
terpasang belum terpakai dihitung
menggunakan pedoman teknis perhitungan
nilai kapasitas terpasang yang berlaku,
b) BBWS/BWS melakukan konfirmasi
kelengkapan dan kesesuaian terhadap seluruh
dokumen kriteria kesiapan,
c) dalam melakukan kegiatan survei lapangan
dan konfirmasi usulan, BBWS/BWS
melibatkan BUMD/UPTD air minum dan unsur
pemerintah daerah.

50
3) Survei Lapangan dan Konfirmasi Kegiatan Perluasan
Layanan SPALD-T
Lingkup kegiatan survey lapangan dan konfirmasi
kegiatan perluasan layanan SPALD-T meliputi:
a) kapasitas IPALD yang dapat dimanfaatkan,
b) calon penerima manfaat program,
c) kelengkapan dan kesesuaian data dalam
rangka pemenuhan dokumen kriteria kesiapan
yang meliputi surat minat dan surat komitmen
pemerintah daerah, daftar tunggu calon
pelanggan/penerima manfaat, perencanaan
teknis terinci (DED), rencana anggaran biaya
(RAB), dan dokumen perizinan pemasangan
pipa.

Mekanisme kegiatan survei lapangan dan konfirmasi


adalah sebagai berikut:
a) BPPW melakukan survei lapangan dan
konfirmasi terhadap kapasitas belum terpakai
IPALD yang terbangun yang dapat
dimanfaatkan sebagai rencana perluasan sub-
sistem pelayanan dan tertuang dalam berita
acara,
b) BPPW melakukan konfirmasi kelengkapan dan
kesesuaian terhadap seluruh dokumen kriteria
kesiapan,
c) dalam melakukan kegiatan survei lapangan
dan konfirmasi usulan, BPPW dapat
melibatkan BUMD/UPTD Bidang Air Limbah
Domestik dan unsur pemerintah daerah.
4) Survei Lapangan dan Konfirmasi Kegiatan Perluasan
Layanan SPALD-S
Lingkup kegiatan survey lapangan dan konfirmasi
kegiatan perluasan layanan SPALD-S meliputi:

51
a) kapasitas IPLT yang dapat dimanfaatkan,
b) calon penerima manfaat program,
c) kelengkapan dan kesesuaian data dalam
rangka pemenuhan dokumen kriteria kesiapan
yang meliputi surat minat dan surat komitmen
pemerintah daerah, daftar tunggu calon
penerima manfaat, perencanaan teknis terinci
(DED) dan rencana anggaran biaya (RAB).

Mekanisme kegiatan survei lapangan dan konfirmasi


adalah sebagai berikut:
a) BPPW melakukan survei lapangan dan
konfirmasi terhadap kapasitas belum terpakai
IPLT yang terbangun yang dapat dimanfaatkan
sebagai rencana perluasan sub-sistem
pelayanan dan tertuang dalam berita acara,
b) BPPW melakukan konfirmasi kelengkapan dan
kesesuaian terhadap seluruh dokumen kriteria
kesiapan,
c) dalam melakukan kegiatan survei lapangan
dan konfirmasi usulan, BPPW dapat
melibatkan BUMD/UPTD Bidang Air Limbah
Domestik dan unsur pemerintah daerah.
g. Penyusunan Daftar Proyek Prioritas (DPP)
1) Penetapan Surat Keputusan Bersama (SKB)
SKB merupakan dokumen keputusan Bersama
antara Menteri PPN/Bappenas dan Menteri PUPR
untuk menetapkan daftar kegiatan perluasan SPAM
jaringan perpipaan, usulan penyediaan air baku,
usulan perluasan layanan SPALD-T, dan usulan
perluasan layanan SPALD-S. Surat Keputusan
bersama sekurangnya mencakup kegiatan dan total
anggaran.

52
2) Penetapan Surat Keputusan Bersama (SKB) Pejabat
Eselon 1
Rincian lebih lanjut dari daftar kegiatan perluasan
SPAM jaringan perpipaan, usulan penyediaan air
baku, usulan perluasan layanan SPALD-T, dan
usulan perluasan layanan SPALD-S yang
selanjutnya disebut Daftar Proyek Prioritas (DPP)
ditentukan melalui Surat Keputusan Bersama
Pejabat Eselon I Kementerian PPN/Bappenas dan
Pejabat Eselon I Kementerian PUPR atas persetujuan
Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri PUPR.
DPP sekurang-sekurangnya mencakup kegiatan,
lokasi, volume, alokasi dan tematik.

h. Penganggaran
1) Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR,
bersama Kementerian Keuangan melakukan
penelaahan tambahan anggaran pada pengalokasian
anggaran tahun ke-n untuk finalisasi rincian
kegiatan beserta besaran alokasi yang digunakan
sebagai dasar revisi DIPA Kementerian PUPR. Dalam
penelaahan tambahan anggaran yang dimaksud,
Adapun peran masing-masing pihak:
a) Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian
PUPR untuk menyampaikan dan menetapkan
DPP yang sesuai dengan kriteria prioritas;
b) Kementerian Keuangan untuk memastikan
ketersediaan anggaran, dokumen kesiapan,
kesesuaian standar biaya, kewajaran, dan
kelayakan.
2) Ketentuan dalam hal penetapan prioritas kegiatan
dalam rangka penyesuaian alokasi anggaran
dilakukan berdasarkan kriteria sasaran prioritas.

53
3) Kementerian PUPR mengusulkan besaran alokasi
sesuai dengan sasaran prioritas kepada Kementerian
Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang diuraikan dalam


pedoman ini meliputi:

a. Persiapan
Sebelum dimulainya pelaksanaan kegiatan sebagaimana
diinstruksikan dalam Inpres, pemerintah daerah provinsi
dan pemerintah daerah kabupaten/kota perlu:

1) menyiapkan dokumen kesiapan dan memberikan


kemudahan dalam menyiapkan kelengkapan
perizinan sesuai dengan kewenangannya;
2) menyediakan dukungan lahan siap bangun, untuk
pelaksanaan kegiatan percepatan penyediaan air
minum dan layanan pengelolaan air limbah
domestik.

b. Pengadaan Barang/Jasa
Pengadaan barang/jasa pada kegiatan percepatan
penyediaan air minum dan layanan pengelolaan air
limbah domestik dapat dilaksanakan melalui:

1) Tender/seleksi yang dilaksanakan o1eh Balai


Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK)
Kementerian PUPR.
2) E-katalog.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


1) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak

54
Tujuan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
adalah untuk mencapai kesepahaman antara para
pihak dalam kontrak mengenai kegiatan yang
dilaksanakan selambat-lambatnya 7 hari sejak
diterbitkannya SPMK. Syarat-syarat umum kontrak
sebagaimana tertuang dalam dokumen standar
pengadaan untuk pekerjaan konstruksi Lampiran V
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (Perlem LKPP) Nomor 12
Tahun 2021.
2) Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Sebelum pekerjaan dimulai, penyedia jasa
diharapkan sudah menyerahkan Rencana Mutu
Pekerjaan Konstruksi (RMPK) yang telah disetujui
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sehingga
dapat menjadi pedoman dalam proses pelaksanaan
pekerjaan, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

d. Serah Terima Aset


Setelah pelaksanaan kegiatan konstruksi selesai
(Provisional Hand Over), dilakukan serah terima aset
kepada pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
barang milik negara. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mekanisme serah terima aset diantaranya:
1) Proses serah terima aset untuk pembangunan SR,
jaringan distribusi, dan unit air baku akan
dilakukan dua tahap:
a) Pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan
b) Pemerintah daerah ke BUMD/UPTD Air Minum
atau pengelola lainnya.
2) proses serah terima aset untuk pembangunan sub-
sistem pelayanan (SPALD-T) dan tangki septik, serta
jamban (SPALD-S) akan dilakukan dua tahap karena

55
dilakukan di lahan masyarakat sehingga
kepemilikan diserahkan ke masyarakat:
a) pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan
b) pemerintah daerah ke masyarakat.
3) khusus untuk sarana pengangkutan tinja (SPALD-S)
dan pipa retikulasi (SPALD-T) diserahkan ke
pemerintah daerah,
4) proses serah terima dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan.

e. Kegiatan Pasca Konstruksi


Kegiatan pasca konstruksi meliputi pengamanan kualitas
air minum, keberlangsungan aset, dan upaya
peningkatan kinerja BUMD/UPTD air minum dan/atau
air limbah domestik oleh pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota.
Kegiatan pasca konstruksi dilakukan oleh Kementerian
PPN/Bappenas berkoordinasi dengan Kementerian
Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan pemerintah
daerah provinsi dalam bentuk pemantauan dan
pengawalan pelaksanaan kegiatan pasca konstruksi yang
berlangsung pada tahun 2025 dan 2026 dengan
pembagian peran sebagai berikut:

1) Kementerian Kesehatan mengkoordinasikan


kegiatan penyehatan dan pengawasan kualitas air
minum yang diterima penerima manfaat.
2) Kementerian Dalam Negeri melaksanakan
pembinaan, pendampingan dan memastikan
keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur yang
dibangun melalui fasilitasi proses perencanaan dan
penganggaran khususnya untuk kebutuhan
operasional dan pemeliharaan.

56
3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan
pengawasan kualitas efluen Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik (IPALD) dan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT).
4) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat melaksanakan pembinaan teknis bagi setiap
SPAM penerima manfaat agar melaksanakan
kewajibannya dalam melakukan penyusunan,
penetapan dan pelaksanaan RPAM.

Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota


melaksanakan komitmen untuk peningkatan kinerja
UPTD/BUMD air minum dan/atau air limbah domestik
sebagaimana ditetapkan melalui Instruksi Menteri Dalam
Negeri tentang Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan
UPTD/BUMD air minum dan/atau air limbah domestik.

3. Pemantauan dan Evaluasi

Kementerian PPN/Bappenas bersama dengan Kementerian


PUPR, dan BPKP memantau, mengevaluasi, dan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan Inpres dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pemantauan Inpres oleh Kementerian PPN/Bappenas,
Kementerian PUPR, dan BPKP dilakukan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan;
b. Pemantauan capaian fisik kegiatan dilakukan terhadap:
1) Kesesuaian pelaksanaan kegiatan Inpres dengan
dokumen rencana kegiatan yang telah disetujui oleh
Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian
PUPR;
2) Ketepatan waktu hasil pelaksanaan kegiatan Inpres
sesuai dengan dokumen kontrak dan spesifikasi
teknis yang ditetapkan;

57
3) Permasalahan lain yang dihadapi dan tindak lanjut
yang diperlukan.
c. Pemantauan capaian keuangan dilakukan terhadap:
1) Realisasi penyerapan anggaran kegiatan Inpres;
2) Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan
penyerapan dana dan capaian keluaran; dan
3) Permasalahan lain yang dihadapi dan tindak lanjut
yang diperlukan.
d. Evaluasi kegiatan Inpres oleh Kementerian
PPN/Bappenas dan Kementerian PUPR dilakukan
terhadap:
1) Pencapaian keluaran dalam 1 (satu) tahun anggaran
sesuai dengan target/sasaran keluaran, dan
2) Manfaat dan dampak pelaksanaan kegiatan.

4. Pelaporan

a. Menteri PPN/Bappenas berkoordinasi dengan Menteri


PUPR untuk menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan Inpres kepada Presiden.
b. Laporan pelaksanaan kegiatan Inpres dengan substansi
laporan yang sekurang-kurangnya meliputi fisik dan
keuangan.
c. Laporan pelaksanaan komitmen pemerintah daerah
kabupaten/kota penerima bantuan program disampaikan
setiap tahun selama 2 (dua) tahun setelah serah terima
aset. Laporan pelaksanaan komitmen pemerintah daerah
disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat (GWPP).
Substansi laporan yang sekurang-kurangnya meliputi:
1) Perbandingan nilai kinerja BUMD air minum
dan/atau peningkatan kinerja penyelenggaraan
SPALD sebelum dan sesudah pelaksanaan Inpres.

58
2) Hasil implementasi surat komitmen pemerintah
daerah terkait peningkatan kinerja BUMD air minum
dan/atau peningkatan kinerja penyelenggaraan
SPALD.

E. PERSYARATAN LAINNYA

Untuk mendapatkan suatu hasil program yang berdaya guna,


berkesinambungan, akuntabel, transparan, efektif, dan efisien,
program ini diupayakan untuk dapat menerapkan beberapa
ketentuan, antara lain:

1. Penggunaan Aplikasi SIPPa dalam Proses Kegiatan Usulan


Pemerintah Daerah
Aplikasi SIPPa digunakan pada proses penyelenggaraan Inpres
pada tahap pengusulan oleh pemerintah daerah dan tahap
verifikasi kegiatan.
SIPPa

dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Gambar 1 Peran Aplikasi SIPPa dalam Alur Inpres

Aplikasi SIPPa dapat diakses pada tautan berikut


https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa/. Unit/institusi yang
terlibat dalam pengusulan kegiatan Inpres memiliki pembagian
kewenangan akses dengan ketentuan berikut.

Tabel 4 Alur penggunaan Aplikasi SIPPa untuk Inpres

59
Kewenangan
No Pengguna/Instansi Perekaman
Melengkapi
Verifikasi
Verifikasi
Verifikasi
Verifikasi
Data Submit Monitoring Data lokasi
Data Administrasi Teknis
Dukung Rinci prioritas
A BAPPEDA KAB/KOTA
1. Operator
2. Kepala Bappeda
B DINAS KAB/KOTA
1. Operator
2. Kepala Dinas
C BAPPEDA PROVINSI
1. Operator
D BALAI PUPR
1. BPPW
2. BWS
E UNIT ESELON II PUPR
1. Direktorat SSPIP
2. Direktorat Air Minum
3. Direktorat Sanitasi
4. Direktorat ATAB
F KEMENTERIAN/LEMBAGA
1. Kementerian PPN
2. Kementerian Dalam Negeri

Alur penggunaan aplikasi SIPPa untuk Inpres dengan tahapan


sebagai berikut:
REGISTRASI
PENGGUNA
PENGGUNA
VERIFIKASI OLEH
DIREKTORAT SSPIP
INPUT USULAN

VERIFIKASI OLEH
DATA UMUM
ESELON II PUPR

verifikasi DATA RINCI DAN verifikasi


TEKNIS

BPPW BPPW

DIREKTORAT ATAB DIREKTORAT AIR DIREKTORAT


MINUM SANITASI

VERIFIKASI LOKPRI
OLEH BAPPENAS

REKAP VERIFIKASI
USULAN KEGIATAN

Gambar 2 Alur penggunaan Aplikasi SIPPa untuk Inpres

60
a. Registrasi pada halaman login di aplikasi SIPPa yang
dilakukan oleh user/instansi terkait. Pemerintah daerah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
mengusulkan kegiatan, diwajibkan untuk melakukan
registrasi akun pengguna dengan melampirkan Surat
Tugas/Surat Keterangan pada aplikasi SIPPa;
b. Login dengan menggunakan akun yang telah dibuat dan
diverifikasi oleh Petugas SIPPa;
c. Input usulan kegiatan yang mencakup dokumen kriteria
kesiapan administrasi dan dokumen kriteria kesiapan
teknis oleh Bappeda/Setda/Dinas terkait dan mekanisme
verifikasi yang pengisiannya terdiri dari:
1) Data umum (unggah dokumen kriteria kesiapan
administrasi);
2) Data rinci (isian form terkait data usulan);
3) Data teknis (isian form dan unggah dokumen kriteria
kesiapan teknis).
d. Verifikasi usulan kegiatan oleh Balai Kementerian PUPR,
Unit Eselon II Kementerian PUPR, dan Kementerian
PPN/Bappenas;
e. Rekapitulasi daftar usulan kegiatan yang telah
terverifikasi;
f. Monitoring proses kegiatan Inpres di aplikasi SIPPa.

Petunjuk penggunaan aplikasi SIPPa dalam rangka pengusulan


Inpres secara lebih lanjut diatur melalui Surat Edaran
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

a. Verifikasi Kegiatan Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan


dalam Aplikasi SIPPa
Ketentuan terkait verifikasi usulan kegiatan perluasan
SPAM jaringan perpipaan yang dilakukan melalui aplikasi
SIPPa meliputi:

61
1) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan administrasi
(Data Umum) yang dilaksanakan oleh Unit Eselon II
Kementerian PUPR (Direktorat Air Minum dan
Direktorat SSPIP) terdiri dari:
a) Surat usulan/surat minat,
b) Surat komitmen pemerintah daerah,
c) Surat keterangan lembaga/instansi yang akan
mengelola infrastruktur terbangun dan
dilampirkan SK Pembentukan.
2) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan teknis yang
dilaksanakan oleh Balai Prasarana Permukiman
Wilayah Provinsi di Kementerian PUPR dan Unit
Eselon II Kementerian PUPR (Direktorat Air Minum)
terdiri dari:
a) Data rinci sesuai usulan SPAM yang diusulkan,
b) Dokumen kriteria kesiapan teknis antara lain:
i. Justifikasi teknis (ditandatangani oleh
Kepala UPTD/Direktur BUMD Air
Minum),
ii. DED (ditandatangani oleh Kepala Dinas
PU Kabupaten/Kota atau
Direktur/Direksi PDAM),
iii. RAB (ditandatangani oleh Kepala Dinas
PU Kabupaten/Kota atau
Direktur/Direksi PDAM),
iv. Kesiapan lahan/izin jalur pipa (surat izin
jalur pipa, berita acara sosialisasi),
v. Daftar tunggu calon pelanggan (dokumen
yang dikeluarkan oleh Kepala
UPTD/Direktur BUMD Air Minum yang
sudah direviu Inspektorat Daerah
Kabupaten/Kota),
vi. Dokumen lingkungan (UKL/UPL/SPPL).

62
3) Verifikasi lokasi prioritas dilaksanakan oleh
Kementerian PPN/Bappenas.

b. Verifikasi Kegiatan Penyediaan Air Baku dalam Aplikasi


SIPPa
Verifikasi usulan kegiatan Pembangunan infrastruktur air
baku yang dilakukan melalui aplikasi SIPPa meliputi:

1) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan administrasi


(Data Umum) yang dilaksanakan oleh Unit Eselon II
Kementerian PUPR (Direktorat Air Tanah dan Air
Baku) terdiri dari:
a) Surat usulan/surat minat,
b) Surat komitmen pemerintah daerah,
c) Surat keterangan lembaga/instansi yang akan
mengelola infrastruktur terbangun dan
dilampirkan SK Pembentukan.
2) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan teknis yang
dilaksanakan oleh Unit Eselon II Kementerian PUPR
(Direktorat Air Tanah dan Air Baku) terdiri dari:
a) Data rinci sesuai usulan SPAM yang diusulkan,
b) Dokumen kriteria kesiapan teknis antara lain:
i. DED (ditandatangani oleh Kepala Dinas
PU Kabupaten/Kota),
ii. RAB (ditandatangani oleh Kepala Dinas
PU Kabupaten/Kota),
iii. Kesiapan lahan/ijin jalur pipa (surat izin
jalur pipa, berita acara sosialisasi, dapat
disampaikan surat keterangan tidak
membutuhkan izin jalur pipa untuk
kegiatan yang tidak membutuhkan jalur
pemasangan pipa),
iv. Surat Izin Penggunaan Sumber Daya Air,
v. Dokumen lingkungan (UKL/UPL/SPPL).

63
3) Verifikasi lokasi prioritas dilaksanakan oleh
Kementerian PPN/Bappenas.

c. Verifikasi Kegiatan Perluasan Layanan SPALD-T dalam


Aplikasi SIPPa
Verifikasi usulan kegiatan perluasan layanan SPALD-T
yang dilakukan melalui aplikasi SIPPa meliputi:

1) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan administrasi


(Data Umum) yang dilakukan oleh Unit Eselon II
Kementerian PUPR (Direktorat Sanitasi dan
Direktorat SSPIP) terdiri dari:
a) Surat minat/surat usulan,
b) Surat komitmen pemerintah daerah,
c) Surat keterangan lembaga/instansi yang akan
mengelola infrastruktur terbangun dan
dilampirkan SK Pembentukan (unggah
peraturan kepala daerah terkait pembentukan
UPTD atau peraturan daerah terkait
pembentukan BUMD yang memuat
kewenangan pengelolaan air limbah domestik
atau untuk pemerintah daerah yang belum
membentuk UPTD/BUMD pengelola SPALD
dapat mengunggah surat pernyataan kesediaan
untuk memisahkan fungsi operator dan
regulator dalam pengelolaan SPALD),
2) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan teknis (Data
Rinci dan Teknis) yang dilaksanakan oleh Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi di
Kementerian PUPR dan Unit Eselon II Kementerian
PUPR (Direktorat Sanitasi) yang terdiri dari:
a) Data rinci berupa data SPALD-T diusulkan,
b) Kriteria kesiapan (readiness criteria) antara
lain:

64
i. Dokumen DED (ditandatangani oleh
Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota),
ii. Dokumen RAB (ditandatangani oleh
Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota,
iii. Daftar calon penerima manfaat sub-
sistem pelayanan SPALD-T (yang telah
direviu Inspektorat Daerah
kabupaten/kota),
iv. Izin jalur pemasangan pipa (bagi
pemerintah yang membangun pipa
retikulasi dan terdapat kebutuhan
perizinan yang ditentukan oleh
pemerintah daerah).
3) Verifikasi lokasi prioritas dilaksanakan oleh
Kementerian PPN/Bappenas.

d. Verifikasi Kegiatan Perluasan layanan SPALD-S dalam


Aplikasi SIPPa
Verifikasi usulan kegiatan perluasan layanan SPALD-S
yang dilakukan melalui aplikasi SIPPa meliputi:

1) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan administrasi


(data Umum) yang dilakukan oleh Unit Eselon II
Kementerian PUPR (Direktorat Sanitasi dan
Direktorat SSPIP) terdiri dari:
a) Surat minat/surat usulan,
b) Surat komitmen pemerintah daerah,
c) Surat keterangan lembaga/instansi yang akan
mengelola infrastruktur terbangun dan
dilampirkan SK Pembentukan (unggah
peraturan kepala daerah terkait pembentukan
UPTD atau peraturan daerah terkait
pembentukan BUMD yang memuat
kewenangan pengelolaan air limbah domestik

65
atau untuk pemerintah daerah yang belum
membentuk UPTD/BUMD pengelola SPALD
dapat mengunggah surat pernyataan kesediaan
untuk memisahkan fungsi operator dan
regulator dalam pengelolaan
2) Verifikasi dokumen kriteria kesiapan teknis (Data
Rinci dan Teknis) yang dilaksanakan oleh Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi di
Kementerian PUPR dan Unit Eselon II Kementerian
PUPR (Direktorat Sanitasi) terdiri dari:
a) Data rinci berupa data SPALD-S yang
diusulkan.
b) Kriteria kesiapan (readiness criteria) antara
lain:
i. Dokumen DED (ditandatangani oleh
Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota),
ii. Dokumen RAB (ditandatangani oleh
Kepala Dinas PU Kabupaten /Kota),
iii. Daftar calon penerima tangki septik dan
pengadaan prasarana pengangkutan truk
lumpur tinja (yang telah direviu
Inspektorat Daerah kabupaten/Kota).
3) Verifikasi lokasi prioritas dilaksanakan oleh
Kementerian PPN/Bappenas.

2. Standar Perencanaan Desain

Ketentuan yang dapat digunakan adalah standar perencanaan


yang dikeluarkan oleh Kementerian PUPR dan/atau Badan
Standardisasi Nasional meliputi:

a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat Nomor 27 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum.

66
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 4 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.
c. Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor 45
Tahun 2022 tentang tentang Petunjuk Teknis Kebijakan,
Perencanaan, dan Perancangan Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum.
d. SNI 7829:2012 tentang Standar Bangunan Pengambilan
Air Baku untuk Instalasi Pengolahan Air Minum.
e. SNI 2398:2017 tentang Tata cara perencanaan tangki
septik dengan pengolahan lanjutan (sumur resapan,
bidang resapan, up flow filter, kolam sanita).

Pengaturan dalam hal pada tahun berjalan dan/atau peraturan


yang tercantum pada bagian ini dinyatakan tidak berlaku lagi,
atau terdapat perubahan dari peraturan yang tercantum dalam
pedoman ini terkait standar perencanaan desain.

Ketentuan pemasangan SR, sub-sistem pelayanan, dan tangki


septik pada prinsipnya mengacu kepada contoh sebagaimana
terlampir pada Lampiran 6, Lampiran 7, dan Lampiran 8.

Ketentuan lokasi pemasangan SR, sub-sistem pelayanan, dan


tangki septik ditempatkan pada persil penerima manfaat.
Untuk penempatan tangki septik, diharuskan pada lokasi yang
mudah untuk diakses pengurasan dan penyedotan lumpur
tinja serta tidak diperbolehkan di dalam ruang tertutup.
Namun dalam hal diperlukan modifikasi untuk menyesuaikan
kondisi lapangan, penyedia jasa konstruksi dapat melakukan
penyesuaian desain dengan terlebih dahulu memperoleh
justifikasi teknis dari Balai Provinsi.

3. Ketentuan Kriteria Penerima Manfaat

67
a. Ketentuan Kriteria Penerima Manfaat SR
1) Masyarakat yang belum/tidak menjadi pelanggan
BUMD/UPTD Air Minum dan membutuhkan air
minum untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-
hari;
2) Pelanggan yang telah masuk daftar tunggu
BUMD/UPTD air minum dan telah membayar biaya
pemasangan SR termasuk di dalamnya biaya
penyambungan dapat tetap menerima program
Inpres dengan syarat BUMD/UPTD air minum
mengembalikan biaya penyambungan/pendaftaran
tersebut;
3) Berada pada rencana wilayah pelayanan
BUMD/UPTD air minum yang telah dilalui Jaringan
Distribusi Utama (JDU);
4) Bangunan rumah tangga yang dihuni oleh sekurang-
kurangnya 1 (satu) anggota keluarga;
5) Tidak sedang mendapatkan program air minum dan
tidak diusulkan sebagai penerima manfaat program
air minum lainnya yang bersumber dari APBN dan
APBD;
6) Penerima manfaat bersedia menerima bangunan SR
beserta kelengkapannya dan menjadi pelanggan
BUMD/UPTD air minum.

b. Ketentuan Kriteria Penerima Manfaat Layanan SPALD-T


(Sub-Sistem Pelayanan)
1) Belum memiliki akses sanitasi atau sudah memiliki
namun tidak sesuai dengan standar teknis yang
berlaku;
2) Berada pada area yang merupakan target layanan
IPALD yang telah dilalui jaringan perpipaan baik
jaringan perpipaan induk dan sekunder;

68
3) Bangunan rumah tangga yang dihuni oleh sekurang-
kurangnya 1 (satu) Kepala Keluarga (KK);
4) Diutamakan rumah tangga yang juga merupakan
daftar calon penerima manfaat program percepatan
air minum;
5) Belum pernah mendapatkan program sanitasi pada
tahun anggaran sebelumnya dan tidak diusulkan
sebagai penerima manfaat program sanitasi lain baik
yang bersumber dari APBN, APBD, DAK maupun
Hibah Sanitasi pada tahun anggaran yang sama;
6) Penerima manfaat memiliki akses ke sumber air
bersih yang dapat digunakan setiap hari untuk
memastikan keberfungsian dan keberlanjutan
pemanfaatan sub-sistem pelayanan;
7) Penerima manfaat bersedia menerima bangunan
sub-sistem pelayanan beserta kelengkapannya dan
menjadi pelanggan SPALD-T.
c. Ketentuan Kriteria Penerima Manfaat Layanan SPALD-S
(Tangki Septik)
1) Belum memiliki akses sanitasi atau sudah memiliki
namun tidak sesuai dengan standar teknis yang
berlaku;
2) Berada pada area yang merupakan target layanan
IPLT;
3) Bangunan rumah tangga yang dihuni oleh sekurang-
kurangnya 1 (satu) Kepala Keluarga (KK);
4) Diutamakan rumah tangga yang juga merupakan
daftar calon penerima manfaat program percepatan
air minum;
5) Belum pernah mendapatkan program sanitasi pada
tahun anggaran sebelumnya dan tidak diusulkan
sebagai penerima manfaat program sanitasi lain baik

69
yang bersumber dari APBN, APBD, DAK maupun
Hibah Sanitasi pada tahun anggaran yang sama;
6) Penerima manfaat memiliki akses ke sumber air
bersih yang dapat digunakan setiap hari untuk
memastikan keberfungsian dan keberlanjutan
pemanfaatan tangki septik;
7) Rumah penerima manfaat memiliki luas lahan yang
memadai dan aman terhadap penerima manfaat
untuk digunakan sebagai lokasi pembangunan
tangki septik dan resapan sesuai kebutuhan;
8) Penerima manfaat bersedia menerima bangunan
tangki septik dan melakukan penyedotan lumpur
tinja.

4. Ketentuan Khusus

a. SPAM KPBU
Keluaran kegiatan Inpres pada SPAM dengan skema
KPBU diperhitungkan sebagai dukungan Pemerintah yang
mendukung sebagian tanggung jawab dari Penanggung
Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) dan/atau pemerintah
daerah agar dapat mendukung pengembalian investasi.

b. Pemerintah DKI Jakarta


Ketentuan pengusulan kegiatan SPAM Jaringan
Perpipaan, penyediaan Air Baku, perluasan layanan
SPALD-T, dan perluasan layanan SPALD-S bagi
Pemerintah DKI Jakarta dilakukan oleh Gubernur atau
Sekretaris Daerah Provinsi yang mengatasnamakan
Gubernur.

Hal ini dikarenakan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota


Jakarta (Provinsi DKI Jakarta) adalah provinsi yang
mempunyai kekhususan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah karena kedudukannya sebagai Ibu

70
kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam wilayah
DKI dibagi menjadi daerah administrasi.

c. SPALD-T Regional
Ketentuan pengusulan kegiatan SPALD-T Regional
dimana pengelolanya adalah Pemerintah Provinsi, maka
pengusulan dapat dilakukan oleh Gubernur atau
Sekretaris Daerah Provinisi yang mengatasnamakan
Gubernur.

5. Ketentuan Lingkungan dan Izin Lingkungan

Kegiatan Inpres meliputi Pembangunan Sambungan Rumah,


penyediaan air baku, pembangunan sub-sistem pelayanan
SPALD-T, pembangunan tangki septik, dan penyediaan sarana
pengangkutan lumpur tinja memerlukan dokumen lingkungan
(AMDAL/UKL/UPL/DELH/DPLH) mengacu kepada UU Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup.

6. Manajemen Risiko Pembangunan Nasional

Kegiatan Inpres menerapkan kerangka kerja manajemen risiko


pembangunan nasional sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 39 tahun 2023 tentang Manajemen Risiko
Pembangunan Nasional.

7. Keterbukaan Informasi ke Publik

71
Keterbukaan informasi ke publik sebagai amanah UU Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, maka perlu dilakukan
keterbukaan pelaksanaan Inpres pada website Kementerian
PUPR dan Kementerian PPN/Bappenas.

8. Force Majeure (Kondisi Kahar)

Force Majeure atau Kondisi Kahar adalah kejadian yang timbul


diluar kemauan dan kemampuan para pihak yang
menimbulkan kerugian seperti bencana alam, kerusuhan, dan
lain-lain. Bencana alam sebagaimana dimaksud terjadi pada
tahun berjalannya kegiatan, dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perUndang-Undangan serta dinyatakan melalui
keputusan kepala daerah terkait. Dalam hal terjadi kondisi
Force Majeure, langkah-langkah yang diperlukan diatur dalam
ketentuan yang berlaku.

9. Pengawasan Internal

Dalam kegiatan Inpres ini dilakukan pengawasan internal oleh


Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sesuai peran dan
kewenangannya masing-masing instansi terkait mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku.

10. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah


dalam pelaksanaan Inpres sepenuhnya mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah.

11. Pendanaan

72
Pendanaan pelaksalaan Inpres bersumber dari Anggaran
Pendapatan dal Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, darr sumber lain yang sah dan tidak mengikat
sesuai dengal ketentuan peraturan perundang undangan.

F. PtrNUTUP

Melalui program Inpres ini, pemerintah daerah provinsi dan


pemerintah daerah kabupaten/kota penerima program dapat
meningkatkan pelayanan SPAM dan SPALD dalam rangka
pencapaian target jumlah sambungan rumah dan/ atau sub-sistem
pelayanan dan/atau sub-sistem pengolahal setempat dalam
mendukung pencapaian prioritas nasiona.l.

MtrNTtrRi PtrRENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,.,T

SUHARSO MONOARFA

73
LAMPIRAN 1 – Contoh Format Surat Keputusan Bersama Hasil
Penentuan DPP antara Kementerian PPN/Bappenas dan
Kementerian PUPR.

KEPUTUSAN BERSAMA

DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA


KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DAN
DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

NOMOR: ……………………………..
NOMOR: ……………………………..

TENTANG
DAFTAR PROYEK PRIORITAS KEGIATAN PERCEPATAN PENYEDIAAN
AIR MINUM DAN LAYANAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan peningkatan


konektivitas jalan daerah sebagai upaya mendukung
pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024 telah ditetapkan
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik;
b. bahwa untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor
1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
telah ditetapkan Keputusan Bersama Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

74
Perencanaan Pembangunan Nasional Bersama Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
……………. Tahun 2024 dan Nomor ………………
Tahun 2024 tentang Daftar Kegiatan Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Bersama Deputi Bidang
Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Direktur Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tentang Daftar Proyek Prioritas Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik tahun Anggaran 2024;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
2. Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6405);
3. Undang–Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122
Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 345, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5802);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

75
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6178);
6. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 40);
7. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2021 tentang
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 204);
8. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2021 tentang
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 205);
9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1154);
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 456);
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 473) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 11 tahun 2022 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

76
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1382);
13. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 3 Tahun 2022 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 414);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA DEPUTI BIDANG SARANA DAN


PRASARANA KEMENTERIAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DIREKTUR JENDERAL
CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT TENTANG DAFTAR PROYEK
PRIORITAS PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN
LAYANAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK.

KESATU : Menetapkan Daftar Proyek Prioritas Percepatan


Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik, dengan anggaran kegiatan sebagai
berikut:
1. Percepatan Penyediaan Air Minum
a. Perluasan SPAM Jaringan Perpipaan
dengan alokasi sebesar Rp. …………..
b. Penyediaan Air Baku dengan alokasi
sebesar Rp. ………..
2. Percepatan Layanan Pengelolaan Air Limbah
Domestik
a. Perluasan Layanan SPALD-T dengan
alokasi sebesar Rp. …………...

77
b. Perluasan Layanan SPALD-S dengan
alokasi sebesar Rp. …………...

KEDUA : Daftar Proyek Prioritas Percepatan Penyediaan Air Minum


dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
sebagaimana dalam Diktum KESATU secara terperinci
termuat dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Bersama ini.

KETIGA : Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal …
Februari 2024

78
LAMPIRAN 2 – Contoh Format Surat Usulan Pemerintah Daerah

Contoh format surat usulan pemerintah daerah dapat diakses melalui


aplikasi SIPPa, berikut di bawah ini adalah contoh surat usulan tersebut:

1. Contoh Format Surat Usulan Percepatan Penyediaan Air Minum:

KOP SURAT DERAH


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ....

….., … Bulan 2024

Nomor : … Kepada
Sifat : … Yth. Direktur Jenderal Cipta Karya
Lampiran : … Kementerian Pekerjaan Umum dan
Hal : (diisikan dengan Usulan Perumahan Rakyat
Kegiatan Pemerintah Daerah) di-
Jakarta

Sehubungan dengan rencana Program Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik sebagai upaya mencapai target akses air minum jaringan
perpipaan di perkotaan, dengan hormat kami sampaikan usulan Jaringan Perpipaan dan
Sambungan Rumah sesuai dengan lingkup kegiatan program di Kab/Kota ………. Adapun
rekapitulasi usulan program adalah pemanfaatan kapasitas IPA belum terpakai (idle capacity)
sebesar … L/detik dari kapasitas terpasang sebesar … L/detik untuk penambahan sambungan
rumah sebanyak …. SR dengan kebutuhan pendanaan sebesar Rp ……
Sebagai bukti kesiapan dan komitmen kami, bersama ini kami sampaikan kelengkapan
persyaratan/readiness criteria (RC) sebagai berikut:
1. Surat Komitmen Pemerintah Daerah;
2. Justifikasi Teknis (dilampirkan dengan surat pernyataan kapasitas belum terpakai (idle
capacity));
3. Daftar Tunggu Pelanggan yang sudah direviu oleh APIP Daerah
4. Dokumen Perencanaan Teknis Terinci (DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB);
5. Surat Ijin Pemasangan Pipa;
6. Dokumen Studi Lingkungan (UKL-UPL/SPPL);
7. Kesiapan Lembaga Pengelola.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima
kasih.

Kepala Daerah,

……………
Tembusan:
1. Direktorat Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR;
2. Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman;
3. Balai PPW Provinsi …..

79
2. Contoh Format Surat Usulan untuk Usulan Pekerjaan Air Baku:

KOP SURAT DERAH


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ....

….., … Bulan 2024

Nomor : … Kepada
Sifat : … Yth. Direktur Jenderal Sumber Daya
Lampiran : … Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Hal : (diisikan dengan Usulan Perumahan Rakyat
Kegiatan Pemerintah Daerah) di-
Jakarta

Sehubungan dengan rencana Program Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan
Pengelolaan Air Limbah Domestik sebagai upaya mencapai target akses air minum jaringan
perpipaan di perkotaan, dengan hormat kami sampaikan usulan optimalisasi/pembangunan
infrastruktur air baku sesuai dengan lingkup kegiatan program di Kab/Kota ………. Adapun
rekapitulasi usulan program adalah untuk mendukung pemanfaatan kapasitas IPA belum
terpakai (idle capacity) sebesar … L/detik dari kapasitas terpasang sebesar … L/detik untuk
penambahan sambungan rumah sebanyak …. SR dengan kebutuhan pendanaan sebesar Rp ……
Sebagai bukti kesiapan dan komitmen kami, bersama ini kami sampaikan kelengkapan
persyaratan/readiness criteria (RC) sebagai berikut:
1. Surat Komitmen Pemerintah Daerah;
2. Dokumen Perencanaan Teknis Terinci (DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB);
3. Izin Pengusahaan Sumber Daya Air (IPSDA)
4. Kesiapan lahan/izin jalur pemasangan pipa (jika pembangunan berupa intake dan pipa
transmisi)
5. Dokumen Studi Lingkungan (UKL-UPL/SPPL);

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima
kasih.

Kepala Daerah,

……………
Tembusan:
1. Direktorat Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR;
2. Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman;
3. Balai Wilayah Sungai …..
4. Balai PPW Provinsi …..

80
3. Contoh Format Surat Usulan Percepatan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik:

KOP SURAT DERAH


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ....

…Tempat…, …Tanggal…
Nomor : ……….. Kepada
Sifat : Penting Yth. Direktur Jenderal Cipta
Karya
Lampiran : ……….. di-
Hal : Surat Usulan/Minat Pemerintah JAKARTA
Daerah ……. Dalam Implementasi
Inpres Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Layanan Pengelolaan
Air Limbah Domestik

Sehubungan dengan Program Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan


Pengelolaan Air Limbah Domestik, maka dengan ini kami menyatakan bahwa Pemerintah
kab/kota …………… mengusulkan/berminat mengikuti percepatan penyediaan layanan
pengelolaan air limbah domestik: (pilihan kegiatan disesuaikan dengan usulan/minat daerah
sebagaimana lokasi prioritas Inpres)

A. Kegiatan perluasan layanan SPALD-T dengan memperhatikan kriteria kesiapan dan


persyaratan dalam pelaksanaan Inpres, kami melampirkan:
1. informasi ketersediaan kapasitas terpasang (dalam satuan m3/hari dan KK), belum
terpakai IPALD (dalam satuan m3/hari dan KK), kebutuhan sub-sistem pelayanan
SPALD-T, dan jaringan retikulasi (apabila ada),
2. surat komitmen pemerintah daerah yang memuat pernyataan kesediaan mengamankan
pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan hambatan sosial; menerima aset yang telah
dibangun; melaksanakan operasi, pemeliharaan, dan memastikan ketersediaan
anggaran operasi dan pemeliharaan pada IPALD,
3. dokumen perencanaan teknis (DED dan RAB),
4. daftar calon penerima sub-sistem pelayanan SPALD-T yang memuat informasi nama,
alamat, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang belum pernah mendapatkan
program sanitasi pada tahun anggaran sebelumnya dan tidak diusulkan sebagai
penerima manfaat program sanitasi lain baik yang bersumber dari APBN, APBD, DAK
maupun Hibah Sanitasi pada tahun anggaran yang sama, serta daftar calon penerima
tersebut telah direviu oleh APIP daerah.
5. izin jalur pemasangan pipa (bagi pemerintah daerah yang membangun pipa retikulasi
dan terdapat kebutuhan perizinan yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah),
6. kesiapan lembaga pengelola SPALD (dibuktikan dengan peraturan Kepala Daerah
terkait pembentukan UPTD atau Peraturan Daerah terkait pembentukan BUMD yang
memuat kewenangan pengelolaan air limbah domestik atau pernyataan kesediaan
untuk memisahkan fungsi operator dan regulator dalam pengelolaan SPALD).

B. Kegiatan perluasan layanan SPALD-S dengan memperhatikan kriteria kesiapan dan


persyaratan dalam pelaksanaan Inpres, kami melampirkan:
1. informasi ketersediaan kapasitas terpasang IPLT (dalam satuan m3/hari dan KK),
kapasitas belum terpakai IPLT (dalam satuan m3/hari dan KK) serta kebutuhan
pembangunan tangki septik disertai dengan jamban dan sarana pengangkutan lumpur
tinja,

81
2. surat komitmen pemerintah daerah yang memuat pernyataan kesediaan mengamankan
pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan hambatan sosial; menerima aset yang telah
dibangun; menyediakan anggaran operasional dan pemeliharaan IPLT dan sarana
pengangkutan lumpur tinja; dan melaksanakan kegiatan penyedotan lumpur tinja
secara terjadwal,
3. daftar calon penerima tangki septik yang memuat informasi nama, alamat, dan Nomor
Induk Kependudukan (NIK) yang belum pernah mendapatkan program sanitasi pada
tahun anggaran sebelumnya dan tidak diusulkan sebagai penerima manfaat program
sanitasi lain baik yang bersumber dari APBN, APBD, DAK maupun Hibah Sanitasi pada
tahun anggaran yang sama, serta daftar calon penerima tersebut telah direviu oleh APIP
daerah,
4. dokumen perencanaan teknis (DED dan RAB),
5. kesiapan lembaga pengelola SPALD (dibuktikan dengan peraturan Kepala Daerah
terkait pembentukan UPTD atau Peraturan Daerah terkait pembentukan BUMD yang
memuat kewenangan pengelolaan air limbah domestik atau pernyataan kesediaan
untuk memisahkan fungsi operator dan regulator dalam pengelolaan SPALD).

Demikian disampaikan surat usulan pemerintah daerah kota/kab ………… terhadap


pelaksanaan Inpres ini, adapun dengan rincian dari dokumen kriteria kesiapan terlampir. Atas
perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

WALIKOTA/BUPATI ………….
Ttd
………....... Nama ……….……..

Tembusan:
1. Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian Perencanaan Pembanganan
Nasional
2. Direktur Air Minum, Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
3. Direktur Sanitasi, Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
4. Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman, Dirjen Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
5. Direktur Air Tanah dan Air Baku, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
6. Direktur Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Kementerian Kesehatan
7. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah II, Ditjen Bina Pembangunan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri
8. Direktur BUMD, BLUD, dan Barang Milik Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah

82
Lampiran
Surat Minat Bupati/Wali Kota ………
Nomor : ………….
Hal : …………..

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

A. Perluasan layanan SPALD-T

INFORMASI KAPASITAS IPALD DAN KEBUTUHAN PEMBANGUNAN SUB-SISTEM


PELAYANAN

Nama IPALD :
Kapasitas terpasang : m3/hari
KK
Kapasitas belum terpakai : m3/hari
KK
Kebutuhan sub-sistem pelayanan SPALD-T : KK
Kebutuhan jaringan retikulasi : Unit

Demikian disampaikan informasi kapasitas dan kebutuhan pemerintah daerah kota/kab


………… terhadap pelaksanaan Inpres ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.

WALIKOTA/BUPATI ………….
Ttd

………....... Nama ……….……..

83
Lampiran
Surat Minat Bupati/Wali Kota ………
Nomor : ………….
Hal : …………..

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

B. Perluasan layanan SPALD-S

INFORMASI KAPASITAS IPLT DAN KEBUTUHAN PEMBANGUNAN TANGKI SEPTIK DAN


SARANA PENGANGKUT LUMPUR TINJA

Nama IPLT :
Kapasitas terpasang : m3/hari
KK
Kapasitas belum terpakai : m3/hari
KK
Kebutuhan pembangunan tangki septik : KK
Kebutuhan pembangunan tangki septik :
disertai dengan kloset dan/atau bilik (sesuai KK
kebutuhan)
Kebutuhan sarana pengangkut lumpur tinja :
m3
dengan kapasitas truk

Demikian disampaikan informasi kapasitas dan kebutuhan pemerintah daerah kota/kab


………… terhadap pelaksanaan Inpres ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.

WALIKOTA/BUPATI ………….
Ttd

………....... Nama ……….……..

84
Lampiran
Surat Minat Bupati/Wali
Kota ………
Nomor : …………….
Hal : …………..

A. Perluasan layanan SPALD-S


DAFTAR NAMA PENERIMA MANFAAT BANTUAN INPRES PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN LAYANAN
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN TANGKI SEPTIK

No Nama Nomor Induk Alamat Keterangan


Kependudukan (NIK)

Demikian disampaikan informasi daftar penerima manfaat dari pemerintah daerah kota/kab ………… terhadap
pelaksanaan Inpres ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

WALIKOTA/BUPATI ………….

Ttd

………....... Nama ……….……..

85
Lampiran
Surat Minat Bupati/Wali
Kota ………
Nomor : …………….
Hal : …………..

B. Perluasan layanan SPALD-T


DAFTAR NAMA PENERIMA MANFAAT BANTUAN INPRES PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN LAYANAN
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK UNTUK KEGIATAN SUB-SISTEM PELAYANAN

No Nama Nomor Induk Alamat Keterangan


Kependudukan (NIK)

Demikian disampaikan informasi daftar penerima manfaat dari pemerintah daerah kota/kab ………… terhadap
pelaksanaan Inpres ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

WALIKOTA/BUPATI ………….

Ttd

………....... Nama ……….……..

86
LAMPIRAN 3 – Contoh Format Surat Pernyataan Komitmen
Kepala Daerah

Contoh format surat pernyataan komitmen Pemerintah Daerah dapat


diakses melalui aplikasi SIPPa, berikut di bawah ini adalah contoh surat
usulan tersebut:

1. Contoh Format Surat Pernyataan Komitmen Pemerintah Daerah


Usulan Percepatan Penyediaan air Minum:

KOP SURAT DERAH


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ....

……….., … Bulan 2024

Nomor : … Kepada
Sifat : … Yth. Direktur Jenderal Cipta
Lampiran : … Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
Hal : Surat Pernyataan Komitmen
di-
Pemerintah Daerah
Jakarta

Menindaklanjuti permohonan keikutsertaan kami pada Program Percepatan


Penyediaan Air Minum Perkotaan sebagai upaya mencapai target akses air minum jaringan
perpipaan di perkotaan, bersama ini dengan hormat kami menyampaikan Komitmen selaku
Kepala Daerah terhadap usulan kegiatan….. (disesuaikan dengan pekerjaan sesuai dengan
dokumen perencanaan), sebagai berikut:

a. Mengamankan pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan hambatan sosial lainnya;


b. Menerima serah terima aset infrastruktur yang akan dibangun;
c. Memastikan ketersediaan anggaran dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
melaksanakan operasi dan pemeliharaan aset;
d. Melakukan peningkatan kinerja pelayanan air minum kepada Masyarakat;
e. Melakukan peningkatan kinerja BUMD Air Minum (Jika kelembagaan SPAM adalah
BUMD), melalui:
1) Pengalokasian Dana Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada BUMD Air
Minum;
2) Penerapan Tarif FCR atau memberikan subsidi (selisih tarif) atas penetapan tarif non
FCR;
3) Pelaksanaan Program penurunan air tak berekening (non-revenue water/NRW);
4) Pemutakhiran Rencana Bisnis;

87
5) Penerapan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM);
6) Peningkatan efektifitas dan efisiensi produksi
7) Pelaksanaan program peningkatan kompetensi SDM
8) Peningkatan kinerja pelayanan air minum melalui pemenuhan kuantitas, kualitas,
kontinuitas (K3);
9) Dan lain-lain.
f. Melakukan peningkatan kinerja UPTD Air Minum (Jika kelembagaan SPAM adalah
UPTD), melalui:
1) Penerapan PPK BLUD;
2) Pengalokasian anggaran sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan UPTD;
3) Pemutakhiran Rencana Kerja 5 Tahunan dan/atau Tahunan;
4) Penerapan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM);
5) Peningkatan efektifitas dan efisiensi produksi
6) Pelaksanaan program peningkatan kompetensi SDM;
7) Peningkatan kinerja pelayanan air minum melalui pemenuhan kuantitas, kualitas,
kontinuitas (K3);
8) Dan lain-lain.
g. dll.
Demikian surat pernyataan komitmen ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya. Atas perhatian dan kerja samanya kami mengucapkan terima kasih.

Kepala Daerah,
TTD

(……..…………)

Tembusan:
1. Direktorat Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
PUPR;
2. Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur
Permukiman, Kementerian PUPR;
3. Balai PPW Provinsi terkait.

88
2. Contoh Format Surat Pernyataan Komitmen Pemerintah Daerah
Usulan Percepatan Penyediaan Layanan Pengelolaan Air Limbah
Domestik:

KOP SURAT DERAH


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ....

…Tempat…, …Tanggal…
Nomor : ……….. Kepada
Sifat : Penting Yth. Direktur
Jenderal Cipta
Lampiran : ……….. Karya
Hal : Komitmen Pemerintah Daerah ……. Dalam di-
Implementasi Inpres Percepatan Penyediaan JAKARTA
Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik

Menindaklanjuti surat minat Pemerintah kab/kota………Nomor……. pada tanggal


………. hal …………….., maka dengan ini kami menyatakan bahwa Pemerintah
Kabupaten/Kota ……….. berkomitmen pada: (pilihan kegiatan disesuaikan dengan
usulan/minat daerah sebagaimana lokasi prioritas Inpres)

A. Kegiatan perluasan layanan SPALD-T:


1. bersedia mengamankan pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan hambatan
sosial;
2. bersedia menerima aset yang telah dibangun;
3. bersedia melaksanakan operasi, pemeliharaan, dan menyediakan anggaran
operasi dan pemeliharaan pada IPALD sebesar Rp …… sesuai kebutuhan
operasi dan pemeliharaan yang memperhitungkan, antara lain:
a. biaya tenaga kerja jaringan perpipaan dan IPALD;
b. biaya operasi dan pemeliharaan sub-sistem pengumpulan dan IPALD;
c. biaya bahan kimia dan peralatan habis pakai lainnya yang diperlukan
dalam unit proses pengolahan;
d. biaya, administrasi, umum dan biaya tak terduga lainnya yang diperlukan
dalam fungsi operasional, pemeliharaan dan pelayanan SPALD-T.
4. Komitmen Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan SPALD

B. Kegiatan perluasan layanan SPALD-S:


1. bersedia mengamankan pelaksanaan konstruksi, perizinan, dan hambatan
sosial;
2. bersedia menerima aset yang telah dibangun;
3. bersedia melaksanakan operasi, pemeliharaan, dan menyediakan anggaran
operasional dan pemeliharaan IPLT dan sarana pengangkutan lumpur tinja
sebesar Rp ….. sesuai kebutuhan operasi dan pemeliharaan yang
memperhitungkan, antara lain:
a. biaya tenaga kerja Sub-sistem pengangkutan lumpur tinja dan IPLT;

89
b. biaya operasi dan pemeliharaan Sub-sistem pengangkutan lumpur
tinja dan IPLT;
c. biaya bahan kimia dan peralatan habis pakai lainnya yang diperlukan
dalam unit proses pengolahan;
d. biaya, administrasi, umum dan biaya tak terduga lainnya yang
diperlukan dalam fungsi operasional, pemeliharaan dan pelayanan
Sub-sistem pengangkutan lumpur tinja dan IPLT.
4. bersedia melaksanakan kegiatan penyedotan lumpur tinja secara terjadwal.
5. Komitmen Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan SPALD.

Demikian disampaikan surat komitmen pemerintah daerah Kabupaten/Kota ……..


terhadap pelaksanaan Inpres ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.

WALIKOTA/BUPATI ………….
Ttd
………....... Nama ……….……..

Tembusan:
1. Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian Perencanaan Pembanganan
Nasional
2. Direktur Air Minum, Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
3. Direktur Sanitasi, Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
4. Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman, Dirjen Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
5. Direktur Air Tanah dan Air Baku, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
6. Direktur Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian
Kesehatan
7. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah II, Ditjen Bina Pembangunan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri.
8. Direktur BUMD, BLUD, dan Barang Milik Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah

90
LAMPIRAN 4 – Contoh Format Surat Pernyataan Kapasitas
Belum Terpakai (Idle Capacity) pada Penyediaan Air Minum

KOP BUMD/UPTD AIR MINUM KABUPATEN/KOTA …

……….., … Bulan 2024


Nomor : … Kepada
Lampiran : … Yth. Direktur Jenderal Cipta
Hal : Surat Pernyataan Idle Capacity Karya Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
di-
Jakarta

Dalam rangka melengkapi surat Bupati/Walikota …………… mengenai usulan dan


komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota ………. untuk mengikuti melalui Program
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik,
bersama ini kami sampaikan kondisi pelayanan air minum perkotaan BUMD/UPTD ……
sebagai berikut:

Kapasitas
Nama Kapasitas Menganggur Jumlah
Jumlah SR
No Kecamatan Unit Terpasang yang Dapat Potensi Keterangan
Terpasang
SPAM (L/det) Dimanfaatkan SR
(L/det)

Jumlah

Terlampir kami sampaikan juga dokumen pendukung terkait (Daftar Tunggu Calon
Pelanggan yang diusulkan). Demikian surat pernyataan ini kami sampaikan untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerjasamanya kami
mengucapkan terima kasih.
Direktur BUMD/UPTD Kabupaten/Kota …,

TTD

(Nama)
(NIP. …)
Tembusan:
1. Bupati/Walikota
2. Direktur Air Minum, Ditjen Cipta Karya
3. Kepala Balai PPW Provinsi ....
4. Kepala Dinas PU …
5. Kepala Bappeda Kabupaten ...

91
LAMPIRAN 5 – Contoh Format Surat Pernyataan Pembentukan
Operator (Bidang Air Limbah Domestik)

Untuk Pemerintah Daerah yang belum membentuk BUMD/UPTD Pengelola Air


Limbah Domestik

KOP SURAT DERAH


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ....

Surat Pernyataan

Yang bertandatangan di bawah ini,


Nama :
Jabatan :

Sehubungan dengan Program Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan


Pengelolaan Air Limbah Domestik, dan menindaklanjuti Surat Minat Pemerintah
Kabupaten/Kota ………….. Nomor ……… tanggal ……………….. hal ……………

Kami menyatakan kesediaan untuk memisahkan fungsi operator dan regulator


dalam pengelolaan SPALD, melalui pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) SPALD /BUMD SPALD*).

Kabupaten/Kota,…………
…………..

Nama
Jabatan

*) Pilih salah satu.


Untuk pemerintah daerah yang telah membentuk operator pengelola air limbah
domestik, antara lain UPTD/BLUD atau BUMD (Perumda) cukup melampirkan
peraturan kepala daerah pembentukan UPTD/ SK Kepala Daerah terkait
penetapan BLUD atau Peraturan Daerah terkait pembentukan Perumda.

92
LAMPIRAN 6 – Gambar Tipikal Bangunan Sambungan Rumah Air
Minum (SR)

1. Gambar Tipikal Sambungan Rumah (SR) dengan pipa GIP:

93
94
2. Gambar Tipikal Sambungan Rumah (SR) dengan pipa HDPE:

95
96
3. Gambar Tipikal Sambungan Rumah (SR) dengan pipa PVC:

97
98
4. Gambar Tipikal Plakat:

5. Gambar Tipikal Pondasi Kayu Ulin:

99
LAMPIRAN 7 – Spesifikasi Teknis Bangunan Sub-Sistem
Pelayanan SPALD-T

Kriteria Sub-sistem Pelayanan SPALD-T terbangun perlu memperhatikan


ketentuan sebagai berikut:
a. Sub-sistem Pelayanan yang dibangun wajib memenuhi Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 tahun
2017 mengenai Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang digunakan
dalam perencanaan dan pelaksanaan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik;
b. Mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 4 tahun 2017,
kelengkapan Sub-sistem Pelayanan meliputi jaringan perpipaan dari
sumber air limbah domestik (pipa tinja dan non-tinja), bak kontrol
pekarangan (private box/PB), penangkap lemak dari dapur, bak
kontrol akhir (House Inlet//HI), bak inspeksi (Inspection
Chamber/IC), serta pipa persil;
c. Sub-sistem Pelayanan dibangun berdasarkan dokumen
perencanaan teknis rinci atau Detailed Engineering Design (DED);
d. Sub-sistem Pelayanan yang dibangun harus berfungsi berdasarkan
tes aliran.

Gambar, RAB dan Spesifikasi Teknis


Gambar dan spesifikasi teknis Sub-sistem Pelayanan mengacu pada:

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


04 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik;
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku untuk digunakan
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Sub-sistem
Pelayanan (sambungan rumah); dan
3. Petunjuk Teknis Percepatan Penyediaan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik;
Contoh gambar teknis tipikal Sub-sistem Pelayanan dari beberapa tipe
rumah dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 11. Contoh gambar
tersebut hanya berupa ilustrasi dan dapat disesuaikan dengan kondisi di
lapangan.

100
101
Gambar 1: Contoh pemilihan jenis tipikal berdasarkan tipe bangunan dalam wilayah layanan

102
Gambar 2: Contoh Tipikal rumah 1A (luas tanah 100 m2-1 lantai)

103
Gambar 3: Contoh Tipikal rumah 1B (luas tanah 100 m2-2 lantai atau lebih)

104
Gambar 4: Contoh Tipikal rumah 2A (luas lahan 150 m2-1 lantai atau lebih)

105
106
Gambar 5: Contoh Tipikal rumah 2B (luas lahan 150 m2-2 lantai atau lebih)

107
108
Gambar 6: Contoh Tipikal rumah 3A (luas lahan 350 m2-1 lantai)

109
Gambar 7: Tipikal sambungan pipa lateral/persil, house inlet, dan IC

110
Gambar 8: Contoh Tipikal private box/bak kontrol dengan beton bertulang

111
112
Gambar 9: Contoh Tipikal private box/bak kontrol dengan pasangan bata

113
114
115
116
Gambar 10: Contoh Tipikal House Inlet untuk pipa tinja

117
Gambar 11: Contoh Tipikal grease trap

118
LAMPIRAN 8 – Spesifikasi Teknis Sub Sistem Pengolahan
Setempat SPALD-S

Kriteria teknis Sub-Sistem Pengolahan Setempat SPALD-S atau Tangki


Septik terbangun perlu memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Tangki septik yang dibangun dapat berupa tangki septik
konvensional melalui cor beton ditempat dan/atau tangki septik
pabrikasi dengan syarat memiliki sertifikasi kementerian/lembaga
terkait antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) maupun Kementerian Perindustrian yang menjamin
kelayakan teknis dari pabrikasi tersebut;
b. Tangki septik dibangun berdasarkan dokumen perencanaan teknis
rinci atau Detailed Engineering Design (DED) dengan memperhatikan
kebutuhan jumlah jiwa dalam 1 (satu) Rumah Terlayani (RT)/KK;
c. Tangki septik yang dibangun harus berada pada lokasi yang aman,
mudah untuk diakses pengurasan dan penyedotan lumpur tinja,
serta tidak diperbolehkan di dalam ruang tertutup;
d. Tangki septik dilengkapi dengan resapan serta kelengkapan teknis
lain yang dipersyaratkan pada peraturan dan standar teknis yang
berlaku;
e. Tangki septik yang dibangun harus memenuhi Norma, Standar,
Petunjuk, dan Kriteria (NSPK) yang berlaku antara lain Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik dan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai Tata Cara
Perencanaan Tangki Septik; dan
f. Tangki septik yang dibangun harus berfungsi berdasarkan tes aliran.

Gambar, RAB dan Spesifikasi Teknis


Gambar dan spesifikasi teknis tangki septik mengacu pada:

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


04 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik;
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku untuk digunakan
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tangki septik;
dan
3. Petunjuk Teknis Percepatan Penyediaan Layanan Pengelolaan Air
Limbah Domestik;

119
Contoh gambar teknis tipikal tangki septik dari beberapa tipe rumah
dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4. Contoh gambar tersebut
hanya berupa ilustrasi dan dapat disesuaikan dengan kondisi di
lapangan.

Gambar 1. Contoh Desain Tangki Septik Konvensional

120
Gambar 2. Contoh Desain Tangki Septik Pabrikan

Gambar 3. Contoh Detail Tangki Septik Pabrikan dengan Penguatan


Bangunan

121
i

l/lodull Rumah
(individual) o
Il/lodul2 Runrah
(Komunal) o

Modul letih dad 2 Rumah


danmksimuml0Rumh
o rETET
(komunal)

EEEET
Gambar 4. Pilihan Modul Tangki Septik

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, 'fr-

SUHARSO MONOARFA

122

Anda mungkin juga menyukai