B - 5 - Tugas Kelompok Pertemuan 7
B - 5 - Tugas Kelompok Pertemuan 7
Disusun oleh:
Kelompok 5
Kelas B
1
Sebagai individu yang memiliki character strength honesty, love, dan
leadership yang dapat didayabaktikan bersama. Misalnya mencoba untuk menjadi
seorang pemimpin di dalam kelompok organisasi atau kelompok. Sebagai
pemimpin, diharapkan jujur dan dapat menjamin keadaan anggota kelompoknya.
Pemimpin bukan sekedar memerintah melainkan membimbing dan menjaga.
Dalam melaksanakan peran dan kewajiban sebagai pemimpin, diharapkan saya
dapat menerapkan karakter kejujuran dan cinta yang dapat membantu
menyeimbangkan perilaku saya sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin saya dapat
menyampaikan komentar atau pesan dengan jujur dengan mempertimbangkan
kata-kata yang tetap menjaga hubungan saya dengan anggota kelompok atau
kawan kerja, serta memastikan bahwa perilaku yang saya berikan padanya dapat
menjadi panutan yang menginspirasinya.
2
Upaya yang dapat saya lakukan dalam mendayabaktikan character
strength saya yang pertama, yaitu Kindness adalah dengan cara saya berusaha
menjadi orang yang dapat membantu orang lain di sekitar saya seperti keluarga,
teman, dll untuk mencapai engagement. Setiap kali saya dapat membantu, saya
akan membantu orang tersebut dan setiap kali saya berhasil membantu saya akan
merasa puas dan senang atas apa yang telah saya lakukan. Menurut pendapat saya,
hal ini dapat berdampak baik di setting keluarga, teman, dll.
Character strength Gratitude melibatkan perasaan dan ungkapan rasa
syukur yang mendalam dalam hidup, dan lebih khusus lagi, meluangkan waktu
untuk mengungkapkan rasa terima kasih secara tulus kepada orang lain. Rasa
terima kasih ini bisa untuk hadiah tertentu atau tindakan bijaksana. Itu juga bisa
secara lebih umum mencerminkan pengakuan atas apa yang orang itu
sumbangkan untuk hidup Anda. Kita dapat bersyukur atas tindakan yang
disengaja oleh orang lain, seperti karya seni dari seorang anak, atau untuk harta
spontan, seperti angin sejuk yang menerpa wajah Anda di hari yang panas. Yang
menandai rasa syukur adalah respons psikologis: perasaan bersyukur yang
transenden, perasaan telah diberi hadiah oleh orang atau peristiwa itu. Orang yang
bersyukur mengalami berbagai emosi positif, dan emosi itu menginspirasi mereka
untuk bertindak dengan cara yang lebih baik – lebih rendah hati, lebih gigih, atau
lebih ramah. Syukur cenderung menumbuhkan kekuatan karakter kebaikan dan
cinta, dan karena itu erat kaitannya dengan empati dan dengan koneksi ke orang
lain.
Upaya yang dapat saya lakukan dalam mendayabaktikan character
strength saya yang kedua, yaitu Gratitude adalah dengan cara saya selalu
bersyukur atas apa yang terjadi dalam hidup saya dan selalu berusaha untuk
menerima apa adanya. Tentunya, dalam hidup pasti akan ada banyak rintangan-
rintangan yang harus dilewati. Walaupun terasa berat, namun saya merasa yakin
bahwa semuanya dapat terlewati apabila saya berusaha. Apapun hasil yang saya
dapatkan di akhir nanti, baik itu hasil yang baik maupun tidak, saya tetap
bersyukur atas apa yang telah saya lakukan. Dalam hal pertemanan juga, saya
3
berusaha untuk menerima semua orang terlepas dari sifat yang berbeda-beda dan
termasuk tidak membeda-bedakan atau memilih-milih teman.
Humor merupakan character strength yang mengenali apa yang lucu
dalam situasi, dan menawarkan sisi yang lebih ringan kepada orang lain. Humor
adalah hal penting untuk interaksi sosial, dan dapat berkontribusi untuk
membangun tim atau bergerak menuju tujuan kelompok. Di mana character
strength lain kurang lebih penting untuk mencapai jenis tujuan tertentu atau
menangani jenis masalah tertentu, humor jarang menjadi komponen penting untuk
interaksi sosial yang positif, tetapi sering kali diinginkan. Humor melibatkan
kemampuan untuk membuat orang lain tersenyum atau tertawa. Ini juga berarti
memiliki pandangan yang tenang dan ceria tentang kesulitan yang memungkinkan
seseorang untuk melihat sisi terangnya dan dengan demikian mempertahankan
suasana hati yang baik.
Upaya yang dapat saya lakukan dalam mendayabaktikan character
strength saya yang terakhir, yaitu Humor adalah dengan cara saya berusaha untuk
menghibur orang lain yang ada di sekitar saya jika mereka sedang sedih atau
memiliki mood yang jelek. Menurut saya, membuat orang senang atau terhibur
adalah suatu hal yang penting bagi saya. Dengan cara saya menghibur, saya akan
merasa senang karena berhasil membuat orang tersebut senang atau bahagia
kembali.
4
membantu orang siapapun itu, baik pada orang yang dekat maupun yang baru
saya kenal.
Selanjutnya, seseorang dengan character strength love adalah seseorang
yang mempunyai hubungan yang baik dengan orang lain. Ia suka berbagi dan
memberikan perhatian. Melanjutkan dari sebelumnya, selain dari membantu
teman-teman saya dalam sisi akademis, saya juga akan membangun hubungan
intrapersonal yang lebih dengan teman-teman saya. Dengan kata lain, character
strength love dalam diri saya ini dapat didayabaktikan dengan memberikan
perhatian dan kepedulian saya untuk mendengarkan dan membantu teman saya.
Terakhir, seseorang dengan character strength spirituality adalah
seseorang yang cukup paham mengenai meaning of life atau tujuan dan posisi diri
saya dalam dunia. Masih sama dengan kedua character strength diatas, untuk
mendayabaktikan character strength spirituality dalam hidup saya adalah dengan
membantu teman saya. Dengan ini, saya dapat lebih memahami meaning of life
saya. Saya dapat mengetahui bahwa tujuan hidup saya ini adalah untuk membantu
orang lain.
Dengan menayabaktikan character strenghts, saya dapat membangkitkan
kepuasan batin yang otentik atau suatu emosi positif yang kuat, yang dapat
melebihi kesenangan (gratifikasi). Setelah itu, hal ini dapat menjadi sumber
kekuatan bagi saya untuk mencapai engagement.
5
orang lain. Orang dengan character strength social intelligence mampu
menyadari perasaan dan alasan dalam bertindak baik dalam diri sendiri maupun
orang lain. Tahu dan mampu bertindak dengan tepat dalam situasi sosial yang
bervariasi. Mereka juga tahu dan mampu untuk membuat orang lain terkesan.
Sedangkan engagement sendiri berarti melibatkan diri dengan sepenuh
hati, dengan total, dengan sukarela dan sering kali dengan mengambil resiko
dalam suatu relasi dengan seseorang/sekelompok/suatu tujuan yang paling
bermakna bagi individu. Engagement adalah sebuah jalan hidup (a way of being)
di mana seseorang tidak hidup bagi dirinya sendiri, melainkan mengikatkan diri
dengan sukarela (engaged) pada seseorang/kelompok, sebuah tujuan, visi, atau
panggilan sehingga karenanya ia menjalani hidup yang positif, hidup yang penuh,
hidup yang didayabaktikan. Dalam hidup semacam itu, ia akan berfungsi secara
optimal, mendayagunakan semua kebaikan yang dimilikinya, sehingga dipenuhi
oleh gratifikasi (kepuasan batin) yang melebihi segala kesenangan hedonis.
Upaya saya dalam mendayabaktikan character strength yang dimiliki
untuk mencapai engagement, yang pertama dari signature strength pertama saya
yaitu perspective, saya akan menjadi pendengar dan berusaha untuk selalu
membantu memberikan saran atau pendapat untuk lingkungan disekitar saya, yang
mungkin bisa meringankan beban pikiran mereka atau memberikan suatu insight.
Menurut saya salah satu cara mendayabaktikan strength tersebut dalam mencapai
engagement di setting keluarga, perkuliahan maupun relasi sosial adalah dengan
memberi masukan/saran/pendapat setiap kali ada orang di lingkungan saya yang
membutuhkannya. Selanjutnya terkait signature strength saya yang kedua adalah
love, salah satu cara saya mendayabaktikan strength tersebut dalam mencapai
engagement adalah dengan memberikan perhatian dan menjalin hubungan yang
dekat dengan orang-orang disekitar saya. Salah satu caranya mungkin dengan
membantu teman yang sedang membutuhkan pertolongan, memberikan perhatian
kepada teman yang sedang terkena musibah atau sedang sakit dan juga saling
berbagi dan peduli dengan orang-orang disekitar. Yang terakhir yaitu social
intelligence, cara saya dalam mendayabaktikan strength tersebut agar mencapai
engagement adalah dengan bersosialisasi sebanyak mungkin, baik itu dalam
6
lingkup pertemanan kuliah, atau organisasi tertentu. Saya akan mengikuti kegiatan
organisasi, dengan mengikuti kegiatan tersebut saya akan lebih bisa memiliki
hubungan dan terkait dengan lingkungan sosial. Organisasi juga dapat
meningkatkan social skill, communication skill serta skill leadership kita dan juga
mengetahui kebutuhan lingkungan sekitar. Dengan mendayabaktikan signature
strength tersebut, menurut saya dapat membangkitkan kepuasan batin yaitu suatu
emosi positif yang kuat yang melebihi kesenangan yang disebut gratifikasi, yang
akan menjadi sumber kekuatan untuk bertahan dalam engagement.
7
menuliskan refleksi dari kegiatan-kegiatan yang saya lakukan secara jujur, dengan
begitu saya kembali mengevaluasi diri saya. Menghubungi orang atau keluarga
atau teman yang terpercaya untuk bertukar pendapat ataupun sekedar curhat
tentang apa yang dirasakan.
8
Orang yang memiliki karakter prudence akan berhati-hati dengan
pilihannya, berhenti dan berpikir sebelum bertindak. Ini adalah kekuatan menahan
diri. Ketika ia bijaksana, ia tidak mengambil risiko yang tidak perlu, dan tidak
mengatakan atau melakukan hal-hal yang mungkin ia sesali di kemudian hari. Jika
ia memiliki kehati-hatian yang tinggi, ia dapat mempertimbangkan konsekuensi
jangka panjang dari tindakannya. Kehati-hatian adalah bentuk penalaran praktis,
kemampuan untuk memeriksa konsekuensi potensial dari tindakan secara objektif,
dan mengendalikan diri berdasarkan pemeriksaan itu. Kehati-hatian melibatkan
perencanaan jauh ke depan serta perencanaan jangka pendek yang terarah pada
tujuan. Hal ini sering disebut sebagai kebijaksanaan hati-hati, kebijaksanaan
praktis, dan alasan praktis.
Engagement adalah sebuah jalan hidup (a way of being), seseorang tidak
hidup bagi dirinya sendiri melainkan mengikatkan diri dengan sukarela (engaged)
pada seseorang/ kelompok, suatu tujuan, sebuah visi, suatu panggilan (Seligman,
2002). Saya mendayabaktikan character strength judgment untuk mencapai
engagement dengan berada di organisasi dan berada pada posisi yang
membutuhkan penilaian saya, seperti wakil ketua, atau di posisi administrasi
seperti sekretaris dan bendahara. Saya mendayabaktikan character strength
appreciation of beauty and excellence untuk mencapai engagement dengan pergi
ke alam bersama orang terdekat atau bersama organisasi, seperti gunung, pantai,
gua, dan tebing. Saya mendayabaktikan character strength prudence untuk
mencapai engagement dengan mendengarkan dan menaruh perhatian pada cerita
teman-teman sekitar saya. Bila mereka menginginkan saran, saya akan
memberikan saran terbaik yang dapat saya beri, dan seringkali orang terdekat saya
memang meminta saran saya dan berbagi pikiran mereka dengan saya.
9
Honesty merupakan character strength yang dimana individu berbicara
kebenaran tetapi lebih luas menampilkan diri dengan cara yang tulus dan
bertindak dengan cara yang tulus; individu tanpa kepura-puraan; bertanggung
jawab atas perasaan dan tindakan seseorang. Honesty merupakan bagian dari
virtue courage. Courage merupakan virtue yang melibatkan dorongan yang kuat
untuk mencapai suatu tujuan. Walaupun terdapat rintangan, baik rintangan
eksternal maupun internal, namun individu tetap termotivasi berjuang untuk
mencapai tujuan.
Perspective merupakan character strength yang di mana individu
memberikan saran kepada orang lain dengan mempertimbangkan perspektif yang
berbeda (dan relevan) dan menggunakan pengalaman dan pengetahuan individu
sendiri untuk memperjelas gambaran besarnya. Perspective merupakan bagian
dari virtue wisdom & knowledge. Wisdom & knowledge merupakan virtue yang
berkaitan dengan fungsi kognitif, yaitu mengenai bagaimana individu
memperoleh dan menggunakan pengetahuan.
Prudence merupakan character strength yang di mana individu bertindak
dengan hati-hati dan waspada, berusaha menghindari risiko yang tidak perlu dan
merencanakan dengan mempertimbangkan masa depan dan melibatkan
perencanaan jauh ke depan serta jangka pendek, perencanaan yang diarahkan pada
tujuan. Prudence merupakan bagian dari virtue temperance. Temperance
merupakan virtue yang mengarahkan individu untuk melakukan kontrol dan
membuat pertimbangan sebelum melakukan sesuatu.
Sedangkan engagement adalah sebuah jalan hidup (a way of being) di
mana seseorang tidak hidup bagi dirinya sendiri, melainkan mengikatkan diri
dengan sukarela (engaged) pada seseorang/kelompok, sebuah tujuan, visi, atau
panggilan sehingga karenanya ia menjalani hidup yang positif, hidup yang penuh,
hidup yang didayabaktikan. Dalam hidup semacam itu, ia akan berfungsi secara
optimal, mendayagunakan semua kebaikan yang dimilikinya, sehingga dipenuhi
oleh gratifikasi (kepuasan batin) yang melebihi segala kesenangan hedonis.
Upaya saya dalam mendayabaktikan character strength yang berada pada
kedudukan tertinggi, yaitu honesty untuk mencapai engagement adalah dengan
10
bertindak dan berperilaku sesuai dengan kepribadian yang saya miliki.
Menceritakan pengalaman yang saya pernah alami dalam kehidupan baik untuk
memberikan solusi atau hanya sekedar untuk membangun komunikasi tanpa ada
yang diubah sehingga saya benar-benar menunjukkan orisinalitas dari perjalanan
hidup saya. Dengan begitu dalam setting keluarga, perkuliahan, dan relasi sosial
saya akan berbicara apa adanya mengenai segala sesuatu baik itu tentang diri saya
atau perspektif saya tentang suatu hal atau seseorang. Saya bertindak dan
berperilaku konsisten berdasarkan kepribadian yang saya miliki dan emosi yang
saya rasakan. Saya harus lebih lagi bertanggung jawab terhadap perasaan atau
emosi yang saya tunjukkan melalui sebuah tindakan. Saya lebih lagi berani untuk
menunjukkan keterikatan diri saya dengan komitmen yang baru maupun sudah
lama saya miliki. Kekonsistenan dalam menunjukkan minat saya akan sesuatu
akan memberikan value baik pada hal yang saya minati dan kepribadian saya.
Perasaan dan tindakan yang konsisten saya perlihatkan pada ketiga setting
tersebut akan membuat saya lebih lagi menjadi apa adanya.
Upaya saya dalam mendayabaktikan character strength yang berada pada
kedudukan dua tertinggi, yaitu perspective untuk mencapai engagement adalah
dengan lebih menghindari terfokus pada detail kecil ketika ada masalah yang lebih
besar untuk dipertimbangkan. Mengobservasi dengan cermat mengenai segala
aspek yang ada dan mencoba menyatukannya melalui sebuah gambaran besar.
Dalam setting keluarga, perkuliahan, dan relasi sosial pada saat saya
mendengarkan orang lain, secara bersamaan saya akan berusaha memikirkan
pelajaran hidup, perilaku yang tepat, dan apa yang terbaik untuk situasi yang
sedang dibahas. Dengan kemampuan untuk melihat sistem secara keseluruhan,
atau berpikir secara luas, membantu saya untuk memberikan nasihat yang baik
pada saat saya berada dalam setting keluarga, perkuliahan, dan relasi sosial. Saya
harus semakin lagi memperluas kapasitas saya untuk memberikan nasihat dan
untuk mengenali dan menimbang banyak sisi sebelum membuat keputusan.
Upaya saya dalam mendayabaktikan character strength yang berada pada
kedudukan ketiga tertinggi, yaitu prudence untuk mencapai engagement adalah
dengan lebih berhati-hati dengan pilihan saya dan berlatih untuk berhenti berpikir
11
dan melakukan kegiatan sejenak untuk benar-benar memikirkan segala resiko dan
keuntungan yang didapat dari sebuah keputusan yang hendak diambil. Pada saat
saya berada dalam setting keluarga, perkuliahan, dan relasi sosial saya harus lebih
lagi menguasai diri baik dalam mengambil keputusan atau bertindak agar saya
dapat mempertanggung jawabkan keduanya. Saya harus lebih menghindari
mengambil risiko yang tidak perlu, dan tidak mengatakan atau melakukan hal-hal
yang mungkin saya nanti sesali atau tidak dapat saya pertanggung jawabkan.
Dalam ketiga setting tersebut saya mampu mempertimbangkan konsekuensi
jangka panjang dari tindakan saya atau orang lain. Pihak utama dari ketiga setting
tersebut akan semakin sering mempertanyakan pertimbangan dan penilaian saya
pada saat mereka membutuhkan pertolongan dalam mengambil sebuah keputusan.
12
kegiatan tersebut, saya juga dapat melatih character strengths kindness seperti
berbuat baik dan menolong orang lain, begitu juga dengan fairness dapat saya
latih ketika melakukan kegiatan tersebut seperti memberikan perlakuan yang sama
kepada setiap individu. Selain itu, character strengths honesty juga dapat dilatih
dengan bertanggung jawab yaitu mengikuti dan melaksanakan kegiatan tersebut
dari awal sampai akhir. Dengan upaya dalam mendayabaktikan character
strengths tersebut dapat membangkitkan kepuasan batin yang otentik, suatu emosi
positif yang kuat, yang melebihi kesenangan (gratifikasi).
13