Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FENOMENA FISIK (LINGKUNGAN ALAM) DAN


FENOMENA MANUSIA (LINGKUNGAN SOSIAL)

Diajukan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah IPS

Dosen Pengampu: Ardi Muhamad Arsyad, S.Pd.I

Disusun oleh:

Farhan Haliman

Yusri Al Ghifari

Fakultas Tarbiyah
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT MADANI NUSANTARA

Jl. Lio Balandongan sirnagalih No. 7 Kel. Cikondang Kec. Citamiang Kota.
Sukabumi
Telp/Fax (0266) 225465

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih ke hadirat
Allah SWT. Karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini sehinga dapat hadir di hadapan pembaca sekalian.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW Beserta
keluarga dan para Sahabatnya sekalian, yang dengan penuh kesetiaan dan telah
mengorbankan jiwa raga maupun hartanya demi tegaknya syiar Islam yang
pengaruh dan manfaatnya masih dapat kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah yang berada di hadapan kita pembaca ini membahas “Fenomena
Fisik (Lingkungan Alam) Dan Fenomena Manusia (Lingkungan Sosial)”.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi
kita semua.
Kepada para pembaca yang membahas makalah ini kami sampaikan terima
kasih. Saran dan keritik dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan demi bertambahnya wawasan kami sebagai
Mahasiswa.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ya
Rabbal aalamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permukaan bumi tempat hidup berbagai makhluk hidup. Menurut
ilmu lingkungan, permukaan bumi adalah ekosistem yang sangat lurus dan
dapat dibedakan atas sejumlah ekosistem yang lebih kecil. Di dalam
ekosistem terdapat interaksi antar makhluk hidup dengan alam
lingkungannya. Ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan interaksi
tersebut dikenal dengan istilah ekologi.
Istilah ekologi pada awalnya diperkenalkan oleh salah seorang ahli
biologi jerman, yang bernama Ernest Haekel, ekologi berasal dari kata
oikos yang artinya rumah tangga dan logos yang berarti pengetahuan, jadi
ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan timbal balik yang
dinamis antara makhluk hidup dengan rumah tangga atau lingkungannya.
Di dalam ekosistem terdapat unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi diantaranya adalah manusia, unsur alam hayati, unsur alam
non hayati dan sumber daya buatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu fenomena fisik (lingkungan alam)?
2. Apa itu fenomena manusia (lingkungan sosial)?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui fenomena fisik (lingkungan alam)
2. Dapat mengetahui fenomena manusia (lingkungan sosial)
BAB II
PEMBAHASAN

A. FENOMENA FISIK (lingkungan alam)


Terdapat lima konsep dasar yang dapat membantu menjelaskan
bagaimana interaksi dan pengaruh dari proses-proses fisik di permukaan
bumi. Konsep-konsep tersebut dikenal sebagai sistem, batas, daya,
keseimbangan alam, dan keadaan permukaan bumi. Yang dimaksud
dengan sistem disina adalah sekumpulan unsur-unsur yang berhubungan
secara saling menguntungkan sehingga mereka saling mempengaruhi
sebagai suatu kesatuan secara keseluruhan. Misalnya dalam siklus
Hidrologi (sistem perputaran masa air dipermukaan bumi).
Beberapa wilayah keadaannya tinggi, rendah, datar, bergelombang,
berbukit-bukit dan bergunung-gunung. Perbedaan permukaan bumi ini
dinamakan relief muka bumi. Didaratan relief muka bumi yang kita kenal
antara lain sebagai dataran rendah, dataran tinggi, lembah, lereng, bukit
dan pegunungan. Sementara di dasar samudra kita mengenal antara lain
paparan benua, paparan laut, pegunungan laut dan lubuk laut.
Bentang alam dipermukaan bumi ini di pengaruhi oleh empat unsur
pokok yang saling berkaitan. Keempat unsur tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Gejala litosfer, yaitu kekuatan yang ditimbulkan oleh
pembentukan tinggi rendahnya permukaan bumi seperti dataran,
perbukitan, daerah bergelombang, dan lembah sungai berteras.
2) Gejala atmosfer, yaitu kekuatan yang ditimbulkan oleh udara
yang menyelubungi permukaan bumi, suhu udara, kecepatan
angin, curah hujan dan iklim.
3) Gejala hidrosfer, adalah kekuatan yang ditimbulakn oleh mata air
yang ada dipermukaan seperti sungai dengan cabang-cabangnya,
danau-danau dan lautan.
4) Gejala biosfer, adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh makhluk
hidup berupa flora, fauna dan manusia.
Bentukan-bentukan di daratan maupun di dasar lautan disebabkan
oleh tenaga pembentukan permukaan bumi yang dikenal sebagai tenaga
geologi. Tenaga geologi ini ada yang berasal dari dalam bumi yang disebut
dengan proses endogenic dan tenaga yang berasal dari luar bumi disebut
proses Eksogenik. Proses-proses endogenic yang berupa gerakan antara
lain dibedakan antara vulkanisme, tektonisme, dan gempa.
1. Proses Endogenic
Proses endogenic merupakan proses pembentukan bentang alam
yang disebabkan tenaga dari dalam kulit bumi. Tenaga endogenic dengan
arah vertical mengakibatkan tonjolan permukaan bumi berupa kubah,
sedangkan tenaga endogenic yang arahnya lateral atau horizontal
menghasilkan lipatan-lipatan di bumi, retakan-retakan bahkan patahan.
a. Vulkanisme
Vulkanisme yaitu proses naik dan munculnya magma
kepermukaan bumi. Proses terjadinya vullkanisme dipengaruhi oleh
aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer. Jika magma hanya
menyusup sebatas kulit bumi bagian dalam atau tidak sampai keluar
dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai
keluar permukaan bumi di sebut ekstrusi magma. Dalam peroses ini
terjadi pendinginan magma yang akan membentuk batuan.
Magma adalah bahan silikat pijar dalam wujud padatan, cairan
gas yang berada didalam kerak bumi. Erupsi adalah suatu proses
keluarnya magma kepermukaan bumi, baik retakan-retakan pada
badan gunung api ataupun dengan cara mendesak tubuh gunung api,
sehingga menghancurkan sebagian badan gunung api tersebut.
b. Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit
bumi secara horizontal maupun vertical. Berdasarkan kecepatan gerak
dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas epirogenesa dan
orogenesa.
c. Gempa
Gempa adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi yang
berasal dari dalam lapisan bumi. Pusat gempa di dalam di sebut
Hiposentrum sedangkan pusat gempa di permukaan bumi tepat diatas
Hiposentrum di sebut Episentrum. Gempa dapat digolongkan menjadi
bermacam-macam, yaitu menurut terjadinya, menurut dalamnya
Hiposentrum dan menurut intensitasnya. Menurut terjadinya gempa
dapat dibagi tiga yaitu:
1) Gempa Tektonik, adalah gempa yang disebabkan oleh adanya
dislokasi atau pergeseran lapisan batuan yang panjang di bumi.
2) Gempa Vulkanik, adalah gempa yang terjadi karena letusan
gunung berapi.
3) Gempa Runtuhan (guguran), adalah gempa yang di sebabkan
dengan runtuhnya tanah atau dinding gua. Gempa ini biasanya
terjadi pada daerah pertambangan.
Berdasarkan letak Episentrumnya, gempa dapat dibedakan
menjadi gempa daratan (Episentrum terletak di darat) dan gempa
lautan (Episentrum terletak di laut). Seismograf merupakan alat
pencatat getaran gempa. Ada dua macam seismograf yaitu seismograf
horizontal dan seismograf vertical. Seismograf horizontal adalah
seismograf yang mencatat getaran gelombang seismic dengan arah
mendatar. Seismograf vertical adalah seismograf yang mencatat
getaran gelombang seismic dengan arah tegak (vertical). Skala Richter
lebih dikenal secara umum untuk menentukan kekuatan suatu gempa.
2. Proses Eksogenik
Tenaga geologi lainnya yang mengakibatkan bentukan-bentukan
alam dipermukaan bumi adalah proses eksogenik (tenaga asal luar
permukaan bumi). Secara umum proses eksogenik ini dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Pelapukan
Pelapukan adalah proses penghancuran massa bantuan baik secara
fisika, kimiawi dan biologis. Dilihat dari prosesnya pelapukan di
kelompokkan atas:
1) Pelapukan mekanik, yaitu suatu proses pelapukan bantuan tanpa
mengubah struktur kimiawi bantuan tersebut, tetapi merupakan
penghancuran bongkah bagian-bagian yang lebih kecil.
2) Pembekuan air menjadi Kristal-kristal es pada celah batuan.
3) Pelapukan biologis adalah proses pelapukan akibat kegiatan
organisme atau makhluk hidup.
4) Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses pelapukan massa
batuan disertai perubahan struktur kimiawi batuan yang terlapukan.
b. Erosi
Erosi adalah suatu proses pelepasan dan pemindahan massa batuan
(termasuk tanah) secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lainnya oleh
zat pengangkut yang bergerak dipermukaan bumi. Dari pengertian itu ada
tiga proses utama dalam erosi yaitu:
1) Proses Pelepasan massa batuan atau tanah dari induknya sering
disebut dengan pengikisan.
2) Proses pengangkutan massa batuan atau tanah hasil pengikisan di
suatu tempat di sebut pengendapan atau sedimentasi.
3) Proses Pengendapan
Berdasarkan kecepatan proses erosi dibedakan atas erosi geologi dan
erosi yang dipercepat (erosi tanah). Erosi geologi adalah suatu bentuk erosi
dimana proses penghancuran tanah relatif seimbang dengan peroses
pembentukannya. Berdasarkan zat pelarutnya, erosi dapat dibagi menjadi:
1) Erosi Air
Pelaku proses pengikisan dalam hal ini adalah air yang mengalir,
baik di dalam tanah (air tanah), di sungai-sungai, ataupun air yang
mengalir dipermukaan tanah setelah terjadi hujan. Erosi air terbagi atas:
a) Erosi percikan
Erosi percikan yaitu proses pengikisan tanah yang terjadi akibat
percikan air hujan yang membentuk tanah.
b) Erosi lembar
Pada erosi ini lapisan tanah yang paling atas hilang terkikis,
sehingga kesuburan tanah di daerah ini sangat berkurang.
c) Erosi alur
Ciri-ciri yang diamati sebagai tanda terjadinya proses erosi alur
antara lain: pengikisan yang membentuk alur-alur yang amat jelas serta
bentuk alur relatif lurus di daerah-daerah berlereng dan berkelok-kelok.
d) Erosi parit
Tingkat erosi yang paling tinggi yang disebabkan oleh air adalah
erosi parit. Ciri-cirinya adalah pada lereng-lereng yang terkena proses
ini akan terbentuk parit-parit yang cukup dalam yang berbentuk seperti
huruf U atau V.
2) Erosi angina
Proses pengikisan batuan atau tanah oleh angina disebut deflasi.
Erosi angina terjadi di daerah-daerah gurun. Angina kencang yang banyak
mengandung kerikil dan pasir, jika melintas bingkahan-bongkahan batuan
tersebut seolah-olah digosok dan dipoles oleh kerikil dan pasir yang
terkandung dalam angina, sehingga sedikit demi sedikit batuan tersebut
terkikis.
3) Erosi Gletsyer
Erosi Gletsyer di sebut erosi glacial. Gletsyer adalah massa es yang
bergerak. Gletsyer terdapat di daerah kutub-kutub dan pegunungan tinggi
yang puncaknya selalu tertutup es seperti pegunungan Himalaya dan
alpine.
4) Erosi oleh air laut
Proses erosi terjadi karena gelombang dan arus laut dinamakan
abrasi atau erosi air laut. Energi gelombang air laut yang bergerak kearah
pantai, maupun mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang yang ada
di pantai.
5) Masswasting
Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah berat.
Proses terjadinya masswasting hampir sama dengan proses erosi, yaitu
melalui tahap pelepasan massa batuan atau tanah dari batuan induknya,
pemindahan batuan yang terkikis, dan pengendapan batuan tersebut di
suatu tempat (sedimentasi).
B. Pengertian Fenomena Sosial
Fenomena sosial adalah gejala-gejala atau peristiwa yang terjadi dan
diamati dalam kehidupan sosial. Fenomena sosial juga disebut sebagai
gejala sosial. Seperti yang telah disebutkan di alinea awal, bahwa
fenomena atau gejala sosial dipengaruhi oleh bentuk-bentuk perubahan
sosial. Bentuk-bentuk tersebut tidak bisa dihilangkan, namun harus bisa
diantisipasi.
Adapun penyebab dari fenomena sosial adalah sebagai berikut:
1) Faktor kultural: faktor ini merupakan nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan ataupun komunitas masyarakat.
2) Faktor struktural: faktor ini merupakan suatu keadaan yang
mempengarui struktur yang tersusun oleh suatu pola tertentu.
Fenomena sosial pun juga terdiri atas beberapa macam, yaitu:
1) Ekonomi: fenomena sosial ekonomi biasanya terjadi dalam bentuk
masalah kemiskinan, kependudukan, pengangguran, penghasilan,
dan lain sebagainya.
2) Budaya: pertentangan antara dua budaya lokal yang berbeda, atau
pertentangan budaya lokal dan internasional adalah bentuk dari
fenomena sosial ini.
3) Lingkungan alam: fenomena sosial dalam lingkup lingkungan sosial
bisa berupa penyakit ataupun bencana alam.
4) Psikologis: gangguan jiwa merupakan salah satu bentuk dari jenis
fenomena sosial ini.
Masalah-masalah sosial juga merupakan salah satu bentuk dari
fenomena sosial. Sebuah masalah dikatakan masalah sosial jika nilai-nilai
sosial tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Masalah sosial sendiri mempunyai dua bentuk, yaitu:
1) Disorganisasi sosial: kekurangan atau kegagalan suatu sistem sosial
yang dapat membuat individu dan kelompok yang mempunyai
tujuan tidak tercapai tujuannya. Hal ini terjadi karena tiga sebab,
yakni: kurang atau hancurnya saluran komunikasi, konflik nilai dan
kepentingan yang terjadi di masyarakat, lemahnya proses sosialisasi.
2) Penyimpangan tingkah laku dan tindakan: adalah masalah sosial
yang disebabkan oleh perilaku menyimpang yang dilakukan
masyarakat.
Masalah-masalah tersebut perlu ditangani dengan sejumlah upaya
mengatasi masalah sosial.
C. Contoh Fenomena Sosial
Dibawah ini ada beberapa contoh fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat, diantaranya:
1. Mudik
Fenomena ini terjadi setiap setahun sekali, terutama yang paling
umum adalah saat momen hari raya idul fitri. Fenomena sosial ini
merupakan fenomena yang disebabkan oleh faktor kultural atau budaya.
Fenomena ini sendiri merupakan kegiatan pulang kampong dari kota atau
tempat perantauan menuju kempung halaman guna merayakan idul fitri.
Tradisi ini dilakukan beberapa hari sebelum hari raya idul fitri tiba.
Biasanya masyarakat melakukan mudik dengan menggunakan sejumlah
alat transportasi yang ada, seperti kendaraan pribadi, bus, kreta api, kapal
laut, hingga pesawat terbang. Fenomena ini juga menghasilkan suatu
masalah yang selalu terjadi sebelum dan setelah idul fitri, yaitu kemacetan.
2. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk yang terlalu
banyak di suatu wilayah. Kepadatan ini biasanya terjadi di wilayah
perkotaan. Penyebab terjadinya kepadatan penduduk antara lain:
 Ketersediaan lapangan kerja.
 Tingginya angka kelahiran.
 Kondisi alam.
 Pembangunan yang tidak rata.
 Pola pikir orang desa yang masih menganggap bahwa kota adalah
tempat meraih kesuksesan, sehingga mereka pun memutuskan
untuk melakukan urbanisasi.
Seperti yang disebutkan diatas, bahwa pola pikir masyarakat yang
menganggap kota sebagai tempat kesuksesan membuat mereka rela
melakukan urbanisasi. Kegiatan urbanisasi tersebut merupakan kegiatan
perpindahan warga desa ke wilayah perkotaan. Tentu saja hal ini akan
menimbulkan kota menjadi penuh sesak dengan penduduk. Untuk
mengatasi hal tersebut, terdapat sejumlah cara mencegah urbanisasi, yaitu:
 Pembangunan yang merata.
 Mempermudah akses komunikasi dan transportasi.
 Penyamarataan standar pendidikan dikota dan di desa.
 Penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai.
 Pemerataan wilayah pemerintahan.
 Menciptakan lapakan kerja di desa.
 Memperbaiki fasilitas umum di desa yang terbengkalai.
 Memberikan pemahaman kepada masyarakat desa mengenai
kehidupan kota yang sesungguhnya.
 Memperioritaskan pembangunan daerah yang membutuhkan.
 Melakukan program pengembalian tenaga kerja dari kota ke desa
asalnya.
3. Kriminalitas
Kriminalitas merupakan fenomena sosial yang bersifat negatif.
Kriminalitas senidiri merupakan tindak kejahatan yang melanggar norma
dan hukum yang telah diterapkan serta bersifat merugikan dan
menimbulkan pertentangan dari masyarakat. Pelaku kriminal akan di jerat
oleh sanksi hukum pidana, hukum perdata, dan sanksi administratif.
Kriminalitas cenderung sering terjadi di perkotaan. Bentuknya bisa
beragam. Mulai dari pembunuhan, penculikan, hingga kejahatan asusila.
Kriminalitas sendiri terjadi bukan tanpa sebab. Sejumlah faktor
mempengaruhi adanya kriminalitas, seperti endogen dan eksogen. Faktor
endogen merupakan faktor di dalam diri seseorang yang menyebabkan
melakukan tindak criminal, seperti niat, motivasi, ataupun rasa sakit hati.
Faktor eksogen bisa berbentuk faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan
juga adanya kesenjangan sosial.
Tindak kriminalitas akan menghasilkan sejumlah dampak masalah
sosial, seperti:
 Kerugian materi merugikan korban.
 Trauma psikis yang dialami korban akibat kejahatan asusila.
 Cacat tubuh atau hilangnya nyawa akibat tindak penganiayaan atau
pembunuhan.
4. Pencemaran air

Anda mungkin juga menyukai