Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

HALUSINASI
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen pengampu : Indra Gunawan. MSN.

Disusun oleh :
Rizki setiana rohaendi
E2214401037

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
SPTK HALUSINASI
A. Proses keperawatan

1. Kondisi klien
Data Subjektif Data Objektif
 Mendengar suara bisikan atau  Distorsi sensori
melihat bayangan  Respons tidak sesuai
 Merasakan sesuatu melalui indera  Bersikap seolah melihat,
pendengaran mendengar.
 Menyendiri
 Melamun
 Konsentrasi buruk
 Disorientasi waktu, tempat, orang
atau situasi
 Curiga
 melihat ke satu arah
 Mondar-mandir
 Bicara sendiri
 Mendengar suara bercakap-cakap

2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori b.d. halusinasi pendengaran d.d. mendengar suara bercakap-
cakap.

3. Tujuan
a. Pasien mengenali halusinasinya
b. Meningkatkan interaksi sosial dan mengurangi perilaku menyendiri.
c. Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisinya dan mempromosikan kepatuhan
terhadap pengobatan atau terapi yang direkomendasikan.

4. Tindakan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Mengidentifikasi isi,waktu terjadi,dan respon terhadap halusinasi
c. Mengenal klien membantu halusinasinya
d. Mengajarkan dan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HALUSINASI
Sp 1 mengenal Halusinasi
a. Fase orientasi
Salam teurapetik : Selamat pagi, assalamualaikum.. Boleh Saya kenalan dengan
anda?
Nama saya setiana senang dipanggil setia. Kalau boleh Saya tahu nama anda siapa
dan senang dipanggil dengan sebutan apa? Baik.
Bagaimana kabar Kak.D hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan
tidak?
Apakah Kak.D tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Bagaimana kalau
kita ngobrol tentang sesuatu yang selama ini dengar dan lihat tetapi tidak tampak
wujudnya?
Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? maunya berapa menit? Bagaimana kalau 10
menit? Bisa?
Di mana kita akan bincang-bincang ?
Bagaimana kalau di ruang istirahat?
b. Fase kerja
“Apakah kak.D mendengar suara tanpa ada wujudnya?”. “Apa yang dikatakan suara
itu?”. “Apakah KAK.D melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”.
“Seperti apa yang kelihatan?”. “Apakah terusmenerus terlihat dan terdengar, atau
hanya sewaktu-waktu saja?”. “Kapan paling sering KAK.D melihat sesuatu atau
mendengar suara tersebut?”. “Berapa kali sehari KAK.D mengalaminya?”. “Pada
keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”. “Apa yang KAK.D rasakan pada saat
melihat sesuatu?”. “Apa yang KAK.D lakukan saat melihat sesuatu?”. “Apa yang
KAK.D lakukan saat mendengar suara tersebut?”. “Apakah dengan cara itu suara dan
bayangan tersebut hilang?”. “Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah
suarasuara atau bayangan agar tidak muncul?”. “KAK.D ada empat cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul.”. “Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”.
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”. “Ketiga, melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal.”.“Keempat, minum obat dengan teratur.”.
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”. “Caranya
seperti ini: 1) Saat suara-suara itu muncul, langsung KAK.D bilang dalam hati, “Pergi
Saya tidak mau dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba KAK.D peragakan! Nah begitu,
bagus! Coba lagi! Ya bagus KAK.D sudah bisa.” 2) Saat melihat bayangan itu
muncul, langsung KAK.D bilang, pergi Saya tidak mau lihat… Saya tidak mau lihat.
Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba
KAK.D peragakan! Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus KAK.D sudah bisa.”
c. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan KAK.D dengan obrolan kita tadi? KAK.D merasa senang tidak
dengan latihan tadi?”. “Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba
KAK.D simpulkan pembicaraan kita tadi.” “Coba sebutkan cara untuk mencegah
suara dan atau bayangan itu agar tidak muncul lagi.”. “Kalau bayangan dan suara-
suara itu muncul lagi, silakan KAK.D coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat
jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?” (Masukkan kegiatan latihan
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien). “KAK.D, bagaimana
kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara dengan orang lain saat
bayangan dan suara-suara itu muncul?”. “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana
kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?” . “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol
besok di mana ya? Sampai jumpa besok”.

Anda mungkin juga menyukai