Laporan Instansi Pelaksanaan Magang Kejari
Laporan Instansi Pelaksanaan Magang Kejari
Disusun Oleh :
PADANG 2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN INSTANSI PELAKSANAAN
MAGANG ( PLNON – KEPENDIDIKAN ) DI
KEJAKSAAN NEGERI PADANG
Disusun Oleh :
Telah disetujui :
(…..………………….) (…….…………………..)
Mengetaui
Ketua program Studi pendidikan
Ekonomi Universitas PGRI Sumatera
Barat
Citra Ramayani.S.pd,ME
NIP : 1010028401
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
memberikan kemudahan dan melancarkan segala urusan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan di Kejaksaan Negeri Padang.
Laporan ini merupakan tugas akhir dari magang ( PL-Non Kependidikan ).
Laporan ini dibuat dengan pedoman atau referensi pada saat di lapangan. Laporan
ini juga persyaratan akhir agar dikeluarkan hasil atau penilaian selama proses
magang dilaksanakan.
Padang, 17 September
2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................
i
DAFTAR TABEL
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kejaksaan Negeri Padang............................................................................4
Gambar 2. logo kejaksaan Negeri Padang....................................................................7
Gambar 3. Stuktur Organisasi kejaksaan Negeri Padang..............................................9
Gambar 4.
Gambar 5.
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
5. Membentuk mental siswa dan memberi motivasi agar serius dan
dalam mencapai cita – cita.
1.3 Manfaat / kegunaan Magang
1. Memberitahukan atau menjelaskan tanggung jawab tugas dan kegiatan
2. Memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan
kebijaksanaan,keputusan atau pemecahan masalah
3. Merupakan sumber informasi
4. Merupakan bahan untuk dokumentasi
i
BAB II
PEMBAHASAN
i
masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini
dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang
memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi.
Pada masa penduduk Belanda, badan yang ada relevansinya
dengan jaksa dan kejaksaan adalah Opeenbaar Ministerie. Hanya
saja, pada prakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai
perpanjangan tangan Belanda belaka yang mengemban misi
terselubung yakni antara lain :
a. Mempertahankan segala peraturan negara.
b. Melakukan penuntutan segala tindak pidana.
c. Melaksanakan putusan pengadilan pidana yang berwenang.
i
d. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut
hukum. Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap
dipertahankan dalam
Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II
Aturan Peralihan UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945. Isinya mengamanatkan
bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan peraturan
negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar,
maka segala badan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku.
Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada
sejak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17
Agustus 1945. Dua hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945,
dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
diputuskan kedudukan Kejaksaan dalam struktur Negara Republik
Indonesia, yakni dalam lingkungan Departemen Kehakiman.
Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan
dinamika secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan
perubahan sistem pemerintahan. Sejak awal eksistensinya, hingga
kini Kejaksaan Republik Indonesia telah mengalami 22 periode
kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring dengan perjalanan sejarah
ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan, organisasi, serta tata
cara kerja Kejaksaan RI, juga juga mengalami berbagai perubahan
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk
negara dan sistem pemerintahan.
Terkait kedudukan, tugas dan wewenang Kejaksaan dalam
rangka sebagai alat revolusi dan penempatan kejaksaan dalam
struktur organisasi departemen, disahkan Undang-Undang Nomor 16
tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi dan kejaksaan
Negeri. Kejaksaan Tinggi dan kejaksaan Negeri tersebut salah
satunya ialah Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat dan Kejaksaan Negeri
Padang.
i
2.2 Deskripsi Geografis Kejaksaan Negeri Padang
Kejaksaan Negeri Padang menurut UU Nomor 16 Tahun
2004 Pasal 4 ayat (1) merupakan lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta
kewenangan lain berdasarkan undang – undang.
Kejaksaan Negeri Padang lokasi kantor terletak di Jl. Gajah
Mada No. 22, Gunung Pangilun Kota Padang Propinsi Sumatera
Barat. Adapun batas wilayah Kota Padang berbatasan dengan 3 (tiga)
Kabupaten yaitu: Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan, dan
Kabupaten Padang Pariaman. Kota Padang mempunyai pantai
sepanjang 84 Km, serta mempunyai pulau sebanyak 17 buah, 21
sungai, diantaranya 5 sungai besar. Kota Padang telah beberapa
kali diperluas dengan mengambil wilayah Padang Pariaman.
Daerah yang layak huni hanya sekitar 70% selebihnya daerah
perbukitan, hutan lindung, lembah dan aliran sungai.
Daerah Hukum Kejaksaan Negeri Padang meliputi wilayah
Kota Padang dan Mentawai yang ada dilepas pantai Barat pulau
Sumaetra Hindia. Kepulauan ini memang tidak termasuk daerah
teritorial Kota Padang tetapi termasuk teritorial Kabupaten
Mentawai. Kota Padang terletak pada 0,54 derajat sampai dengan
1,08 derajat LS dan 100 derajat 17 sampai dengan 100 derajat 34 BT
dengan luas daerah seluruhnya 694,96 dan keliling 190 Km. Daerah
yang efektif adalah 180 Km2 sedangkan 434,63 Km2 merupakan
daerah perbukitan.
2.3.1 Visi
i
dengan mempertimbangkan potensi fisik, ekonomi dan sosial budaya yang
di miliki maka visi pembangunan Kejaksaan Negeri Padang adalah “
Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif, efisien,
transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima dalam
mewujudkan supremasi hukum secara propesional, proporsional dan
bermatabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai-nilai
kepautan”.
2.3.2 Misi
i
keuangan, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan
kesejahteraan pegawai melalui tunjangan kinerja atau remunerasi, agar
kinerja kejaksaan dapat berjalan lebih efektif, efesien, transparan,
akuntabel, dan onbimal.
i
khusus
dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas
nama negara atau pemerintah.
3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum,
Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. Pengamanan peredaran barang cetakan;
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara;
e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f. Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.
i
2.2 Uraian Kegiatan Magang
A. Bidang datun
Seksi perdata dan Tata usaha Negara (DATUN ) adalah salah satu seksi yang
ada di kejaksaan yang mana bergerak di bidang perdata dan tata usaha negara. Seksi
perdata dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas melaksanakan dan atau
mengendalikan penegakan, bantuan,pertimbangan dan pelayanan hukun dan
tindakan hukum lain negara,pemerintah dan masyarakat dibidang perdata,tata usaha
negara,pemulihan dan perlindungan hak di daerah hukum kejaksaan.
Dalam melaksanakan tugasnya,Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknik di bidang perdata dan tata usaha
negara berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis,
2. Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan istansii terkait serta bimbingan dan
petunjuk teknis dalam penanganan masalah perdata dan tata usaha negara di
daerah hukum kejaksaan yang bersangkutan
3. Pemberian bantuan hukum terhadap masyarat yang menyangkut pemulihan dan
perlindungan hak dengan memperhatikan kepentingan umum sepanjang negara
atau pemerintah tidak menjadi tergugat.
1. Dimusnahkan
2. Dilelang untuk Negara
3. Diserahkan kepada instansi yang ditetapkan untuk dimanfaatkan
4. Diserahkan dirumah penyimpanan
1. Subseksi Penyidikan
2. Subseksi Penuntutan
Seksi Tindak Pidana Khusus memiliki tugas yang dilakukan di antara nya
ialah pengendalian terhadap kegiatan penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
melaksanakan penetapan dan keputusan pengadilan, pengawasan terhadap
pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan hokum lainnya dalam perkara
tindak pidana khusus.
Pada pengisian laporan bulanan dilakukan di menu EIS pada simkari yang
mana berisi laporan bulanan pada setiap bidang. Pertama, untuk bidang Tindak
Pidana Khusus terdapat 15 laman yang akan di isi dimana tiap satu bagian akan berisi
3 laporan seperti Korupsi, HAM, dll.
3. Membantu Mengisi Register buku perkara jaksa penuntut umum
Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi data-data apa saja yang akan diisi
pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama panggilan tersangka, jenis dan
barang bukti pada kasus yang ditangani, tanda terima dari penyidik perkara dan lain
sebagainya.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi data-data apa saja yang akan diisi
pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama panggilan tersangka, jenis dan
barang bukti pada kasus yang ditangani,dan juga pasal pidana terhadap tersangka
serta tanda terima dari penyidik perkara dan lain sebagainya.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi data-data apa saja yang akan diisi
pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama panggilan tersangka,
jenis dan barang bukti pada kasus yang ditangani, tanda terima dari penyidik
perkara. Dan menyusun berkas perkara dengan mengisi data-data apa saja
yang akan diisi pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama
panggilan tersangka, jenis dan barang bukti pada kasus yang ditangani,dan
juga pasal pidana terhadap tersangka serta tanda terima dari penyidik perkara
dan lain sebagainya.
Gambar 8 . Mencatat Buku Register dan Menyusun Berkas Perkara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Pelakasaan magang ini penulis mendapatkan banyak sekali
pengetahuan secara nyata dan menerapkan ilmu yang diperoleh pada
bangku perkuliahan, Sehingga dapat dipraktekan secara maksimal dan
optimal ketika melaksanakan magang. Selain itu magang adalah sarana
bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja nyata, sekaligus
mengenallingkungan dan kondisi kerja yang nantinya akan dihadapi
mahasiswa setelah lulus kuliah.
Setelah selama dua bulan saya melaksanakan Magang di
KEJAKSAAN NEGERI PADANG, Saya merasa senang karena
mendapatkan manfaat yang banyak, mendapatkan pengalaman, ilmu
pengetahuan, keluarga baru seperti bapak, ibu, abang, kakak, dan dapat
mengenal teman-teman barumemonitoring apakah ada masalah dengan
mahasiswa selama proses Magang agar lebih menjaga hubungan yang
lebih baik antara mahasiswa, pihak kampus dan pihak instansi. Pemilihan
KEJAKSAAN NEGERI PADANG sebagai tempat untuk magang
merupakan pilihan yang sangat baik, karena bisa mengetahui berbagai
pengetahuan dibidang DATUN, PIDSUS, dan BB serta adanya ilmu baru
yang bisa kita ambil selama kegiatan praktek kerja lapangan.
3.2 Saran