Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN INSTANSI PELAKSANAAN MAGANG

( NON KEPENDIDIKAN ) DI KEJAKSAAN NEGERI PADANG

Disusun Oleh :

Afdhalita Nurhasana ( 21090055)

Raski Afdi (21090132)

Susi Anggraini ( 21090036 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2023

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN INSTANSI PELAKSANAAN
MAGANG ( PLNON – KEPENDIDIKAN ) DI
KEJAKSAAN NEGERI PADANG
Disusun Oleh :

Afdhalita Nurhasana ( 21090055)

Raski Afdi (21090132)

Susi Anggraini ( 21090036)

Telah disetujui :

Padang, 17 September 2023

Pimpinan Instansi Tim Magang

(…..………………….) (…….…………………..)

Mengetaui
Ketua program Studi pendidikan
Ekonomi Universitas PGRI Sumatera
Barat

Citra Ramayani.S.pd,ME
NIP : 1010028401

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
memberikan kemudahan dan melancarkan segala urusan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan di Kejaksaan Negeri Padang.
Laporan ini merupakan tugas akhir dari magang ( PL-Non Kependidikan ).
Laporan ini dibuat dengan pedoman atau referensi pada saat di lapangan. Laporan
ini juga persyaratan akhir agar dikeluarkan hasil atau penilaian selama proses
magang dilaksanakan.

Dalam penulisan laporan Magang ini,mahasiswa magang mendapat


bantuan serta dukungan dari berbagai pihak.Baik yang secara langsung maupun
tidak langsung, pada kesempatan ini mahasiswa magang mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing mahasiswa
magang selama kegiatan maupun penulisan laporan Magang ini kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Ansofino,M.Si Selaku rektor Universitas PGRI Sumatera


Barat
2. Ibu Citra Ramayani,S.Pd,ME Selaku Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi.
3. Bapak Dr. Jolianis,ME Selaku dosen pembimbing.
4. Bapak Beni Yarbert,SH,MH Selaku Kasubbag pembinaan Kejaksaan
Negeri Padang.
5. Ibu Desi Erisanti,SE Kaur Kepegawaian Dan Keuangan Dan PNBP Selaku
Supervisor atau pembimbing Magang di Kejaksaan Negeri Padang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak


kekurangan baik dari segi bentuk, isi maupun teknik penyajian.untuk itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak
demi perbaikan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini kedepannya.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis dan kepada seluruh pembaca.

Padang, 17 September
2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang............................................................................1


1.2 Tujuan Pelaksanaan Magang.........................................................................................1
1.3 Manfaat Magang..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

2.1 Gambaran Umum Tempat Magang.................................................................................

2.2 Uraian Kegiatan Magang.................................................................................................

BAB III PENUTUPAN........................................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

LAMPIRAN..........................................................................................................................

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Nama Kejaksaan Negeri Padang................................................................

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kejaksaan Negeri Padang............................................................................4
Gambar 2. logo kejaksaan Negeri Padang....................................................................7
Gambar 3. Stuktur Organisasi kejaksaan Negeri Padang..............................................9
Gambar 4.
Gambar 5.

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan Magang


Pendidikan berperan penting dalam bentuk keterampilan seseorang
untuk memasuki dunia kerja, pendidikan yang diperoleh di Universitas
masih dalam pemberian teori saja, sedangkan untuk prakteknya masih
dalam skala kecil. Oleh karena itu, mahasiswa perlu melakukan kegiatan
magang secara langsung di instansi atau perusahaan. Sehingga setelah
lulus dari Universitas yang bersangkutan, mahasiswa dapat memanfaatkan
ilmu,keterampilan dan pengalaman yang diperoleh selama pendidikan dan
magang untuk diterapkan secara langsung didunia kerja sesungguhnya.
Magang adalah suatu mata pelajaran wajib dilakukan oleh
mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan tertentu sebagai syarat
kelulusan. Pada kesempatan kali ini, mahasiswa melakukan magang di
KEJAKSAAN NEGERI PADANG.
Pada pelaksanaan magang ini, mahasiswa ditunjuk untuk
melaksanakan magang dibagian DATUN,PIDSUS,BB, maka pada
kesempatan kali ini mahasiswa membuat laporan berkenaan dengan
admintrasian pelaksanaan KEJAKSAAN NEGERI PADANG.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Magang


1. Menghasilkan mahasiswa yang memiliki keahlian profesional, yaitu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan ( link and matc ) antara
kampus dengan dunia kerja
3. Menambah kreatifitas mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan
minat
4. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja

i
5. Membentuk mental siswa dan memberi motivasi agar serius dan
dalam mencapai cita – cita.
1.3 Manfaat / kegunaan Magang
1. Memberitahukan atau menjelaskan tanggung jawab tugas dan kegiatan
2. Memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan
kebijaksanaan,keputusan atau pemecahan masalah
3. Merupakan sumber informasi
4. Merupakan bahan untuk dokumentasi

i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Magang


2.1.1 Sejarah Kejaksaan Negeri Padang

Gambar2.1 Kantor Kejaksaan Negeri Padang

Kejaksaan Negeri Padang adalah lembaga kejaksaan yang


bertempat di Jl. Gajah Mada No.22, Olo Nanggalo, Kota Padang,
Sumatra Barat. Kejaksaan Negeri Padang berwenang menagani
kasus hukum di wilayah Kota Padang. Kejaksaan Negeri Padang
dipimpin oleh Kepala Kejaksaan Negeri yang bertugas
mengendalikan pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan di daerah
hukumnya.
Istilah kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di
Indonesia. Pada zaman kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu
pada masa Kerajaan Majapahit, istilah dhyaksa, adhyaksa, dan
dharmadhyaksa sedah mengacu pada posisi dan jabatan tertentu di
kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno, yakni dari kata-
kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.
Seorang peneliti Belanda, W.F.Stutterheim mengatakan
bahwa dhyaksa adalah pejabat negara di zaman Kerajaan Majapahit,
tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah berkuasa (1350-1389
M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk menangani

i
masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini
dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang
memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi.
Pada masa penduduk Belanda, badan yang ada relevansinya
dengan jaksa dan kejaksaan adalah Opeenbaar Ministerie. Hanya
saja, pada prakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai
perpanjangan tangan Belanda belaka yang mengemban misi
terselubung yakni antara lain :
a. Mempertahankan segala peraturan negara.
b. Melakukan penuntutan segala tindak pidana.
c. Melaksanakan putusan pengadilan pidana yang berwenang.

Gambar 2. Logo Kejaksaan yang bermakna keadilan

Peranan kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut


secara resmi difungsikan pertama kali oleh Undang-Undang
pemerintah zaman pendudukan tentara Jepang No. 1/1942, yang
kemudian diganti oleh Osamu Seirei No. 3/1942, No. 2/1944 dan
No.49/1944. Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua jenjang
pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin (Pengadilan Agung),
Koootooo Hooin (Pengadilan Tinggi) dan Tihooo Hooin (Pengadilan
Negeri). Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa kejaksaan
memiliki kekuasaan untuk :
a. Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran.
b. Menuntut Perkara.
c. Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara kriminal.

i
d. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut
hukum. Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap
dipertahankan dalam
Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II
Aturan Peralihan UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945. Isinya mengamanatkan
bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan peraturan
negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar,
maka segala badan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku.
Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada
sejak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17
Agustus 1945. Dua hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945,
dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
diputuskan kedudukan Kejaksaan dalam struktur Negara Republik
Indonesia, yakni dalam lingkungan Departemen Kehakiman.
Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan
dinamika secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan
perubahan sistem pemerintahan. Sejak awal eksistensinya, hingga
kini Kejaksaan Republik Indonesia telah mengalami 22 periode
kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring dengan perjalanan sejarah
ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan, organisasi, serta tata
cara kerja Kejaksaan RI, juga juga mengalami berbagai perubahan
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk
negara dan sistem pemerintahan.
Terkait kedudukan, tugas dan wewenang Kejaksaan dalam
rangka sebagai alat revolusi dan penempatan kejaksaan dalam
struktur organisasi departemen, disahkan Undang-Undang Nomor 16
tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan Tinggi dan kejaksaan
Negeri. Kejaksaan Tinggi dan kejaksaan Negeri tersebut salah
satunya ialah Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat dan Kejaksaan Negeri
Padang.

i
2.2 Deskripsi Geografis Kejaksaan Negeri Padang
Kejaksaan Negeri Padang menurut UU Nomor 16 Tahun
2004 Pasal 4 ayat (1) merupakan lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta
kewenangan lain berdasarkan undang – undang.
Kejaksaan Negeri Padang lokasi kantor terletak di Jl. Gajah
Mada No. 22, Gunung Pangilun Kota Padang Propinsi Sumatera
Barat. Adapun batas wilayah Kota Padang berbatasan dengan 3 (tiga)
Kabupaten yaitu: Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan, dan
Kabupaten Padang Pariaman. Kota Padang mempunyai pantai
sepanjang 84 Km, serta mempunyai pulau sebanyak 17 buah, 21
sungai, diantaranya 5 sungai besar. Kota Padang telah beberapa
kali diperluas dengan mengambil wilayah Padang Pariaman.
Daerah yang layak huni hanya sekitar 70% selebihnya daerah
perbukitan, hutan lindung, lembah dan aliran sungai.
Daerah Hukum Kejaksaan Negeri Padang meliputi wilayah
Kota Padang dan Mentawai yang ada dilepas pantai Barat pulau
Sumaetra Hindia. Kepulauan ini memang tidak termasuk daerah
teritorial Kota Padang tetapi termasuk teritorial Kabupaten
Mentawai. Kota Padang terletak pada 0,54 derajat sampai dengan
1,08 derajat LS dan 100 derajat 17 sampai dengan 100 derajat 34 BT
dengan luas daerah seluruhnya 694,96 dan keliling 190 Km. Daerah
yang efektif adalah 180 Km2 sedangkan 434,63 Km2 merupakan
daerah perbukitan.

2.3 Visi dan Misi Kejaksaan Negeri Padang

2.3.1 Visi

Visi Kejaksaan Negeri Padang disusun berdasarkan kondisi


Propinsi
Sumatra Barat pada saat ini dan tantangan yang dihadapi dalam lima
tahun mendatang dan mengacu kepada Propinsi Sumatra Barat, serta

i
dengan mempertimbangkan potensi fisik, ekonomi dan sosial budaya yang
di miliki maka visi pembangunan Kejaksaan Negeri Padang adalah “
Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif, efisien,
transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima dalam
mewujudkan supremasi hukum secara propesional, proporsional dan
bermatabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai-nilai
kepautan”.

2.3.2 Misi

1. Mengobtimalkan pelaksanaan fungsi kejaksaan dalam pelaksana


tugas dan
wewenang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas penanganan
perkara seluruh tindak pidana, penanganan perkara perdata dan Tata
Usaha Negara, serta pengobtimalan kegiatan Intelijen Kejaksaan, secara
propesional, proposional dan bermartabat melalui penerapan
Standard Operating Procedure (SOP) yang tepat, cermat, terarah, efektif,
dan efesien.

2. Mengobtimalkan peranan bidang pembinaan dan pengawasan dalam


rangka
mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama
terkait dengan upaya penegakan hukum Mengobtimalkan tugas
pelayanan publik di bidang hukum dengan penuh tanggung jawab, taat
azas, efektif, dan efesien, serta penghargaan terhadap hak-hak piblik.

3. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur


organisasi
Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen terutama
pengimplementasian program quickwins agar dapat segera di akses oleh
masyarakat, penyusunan cetak biru (Blue print) pembanguan sumber
daya manusia kejaksaan jangka menengah dan jangka panjang tahun
2025, menerbitkan dan menata kembali manajemen administrasi

i
keuangan, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan
kesejahteraan pegawai melalui tunjangan kinerja atau remunerasi, agar
kinerja kejaksaan dapat berjalan lebih efektif, efesien, transparan,
akuntabel, dan onbimal.

4. Membentuk aparat kejaksaan yang handal, tangguh, propesioanal,


bermoral,
dan beretika guna menunjang kelancaran pelasanaan tugas pokok, fungsi
dan wewenang, terutama dalam upaya penegakan hukum yang
berkeadilan serta tugas-tugas yang terkait.

2.4 Deskripsi Tugas Lembaga Kejaksaan Negeri Padang


Kejaksaan Negeri Padang sebagai lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan memiliki
tugas dan wewenang yang tercantum dalam UU No. 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan R.I terdapat pada pasal 30 yaitu sebagai berikut:
1. Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
a. Melakukan penuntutan;
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;
d. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan undang-undang;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

2. Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa

i
khusus
dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas
nama negara atau pemerintah.
3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum,
Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. Pengamanan peredaran barang cetakan;
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara;
e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f. Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.

Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Padang

Gambar 2.3 Struktur Kejaksaan Negeri Padang

i
2.2 Uraian Kegiatan Magang
A. Bidang datun
Seksi perdata dan Tata usaha Negara (DATUN ) adalah salah satu seksi yang
ada di kejaksaan yang mana bergerak di bidang perdata dan tata usaha negara. Seksi
perdata dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas melaksanakan dan atau
mengendalikan penegakan, bantuan,pertimbangan dan pelayanan hukun dan
tindakan hukum lain negara,pemerintah dan masyarakat dibidang perdata,tata usaha
negara,pemulihan dan perlindungan hak di daerah hukum kejaksaan.
Dalam melaksanakan tugasnya,Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknik di bidang perdata dan tata usaha
negara berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis,
2. Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan istansii terkait serta bimbingan dan
petunjuk teknis dalam penanganan masalah perdata dan tata usaha negara di
daerah hukum kejaksaan yang bersangkutan
3. Pemberian bantuan hukum terhadap masyarat yang menyangkut pemulihan dan
perlindungan hak dengan memperhatikan kepentingan umum sepanjang negara
atau pemerintah tidak menjadi tergugat.

Adapun Pembagian Seksi di Datun ( perkata dan Tata Usaha Negara )


a. Subseksi Perdata dan Tun
Mempunyai tugas melaksanakan pemberian bantuan hukum di bidang perdata
dan forum arbitrase,serta penegak hukum,sedangkan Tun mempunyai tugas
pemberian pertimbangan hukum, tindakan hukum lain, serta pelayanan hukum
dibidang perdata.
b. Subseksi Pertimbangan Hukum

Mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertimbangan hukum,tindakan


hukum lain,dan pelayanan hukum di bidang perdata.
B. Bidang Barang Bukti

Barang rampasan atau Barang Rampasan Negara (BARAN) adalah


barang bukti yang memiliki kekuatan hukum tetap, dirampas untuk negara
yang selanjutnya dieksekusi dengan cara:

1. Dimusnahkan
2. Dilelang untuk Negara
3. Diserahkan kepada instansi yang ditetapkan untuk dimanfaatkan
4. Diserahkan dirumah penyimpanan

Barang Rampasan Negara dan Barang Grafikasi merupakan barang


milik negara yang berasal dari perolehan lainnya yang sah yang
pengelolaanya perlu dilakukan secara tertib administrasi, akuntabel dan
mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat serta tetap menjunjung tinggi
good governance.
Barang Rampasan Negara adalah barang milik negara yang berasal
dari benda sitaan atau barang bukti yang ditetapkan dirampas untuk negara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, atau barang lainnya yang berdasarkan penetapan hakim atau putusan
pengadilan dinyatakan dirampas untuk negara. Dalam kesempatan ini,
penulis akan membahas barang rampasan di Kejaksaan Negeri Padang setelah
membahas barang bukti yang dikelola oleh seksi pengelolaan barang bukti di
Kejaksaan Negeri Padang.
a. Berikut jenis-jenis Eksekusi Lelang Barang Rampasan
Ada Sembilan jenis eksekusi lelang terhadap barang rampasan untuk
di jadikan kas negara yaitu
1) Lelang eksekusi barang rampasan yang pemilik atau yang berhak
tidak ditemukan;
2) Lelang eksekusi barang rampasan yang pemilik atau yang berhak
menolak menerima;
3) Lelang eksekusi barang rampasan yang tidak diketahui putusan
dan berkas perkaranya;
4) Lelang eksekusi barang rampasan atau barang bukti yang
putusannya dikembalikan kepada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) atau kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tanpa
penyertaan rampasan;
5) Lelang eksekusi barang rampasan yang berasal dari benda sitaan
atau barang bukti yang putusanya dikembalikan kepada
kementrian/Lembaga tanpa penyertaan dirampas;
6) Lelang eksekusi barang rampasan yang dokumennya tidak
lengkap;
7) Lelang eksekusi barang rampasan berupa sertifikat atau surat
tanah;
8) Lelang eksekusi bbarang rampasan yang berbeda data atau
putusan, surat perintah penyitaan dan identitas fisik;
9) Lelang eksekusi barang rampasan yang berasal dari sita eksekusi
untuk membayar denda atau uang penganti.
Kesembilan jenis lelang eksekusi tersebut semuanya merupakan lelang
eksekusi yang permohonan/penjualan adalah Lembaga kejaksaan.

C. Bidang Pidana Khusus (PidSus)

Bidang Pidana Khusus merupakan salah satu bidang yang menyelesaikan


perkara Pidana Korupsi, Hak Asasi Manusia (HAM), dll. Tindak pidana khusus
biasanya merujuk pada perkara pidana yang pengaturan hukumnya berada di luar
kitab Undang-Undang yang terkodifikasi. Hukum Tindak Pidana Khusus pertama kali
dikenal dengan nama Hukum Pidana Khusus, dimana Hukum Tindak Pidana Khusus
yang merupakan hokum pidana yang ketentuannya sudah diatur di dalam KUHP dan
berhubungan dengan Hikum Pidana Umum.
Pada selama pelaksanaan Magang yang dijalankan terdapat beberapa kasus
yang sedang di kerjakan, salah satu di antara nya ialah kasus Pidana Korupsi pada
proyek pembangunan Gedung Kebudayaan SUMBAR.

Bidang Tindak Pidana Khusus memiliki 2 subseksi di antara nya;

1. Subseksi Penyidikan

Subseksi penyidikan melakukan tugas penyiapan bahan penyususnan program


dan rencana kerja, bahan perumusan kebijakan teknis dan administrasi, pelaksanaan
dan pengendalian, pemberian bimbingan teknis, dll.

2. Subseksi Penuntutan

Subseksi penuntutan mempunyai tugas melakukan peniapan bahan


penyusunan program dan rencana kerja, penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, penyampaian pertimbangan, pendapat dan saran, koordinasi dan kerja sama.

Seksi Tindak Pidana Khusus memiliki tugas yang dilakukan di antara nya
ialah pengendalian terhadap kegiatan penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
melaksanakan penetapan dan keputusan pengadilan, pengawasan terhadap
pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan tindakan hokum lainnya dalam perkara
tindak pidana khusus.

D. Gambaran Umum Kegiatan Kejaksaan Negeri Padang


1. Membantu mengisi buku penilaian kinerja pegawai

Gambar 4 Buku Penilaian Pegawai


Pada buku catatan penilaian pegawai negeri sipil akan diisi oleh kepala bidang
masing-masing, misalnya Kasi Pidsus (Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus) yang
akan mengisi penilaian pegawai di bidang Tindak Pidana Khusus dan diisi sesuai
dengan kinerja para pegawai. Sedangkan untuk tiap kepala bidang, buku penilaian
pegawai tersebut akan diisi oleh Kepala Kejaksaan Negeri Padang.

2. Membantu Mengisi Laporan Bulanan (LapBul)

Gambar 5; Pengisian Laporan Bulanan Pada Menu EIS

Pada pengisian laporan bulanan dilakukan di menu EIS pada simkari yang
mana berisi laporan bulanan pada setiap bidang. Pertama, untuk bidang Tindak
Pidana Khusus terdapat 15 laman yang akan di isi dimana tiap satu bagian akan berisi
3 laporan seperti Korupsi, HAM, dll.
3. Membantu Mengisi Register buku perkara jaksa penuntut umum

Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi data-data apa saja yang akan diisi
pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama panggilan tersangka, jenis dan
barang bukti pada kasus yang ditangani, tanda terima dari penyidik perkara dan lain
sebagainya.

Gambar 6 Pengisian Register perkara jaksa


4. Mencatat Register Buku Perkara Jaksa

Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi data-data apa saja yang akan diisi
pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama panggilan tersangka, jenis dan
barang bukti pada kasus yang ditangani,dan juga pasal pidana terhadap tersangka
serta tanda terima dari penyidik perkara dan lain sebagainya.

Gambar 7 Pengisian Register perkara jaksa


5. Mencatat Pengambilan Barang Bukti untuk JPU (Jaksa Penuntut Umum)

Kegiatan ini dilakukan di Gudang tempat Pengelolaan Barang Bukti dan


Barang Rampasan KEJARI, kegiatan ini dilakukan untuk mencari Barang Bukti
ke Jaksa Penutut Umum untuk di sidangkan.

Gambar 8 Mencatat Pengambilan Barang Bukti untuk JPU

6. Mencatat Buku Register dan Menyusun Berkas Perkara

Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi data-data apa saja yang akan diisi
pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama panggilan tersangka,
jenis dan barang bukti pada kasus yang ditangani, tanda terima dari penyidik
perkara. Dan menyusun berkas perkara dengan mengisi data-data apa saja
yang akan diisi pada register jaksa, seperti data nama tersangka, nama
panggilan tersangka, jenis dan barang bukti pada kasus yang ditangani,dan
juga pasal pidana terhadap tersangka serta tanda terima dari penyidik perkara
dan lain sebagainya.
Gambar 8 . Mencatat Buku Register dan Menyusun Berkas Perkara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Pelakasaan magang ini penulis mendapatkan banyak sekali
pengetahuan secara nyata dan menerapkan ilmu yang diperoleh pada
bangku perkuliahan, Sehingga dapat dipraktekan secara maksimal dan
optimal ketika melaksanakan magang. Selain itu magang adalah sarana
bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja nyata, sekaligus
mengenallingkungan dan kondisi kerja yang nantinya akan dihadapi
mahasiswa setelah lulus kuliah.
Setelah selama dua bulan saya melaksanakan Magang di
KEJAKSAAN NEGERI PADANG, Saya merasa senang karena
mendapatkan manfaat yang banyak, mendapatkan pengalaman, ilmu
pengetahuan, keluarga baru seperti bapak, ibu, abang, kakak, dan dapat
mengenal teman-teman barumemonitoring apakah ada masalah dengan
mahasiswa selama proses Magang agar lebih menjaga hubungan yang
lebih baik antara mahasiswa, pihak kampus dan pihak instansi. Pemilihan
KEJAKSAAN NEGERI PADANG sebagai tempat untuk magang
merupakan pilihan yang sangat baik, karena bisa mengetahui berbagai
pengetahuan dibidang DATUN, PIDSUS, dan BB serta adanya ilmu baru
yang bisa kita ambil selama kegiatan praktek kerja lapangan.
3.2 Saran

Saran untuk istansi supaya terus melaksanakan kerjasama dalam


pelaksanaan Magang dengan lebih baik lagi. Dengan mengkoreksi antara
jurusan mahasiswa di Universitas dengan penempatan mahasiswa di tempat
Magang hingga apa yang di dapatkan pada saat perkuliahan bisa
dipraktekkan dengan baik di tempat Magang, Kemudian Mengarahkan dan
Memberi nasehat kepada mahasiswa pada saat proses Magang
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Kejaksaan Negeri Padang (2023).sejarah,profil,visi,dan misi Kejaksaan Negeri


Padang. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2023. https://kejari-
padang.kejaksaan.go.id/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai