A. Pendahuluan
Zona Integritas (ZI) adalah sebuah konsep yang berasal dari konsep
island of integrity atau pulau integritas yang digunakan oleh pemerintah
maupun Non Goverment Organization (NGO) yang menunjukkan semangat
dari suatu instansi yang turut serta aktif dalam memberantas dan pencegahan
tidak pidana korupsi. Ada dua kata kunci dalam pembangunan zona integritas
yaitu integrity dan island/zone atau pulau/kepulauan. Integrity atau integritas
diartikan suatu sikap ataupun budaya yang menunjukkan konsistensi antara
perkataan dan perbuatan serta sikap untuk menolak segala tindakan tercela atau
menyimpang yang dapat merugikan diri sendiri dan instansinya. Pengertian
zona integritas merupakan predikat yang diberikan kepada satuan kerja (satker)
yang seluruh stekholders yang terkait di dalamnya memiliki komitmen dalam
mewujudkan wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi yang bersih dan siap
melayani khususnya dalam pencegahan wilayah bebas praktik KKN dan
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2019 sebagai
perubahan atas Peraturan Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dilingkungan Instansi
Pemerintah, sebagai penguatan dalam menjalankan penegakkan integritas
dalam pelayanan yang berkualitas. Dengan demikian ada 6 (enam) area
perubahan yang menjadi penting meliputi : bidang manajemen Perubahan,
Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan
1
Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja dan Penguatan Kualitas
Pelayanan Publik.
Universitas Lambung Mangkurat salah satu Perguruan Tinggi Negeri
yang diharapkan mampu memitigasi adanya praktik-praktik yang bertentangan
dengan tata kelola yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai implementasi dari
clean governance. Dalam implementasi pedoman tersebut akan diperlukan
pengawasan yang memadai sehingga tidak terjadi diskrimisasi, adanya
transparansi dan akuntabilitas yang memadai dan pencegahan praktik-praktek
korupsi. Langkah awal yang dilakukan oleh Universitas Lambung Mangkurat
adalah mewujudkan tujuan tersebut melalui pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM). Pembangunan Zona Integritas ini dianggap sebagai
role model Reformasi Birokrasi dalam penegakkan integritas dan pelayanan
berkualitas. Dengan demikian pembangunan Zona Integritas menjadi aspek
penting dalam hal pencegahan korupsi di pemerintahan.
Kami mengutip sambutan yang disampaikan oleh Prof. Nizam yang
mengatakan bahwa “Perguruan Tinggi merupakan contoh Zona Integritas,
mengingat kampus memiliki peran sebagai moral force ditengah perjalanan
bangsa. Moral force hanya bisa terwujud bila perguruan tinggi memiliki
Integritas. Dengan bersihnya kampus, maka bangsa niscaya akan memiliki
SDM yang bersih, beban KKN. Melayani mahasiswa adalah melayani anak
muda untuk menggapai masa depan yang bersih dan berintegritas tinggi”.
Dalam konteks sebuah perguruan tinggi, Universitas Lambung
Mangkurat dalam penerapan Zona Integritas WBK dan WBBM bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, menghidari praktik
korupsi dalam pengelolaan sumber daya, serta memperbaiki tata kelola dan
proses kerja di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat.
Selain itu, dalam pembahasan ini kami ingin mengupas bagaimana
pentingnya penerapan konsep WBK dan WBBM di Universitas Lambung
Mangkurat, kemudian membahas tentang strategi yang digunakan untuk
mencapai Zona Integritas WBK dan WBBM. Strategi ini meliputi perumusan
kebijakan anti
2
korupsi, peningkatan transparansi dan akuntabilitas, pengembangan sistem
pengawasan internal, pelatihan pegawai dan partisipasi masyarakat dalam
pengawasan pelayanan publik.
B. Analisis Permasalahan
Unutk menganalisis permasalahan terkait dengan membangun
komitmen dalam Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Universitas Lambung Mangkurat
tentunya dapat melibatkan beberapa aspek yang terkait dengan tata kelola,
integritas, dan efektivitas pelayanan. Sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran dan komitmen
Untuk mencapai WBK dan WBBM, sangat diperlukan komitmen kuat dari
semua unsur yang terkait di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
yang tujuannya untuk memperbaiki tata kelola, meningkatkan integritas
serta meningkatkan pelayanan. Jika tidak sepenuhnya menyadari dan
berkomitmen terhadap pentingnya zona integritas dan birokrasi bersih,
maka implementasi program ini akan sulit dilakukan.
2. Ketidakjelasan kebijakan dan prosedur
Kebijakan dan prosedur yang tidak jelas atau tidak lengkap dapat
menyebabkan ambiguitas dan interpretasi yang berbeda dikalangan
pegawai. Hal ini dapat menghambat penerapan standar integritas dan
pelayanan yang tinggi. Universitas perlu menyusun kebijakan dan prosedur
yang jelas, terukur dan dapat dipahami oleh semua pihak terkait.
3. Kurangnya supervisi dan pemantauan
Monitoring yang tidak memadai terhadap pelakanaan kebijakan dan
prosedur dapat memungkinkan praktik korupsi dan pelanggaran integritas
terjadi tanda terdeteksi. Penting untuk memastikan adanya mekanisme
supervisi dan pemantauan yang efektif untuk mencegah dan mendeteksi
praktik-praktik yang tidak etis.
3
4. Kurangnya pelatihan dan pengembangan SDM
4
C. Peranan Kepemimpinan
5
5. Melakukan monitoring dan evaluasi