Anda di halaman 1dari 3

4.

Hakikat pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dan konten
pembelajaran dalam satu rangkaian pembelajaran. Dalam pembelajaran terpadu, siswa tidak hanya belajar
tentang satu mata pelajaran secara terpisah, tetapi juga melihat hubungan antara berbagai mata pelajaran dan
bagaimana pengetahuan yang mereka peroleh dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Dengan
mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dan konten pembelajaran, pembelajaran terpadu dapat
meningkatkan pemahaman siswa, keterampilan berpikir, motivasi, dan minat belajar siswa. Oleh karena itu,
penting bagi kita untuk membangun pembelajaran terpadu yang efektif dan relevan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.Menurut Robin Fogarty (1991) terkait dengan perencanaan pembelajaran terpadu:

1. Fragmented (Terfragmentasi): Pembelajaran terbagi-bagi ke dalam unit-unit terpisah.Model fragmented


ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya, dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan
dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa

2. Connected (Terhubung):Membangun hubungan antara konsep-konsep yang diajarkan.Model connected


dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran
tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya, dapat
dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Nested (Tersarang): Mengintegrasikan konsep-konsep ke dalam struktur yang lebih besar.Model Sarang
adalah pendekatan pembelajaran di mana guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan berbagai
keterampilan belajar.

4. equenced (Tersusun):Mengatur urutan pembelajaran untuk membangun pemahaman Dengan metode ini,
mata pelajaran tersebut dapat digabungkan untuk dipelajari dalam waktu yang bersamaan. Metode ini
membantu siswa untuk memahami konteks dan relevansi dari berbagai topik yang mereka pelajari. bertahap.

5. Shared (Dibagikan) Misalnya, tujuan pembelajaran PPKn mungkin tumpang tindih dengan mata pelajaran
administrasi negara, sejarah, dan mata pelajaran lainnya.Hal ini memungkinkan siswa untuk melihat hubungan
antara konsep-konsep tersebut dan memahami pentingnya masing-masing dalam konteks yang lebih luas.

6. Webbed (Berjaringan):Menghubungkan konsep-konsep melalui jaringan ide dan informasi.Pembelajaran


terpadu model jaring laba-laba merupakan salah satu pendekatan dalam pendidikan yang menggabungkan
berbagai aspek pembelajaran. Dalam model ini, tema-tema pembelajaran menjadi pusat perhatian dan menjadi
dasar dalam merancang kegiatan belajar. Pendekatan ini juga memungkinkan siswa untuk menjadi lebih aktif
dalam proses belajar, karena mereka diberi kesempatan untuk memimpin aktivitas belajar mereka sendiri.
7. Threaded (Bersambung):Mengaitkan pembelajaran ke topik atau tema tertentu.Model threaded adalah
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai bentuk keterampilan, seperti melakukan prediksi
dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, dan antisipasi terhadap cerita dalam
novel.

8.Integrated (Terintegrasi): Menyatukan konsep-konsep ke dalam suatu kesatuan yang kohesif. Model
keterpaduan adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai topik dari berbagai mata
pelajaran ke dalam satu topik atau tema tertentu.

9.Immersed (Celupan):Menyelam dalam pengalaman pembelajaran yang mendalam.Model pembelajaran yang


dijelaskan dalam pertanyaan adalah model pembelajaran kontekstual. Dalam model ini, peserta didik diberi
kesempatan untuk memilih dan menggabungkan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.
Kemudian, pengetahuan dan pengalaman tersebut akan dihubungkan dengan penggunaan media dalam proses
belajar.

10. Networked (Berjaringan):Menggunakan jaringan dan koneksi untuk pembelajaran yang lebih
luas.pemahaman peserta didik tentang konsep atau masalah tertentu akan mempengaruhi bagaimana mereka
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan sebaliknya, interaksi mereka dengan lingkungan sekitarnya
akan mempengaruhi pemahaman mereka tentang konsep atau masalah tersebut.

Masing-masing model tersebut memberikan pendekatan unik dalam merancang pembelajaran terpadu,
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih holistik dan terhubung antar konsep-
konsep pembelajaran.

Berdasarkan uraian Jacobs (1989), terdapat lima pilihan bentuk keterpaduan dalam kegiatan pembelajaran:

1. Bentuk discipline-based: Pendekatan ini berasal dari mata pelajaran tertentu, seperti ekonomi, dan
menghubungkannya dengan masalah sosial, politik, dan ilmiah. Contohnya, topik ekonomi dapat dihubungkan
dengan aspek-aspek sosial, politik, dan ilmiah yang relevan.

2. Bentuk parallel: Model ini memadukan tema-tema yang sama dari beberapa mata pelajaran. Namun, tingkat
keterpaduan dalam model ini mungkin kurang mendalam dibandingkan dengan model lainnya.

3. Bentuk multidisciplinary: Ini melibatkan pembelajaran sejumlah mata pelajaran secara terpisah melalui
sebuah tema tertentu. Misalnya, dalam pembelajaran tentang lingkungan, siswa dapat mempelajari aspek-aspek
biologi, kimia, dan geografi secara terpisah.

4. Bentuk interdisciplinary: Model ini menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema tertentu,
dan kegiatan pembelajaran berlangsung secara bersamaan. Dengan pendekatan ini, siswa dapat melihat
hubungan antara berbagai disiplin ilmu dalam konteks yang lebih holistik.
5. Bentuk integrated: Pendekatan ini memadukan konsep dari sejumlah mata pelajaran melalui pengintegrasian
tujuan, isi, keterampilan, aktivitas, dan sikap. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang sebuah konsep atau tema dengan melihatnya dari berbagai sudut pandang.

Setiap bentuk keterpaduan memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu, dan pilihan antara model-model ini
akan tergantung pada tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa yang bersangkutan.

DAFPUS

Fogarty, Robin. (1991). How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois: IRI/ Skylight Publishing, Inc.
Marzano, Robert J. (1992). Dimensions of Thinking: A Framework for Curricullum and Instruction. ASCD.
Alexandria:125 New Street.

Hernawan Asep Hery, Novi Resmini, Andayani. 2008. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta, Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai