Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Kurikulum
Oleh:
TUTI UTAMI
2208936
2023
Agelidou, E., Balafoutas, G., & Flogaitis, E. (2000). Schematisation of Concepts. A teaching
strategy for environmental education implementation in a water module third grade students in
junior high school (gymnasium-15 years old). Environmental Education Research, 6(3), 223-
243. https://doi.org/10.1080/713664682
Studi ini melaporkan tentang pengaruh strategi pengajaran dengan skematisasi konsep
terhadap kemampuan belajar siswa SMP kelas tiga. Penelitian ini dilakukan dalam konteks
pendidikan lingkungan dan fokus pada modul air, yang membahas hubungan air dengan alam
dan manusia kontemporer. Partisipan dalam penelitian ini adalah 171 siswa kelas tiga SMP
(berusia 15 tahun) yang bersekolah di sekolah-sekolah umum di Athena dan Thessaloniki.
Sampel siswa dibagi menjadi kelompok eksperimental dan kelompok kontrol.
Hasil investigasi menunjukkan bahwa penggunaan strategi pengajaran dengan
skematisasi konsep memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan siswa SMP dalam
mengorganisir pemahaman konsep. Skematisasi konsep membantu siswa dalam memahami
dan menyusun hubungan sebab-akibat. Siswa yang mendapatkan pengajaran dengan
skematisasi konsep mampu mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan sebab-akibat tunggal
dengan lebih baik.
Selain itu, siswa yang terlibat dalam pengajaran dengan skematisasi konsep juga
mampu mengenali dan memahami hubungan sebab-akibat linier berturut-turut yang
melibatkan lebih dari satu tautan. Mereka dapat memahami rangkaian hubungan sebab-akibat
secara berurutan dan mengaitkannya dengan pemahaman konsep yang lebih luas.
Selain hubungan sebab-akibat sederhana, siswa yang terlibat dalam pengajaran dengan
skematisasi konsep juga mampu mengorganisir hubungan sebab-akibat kompleks. Mereka
dapat memahami dan menjelaskan hubungan sebab-akibat yang melibatkan berbagai faktor dan
aspek yang saling terkait.
Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa pengajaran dengan
skematisasi konsep memiliki dampak positif terhadap kemampuan siswa SMP dalam
mengorganisir hubungan sebab-akibat. Pendekatan ini membantu siswa dalam memahami
konsep secara lebih terstruktur dan menyeluruh, serta meningkatkan kemampuan mereka
dalam mengaitkan informasi dan memahami hubungan antara konsep-konsep yang berbeda.
Aivazidis, C., Lazaridou, M., & Hellden, G. F. (2006). A comparison between a traditional and
an online environmental educational program. The Journal of Environmental Education, 37(4),
45-54. https://doi.org/10.3200/JOEE.37.4.45-54
Artikel ini menggunakan metode studi kasus untuk menganalisis dua program
pendidikan lingkungan sekolah dan mengeksplorasi dampaknya dari perspektif siswa yang
berpartisipasi, guru, dan orang tua. Penelitian ini melibatkan 152 siswa (79 dari sekolah dasar
dan 73 dari sekolah menengah), 3 guru, dan 62 orang tua yang memberikan pandangan mereka
terkait dampak dari program-program tersebut. Setiap program dijelaskan secara detail, dan
tanggapan siswa dibandingkan antara kedua program serta antara kelompok-kelompok kelas
yang berpartisipasi di setiap program.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kedua program tersebut berhasil melibatkan
siswa dalam berpikir dan belajar mengenai isu-isu lingkungan. Meskipun demikian, ditemukan
bahwa beberapa fitur program memiliki dampak yang lebih signifikan di luar lingkungan kelas
dibandingkan fitur lainnya.
Dalam artikel ini, juga diberikan rekomendasi mengenai fitur-fitur yang perlu
diperhatikan dan dimasukkan dalam program pendidikan lingkungan sekolah guna
meningkatkan hasil pembelajaran siswa dan keluarga. Rekomendasi tersebut didasarkan pada
temuan dari penelitian ini dan bertujuan untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari
program-program pendidikan lingkungan.
Ballantyne, R., & Packer, J. (2002). Nature-based excursions: School students' perceptions of
learning in natural environments. International research in geographical and environmental
education, 11(3), 218-236. https://doi.org/10.1080/10382040208667488
Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi dan memperluas empat kategori "pedagogi
produktif" yang diidentifikasi oleh para pendidik, yang diyakini dapat memfasilitasi
keterlibatan dan pembelajaran autentik siswa di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah
mengenai pembelajaran di lingkungan alami melalui program-program pusat pendidikan
lingkungan di Queensland. Untuk mencapai tujuan tersebut, data wawancara mendalam dan
observasi dikumpulkan dari siswa, guru kelas, dan guru pusat yang telah mengikuti 12 program
pendidikan lingkungan di berbagai wilayah Queensland.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada strategi-strategi yang sangat efektif dalam
memfasilitasi pembelajaran di lingkungan alami. Selain empat kategori pedagogi produktif
yang sudah diidentifikasi sebelumnya, penelitian ini juga mengusulkan kategori pedagogi
produktif kelima, yaitu "pembelajaran berbasis pengalaman". Pembelajaran berbasis
pengalaman memiliki peran khusus dalam mengatasi sikap dan tindakan lingkungan siswa.
Makalah ini juga membahas implikasi dari temuan penelitian terhadap pengiriman
program pendidikan lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam konteks ini,
penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana pendekatan pembelajaran di
lingkungan alami dapat mempengaruhi sikap dan tindakan siswa terkait lingkungan.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam
mengembangkan pemahaman tentang pedagogi produktif dalam konteks pembelajaran di
lingkungan alami. Temuan penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan dalam
meningkatkan pengiriman program pendidikan lingkungan yang efektif dan dapat mendorong
sikap serta tindakan positif siswa terkait lingkungan.
Basile, C. G. (2000). Environmental education as a catalyst for transfer of learning in young
children. The Journal of Environmental Education, 32(1), 21-27.
https://doi.org/10.1080/00958960009598668
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji transfer pengetahuan pada anak usia sekolah
dasar dalam konteks pendidikan lingkungan. Fokusnya adalah pada pembelajaran dan sikap
lingkungan pada usia dini, di mana proses pembentukan pemahaman dan sikap terhadap
lingkungan baru dimulai. Para peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
yang dimiliki oleh anak-anak, seperti pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang fakta),
pengetahuan prosedural (keterampilan yang diperlukan), dan pengetahuan skematik (struktur
pengetahuan yang lebih luas), dapat ditransfer ke dalam situasi masalah yang diberikan.
Data penelitian dikumpulkan melalui metode pengumpulan data yang relevan, dan
kemudian dianalisis menggunakan analisis multivariat kovarian. Hasil analisis tersebut
menunjukkan adanya hasil yang signifikan secara statistik, yang memberikan wawasan yang
berharga dalam meningkatkan instruksi dalam pendidikan lingkungan. Implikasi dari temuan
ini adalah bahwa ada faktor-faktor tertentu yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain
pembelajaran lingkungan yang lebih efektif. Hasil penelitian ini dapat memberikan panduan
bagi para pengajar dalam mengembangkan kurikulum, instruksi, dan pengembangan
profesional dalam bidang pendidikan lingkungan.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan pendidikan
lingkungan pada tingkat pendidikan dasar. Dengan memahami bagaimana transfer pengetahuan
terjadi pada anak-anak dalam konteks lingkungan, pendidik dapat mengembangkan strategi
yang lebih efektif untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya pelestarian lingkungan
dan sikap yang berkelanjutan. Temuan ini juga menunjukkan perlunya pendekatan
pembelajaran yang holistik, di mana pengetahuan deklaratif, prosedural, dan skematik saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang transfer
pengetahuan dalam pendidikan lingkungan pada anak usia sekolah dasar. Temuan ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan pendekatan pengajaran yang lebih efektif dan
menyeluruh dalam upaya membentuk sikap yang berkelanjutan terhadap lingkungan pada
generasi muda.
Bradley, J. C., Waliczek, T. M., & Zajicek, J. M. (1999). Relationship between environmental
knowledge and environmental attitude of high school students. The Journal of environmental
education, 30(3), 17-21. https://doi.org/10.1080/00958969909601873
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan dan sikap lingkungan siswa SMA
sebelum dan setelah mengikuti kursus ilmu lingkungan selama 10 hari. Dalam penelitian ini,
pengetahuan dan sikap lingkungan diukur menggunakan kuesioner yang diberikan pada siswa
sebelum dan setelah kursus.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam peningkatan
pengetahuan dan sikap lingkungan siswa setelah mengikuti kursus. Skor pengetahuan
lingkungan siswa mengalami peningkatan sebesar 22% setelah mereka menyelesaikan kursus
ilmu lingkungan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kursus tersebut efektif dalam
meningkatkan pemahaman siswa mengenai isu-isu lingkungan.
Selain itu, ditemukan bahwa sikap lingkungan siswa juga mengalami perubahan positif
setelah mengikuti kursus. Mereka menunjukkan sikap yang lebih mendukung terhadap
lingkungan setelah terpapar dengan materi dan aktivitas yang terkait dengan ilmu lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa kursus tersebut juga berhasil dalam mempengaruhi sikap siswa
terhadap isu-isu lingkungan.
Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan adanya korelasi yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap lingkungan siswa. Hasil menunjukkan bahwa siswa yang memiliki skor
pengetahuan lebih tinggi cenderung memiliki sikap yang lebih positif terhadap lingkungan
dibandingkan dengan siswa yang memiliki pengetahuan yang lebih rendah. Ini menunjukkan
pentingnya pengetahuan sebagai faktor yang mempengaruhi sikap siswa terhadap lingkungan.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti bahwa melibatkan siswa dalam
kursus ilmu lingkungan selama 10 hari dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap lingkungan
mereka. Temuan ini memberikan dukungan untuk pendekatan pendidikan yang melibatkan
pengalaman langsung dalam membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan di
kalangan siswa SMA.
Braun, M., Buyer, R., & Randler, C. (2010). Cognitive and Emotional Evaluation of Two
Educational Outdoor Programs Dealing with Non-Native Bird Species. International Journal
of Environmental and Science Education, 5(2), 151-168. ISSN 1306-3065
Makalah ini membahas tantangan dan peluang dalam evaluasi program pendidikan
lingkungan, dengan fokus pada peran organisasi pendidikan lingkungan dalam
memperkenalkan evaluasi atau meningkatkan kualitas evaluasi yang dilakukan. Penulis
melakukan tinjauan literatur terbaru dalam bidang pendidikan lingkungan untuk
mengungkapkan kesenjangan antara potensi sistem evaluasi yang berkualitas tinggi untuk
meningkatkan pendidikan lingkungan, dan kenyataan rendahnya tingkat evaluasi dalam praktik
nyata
Tinjauan literatur ini mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam evaluasi
pendidikan lingkungan, serta peluang yang menonjol untuk meningkatkan kualitas evaluasi.
Penulis menyajikan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, dengan harapan dapat
membantu evaluator dalam mencapai evaluasi yang lebih baik dalam program pendidikan
lingkungan.
Makalah ini memberikan kontribusi yang berharga dalam pemahaman kita tentang
evaluasi pendidikan lingkungan. Dengan menyoroti pentingnya evaluasi yang efektif dan
berkualitas, penulis mendorong organisasi pendidikan lingkungan untuk mengadopsi
pendekatan evaluasi yang lebih baik, sehingga dapat memperbaiki dampak dan efektivitas
program-program pendidikan lingkungan.
D'Agostino, J. V., Schwartz, K. L., Cimetta, A. D., & Welsh, M. E. (2007). Using a partitioned
treatment design to examine the effect of project WET. The Journal of Environmental
Education, 38(4), 43-50. https://doi.org/10.3200/JOEE.38.4.43-50
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas Program Pendidikan Air untuk Guru
(Project WET) dalam mengenalkan konsep sumber daya air kepada anak-anak muda di 50
negara bagian di Amerika Serikat dan 21 negara lainnya. Meskipun program ini telah
dilaksanakan secara luas, penelitian yang menguji hasil akhir dari program ini masih terbatas.
Oleh karena itu, penelitian ini mengadopsi desain perlakuan terbagi yang melibatkan dua
kelompok siswa kelas 6 yang menerima komponen pelajaran yang tumpang tindih namun unik.
Dalam penelitian ini, para penulis menggunakan metode pemodelan linear hierarkis
untuk menganalisis data yang dikumpulkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua
kelompok siswa mengalami peningkatan nilai pretes ke postes yang serupa pada tes materi
umum yang diajarkan dalam program ini. Namun, terdapat perbedaan signifikan antara kedua
kelompok pada tes materi unik yang dialami oleh kelompok masing-masing. Kelompok yang
mengikuti komponen pelajaran unik dari program ini berhasil mencapai hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Penemuan ini menunjukkan bahwa pengalaman yang berbeda dalam pembelajaran
sumber daya air melalui Program WET memiliki dampak yang signifikan pada pemahaman
siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan desain perlakuan terbagi dapat memberikan
wawasan yang berharga dalam mengidentifikasi efektivitas komponen-komponen tertentu dari
program pendidikan. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat memperluas penggunaan
desain ini untuk melihat efek dari komponen lainnya dan mengevaluasi dampak jangka panjang
dari program ini terhadap pemahaman dan kesadaran siswa mengenai sumber daya air.
Kesimpulannya, Program Pendidikan Air untuk Guru (Project WET) berhasil
meningkatkan pemahaman siswa tentang sumber daya air. Studi ini menggarisbawahi
pentingnya memperhatikan perbedaan dalam pengalaman pembelajaran siswa dan
menawarkan wawasan tentang desain perlakuan terbagi dalam evaluasi program pendidikan.
Penelitian selanjutnya dapat memperluas pengetahuan ini dan memberikan kontribusi yang
berarti dalam meningkatkan efektivitas program pendidikan tentang sumber daya air di masa
depan.
Flowers, A. B. (2010). Blazing an evaluation pathway: Lessons learned from applying
utilization-focused evaluation to a conservation education program. Evaluation and Program
Planning, 33(2), 165-171. https://doi.org/10.1016/j.evalprogplan.2009.07.006
Studi ini dilakukan pada tahun 2005 oleh lembaga perikanan dan kehidupan liar negara
dengan tujuan untuk mengevaluasi program pendidikan konservasi mereka di Montana. Fokus
dari evaluasi ini adalah untuk menilai pemahaman siswa, keterampilan, sikap, dan hasil
perilaku yang diharapkan terkait dengan ikan, memancing, dan habitat air. Sebuah pendekatan
evaluasi yang berfokus pada penggunaan (utilization-focused evaluation) dipilih dengan tujuan
untuk meningkatkan kegunaan dan ketepatan hasil evaluasi tersebut.
Dalam studi ini, desain kelompok non-ekuivalen quasi-eksperimental digunakan. Lebih
dari 2000 siswa di kelas-kelas yang berpartisipasi di seluruh wilayah Montana diberikan survei
sebelum program dimulai, survei pasca program, dan survei pasca program yang diperpanjang.
Selain itu, 114 guru yang terlibat dalam program ini mengisi survei melalui internet, dan 16
instruktur program menjalani wawancara telepon terstruktur dengan pertanyaan terbuka.
Pendekatan partisipatif dan penggunaan metode campuran dalam evaluasi ini
meningkatkan kemampuan para peneliti untuk menginterpretasikan hasil survei siswa dengan
lebih baik. Pendekatan yang berfokus pada penggunaan (user-focused approach) terbukti
efektif dalam menghasilkan pemahaman yang personal dan situasional, serta memfasilitasi
proses evaluasi dengan mempertimbangkan penerapan temuan evaluasi dan implementasi
rekomendasi dari awal hingga akhir.
Namun, studi ini juga mengidentifikasi perlunya pengembangan lebih lanjut dalam
jalur evaluasi. Tujuannya adalah untuk secara lebih efektif mengevaluasi hasil dari kegiatan
pendidikan lingkungan dan menerapkan langkah-langkah praktis dan dapat ditransfer yang
dapat menentukan apakah kegiatan tersebut berhasil mencapai hasil yang diinginkan bagi
pesertanya. Dalam hal ini, peneliti merekomendasikan adanya upaya untuk memperbaiki dan
memperluas metode evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil
yang dihasilkan oleh program-program pendidikan lingkungan.
Grodzinska-Jurczak, M., Bartosiewicz, A., Twardowska, A., & Ballantyne, R. (2003).
Evaluating the impact of a school waste education programme upon students', parents' and
teachers' environmental knowledge, attitudes and behaviour. International Research in
Geographical and Environmental Education, 12(2), 106-122.
https://doi.org/10.1080/10382040308667521
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari sebuah program pendidikan
sekolah terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku lingkungan siswa, orang tua, dan guru.
Sampel penelitian terdiri dari siswa berusia 11-13 tahun dari sekolah dasar di Kraków,
Polandia. Program pendidikan ini dilaksanakan selama empat bulan, dan pada akhir program,
siswa, orang tua, dan guru diwawancarai menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pendidikan ini berhasil meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran siswa tentang pengelolaan sampah kota. Peningkatan pengetahuan
ini memiliki korelasi yang lemah dengan faktor usia siswa, tingkat kesenangan dalam
mengikuti program, dan penilaian pembelajaran yang dilaporkan oleh siswa. Menariknya, tiga
perempat siswa juga berbagi pembelajaran mereka kepada orang tua mereka, dan sepertiga dari
mereka mencoba memperbaiki praktik pengelolaan sampah di rumah.
Dalam konteks orang tua, sebagian besar dari mereka melaporkan bahwa program ini
sangat berharga. Mereka juga mengkonfirmasi adanya diskusi keluarga yang sering terjadi
sebagai dampak dari program ini, yang pada akhirnya membawa perubahan sikap dan praktik
pengelolaan sampah di rumah tangga. Guru-guru yang terlibat dalam program ini juga
memberikan penilaian yang positif dan merekomendasikan program ini sebagai solusi yang
ideal untuk mengatasi masalah sampah di tingkat nasional.
Studi ini memberikan wawasan tentang keberhasilan program pendidikan lingkungan
dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa, orang tua, dan guru. Selain itu,
berbagai hasil penelitian lainnya didiskusikan, dan saran-saran untuk pengajaran yang lebih
baik dalam hal ini juga disampaikan.
Heimlich, J. E. (2010). Environmental education evaluation: Reinterpreting education as a
strategy for meeting mission. Evaluation and Program planning, 33(2), 180-185.
https://doi.org/10.1016/j.evalprogplan.2009.07.009