Kurangnya optimalisasi penggunaan dana umat di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Pemanfaatan dana umat sejauh ini banyak yang berjalan masing-masing dan berkesan asal selesai, asal membagikan materi (uang), tidak sinergi, dan tidak sampai mengentaskan masalah. Padahal banyak sekali dana umat yang mengalir di dalam jiwa dan raga orang-orang sukses di bangsa ini, tetapi mengapa hanya segelintir yang menyadari akan hal tersebut, sampai-sampai masih banyak orang susah yang ada di dalam negara ini, itupun kalau ketemu. Kalau tidak, bagaimana nasib mereka. Cerdas terbentuk atas kesadaran akan permasalahan tersebut, sistem bekerja dengan cara menemukan, membantu, dan membina. 2. Cerdas untuk Menghadapi Tantangan Masa Kini. Cerdas berfokus dalam bidang pendidikan, memiliki visi untuk membantu orang-orang susah dari segi ekonomi dengan tuntas. Tuntas dalam artian mensarjanakan. Zaman sekarang, tingkat pendidikan sarjana adalah tingkat yang setidaknya harus dicapai untuk merubah nasib, mengingat sulitnya mencari pekerjaan dengan status pendidikan terakhir SLTA ke bawah. 3. Program Eksklusif Cerdas. Tidak hanya menuntaskan dalam membantu orang-orang susah, cerdas ingin para penerimanya memiliki karakter yang baik, nilai-nilai hidup yang indah, dan umat beragama yang tangguh. Cerdas juga menjunjung tinggi toleransi. Impian tersebut direalisasikan melalui program pembinaan. Hebatnya lagi pembinaan disesuaikan dengan bidang keahlian setiap penerima. Jika di bidang kesehatan, pembinaan dikaitkan dengan kesehatan. Tidak banyak beasiswa yang ingin susah payah mengatur hal semacam itu. 4. Program Unggulan Lain: Mabit. Selain pembinaan, cerdas juga menyediakan kegiatan mabit, yang bertujuan untuk mendekatkan para anggotanya dengan jemaah mesjid, dkm, donatur, dan tentunya dengan Yang Maha Kuasa. Maka dari itu, mabit juga sebetulnya tidak lepas dari unsur pembinaan, utamanya pembinaan akhlak. Lamanya adalah 20 hari dengan pilihan waktu yang bisa dipilih secara fleksibel asal tidak mengganggu kuliah. Mabit erat juga dengan program marbot dan DKM, unsur yang tidak bisa dipisahkan dari masjid. Masing masing memiliki nilai pekerjaan sosial yang luar biasa, penerima dilatih untuk menjadi pengabdi masjid. Program ini akan disesuaikan lebih lanjut bagi mahasiswa akhwat dan mahasiswa yang non muslim. 5. Suatu Sistem. Ternyata, cerdas adalah suatu sistem dan falsafah. Dalam poin ini, akan dijelaskan bahwa cerdas adalah suatu sistem. Sistem terdiri dari tiga roda utama yang menggerakkan cerdas, yaitu donatur, penerima, dan cerdas itu sendiri. Masing-masing memilki kewajiban dan haknya. 6. Pengingat Donatur. Donatur bisa merupakan alumni cerdas, jejaring cerdas, maupun simpatisan lain. Cerdas memiliki falsafah bagi donatur agar mengeluarkan 10% dari penghasilannya untuk Allah, salah satunya melalui program cerdas ini. Mengalirkan dana umat kepada umat lagi. Dengan demikian InsyaAllah rezeki tersebut semakin berkah, semakin bertambah. 7. Kewajiban Penerima. Sebagai penerima, hormati donatur bagai keluarga. Gunakan rezeki tersebut untuk sebaik-baiknya kepentingan dalam menuntut ilmu agar menjadi sukses dan mewujudkan visi besar. Jaga hubungan dan citra baik cerdas terhadap donatur, agar senantiasa menjadi motivasi bagi donatur untuk terus berbuat bagi umat, salah satunya melalui cerdas. Dengarkan nasihat donatur juga cerdas dan bangga menerimanya karena itu adalah bagian dari binaan agar menjadi orang yang lebih baik. 8. Suatu Falsafah. Cerdas juga merupakan falsafah. Terdiri atas 6 nilai utama, yaitu capabilitas, empati, rasional, dedikasi, agamis, dan santun. Falsafah ini disesuaikan dengan bidang yang digeluti. Misalnya kedokteran, maka juga berarti cerdas untuk menjadi dokter. Capability adalah kehalian dalam bidangnya, tentu harus memeiliki IQ dan latar pendidikan yang baik, disertai dengan wawasan, paradigma, dan pengalaman. Masing-masing memiliki waktunya sendiri, tidak semua harus didapat sekarang, melainkan secara bertahap. Empati adalah perilaku menyenangi orang lain dengan cara menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan berteman dengan yang seumuran. Untuk meningkatkan rasa empati ini juga bisa dilakukan dengan melakukan hobi dan menjadi orang yang aktif. Rasional adalah memiliki karakter disiplin, tegas, kritis, dan sabar yang cukup, serta tidak gegabah dalam bertindak ataupun berpikir. Dedikasi adalah mengabdi dan memahami apa kewajiban dan haknya. Dedikasi juga bisa berarti menerima dan bangga dengan diri sendiri, keluarga, keadaan, bersyukur dan senantiasa bertobat. Agamis sudah jelas merupakan sikap patuh pada agama, dari segi ibadah, termasuk toleransi. Santun adalah sikap menghargai dan mematuhi adat budaya di lingkungan yang sedang ditempati. Falsafah cerdas ini sangat komprehensif dan berguna sebagai nilai kehidupan untuk menuntun pada cita cita dan menjadi orang. 9. Cerdas Saat Ini Saat ini, cerdas membantu 84 orang. Kebanyakan S1, ada pula S2, S3, atau spesialis jika calon dokter. Kebanyakan beragama Islam, tetapi juga turut membantu umat non muslim. Kebanyakan penerima bidik misi, pernah ada yang non bidik misi. Mahasiswa adalah mahasiswa di PTN terbaik negeri, seperti ITB, kedokteran Unpad. Dana yang dibutuhkan untuk setiap bulannya adalah sekitar 70 juta rupiah. 10. Harapan Cerdas. Melalui sistem dan falsafah cerdas, harapan para pendiri dan pengurusnya agar peserta atau penerima beasiswa menjadi pilar bangsa, orang besar di dunia dan akhirat. Pun para penerima sekarang ini diharapkan dapat melanjutkan kebaikan cerdas, seminimalnya menjadi orang yang peka terhadap kondisi lingkungan sekitar. Adapun harapan lain agar para penerima sekarang bisa berwawasan luas, bervisi besar, dan saling bahu membahu untuk menciptakan dunia yang lebih baik, memecahkan masalah dengan sesungguhnya, menggerakkan umat. Tidak berhenti di titik ini, misi cerdas selanjutnya adalah membangun program serupa dinamai PCM, Program Cerdas Masjid di kampung halaman Pak Mus dan istrinya, jauh di Padang dan Batusangkar sana.