3 SM
3 SM
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
1
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
2
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
3
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
4
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
Tabel 1. Metode-Metode Ekstraksi Modern yang Diaplikasikan untuk Mengekstraksi Senyawa Fenolik
dari Bahan Alam
Nama Metode Konten
No Kondisi Ekstraksi Pustaka
Tanaman Ekstraksi Fenolik
35 KHz pada suhu
Kulit pohon
60ºC dengan 43.1 (Lazar et al.,
1. cemara (Picea UAE
pelarut etanol 70% (mgGAE/g) 2016)
abies)
selama 45 menit
35 KHz pada 54ºC
Kulit pohon
dengan pelarut 13.2 (Ghitescu et
2. cemara (Picea UAE
etanol 70% selama (mgGAE/g) al., 2015)
abies)
60 menit
37 KHz pada 60ºC
Daun Zaitun
dengan pelarut 37.44 (Irakli et al.,
3. (Olea UAE
aseton 50% selama (mgGAE/g) 2018)
europaea L.)
10 menit
43 KHz pada 50ºC
Lemon (Citrus dengan ukuran 17.24 (Papoutsis et
4. UAE
limon L.) partikel 1.40 mm (mgGAE/g) al., 2018)
selama 60 menit
Rimpang 50 KHz pada 37ºC
(Rheum dengan pelarut 92.99 (Pandey et al.,
5. UAE
moorcroftianu aseton 40% selama (mgGAE/g) 2018)
m) 10 menit
Kulit buah 600 Watt dengan
199.4 (Kaderides et
6. delima (Punica MAE pelarut etanol 70%
(mgGAE/g) al., 2019)
granatum L) selama 4 menit
Kulit jeruk 140 Watt dengan (Rodsamran
53
7. nipis (Citrus MAE pelarut etanol 55% & Sothornvit,
(mgGAE/g)
aurantiifolia) selama 0.71 menit 2019)
Kembang 500 watt dengan
(Alara &
sepatu perbandingan 70.53
8. MAE Abdurahman,
(Hibiscus rosa pelarut 14:1 ml/g (mgGAE/g)
2019)
sinensis L) selama 3 menit
9. Daun MAE 416 Watt dengan 102.24 (Alara et al.,
sambiloto perbandingan (mgGAE/g) 2018)
(Vernonia pelarut 8:1 ml/g
5
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
6
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
Ultrasound Assisted Extraction (UAE) mulai 25-50ºC dimana total kadar senyawa
Metode ekstraksi senyawa fenolik fenolik yang paling optimal justru diperoleh
menggunakan bantuan gelombang ultrasonik pada temperatur terendah (25ºC). Hal tersebut
merupakan metode modern yang banyak dikarenakan pada suhu tinggi dapat
digunakan dalam ekstraksi suatu bahan alam. memberikan efek destruktif pada senyawa
Metode ini mempunyai prinsip kerja dengan fenolik yang bersifat tidak tahan panas.
membangkitkan ultrason secara lokal dari Microwave Assisted Extraction (MAE)
kavitasi mikro sekitar bahan yang akan Microwave Assisted Extraction (MAE)
diekstraksi sehingga pada bahan tersebut merupakan teknik ekstraksi yang efisien
terjadi pemanasan, akibatnya dapat karena kemampuannya untuk memanaskan
melepaskan senyawa yang terdapat dalam bahan alam secara internal dan eksternal
ekstrak tersebut. Selain itu efek lain yang tanpa terjadinya gradient termal. Senyawa
dihasilkan dari metode ini yaitu pemecahan fenolik yang terdapat dalam suatu bahan alam
dinding sel pada bahan alam sehingga mampu menyerap energi gelombang mikro.
kandungan senyawa yang ada di dalamnya Selain itu gelombang mikro yang dibenturkan
dapat keluar dan panas lokal yang terjadi pada ke sampel menyebabkan pemanasan pada
cairan mampu meningkatkan proses difusi pelarut, sehingga dapat terjadi proses difusi
ekstrak sehingga senyawa yang didapatkan pada senyawa fenolik yang terkandung dalam
lebih optimal (Adhiksana, 2017). bahan alam (Yahya et al., 2018).
Kekuatan atau daya ultrasonik Parameter ekstraksi seperti pemilihan
merupakan salah satu parameter terpenting pelarut, suhu, daya gelombang mikro dan
dalam aplikasi metode UAE dalam waktu ekstraksi merupakan faktor penting
mengekstraksi senyawa fenolik dari bahan dalam proses ekstraksi dengan MAE. Pada
alam. Rutkowska et al. (2017) umumnya perolehan senyawa fenolik yang
mengungkapkan bahwa senyawa hasil dihasilkan meningkat seiring dengan
ekstraksi tertinggi dari UAE biasanya dapat meningkatnya daya gelombang mikro.
dicapai dengan meningkatkan daya Gelombang mikro yang dihasilkan mampu
ultrasonik, hal tersebut dapat dibuktikan pada memberikan efek pemanasan yang
tabel 1 bahwa total phenolic content (TPC) berkontribusi pada pecahnya dinding sel pada
tertinggi didapatkan pada daya 50 kilohertz bahan alam. Namun demikian terdapat batas
(KHz) dengan hasil TPC 92.99 mgGAE/g. atas daya MAE yang justru mengakibatkan
Fenomena ini dikarenakan ketika daya penurunan hasil ekstraksi senyawa fenolik
ultrasonik meningkat, dapat menyebabkan yang terkandung dalam bahan alam.
terbentuknya kavitasi yang makin banyak Penelitian Alara et al. (2018) mengungkapkan
pada matriks bahan alam. Đurović et al. bahwa daya MAE yang optimal untuk
(2018) dalam penelitiannya juga mengatakan mengekstraksi senyawa fenolik dari daun
bahwa kandungan total fenolik meningkat sambiloto (Vernonia amygdalina L.) yaitu
ketika daya ultrasonik dinaikkan dari 15% pada daya gelombang 500 watt. Pada daya
menjadi 30%. gelombang yang melebihi 500 watt, justru
Metode UAE memiliki beberapa terjadi penurunan hasil total kadar senyawa
keunggulan dibandingkan metode fenolik. Hal tersebut dikarenakan penggunaan
konvensional, seperti waktu ekstraksi yang daya gelombang mikro yang ekstrim
singkat dan penggunaan suhu kisaran menyebabkan panas berlebih pada sampel,
menengah atau tidak terlalu panas. pada tabel sehingga senyawa fenolik akan terdegradasi
1 TPC tertinggi didapatkan pada suhu 37ºC. (Osorio-Tobón, 2020).
Suhu yang terlalu panas dapat merusak suatu Waktu ekstraksi dengan metode MAE
senyawa yang terkandung dalam bahan alam, merupakan parameter penting lainnya dalam
hal tersebut diperkuat oleh penelitian Goltz et ekstraksi MAE. Kenaikan waktu ekstraksi
al. (2018) yang mengekstraksi senyawa yang digunakan akan meningkatkan penetrasi
fenolik dengan beberapa temperatur dari pelarut ke dalam bahan alam, sehingga
7
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
pelarut akan semakin mudah untuk menarik Kelebihan dari metode ini yaitu metode
senyawa yang ada di dalamnya, sementara ektraksi PLE dapat meluruhkan sel tanaman
semakin sedikitnya waktu yang digunakan sehingga dapat mengambil komponen bioaktif
dalam ekstraksi akan mempersulit pelarut yang terdapat dalam sel secara keseluruhan.
untuk menembus dinding-dinding pada suatu Hal ini tidak terjadi pada metode ektraksi
bahan alam (Kristanti et al., 2019). Pada tabel tradisional dimana komponen yang ada pada
1 waktu 4 menit merupakan waktu yang tanaman intraseluler (di dalam sel) tidak dapat
efisien digunakan untuk mengekstraksi suatu terekstrak sepenuhnya (Rahmawati, 2018).
bahan alam menggunakan metode MAE. Hal High Hydrostatic Pressure Extraction
tersebut sejalan dengan penelitian Winata dan (HHPE)
Yuniata. (2015) yang menyatakan bahwa High Hydrostatic Pressure Extraction
semakin lama waktu ektraksi, kuantitas bahan (HHPE) merupakan metode ekstraksi dengan
bahan yang terekstrak juga semakin banyak tekanan super tinggi isostatik dingin yang
karena kesempatan untuk bersentuhan antara berkisar antara 100 hingga 800 MPa, metode
bahan dengan pelarut semakin besar sehingga tersebut tidak memerlukan proses pemanasan
hasil yang didapatkan akan bertambah sampai atau bisa dioperasikan pada suhu kamar.
mencapai titik jenuh. Metode HHPE dapat meningkatkan kelarutan
Pressurized Liquid Extraction (PLE) apabila tekanan dinaikkan hingga terjadi
Ekstraksi dengan metode Pressurized kenaikan suhu sehingga kelarutan dapat
Liquid Extraction (PLE) dilakukan dengan meningkat, namun suhu pada HHPE dapat
cara mengemas sampel dalam ekstraktor, menurun karena terdapat sistem pendingin
kemudian pelarut dipompa ke dalam dalam alat tersebut. Sebagian besar senyawa
ekstraktor menggunakan pompa cair dan fenolik rentan terdegradasi pada temperatur
melewati sistem panas untuk mencapai suhu tinggi, paparan oksigen, dan cahaya. Oleh
yang dikehendaki. PLE dapat dilakukan karena itu metode HHPE merupakan salah
dengan metode statis atau dinamis, ekstraksi satu metode yang prospektif digunakan untuk
statis adalah proses dimana ekstraktor diberi mengekstraksi senyawa fenolik dari bahan
tekanan, sementara katup keluar tetap alam.
tertutup, katup kemudian dibuka dan ekstrak Terdapat banyak parameter ekstraksi
dikumpulkan. Sebaliknya pada metode dalam metode HHPE yang sangat berdampak
dinamis katup keluar tetap terbuka, dan dalam memperoleh hasil senyawa fenolik,
pelarut dipompa secara terus menerus melalui salah satunya adalah tekanan yang digunakan
ekstraktor (Plaza & Turner, 2017). dalam metode HHPE. Pada tabel 1 dapat
Studi yang sudah dilakukan tentang diamati bahwa pada tekanan 433.33 MPa
ekstraksi senyawa fenolik menggunakan merupakan tekanan yang optimal untuk
metode PLE dapat diamati pada tabel 1, mengekstraksi senyawa fenolik dibandingkan
kondisi ekstraksi yang optimal untuk dengan nilai tekanan yang lain. Umumnya
mengekstraksi senyawa fenolik dengan cara kelarutan senyawa fenolik akan meningkat
PLE yaitu pada tekanan 100 bar selama 10 seiring dengan meningkatnya tekanan. Akan
menit dengan perolehan hasil TPC sebesar tetapi tekanan yang berlebih juga berdampak
173.65 mgGAE/g. Hal tersebut didukung oleh pada penurunan perolehan senyawa fenolik.
penelitian Alvarez-Rivera et al. (2019) yang Penelitian Xi et al. (2011) mengungkapkan
mengungkapkan bahwa tekanan ekstraksi dan bahwa perolehan senyawa fenolik meningkat
waktu ektraksi sangat berpengaruh signifikan secara signifikan dari 15% menjadi 30%
terhadap hasil senyawa fenolik yang dengan meningkatkan tekanan 100 menjadi
didapatkan, semakin tinggi tekanan dan 600 MPa.
semakin lama waktu yang digunakan dapat Parameter waktu juga sangat
meningkatkan perolehan TPC. Akan tetapi berpengaruh terhadap perolehan senyawa
waktu yang sangat lama juga dapat fenolik, pada tabel 1 dapat diamati bahwa
menurunkan perolehan TPC karena sifat waktu yang optimal digunakan dalam
senyawa fenolik yang kurang stabil terhadap mengekstraksi senyawa fenolik dengan
panas. metode HHPE yaitu 15 menit. Waktu dalam
proses ekstraksi tersebut cukup lama
8
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
dibandingkan dengan waktu ekstraksi pada bahan alam. Peningkatan suhu ekstraksi juga
metode ekstraksi modern lainnya. Waktu yang dapat mengoptimalkan aktivitas enzimatik
lama akan berdampak pada perolehan dan meningkatkan aktivitas pemecahan
senyawa fenolik karena simplisia dan pelarut selama proses ekstraksi. Akan tetapi kenaikan
yang bercampur lama dapat menarik senyawa atau penurunan suhu ekstraksi yang ekstrim
yang banyak dalam simplisia. Hal ini juga akan berdampak pada penghambatan
didukung oleh penelitian Briones-Labarca et aktivitas enzim, sehingga dapat menurunkan
al. (2015) melaporkan bahwa kandungan perolehan senyawa fenolik dari bahan alam
fenolik meningkat sekitar 21% dengan waktu (Macedo et al., 2021).
ekstraksi ditingkatkan dari 5 menjadi 15
menit pada 500 MPa. Simpulan dan Saran
Enzyme Assisted Extraction (EAE)
Enzyme Assisted Extraction (EAE) atau Dari kajian literatur (Article Review) ini
metode ekstraksi dengan bantuan enzim dapat disimpulkan bahwa pemilihan metode
merupakan metode ekstraksi dengan prinsip ekstraksi modern memiliki peranan yang
penambahan enzim-enzim tertentu yang dapat penting berpengaruh signifikan terhadap
mendegradasi dinding sel pada simplisia. perolehan hasil senyawa fenolik dari bahan
Dengan demikian senyawa fitokimia dapat alam yang akan diekstraksi. Selain itu
terekstraksi secara optimal dari matriks bahan masing-masing metode ekstraksi mempunyai
alam. Sejumlah enzim yang sering digunakan kelebihan dan kekurangan. Hasil review
untuk mengekstraksi senyawa fenolik antara artikel ini menunjukkan bahwa metode
lain amilase, glukoamilase, selulase, ekstraksi modern yang paling optimal untuk
pektinase, dan masih banyak enzim yang mengekstraksi total kadar senyawa fenolik
lainnya. Pada saat ini penggunaan enzim dari bahan alam yaitu dengan metode
untuk mengekstraksi senyawa fitokimia dari Microwave Assisted Extraction (MAE) pada
bahan alam merupakan metode ekstraksi yang daya 600 watt selama 4 menit dengan
sedang berkembang mulai dari optimasi menggunakan pelarut etanol 70%. Dimana
laboratorium skala kecil hingga aplikasi pada prosedur tersebut dapat menghasilkan
industri skala besar (Streimikyte et al., 2022). total kadar senyawa fenolik sebesar 199.4
Aplikasi metode EAE untuk mgGAE/g dari simplisia kulit buah delima
mengekstraksi senyawa fenolik dari bahan (Punica granatum L). Disarankan kepada
alam dapat diamati pada tabel 1. Dapat peneliti selanjutnya untuk melakukan
diamati bahwa konsentrasi enzim yang optimalisasi ekstraksi, terhadap sejumlah
digunakan dalam proses ekstraksi sangat metode ekstraksi modern yang potensial
berpengaruh signifikan terhadap perolehan digunakan untuk mengekstraksi senyawa
senyawa fenolik. Metode EAE dengan fenolik dari bahan alam.
konsentrasi enzim 1% merupakan metode
ekstraksi yang optimal untuk mengekstraksi Daftar Pustaka
senyawa fenolik dari bahan alam. Penelitian Adhiksana, A. (2017). Perbandingan Metode
lain juga mengungkapkan bahwa ekstraksi Konvensional Ekstraksi Pektin Dari
dengan bantuan enzim menunjukkan Kulit Buah Pisang Dengan Metode
peningkatan perolehan senyawa fenolik yang Ultrasonik. Journal of Research and
signifikan dari 4% menjadi 15% dari bahan Technology, 3(2), 80–88.
alam teh hijau, jika dibandingkan dengan
perlakuan yang tidak menggunakan enzim. Alara, O. R., & Abdurahman, N. H. (2019).
(Hong et al., 2013). Microwave-assisted extraction of
Parameter waktu ekstraksi pada metode phenolics from Hibiscus sabdariffa
EAE juga sangat berpengaruh signifikan calyces: Kinetic modelling and process
untuk mengekstraksi senyawa fenolik dari intensification. Industrial Crops and
bahan alam. Dapat diamati pada tabel 1 Products, 137(February), 528–535.
bahwa pada waktu ekstraksi 9 jam merupakan https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2019.0
waktu ekstraksi yang optimal digunakan 5.053
untuk mengekstraksi senyawa fenolik dari Alara, O. R., Abdurahman, N. H., Abdul
9
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
10
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
11
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
Okur, I., Namlı, S., Oztop, M. H., & Alpas, Screening the effect of four ultrasound-
H. (2023). High-Pressure-Assisted assisted extraction parameters on
Extraction of Phenolic Compounds from hesperidin and phenolic acid content of
Olive Leaves: optimization and aqueous citrus pomace extracts. In Food
Comparison with Conventional Bioscience (Vol. 21). Elsevier Ltd.
Extraction. ACS Food Science and https://doi.org/10.1016/j.fbio.2017.11.00
Technology, 3(1), 161–169. 1
https://doi.org/10.1021/acsfoodscitech.2 Pereira, D. T. V., Tarone, A. G., Cazarin, C.
c00346 B. B., Barbero, G. F., & Martínez, J.
Osorio-Tobón, J. F. (2020). Recent advances (2019). Pressurized liquid extraction of
and comparisons of conventional and bioactive compounds from grape marc.
alternative extraction techniques of Journal of Food Engineering, 240, 105–
phenolic compounds. Journal of Food 113.
Science and Technology, 57(12), 4299– https://doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2018.
4315. https://doi.org/10.1007/s13197- 07.019
020-04433-2 Plaza, M., & Turner, C. (2017). Pressurized
Otero, P., López-Martínez, M. I., & García- Hot Water Extraction of Bioactives.
Risco, M. R. (2019). Application of Comprehensive Analytical Chemistry,
pressurized liquid extraction (PLE) to 76, 53–82.
obtain bioactive fatty acids and phenols https://doi.org/10.1016/bs.coac.2016.12.
from Laminaria ochroleuca collected in 005
Galicia (NW Spain). Journal of Rahmawati, S. I. (2018). Teknik Ekstraksi
Pharmaceutical and Biomedical Tanaman Obat Menggunakan
Analysis, 164, 86–92. Pressurized Liquid Extraction (PLE).
https://doi.org/10.1016/j.jpba.2018.09.0 BioTrends, 9(1), 20–25.
57 siti083@lipi.go.i
Oussaid, S., Madani, K., Houali, K., Ramoko, H., & Ramadhania, Z. M. (2018).
Rendueles, M., & Diaz, M. (2018). Review: Pengembangan Metode
Optimized microwave-assisted Ekstraksi Senyawa Azadiraktin Dan
extraction of phenolic compounds from Analisis Menggunakan Kromatografi
Scirpus holoschoenus and its Cair Kinerja Tinggi (Kckt). Farmaka,
antipseudomonal efficacy, alone or in 16(2), 117–124.
combination with Thymus fontanesii
essential oil and lactic acid. Food and Rodsamran, P., & Sothornvit, R. (2019).
Bioproducts Processing, 110, 85–95. Extraction of phenolic compounds from
https://doi.org/10.1016/j.fbp.2018.04.00 lime peel waste using ultrasonic-assisted
8 and microwave-assisted extractions.
Food Bioscience, 28(March 2018), 66–
Pandey, A., Belwal, T., Sekar, K. C., Bhatt, I. 73.
D., & Rawal, R. S. (2018). Optimization https://doi.org/10.1016/j.fbio.2019.01.07
of ultrasonic-assisted extraction (UAE)
of phenolics and antioxidant compounds Rutkowska, M., Namieśnik, J., & Konieczka,
from rhizomes of Rheum P. (2017). Ultrasound-Assisted
moorcroftianum using response surface Extraction. The Application of Green
methodology (RSM). Industrial Crops Solvents in Separation Processes, 301–
and Products, 119(December 2017), 324. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
218–225. 805297-6.00010-3
https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2018.0 Santos, P. H., Baggio Ribeiro, D. H., Micke,
4.019 G. A., Vitali, L., & Hense, H. (2019).
Papoutsis, K., Pristijono, P., Golding, J. B., Extraction of bioactive compounds from
Stathopoulos, C. E., Bowyer, M. C., feijoa (Acca sellowiana (O. Berg)
Scarlett, C. J., & Vuong, Q. V. (2018). Burret) peel by low and high-pressure
techniques. Journal of Supercritical
12
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol …… No ……, Bulan Tahun
P-ISSN : …………….
E-ISSN : …………….
13