Diajukan oleh:
Amaliyana Mega Dharma
175010144
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
Juni 2021
1
PERBEDAAN RASIO SERBUK PELARUT DAN LAMA
WAKTU METODE ULTRASONIK EKSTRAK DAUN SALAM
(Syzygium polyanthum) TERHADAP PENETAPAN KADAR
FLAVONOID TOTAL
Diajukan oleh:
Amaliyana Mega Dharma
175010144
Pembimbing utama,
2
I. JUDUL
Perbedaan Rasio Serbuk Pelarut Dan Lama Waktu Metode Ultrasonik Ekstrak
II. INTISARI
flavonoid. Perbandingan rasio bahan : pelarut dan lamanya waktu ekstraksi akan
penyari yang digunakan yaitu etanol 70%. Perbandingan rasio yang digunakan
20,30, dan 40 menit. Ekstrak daun salam dilakukan penetapan kadar flavonoid
Kata Kunci : Rasio serbuk pelarut, Lama waktu, Metode Ultrasonik, Ekstrak
3
III. LATAR BELAKANG
yang dimana memiliki kandungan senyawa kimia antara lain flavonoid. Dimana
frekuensi lebih besar dari 16-20 kHz. Metode ekstraksi dengan gelombang
pelarut. Menurut penelitian Januarti dkk., (2017) menyatakan bahwa ekstrak daun
pelarut yang mempengaruhi kadar flavonoid total paling tinggi pada rasio bahan
pelarut yaitu 1:5. Semakin lama waktu ekstraksi maka rerata kadar flavonoid total
4
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitan ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh rasio bahan : pelarut serta lama waktu ekstraksi terhadap
ekstraksi ?
5
VI. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui rasio serbuk dan pelarut ekstrak daun salam (Syzygium
(kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik. Daun tunggal
terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 2 mm. Helai daun berbentuk jorong-
lonjong, jorong sempit atau lanset. 5-16 x 2,5-7 cm, gundul, dengan 6-11 urat
daun sekunder, daun sejalur ura daun intramarginal nampak jelas dekat tepi
helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus. Karangan bunga berupa
malai dengan banyak kuntum bunga 2-8 cm, muncul dibawah daun atau kadang-
2,5-3,5 mm, benang sari banyak, ukuran 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok,
lekas rontok, piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni
merah sampai ungu kehitaman apabila masak (Noor dan Asih, 2018) daun salam
6
Gambar 1. Daun salam (Noor dan Asih, 2018).
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
7
B. Metode Ekstraksi
zat aktif dari suatu simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
menjadi target untuk dipisahkan dari biomasa atau ampas atau bagian yang tidak
karena mengganggu efektivitas khasiat dari bahan aktifnya. Ada berbagai macam
metode atau teknik ekstraksi bahan dari yang paling sederhana dan kuno sampai
metode modern. Pemilihan metode didasarkan pada beberapa alasan, seperti sifat
dalam proses ekstraksi perlu diperhatikan, suhu ekstraksi yang terlalu lama serta
larutan karena terjadi proses oksidasi. Komponen bioaktif seperti flavonoid tidak
tahan terhadap suhu tinggi diatas 50oC, sehingga mengalami perubahan struktur
serta menghasilkan ekstrak yang rendah. Suhu ekstraksi yang terlalu rendah dan
waktu yag terlalu singkat akan menyebabkan komponen bioaktif yang terekstrak
dari bahan tidak maksimal sehingga komponen bioaktif yang diperoleh rendah
8
Waktu ekstraksi juga sangat berpengaruh terhadap senyawa yang dihasilkan.
Menurut Budiyanto dan Yulianingsih, (2008) waktu ekstraksi yang tepat akan
menghasilkan senyawa yang optimal. Waktu ekstraksi yang terlalu lama akan
gelombang akustik dengan frekuensi lebih besar dari 16-20 kHz. Salah satu
Rathod, 2013).
C. Senyawa Flavonid
dapat ditemukan di hampir seluruh tumbuhan, yang pada umumnya terdapat pada
jaringan epidermis pada daun dan kulit buah. Kelompok utama dari flavonoid
2017)
yang terkandung dalam daun salam yaitu kuersetin dan fluoretin (Prahastuti dkk.,
9
Gambar 2. Struktur umum flavonoid (Markham,1988).
polar (Gillespie dan Paul, 2001). Efektivitas ekstraksi suatu senyawa oleh pelarut
sangat tergantung kepada kelarutan senyawa tersebut dalam pelarut, sesuai dengan
prinsip like dissolve like yaitu suatu senyawa akan terlarut pada pelarut dengan
sifat yang sama. Pelarut yang bersifat polar diantaranya adalah etanol, metanol,
dengan larutan menghasilkan warna yang lebih kuning, AlCl3 akan bereaksi
dengan gugus keton pada C4 dan gugus OH pada C3 atau C5 pada senyawa
flavon atau flavonol membentuk senyawa yang kompleks yang stabil (Anwar,
2016). Metode ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah flavonoid golongan
flavon dan flavonol. Reaksi pembentukan kompleks antara AlCl3 dengan flavonol
dapat dilihat pada (Gambar 3) dan pembentukan kompleks antara AlCl3 dengan
10
Gambar 3. Reaksi pembentukan kompleks antara AlCl3 dengan flavonol.
Menurut penelitian Januarti dkk., (2017) menyatakan bahwa ekstrak daun jati
dengan metode ultrasonik menghasilkan hasil rasio bahan dan pelarut yang dapat
mempengaruhi kadar flavonoid total paling tinggi yaitu pada rasio bahan dan
pelarut 1:5 dan lama waktu ekstraksi 30 menit. Hal ini disebabkan karena semakin
lama waktu ekstraksi maka rerata kadar flavonoid total menjadi semakin besar
karena jumlah bahan dan pelarutnya cukup untuk mengekstrak seluruh senyawa
11
Berdasarkan penelitian Sa’adah dkk., (2017) menunjukkan bahwa kadar
flavonoid yang terkandung pada ekstrak etanol umbi bawang dayak dari
flavonoid ekstrak kental daun iler, kadar flavonoid ekstrak etanol 70% daun iler
lalu diikuti oleh ekstraksi metode UAE (Ultrasound Assite Extraction), kemudian
IX. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
1. Kadar flavonoid total dari ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) paling
tinggi pada rasio bahan dan pelarut 1 : 5 dengan lama waktu ekstraksi 30
menit.
2. Adanya perbedaan dari variasi rasio serbuk dan lama waktu ekstraksi terhadap
X. RENCANA PENELITIAN
Bahan yang digunakan daun salam, etanol 70%, aquadest, quercetin, AlCl3
10%.
12
B. Alat yang akan digunakan
evaporator.
C. Jalannya penelitian
1. Pengumpulan Bahan
Kendal, Jawa Tengah. Daun Salam yang diambil dengan karakteristik daun segar,
2. Determinasi Tanaman
Semarang.
Daun salam yang sudah terkumpul pertama dilakukan sortasi kering dimana
untuk memisahkan daun yang bagus dan daun yang rusak. Daun salam kemudian
dicuci dengan air bersih yang menglir untuk menghilangkan kotoran dari daun
dilakukan sortasi basah dimana untuk memisahkan benda asing atau bagian
13
dilakukan dengan menggunakan oven dimana suhu oven yang digunakan berkisar
sekitar 40-50oC hingga daun mengering. Simplisia yang sudah kering dilakukan
sortasi kering kembali untuk melihat daun mana yang masih layak digunakan.
Simplisia daun salam yang sudah kering dibuat dalam bentuk sebuk dengan
bantuan blender, lalu diayak dengan ayakan berukuran 60 mesh serta diukur kadar
persyaratan kadar air pada simplisia sendiri yaitu kurang dari 10% (Kemenkes,
2017). Setelah serbuk simplisia jadi serbuk simplisia disimpan dalam wadah
toples kaca dan disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari secara
yaitu 1:5, 1:10, 1:15 kemudian ditutup dengan aluminium foil. Setelah itu
dengan suhu 45oC. Ekstraksi diulang sebanyak 3 kali pada tiap rasio. Kemudian
dengan alat vacum rotary evaporator. Kemudian ekstrak kental ditimbang dan
14
5. Penetapan Kadar Flavonoid Total
a. Pembuatan Larutan Induk Kuersetin 1000 µg/ml
kedalam labu takar ukuran 100 mL dan ditambahkan etanol 96% sampai tanda
Pembuatan kurva baku dilakukan dengan membuat larutan kuersetin pada seri
konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 μg/mL sebanyak 0,01; 0,02; 0,03; 0,04; 0,05; 0,06
mL dalam labu takar dan ditambah pelarut sampai tanda batas 5 mL (Prayogo,
2017).
gelombang maksimum dengan waktu pengukuran pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25,
30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60 (Prayogo, 2017). Operating time dilakukan untuk
15
menentukan waktu absorbansi mana yang lebih stabil dengan range absorbansi
larutan ekstrak diaduk selama 1 jam menggunakan magnetic stirer pada kecepatan
500 rpm, disaring sehingga menghasilkan filtrat. Filtrat yang diperoleh ditambah
dengan etanol 96% sampai 25 ml (Safitri, 2018). Cara kerja ini berlaku untuk tiga
Larutan uji induk diencerkan sebanyak lima kali sehingga konsentrasi yang
didapat menjadi 1600 μg/mL. Larutan uji induk yang sudah diencerkan diambil
menit pada suhu ruang. Kemudian serapan diukur pada panjang gelombang
F=
16
Keterangan :
F = Kadar Flavonoid (µg/gram ekstrak)
C = Kesetaraan kuersetin (µg/mL)
V = Volume Total Ekstrak (mL)
f = Faktor Pengenceran
m = Berat Sampel (gram)
D. Analisis data
Determinasi Tanaman
Ekstraksi
17
XII. FASILITAS YANG DIPERLUKAN
Semarang.
Hasyim, Semarang.
18
XIV. DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, 2017, Buku Ajar Teknologi Bahan Alam,Universitas Lambung
Mengkurat, Banjarmasin.
Anwar Khoerul dan Liling Triyasmono. 2016. Kandungan Total Fenolik, Total
Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L.). Jurnal Pharmascience. Vol. 3. No. 1.
Budiyanto, A. dan Yulianingsih. 2008. Pengaruh suhu dan waktu ekstraksi
terhadap karakter pektin dari ampas jeruk siam (Citusnobilis L.). Jurnal
Pascapanen. 5(2):37-44.
Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat (Edisi 1),
Jakarta, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Dey, S., Rathod, V.K. 2013. Ultrasound assisted extraction of β-carotene from
Spirulina platensis, dalam: Ultrasonics Sonochemistry, 20, 271 – 276.
Gillespie, R.J. Dan Paul. 2001, Chemical Bonding And Molecular Geometry.
Oxford University Press, London.
Gr, M., dan CL, D.A., 2016, Removal of Pigments From Sugarcane Cells by
Adsorbent Chromatographic Column, SM Group, 4-5.
Hani, A., dan Novena, Y.L., 2019, Penetapan Kadar Flavonoid Total Alpukat (
Persea americana Mill.) dengan Metode Spektofotometri, Jurnal Ilmiah
Farmasi, 15(2).
Harismah, K. Dan Chusniatun, 2016. Pemanfaatan Daun Salam (Eugenia
Polyantha) Sebagai Obat Herbal Dan Rempah Penyedap Makanan. Warta
Lpm , Pp. Vol .19 No. 2 110-118.
Hayatus Sa’adah, Henny Nurhasnawati, dan Vivi Permatasari, 2017, Pengaruh
Metode Ekstraksi Terhadap Kadar Flavonoid Ekstrak Etanol Umbi Bawang
Dayak (Eleutherine palmifolia L.) Dengan Metode Spektrofotometri, Jurnal
Boneo Journal of Pharmascientech, Bidang Teknologi Farmasi, Akademi
Farmasi Samarinda, 01(1).
Ibrahim, A.M., Yunita dan H.S. Feronika., 2015, Pengaruh Suhu Dan Lama
Waktu Ekstraksi Terhadap Sifat Fisik Pada Pembuatan Minuman Sari Jahe
Merah Dengan Kombinasi Penambahan Madu Sebagai Pemanis, Jurnal
Pangan dan Agroindustri. 3(2), 530-541.
Januarti I. B., Santoso A., dan Razak A. S., 2017, Ekstraksi Senyawa Flavonoid
Daun Jati (Tectona Grandis L.) Dengan Metode Ultrasonik (Kajian Rasio
Bahan:Pelarut dan Lama Ekstraksi), Jurnal Media Farmasi Indonesia,
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, 12(2).
Kemenkes, 2017, Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, Kementrian Kesehatan
RI, Jakarta, 376.
19
Manarim, G.R dan De Agular, 2016, Removal of Pigments from Sugarcan Cells
by Adsorbent Chromatographic Column, Ann Chromatogr Sep Tech, 2(1),
1015.
Markham, K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, ITB Press, Bandung,
1- 43.
Novi Fajar Utami, Sely Meidi Nurdayanty, Sutanto, Usep Suhendar, 2020,
Pengaruh Berbagai Metode Ekstraksi Pada Penentuan Kadar Flavonoid
Ekstrak Etanol Daun Iler (Plectranthus scutellarioides), Fitofarmaka
Jurnal Ilmiah Farmasi, FMIPA Universitas Pakuan Bogor, 10(1).
Prahastuti, S., Tjahjani, S. Dan Hartini, E., 2011, The Effect Of Bay Leaf Infusion
(Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) To Decrease Blood Total
Cholesterol Level In Dyslipidemia Model Wistar Rats. Jurnal Medika
Planta, P. Vol. 1 No.4.
Prayogo, L S., 2017, Pembanding Metode Ekstraksi terhadap Kadar Flavonoid
Total Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.), Skripsi,
Universitas Wahid Hasyim, Semarang, 1-27.
Rasuane Noor dan Triana Asih, 2018, Tumbuhan Obat di Suku Semedo
Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, Cv. Laduny Alifatma,
Hal.129-130.
Sa’adah, H., dan Nurhasnawati,H., 2015, Perbandingan Pelarut Etanol dan Air
Pada Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine Americana
Merr) Menggunakan Metode Maserasi, Jurnal Ilmiah Manuntung,1(2).
Sapri, A. F., Dan Rizka, N., 2014, Pengukuran Ukuran Serbuk Simplisia Terhadap
Randemen Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Dengan
Metode Maserasi, Prosiding Seminar Nasional Kimia.
Sudarmadji S, Dkk. 1997, Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan Dan
Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Suhartati, T., 2017, Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan
Spektrofotometri Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik,
AURA CV, Anugrah Utama Raharja Anggota IKAPI, Bandar Lampung,
5.
Via R, Imam Prabowo,2020, Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Terhadap
Rendemen dan Kadar Flavonoid pada Ekstraksi Daun Moringa oleifera
Lam. dengan Metode Ultrasonik, Jurnal Farmasi Indonesia, Fakultas
Farmasi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Zbigniew,J., Dolatowski., Joanna., Stadnik., dan Dariuz Stasiak., 2007,
Application of Ultrasound In Food Technology, Acta Sci. Pol., Technol.
Aliment, 6(3), 89-99.
20