Anda di halaman 1dari 2

A.

Kondisi politik Aceh belum stabil

Perkembangan Politik di aceh tidak terlepas dari perjuangan masyarakat Aceh khususnya GAM.
Perjuangan GAM yang awalnya menginginkan kemerdekaan bergeser kepada hak otonomi
khusus seperti tercantum pada MoU Helsinki, Transformasi perjuangan politik seperti ini
termasuk katagori Transformasi bersifat Gramatikal Hiyasan (ornamental). Setelah GAM dan
NKRI mencapai kesepekatan perdamaian melalui MoU Helsinki GAM yang awalnya identik
dengan gerakan separatis menjadi kekuatan politik di Aceh yang diharapkan dapat
memperjuangkan kepentingan masyarakat Aceh.1

Implementasi dari MoU Helsinki lahirlah undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh, Ada beberapa pembahasan krusial yang dimuat dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh sebagai perintah dari MoU Hesinki.
Diantaranya adalah tentang pemerintahan Aceh, legislatif Aceh, partai politik lokal, lembaga
pengadilan Hak Asasi Manusia di Aceh, lembaga wali Nagroe, pemilihan kepala pemerintahan
Aceh dan penyelenggaraan pemilihan umum, dan ekonomi dan keuangan. 2 Dengan undang-
undang ini Aceh di berikan otonomi khusus seluas-luasnya terutama dalam masalah politik dan
membentuk partai local.

Partai politik local aceh adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga Negara
Indonesia yang berdomisili di Aceh secara sukarela atas dasar persamaan di Aceh kehendak dan
cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui
pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)/Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten/Kota (DPRK), Gubernur dan Wakil Gubernur, serta bupati dan wakil bupati/walikota
dan wakil walikota.3 Jadi partai politik local hanya ada di lingkup local saja (provinsi dan
kabupaten/kota) dan tidak memiliki pengurus di tingkat nasional.

Setelah adanya dasar hukum formil terkait partai politik local, mulailah lahir partai-partai politik
local di Aceh yang di harapkan dapat mendahulukan kepentingan-kepentingan dari masyarakat
Aceh. Dengan banyaknya jumlah partai politik berarti akan banyak aspirasi politik dari

1
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 4, Nomor 2: 1-11 Januari 2019
2
Teuku Zulkhairi, Suara Rakyat Aceh, (Banda Aceh: Gamma, 2012). hal: 175
3
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Normor 20 Tahun 2007 Tentang Partai Politik Lokal Di Aceh
masyarakat yang dapat diserap. Banyaknya jumlah partai politik juga akan menjamin
berlangsungnya proses sosialisasi dan pendidikan politik.4

Next bahas

1. Bahas kelebihan dan kekurangan partai politik local


2. Bahas kinerja pemerintah dari partai politik local yang masih belum mendahulukan
kepentingan rakyat Kaitkan Masa politik irwandy yusuf
3. Gejolak politik yang belum stabil

4
Tesis 117…….hl 28

Anda mungkin juga menyukai