Materi Muswil Ke III DPW FKDT Prov Dki JKT
Materi Muswil Ke III DPW FKDT Prov Dki JKT
MUSYAWARAH WILAYAH
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
No: 01/MUSWIL/DPW FKDT DKI JKT/I 2024
TENTANG MUSYAWARAH
WILAYAH
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
Bismillahirrahmanirrahim
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Januari 2024
Ketua Sekretaris
4
TATA TERTIB MUSYAWARAH WILAYAH
(MUSWIL) KE III
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Musyawarah Wilayah Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah
selanjutnya disingkat menjadi MUSWIL Ke III DPW FKDT PROVINSI DKI JAKARTA
yang dimaksud dalam Tata Tertib adalah forum tertinggi di tingkat wilayah yang
diselenggarakan oleh DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta.
Pasal 2
Waktu dan Tempat
BAB II
DASAR DAN TUJUAN
Pasal 3
Musyawarah Wilayah Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah
(Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan berdasarkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 4
Musyawarah Wilayah Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah
(Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan dengan tujuan:
1. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta Masa
Bakti 2018-2023.
2. Memilih Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2024-2029.
3. Merekomendasikan aspirasi dan harapan lembaga Madrasah Diniyah Takmiliyah untuk
kemajuan dan peningkatan mutu kepada instansi terkait.
5
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 5
Musyawarah Wilayah Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah
(Muswil) DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas dan wewenang:
1. Menilai, mengevaluasi dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban DPW FKDT
Provinsi DKI Jakarta Masa bakti 2018-2023.
2. Membuat rekomendasi yang akan disampaikan kepada instansi pemerintah, non
pemerintah dan internal FKDT,
BAB IV
PESERTA, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 6
Peserta Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta yaitu:
1. Pengurus Harian DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta.
2. Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC FKDT Kota dan Kabupaten Pulau Seribu.
3. Ketua DPAC FKDT Se Provinsi DKI Jakarta.
4. Dewan Kode Etik DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta.
5. Undangan
Pasal 7
Hak Peserta
Peserta Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta
memiliki hak sebagai berikut:
Pasal 8
Kewajiban Peserta
1. Peserta membawa surat tugas/mandat yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris DPC
FKDT.
2. Peserta wajib mengikuti semua persidangan dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke
III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta.
3. Menjaga kelancaran dan ketertiban selama kegiatan Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke
III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta..
4. Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan Musyawarah Wilayah
(Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta .
6
BAB V
PERSIDANGAN
Pasal 9
Persidangan Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta terdiri
dari:
1. Sidang Pleno I Membahas dan mengesahkan Tata Tertib
2. Sidang Pleno II Membahas dan mengesahkan LPJ serta mendemisonerkan DPW FKDT
3. Sidang Pleno III Membahas Tatib Pemilihan dan pengesahan Ketua terpilih
Pasal 10
Pimpinan Sidang
Pimpinan Sidang Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta
yaitu Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT)
didampingi Panitia Pengarah/Steering Comittee (SC)
Pasal 11
Tugas Pimpinan Sidang
1. Pimpinan sidang bertugas memimpin persidangan agar tetap berjalan kondusif dan sesuai
dengan pembahasan materi sidang.
2. Mengakomodir pendapat-pendapat yang berbeda dan menyimpulkan pendapat tersebut
dalam keputusan yang adil dan bijaksana.
3. Mengambil keputusan secaa mufakat.
4. Membuat risalah persidangan atau notulen.
BAB VI
QUORUM, PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN BERITA ACARA PERSIDANGAN
Pasal 12
1. Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta dinyatakan
Quorum apabila dihadiri sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah peserta yang terdaftar
dalam registrasi panitia.
2. Apabila ayat 1 belum terpenuhi maka pimpinan sidang menunda sidang tersebut
maksimal 30 menit dan diperpanjang selama 2 X 30 menit lagi.
3. Apabila persidangan telah ditunda selama 2 X 30 menit, namun Quorum belum tercapai
maka sidang bisa dilanjutkan dan keputusan yang diambil dalam sidang dinyatakan sah.
7
BAB VII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 13
1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Tata Tertib Musyawarah Wilayah (Muswil)
Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta akan diatur kemudian oleh pimpinan sidang.
2. Tata Tertib Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta
berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 14
Demikian Tata Tertib Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI
Jakarta disusun dengan harapan terlaksana dengan baik dan tertib serta mendapatkan
keputusan yang bermanfaat untuk kemajuan Madrasah DiniyahTakmiliyah.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 24 Janauri 2024
Ketua Sekretaris
8
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
DEWAN PENGURUS WILAYAH
FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
MASA BAKTI 2018-2023
9
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH WILAYAH
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
No: 02/MUSWIL/DPW FKDT DKI JKT/I 2024
TENTANG
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
Bismillahirrahmanirrahim
Memperhatikan : Saran dan pendapat serta usulan yang disampaikan dalam sidang pleno
II.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Januari 2024
Ketua Sekretaris
10
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DPW FKDT PROVINSI DKI JAKARTA
MASA BAKTI 2018-2023
Salam silaturrahmi dan doa kami sampaikan, semoga Allah SWT memmberikan kesehatan
dan keafiatan serta perlindunganNya sehingga kita semua senantiasa sukses dalam
menjalankan dan mengemban aktifitas sebagai Khadim Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Salam rindu dihaturkan melalui untaian shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW,
sebagai suri tauladan, sehingga kita semua dapat menjalankan risalah dakwahnya serta
semoga
Lima tahun sudah perjalanan Dewan Pengurus Wilayah (DPW FKDT) Provinsi DKI
Jakarta, kepengurusan tersebut disahkan melalui penerbitan SK DPP FKDT pada tanggal 27
Desember 2018 dan pasca terbitnya Surat Keputusan (SK) tersebut DPW FKDT Provinsi
DKI Jakarta mengawali serta melaksanakan amanah yang diemban untuk kemajuan
organisasi dan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Provinsi DKI Jakarta.
Langkah-langkah yang telah disusun berupa program kerja senantiasa dilakukan oleh DPW
FKDT Provinsi DKI Jakarta di tahun pertama (2019), namun di tahun 2020 wabah melanda
negeri Indonesia bahkan dunia yaitu pandemi Covid 19. Wabah tersebut menjadi musibah
yang meluluhlantahkan seluruh aspek kehidupan: ekonomi, politik, sosial dan budaya
termasuk pendidikan mengalami dampak yang maha dahsyat dan diperlukan adaptasi
kebiasaan baru di masa pandemi Covid 19 termasuk menjalankan roda organisasi DPW
FKDT Provinsi DKI Jakarta di tahun 2020 sampai dengan 2022. Dua tahun pandemi Covid
19 melanda Indonesia dan Al Hamdulillah tahun 2022 mulai normal kembali. DPW FKDT
Provinsi DKI Jakarta menjalankan roda organisasi di sisa kepengurusannya pasca Covid
dengan dukungan dari seluruh pengurus yang telah membersamai dan mampu melewati
masa sulit tersebut.
Segala tantangan dan peluang serta problematika dalam berorganisai menjadi bahasan dan
kajian serta dicari solusi yang bijaksana dalam rangka mewujudkan Madrasah Diniyah
Takmiliyah yang lebih baik dan mandiri. Untuk itu dihaturkan terima kasih kepada
Pengurus DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta yang telah berupaya menjalankan seluruh
program kerja selama lima tahun dengan kekompakan dan kesolidan..
Melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta,
perkenankan kami menyampaikan hasil ikhtiar dan kerja kolaborasi dalam bentuk Laporan
Pertanggungjawaban. Semoga usaha yang telah kami lakukan menjadi amaliah dan dapat
diterima oleh peserta Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI
Jakarta
11
Permohonan maaf lahir batin atas segala kekurangan dalam penyampaian Laporan
Pertanggungjawaban dan Selamat Muswil Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta.
Semoga menghasilkan kesepakatan dan keputusan yang baik untuk kemajuan Madrasah
Diniyah Takmiliyah .
Ketua Sekretaris
12
LAPORAN KEGIATAN DEWAN
PENGURUS WILAYAH
FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
MASA BAKTI 2018-2023
13
LAPORAN KEGIATAN
DPW FKDT PROVINSI DKI JAKARTA
MASA BAKTI 2018-2023
Pelantikan DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2018-2023 sekaligus Rapat
Kerja dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2019 bertempat Gedung Balaikota Provinsi
DKI Jakarta dan dihadiri oleh Asisten Kesejahteraan Provinsi DKI Jakarta, Kepala Bidang
Pakis Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta.
Silaturahmi dan Buka Puasa bersama DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan pada
tanggal 20 Mei 2019 bertempat di Aula Bidang Pakis dihadiri oleh Kepala Bidang Pakis
Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Kasi Diniyah & Al Qur’an Bidang Pakis Kanwil
Kemenag Provinsi DKI Jakarta.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Ulangan Umum Semester Genap
TP. 2018-2019 yang dilaksanakan pada tanggal 13-16 Mei 2019.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Ujian Akhir Berstandar Nasional
Madrasah Diniyah Takmiliyah Berstandar Nasional (UABNMDT) TP. 2018-2019 yang
dilaksanakan pada tanggal 29 April-3 Mei 2019.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Pekan Olahraga dan Seni Antar
Diniyah Takmiliyah (Porsadin) Ke IV Tingkat Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan pada
tanggal 28 Juli 2019 di GOR Cendrawasih Jakarta Barat dengan juara umum yaitu
Kontingen DPC FKDT Jakarta Timur.
14
7. AUDIENSI DENGAN BIRO DIKMENTAL DAN BIRO AKAS PROVINSI DKI
JAKARTA
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta melakukan audiensi dengan Biro Dikmental dan Biro
AKAS Setda Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 5 Juli 2019 perihal pelaksanaan dan
pengiriman Kontingen Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah Tingkat
Nasional (Porsadinas) Ke IV di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 5 Juli 2019 melakukan audiensi dengan
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta pada pelaksanaan dan
pengiriman Kontingen Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah Tingkat
Nasional (Porsadinas) Ke IV di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Pembekalan dan Training Centre
Kontingen Porsadinas Ke IV yang diadakan pada tanggal 6 Oktober 2019 di Ponpes
Minhajurrasyidin Jakarta Timur.
10. PEKAN OLAH RAGA DAN SENI ANTAR DINIYAH TINGKAT NASIONAL
(PORSADINAS) KE IV
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta mengikuti Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah
Takmiliyah Tingkat Nasional (Porsadinas) Ke IV yang dilaksanakan pada 23-28 Oktober
2019 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Al Hamdulillah Bapak H. Anies Rasyid
Baswedan (Gubernur Provinsi DKI Jakarta) memberikan bantuan Perjalanan Dinas
(Perjadin) berupa tiket pesawat terbang pulang pergi kepada 44 orang Kontingen DPW
FKDT Provinsi DKI Jakarta dan Al Hamdulillah prestasi dalam Pekan Olahraga dan Seni
Antar Diniyah Takmiliyah Tingkat Nasional (Porsadinas) Ke IV berada pada posisi ke 6
dari seluruh provinsi Se Indonesia.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Ulangan Umum Semester Ganjil
TP. 2019-2020 yang dilaksanakan pada 2-5 Desember 2019.
12. DISKUSI PUBLIK DAN RAPAT KERJA WILAYAH DPW FKDT PROVINSI DKI
JAKARTA
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Diskusi Publik sekaligus Rapat
Kerjs Wilayah pada 23-24 Desember 2019 di Asrama Haji Pondok Gede dengan Nara
Sumber Chozin Amrullah (TGUPP/Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan),
Ahmad Sholih (Kepala Bidang Pendayagunaan dan Distribusi Baznas Bazis Provinsi DKI
Jakarta, M. Naomi (BNSP).
15
13. RAPAT KOORDINASI WILAYAH (RAKORWIL) DPW FKDT PROVINSI DKI
JAKARTA
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Workshop Kurikulum I’dadiyah dan
Akreditasi Madrasah Diniyah Takmiliyah pada tanggal 21 Februari 2020 di Wisma Haji
Kementerian Agama Jl. Jaksa Jakarta Pusat.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 5 Mei 2020 menghadiri launching bantuan
sembako untuk 30.000 ribu Penggerak Dakwah di Balaikota Provinsi DKI Jakarta.
Bantuan tersebut diberikan karena Pandemi Covid 19. Pandemi tersebut melanda dunia
dan masuk ke Indonesia pada bulan Maret tahun 2020. Guru Madrasah Diniyah
Takmiliyah seluruh Indonesia terkena dampaknya dan Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta
menginisiasi bantuan sembako tersebut untuk Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Se
Provinsi DKI Jakarta.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi
Operator Database DPC FKDT Se Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 3 Juli 2020 di
Wisma Haji Kemenag Jl. Jaksa Jakarta Pusat.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta mendistribusikan sembako terdampak Covid 19 dari
Lembaga Ta’miril Masjid Nahdlatul Ulama Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Se
Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 20 November 2020. .
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil)
pada tanggal 21-22 November 2020 di Pondok Kapilih Bogor Jawa Barat.
16
20. PELATIHAN DAN PENGUATAN OPERATOR DATABASE
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Pelatihan dan Penguatan Operator
DPW Provinsi DKI Jakarta dan Operator DPC FKDT Kota pada tanggal 10 Maret 2021 di
Wisma Haji Kementerian Agama Jl. Jaksa Jakarta Pusat.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Doa Bersama dan Tasyakuran Hari
Lahir (Harlah) Ke 9 FKDT sekaligus buka puasa Ramadhan dilaksanakan pada tanggal 14
April 2021 di Green Bamboo Garden Jakarta Selatan.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta bersilaturahmi dan audiensi dengan Baznas Bazis
Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 27 Mei 2021 bertempat di Kantor Baznas Bazis
Provinsi DKI Jakarta Jl. H. Awaluddin Tanabang Jakarta Pusat.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Halal Bi Halal sekaligus pembinaan
UPZ (Unit Pengumpul Zakat) FKDT Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 28 Mei 2021 di
Hotel Cordela Jakarta dihadiri Pengurus DPC FKDT Se Provinsi DKI Jakarta.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta Berhalal Bi Halal dengan Kabid Pakis Kanwil
Kemenag Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 7 Juni 2021.
Doa Bersama dan Mujahadah Asmaul Husna via virtual agar dijauhkan dari Covid 19
dilakukan oleh DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 29 Juli 2021 yang diikuti
Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Se Provinsi DKI Jakarta.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Baznas Bazis Provinsi DKI
Jakarta mengadakan Launching Kafalah Dhuafa pada tanggal 16 Agustus 2021. Kafalah
Dhuafa adalah program pemberian nasi kotak kepada masyarakat terdampak pandemi
Covid 19 termasuk Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah di Provinsi DKI Jakarta
17
28. RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS) DPP FKDT DAN
PERINGATAN HARI SANTRI.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) DPP
FKDT pada 22-24 Oktober 2021 di Hotel Yuan Garden Jakarta Pusat.
Dalam rangka Harlah Ke 10, DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Tasyakuran
sekaligus Buka Puasa buka puasa Ramadahan pada tanggal 6 April 2022 di Perpustakaan
Nasional yang dihadiri oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Wakil Ketua
Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarkan Ujian Akhir Berstandar Nasional
Madrasah Diniyah Takmiliyah Berstandar Nasional (UABNMDT) TP. 2021-2022 yang
dilaksanakan pada tanggal 18-21 April 2022.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Ulangan Umum Semester Genap
TP. 2021-2022 yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei sd 2 Juni 2022.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta melaksanakan workshop Modul I’dadiyah pada
tanggal 29-30 Juni 2022 di Villa Panalif Bogor Jawa Barat.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 6 Juli 2022 melakukan audiensi dengan
DPRD Provinsi DKI Jakarta perihal Dana Hibah Guru Madrasah Diniyah Takmiliyah.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 10 Agustus 2022 melakukan audiensi
dengan Pemkot Jakarta Utara perihal pelaksanaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah
Takmiliyah (Porsadin) Ke IV Tingkat Provinsi DKI Jakarta di GOR Sunter.
18
36. MUSYAWARAH NASIONAL DPP FKDT
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menghadiri Musyawarah Nasional Ke III Dewan
Pengurus Pusat Forum Komunikasi Dinyah Takmiliyah (DPP FKDT) pada tanggal 26-28
Agustus 2022 di Asrama Haji Bekasi Jawa Barat dan terpilih untuk kedua kalinya yaitu
Drs. H. Lukman Khakim, M.Si sebagai Ketua Umum DPP FKDT Masa Bakti 2022-2027.
Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah (Porsadin) Ke IV Tingkat Provinsi
DKI Jakarta dilaksanakan pada tanggal 14-15 September 2022 di GOR Sunter Jakarta
Utara dengan juara umum yaitu Kontingen DPC FKDT Jakarta Selatan.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 7 November 2022 melakukan audiensi
dengan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi DKI Jakarta perihal pelaksanaan Pekan
Olahraga dan Seni Antar Diniyah Takmiliyah Tingkat Nasional (Porsadinas) Ke V di
Provinsi Jawa Barat.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Pembekalan dan Training Centre
Kontingen Porsadinas ke V yang diadakan pada tanggal 26 November 2022 di Aula
serbaguna dan lapangan olahraga Perguruan Cikini Jakarta Utara.
40. PEKAN OLAH RAGA DAN SENI ANTAR DINIYAH TINGKAT NASIONAL
(PORSADINAS) KE V
Kontingen DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta mengikuti Pekan Olahraga dan Seni Antar
Diniyah Takmiliyah Tingkat Nasional (Porsadinas) Ke V yang dilaksanakan pada tanggal
1-3 Desember 2022 di Provinsi Jawa Barat dan Al Hamdulillah Kontingen DPW FKDT
Provinsi DKI Jakarta berada pada posisi ke 5 dari seluruh Provinsi Se Indonesia.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Ulangan Umum Semester Ganjil
TP. 2022-2023 yang dilaksanakan pada tanggal 6-9 Desember 2022.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Rapat Kerja Wilayah pada tanggal 28
Januari 2023 di Hotel Rivoli Jakarta Pusat yang dihadiri oleh Kabid Pakis Kemenag
Provinsi DKI Jakarta dan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) Provinsi DKI Jakarta.
19
43. PERINGATAN HARI LAHIR (HARLAH) KE 11 FKDT
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menghadiri peringatan Hari Lahir Ke 11 sekaligus buka
puasa Ramadahan yang dilaksanakan oleh Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi
Dinyah Takmiliyah (DPP FKDT) pada tanggal 21 April 2023 yang bertempat di
Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta Ujian Akhir Berstandar Nasional Madrasah Diniyah
Takmiliayah berstandar Nasional (UABNMDT) TP. 2022-2023 dilaksanakan pada tanggal
22-25 Mei 2023.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta mengadakan Bimbingan Teknis Emis 4.0 bagi Operator
DPC FKDT Kota dan Operator PD Pontren Kementerian Agama Se Provinsi DKI Jakarta
pada tanggal 29 September 2023 yang bertempat di Hotel Balairung Jakarta Timur.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Pekan Olahraga dan Seni Antar
Diniyah Takmiliyah (Porsadin) Ke VI Tingkat Provinsi DKI Jakarta yang berkolaborasi
dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 28-29
Oktober 2023 di PPOP (Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar) Ragunan dengan juara umum
yaitu Kontingen DPC FKDT Jakarta Selatan.
DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Ulangan Umum Semester Ganjil
TP. 2023-2024 yang dilaksanakan pada tanggal 4 -7 Desember 2023.
Ketua Sekretaris
20
TATA TERTIB
PEMILIHAN KETUA
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM
KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
21
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH WILAYAH
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
No: 03/MUSWIL/DPW FKDT DKI JKT/I 2024
TENTANG
TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA
DEWAN PENGURUS WILAYAH FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
Bismillahirrahmanirrahim
Memperhatikan : 1. Tata Tertib Musyawarah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI
Jakarta.
2. Hasil Rapat Koordinasi DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta pada
tanggal 16 Desember 2023 di Jakarta.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Tata Tertib Pemilihan Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Januari 22024
Ketua Sekretaris
22
TATA TERTIB
PEMILIHAN KETUA DEWAN PENGURUS WILAYAH
FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
PROVINSI DKI JAKARTA
BAB I KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
1. Tata Tertib Pemilihan Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta merupakan tata tertib
yang mengatur secara khusus mekanisme dan tata cara pemilihan Ketua Masa Bakti
2024-2029.
2. Pimpinan sidang dalam pemilihan Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta dipimpin
oleh Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT)
didampingi Panitia Pengarah (SC) Muswil DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta.
BAB II
BAKAL CALON DAN SYARAT CALON KETUA
Pasal 2
Bakal Calon Ketua
1. Bakal Calon Ketua paling sedikit memperoleh 2 (dua) suara dalam penjaringan Bakal
Calon Ketua.
2. Bakal Calon Ketua menyatakan kesiapan menjadi Ketua DPW FKDT Provinsi DKI
Jakarta dengan mendatangani surat pernyataan.
Pasal 3
Syarat-syarat Calon Ketua
1. Calon Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta adalah utusan dan atau
direkomendasikan oleh DPC FKDT Kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
2. Calon Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta mendapatkan persetujuan atau
dukungan minmal 2 (dua) suara dari DPC FKDT Kota dan Kabupaten Kepulauan
Seribu.
3. Menandatangani surat pernyataan kesiapan menjadi Ketua.
4. Menyampaikan visi dan misi.
BAB III
PEMILIHAN DAN PENGHITUNGAN SERTA HAK SUARA
Pasal 4
Pemilihan dan Penghitungan
1. Pemilihan Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta dilakukan secara langsung, umum,
bebas dan rahasia.
23
2. Pemilihan Ketua DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta dilakukan secara aklamasi dan atau
voting.
3. Kertas suara disedikan oleh panitia pelaksana (OC).
4. Penghitungan suara dilakukan oleh pimpinan sidang dan didampingi oleh 2 (dua) orang
saksi dan petugas penghitungan suara.
Pasal 5
Hak Suara
Hak suara dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta
yaitu: DPC FKDT Kota dan Kabupaten Pulau Seribu sebanyak 1 (satu) suara dan saat
pemungutan suara menunjukan SK Kepengurusan dari DPW FKDT Provinsi DKI Jakarta
Masa Bakti 2018-2023.
BAB IV
KEPUTUSAN
Pasal 6
1. Apabila calon yang diajukan hanya 1 (satu) calon maka calon tersebut disahkan secara
aklamasi oleh sidang pleno menjadi Ketua.
2. Apabila terjadi jumlah perolehan suara yang sama antar calon ketua maka diadakan
pemilihan ulang sebanyak 1 (satu) kali.
3. Apabila setelah pemilihan ulang namun perolehan suara masih draw (imbang) maka
keputusan diserahkan kepada Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah
Takmiliyah (DPP FKDT).
BAB IV
PENUTUP
Pasal 7
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam Tata Tertib pemilihan ketua akan diatur kemudian
berdasarkan keputusan peserta Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke III DPW FKDT
Provinsi DKI Jakarta
2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal diputuskan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Januari 2024
Ketua Sekretaris
24
ANGGARAN DASAR
FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH
MUKADIMAH
Bahwa cita-cita perjuangan bangsa Indonesia dan upaya-upaya pembangunan nasional hanya
terwujud secara utuh dan berkelanjutan bila seluruh komponen bangsa serta potensi yang ada
termasuk FKDT menanamkan pendidikan dengan pendidikan ke-Islam-an melalui lembaga
Pendidikan Madrasah Diniyah.
Dengan kesadaran yang mendalam bahwa kondisi Pendidikan Madrasah Diniyah di Indonesia
merupakan pendidikan tertua dibandingkan dengan pendidikan lainnya, demikian pula besarnya
semangat dan keinginan masyarakat terhadap Pendidikan Madrasah Diniyah untuk
membentengi generasi penerus bangsa dengan pendidikan karakter, sehingga bangsa dannegara
ini akan tercipta dalam suasana baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Atas dasar pemikiran tersebut, dengan ini disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (AD/ART FKDT) sebagai berikut:
BAB I
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah disingkat FKDT yang
didirikan di Jakarta pada tanggal 14 April 2012.
2. Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik
Indonesia.
BAB II
Pasal 2
Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah berakidah Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Pasal 3
BAB III
Pasal 4
Pasal 5
Untuk mewujudkan tujuan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah tersebut, maka usaha-
usaha yang dilakukan adalah :
1. Di bidang agama adalah mengaktualisasikan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Di bidang pendidikan adalah mewujudkan penyelenggaran pendidikan, pengajaran dan
pengembangan Diniyah sesuai ajaran Islam Ramatan Lil Aalamiin untuk mempersiapkan
anak didik yang terampil, berakhlak mulia dan cinta tanah air.
3. Di bidang sosial mengupayakan perwujudan masyarakat yang menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia dengan tetap berusaha memelihara jati diri guru diniyah serta
meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
4. Di bidang ekonomi mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru dan diniyah secara
merata adil dan demokratis.
5. Di bidang lainnya yaitu meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan instansi-instansi
terkait, berbagai organisasi keagamaan, kebangsaan, kemasyarakatan dan organisasi sosial
serta organisasi profesi lainnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
BAB IV
KEDAULATAN
Pasal 6
Kedaulatan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) berada di tangan anggota dan
sepenuhnya dilaksanakan pada Musyawarah Nasional (MUNAS).
BAB V
Pasal 7
Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) bersifat keagamaan, pendidikan, sosial dan
kemasyarakatan.
Pasal 8
BAB VI
ATRIBUT
Pasal 9
Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) mempunyai lambang, hymne, mars dan
atribut lainnya yang penggunaannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Keanggotaan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah terdiri dari Anggota Biasa, dan
Anggota Kehormatan.
Pasal 11
1. Anggota Biasa, yaitu seluruh pengurus FKDT di semua tingkatan dan Pengelola Madrasah
Diniyah Takmiliyah yang terdaftar di Kementerian Agama RI
2. Anggota Kehormatan, yaitu individu yang peduli dan mau berkontribusi dalam
memajukan Madrasah Diniyah Takmiliyah dan atau sejenisnya.
3. Penjelasan keanggotaaan sebagaimana ayat 1 dan 2 diatur tersendiri dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VIII
Pasal 12
Anggota Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) mempunyai hak dan kewajiban
yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
Pasal 13
1. Pengurus FKDT di tingkat pusat, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Pusat Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat DPP-FKDT..
2. Pengurus FKDT di tingkat provinsi, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Wilayah Forum
Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat DPW-FKDT;
3. Pengurus FKDT di tingkat Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Cabang
Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat (DPC-FKDT);
4. Pengurus FKDT di tingkat Kecamatan, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Anak
Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat DPAC-FKDT;
5. Pengurus FKDT di tingkat Kelurahan/Desa, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Ranting
Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat DPR-FKDT;
Pasal 14
Struktur dan Susunan Pengurus FKDT diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 15
BAB X
Pasal 15
Hak dan kewajiban pengurus FKDT diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB XI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 16
Pasal 18
Pasal
19
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 20
1. Keuangan organisasi didapat dari iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat
dan usaha lain yang halal dan sah.
2. Pengelolaan keuangan dilakukan oleh masing-masing tingkatan kepengurusan.
BAB XIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 21
1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh MUNAS yang khusus diadakan
untuk itu, dengan ketentuan quorum.
2. Tata cara pembubaran organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Kekayaan organisasi setelah organisasi dibubarkan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 22
BAB XV KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 23
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur kemudian dalam
Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran dasar ini hanya dapat diubah oleh MUNAS atau MUNASLUB
3. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pimpinan Sidang
Ketua, Sekretaris,
Ttd ttd
BAB I
Pasal 1
Pasal 2
Hymne
Pasal 3
Badge
Badge dibuat dalam kerangka memberikan penghargaan, tandajasa, umbul-umbul, map atau
hal lain yang sifatnya tidak wajib, harus disesuaikan dengan semangat AD/ART FKDT
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 4
2. Anggota kehormatan ialah setiap orang yang telah berjasa kepada organisasi dan disetujui
penetapannya serta disahkan oleh rapat Pengurus Harian FKDT.
BAB III
Pasal 5
BAB IV
Pasal 6
HAK ANGGOTA
Pasal 7
BAB VI PEMBINAAN
ANGGOTA Pasal 8
Pembinaan terhadap Madrasah Diniyah Takmiliyah dilakukan dalam bentuk pembinaan SDM
Pasal 9
ANGGOTA
Pasal 10
1. Anggota biasa dan anggota kehormatan FKDT dinyatakan berhenti keanggotaannya jika:
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Melanggar AD/ART
2. Pemberhentian sebagaimana ayat 1 huruf (b) dan (c) ditetapkan dengan Surat Keputusan
yang dikeluarkan oleh pengurus ditingkatan masing-masing.
BAB VIII
DEWAN PEMBINA
Pasal 11
1. Dewan Pembina dibentuk dalam kepengurusan FKDT ditingkat Pusat, Wilayah, Cabang,
Anak Cabang dan Ranting.
2. Dewan Pembina ditetapkan di masing-masing tingkatan kepengurusan.
3. Dewan Pembina berkewajiban memberikan pembinaan, saran, nasehat baik diminta
maupun tidak yang dilakukan baik secara perorangan maupun kolektif sesuai dengan
tingkatan kepengurusan masing-masing.
BAB IX
DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 12
BAB X
Pasal 13
Pasal 15
Pasal 17
BAB XI
MASA KHIDMAH
Pasal 18
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 5 tahun, dan dapat
dipilih kembali.
2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 5 tahun dan dapat
dipilih kembali.
3. Dewan Pengurus Cabang (DPC-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 5 tahun dan dapat
dipilih kembali.
4. Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 4 tahun dan
dapat dipilih kembali.
5. Pengurus Ranting (PR-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 4 tahun dan dapat dipilih
kembali.
BAB XII
Pasal 19
Ketentuan Umum
1. Anggota biasa FKDT dapat menjadi Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus
Cabang, Pengurus Anak Cabang, dan Pengurus Ranting sesuai mekanisme organisasi
2. Mekanisme organisasi adalah proses musyawarah dan atau proses rekruitmen yang
diadakan untuk itu pada tiap tingkatannya.
3. Penentuan kepengurusan di dahului oleh pemilihan ketua dan atau ketua umum dan tim
formatur di masing-masing level.
PENGURUS Pasal 20
1. Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, keputusan MUNAS dan keputusan organisasi lainnya.
2. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Nasional (MUNAS).
3. Mengesahkan dan menetapkan Dewan Pengurus Wilayah.
4. Mengesahkan dan menetapkan Dewan Pengurus Cabang.
5. Menentukan kebijakan umum sesuai AD/ART untuk menjalankan organisasi.
6. Memberikan bantuan edukasi dan pembelaan kepada anggota yang memerlukan.
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 28
Pasal 29
PEMBEKUAN PENGURUS
Pasal 30
1. Pengurus Pusat dapat dibekukan melalui Munaslub jika dalam menjalankan organisasi
dinilai telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
2. Munaslub hanya bisa dan sah diselenggarakan jika memenuhi lima puluh persen di tambah
satu dari seluruh cabang kabupaten/kota seluruh Indonesia.
3. Pengurus Pusat dapat membekukan Pengurus Wilayah melalui Muswilub jika dalam
menjalankan organisasi dinilai telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Organisasi
4. Pengurus Pusat dapat membekukan Pengurus Cabang melalui Muscablub jika dalam
menjalankan organisasi dinilai telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Organisasi
5. Pengurus Wilayah dapat membekukan Pengurus Anak Cabang melalui Musancablub jika
dalam menjalankan organisasi dinilai telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Organisasi
6. Pengurus Cabang dapat membekukan Pengurus Ranting melalui Musranlub jika dalam
menjalankan organisasi dinilai telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Organisasi
7. Pembekuan tersebut didasarkan atas keputusan sekurang-kurangnya rapat pengurus harian
dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pertimbangan.
BAB XVI
PENGGANTIAN PENGURUS
Pasal 31
1. Penggantian pengurus dapat dilakukan sebelum masa Khidmahnya berakhir apabila yang
bersangkutan tidak dapat menunaikan kewajibannya sebagai pengurus.
2. Tata cara penggantian pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini akan diatur
dalam Peraturan Organisasi (PO) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat melalui
pertimbangan dari Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
BAB XVII
Pasal 32
1. Apabila terjadi kekosongan jabatan dalam masa Khidmah kepengurusan FKDT, maka diisi
oleh pejabat sementara yang ditetapkan dalam rapat pleno sampai diselenggarakannya
Munas, Muswil, Muscab, Musancab dan Musran.
2. Tata cara pengisian kekosongan jabatan akan diatur dalam Peraturan Organisasi (PO).
BAB XVIII
Pasal 33
5. Munas dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
Peserta dari Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang yang yang hadir.
7. Tata Tertib Munas dan tata cara pemilihan ketua Umum dibuat oleh Pengurus Pusat
dengan pengesahan sidang pleno Munas.
8. Pembentukan Pengurus Pusat melalui rapat Tim Formatur yang dipimpin oleh Ketua
terpilih.
Pasal 35
1. Dalam keadaan istimewa Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat dilakukan apabila Ketua
Umum melakukan pelanggaran berat terhadap AD/ART.
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan atas usulan sekurang-kurangnya
50 persen plus 1 jumlah DPW dan DPC yang sah.
3. Munaslub dihadiri oleh:
a. Dewan Pengurus Pusat
b. Dewan Pengurus Wilayah
c. Dewan Pengurus Cabang
4. Munaslub diselenggrakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat.
5. Munaslub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Pengurus Wilayah.
6. Hak suara dalam Munaslub diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Besar memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih
d. Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih
e. Pengurus Cabang memiliki hak bicara, memilih dan di pilih.
7. Tata tertib Munaslub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno
Munaslub.
8. Pembentukan Dewan Pengurus Pusat melalui rapat Tim Formatur.
9. Masa Khidmah kepengurusan hasil Munaslub meneruskan masa khidmah sebelumnya.
Pasal 36
1. Rakernas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Pusat atau atas
permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah
yang sah.
2. Rakernas diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat.
3. Rakernas dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakernas diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6. Rakernas dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat
b. Pengurus Wilayah
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 37
1. Rakornas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Pusat atau atas
permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah
yang sah.
2. Rakornas diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat.
3. Rakornas dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakornas diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan
program kerja.
6. Rakornas dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat
b. Pengurus Wilayah
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 38
1. Rapimnas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Pusat atau atas
permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah
yang sah.
2. Rapimnas diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat
3. Rapimnas dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rapimnas diadakan untuk:
a. Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama kepengurusan.
b. Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Munas dan atau Munaslub.
c. Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus dalam pelaksanaan program
kerja.
6. Rapimnas dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat
b. Pengurus Wilayah
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 39
5. Muswil dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari Peserta yang sah.
6. Hak suara diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Pusat memiliki hak bicara.
d. Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih
e. Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
f. Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7. Tata Tertib Muswil dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Pengurus Wilayah dengan
pengesahan sidang pleno Muswil.
8. Pembentukan Pengurus Wilayah melalui rapat Tim Formatur.
Pasal 40
1. Dalam keadaan istimewa Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat dilakukan apabila Ketua
Wilayah melakukan pelanggaran berat terhadap AD/ART.
2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diselenggarakan atas usulan sekurang-kurangnya
50 persen plus 1 jumlah DPC dan DPAC yang sah.
3. Muswillub dihadiri oleh:
a. Pengurus Pusat
b. Pengurus Wilayah
c. Pengurus Cabang
4. Muswillub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina,
Dewan Pertimbangan dan atau Pengurus Wilayah.
5. Muswillub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
6. Hak suara dalam Muswilub diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Pusat memiliki hak bicara
d. Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih
e. Pengurus Cabang memiliki hak bicara dan hak memilih.
7. Tata tertib Muswillub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno
Muswillub.
8. Pembentukan Pengurus Wilayah melalui rapat Tim Formatur.
Pasal 41
1. Rakerwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Wilayah atau
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang
yang sah.
2. Rakerwil diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah.
3. Rakerwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakerwil diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6. Rakerwil dihadiri oleh:
a. Pengurus Wilayah
b. Pengurus Cabang
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 42
1. Rakorwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Wilayah atau
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang
yang sah.
2. Rakorwil diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah.
3. Rakorwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakorwil diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan
program kerja.
6. Rakorwil dihadiri oleh:
a. Pengurus Wilayah
b. Pengurus Cabang
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 43
1. Rapimwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dandalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Wilayahatau
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang
yang sah.
2. Rapimwil diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah.
3. Rapimwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rapimwil diadakan untuk:
a. Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama kepengurusan.
b. Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Muswil dan atau Muswillub.
c. Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus dalam pelaksanaan program
kerja.
Pasal 44
1. Musyawarah Cabang diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali oleh Pengurus Cabang atau
dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas permintaan sekurang-
kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari utusan Pengurus Anak Cabang yang sah.
2. Musyawarah Cabang diadakan untuk:
a. Meminta pertanggungjawaban Dewan Pengurus Cabang.
b. Menetapkan program kerja Dewan Pengurus Cabang.
c. Memilih Dewan Pengurus Cabang.
3. Musyawarah Cabang dipimpin oleh Dewan Pengurus Wilayah.
4. Musyawarah Cabang dihadiri oleh:
a. Dewan Pengurus Pusat (minimal 1 orang)
b. Dewan Pengurus Wilayah
c. Dewan Pengurus Cabang.
d. Dewan Pengurus Anak Cabang
5. Muscab dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari Pengurus Anak Cabang yang sah.
6. Hak suara diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Pusat memiliki hak bicara.
d. Pengurus Wilayah memiliki hak bicara.
e. Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih.
f. Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara dan hak memilih.
g. Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7. Tata Tertib Muscab dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Pengurus Cabang dengan
pengesahan Muscab.
8. Pembentukan Pengurus Cabang melalui rapat Tim Formatur.
Pasal 45
Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCABLUB)
1. Dalam keadaan istimewa Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat dilakukan apabila Ketua
Cabang melakukan pelanggaran berat terhadap AD/ART.
2. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diselenggarakan atas usulan sekurang-kurangnya
50 persen plus 1 jumlah DPC dan DPAC yang sah
3. Muscablub dihadiri oleh:
a. Dewan Pembina (minimal satu orang)
b. Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c. Pengurus Pusat (minimal 1 orang)
d. Pengurus Wilayah
e. Pengurus Cabang
f. Pengurus Anak Cabang
g. Undangan yang ditetapkan pengurus.
4. Muscablub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina,
Dewan Pertimbangan dan atau Pengurus Cabang.
5. Muscablub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih
satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang.
6. Hak suara, memilih dan dipilih dalam Muscablub diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Pusat memiliki hak bicara.
d. Pengurus Wilayah memiliki hak bicara.
e. Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih.
f. Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara dan hak memilih.
g. Undangan yang ditetapkan panitia memiliki hak bicara.
7. Tata tertib Muscablub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno
Muscablub.
8. Pembentukan Pengurus Cabang melalui rapat Tim Formatur
Pasal 46
Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
1. Rakercab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Cabang atau atas
permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak
Cabang yang sah.
2. Rakercab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Cabang.
3. Rakercab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakercab diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6. Rakercab dihadiri oleh:
a. Pengurus Cabang
b. Pengurus Anak Cabang
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 47
1. Rakorcab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Cabang atau atas
permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak
Cabang yang sah.
2. Rakorcab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang.
3. Rakorcab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakorcab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan
program kerja.
6. Rakorcab dihadiri oleh:
a. Pengurus Cabang
b. Pengurus Anak Cabang
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 48
1. Rapimcab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dandalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Cabang atau atas
permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang
yang sah.
2. Rapimcab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Cabang.
3. Rapimcab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari.
jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rapimcab diadakan untuk:
a. Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama kepengurusan.
b. Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Muscab dan atau Muscablub.
c. Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus dalam pelaksanaan program
kerja.
6. Rapimcab dihadiri oleh:
a. Pengurus Cabang
b. Pengurus Anak Cabang
c. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 49
Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB)
1. Musyawarah Anak Cabang diselenggarakan 4 tahun sekali oleh Pengurus Anak Cabang atau
dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas permintaan sekurang-
kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari utusan Pengurus Ranting yang sah.
2. Musyawarah Anak Cabang diadakan untuk:
a. Meminta pertanggungjawaban Pengurus Anak Cabang. b. Menetapkan program kerja.
Pengurus Anak Cabang
c. Memilih Pengurus Anak Cabang.
5. Musancab dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Pengurus Ranting yang sah.
7. Tata Tertib Musancab dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Pengurus Anak Cabang
dengan pengesahan sidang pleno Musancab.
8. Pembentukan Pengurus Anak Cabang melalui rapat Tim Formatur.
Pasal 50
1. Dalam keadaan istimewa Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-
waktu atas:
a. Saran dan pertimbangan Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
b. Usulan Dewan Pengurus Anak Cabang
c. Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Jumlah Pengurus
Ranting yang sah.
2. Musancablub dihadiri oleh:
a. Dewan Pembina (minimal satu orang)
b. Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c. Pengurus Wilayah (minimal satu orang)
d. Pengurus Cabang
e. Pengurus Anak Cabang
f. Pengurus Ranting
g. Undangan yang ditetapkan panitia.
3. Musancablub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina dan
atau Dewan Pengurus Anak Cabang.
4. Musancablub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih
satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang.
5. Hak suara dalam Musancablub diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Wilayah memiliki hak bicara.
d. Pengurus Cabang memiliki hak bicara.
e. Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
Pengurus Ranting memiliki hak bicara dan memilih.
Undangan yang ditetapkan panitia, memiliki hak bicara.
6. Tata tertib Musancablub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno
Musancablub.
7. Pembentukan Pengurus Anak Cabang melalui rapat Tim Formatur.
Pasal 51
1. Rakerancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan
dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Anak
Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah
Pengurus Ranting yang sah.
2. Rakerancab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Anak Cabang.
3. Rakerancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakerancab diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6. Rakerancab dihadiri oleh:
a. Pengurus Cabang
b. Pengurus Anak Cabang
c. Pengurus Ranting
d. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 52
1. Rakorancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan
dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Anak
Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah
Pengurus Ranting yang sah.
2. Rakorancab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Anak Cabang.
3. Rakorancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakorancab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian
pelaksanaan program kerja.
6. Rakorancab dihadiri oleh:
a. Pengurus Cabang
b. Pengurus Anak Cabang
c. Pengurus Ranting
d. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 53
1. Rapimancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan
dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Anak
Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah
Pengurus Ranting yang sah.
2. Rapimancab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang.
3. Rapimancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rapimancab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian
pelaksanaan program kerja.
6. Rapimancab dihadiri oleh:
a. Pengurus Cabang
b. Pengurus Anak Cabang
c. Pengurus Ranting
d. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 54
1. Musyawarah Ranting diselenggarakan 4 tahun sekali oleh Pengurus Ranting atau dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas permintaan sekurang-kurangnya ½
(setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah
desa/kelurahan.
2. Musyawarah Ranting diadakan untuk:
a. Meminta pertanggungjawaban Pengurus Ranting.
b. Menetapkan program kerja Pengurus Ranting.
c. Memilih Pengurus Ranting.
5. Musran dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah desa/kelurahan.
6. Hak suara diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Cabang memiliki hak bicara.
d. Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara.
e. Pengurus Ranting memiliki hak bicara dan hak memilih.
f. Utusan Madrasah Diniyah memiliki hak bicara dan hak memilih.
g. Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7. Tata Tertib Musran dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Pengurus Ranting dengan
pengesahan sidang pleno Musran.
8. Pembentukan Pengurus Ranting melalui rapat Tim Formatur.
Pasal 55
1. Dalam keadaan istimewa Musyawarah Ranting Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu
atas:
2. Saran dan pertimbangan Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
3. Usulan Dewan Pengurus Ranting
4. Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang
diselenggarakan di wilayah desa/kelurahan.
5. Musranlub dihadiri oleh:
a. Dewan Pembina (minimal satu orang)
b. Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c. Pengurus Cabang (minimal satu orang)
d. Pengurus Anak Cabang
e. Pengurus Ranting
f. Utusan Madrasah Diniyah
g. Undangan yang ditetapkan panitia.
6. Musranlub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina dan
atau Dewan Pengurus Ranting.
7. Musranlub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu
dari jumlah Dewan Pengurus Ranting.
8. Hak suara dalam Musranlub diatur sebagai berikut:
a. Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b. Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c. Pengurus Cabang memiliki hak bicara.
d. Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara.
e. Pengurus Ranting memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
f. Utusan Madrasah Diniyah memiliki hak bicara dan memilih.
g. Undangan yang ditetapkan panitia, memiliki hak bicara.
9. Tata tertib Musranlub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno
Musrablub.
10. Pembentukan Pengurus Ranting melalui rapat Tim Formatur.
Pasal 56
1. Rakerran diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Ranting atau
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang
diselenggarakan di wilayah desa/kelurahan.
2. Rakerran diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Ranting.
3. Rakerran dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Ranting yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakerran diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6. Rakerran dihadiri oleh:
a. Pengurus Anak Cabang
b. Pengurus Ranting
c. Utusan Madrasah Diniyah
d. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 57
Rapat Koordinasi Ranting (RAKORRAN)
1. Rakorran diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Ranting atau
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang
diselenggarakan di wilayah desa/kelurahan.
2. Rakorran diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Ranting.
3. Rakorran dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Ranting yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rakorran diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan
program kerja.
6. Rakorran dihadiri oleh:
a. Pengurus Anak Cabang
b. Pengurus Ranting
c. Utusan Madrasah Diniyah
d. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 58
Rapat Pimpinan Ranting (RAPIMRAN)
1. Rapimran diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dandalam
keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Ranting atau
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang
diselenggarakan di wilayah desa/kelurahan.
2. Rapimran diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Ranting.
3. Rapimran dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari
jumlah Pengurus Ranting yang sah.
4. Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5. Rapimran diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan
program kerja.
6. Rapimran dihadiri oleh:
a. Pengurus Anak Cabang
b. Pengurus Ranting
c. Utusan Madrasah Diniyah
d. Undangan yang ditetapkan pengurus.
Pasal 59
Rapat-Rapat Lain
1. Rapat pleno adalah rapat pengurus harian untuk membahas dan memutuskan sesuatu hal
tertentu pada kasus luar biasa dalam organisasi
2. Rapat harian adalah rapat pengurus harian untuk membahas dan memutuskan hal-hal
tertentu yang diselenggarakan setiap 1 (satu) bulan sekali.
3. Rapat terbatas adalah rapat pengurus harian yang dilakukan untuk membahas dan
memutuskan hal tertentu pada kasus luar biasa dalam organisasi atas permintaan sekurang-
kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari pengurus yang ada.
BAB XIX
Pasal 60
Permusyawaratan dan rapat adalah sah apabila memenuhi quorum yakni yang dihadiri
sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
Pasal 61
Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak
mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 62
1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dihadiri sekurang-kurangnya ½
(setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
2. Keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat sekurang-kurangnya ½ (setengah)
lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
BAB XX
KEUANGAN
Pasal 63
BAB XXI
Pasal 64
1. Tata cara pemilihan ketua/ketua umum secara teknis diatur dalam Tata Tertib Pemilihan
pada masing-masing tingkat kepengurusan FKDT berdasarkan musyawarah-mufakat, adil
dan demokratis.
2. Pembentukan pengurus pada masing-masing tingkat kepengurusan FKDT dilakukan oleh
Ketua teripilih dan dibantu Tim Formatur yang dipilih oleh permusyawaratan.
3. Pemilihan dilaksanakan secara langsung dan demokratis sesuai tahapan pemilihan
4. Pemilihan ketua/Ketua umum dilakukan oleh peserta musyawarah sesuai dengan
tingkatannya,
5. Peserta musyawarah adalah perwakilan dari level FKDT dibawahnya dengan jumlahpeserta
diatur di dalam tatatertib musyawarah, kecuali untuk Deperan peserta musyawarahadalah
kepala madrasah diniyah,
6. Satu orang peserta musyawarah hanya memiliki 1 (satu) suara
7. Peserta musyawarah yang akan memberikan hak suaranya, tidak boleh diwakilkan kepada
orang lain,
8. Sebelum pemilihan ketua/Ketua umum, panitia akan memverifikasi peserta musyawarah,
9. Peserta musyawarah yang sah adalah yang memiliki SK kepengurusan yang belum habis
masa jabatannya dan membawa surat mandat dengan melampirkan Foto Copy KTP dan
mendapatkan Idcard dari panitia
Pasal 65
Pasal 66
BAB XXII
TIM FORMATUR
Pasal 68
1. Tim formatur sedikitnya 1 orang ketua terpilih ditambah sedikitnya 4 orang dan sebanyak-
banyaknya 8 orang yang dipilih dari anggota musyawarah,
2. tim formatur dipilih oleh Ketua/ketua umum terpilih dengan memperhatikan keterwakilan
daerah dan atau disesuaikan dengan jangkauan wilayah,
3. Tim formatur bertugas menyusun kelengkapan susunan pengurus selambat-lambatnya 1
(satu) bulan setelah Munas III dilaksanakan,
4. Susunan kepengurusan harus sesuai dengan AD/ART FKDT,
5. Apabila dalam satu bulan tim formatut tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka Munas
harus diulang kembali.
6. Apabila susunan pengurus DPP FKDT sudah terpenuhi, agar segera mendapatkan SK
pengesahan Pengurus dari pejabat yang berwenang.
BAB XXIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 69
1. Pembubaran organisasi dapat diterima apabila diusulkan secara tertulis kepada Dewan
Pembina Pusat sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Wilayah dan
Pengurus Cabang yang sah.
2. Pembahasan pembubaran organisasi dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
setelah usulan diterima melalui Munas.
3. Pembubaran organisasi dilaksanakan di hadapan badan hukum (notaris).
BAB XXIII
PENUTUP
Pasal 70
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian
dalam Peraturan Organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah oleh Munas dan atau Munaslub.
3. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pimpinan Sidang
Ketua, Sekretaris,
ttd ttd