Anda di halaman 1dari 1

Pengertian dan Jenis-Jenis Perbedaan Grati kasi,

Korusi Uang Pelicin, Pemerasan, dan Suap

GRATIFIKASI
Berdasarkan
jenisnya pemberian-
pemberian ini dapat SUAP DAN UANG PELICIN
dikelompokan
Pemidanaan berbagai bentuk pemberian tidak
hanya dibebankan kepada penerima, tetapi
menjadi 3 ( ga)
juga pada pemberi. Bagi pemberi, pemberian kelompok, yaitu
kepada pihak pegawai negeri dapat
bertentangan dengan pasal-pasal yang diatur PEMERASAN
didalam Undang-Undang 30/1999 jo. Undang- Jika dilihat dari inisiatif pemberian maka
Undang 20/2001 tentang Pemberantasan pemberian juga dapat dibedakan antara
Tindak Pidana Korupsi khususnya pasal 5 ayat suap dan pemerasan
(1) dan pasal 13.

Suap
 Penyuapan adalah bentuk pemberian yang dilakukan oleh korporasi atau pihak
swasta berupa pemberian barang, uang, janji dan bentuk lainnya yang bertujuan
untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dari pihak penerima suap.
 Suap selalu melibatkan pemberi aktif umumnya disertai kesepakatan antara kedua
belah pihak.
 Seringkali, pelaku suap-menyuap berupaya menutupi pemberian melalui berbagai
cara.
 Lokus (tempat terjadinya) suap menyuap yang dapat dipidana tidak hanya yang
dilakukan di dalam negeri.
 Tindak pidana suap walaupun dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi lewat
perantara ataupun diluar jam kerja tetap dapat diberikan sanksi pidana.
 Tujuan Untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
 Aturan
(Pasal 3 UU 3/1980).
 Sanksi
Pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau
pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
(Pasal 11 UU Pemberantasan Tipikor).

Pemerasan
 Pegawai negeri dan penyelenggara negara (berperan aktif) melakukan pemerasan
kepada orang atau korporasi tertentu yang memerlukan pelayanan.
 Pasal 12e Undang-Undang Tipikor:
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya.
 Pemerasan sering dijadikan alasan bagi pihak pemberi sebagai dalih pemberian.
Namun demikian unsur “memaksa” menjadi sangat penting untuk dibuktikan pada Grati kasi, uang suap dan uang
pengenaan pasal ini. Pemerasan tidak harus dalam bentuk atau nilai yang besar. diinisiasi oleh pem
Dalam nilai dan nominal lebih kecil dapat ditemukan dalam bentuk pungutan liar.

BOOK OF KPK-MODUL CONVERT.indd 30 11/24/2017 12:03:32

Anda mungkin juga menyukai