Anda di halaman 1dari 3

Judul Predictors Of Exchange Rate Returns : Evidence From Indonesia

Jurnal Bulletin Of Monetary Economics and Banking


Volume & Halaman Vol. 23 No. 2, 2020, pp. 239-252p-ISSN:1410 8046, e-ISSN: 2460
9196
Tahun 2020
Penulis Bayu Arie Fianto, Nisful Laila, Raditya Sukmana
Reviewer Cakra Wicaksono
Tanggal Selasa, 9 Maret 2024
Tujuan Penelitian ini memiliki tujuan untuk menyelidiki faktor-faktor
(internal ataupun eksternal) yang dapat memprediksi dari pergerakan
nilai tukar rupiah di Indonesia. Adapun faktor yang eksternal yang
dimaksud adalah harga minyak, harga komoditas, tingkat inflasi dan
tingkat T-Bill AS yang disoroti selama krisis keuangan yang melanda
Asia. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya inflasi sebagai faktor
kunci yang perlu dikelola pembuat kebijakan untuk menjaga
stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, penelitian ini juga memberikan
kontribusi kepada pihak lain dengan mempertimbangkan berbagai
faktor-faktor predictor yang didalamnya termasuk faktor non
konvesional dalam memprediksi nilai tukar rupiah.
Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah nilai tukar rupiah
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan yang terinspirasi
oleh Westerlund dan Narayan (WN, 2015), yang dikenal sebagai
Westerlund Narayan Flexible Generalised Least Squares (WN-
FGLS) estimator. Estimator WN-FGLS digunakan untuk menguji
hipotesis nol tentang ketidakmampuan memprediksi nilai tukar
Indonesia. Pendekatan ini dipilih karena memiliki ciri-ciri seperti
persistensi prediktor, endogenitas, dan model heterokedastisitas yang
dapat diakomodasi dengan baik oleh estimator WN-FGLS.
Hasil Penelitian Penelitian ini menyelidiki faktor-faktor prediktor dari pergerakan
nilai tukar di Indonesia menggunakan data time-series historis. Studi
ini menemukan bahwa faktor-faktor eksternal seperti harga minyak,
harga komoditas, inflasi, dan tingkat T-bill AS dapat secara
signifikan memprediksi pergerakan nilai tukar Indonesia, terutama
selama krisis keuangan Asia. Penelitian ini menyoroti pentingnya
inflasi sebagai faktor domestik kunci yang perlu dikendalikan oleh
pembuat kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Temuan ini
menunjukkan bahwa apa yang terjadi di pasar internasional terkait
dengan faktor-faktor seperti harga komoditas dan tingkat suku bunga
akan memiliki dampak pada nilai tukar Indonesia. Studi ini
memberikan kontribusi pada literatur dengan mempertimbangkan
berbagai prediktor dan menekankan pentingnya faktor non-
konvensional dalam memprediksi nilai tukar.
Penelitian ini juga menguji faktor-faktor prediktor dari pergerakan
nilai tukar di Indonesia, menemukan bahwa faktor-faktor tertentu
seperti harga komoditas, inflasi, dan tingkat T-bill AS dapat
memprediksi pergerakan nilai tukar selama masa krisis. Studi ini juga
menyiratkan bahwa pandemi COVID-19 mungkin memiliki dampak
signifikan pada prediktabilitas nilai tukar. Penelitian masa depan
sebaiknya fokus pada pemodelan dampak COVID-19 pada nilai tukar
Indonesia.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa semua variabel prediktor
bersifat non-stasioner dan sangat persisten, dengan enam dari
sembilan variabel menunjukkan heteroskedastisitas. Tiga variabel
prediktor ditemukan bersifat endogen terhadap pergerakan nilai
tukar. Dalam uji prediktabilitas dalam sampel, tidak ada dari
prediktor yang secara signifikan memprediksi pergerakan nilai tukar.
Evaluasi peramalan di luar sampel juga tidak menunjukkan
prediktabilitas yang
Kekuatan Penelitian - Menemukan bahwa faktor-faktor eksternal seperti harga minyak,
harga komoditas, inflasi, dan tingkat T-bill AS dapat secara
signifikan memprediksi pergerakan nilai tukar Indonesia,
terutama selama krisis keuangan Asia.
- Menyiratkan bahwa pandemi COVID-19 mungkin memiliki
dampak signifikan pada prediktabilitas nilai tukar.
- Memberikan kontribusi pada literatur dengan
mempertimbangkan berbagai prediktor dan menekankan
pentingnya faktor non-konvensional dalam memprediksi nilai
tukar.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini adalah bahwa meskipun telah
mempertimbangkan berbagai faktor prediktor, termasuk faktor-
faktor eksternal dan domestik, penelitian ini tidak menemukan bukti
yang kuat bahwa faktor-faktor tersebut secara signifikan
memprediksi pergerakan nilai tukar Indonesia dalam uji
prediktabilitas dalam sampel. Selain itu, evaluasi peramalan di luar
sampel juga tidak menunjukkan prediktabilitas yang signifikan. Ini
menunjukkan bahwa model yang digunakan mungkin tidak
sepenuhnya mampu menggambarkan kompleksitas pergerakan nilai
tukar Indonesia, dan terdapat faktor-faktor lain yang mungkin perlu
dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya.
Kesimpulan Studi ini mengeksplorasi predictor pengembalian nilai tukar di
Indonesia menggunakan data deret waktu. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa enam dari Sembilan variabel menunjukan
heterokedastisitas. Temuan lain menunjukan bahwa faktor eksternal
seperti harga minyak, harga komoditas, inflasi dan tingkat T-Bill AS
secara signifikan dapat memprediksi pengembalian nilai tukar rupiah
saat krisis. Studi ini menggaris bawahi pentingnya inflasi sebagai
faktor utama bagi pembuat kebijakan untuk mengelola stabilitas
ekonomi. Selain itu, adanya indikasi bahwa pandemi COVID-19
dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah sehingga perlu adanya
penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai