Anda di halaman 1dari 16

SELF DEVELOPMENT : EFEKTIVITAS SOSIALISASI KARIER SISWA

TINGKAT AKHIR PADA SISWA SMK 1 NEGERI KATON DESA


PUWOREJO KECAMATAN NEGERI KATON KABUPATEN
PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

Irma Nursafitri, Rahayu Lestari, & Tusrina Putri


Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, Psikologi Islam, & Ekonomi Syariah
irmawingqywingqy121@gmail.com, rahayulestari535@gmail.com, &
tusrinaputri01@gmail.com

Abstrak

Program pengabdian masyarakat dalam bentuk sosialisasi diadakan atas dasar kerjasama
dan pertimbangan mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung dengan Bapak Ibu guru
di SMK I Negeri Katon dengan memberikan pengarahan terkait perencanaan masa depan
setelah lulus dari sekolah kejuruan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi literature dari berbagai kepustakaan yang dapat dijadikan acuan penulisan, serta
metode pengambilan data untuk pendukung dari penelitian pengabdian ini adalah
mensosialisasikan kepada kelompok masyarakat dengan jumlah 40 orang dan
dilaksanakan di masing-masing kelas. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk
mengedukasi kepada adik-adik agar tidak salah dalam merencanakan kegiatan setelah
lulus dari Sekolah, membentuk personal branding, serta menentukan minat dan bakat
merreka.

Abstract

The community service program in the form of socialization was held on the basis of
cooperation and consideration of KKN students at UIN Raden Intan Lampung with
teachers at SMK I Negeri Katon by providing direction regarding future planning after
graduating from vocational school. The method used in this research is literature study
from various literature which can be used as a writing reference, and the data collection
method to support this service research is socializing it to community groups of 40 people
and carried out in each class. The aim of this service is to educate students so that they
do not make mistakes in planning activities after graduating from school, forming
personal branding, and determining their interests and talents.

Keyword : Self Development, Socialization, Career

1
PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran sentral dalam membentuk generasi muda


menjadi individu yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dalam konteks
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), perencanaan karir pada siswa tingkat akhir
memiliki peranan khusus dalam membekali siswa dengan pengetahuan,
keterampilan, dan panduan untuk mengambil langkah berikutnya setelah
menyelesaikan pendidikan menengah.

Sosialisasi karir untuk siswa pada tingkat akhir di SMK bertujuan untuk
mempersiapkan siswa menghadapi transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja
atau pendidikan lanjutan. Proses ini melibatkan pengenalan kepada siswa
mengenai berbagai pilihan karir, perguruan tinggi atau universitas, serta pelatihan
lanjutan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Melalui program
sosialisasi ini, diharapkan siswa mampu membuat keputusan yang tepat dan
bijaksana mengenai langkah selanjutnya dalam perjalanan pendidikan dan karir
mereka.

Para siswa yang sedang mengakhiri pendidikan di SMK N 1 Negeri Katon


menghadapi tantangan serius dalam merencanakan karier masa depan mereka.
Hasil dari wawancara yang dilakukan di setiap kelas tahap akhir menunjukkan
kebingungan yang signifikan saat ditanya tentang rencana setelah mereka
menyelesaikan pendidikan. Situasi ini berlaku untuk semua kelas yang memiliki
rata-rata 20 siswa per kelas. Informasi yang diperoleh dari para siswa tingkat akhir
juga mengungkapkan bahwa mereka sebelumnya tidak pernah menerima panduan
atau bimbingan terkait karier. Oleh karena itu, dalam upaya pengabdian kepada
masyarakat di desa Purworejo, fokus tidak hanya ditujukan pada kepentingan
umum, tetapi juga pada pengembangan siswa di sekolah. Tujuannya adalah agar
siswa-siswa ini di masa depan dapat memberi kontribusi positif bagi desa
Purworejo melalui kesuksesan mereka dalam memilih jalur karier dan
berkontribusi pada kemajuan desa tersebut. Hal ini menjadi latar belakang penting
untuk melaksanakan sosialisasi karir kepada para siswa tingkat akhir di SMK N 1
Negeri Katon.

2
Artikel ini akan menjelaskan pentingnya sosialisasi karir siswa pada
tingkat akhir di SMK, peran konselor sekolah dalam membantu siswa mengenali
opsi-opsi mereka, serta manfaat dari pemahaman yang baik tentang pilihan-
pilihan tersebut. Selain itu, artikel ini juga akan membahas bagaimana program
sosialisasi ini dapat membantu siswa mengatasi ketidakpastian dan kebingungan
yang seringkali muncul di akhir masa sekolah menengah.

Dalam keseluruhan, sosialisasi bimbingan siswa pada tingkat akhir di


SMK N 1 Negeri Katon berfungsi sebagai tonggak penting dalam mengarahkan
siswa menuju pilihan pendidikan dan karir yang sesuai dengan potensi dan minat
mereka. Melalui pendekatan yang terarah dan informasi yang tepat, diharapkan
siswa dapat memandu langkah-langkah menuju masa depan yang sukses dan
bermakna.

LANDASAN TEORI

Dari sudut pandang teoritis, pentingnya bimbingan dan konseling karir


sangatlah nyata karena karier memiliki dimensi sepanjang hidup seseorang. Proses
perkembangan karier individu melewati lima tahap yang telah diidentifikasi oleh
Super (1980). Bimbingan karier membantu individu memahami minat, nilai-nilai,
bakat, dan tujuan pribadi mereka (Savickas, 2011). Hal ini membantu mereka
mengidentifikasi pilihan karier yang sesuai.1Tahap pertama dimulai saat individu
bersekolah dan mulai memikirkan masa depan mereka. Kemudian, tahap kedua
yang disebut tahap eksplorasi dimulai sekitar usia 15 tahun, di mana individu
mulai menyaring berbagai pilihan karir dan berusaha untuk merumuskan pilihan
yang sesuai. Eksplorasi melibatkan penjernihan pilihan dan implementasi karir.
Pada usia sekitar 24 tahun, individu memasuki tahap ketiga yang dikenal sebagai
tahap pendirian. Pada tahap ini, individu mencoba untuk mengkonsolidasikan dan
membuktikan tekad mereka. Kemudian, tahap pemeliharaan dimulai sekitar usia
40 tahun, diikuti oleh tahap penurunan yang biasanya terjadi pada usia sekitar 60
tahun.

1
Savickas, M. L. (2011). Career counseling. American Psychologist, 66(2), 180-192.

3
Peserta didik di tingkat SMK sepertinya sudah mulai mempersiapkan
pilihan karier yang akan mereka ambil. Individu yang berada dalam tahap SMK
merupakan bagian dari kelompok usia remaja, di mana masa remaja merupakan
periode yang kompleks dan memerlukan bimbingan serta bantuan yang lebih
komprehensif (Yusuf, 2010). Bimbingan karier membantu individu merumuskan
rencana tindakan yang dapat membawa mereka mencapai tujuan karier.2 Oleh
karena itu, diperlukan bimbingan karier sebagai usaha untuk memberikan
dukungan agar individu dapat mengenali dan memahami diri mereka sendiri,
menggali pemahaman tentang dunia kerja, merencanakan masa depan sesuai
dengan visi kehidupan yang diinginkan, dan membuat keputusan yang tepat serta
bertanggung jawab terhadap pilihan yang diambil. Hal ini memungkinkan mereka
untuk mengaktualisasikan potensi diri dengan cara yang bermakna (Yusuf &
Nurihsan, 2016). Potensi diri juga terkait dengan pengembangan keterampilan
yang diperlukan dalam karier (Hesketh et al., 2006). Menilai potensi diri dalam
konteks ini membantu individu menentukan area-area yang perlu ditingkatkan.3

Kesiapan dalam mengambil keputusan mengenai karier dikenal sebagai


kematangan karier. Konsep ini didefinisikan oleh Super (dalam Atli, 2016)
sebagai tingkat kesiapan seseorang dalam merencanakan pilihan karier, memiliki
pemahaman tentang aspek karier, serta bertanggung jawab atas pilihan karier yang
diambil. Super (dalam Sharf, 2010) mengidentifikasi beberapa aspek kematangan
karier, termasuk perencanaan karier yang membantu peserta didik memiliki
pandangan jelas mengenai arah karier mereka; eksplorasi karier yang mendorong
mereka untuk mencari informasi tentang opsi karier dengan menggunakan
sumber-sumber informasi terbaru dan terpercaya; pengambilan keputusan karier
yang melibatkan kemampuan untuk membuat keputusan yang matang berdasarkan
pengetahuan dan pemikiran mengenai karier yang diinginkan; pemahaman
mengenai dunia kerja yang membekali peserta didik dengan informasi tentang
persyaratan pekerjaan, potensi penghasilan, dan strategi sukses dalam berkarier;
pengetahuan tentang jenis pekerjaan yang menarik bagi mereka untuk membantu

2
Niles, S. G., & Harris-Bowlsbey, J. (2017). Career development interventions in the 21st century.
Pearson.
3
Hesketh, B., et al. (2006). Maximizing the potential of the individual in organizations. Journal of
Vocational Behavior, 68(3), 446-459.

4
pemahaman tentang tugas-tugas dalam berbagai kelompok pekerjaan serta alasan
memilih pekerjaan tersebut; dan akhirnya, realisasi keputusan karier yang
memungkinkan peserta didik untuk menyelaraskan keterampilan dan pilihan
pekerjaan secara realistis.

Keputusan Pemilihan Karir

McDaniels (dalam Brown, 2012; Isaacson & Brown, 1997)


mengatakan bahwa peran individu dalam bekerja pada suatu pekerjaan dan
kegiatan yang banyak dilakukan individu saat waktu luang merupakan dua
peran yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan karir, karir meliputi
dua peran yang tidak dapat dipisahkan yaitu peran dalam bekerja dan peran
dalam memanfaatkan waktu luang (leisure). Sesuatu yang khas pada tiap-tiap
individu dan dibentuk berdasarkan sesuatu yang dipilih dan tidak dipilih oleh
individu merupakan karir oleh Herr dan Cramer (Brown, 2012; Isaacson &
Brown, 1997; Zunker, 2012; Patton & McMahon, 2014). Proses pengumpulan
informasi mengenai alternatif-alternatif yang relevan dalam membuat pilihan
dengan tepat merupakan definisi dari pengambilan kepu-tusan atau decision-
making (Noorderhaven, 1995). Pengambilan keputusan dilakukan setelah
individu melakukan proses pengumpulan informasi sehingga memiliki berbagai
alternatif untuk memutuskan suatu hal. Butler (dikutip dalam Soejono, 1990)
mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai aktivitas yang membutuhkan
proses rasional. Aktivitas pengambilan keputusan harus dilakukan secara
rasional agar tercapai keputusan yang tepat. Sedangkan, Santrock (2014)
mendefinisikan pengam-bilan keputusan adalah pemikiran individu
mengevaluasi berbagai pilihan dan memu-tuskan pilihan dari sekian banyak
pilihan tersebut. Keputusan diambil setelah individu memertimbangkan dan
mengeva-luasi berbagai informasi yang dimiliki kemudian memilih satu
pilihan dari berbagai pilihan yang ada. Aspek penting dalam pengambilan
keputusan karier adalah mempertimbangkan keterampilan dan kemampuan
individu.4 Dapat disimpulkan bahwa Keputusan Pemilihan Karir adalah proses
individu memahami dirinya dan dunia pekerjaan serta kemampuan
4
Stoll, L., Boland, M., & Cavanagh, A. (2012). Training transfer: An integrative literature review.
Human Resource Development Review, 11(2), 119-137.

5
mengintegrasikan antara dirinya dengan pekerjaannya (Parsons dikutip dalam
Creed, Wong, dan Hood, 2009). Untuk dapat mengukur kemampuan individu
dalam melakukan keputusan pemilihan karir maka dibutuhkan sebuah alat
ukur Career decision scale yang dikembangkan oleh Osipow, Carney, Winer,
Yanico, dan Koschier, (1987) merupakan alat ukur yang dapat mengukur
kemampuan individu dalam mengambil keputusan karir. Alat ukur ini melihat
gambaran individu yang mampu mengam-bil keputusan karir ditunjukkan
dengan perolehan skor yang rendah pada career decision scale sedangkan
individu yang bimbang dalam mengambil keputusan karir ditunjukkan dengan
perolehan skor tinggi pada career decision scale (Osipow, dikutip dalam
Brown, 2012).

Tahap Perkembangan Karier

Terdapat lima tahap perkembangan karir meliputi growt stage,


exploration stage, establishment stage, maintenance stage dan decline stage
(Super dalam Isaacson & Brown, 1997; Brown, 2012, Zunker, 2014; Patton
&McMahon, 2014). Tahap perkembangan karir yang pertama, Growth Stage,
tahap ini berlang-sung dari bayi sampai usia 14 tahun. Karakteristik dari
tahap ini adalah penekanan pada perkembangan fisik dan psikologis. Selain
itu, terbentuknya sikap, nilai, kemampuan dan keterampilan serta minat akan
memengaruhi pikiran individu di masa yang akan datang. Tahap kedua,
exploration stage, tahap ini berlangsung dari masa remaja sampai pertengahan
usia 20 tahunan. Pada akhir masa remaja, individu akan mulai membuat pilihan
yang berhubungan dengan pekerjaan di masa yang akan datang seperti
membuat keputusan jurusan kuliah. Tahap yang ketiga, establishment stage,
pada tahap ini merupakan tahap awal dari proses karir yang berlangsung
sampai usia dewasa muda dimana individu mulai masuk dalam pekerjaannya.
Kemudian tahap keempat, maintenance stage, yaitu usia paruh baya sekitar
45-65 tahun dan merupakan tahap mempertahankan posisi pekerjaan; dan
kelima tahap decline stage, berlangsung pada usia lanjut, bagi kebanyakan
individu merupakan tahap pensiun dari pekerjaannya dan adanya kebutuhan baru
untuk mencari peran lain untuk mengekspresikan dirinya.

6
METODE

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur atau penelitian


kepustakaan. Studi literatur ini dilaksanakan dengan cara membaca sumber yang
relevan untuk memperoleh data yang diperlukan5. Penelitian studi literatur
merupakan cara meneliti yang menggunakan referensi atau rujukan terancang
secara ilmiah yang meliputi mengumpulkan bahan referensi yang
berhubungan dengan tujuan penelitian, Teknik pengumpulan data
menggunakan kepustakaan, dan mengintegrasikan serta menyajikan
data.6Penelitian studi literatur adalah penelitian yang menggunakan kumpulan
informasi dan data yang diperoleh dari sumber seperti dokumen, buku, artikel,
majalah, berita, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengutamakan artikel penelitian


yang termuat dalam jurnal. Artikel yang dijadikan sumber dalam penelitian ini
terkait tentang perencanaan karier.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan karir berkaitan dengan suatu proses pengambilan keputusan


yang sangat penting dalam hidup setiap siswa karena akan mempengaruhi
terhadap kehidupan yang akan dilaluinya, dan tidak bisa dielakkan karena siswa
tetap akan menghadapinya setelah beberapa proses tahap perkembangan
terselesaikan. Pilihan karir merupakan suatu proses ketika remaja mengarahkan
diri kepada suatu tahap baru dalam kehidupannya, melihat posisi mereka
dalam kehidupan pembuatan keputusan karir mereka. Hal ini diawali dari
pemilihan jurusan di universitas. Siswa yang lulus SMA, SMEA, SMK,
ALIYAH, dan jenjang sederajat lainnya akan melanjutkan studi ke
perguruan tinggi baik PTN maupun PTS.
Memilih Jurusan kuliah bukan perkara yang mudah, harus
dipertimbangkan baik baik, agar tidak merasa terlambat bahwa pilihan

5
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
6
Danandjaja, J. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Antropologi Indonesia

7
jurusan tidak sesuai dengan kepribadian sampai pada Droup Out /DO atau
dikeluarkannya mahasiswa/I karena dikatakan tidak mampu mengikuti
perkuliahan yang diikutinya. Maka dari itu pemilihan jurusan atau
pemilihan karir harus sedini mungkin harus dipertimbangkan. Salah memilih
jurusan merupakan kerugian yang besar bagi karir dimasa depan. Cara memilih
jurusan di universitas yang baik :
1. Menyesuiakan Cita-cita, Minat dan Bakat.
2. Informasi yang Sempurna.
3. Lokasi dan Biaya.
4. Daya Tampung Jurusan/Peluang Diterima.
5. Masa Depan Karir dan PekerjaanHanifan

Pemilihan karier merupakan sebuah proses yang dimulai sejak


usia awal. Individu yang mampu menentukan pilihan karier merupakan individu
yangkompeten memiliki kemampuan pengetahuan, skill, talenta dan
kemampuan untuk melangkah maju. Mampu menyelesaikan masalah dalam
pemilihan karier merupakan individu yang kompeten.Menurut Ginzberg
dalam proses pemilihan karir mencakup beberapa tahapan, antara lain,
pertama fantasi, yaitu tahap seseorang memilih karirnya secara sembarangan,
tidak didasarkan pada kemampuannya, sebaliknya didasarkan pada rasa
kagum dan terkesan terhadap suatu profesi, kedua tentative, yaitu tahap dimana
seseorang mulai berkembang dalam pilihan karir, seseorang mulai
menyadari bahwa minatnya berubah-ubah dan mulai memikirkan karir apa
yang cocok untuk dirinya sesuai dengan kemampuannya,ketiga realistic,
yaitu tahap ini seseorang memberikan penilaian terhadap karir yang akan
dipilihnya. Penilaian berasal dari pengalaman atau pengetahuannya tentang
karir yang dipilihnya kemudian dijadikan pertimbangan untuk memasuki
atau menentukan jurusan yang dipilihny di perguruan tinggi; keempat
eksplorasi, yaitu seseorang telah melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan pilihan karirnya akan mencapai keberhasilan atau mengalami kegagalan.
Keberhasilan atau kegagalan yang dialami akan membentuk pola piker dari
seseorang mempertimbangkan kembali karir yang telah dipilihnya; kelima

8
kristalisasi, yaitu seseorang berfikir lagi dan menyadari bahwa untuk
menentukan pilihan karir harus mempertimbangkan factor-faktor yang ada
yang sangat mempengaruhi dalam penentuan keputusan pilihan karir yang
sesuai; keenam spesifikasi, yaitu pilihan pekerjaan atau jurusan dispesifikasikan
lebih khusus.7

Perencanaan Karir
Perencanaan karir merupakan hal yang perlu diperhatikan dan penting
untuk dilakukan demi membantu siswa dalam mengatasi kebingungan dalam
pemilihan arah karir yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Sebuah perencanaan
akan membantu seseorang dalam merancang langkah kedepannya sehingga lebih
memiliki tujuan yang terarah. Walaupun dalam perencanaan karir, tentu tidak
semua akan berjalan sesuai dengan rencana karena akan ada kegagalan dan tidak
ada yang dapat menjamin penuh keberhasilan dari setiap rencana. Namun,
walaupun seperti itu perencanaan karir tetap dinilai penting dan diperlukan agar
dapat memaksimalkan peluang karir yang memungkinkan untuk dicoba dan
digapai. Seseorang yang tidak terbiasa untuk merencanakan karirnya, maka akan
kesulitan untuk menemukan peluang karir dalam hidupnya, tak jarang pula
mereka bahkan belum menemukan bagaimana minat dan bakat yang mereka
miliki.8
Disebutkan bahwa perencanaan karir merupakan tahap seorang individu
mengetahui serta mengambil keputusan sebagai langkah untuk mencapai tujuan
karir yang diinginkan. Dalam proses perencanaan karir, seseorang akan dapat
mengidentifikasi kemampuan yang ada dalam dirinya yang meliputi minat, bakat,
keterampilan, motivasi, serta karakteristik yang nantinya dapat dimanfaatkan
sebagai penunjang dalam pemilihan karir.9

7
Rika Devianti etc, Sosialisasi Pemilihan Karir di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01
Reteh, Vol.02, Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, Th. 2021, Hlm.94-95
8
Ninda Juliyanti Nurulita etc, Pentingnya Sosialisasi Perencanaan Karir Pada Siswa di SMA &
SMK PGRI di KOTABARU, Vol.2, No.2, Hlm.4944
9
Simomora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : YKPN : 2011)

9
Pentingnya Sosialisasi Karir
Seperti yang kita sering dengar bahwa umur remaja merupakan umur
dimana seorang individu kerap merasa labil dalam mengambil keputusan. Hal itu
pula yang masih sering dirasakan oleh siswa SMA/SMK sederajat. Mereka
cenderung bingung ketika dihadapkan dengan pilihan karir yang harus dipilih
untuk masa depan mereka. 10 Menyebutkan bahwa pembahasan serta pengambilan
keputusan mengenai karir oleh seorang remaja diambil dengan perasaan tidak
yakin dan ragu bahkan stress. Oleh sebab itu, menyebutkan bahwa hanya sebagian
remaja yang dapat mengambil keputusan mengenai ini, kebanyakan mereka
merasa kesulitan hingga merasa stress.11
Kedua statement tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Triana Lestari, berdasarkan skripsi penelitiannya dikemukakan bahwa sebanyak
45% siswa SMA masih belum mempunyai perencanaan karir karena merasa ragu
dan tidak yakin. Disebutkan pula sebanyak 37,719% siswa belum mempunyai
gambaran yang jelas mengenai masa depan mereka. Perasaan ragu yang dimiliki
siswa ini timbul karena tidak adanya kesiapan dalam menghadapi karir yang lebih
fokus. Selain itu, Data dalam penelitian yang dilakukan Youthmanual kepada
lebih dari 400.000 responden menghasilkan sebanyak 92% siswa SMA/SMK
masih merasa bingung serta tidak tahu akan cita-cita atau perencanaan karir
kedepannya.
Oleh sebab itu, untuk dapat membimbing dan mengarahkan siswa sekolah
memiliki peran yang penting untuk hal ini demi mempersiapkan perencanaan karir
yang lebih baik bagi peserta didik. Sebagai langkah awal, sekolah hendaknya
menyediakan wadah khusus untuk menjadi tempat bagisiswa meminta bimbingan
terutama mengenai karir mereka di masa depan. Kegiatan bimbingan karir ini
diharapkan mampu untuk membantu siswa untuk mempersiapkan karirnya
sehingga siswa dapat menetapkan atau menentukan pekerjaan apa yang sesuai
dengan minat dan bakatnya serta yang disukai.
Siswa SMA/SMK menjadi generasi yang akan meneruskan bangsa, pada
masa ini masih belum terlambat untuk memberikan sosialisasi dan bimbingan agar

10
Azwar S, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar : 2017)
11
Ardiyanti, Y, Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Kunci
Determinasi, Vol. 1933, Jurnal Pendidikan Indonesia, Th.2016

10
masa depannya lebih memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Apabila siswa telah
memiliki pandangan karir yang jelas, keraguan dalam dirinya yang awalnya
mengganggu akan perlahan hilang dan menjadi cenderung berlomba-lomba untuk
menaikkan value atau nilai dalam dirinya untuk dapat bersaing dengan individu
lainya dalam seleksi dunia kerja. Sehingga apabila setiap individu memiliki value
yang tinggi, hal ini akan berdampak pada meningkatnya kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh negara Indonesia. Apabila Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki berkualitas, maka akan membantu negara dalam
mengurangi pengangguran.12

Langkah-langkah dalam pelaksanaan Sosialisasi Karir


Dari beberapa masalah yang ditemukan, ada beberapa langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh TIM sosialisasi secara sistematik, seperti :
1. Pemberian Informasi Mengenai Pendidikan atau Jabatan
Informasi yang diberikan oleh TIM sosialisasi berupa informasi
mengenaipentingnya siswa menentukan pilihan karir kedepan,
informasi tentang sekolah lanjutan atau tentang perguruan tinggi dan
jurusan yang ada di perguruan tinggi tersebut. Informasi tentang
pemanfaatan dalam penggunaan berbagai fasilitas atau kegiatan kegiatan
yang ada di sekolah yang disesuaikan dengan kemampuan siswa
tersebut dan informasi lainnya terkait dengan pemilihan karir.

2. Pengungkapan Karakteristik Siswa


Karakteristik siswa yang akan diungkap berkenaan dengan
kemampuan dasar umum, kecerdasan,bakat, minat, dan kecendrungan
pribadi, serta prestasi hasil belajar. Karakteristik siswa diungkap
melalui tes standard dan penilaian hasilbelajar. Dalam hal ini,
pengungkapan karakteristik siswa, sebelumnya telah dilaksanakan di
sekolah tersebut dengan tes psikologis (kecerdasan, bakat, dan minat)
dan angket, wawancara terkait dengan minat dan prestasi belajar

12
Ibid, Ninda Juliyanti Nurulita etc, Pentingnya Sosialisasi Perencanaan Karir Pada Siswa di SMA
& SMK PGRI di KOTABARU, hlm.4944.

11
siswa. Hasil pengumpulan data tersebut akan digunakan sebagai
pedoman dan penunjang untuk memberikan siswa pemahaman
terkait pentingnya penyetaraan karakteristik siswa dengan pilihan karir
lanjutan.

3. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai sejauh mana pemahaman siswa dan
kemampuan siswa dalam menentukan pilihan karir selanjutnya.
Evaluasi dilakukan dengan Tanya jawab dengan beberapa siswa,
kemudian di sesi terakhir pengevaluasianmenyebar kertas yang
terdapat beberapa pertanyaan terkait dengan penentuan karir. Selanjutnya
meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut, kemudian meminta
beberapa anak untuk membacakan jawaban dari pertanyaan yang sudah
di berikan. kemudian memberikan motivasi.13

Dari kegiatan sosialisasi ini seluruh siswa yang mengikuti sosialisasi


terlihat begitu bersemangat, setelah dipaparkan materi mengenai pemilihan
karir ini terlihat bahwa adanya pemahaman siswa berkaitan dengan
pemilihan karir, hal ini terlihat bahwa mereka dapat menyesuaikan pilihan
jurusan dengan akat, minat dan cita cita mereka, adapula yang
mengungkapkan bahwa akan mengganti jurusan yang sebelumnya
sudah ditentukan baik oleh siswa itu sendiri maupun pilihan orang
tuanya.Pemahanam siswa terkait dengan kesesuaian atau kecocokan antara
pilihan karir dengan kemampuan yang dimiliki memberikan dampak positif
bagi mereka dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan terarah. Hal
ini pula akan berpengaruh terhadap kinerja dan produktifitas dalam
menjalankan suatu kegiatan di masa hidupnya demi terwujudnya
kesuksesan dan kebahagian setiap siswa. Menurut Holland dalam
(Carson, 2008), memandang bahwa kepuasan kerja, produktifitas, dan
sebagainya bergantung pada tingkat kecocokan antara karakteristik

13
Ibid, Rika Devianti etc, Sosialisasi Pemilihan Karir di Sek
olah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Reteh, Hlm.94-95

12
orang, selanjutnya (kepribadian vokasional) dan pekerjaan selanjutnya
(lingkungan kerja). Senada dengan pendapat Brown, Steven D dan Lent, Robert
W dalam (Brown, 2008) mengemukakan teori Holland menggambarkan
bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan mereka dan bagaimana
individu dan karakteristik lingkungan mengakibatkan pilihan kejuruan dan
penyesuaian.

Faktor Pemilihan Karir


Pemilihan karir akan dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor
internal dan factor eksternal. Dimana kedua factor tersebut dapat
memberikan pengaruh positif terhadap arah pilihan karir siswa. Faktor
internal merupakan factor yang berasal dari dalam diri individu, seperti nilai-
nilai kehidupan, taraf inteligensi, bakat khusus, sifat-sifat, pengetahuan, dan
keadaan jasmani. Sedangkan untuk factor eksternal factor yang berasal dari luar
diri individu, seperti masyarakat, keadaan social, status social ekonomi
keluarga, pengaruh keluarga, pendidikan sekolah, pengaruh teman sebaya,
dan tuntunan jabatan. 14

KESIMPULAN

Dengan dilaksanakannya program sosialisasi karir sebagai salah satu insight


membentuk perencanaan masa depan, siswa siswi SMK 1 Negeri Katon yang
semula kebanyakan dari merek kebingungan akan karir apa yang akan ditempuh,
minat bakat apa yang sebetulnya dimiliki dan lain-lain kini mulai teratasi dengan
diberlakukannya sosialisasi karir. Penerapan tes minat bakat juga dilakukan dan
memberikan respon positif dari siswa siswi SMK 1 Negeri Katon, fasilitas
mengenali minat bakat diri sendiri dan lain-lain. Dengan adanya pemberdayaan
siswa siswi SMK mengenai sosialisasi karir harapannya mereka siap terjun secara
nyata didunia kerja dan mampu menentukan pilihan-pilihan lainnya dimasa yang
akan dating.

14
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyajarta : Media
Abadi : 2004)

13
SARAN

Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan


pengetahuan terkait dengan Pemilihan karir berkaitan dengan suatu proses
pengambilan keputusan yang sangat penting dalam hidup setiap siswa karena akan
mempengaruhi terhadap kehidupan yang akan dilaluinya, dan tidak bisa dielakkan
karena siswa tetap akan menghadapinya setelah beberapa proses tahap
perkembangan terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah Batubara, Sanimah. 2020. “Problem Solving Bimbingan Karir Untuk


Meningkatkan Self Efficacy Dalam Pengambilan Keputusan Karir.” Jurnal
Ilmu Pendidikan 1 (2): 141–51.

Ardiyanti, Y, Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah


Berbantuan Kunci Determinasi, Vol. 1933, Jurnal Pendidikan Indonesia,
Th.2016

Azwar S, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar : 2017)

Basuki, Tentrem, Khayatun Nufus Akhsania, D Y P Sugiharto, and Muhammad


Japar. 2020. “Kontribusi Tes Psikologis Terhadap Self Efficacy Pengambilan
Keputusan Karir Siswa Di Sekolah Berbasis Pondok Pesantren.” JURNAL
EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling 6 (1): 68–77.

Devianti, Rika, Mardiah Mardiah, Dina Liana, Martina Napratilora, Faridatul


Munawaroh, and Hendro Lisa. 2021. “Sosialisasi Pemilihan Karir Di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Reteh.” ABDIMASY: Jurnal Pengabdian
Dan Pemberdayaan Masyarakat 2 (2): 92–103.

Fadila, Nadya Husna, and Dewi Rosiana. 2023. “Pengaruh Konsep Diri Terhadap
Kematangan Karir Siswa Kelas 12 SMK Di Kota Serang.” In Bandung
Conference Series: Psychology Science. Vol. 3.

Fatimah, Titin, Atik Ariesta, and Pipin Farida Ariyani. 2022. “Sosialisasi Prospek
Karir Di Industri IT Bagi Siswa Smk Di Jakarta Selatan.” Artinara 1 (03):
33–41.

Frederica, Angela Gita. 2020. “Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan


Pengambilan Keputusan Karir Pada Siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan
(Smk).” Skripsi.

14
Gussevi, Sofia, Melinda Maulani, and Nur Aeni Muhfi. 2022. “Sosialisasi Dan
Pendampingan Pola Asuh Anak Wanita Karir Di Perum Citra Permata
Sakinah Purwakarta: Sosialisasi Dan Pendampingan.” Sivitas: Jurnal
Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat 2 (1): 19–27.

Khalid, Ahmad Ridlo. 2022. “Hubungan Antara Career Self Efficacy Dengan
Pengambilan Keputusan Karir Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.” Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Nurulita, Ninda Juliyanti, and Anggi Giri Prawiyogi. 2023. “PENTINGNYA


SOSIALISASI PERENCANAAN KARIR PADA SISWA DI SMA & SMK
PGRI KOTABARU.” ABDIMA JURNAL PENGABDIAN MAHASISWA 2
(2): 4942–47.

Peilouw, Florence J, and M Nursalim. 2013. “Hubungan Antara Pengambilan


Keputusan Dengan Kematangan Emosi Dan Self-Efficacy Pada Remaja.”
Journal Penelitian Psikologi.

Purwono, Purwono, Barlian Kristanto, and Bala Putra Dewa. 2023. “Sosialisasi
Prospek Karir Pada Bidang Teknologi Informasi Di SMKN 1 Purwokerto.”
Jurnal Pengabdian Masyarakat-PIMAS 2 (3): 160–64.

Rahayuni, Kurniati. 2023. “SOSIALISASI DAN EDUKASI TRANSISI KARIR


ATLET PELAJAR MENUJU ATLET MAHASISWA MELALUI
PENDEKATAN VISUALISASI KREATIF.” Dharmas Journal of Sport 3
(1): 11–19.

Rika Devianti etc, Sosialisasi Pemilihan Karir di Sek olah Menengah Atas (SMA)
Negeri 01 Reteh, Hlm.94-95

Sainda, Ahmad Thoriq Tri, Arbin Janu Setiyowati, and I M Hambali. 2023.
“Bimbingan Kelompok Bimbingan Kelompok Teknik Self Management
Berbasis Experiental Learning Untuk Mengembangkan Adaptabilitas Karier
Siswa SMK.” Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4 (3):
669–77.

Syah, Erfian. 2022. “BIMBINGAN PADA REMAJA DALAM UPAYA


MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR BERBASIS LIFE SKILLS.”
Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam 4 (2): 240–53.

Thoharudin, Munawar, Anna Marganingsih, Emilia Dewiwati Pelipa, and


Yopinus Bobi. 2023. “Upaya Peningkatan Mahasiswa Baru Melalui
Sosialisasi Prodi Ekonomi Dan Peluang Kerjanya Pada Siswa SMA.”
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3 (2): 276–82.

15
Trisya, Feice. 2014. “Hubungan Antara Self-Efficacy Pengambilan Keputusan
Karir Dengan Kematangan Karir Pada Siswa SMK Sahid Surakarta.”
Program Studi Psikologi FPSI-UKSW.

Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan konseling di Institusi Pendidikan,


(Yogyajarta : Media Abadi : 2004)

16

Anda mungkin juga menyukai