IBNU SINA
FAKULTAS PSIKOLOGI
IBNU SINA
Ibnu Sina tumbuh dalam lingkungan intelektual yang kaya di wilayah Persia pada
masa itu. Dia menunjukkan bakat intelektual yang luar biasa sejak usia dini dan
mempelajari berbagai bidang ilmu, termasuk filsafat, matematika, dan ilmu kedokteran.
Ibnu Sina kemudian menemani ayahnya yang merupakan seorang gubernur di berbagai
kota, memberinya kesempatan untuk belajar dari para cendekiawan terkemuka di wilayah
tersebut.
Ibnu Sina meninggal pada tahun 1037 Masehi, tetapi warisannya dalam sejarah ilmu
pengetahuan, filsafat, dan kedokteran terus memengaruhi pemikiran dan penelitian
hingga saat ini. Karyanya menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pemikiran
intelektual dunia dan memainkan peran kunci dalam transmisi pengetahuan antara dunia
Timur dan Barat.
2. Kontribusi Ibn Sina dalam ilmu pengetahuan dan Filosofi
Semasa hidupnya, Ibnu Sina adalah seorang tokoh muslim yang berguna dan
dicatat sebagai buku hard copy untuk dijadikan referensi oleh umat Islam pada kal
itu. Ada sekitar 250 macam karya yang telah di ciptakan oleh Ibnu Sina. Di
antaranya yang sangat terkenal di kalangan peneliti Muslim adalah Al-Syifa, Al-
Najt, Al-Qanun fi al-Thibb, dan Al-Ikode wa al-Tanbihat. Ada 8 penemuan Ibnu Sina
yang berpengaruh besar di dunia salah satunya dalam bidang Psikologi dan psikoterapi.
Ibnu Sina adalah salah satu orang pertama yang mengakui pentingnya Kesehatan
mental dan hubungan antara pikiran dan tubuh. Dia mengembangkan Teknik psikoterapi
yang masih digunakan sampai sekarang.
5. Relevensi Gagasan Mengenai Jiwa Terhadap Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sina
a. Pelajaran al-quran
Pelajaran Alquran adalah pelajaran pertama dan terutama yang harus diberikan
kepada anak. Hal ini dapat di tinjau dari dua sisi, yaitu bahwa alquran adalah
makanan, nutrisi, petunjuk, cahaya, dan segala keutamaan bagi jiwa manusia yang
berasal dari tuhan dan rekomendasi ibnu sina bahwa pelajaran pertama yang harus
diajarkan kepada anak adalah alqurann.
c. Daya tumbuh
Pertumbuhan penting untuk masa depan semua orang. Oleh karena itu harus
diajarkan. Misalnya, jangan memaksakan anak untuk belajar terlalu banyak hingga
kehilangan waktu bermainnya. Paksakan diri Anda untuk berolahraga terlalu banyak
sehingga mengganggu pertumbuhan. Atau membiarkan anak terbiasa tidur terlalu
lama dan sebagainya.
d. Daya reproduksi
Pentingnya mengajarkan tentang hubungan baik dengan lawan jenis agar sesuai
dengan adat istiadat dan etika Islam yang luhur. Model hubungan remaja modern
yang khas barat sangat merusak. Mereka sangat longgar sehingga masalah genital
muncul seperti itu. Padahal, permasalahan reproduksi bukan hanya permasalahan
biologis dan psikologis, namun juga spiritual. Selain melindungi alat kelamin, sangat
penting untuk mengajarkan perilaku yang baik di tengah maraknya pornografi.
Termasuk soal reproduksi yang sehat karena banyak anak-anak saat ini yang belum
mengetahui tentang kesehatan reproduksi.
e. Daya sensasi
Sebagaimana telah disebutkan, indera manusia meliputi indra dalam dan indera luar.
Mendidik sedemikian rupa agar seluruh kemampuan inderanya berkembang pesat
sangat penting bagi kemampuan dan keterampilan anak. Banyak sekali kemampuan
inderanya, mulai dari ketajaman pendengaran dan penglihatan, kepekaan indera
perasa, kepekaan peraba, hingga kemampuan penciuman yang akan sangat
bermanfaat bagi manusia. Termasuk indera batin yang meliputi kemampuan
menyimpan ingatan, mengingat kembali, berimajinasi dan mengapresiasi, yang
kesemuanya itu akan sangat baik bagi manusia jika dikembangkan.
f. Daya bergerak
Memberikan dan mengevaluasi kecenderungan anak dalam berolahraga, melatih
gerakan-gerakan sulit hingga melatih otot dan reflek tentunya semua itu sangat
penting. Memasukkan kekuatan hawa nafsu dan amarah yang perlu dikendalikan dan
dilatih agar dapat tersalurkan secara tepat tentu akan sangat bermanfaat bagi manusia.
Setyawati, A., Nurislamiah, S., Hasim, H., Rosbandi, R., & Syifa, L. (2023).
KONTRIBUSI ISLAM DALAM PERADABAN DUNIA. Islamika: Jurnal Agama,
Pendidikan dan Sosial Budaya, 17(2), 13-19.
Kusuma, A. R. (2022). Konsep Jiwa Menurut Ibnu Sina dan Aristoteles. Tasamuh: Jurnal
Studi Islam, 14(1), 30.
Shofia, N., & Soleh, A. K. (2022). IBNU SINA: JIWA DAN KEABADIAN
JIWA. ROSYADA: Islamic Guidance and Counseling, 3(2), 91-105.
Ismunanto, A. (2019). Teori Jiwa Ibnu Sina dan Relevansinya bagi Pendidikan
Islam. Idrak: Journal of Islamic Education, 2(1), 185-196.