Anda di halaman 1dari 19

Filsafat Ibn Bajjah

Zainul Maarif, Lc., M.Hum.

Posisi Penting
Generasi intelektual Maghrib ada tiga: (1) matematikawan, (2) logikawan, lalu (3) Filsuf. Ibn Bajjah adalah filsuf murni muslim pertama di Maghrib, yang mengarang buku filsafat, bukan sekadar mengomentari atau menerjemahkan gagasan filsuf lain. Ibn Bajjah berjasa dalam menghidupkan filsafat di Andalusia secara khusus, dan menghidupkan kembali filsafat di dunia Islam secara umum, setelah dimatikan oleh Al-Ghazali di kawasan Islam bagian Timur.

Kondisi Politik
Tahun 511 H. Ibn Tumart mempopulerkan Muwahidiyah, yang menimbulkan revolusi pembebasan (bahkan memunculkan Daulah Muwahidin), dengan mengumandangkan ajakan meninggalkan taklid dan kembali kepada pondasi . Dalam hal ini, Ibn Tumart dkk. hendak melampaui persengketaan ideologis antara Sunni (Murabithin) dan Syiah (Fatimiyah), dengan mendorong kebebasan berpikir. Karena hidup dalam suasana kondisi semacam itu (selama 20 tahun dari akhir hidupnya), maka Ibn Bajjah dapat berpikir filosofis secara mandiri, tidak seperti filsuf/ilmuwan sebelumnya, meskipun bekerja di Dinasti Murabithin. Ibn Bajjah hidup bebas dari kekangan politik dan budaya (gnostik dan kalam). Dan dia dapat merujuk langsung ke Aristotle atau berpikir filosofis sendiri.

Kehidupan
Nama asli: Abu Bakar Muhammad ibn Yahya ibn Sha igh Ibn Bajah at-Tajbibi. (Avempace) Keluarga: bangsawan penguasa Saragossa. Lahir: di Saragossa akhir abad ke-5 H. (ke-11 M.). Tempat belajar: Saragossa Ilmu yang dikuasai:matematika, astronomi, musik, kedokteran, logika, filsafat Alam dan metafisika. Murid/Penerusnya: Abul Hasan Ali ibn al-Imam dan Ibn Tufayl. Tempat kerja:
o o o o Di Sarqasthah: sebagai menteri Amir Murabithin, Abu Bakar ibn Ibrahim. Di Sevilla: sebagai dokter dan penulis logika sejak tahun 1118 M. Di Granada: dokter bagi Ali ibn Yusuf ibn Tasyfin, tapi Ibn Bajah tidak betah, karena Ali tidak suka filsafat. Di Marakes/Fes, Afrika, Ibukota Murabithin: sebagai filsuf dan dokter,

Wafat : di Fes, Ramadan 533 H. (1138 M.) konon diracun oleh orang-orang yang iri padanyam seperti Abu Ala ibn Zahr.

Perilaku
Ibn Bajjah suka beruzlah, sebagaimana Al-Farabi dan sebagaimana yang diajarkan oleh buku Ibn Bajjah sendiri, yang berjudul Tadbirul Muwahid. Buku itu mengajarkan Uzlah: individu harus berfokus pada dirinya, menjadi tuan terhadap nasfunya, tidak terpengaruh pada masyarakat, malah justru memberi pengaruh pada masyarakat. Namun Ibn Bajah tidak sertamerta menyendiri. Dia adalah dokter yang bermasyarakat. Dia pernah menjabat sebagai menteri.

Karya
1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. Karya Ibn Bajah terdiri dari dua model: Komentar atas gagasan orang lain. Gagasan pribadi. Komentar Ibn Bajah antara lain: Komentar atas buku-buku Aristotle, khususnya tentang filsafat alam, dengan merujuk langsung ke buku Aristotle Komentar atas risalah-risalah Al-Farabi Komentar atas Isagoge Porpyirius. Karya berisi gagasannya pribadi antara lain: Yang paling terkenal: Tadbirul Muwahid, Risalah fil Wada Yang lainnya: Kalam fil Burhan, Kalam fin Nafsi, Fushul fi Siyasah Madaniyah, Kitab Ittishalul Aql bil Insan.

Persoalan Filosofis
Persoalan filosofis Ibn Bajjah yang paling utama adalah persoalan etis eskatologis. Persoalan tersebut terkait dengan tujuan berpikir filosofis versi Al-Farabi dan Ibn Sina, yaitu berhubungan dengan akal aktif: mencapai kondisi spiritual atau intelektual, di mana akal manusia bersatu dengan akal aktif, dan menjadi bagian dari dunia intelektual. Untuk mengkajinya, Ibn Bajah memikirkan masalah metafisika (wujud), epistemologi (akal dan pikiran rasional), dan etika (muwahid).

Wujud
Wujud itu digerakkan atau tidak digerakkan. Wujud-yang-digerakkan bersifat ragawi dan berbatas. Wujud tersebut digerakkan oleh gerakan azali. Gerakan Azali tidak mungkin datang dari wujud yang digerakkan tersebut. Sebab, wujud tersebut berbatas, sedangkan gerakan tidak berbatas. Dengan demikian ada kekuatan penggerak yang tidak berbatas, yaitu Wujud Azali, yang disebut oleh Ibn Bajjah dengan Akal.

Akal Manusia
Akal manusia bertugas mencerap semua bentuk rasional melalui tiga tahap: 1. Mencerap bentuk-bentuk ragawi. 2. Mencerap bentuk rasional dari yang ragawi 3. Mencerap bentuk-bentuk rasional murni. Penuntun akal manusia untuk mencapai tiga tahap tersebut adalah filsafat. Dari mulai filsafat alam dan filsafat sosial, ke matematika, lalu ke metafisika.

Pemikiran Rasional
Akal manusia mencapai kesempurnaannya dengan pemikiran rasional yang mengarah pada kepastian yang universal Kemampuan berpikir rasional adalah kebahagiaan tertinggi karena dengannya manusia dapat mengetahui hakikat segala sesuatu secara menyeluruh dan mendalam.

Kritik atas tasawuf


Al-Ghazali dan para sufi berpendapat bahwa kebahagian dan hakikat dapat dicapai dengan mukasyafah: pengetahuan intuitif tentang hal-hal abstrak melalui pendekatan diri kepada Tuhan. Menurut Ibn Bajjah, mukasyafah tidak dapat mencapai kebahagian dan hakikat secara sempurna. Sebab, mukasyafah dipicu oleh hayalan yang dipengaruhi oleh indera. Mukasyafah lebih bersifat personal dan tidak pasti. Untuk mencapai kebahagian dan hakikat, pemikiran rasional murnilah jalannya. Pemikiran rasional murni bebas dari unsur-unsur hayalan dan inderawi. Pemikiran rasional murni memenghasilkan kepastian yang universal.

Muwahid
Muwahid adalah nawabit (duri) orang baik di negeri buruk. Muwahid (Soliter) adalah orang yang mampu berpikir dan bertindak rasional. Berpikir rasional adalah berpikir mendalam dan menyeluruh secara bebas dari pengaruh hayalan personal, keterbatasan inderawi, dan kekangan masyarakat. Bertindak rasional adalah melakukan segala seusautu berdasarkan pikiran rasional yang tahu akan tujuan dari tindakan yang dilakukan. Agar tiap individu menjadi muwahid, dan agar terbentuk masyarakat yang berisi para muwahid, Ibn Bajjah mengarang buku Tadbirul Muwahid, yang berisi pendidikan diri atas diri.

Tadbirul Muwahid
Tadbirul Muwahid yang dapat kita akses sekarang ini adalah ringkasan dari Musa ibn an-Narburi, yang sekarang telah diedit oleh Majid Fakhri di buku Rasail Ibn Bajjah alIlahiyah, Beirut: Darun Nahar, 1968. Isinya tiga 3 hal: 1. Makna Tadbir, 2. Tindakan Manusia, dan 3. Bentuk-bentuk spiritual

Makna Tadbir
Tadbir secara etimologis berarti pengaturan/penertiban tindakan untuk tujuan tertentu. Tadbir dapat diterapkan pada empat hal: 1. Pada alam: sebagaimana dilakukan Tuhan sebagai pengaturan mutlak (tadbir mutlak). 2. Pada kota, sebagaimana dilakukan telah ditulis oleh Plato di buku Republic 3. Pada rumah tangga, sebagai bagian dari kota dan dikaji oleh ilmu perkotaan (ilmul madani). 4. Pada individu, baik seorang atau lebih, untuk menjadi nawabit, dan mencapai kebahagiaan. (fokus tadbirul muwahid Ibn Bajjah)

Tindakan Manusia
Seiring definisi tadbir adalah pengaturan tindakan, maka Ibn Bajjah membahas tentang tindakan. Mengingat yang diatur adalah muwahid, maka yang dibahas adalah tindakan manusia. Menurut Ibn Bajjah, tindakan manusia diklasifikasi berdasarkan entitas manusia: 1. Manusia sebagai raga material memunculkan Af al idlthirariyyah, seperti dapat jatuh ke bawah. Tindakan tersebut tidak menjadi objek tadbir. 2. Manusia sebagai hewan yang berindera memunculkan af al ghariziyyah, seperti makan, minum dll. Tindakan tersebut bukan objek tadbir juga. 3. Manusia sebagai entitas rasional memunculkan dua tindakan:
i. ii. Tindakan yang muncul karena sesuatu yang hadir pada diri manusia, seperti ilham. Tindakan yang muncul berdasarkan pilihan rasional manusia.

Tindakan rasional yang terakhir itulah tindakan manusia yang hakiki yang menjadi objek tadbir (pengaturan).

Bentuk-bentuk Spiritual
Bentuk-bentuk Spiritual (Ash-Shuwar Ruhaniyyah) adalah pemikiran dan makna yang menggerakkan (rasio) manusia untuk bertindak (rasional) menuju tujuan tertentu (kebahagiaan). Sumber bentuk-bentuk spiriual tersebut ada tiga : 1. Tiga kekuatan jiwa manusia (pandangan umum, imaji, dan memori) yang menangkap hal-hal inderawi. 2. Materi : yang diabstraksikan oleh akal menjadi rasionalitas Material (Ma qulat Hayulaniyah). 3. Akal Aktif dan Akal yang Dicapai(Aqlul Fa al wa Aqlun Mustafad): Yang pertama menggerakkan rasionalitas material . Yang kedua menyempurnkannya.

Lanjutan
Model bentuk-bentuk spiritual itu ada tiga: Bentuk Spiritual Ragawi (Ash-Shuwar ar-Ruhaniyyah al-Jasadiyyah). Bentuk ini yang mendorong manusia makan, minum dll. Gunanya untuk bertahan hidup. Bentuk Spiritual Khusus (Ash-Shuwar ar-Ruhaniyyah Al-Khashshah): bentuk spiritual dari tiga kekuatan jiwa manusia. Bentuk ini yang mendorong manusia mengindera, mengkhayal dan menghapal dengan baik. Gunanya untuk menerapkan akhlak mulia. Seperti bertindak dengan orientasi memenuhi pandangan umum ideal, bertindak dengan orientasi memenuhi memori ideal, dan bertindak dengan berorientasi pada kebutuhan batin yang nyaman. Bentuk Spiritual Umum (Ash-Shuwar ar-Ruhaniyyah al-Ammah): bentuk spiritual dari Akal-Aktif dan Akal-yang-Digapai. Bentuk ini mendorong manusia belajar dan pengambilan kesimpulan dengan cara mencerap gagasan-gagasan simpel, dan esensi-esesni abstrak. Gunanya untuk mencapai keberadaaan yang sempurna, yaitu wujud rasional yang selaras dengan wujud-wujud yang abadi.

Tujuan Tadbirul Muwahid


Tujuan tadbirul muwahid bercabang dua: 1. Mengatur akal individu manusia mencapai taraf kehidupan rasional tertinggi, yaitu melihat segala sesuatu dengan perspektif rasional (filsuf) 2. Menciptakan kota yang sempurna. Dengan cara memperbanyak muwahid/nawabit di kota yang tidak sempurna. Ciri-ciri kota ideal adalah semua penghuninya sehat, adil dan baik. Warga kota ideal tidak perlu dokter, karena mereka semua sehat. Warga kota ideal tidak perlu hakim, karena mereka semua tahu hak dan kewajiban, serta jujur. Sejauh masih perlu dokter dan hakim, suatu kota disebut tidak ideal.

Referensi
1. Bayoumi, A. M. (1997). Ibn Bajah wa Bawakirul Falsafah fil Maghrib. Cairo: Al-Azhar University Press. 2. DeBour, T. J. (1954). Tarikh Falsafah fil Islam. Terj. M. Abdul Hadi Abu Ridah. Beirut: Darun Nahdlah. 3. Fakhri, Majid Fakhri (1983). The History of Islamic Philosophy, New York: Columbia University Press. 4. Al-Jabri, M. A. (1981). Nahnu wat Turats: Qira'at Mu'ashirah fi Turatsinal Falsafiy. Beirut, Al-Markazuts Tsaqafiyyil Arabiy.

Anda mungkin juga menyukai