Anda di halaman 1dari 22

KEPEMIMPINAN MANAJERIAL

SIFAT KEPEMIMPINAN

“ ANALISA PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN: STUDI KASUS PADA ANIES

BASWEDAN SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE 2017-2022 “

Dosen Pengampu : Bahrul Yaman,M.Si

Disusun Oleh :

1. Zahratul Wahidah 11220810000016

2. Fadillah Muhammad Siregar 11220810000062

3. Faizah Thahirah Aji 11220810000064

4. Muhammad Reza Aldava 11220810000070

5. Muhammad Salman Rizky 11220810000145

6. Novia Nur Andita 11220810000147

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami

panjatkan puja dan puji Syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat dan

Kesehatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah

Kepemimpinan Manajerial yang berjudul “Sifat Kepemimpinan “. Yang Insya Allah makalah

ini akan bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, dan Masyarakat umum.

Makalah ini kami susun dengan berbagai bantuan dari berbagai pihak, untuk itu tidak

lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami Menyusun

makalah ini, yaitu Bapak Bahrul Yaman, M. Si selaku dosen mata kuliah Kepemimpinan

Manajerial, teman-teman, sumber-sumber website, buku, dan jurnal terpercaya yang tidak

dapat kami sebutkan satu per satu. Kedepannya kami harapkan akan bermanfaat dan

dipergunakan sebagai acuan, petunjuk bagi para pembaca.

Terlepas dari semua itu, kami mengetahui masih banyak sekali kekurangan dan

keterbatasan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu masukan kritik yang

membangun dari para pembaca sangat kami butuhkan sekali untu evaluasi kinerja kami untuk

lebih baik lagi kedepannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 08 Maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 2
1.4 Metode Observasi Studi Kasus ............................................................................................ 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
KERANGKA TEORI ........................................................................................................................... 3
2.1 Hakikat Kepemimpinan ................................................................................................................. 3
2.2 Cara Kepemimpinan .................................................................................................................. 4
2.3 Teori Kepemimpinan .................................................................................................................. 5
2.4 Gaya Kepemimpinan .................................................................................................................. 7
2.5 Indikator Efektivitas Kepemimpinan ....................................................................................... 8
2.6 Aspek-aspek Kepemimpinan.................................................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................................. 12
OBJEK STUDI .................................................................................................................................... 12
3.1 Biografi....................................................................................................................................... 12
3.2 Karir dan Latar Belakang Pendidikan ................................................................................... 12
3.3 Visi-Misi ..................................................................................................................................... 13
3.4 Kebijakan dan Program ........................................................................................................... 14
BAB IV ................................................................................................................................................. 16
ANALISIS PERMASALAHAN......................................................................................................... 16
4.1 Gaya Kepemimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan..................................................... 16
BAB V .................................................................................................................................................. 18
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan manajerial memegang peranan krusial dalam kesuksesan sebuah

organisasi atau perusahaan. Di era dinamis dan kompetitif seperti saat ini, manajer tidak

hanya diharapkan untuk memiliki keterampilan manajemen yang kuat, tetapi juga

kemampuan untuk memimpin, menginspirasi, dan memotivasi tim mereka menuju

pencapaian tujuan bersama.

Kepemimpinan manajerial membutuhkan kombinasi keterampilan teknis,

interpersonal, dan konseptual. Manajer yang efektif harus mampu mengelola sumber daya

secara efisien, memahami dinamika kerja tim, dan memiliki visi yang jelas tentang arah

yang ingin dicapai oleh organisasi.

Namun, lebih dari sekadar mengelola tugas dan mengambil keputusan,

kepemimpinan manajerial juga melibatkan kemampuan untuk membangun hubungan

yang baik dengan anggota tim, memotivasi mereka, dan menciptakan lingkungan kerja

yang positif dan kolaboratif.

Dalam konteks ini, penelitian tentang sifat-sifat kepemimpinan manajerial

menjadi semakin relevan. Dengan memahami karakteristik apa yang membuat seorang

manajer efektif dalam memimpin tim dan mengelola organisasi, kita dapat

mengidentifikasi area di mana pengembangan kepemimpinan perlu difokuskan, baik

melalui pelatihan dan pengembangan individu maupun perancangan struktur organisasi

yang lebih adaptif.

Makalah ini akan membahas secara mendalam tentang sifat kepemimpinancara

kepemimpinan, teori kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan dan aspek kepemimpinan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara kepemimpinan?

2. Jelaskan teori-teori kepemimpinan!

3. Apa saja Gaya kepemimpinan yang perlu diketahui?

1
4. Apa yang dimaksud efektivitas kepemimpinan?

5. Jelaskan aspek-aspek pepemimpinan!

6. Bagaimana gaya kepemimpinan dari Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara kepemimpinan.

2. Dapat memahami teori-teori kepemimpinan.

3. Dapat memahami gaya kepemimpinan.

4. Memahami efektivitas kepemimpinan.

5. Dapat memahami aspek-aspek kepemimpinan.

6. Mengetahui gaya dari kepemimpinan Anies Baswedan dalam memimpin DKI Jakarta

berserta kelemahan dan kelebihan gaya tersebut.

1.4 Metode Observasi Studi Kasus

Rancangan studi kasus ini menggunakan pendekatan filosofi melalui library

research yang bersifat kualitatif melalui dokumen-dokumen dan transkrip yang ada.

Sedangkan data yang dijadikan sumber, menggunakan dua jenis data yaitu data sekunder

dan data primer. Data sekunder meliputi bahan pustaka yang sama pemikiran dan

gagasannya mengenai Anies Baswedan. Sedangkan data primer berupa pemikiran melalui

buku, tulisan, makalah, tulisan ilmiah lainnya mengenai Anies Baswedan. Metode

pengumpulan data melalui dokumentasi dengan analisis data yang digunakan content

analysis (analisis isi) berupa gaya kepemimpinan Anies Baswedan.

2
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Hakikat Kepemimpinan

Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata “pimpin”. Kata pimpin

mengandung pengertian mengarahkan, mengatur atau membina, menuntun dan juga

menunjukkan ataupun mempengaruhi. Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut

juga sebagai penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus,

penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah

pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu

organisasi.

Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa definisi

kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:

a. Stephen P. Robbins mengemukakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok kea rah tercapainya tujuan.

b. Richard L. Daft mengemukakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan

mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.

c. Ricky W. Griffin mengemukakan, pemimpin adalah individu yang mampu

mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan,

pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

Dari begitu banyak definisi mengenai kepemimpinan, dapat disimpulkan bahwa:

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain

untuk melakukan sesuatu sesuai kepentingan bersama. Kepemimpinan meliputi proses

mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut

(follower) untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budaya yang ada di dalamnya.

3
2.2 Cara Kepemimpinan
Cara kepemimpinan adalah proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya

seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain dalam

mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai sebuah

kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dalam mewujudkan tujuan. Ada 5 cara

kepemimpinan, sebagai berikut :

1. Tenang dan selalu berpikir positif

Seorang pemimpin akan lebih dihargai jika memiliki sikap tenang dan lebih

positif. Hal ini disebabkan karena sikap positif yangAnda miliki akan membantu

tim kerja lebih tenang, juga dalam menghadapi masalah dalam tim tersebut. Jika

tim kerja takut pada Anda, maka artinya Anda gagal menjadi pemimpin. Pastikan

tim kerja segan dan bukannya takut.

2. Membuka komunikasi

Hal lain yang dapat dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik adalah

dengan membuka komunikasi dengan tim kerja. Jika dibandingkan, pemimpin

yang mengambil jarak dan pemimpin yang selalu berkomunikasi dengan timnya,

Tentu, pemimpin yang mampu berkomunikasi sudah pasti merupakan pemimpin

yang lebih mendorong timnya untuk bisa menjadi seperti dia. Dengan lebih dekat

dengan tim, Anda juga bisa bicara dari hati ke hati dan membuat tim merasa lebih

leluasa untuk mengutarakan masalah yang mereka hadapi dalam pekerjaan.

3. Mengajari bukan memerintah

Be Leader, Not A Boss merupakan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan

hubungan antara atasan dan timnya. Seorang leader akan mengajari dan

memimpin, memberikan contoh mengenai bagaimana sesuatu berlangsung dan

diselesaikan, sedangkan memerintah akan membuat tim Anda bekerja sendiri. Di

sini Anda justru akan kehilangan wibawa dan mungkin dianggap tidak bisa apa-

apa oleh tim Anda.

4
4. Memberikan pandangan mengenai gol dan ekspektasi

Berikan penjelasan mengenai gol dan ekspektasi dari kegiatan usaha yang sedang

dilakukan oleh tim kerja. Dengan memberikan informasi mengenai goal dan juga

ekspektasi, Anda bisa menyamakan persepsi antara satu tim dengan tim lainnya

dan bisa mendorong tim Anda untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih keras.

5. Memberikan dan meminta feedback

Seorang pemimpin yang baik akan selalu memberikan feedback mengenai hasil

kerja dari tim. Misalnya ketika tim menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka

Anda harus memberikan feedback positif. Jangan lupa untuk meminta feedback

dari kepemimpinan Anda sebagai bahan evaluasi diri.

2.3 Teori Kepemimpinan


Dari sekian banyak pendapat tentan teori kepemimpinan yang ada, pada dasarnya

teori munculnya kepemimpinan dapat dikelompokkan ke dalam tiga teori, yaitu:

a. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Teori sifat (trait) dinamakan juga teori bakat, teori karismatik atau teori

transformasi. Pendekatan ini menekankan pada sifat pemimpin seperti

kepribadian, motivasi, nilai, dan keterampilan. Yang mendasari pendekatan ini

adalah asumsi bahwa beberapa orang mempunyai bakat memimpin yang memiliki

ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Teori kepemimpinan yang paling

awal menyatakan bahwa kenerhasilan manajerial disebabkan oleh kemampuan

luar biasa seperti memiliki energi yang tidak kenal lelah, intuisi kepengelolaan,

pandangan masa depan, dan kekuatan untuk membujuk yang tidak dapat ditolak.

Karakteristik kepribadian menurut Hersey dan Blanchard (1998), yaitu:

• Management of attention, kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau

arah yang dapat menarik perhatian anggota.

• Management of meaning, kemampuan menciptakan dan

mengkomunikasikan makna tujuan secara jelas.

• Management of trust, kemampuan untuk dipercaya dan konsisten.

5
• Management of self, kemampuan mengendalikan diri dalam batas

kekuatan dan kelemahan.

b. Teori Perilaku (Behaviors Theory)

Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku pemimpin.

Pendekatan ini menekankan bahwa pemimpin dan manager secara nyata bekerja

untuk pekerjaan dan hubungan keefektifan managerial. Keberhasilan seorang

pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi- fungsi

kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan

pengambilan keputusan, cara memerintah (intruksi), cara memberikan tugas, cara

berkomunikasi, cara mendorong semnagat bawahan, dan cara mengarahkan.

Perbedaan yang paling mendasar antara teori sifat dan teori perilaku adalah

terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika teori karakter yang benar, maka

pada dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir. Sedangkan jika teori perilaku

yang benar, maka kepemimpinan bisa diajarkan atau ditanamkan.

c. Teori Situasional (Situasional/ Contingency Theory)

Salah satu model kepemimpinan yang paling banyak digunakan ini adalah yang

berdasarkan teori situasional yang dikembangkan oleh Paul Harsey dan Ken

Blanchard. Teori ini terkadang disebut "teori kontingensi" kepemimpinan. Teori

ini sangat menarik untuk didalami karena tiga alasan, yaitu: penggunaannya yang

meluas, daya tariknya secara intuitif dan karena tampaknya didukung oleh

pengalaman di dunia nyata.

Pendekatan situasional menekankan pentingnya faktor kontekstual yang

mempengaruhi proses kepemimpinan. Berbagai faktor situasional yang ditemukan

berpengaruh pada gaya kepemimpinan tertentu, antara lain ialah:

- Kompleksitas tugas yang harus diselenggarakan,

- Jenis pekerjaan, misalnya apakah bersifat rutin atau inovatif,

- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan,

- Persepsi, sikap dan gaya yang digunakan oleh para pejabat pemimpin yang

menduduki hirarki jabatan yang lebih tinggi,

6
Pada intinya teori ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang

tergantung pada dua hal, yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk

menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa (kedewasaan) para

bawahan yang dipimpin.

2.4 Gaya Kepemimpinan


Dalam dunia bisnis, kepemimpinan adalah kompetensi yang sangat penting untuk

membangun dan mengelola tim yang berhasil. Dalam makalah ini, kami akan membahas

tentang beberapa gaya kepemimpinan antara lain:

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis dikenal dengan partisipasi aktif karyawan dalam

pengambilan keputusan. Pemimpin yang menerapkan gaya demokratis

menghargai pandangan dan masukan dari anggota timnya. Bagi mereka,

pengambilan keputusan yang melibatkan beragam perspektif sering kali

menghasilkan solusi yang lebih baik.

2. Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter adalah pendekatan kepemimpinan, di mana

pemimpin memegang kendali penuh atas pengambilan keputusan dan memberikan

instruksi kepada anggota tim tanpa melibatkan mereka dalam proses pengambilan

keputusan.

Gaya kepemimpinan otoriter cenderung sangat berkuasa dan seringkali melibatkan

kontrol yang ketat mengenai semua aspek pekerjaan. Gaya kepemimpinan otoriter

efektif pada saat keadaan darurat atau saat keputusan cepat dibutuhkan.

3. Transformasional

Istilah “kepemimpinan transformasional” bukanlah sebuah hal baru; istilah ini

diciptakan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978, namun baru dikenal

luas dalam beberapa tahun terakhir. Kepemimpinan transformasional atau

transformational leadership adalah sebuah gaya kepemimpinan yang

mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, menyusun visi yang akan membuka

7
jalan bagi perubahan yang dibuat dan melaksanakan rencana yang diperlukan agar

perubahan tersebut terjadi. Sangat mudah untuk melihat mengapa gaya

kepemimpinan ini penting dalam dunia yang senantiasa berubah saat ini.

4. Laissez-faire

Laissez-faire adalah istilah Perancis yang mengacu pada gagasan membiarkan

orang mengatur diri sendiri dan membuat pilihan tentang perilaku mereka.

Terjemahan langsungnya adalah “biarkan saja”. Kepemimpinan Laissez-faire

adalah gaya manajemen yang mendorong individu untuk memiliki kebebasan

yang tinggi ketika menetapkan dan mencapai tujuan. Dalam lingkungan

kepemimpinan laissez-faire, manajer dan pemimpin perusahaan memberikan

peran pendukung kepada staf mereka, memungkinkan anggota tim untuk

menetapkan tenggat waktu mereka sendiri dan membuat keputusan di antara

mereka sendiri. Kepemimpinan Laissez-faire adalah salah satu dari tiga jenis gaya

manajemen utama, dua lainnya bersifat otoriter dan demokratis.

5. Kepemimpinan situasional

Gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menyesuaikan gaya

kepemimpinannya agar sesuai dengan lingkungan kerja saat ini dan/atau

kebutuhan tim. Gaya kepemimpinan ini tidak bergantung pada keterampilan

seorang pemimpin; melainkan didasarkan pada kemampuan seorang pemimpin

untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan tim atau organisasi agar menjadi

pemimpin yang lebih baik dan efektif.

2.5 Indikator Efektivitas Kepemimpinan


Kriteria yang dipilih untuk mengevaluasi efektivitas kepemimpinan

mencerminkan konsepsi eksplisit atau implisit peneliti tentang kepemimpinan yang baik.

Sebagian besar peneliti mengevaluasi efektivitas kepemimpinan dalam hal konsekuensi

pengaruh pada satu individu, tim atau kelompok, atau organisasi.

Salah satu indikator efektivitas kepemimpinan yang sangat relevan adalah sejauh

mana kinerja tim atau organisasi ditingkatkan dan pencapaian tujuan difasilitasi (Bass,

8
2008; Kaiser, Hogan, & Craig, 2008). Contoh ukuran objektif kinerja termasuk

penjualan, laba bersih, margin laba, pangsa pasar, laba atas investasi, laba atas aset,

produktivitas, biaya per unit output, biaya dalam kaitannya dengan pengeluaran yang

dianggarkan, dan perubahan nilai saham perusahaan. Ukuran efektivitas subyektif

mencakup peringkat yang diperoleh dari atasan pemimpin, rekan kerja, atau bawahan.

Sikap pengikut dan persepsi pemimpin adalah indikator umum lain dari

efektivitas pemimpin, dan mereka biasanya diukur dengan kuesioner atau wawancara.

Sikap, persepsi, dan keyakinan pengikut juga dapat memberikan indikator ketidakpuasan

dan permusuhan secara tidak langsung terhadap pemimpin. Contoh indikator tersebut

termasuk ketidakhadiran, pergantian sukarela, keluhan, keluhan kepada manajemen yang

lebih tinggi, permintaan transfer, perlambatan kerja, dan sabotase peralatan dan fasilitas

yang disengaja.

Efektivitas pemimpin kadang-kadang diukur dalam hal kontribusi pemimpin

terhadap kualitas proses kelompok, seperti yang dirasakan oleh pengikut atau oleh

pengamat luar. Apakah pemimpin meningkatkan kohesivitas kelompok, kerjasama

anggota, komitmen tugas anggota, dan keyakinan anggota bahwa kelompok dapat

mencapai tujuannya? Apakah pemimpin meningkatkan pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan oleh kelompok, dan membantu menyelesaikan perselisihan dan

konflik dengan cara yang konstruktif? Apakah pemimpin berkontribusi pada efisiensi

spesialisasi peran, organisasi kegiatan, akumulasi sumber daya, dan kesiapan kelompok

untuk menghadapi perubahan dan krisis?

Jenis kriteria terakhir untuk efektivitas kepemimpinan adalah sejauh mana

seseorang memiliki karier yang sukses sebagai pemimpin. Sulit untuk mengevaluasi

efektivitas seorang pemimpin ketika ada begitu banyak ukuran efektivitas alternatif, dan

tidak jelas ukuran mana yang paling relevan. Beberapa peneliti mencoba

menggabungkan beberapa ukuran menjadi satu kriteria komposit, tetapi pendekatan ini

membutuhkan penilaian subjektif tentang bagaimana menetapkan bobot untuk setiap

ukuran.

9
Misalnya, meningkatkan penjualan dan pangsa pasar (dengan mengurangi harga

dan meningkatkan iklan) dapat menghasilkan keuntungan yang lebih rendah. Demikian

juga, peningkatan output produksi (dengan mendorong orang untuk bekerja lebih cepat)

dapat mengurangi kualitas produk atau kepuasan karyawan.

Efektivitas kepemimpinan dapat diukur dengan mempergunakan tolak ukur yang

sesuai dengan jenis dan sifat kelompok yang dipimpin. Tolak ukur yang berbeda itu

sebenarnya bersumber dari satu tolak ukur, yaitu tujuan organisasi. Kemudian, tingkat

efektivitas kepemimpinan itu bukan ditentukan oleh seorang atau beberapa orang saja.

Efektivitas tersebut justru merupakan hasil bersama antara pemimpin dan orang-orang

yang dipimpinnya. Pemimpin tidak akan mampu berbuat banyak tanpa partisipasi orang-

orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, orang yang dipimpin tidak akan efektif

menjalankan tugas dan kewajibannya tanpa pengendalian, pengarahan, dan kerja sama

dengan pemimpin

2.6 Aspek-aspek Kepemimpinan

Berikut adalah aspek-aspek penting kepemimpinan:

1. Seorang pemimpin harus melibatkan orang lain

Orang lain yang dimaksud di sini adalah sebagai pengikut, bawahan, atau anggota-

anggota kelompok. Kesediaan dari anggota kelompok dalam menerima sebuah

arahan dari pemimpin tentu akan membantu. Melalui hal tersebut, akan membantu

menegaskan status pemimpin.

2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan

Aspek kedua, kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di

antara pemimpin dan para anggota kelompok. Maksud dari aspek ini adalah anggota

kelompok tetap memiliki kuasa di dalam sebuah organisasi. Mereka dapat

membentuk kegiatan kelompok melalui berbagai cara. Akan tetapi, kekuasaan dari

pemimpin organisasi cenderung akan lebih tinggi, jika dibandingkan dengan anggota

kelompoknya.

10
3. Kepemimpinan sebagai kemampuan dalam menggunakan kekuasaan

Aspek ketiga dari kepemimpinan adalah sebagai kemampuan dalam menggunakan

berbagai bentuk kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin

umumnya akan digunakan dalam memengaruhi perilaku anggota kelompoknya.

Pada dasarnya, para pemimpin akan memengaruhi para anggota kelompoknya.

Supaya anggota kelompok dapat melakukan pengorbanan secara pribadi.

Pengorbanan tersebut digunakan demi tujuan organisasi. Oleh karena itu, para

pemimpin diharapkan memiliki kewajiban khusus dalam mempertimbangkan etika,

saat akan mengambil sebuah keputusan.

4. Visi dan strategi: Kepemimpinan harus memiliki visi yang jelas dan strategi yang

tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Komunikasi: Kepemimpinan harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif

dengan semua orang di organisasi.

6. Keterampilan interpersonal: Kepemimpinan harus memiliki kemampuan untuk

membangun hubungan dan koneksi yang kuat dengan orang lain, serta mengelola

konflik dan memotivasi orang untuk mencapai tujuan bersama.

7. Keterampilan manajerial: Kepemimpinan harus memiliki kemampuan untuk

mengelola sumber daya manusia, keuangan, dan fisik organisasi.

8. Kepemimpinan yang visioner: Kepemimpinan visioner mampu memimpin dan

memberi arahan dalam mencapai tujuan yang besar dan jangka panjang.

9. Kepemimpinan yang inspiratif: Kepemimpinan inspiratif mampu menginspirasi orang

untuk melakukan yang terbaik dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan

bersama.

10. Kepemimpinan yang adaptif: Kepemimpinan adaptif mampu menyesuaikan diri

dengan perubahan lingkungan dan memimpin organisasi dalam menghadapi

tantangan baru.

11. Kepemimpinan yang penuh empati: Kepemimpinan yang penuh empati mampu

memahami dan menempatkan diri pada posisi orang lain serta memotivasi mereka

dengan cara yang efektif.

11
BAB III

OBJEK STUDI
3.1 Biografi

Anies Baswedan lahir pada tangal 7 Mei 1969 di Kuningan Jawa Barat yang saat

ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Anies sendiri merupakan

puitra pertama pasangan Drs. Rasyid Baswedan S.U. dan Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd.

Ayah Anies Baswedan merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan mantan Wakil Rektor di

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dan ibunya merupakan dosen dan Guru besar di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta. Anies Baswedan

mengikuti jejak kedua orangtua yang meniti karier sebagai akademisi yang merupakan

cucu dari Abdurrahman Baswedan seoarang diplomat, sastrawan Indonesia dan pendiri

Persatuan Arab Indonesia yang dikenal sebagai Partai Arab Indonesia. Anies tumbuh

dalam lingkungan yang memandang tinggi nilai pendidikan.

3.2 Karir dan Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan Anies dimulai di Taman Kanak-Kanak Masjid Syuhada, Yogyakarta,

pada usia 5 tahun. Anies menghabiskan masa kecil di Yogyakarta. Anies menyelesaikan

sekolahnya di SD IKIP Labrotori II Yogyakarta (sekarang bernama SDN Percobaan 2)

pada 1982, SMPN 5 Yogyakarta pada 1985, dan SMAN 2 Yogyakarta pada 1985. Di

tengah-tengah masa SMA, Anies mendapatkan beasiswa untuk mengenyam pendidikan

di Amerika, program American Field Service (AFS) dan bersekolah selama setahun di

Senior High School South Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, memperkaya

wawasan dan pengalaman hidupnya.

Setelah lulus SMA, Anies melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas

Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan meraih gelar sarjana ekonomi pada usia 26

tahun. Keistimewaan pendidikan Anies terlihat dari prestasinya mendapatkan beasiswa

untuk melanjutkan studi magister dan doktor di Amerika Serikat, di University of

Maryland dan Northern Illinois University.

12
Anies Baswedan tak hanya dikenal dalam dunia akademis, tetapi juga sebagai

sosok aktivis sejak dini. Saat SMA, Anies menjadi Ketua OSIS SMAN 2 Yogyakarta

sekaligus Ketua OSIS seluruh Indonesia. Di tingkat perguruan tinggi, Anies aktif sebagai

Ketua Senat UGM pada tahun 1992.

Karier Anies dalam dunia akademis mencapai puncak ketika ia terpilih sebagai

Rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun. Selama kepemimpinannya, ia

menggagas berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengisi

kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan.

3.3 Visi-Misi

Pengabdian Anies dalam meningkatkan kualitas pendidikan tampak melalui

Gerakan Indonesia Mengajar yang ia dirikan. Gerakan ini bertujuan mengirimkan para

pemuda terbaik ke daerah-daerah terpencil sebagai pengajar. Visinya tentang pendidikan

juga tercermin melalui Gerakan Turun Tangan, yang mengajak semua pihak untuk

berperan aktif dalam mendukung pendidikan dan pemimpin muda potensial.

Selain itu, pada saat mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta Bersama

dengan wakil gubernur, Sandiaga Uno, Anies Baswedan memaparkan visi dan misi

pembangunan Jakarta lima tahun ke depan, sejalan dengan visi-misi yang diungkapkan

pada saat kampanye. “Jakarta kota maju, lestari, dan berbudaya yang warganya terlibat

dalam mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua”. Untuk

memperkuat pelaksanaan visi tersebut, Anies mengungkapkan ada lima misi yang

disiapkan.

• Pertama, menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan

memperkuat nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui

kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan, dan memanusiakan.

• Kedua, menciptakan lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan

pokok, meningkatkan keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur,

kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan tata ruang.

13
• Ketiga, menjadikan tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi,

serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota.

• Keempat, menjadikan Jakarta kota yang lestari dengan pembangunan dan tata

kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial.

• Terakhir, menjadikan Jakarta Ibu Kota yang dinamis sebagai simpul kemajuan

Indonesia yang bercirikan keadilan, kebangsaan, dan kebhinekaan.

3.4 Kebijakan dan Program

Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi elit penguasa yang dapat

membuat kebijakan publik. Anies Baswedan sebagai Gubernur yang merupakan elit

politik mencoba melakukan terobosan baru yang cukup berani. Hal ini menjadi polemik

yang terjadi dalam masyarakat bagaimana gaya kepemimpinan Anies Baswedan dalam

berbagai kebijakan penataan kawasan di DKI Jakarta.

Berdasarkan hasil survei Populi Center menunjukkan, masyarakat ibu kota puas

terhadap 15 dari 27 program yang dijalankan Anies Baswedan selama memimpin

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Meski demikian, ada 12 program yang

dinilai tidak memuaskan oleh warga. Berikut adalah sejumlah program di masa jabatan

Anies Baswedan yang dinilai memuaskan: 1) Taman Maju Bersama (RPTRA): 84,2%;

2)Penerangan Jalan: 81,9%; 3)Kartu Jakarta Sehat (KJS) Plus: 80,3%; 4)Pengelolaan

Sampah: 77%; 5)Pemeliharaan Jalan: 76,2%; 6)JakLingko: 75%; 7)Program Air Bersih:

73,8%; 8)Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus: 73,5%; 9) Pembangunan & Pengoperasian

LRT: 73,4%; 10)Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS): 71,6%;

11)Revitalisasi Taman Ismail Marzuki: 68,5%; 12)Penataan Kampung Kota: 68%;

13)Revitalisasi Bangunan/Sekolah Rendah Emisi: 65,5%; 14)Program Pariwisata:

61,7%; 15)Pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter: 61%.

Sementara itu, ada 12 program Pemprov DKI Jakarta yang dinilai tak memuaskan di

masa jabatan Anies, seperti: 1)Penanganan Banjir: 58,7%; 2)Pembangunan Tanggul

Pengaman Pantai: 57,7%; 3)Penambahan 8 lokasi pembangunan Rusun: 57,1%;

4)Pembangunan Taman Benyamin Sueb: 55,8%; 5)Naturalisasi Sungai: 55%; 6)Penataan

14
PKL Tanah Abang: 55%; 7)Peningkatan Fasilitas Kepelabuhan: 53,9%; 8)Sumur

Resapan: 53,2%; 9)JakPreneur/OK-OCE: 45,5%; 10)Reklamasi Pantai Utara Jakarta:

42,7%; 11)Pelaksanaan Formula E: 42,7%; 12)Rumah DP 0: 33,3%.

Populi Center juga menemukan bahwa dalam lima tahun pemerintahan Anies

Baswedan, tingkat kepuasan warga terhadap kepemimpinan Anies Baswedan relatif

tinggi mencapai 83,5%.

15
BAB IV

ANALISIS PERMASALAHAN

4.1 Gaya Kepemimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan

Kepemimpinan merupakan bagian dari sebuah pendekatan yang dibentuk seorang

pemimpin untuk memimpin, mempengaruhi dan menggerakkan sumber daya manusia

yang dipimpin agar bekerja secara baik serta efektif untuk mencapai suatu tujuan yang

telah direncanakan. Gaya komunikasi pemimpin akan mempengaruhi hasil yang

diperoleh dari masyarakat. Gaya kepemimpinan Anies Baswedan mendapat penilaian

yang positif dari masyarakat. Meskipun tidak dapat dipungkiri pesan yang berkonotasi

negatif tetap ada. Anies mendapat citra negatif sebagai pemimpin yang intoleran dampak

dari Pilkada Jakarta 2017 dengan isu politik identitas dan kedekatannya pada kelompok

212 (tempo,12 Agustus 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Refinchie, Leonard dkk yang

berjudul “Human Branding Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Pada

Masa Pandemi COVID-19 Di Media Sosial Twitter.” Menyatakan bahwa Anies

Baswedan memiliki brand authenticity yaitu kestabilan emosional, kesatuan, energi,

keramahan, memiliki konsisten, ramah, sopan, memiliki sifat gotong royong dan brand

authority dalam mengambil dan membuat kebijakan dengan cepat yang ditandai dengan

kuasa (authority) dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Anies Baswedan dalam kepemimpinannya mampu menyelesaikan krisis dalam

penangan pandemic COVID-19 di DKI Jakarta dengan menggunakan lima strategi

komunikasi dalam melindungi diri dan reputasinya sebagai kepala pemerintahan DKI

Jakarta yaitu justification, apology, competittion, integration, dan concern disamping itu

sikap Anies dalam keberhasilannya menjalankan komunikasi krisis mengambil tanggung

jawab, terbuka dan mendengarkan pendapat para Ahli epidemiology merupakan bagian

dari kepemimpinan transformasional.

16
Kepemimpinan transformasional, yaitu terjadinya kesamaan persepsi antara

pimpinan dan bawahan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai organisasi melalui

kepercayaan, kebanggaan, komitmen, rasa hormat, serta loyalitas dari bawahan ke atasan

dalam meningkatkan kinerja. Gaya kepemimpinan Anies Baswedan menggunakan

pendekatan personal pemimpin dan pendekatan karakteristik kepemimpinan yang akan

menghasilkan kepemimpinan resonansi yang berfungsi menguatkan dan memperpanjang

dampak emosi kepemimpinan. Memahami visi, misi dan tujuan yang diharapakan Anies

selaku kepala daerah kepada semua pihak terkait dengan kepemimpinannya di DKI

Jakarta.

17
BAB V

KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan memotivasi

orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Ada berbagai cara, teori, gaya, indikator

efektivitas, dan aspek-aspek yang terkait dengan kepemimpinan. Penting bagi seorang

pemimpin untuk memiliki visi yang jelas, kemampuan komunikasi yang baik, keterampilan

interpersonal dan manajerial yang kuat.

Kepemimpinan yang efektif adalah hasil dari kerja sama antara pemimpin dan orang-

orang yang dipimpinnya. Dan berdasarkan pendekatan kualitatif melalui tinjauan literatur,

bahwa gaya kepemimpinan Anies Baswedan mendapat penilaian positif dari masyarakat,

meskipun tidak dapat dipungkiri adanya pesan yang berkonotasi negatif. Anies Baswedan

memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, serta memiliki visi-misi dan kebijakan yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan infrastruktur di DKI Jakarta. Dan ada

juga sejumlah program yang dinilai tidak memuaskan oleh sebagian warga, namun tingkat

kepuasan secara keseluruhan terhadap kepemimpinannya relatif tinggi, Dan gaya

kepemimpinan transformasional yang diimplementasikan oleh Anies Baswedan mendorong

kesamaan persepsi antara pimpinan dan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi, dengan

memperkuat kepercayaan, komitmen, dan rasa hormat dari bawahan kepada atasan.

Penekanan pada pendekatan personal dan karakteristik kepemimpinan membentuk

kepemimpinan resonansi yang memperpanjang dampak emosi kepemimpinan Anies

Baswedan di DKI Jakarta.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gary Yukl. (2005). Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.

Sudarwan Danim. (2012). Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.

Sondang P. Siagian. (2003). Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Irham Fahmi. (2011). Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

https://www.indeed.com/career-advice/career-development/situational-leadership.Diakses pada 9

Maret 2024.

https://www.indeed.com/perusahaan/c/info/laissez-faire-leadership . Diakses pada 9 Maret 2024.

https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/gaya-kepemimpinan/ . Diakses pada 9 Maret 2024

https://www.kompas.com/skola/read/2023/11/19/130000469/gaya-kepemimpinan-otoriter--definisi-

ciri-ciri-kelebihan-dan-kekurangan. Diakses pada 9 Maret 2024

Leadership in organizations / Gary Yukl and William Gardner, University of Albany, State University

of New York, 2020.

Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari. 2004. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Sinaga, Astriana Baiti, Cecep Effendi, and Mulkan Habibie. "Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan."

SWATANTRA 21.2 (2023): 179-188.

Edy Sutrisno (2009) ‘’Manajemen Sumber Daya Manusia’’

https://stekom.ac.id/artikel/pemimpin-yang-baik-itu-seperti-apa. Diakses pada 9 Maret 2024

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/10/20/15-dari-27-program-anies-baswedan-bikin-

warga-puas-ini-daftarnya. Diakses pada 9 Maret 2024.

https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1558843-menelusuri-gaya-kepemimpinan-mantan-

gubernur-dki-jakarta-anies-baswedan. Diakses pada 9 Maret 2024.

https://kumparan.com/amanda-nasha-dito-putri/berbicara-mengenai-gaya-kepemimpinan-anies-

baswedan-sebagai-gubernur-dki-jakarta-1vs5gserwQ7. Diakses pada 9 Maret 2024.

19

Anda mungkin juga menyukai