Anda di halaman 1dari 6

Tema : Keterbatasan manusia tidak dapat melawan kemustahilan dalam hidupnya.

Manusia penuh keterbatasan, kekurangan dan kelemahan.

Manusia tidak pernah terluput dari ketiga hal tersebut, Sebab tidak ada satupun manusia yang
Sempurna seperti Tuhan Yesus Kristus yang sempurna.

Tapi Manusia masih bisa melawan ketiga hal tersebut dengan ketekunan dalam mengatasi
kelemahan, kekurangan dan keterbatasannya.

Contoh :

Mahasiswa-Mahasiswi tidak bisa menguasai satu mata kuliah yakni BHS. Inggris.

Tapi karena mereka memiliki ketekunan untuk belajar BHS. Inggris dengan giat setiap saat
maka mereka mendapatkan nilai ulangan dan nilai ujian dengan maksimal.

Walaupun tidak mungkin bisa mendapatkan nilai BHS. Inggris yang sempurna, terlebih terus-
menerus.

Sebab itu adalah sesuatu yang mustahil, yang tidak bisa manusia untuk capai.

Jadi Manusia tidak bisa melawan kemustahilan dalam hidup ini.

Apa itu kemustahilan dalam hidup yang tidak bisa manusia lakukan dengna ketekunan dan
usaha dari manusia ?

Hari-hari yang manusia lewati untuk meraih sesuatu kesempurnaan hidup itu sia-sia belaka.

Karena tidak mungkin akan tercapai, sesuatu yang mustahil dan tidak mungkin manusia bisa
lakukan.

Dalam penciptaan, Tuhan pun juga tidak mungkin manusia dapat menyamain diriNya, makanya
Tuhan melarang manusia makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat yan gdapat
manusia menjadi sama seperti Allah.

Tapi manusia memakannya karena ingin mencari sama seperti Tuhannya, jadi Allah mengusir
manusia ditaman Eden dengan dijagain para Kerub-kerub supaya manusia tidak bisa memasuki
taman Eden, mencari dan memakan buah kehidupan yang menjadikan manusia hidup abadi
seperti Allah.

Demikian juga iblis sebelum dia jatuh, iblis itu seorang malaikat yang cantik, menawan (elok
rupanya), yang memiliki suara merdu sekali dan pintar main musik.

Saat Iblis berjalan saja menuju altar sangat indah sekali dengan iringan bunyi symphony yang
bergema.

Mungkin seperti itu saya mendeskripsikan tentang Iblis sebelum ia jatuh karena
kesombongannya.

Iblis ingin menjadi sempurna juga sama seperti Allah, Bahkan Ia ingin menyaingi Allah.

Maka Dia menjadi malaikat jatuh yang akan menerima hukuman kekekalan.

Tuhan mengusir iblis supaya keinginanmya tidak tercapai atau terpenuhi.

Itulah alasan paling utama mengapa Tuhan mengusir Iblis dari Altar SorgaNya.

Jadi untuk mencapai kesempurnaan, keabadiaan, Keberhasilan terus-menerus tanpa sekalipun


adanya kegagalan, yang sama seperti Allah, itu sesuatu yang Mustahil untuk manusia dapat raih
sampai kapanpun selama ia masih hidup didunia ini.

Kalau manusia sudah masuk Sorga mungkin beda cerita, tidak mungkin sama seperti iblis
sebab manusia itu melebihi dan lebih berharga daripada para malaikat di mata Tuhan.

Tapi tetap saja manusia tidak mungkin dapat menyaingi kuadratnya dengan Allah Sang pencipta
segalanya.

Apa yang Alkitab katakan dan gambarkan tentang hari-hari manusia / keterbatasan yang ada di
dalam diri atau kehidupan manusia ?

1.) Menurut Daud.

A. Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.

Mazmur 144:4.

Diayat ini Daud menggambarkan bahwa manusia itu sama seperti angin dan hari-harinya sama
seperti bayang-bayang yang lewat, tidak ada bedanya.

Coba kita lihat angin berhembus ke kita / pohon pasti lewat seketika saja toh tidak mungkin
anginnya berhenti, diam ke kita / pohon.

Itu sesuatu yang mustahil untuk terjadi.

Demikian juga hari-hari manusia sama seperti bayangan yang lewat.

Yang juga lewat hanya seketika itu aja.

Bayang-bayang terjadi apabila cahaya terhalang sesuatu benda, maka terbentuklah bayang-
bayang.

Tanpa adanya cahaya seperti lampu, matahari, maka bayang-bayang pun akan lenyap / akan
lewat begitu saja secara seketika itu juga.

Jadi tanpa adaya cahaya, hal mustahil dapat memunculkan bayang-bayang, baik bayang-bayang
kita sendiri atau kendaraan ataupun bayang-bayang yang lainnya.

B. Manusia seperti hembusan napas.

MAZMUR 62:10 BM (Alkitab Berita Baik) berbunyi :

Manusia hanya seperti hembusan nafas; besar atau kecil sama-sama tidak berharga.

Kalau ditimbang, mereka ternyata ringan, lebih ringan daripada sehembus nafas.

Coba kita menghembuskan napas pada hidung hanya sebentar / seketika bukan.

Ini gambaran bahwa siapapun manusia baik kaya atau miskin sama.

Tidak ada yang istimewa dari manusia pada akhirnya mereka akan kembali kepada Sang
pemilikNya.

C. Hari-hari manusia seperti rumput dan bunga di padang. (Mazmur 103:15-16).

Coba kita lihat rumput dan bunga ditaman, saat angin melintasi pasti rumput akan bergoyang
dan bunga akan rontok terbawa angin.

Kehidupan manusia sama seperti rumput dan bunga yang terbawa oleh angin.

Di 1 Petrus 1:24, Petrus lebih jelas lagi mengartikan kehidupan manusia yang seperti Rumput
kering dan bunga gugur.

Artinya Saat angin melintasi rumput bukan hanya bergoyang sesuai arah mata angi tapi dia
akan rontok terbawa oleh angin sebab rumput tersebut kering demikkan juga bunga gugur akan
mudah rontok saat tertiup oleh angin.

Yesaya 40:6-7, Yesaya lebih jelas lagi mengartikan tentang rumput yang kering dan bunga
menjadi layu artinya Bahwa saat Tuhan menghembuskan napasNya (menimpakan malapetaka
kepada manusia, seperti sakit penyakit yang mematikan, kecelakaan, musibah) maka habislah
manusia (manusia pasti akan binasa).

D. Hari-hari manusia seperti bayang-bayang memanjang dan layu seperti rumput. (Mazmur
102:11).

Daud mengatakan bahwa hari-harinya seperti bayang-bayang memanjang dan rumput kerimg
yang mudah layu.

Apa artinya bayang-bayang memanjang ?


Di Versi Mudah Dibaca (VMD) berbunyi : "Hidupku hampir habis seperti bayang-bayang yang
panjang menjelang matahari terbenam.

Aku seperti rumput yang kering dan layu".

Jadi saat matahari terbenam hampir langit menjadi gelap, bayang-bayang kita akan memanjang
lalu saat malam bayang-bayang kita akan lenyap / hilang.

Sama dengan kehidupan manusia yang hanyalah sementara / ada batasannya., tidak ada
manusia yang bisa hidup kekal didalam dunia.

Seperti perkataan Musa seperti di Mazmur 90:10.

Nanti saat manusia meninggalkan dunia maka manudia bisa hidup kekal tanpa kematian, tanpa
sakit-penyakit dan penderitaan hidup.

2.) Menurut Yakobus.

Hari-hari manusia sama seperti uap. (Yakobus 4:14).

Yakobus berkata bahwa hidup manusia itu sama seperti uap yang hanya sebentar saja kelihatan
/ muncur, lalu lenyap sudah.

Jadi kehidupan manusia sebentar, tidak selamanya manusia akan hidup didalam dunia.

Pada nantinya / akhirnya kita akan meninggal / meninggalkan dunia ini, seperti lagu :

"Ku tak membawa apapun juga saat ku datang kedunia.

Ku tinggal semua, pada akhirnya, saat ku kembali ke Sorga."

3.) Menurut Ayub.

A. Hari-hari manusia seperti orang upahan. (Ayub 7:1).

Ayub saat dia dicobain iblis habis-habisan, sampai hidupnya melarat, tidak berdaya lagi, Ayub
mengaku bahwa Hidup manusia seumpama seperti orang upahan.

Artinya apa orang upahan ?

Bahwa seperti diayat 1; Bahwa manusia harus bergumul di bumi sebab seperti judul perikopnya
bahwa "Hidup itu berat".

Semua manusia mengaku bahwa hidup itu susah, berat, tidak mudah menjalani hidup yang
semakin hari semakin sukar dan tidak tentu arah seperti sekarang ini.

Makanya Ayub berkata bahwa Manusia untuk tetap bisa hidup harus berusaha, bekerja mencari
upah bukan malas-malasan atau nganggur.

Kalau malas-malasan saja, iya tidak dapat uang kalau tidak dapat uang iya tidak bisa beli
makanan-minuman, dan kalau tidak bisa beli makanan-minuman, iya tidak bisa hidup.

Mungkin ada beberapa orang malas, nganggur tidak bekerja yang dapat hidup karena dikasih
makan oleh kerabatnya, tertangganya atau saudaranya tapi tidak mungkin mereka setiap hari
memberi ia makan apalagi kalau mereka tau bahwa orang yang dikasihaninya adalah seorang
pengangguran / pemalas pasti ada batasnya mereka akan mengasihani orang seperti tersebut.

Tidak selamanya mereka akan mengasihaninya, itu sesuatu hal yang mustahil.

B. Hari-hari manusia lebih cepat dari pada seorang pelari. (Ayub 9:25).

Setelah itu Ayub mengakui bahwa hari-harinya lebih cepat dari pada seorang pelari.

Apa artinya hidup manusia itu lebih cepat dari pada seorang pelari ?

Saudara pasti pernah melihat pelari, mereka larinya sangat cepat karena mereka sedang
berlomba untuk memperebutkan piala, dan rekor menjadi seorang yang tercepat dimuka bumi.

Tidak mungkin seorang pelari itu berlambat-lambat, itu sesuatu hal yang mustahil untuk kita
saksikan.

Jadi Apa yang Ayub maksudkan ?

Bahwa hari-hari manusia cepat lenyap tanpa melihat bahagia.

Sama seperti yang terjadi pada Ayub saat dia dicobain.

Saat manusia dicobain tidak mungkin manusia akan merasakan kebahagiaan tapi yang
dirasakannya adalah kesengsaraan.

Hidup didunia ini penuh dengan percobaan, tekanan dan permasalahan.

Maka dari itu jika manusia ditanya :

Apa yang membuatmu merasakan bahagia dalam hidupmu ?

Sebagian besar manusia tidak dapat menjawab, sebagian besat juga manusia akan bingung,
berpikir dan kesusahan dalam menjawab dan hanya sebagian kecil saja manusia akn bisa
menjawab tanpa bingung.

Tapi jawabannya pasti sederhana / biasa saja / yang umum saja seperti saya berbahagia saat
saya ulang tahun sebab ulang tahun panjang umurnya.

Sebenarnya kalau dipikir ulang tahun itu bukan panjang umur tapi semakjn umur bertambah
maka semakin pendek usia manusia.
Jadi apa kebahagiaan dari manusia yang sedang merayakan ulang tahun (merayakan
bertambah usianya semakin tua / semakin pendek umurnya), Aneh bukan..

Di ayat 26; Itu juga sama berbicara bahwa hari-hari manusia berlalu dengan cepar tanpa melihat
/ merasakan kebahagiaan.

Kebahagiaan disini yang dimaksud Ayub bukan bahagia yang biasa-biasa saja seperti
sedeorang yang berulang tahun atau terbebas dari masalah, bukan itu, tapi Ayub merasakan
bahagia saat dia menyelesaikan percobaannya, bukan karena dia tidak dicobain oleh iblis /
terbebas dari percobaan tapi saat Tuhan memulihkannya.

Itulah yang membuat Ayub melihat dan merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

Kesimpulannya :

Menurut Daud, Bahwa Daud meminta kepada Tuhan sulaya ia menjadi bijaksana yakni tidak
menyia-nyiakan waktu yang ada, tidak membuang waktu yang ada dengan hal yang sia-sia,
tetap waspada karena Manusia adalah makhluk yang terbatas, makhluk yang tidak dapat
melawan kemustahilan dalam hidupnya. (Mazmur 90:12).

Dan Menurut Ayub dengan pemikiran yang berbeda dari Daud, Bahwa Umur manusia itu singkat
dan penuh kegelisahan, manusia tidak dapat bertahan dari kegelisahan dihidupnya sebab hidup
manusia ada batas-batasannya, manusia itu makhluk yang terbatas, tidak berdaya dan tidak
bisa melawan ketidak mustahilan dalam hidupnya. (Ayub 14:1-2,5-6)

Maka dari itu, Ayub putus asa dan berkata kepada teman-temannya diayat 6 Versi Mudah
Dibaca (VMD) :Jadi, janganlah perhatikan kami; tinggalkanlah kami sendirian.

Biarlah kami senang atas hidup kami yang berat ini hingga masa hidup kami habis.

Akhirnya Kita mau pilih pemikiran yang seperti siapa, Daud atau seperti Ayub ?

Akan tetapi untuk melawan ketidakmustahilan dalam hidupmu (impossibility in your life) harus
milikilah pemikiran dan keputusan seperti Daud, bukan seperti Ayub.

Anda mungkin juga menyukai