Anda di halaman 1dari 5

TANGGAPAN DISKUSI “Kuncinya Adalah Kebutuhan Pasar”

PADA CHANEL DANGAU INSPIRASI.

Oleh : Ismal Basri.

Sangat menarik Diskusi antara Sdr.Djoni selaku Host Pada


Chanel Dangau Inspirasi dengan Sdr.Novrial Ka.Dinas
Perinsdustrian dan Perdagangan yang dishare pada GRUP WA
Komunikasi IKA , hari Rabu tanggal 24 Januari 2024, yang
judulnya “KUNCINYA ADALAH KEBUTUHAN PASAR “

Saya ingat kembali ketika menghadiri Indonesia-Malaysia-


Singapore Growth Trianggle Meeting ( IMS-GT ) di Lampung
tahun 2000.

Delegasi Indonesia kira-kira 200 orang ( Sumbar, Jambi,


Bengkulu,Palembang dan Lampung ), Malaysia kira-kira 15
orang dan Singapur 7 orang.

Yang hadir utusan pemerintah dan swasta (ekportir,importir).


Pertemuan ini adalah pertemuan tingkat II yaitu pertemuan
Bussines Council Meeting (BCM), sebelum masuk ke
Pertemuan tingkat I yaitu pertemuan antara masing-masing
Menteri ( Ministerial Meeting), untuk mengambil kebijakan
dari hasil BCM. Pertemuan ini bergilir diketiga negara peserta
setiap tahun.

1.
Secara mengejutkan ketika giliran Utusan Singapur berbicara
dengan lantang utusan yang 7 orang itu melalui juru
bicaranya, yang kira-kira seingat Saya : No meeting next year
in Singapore, so please from Indonesia send a leafy
vegetables do not send tomatoes , because good tomatoes
come from Australia.( Itu kira-kira , saya kurang paham juga
kalau grammer bahasa Inggeris ini betul).

Pernyataan Utusan Singapur tersebut implisit menyatakan


tidak perlu rapat-rapat lagi yang penting mana komoditi
Sayur yang akan kami beli, khususnya dari Indonesia.

Hasil rapat di Lampung ini saya kirim ke Gubernur Sumbar


dan ditanggapi oleh Bpk.Prof.Fachri Ahmad beliau Wagub
waktu itu, tentunya tanggapan beliau dapat dipahami oleh
Dinas yang bersangkutan.

Menyambung dengan dialog Sdr.Djoni dengan Sdr.Novrial,


dan dihubungkan dengan pengalaman saya hadir di Lampung
itu, secara implisit tentu ada pasar, ada kebutuhan dalam hal
ini sayuran berdaun.

Saat ini tentu timbul pula pertanyaan, adakah kebutuhan


sayur dari Sumbar untuk: negara tetangga, propinsi tetangga
dan nasional ( pasar Induk Kramat Jati ) ?, jawabannya pasti
ada karena petani hortikultura masih exist, yang masih
menjadi pertanyaan bagaimana mengelolanya.

2.
Kembali pada tahun 2000, seandainya permintaan Singapur
dipenuhi tentu unsur 3 K yang diutarakan sdr.Novrial dalam
dialog diatas sudah terlihat sekarang :

K.1: Kuantitas, tentu jelas lokasi dan luasan hektarnya,


berupa kawasan Sentra Produksi Sayuran sehingga tercapai
tonasenya.

K.2: Kualitas, tentu jelas jenis sayurnya, ukuran, dan


sebagainya.

K.3 : Kontinuitas, tentu akan terjamin suplay karena

adanya pengaturan tanaman, pada areal – areal Sentra


Produksi.

Cerita diatas cerita tahun 2000 , 24 tahun lalu apakah


sekarang kita atau Pemda Sumbar dengan instansi terkait
masih membicarakan pasar ?

Saya yakin dialog diatas dapat tercapai kalau ada kebijkan


dari Pemda Sumbar , atau apakah memang perlu Sayur
petani dipasarkan, atau secara alamiah petani Sayur Sumbar
sudah menguntungkan.

Kalau memang perlu dibantu agar petani Sayur lebih


sejahtera atau komoditi pangan lainnya sehingga komoditi
ekspor Sumbar ada dari unsur hortikultura, mendampingi

3.
cassia vera, kopi , gambir, pinang, sawit, karet dan
sebagainya, hemat Saya perlu langkah-langkah sebagai
berikut :

a. Dinas terkait mencari pasar komoditi apa yang


dibutuhkan serta kwalitasnya.(jual apa yang
dibutuhkan konsumen, bukan konsumen membeli
apa yang anda jual ), ini berguna untuk mengarahkan
petani.(Sell what consumers need )
b. Penuhi unsur 3 K dalam bisnis, Kuantitas,Kualitas dan
Kontinuitas, perlu adanya Sentra Produksi,adanya
jaminan mutu,(Good Agricultural Practices)
c. Lengkapi infrastruktur , kelembagaan petani Sayur
( Institutional Strengthening), Cold Storage, Adanya
Eksportir sebagai pelaksana pemasaran.

d. Kebijakan dari Pemda ( Local Government


Regulation) yang terlihat dalam RPJM,RKPD ,
Program dan Kegiatan Instansi terkait, serta regulasi
lainnya yang membuat petani menjadi profesional di
bidangnya.

e. Koordinasi yang kuat dan terukur dengan Daerah


penghasil sayur ( Kabupaten/Kota).

4
f.Peran Bappeda sangat penting dalam rangka
mengkoordinasikan Program dan Kegiatan pada Instansi
terkait serta menjamin ketersediaan anggaran untuk waktu
tertentu.

Demikian tanggapan atas keikut sertaan terhadap postingan


dalam WA Grup Komunikasi IKA, diharapkan diskusi ini akan
berkembang menjadi kenyataan.

Siteba 5 Februari 2024.

5.

Anda mungkin juga menyukai