ama Minangkabau diyakini berasal dari dua kata, yaitu minang dan kabau.
Nama itu dikaitkan
dengan suatu legenda yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing yang datang dari laut dan akan melakukan penaklukkan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang masih menyusu lalu dikarantinakan serta dipuasakan beberapa hari sebelum pertempuan. Dalam pertempuran, anak kerbau dipasangkan tanduk runcing besi yang bernama Minang. Anak kerbau yang masih menyusui tersebut menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau,[17] yang berasal dari ucapan "Manang kabau" (menang kerbau). Kisah tambo ini juga dijumpai dalam Hikayat Raja-raja Pasai, hikayat menyebut kerajaan asing ini sebagai Majapahit dan juga menyebutkan bahwa kemenangan itu menjadikan negeri yang sebelumnya bernama Pariangan menggunakan nama tersebut.[18] Selanjutnya penggunaan nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. De Jong menawarkan kerajaan asing ini sebagai Singasari, dia merujuk kepada upaya Singasari dalam menaklukkan Dharmasraya saat ekspedisi Pamalayu.[19]