Minangkabau menyebar ke kawasan darek yang lain serta membentuk beberapa kawasan
tertentu menjadi kawasan rantau. Konsep rantau bagi masyarakat Minang merupakan suatu
kawasan yang menjadi pintu masuk ke alam Minangkabau. Rantau juga berfungsi sebagai
tempat mencari kehidupan, kawasan perdagangan. Rantau di Minangkabau dikenal
dengan Rantau Nan Duo terbagi atas Rantau di Hilia (kawasan pesisir timur) dan Rantau di
Mudiak (kawasan pesisir barat).[27]
Pada awalnya penyebutan orang Minang belum dibedakan dengan orang Melayu, namun sejak
abad ke-19, penyebutan Minang dan Melayu mulai digunakan untuk membedakan
budaya matrilineal yang tetap bertahan pada etnis Minang, berbanding patrilineal yang dianut
oleh masyarakat Melayu pada umumnya.[28] Kemudian, pengelompokan ini terus berlangsung
demi kepentingan sensus penduduk maupun politik hingga saat ini.