Anda di halaman 1dari 142

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara keberatan terhadap Putusan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU) dalam tingkat pertama, menjatuhkan putusan sebagai berikut

do
gu dalam perkara antara :
PT. ANGKASA PURA LOGISTIK, yang berdomisili Hukum di Graha

In
A
Angkasa Pura I Blok B12 Kav.2, Kota Baru Bandar Kemayoran
Rt.03, Rw.10, Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kecamatan
ah

lik
Kemayoran Kota, Jakarta Pusat, dalam hal ini memberikan kuasa
kepada : Dr. N. PININTA AMBUWARU, SH.,MM.,MH.,LL.M., VMF.
DWI RUDATIYANI, SH., dan T. TRIYANTO, SH.,CN., semuanya
am

ub
Advokat dan Konsultan Hukum, berkantor di Pininta &Rudatiyani
Law Firm, yang beralamat di Wisma Kodel Lantai 10, Jl. H.R.
ep
Rasuna Said Kav B-4, Kuningan, Jakarta Selatan berdasarkan surat
k

kuasa khusustertanggal 3 Juli 2017, selanjutnya disebut


ah

PEMOHON KEBERATAN.
R

si
Melawan
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, beralamat di Jl. Ir. Juanda

ne
ng

No. 36, Jakarta Pusat, dalam hal ini memberikan kuasa kepada :
ARYA WIDYA SATRIA, S.H., HERMININGRUM, S.H., M.H dan

do
gu

TESA AYUDIA, S.H., ketiganya adalah pegawai KOMISI


PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, berdasarkan surat kuasa
In
khusus No. 35/K/SK/VII/2017 tanggal 25 Juli 2017 dan Surat
A

Perintah No. 37/K/Prin/VII/2017 tanggal 25 Juli 2017, selanjutnya


disebut TERMOHON KEBERATAN.
ah

lik

Pengadilan Negeri tersebut;


m

ub

Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat lain yang


bersangkutan;
ka

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;


ep

TENTANG DUDUKNYA PERKARA


ah

Menimbang, bahwa Pemohon Keberatandengan surat permohonannya


R

tanggal 12 Juli 2017 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri


es

Jakarta Pusat pada tanggal 12 Juli 2017 di bawah Register Nomor 358/Pdt.Sus-
M

ng

KPPU 2017/PN.Jkt.Pst.,telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :


on

Halamana 1 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
I. DASAR HUKUM PERMOHONAN KEBERATAN

si
Adapun Dasar Hukum Pemohon dalam Pengajuan Keberatan ini adalah :
1. Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang RI No.5 Tahun 1999 tentang

ne
ng
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang
menyebutkan : “Pelaku Usaha dapat mengajukan Keberatan kepada

do
gu Pengadilan Negeri selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah
menerima Pemberitahuan Putusan tersebut”.
2. Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 03

In
A
Tahun 2005 tentang tata cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan
terhadap Putusan KPPU yang menyebutkan :
ah

lik
(1) “Keberatan diajukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari
terhitung sejak Pelaku Usaha menerima Pemberitahuan Putusan
KPPU dan atau diumumkan melalui website KPPU.
am

ub
(2) Keberatan diajukan melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang
bersangkutan sesuai dengan prosedur Pendaftaran Perkara
ep
k

Perdata dengan memberikan Salinan Keberatan kepada KPPU.


3. Pasal 1 angka 4 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 03 Tahun
ah

R
2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan terhadap

si
Putusan KPPU yang menyebutkan : “Hari adalah Hari Kerja”

ne
II. BATAS TENGGANG WAKTU PENGAJUAN KEBERATAN.
ng

Pemberitahuan Keputusan KPPU telah Pemohon terima pada hari Selasa


tanggal 20 Juni 2017 atas dasar Berita Acara Serah Terima Dokumen

do
gu

Petikan dan Salinan Putusan Komisi Perkara Nomor 08/KPPU-L/2016 dan


Permohonan Keberatan ini Pemohon ajukan pada tanggal 13 Juli 2017,
In
A

sehingga Permohonan ini telah diajukan masih dalam batas tenggang


waktu 14 (empat belas) Hari Kerja (setelah dipotong dengan libur lebaran
ah

bersama dan libur resmi kalender).


lik

III. PENGADILAN NEGERI TEMPAT DIAJUKANNYA KEBERATAN :


Sesuai Ketentuan Pasal 2 angka 1 Peraturan Mahkamah Agung Republik
m

ub

Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya


ka

Hukum Keberatan Terhadap Putusan KPPU disebutkan : “Keberatan


ep

terhadap Putusan KPPU hanya diajukan oleh Pelaku Usaha Terlapor


kepada Pengadilan Negeri tempat kedudukan Hukum Pelaku Usaha
ah

tersebut.”
R

es

Bahwa berdasarkan Surat Keterangan : 171/27/1BU.1/31.71.03.1005/-


M

071.562/e/2017,tertanggal 21 Maret 2017 yang dikeluarkan oleh Kepala Unit


ng

on

Halamana 2 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kelurahan Gunung Sahari

R
Selatan dan berlaku sampai dengan tanggal 21 Maret 2002, domisili /

si
alamat perusahaan Pemohon adalah Graha Angkasa Pura I Blok B12

ne
ng
Kav.2, Kota Baru Bandar Kemayoran, RT.03, RW.10, Kelurahan Gunung
Sahari Selatan, Kecamatan Kemayoran Kota, Jakarta Pusat, sehingga
adalah sesuai dengan Ketentuan apabila Permohonan Keberatan ini

do
gu diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
IV. AMAR PUTUSAN KPPU Perkara Nomor 08/KPPU-L/2016, tanggal 14

In
A
Juni 2017
Adapun Amar Putusan KPPU dalam Perkara Nomor 08/KPPU-L/2016,
ah

lik
tanggal 14 Juni 2017 adalah sebagai berikut :
MEMUTUSKAN:
1. Menyatakan bahwa Terlapor secara sah dan meyakinkan melanggar
am

ub
Pasal 17 ayat 1 dan 2 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999;
2. Menghukum Terlapor membayar denda sebesar Rp. 6.551.558.600,00
ep
k

(enam milyar lima ratus lima puluh satu juta lima ratus lima puluh delapan
ribu enam ratus rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai
ah

R
Setoran Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha

si
Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank

ne
Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda
ng

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);


3. Bahwa setelah Terlapor melakukan pembayaran denda, maka Salinan

do
gu

Bukti Pembayaran Denda tersebut dilaporkan dan diserahkan ke KPPU.


V. ALASAN KEBERATAN PEMOHON
In
A

Bahwa yang menjadi dasar KPPU dalam memutus perkara tersebut di atas
tertuang dalam pertimbangan “Tentang Hukum” sebagaimana dimuat
ah

dalam Salinan Putusan halaman 448 s/d 514.


lik

Bahwa dalam pertimbangan tersebut, Majelis Komisi telah melakukan


penilaian dan analisis berkaitan dengan perkara ini dengan menguraikan
m

ub

dalam beberapa bagian, yaitu :


ka

1. Tentang Identitas Pelapor


ep

2. Tentang Obyek Perkara dan Dugaan Pelanggaran


3. Tentang Kewenangan KPPU dalam perkara A quo
ah

4. Tentang Pasar Bersangkutan


R

es

5. Tentang Kegiatan Pengusahaan Bandar Udara


M

6. Tentang Tarif
ng

on

Halamana 3 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. Tentang Fakta Lain

R
8. Tentang Dampak

si
9. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 17 ayat 1 dan 2 UU Nomor 5 Tahun

ne
ng
1999.
Adapun yang menjadi alasan Pemohon berkaitan dengan pertimbangan
Majelis KPPU tersebut adalah sebagai berikut :

do
gu 1. Tentang Identitas Terlapor.
Bahwa Majelis Komisi dalam menilai Identitas Terlapor ini telah

In
A
mengabaikan kemungkinan adanya Terlapor lain ataupun penilaian
apakah Pemohon sesungguhnya layak dan pantas secara Hukum
ah

lik
didudukkan sebagai Terlapor atau satu-satunya Terlapor dalam perkara
ini.
am

ub
1.1. Seperti yang telah Pemohon ungkapkan dalam Tanggapan/Nota
Pembelaan sebagaimana termuat dalam Putusan halaman 88 (butir
12.1.2.4) dan Kesimpulan halaman 408-409 dan 411 (butir 25.1.1
ep
k

dan butir 25.1.6), status dan kedudukan Pemohon dalam melakukan


ah

kegiatan operator jasa Penanganan Kargo dan Pos Pesawat Udara


R

si
di Terminal Kargo, bukan atas dasar hak dan kewenangan yang
melekat dan dimiliki oleh Pemohon tapi hak dan kewenangan ini

ne
ng

merupakan pelimpahan dari PT. Angkasa Pura I (Persero) atas


dasar adanya Perjanjian Kerjasama sebagaimana tertuang dalam
Perjanjian Kerjasama antara PT. Angkasa Pura I (Persero) dengan

do
gu

Pemohon tentang Pengelolaan Terminal Kargo dan Pos di Bandar


Udara Sepinggan, Bandar Udara Hasanuddin, Bandar Udara
In
A

Syamsudin Noor dan Bandar Udara Adi Sumarmo Nomor :


SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor : 02 (APL-AP1/2013-DU,
ah

lik

tertanggal 18 Januari 2013 (vide Bukti T-1).


1.2. Bahwa Perjanjian Kerjasama tersebut kemudian diperbaharui
dengan ditandatanganinya Perjanjian Sewa Menyewa dan Konsesi
m

ub

dalam pengoperasian Terminal Kargo di Bandar Udara yang


ka

dikelola PT. Angkasa Pura I (Persero) Nomor :


ep

SP.235/HK.06.02/2016/MD dan Nomor : SP.01/HK.06.02/2016-PD


tanggal 1 Juni 2016 (vide Bukti T-25).
ah

1.3. Bahwa Termohon sendiri telah mengabaikan keterangan Ahli


R

es

Hukum Persaingan Usaha Prof. Hikmahanto Juwana, SH, LL.M


M

sebagaimana termuat dalam Putusan halaman 157 yang telah


ng

on

Halamana 4 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meminta Majelis Komisi untuk dapat menentukan terlebih dahulu,

R
siapa yang dapat dimintakan pertanggungjawaban berkaitan

si
dengan adanya pelimpahan kewenangan dari PT. Angkasa Pura I

ne
ng
(Persero) kepada Pemohon, dimana Prof. Hikmahanto Juwana, SH,
LL.M., selaku Ahli Persaingan Usaha sendiri merasa tidak kompeten
untuk menjawab pertanyaan ini.

do
gu 1.4. Bahwa demikian juga dengan keterangan Ahli Hukum Prof.
Ahmadi Miru sebagaimana termuat dalam Putusan halaman 182

In
A
yang memberikan keterangan, dalam hal suatu perjanjian telah
dibuat melanggar Undang-Undang, maka perjanjian tersebut BATAL
ah

DEMI HUKUM karena kausanya tidak halal, dimana dengan

lik
gugurnya perjanjian tersebut, menurut Ahli semua yang berlaku
tidak dianggap lagi karena masing-masing pihak sudah memperoleh
am

ub
apa yang diinginkan pada waktu itu dan sesudahnya saja yang kita
hitung.
ep
1.5. Bahwa dengan demikian masih ada kerancuan secara Hukum
k

mengenai Identitas Terlapor, siapa yang sesungguhnya dapat


ah

dijadikan sebagai Terlapor, apakah Pemohon selaku Penyewa


R

si
dan Pelaksana Perjanjian Pengelolaan Terminal Kargo Bandara
Udara atau PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai Pemilik Hak

ne
ng

dan Pemberi Sewa ataukah kedua-duanya dan/atau ada pelaku


lain yang memungkinkan dapat dijadikan sebagai Terlapor dan

do
gu

adanya kerancuan tentang sah tidaknya perjanjian yang dibuat oleh


Pemohon dengan PT. Angkasa Pura I (Persero) dan siapa yang
bertanggung jawab berkaitan dengan pelimpahan hak dan
In
A

kewenangan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama serta Sewa


Menyewa antara Pemohon dengan PT. Angkasa Pura I (Persero),
ah

lik

yaitu Penyewa atau tetap melekat pada Pemberi Sewa serta


bagaimana Akibat Hukum dari pelaksanaan perjanjian tersebut
m

ub

apabila batal demi hukum dan dianggap tidak sah.


Permohonan Putusan Sela 1 :
ka

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung


ep

RI Nomor 03 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum


ah

Keberatan Terhadap Putusan KPPU disebutkan : “Dalam hal Majelis Hakim


R

berpendapat perlu pemeriksaan tambahan, maka melalui putusan sela


es

memerintahkan kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan“.


M

ng

on

Halamana 5 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atas dasar hal tersebut Pemohon memohon dengan hormat kepada Majelis

R
Hakim Pemeriksa Keberatan ini, untuk memerintahkan kepada KPPU untuk

si
melakukan Pemeriksaan Tambahan dengan memeriksa dan/atau

ne
ng
mendengarkan keterangan:
1. Ahli Hukum Perseroan;
2. Ahli Hukum Perjanjian.

do
gu Guna mendapatkan kejelasan berkaitan dengan permasalahan tersebut di atas.
2. Tentang Obyek Perkara dan Dugaan Pelanggaran

In
A
2.1 Bahwa Termohon dalam putusannya telah menetapkan obyek
perkara adalah PRAKTEK MONOPOLI yang dilakukan oleh
ah

lik
Pemohon di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar, dalam melakukan kegiatan/usaha:
am

ub
1. Sebagai Operator Jasa penyediaan fasilitas terminal
untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal
Kargo.
ep
k

2. Sebagai satu-satunya “Regulated Agent” yang


ah

memberikan pelayanan jasa pemeriksaan dan


R
pengendalian keamanan kargo dan pos di Terminal

si
Kargo.

ne
ng

3. Sebagai pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara


(EMPU) yang bersaing dengan perusahaan EMPU
lainnya.

do
gu

2.2 Bahwa Termohon telah salah dalam menentukan obyek perkara a


quo sebagaimana dimaksud angka 2.1.1 di atas, dimana secara
In
A

yuridis normatif maupun yuridis empiris Pemohon merupakan


operator jasa penanganan kargo dan pos pesawat udara di
ah

terminal kargo, bukan operator jasa penyediaan fasilitas


lik

terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal


Kargo. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha jasa penyediaan
m

ub

fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di


Terminal Kargo masuk kategori jasa kebandarudaraan
ka

ep

sebagaimana diatur dalam Pasal 232 ayat (2) huruf b Undang-


Undang Nomor 1 Tahun 2009 sedangkan kegiatan usaha jasa
ah

penanganan kargo dan pos masuk kategori jasa terkait bandar


R

udara sebagaimana diatur dalam Pasal 232 ayat (3) huruf a angka
es
M

7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009.


ng

on

Halamana 6 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.3 Bahwa berbicara mengenai subyek atau pelaku usaha yang

R
melakukan kedua kegiatan tersebut di atas adalah sangat

si
berlainan, dimana kegiatan jasa penyediaan fasilitas terminal untuk

ne
ng
pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal Kargo dilakukan
oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) selaku Badan Usaha Bandar
Udara, sedangkan kegiatan usaha jasa penanganan kargo dan pos

do
gu dilakukan oleh Pemohon.
2.4 Bahwa sebelum membahas dugaan pelanggaran, apakah

In
A
Pemohon telah melakukan Praktek Monopoli atau tidak, kiranya
perlu ditanyakan apa yang dimaksud dengan Praktek Monopoli
ah

menurut Hukum.

lik
2.5 Bahwa menurut Ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
am

ub
Persaingan Usaha Tidak Sehat disebutkan “Praktek Monopoli
adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih Pelaku
ep
Usaha, yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau
k

pemasaraan atas barang dan atau jasa oleh Pelaku Usaha


ah

tertentu sehingga menimbulkan perilaku anti persaingan dan


R

si
merugikan kepentingan umum”.
Bahwa selanjutnya dalam angka 3 nya disebutkan yang dimaksud

ne
ng

dengan Pemusatan Kekuatan Ekonomi adalah penguasaan


yang nyata dari pasar oleh satu atau lebih Pelaku Usaha, sehingga

do
gu

dapat menentukan penguasaan barang dan atau jasa dan


penetapan harga dalam wilayah Republik Indonesia.
2.6 Bahwa mengingat kegiatan usaha Pemohon di Bandara Udara
In
A

Hasanuddin Makassar adalah murni usaha jasa, sehingga untuk


dapat memastikan apakah usaha jasa yang dilakukan oleh
ah

lik

Pemohon tersebut merupakan Praktek Monopoli dan terjadi


Pemusatan Kekuatan Ekonomi atau tidak, maka atas dasar definisi
m

ub

di atas ada 2 (dua) hal pokok yang harus dicermati untuk dapat
menentukan Pemohon telah melakukan Praktek Monopoli dan
ka

Pemusatan Kekuatan Ekonomi, yaitu :


ep

a. Apakah Pemohon dapat menentukan penguasaan usaha


ah

jasa yang dilakukan Pemohon di Bandara Hasanuddin


R

Makassar tersebut ?
es

b. Apakah Pemohon dapat menetapkan harga dalam


M

ng

memberikan jasa di Bandara Hasanuddin Makassar ?


on

Halamana 7 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.7 Bahwa seperti apa yang telah Pemohon kemukakan dalam butir 1.1

R
di atas, Pemohon dalam melakukan kegiatan usaha sebagai

si
Operator Jasa Penanganan Kargo dan Pos di Terminal Kargo dan

ne
ng
bukan atas dasar hak dan kewenangan yang melekat pada
Pemohon tapi atas dasar Perjanjian Kerjasama dan Sewa
Menyewa serta Konsesi dengan PT. Angkasa Pura I (Persero),

do
gu sehingga pihak yang menentukan dapat tidaknya dilakukan
kegiatan usaha di Terminal Kargo bukanlah Pemohon tapi

In
A
menjadi hak dan kewenangan PT. Angkasa Pura I (Persero)
sepenuhnya.
ah

2.8 Bahwa demikian juga dalam menentukan harga atau Tarif

lik
Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Peasawat Udara (PJKP2U), baik
itu tarif out going atau Bukti Timbang Barang (BTB) ataupun tarif
am

ub
incoming atau Tanda Terima Barang (TTB) sebesar Rp.500,-/Kg,
(sudah termasuk PPN 10 %) bukanlah Pemohon yang menentukan,
ep
tapi penentuan tarif jasa ini sepenuhnya menjadi kewenangan PT.
k

Angkasa Pura I (Persero) sebagaimana Surat Keputusan Direksi


ah

PT. Angkasa Pura I (Persero) Nomor : KEP.179/KB.09/2014


R

si
tentang Pemberlakuan Tarif PJKP2U di Bandar Udara Sultan
Hasanuddin disamping juga atas dasar adanya kesepakatan dari

ne
ng

hasil negosiasi dengan Perwakilan Pengguna Jasa.


2.9 Bahwa dengan tidak terbukti Pemohon sebagai Penyedia Jasa

do
gu

dapat menentukan kegiatan usaha jasa sebagai Operator


Penanganan Kargo dan Pos di Terminal Kargo di Bandar Udara
Sultan Hasanuddin dan dapat menentukan harga atau tarif jasa,
In
A

maka Pemohon tidaklah dapat dikategorikan telah melakukan


Praktek Monopoli.
ah

lik

2.10 Bahwa demikian juga Pemohon sebagai “Regulated Agent” yang


memberikan pelayanan jasa pemeriksaan dan pengendalian
m

ub

keamanan kargo dan pos di Terminal Kargo, dimana Pemohon


dapat menjalankan usaha sebagai “Regulated Agent” ini karena
ka

ada izin operasional dari Direktorat Keamanan Penerbangan


ep

Kementerian Perhubungan RI sebagaimana tertuang dalam surat


ah

Nomor 004/PKKP.DKP/II/2015,tertanggal 25 Maret 2015 (Vide


R

Bukti T-7), sehingga yang dapat menentukan siapa yang dapat


es

menjadi “Regulated Agent” di Bandara Udara Sultan Hasanuddin


M

ng

ini bukanlah Pemohon tapi Kementerian Perhubungan RI.


on

Halamana 8 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.11 Bahwa demikian juga dalam menentukan besarnya jasa atau tarif

R
Regulated Agent atau tarif Pelayanan Jasa Pemeriksaan

si
Keamanan Kargo dan Pos (PJPK2P) sebesar Rp.550,-/Kg (sudah

ne
ng
termasuk PPN 10 %), bukanlah Pemohon yang menentukan, tapi
besaran tarif ini sesuai dengan tarif BATAS BAWAH yang
ditetapkan oleh Kemeterian Perhubungan yang tertuang dalam

do
gu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 2015 dan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 153 tahun 2015.

In
A
Bahwa dengan tidak terbukti Pemohon sebagai pihak yang dapat
menentukan kegiatan usaha jasa sebagai “Regulated Agent” dan
ah

sebagai pihak yang dapat menentukan besarnya tarif PJPK2P

lik
kepada Pengguna Jasa, maka Pemohon tidaklah dapat
dikategorikan telah menjalankan Praktek Monopoli.
am

ub
2.12 Bahwa dengan pemberlakuan Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos
Peasawat Udara (PJKP2U) sebesar Rp.500,-/Kg danTarif
ep
Pelayanan Jasa Pemeriksaan Keamanan Kargo dan Pos (PJPK2P)
k

sebesar Rp.550,-/Kg, oleh Pengguna Jasa seolah-olah Pemohon


ah

telah memberlakukan tarif ganda (double charge), padahal tarif


R

si
yang harus dibayar oleh Pengguna Jasa tersebut bukan hanya
berlaku di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar tapi juga

ne
ng

berlaku di seluruh Bandar Udara di Indonesia, diantaranya Bandar


Udara Juanda Surabaya dan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali,

do
gu

dimana Regulated Agent nya dioperasikan oleh pihak swasta yakni


PT. Cahaya Gading Perkasa di Bandar Udara Juanda Surabaya
dan PT. Khrisna Multi Sarana di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai
In
A

Bali (vide Bukti T-8 dan Bukti T-9a s/d 9c).


Permohonan Putusan Sela 2
ah

lik

Bahwa untuk mendapatkan kejelasan, apakah pengenaan Tarif PJKP2U dan


Tarif Regulated Agent yang berlaku di Bandar Udara Sultan Hasanuddin juga
m

ub

berlaku di Bandar Udara lainnya di Indonesia, maka Pemohon mohon kiranya


Majelis Hakim berkenan memerintahkan Termohon untuk melakukan
ka

Pemeriksaan Tambahan berkenaan dengan praktik operator penanganan


ep

kargo dan pos di terminal kargo dan Regulated Agent di Bandar Udara
ah

Juanda Surabaya dan Bandar Udara Ngurah Rai Bali.


R

2.13 Bahwa Pemohon untuk dapat menjadi Pengusaha Ekspedisi


es
M

Muatan Pesawat Udara (EMPU) yang bersaing dengan


ng

Perusahaan EMPU lainnya, maka Pemohon terlebih dahulu harus


on

Halamana 9 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempunyai Izin dari Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi

R
Sulawesi Selatan, dimana Izin Usaha Perusahaan EMPU (SIUP

si
EMPU) Nomor 553.43/139/VIII/Dishub telah Pemohon peroleh pada

ne
ng
tanggal 1 September 2014. (Vide Bukti T-15).
2.14 Bahwa untuk dapat menjalankan usaha EMPU di Bandar Udara
Hasanuddin Pemohon tidaklah dapat menunjuk dan menerbitkan

do
gu izin untuk diri sendiri, tapi yang menentukan kegiatan usaha ini
adalah Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

In
A
2.15 Bahwa walaupun Pemohon telah mempunyai SIUP EMPU, namun
posisi Pemohon hanyalah sebagai Sub-Agent yang tergantung
ah

dengan Perusahaan EMPU lainnya yang saat ini seluruhnya

lik
berjumlah 60 (enam puluh) perusahaan EMPU. Sehingga dalam
menjalankan usaha EMPU ini, Pemohon tidaklah dapat
am

ub
dikategorikan telah menjalankan Praktek Monopoli karena Pemohon
tidak dapat menentukan sendiri jenis usaha ini dan juga tidak dapat
ep
menetapkan harga seenaknya karena ada persaingan dengan
k

Perusahaan EMPU lainnya.


ah

3. Tentang Kewenangan KPPU Dalam Perkara A Quo


R

si
3.1. Bahwa tak dipungkiri adanya kewenangan Termohon untuk
menerima Laporan dari Masyarakat tentang adanya Praktek

ne
ng

Monopoli, melakukan penelitian, melakukan penyelidikan,


menyimpulkan hasil penyelidikan, memanggil Pelaku Usaha yang

do
gu

diduga melakukan pelanggaran, memanggil dan menghadirkan


saksi dan saksi ahli, memutuskan ada tidaknya Praktek Monopoli
dan Kerugian serta menjatuhkan sanksi karena kewenangan ini
In
A

diberikan oleh Undang-Undang.


3.2. Bahwa dalam perkara a quo, awal mula dan dasar Termohon
ah

lik

memeriksa perkara a quo karena adanya laporan, protes atau


keberatan dari Para Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara
m

ub

(EMPU) atau perusahaan forwarding mengenai pengenaan tarif


ganda (double charge) oleh Pemohon sebagai penyedia jasa
ka

fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos dan juga
ep

jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos.


ah

3.3. Bahwa atas dasar laporan tersebut, maka seharusnya Termohon


R

dalam memeriksa perkara a quo, fokus pada pengenaan tarif ganda


es

(double charge) ini, apakah pengenaan tarif ini sah secara Hukum
M

ng

atau tidak.
on

Halamana 10 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.4. Bahwa jangan sampai kewenangan yang dimiliki oleh Termohon

R
justru dimanfaatkan oleh Pelaku Usaha lainnya untuk menjatuhkan

si
pesaingnya.

ne
ng
4. Tentang Pasar Bersangkutan
4.1. Bahwa uraian Termohon tentang Pasar Bersangkutan ini sama
sekali tidak ada relevansinya dengan Praktek Monopoli dan

do
gu Pemusatan Ekonomi dan juga bukan merupakan unsur dari
ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 5

In
A
tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat seperti apa yang telah dituduhkan kepada
ah

lik
Pemohon.
4.2. Bahwa uraian tentang Pasar Bersangkutan ini adalah uraian
sekedar untuk menjelaskan bahwa kegiatan Pemohon adalah
am

ub
sebagai penyedia jasa fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan
kargo dan pos serta jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan
ep
kargo dan pos di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin,
k

Makassar, Sulawesi Selatan.


ah

4.3. Bahwa dengan demikian Pemohon tidak akan menanggapi uraian


R

si
Termohon tentang Pasar bersangkutan ini lebih lanjut.

ne
5. Tentang Kegiatan Pengusahaan Bandar Udara
ng

5.1. Bahwa inti dari uraian Termohon berkaitan dengan Kegiatan


Pengusahaan Bandar Udara ini adalah Termohon menganggap :

do
gu

a. Perjanjian Kerjasama Pemohon dengan PT. Angkasa Pura I


(Persero) bukan merupakan turunan dari aturan Menteri
In
maupun Peraturan Perundang-Undangan lainnya (putusan
A

halaman 466 butir c).


b. Perjanjian Kerjasama antara Pemohon dengan PT.
ah

lik

Angkasa Pura I (Persero) bertentangan dengan UU No. 1


Tahun 2009 (putusan halaman 466 butir e).
m

ub

c. Pemohon telah menjalankan seluruh fungsi manajemen


yang seharusnya dilakukan oleh Badan Usaha Bandar
ka

ep

Udara (BUBU) (putusan halaman 467 butir h).


d. Berdasarkan Ketentuan Pasal 233 ayat (3) UU Nomor 1
ah

Tahun 2009 menyebutkan izin Menteri yang telah diberikan


R

terhadap Badan Usaha Bandar Udara tidak dapat


es
M

dipindahkan (putusan halaman 469 butir k).


ng

on

Halamana 11 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5.2. Bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas, maka Termohon menilai

R
PT. Angkasa Pura I (Persero) secara sengaja melimpahkan

si
kewenangan pengelolaan fungsi operasional Terminal Kargo

ne
ng
kepada Pemohon, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 233 ayat
(5) UU Nomor 1 tahun 2009, PT. Angkasa Pura I (Persero) selaku
Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) yang memindahkan izin,

do
gu dikenakan sanksi administratif berupa Pencabutan Izin (putusan
halaman 469 butir l).

In
A
5.3. Bahwa seluruh penilaian dan Kesimpulan Termohon berkaitan
dengan hal-hal sebagaimana butir 5.1 dan 5.2 bukanlah
ah

Kompentensi Termohon dan penilaian tersebut jelas di luar

lik
kapasitas dan wewenang Termohon sebagaimana diatur dalam
Pasal 36 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
am

ub
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
5.4. Bahwa di samping itu, Termohon dalam pertimbangannya yang
ep
termuat dalam putusan halaman 483 menganggap kegiatan
k

“Regulated Agent” sama dengan kegiatan di Terminal Kargo dan


ah

perbedaannya hanya terkait hal administrasi, bukan teknis kegiatan


R

si
di keduanya.
5.5. Bahwa penilaian Termohon berkaitan dengan keberadaan dan kerja

ne
ng

“Regulated Agent” yang disamakan dengan kegiatan di Terminal


Kargo, menunjukkan tidak pahamnya Termohon terhadap

do
gu

keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandara, dimana


fungsi dan peran “Regulated Agent” bukan sekedar kegiatan
“abal-abal”, yang hanya diukur dari nilai uang tapi “Regulated
In
A

Agent” merupakan lembaga resmi yang mewajibkan keberadaannya


di Bandara dan mempunyai fungsi untuk menjamin keamanan dan
ah

lik

keselamatan Bandara dan penerbangan khususnya, dimana


Pemohon selaku “Regulated Agent” harus mampu menjamin
m

ub

keamanan dan keselamatan maskapai penerbangan dengan cara


menerbitkan “Consignment Security Declaration” (CSD).
ka

5.6. Bahwa di samping itu Termohon kelihatan kurang begitu paham


ep

mengenai fungsi dan peran serta kegiatan penanganan kargo dan


ah

pos di terminal kargo, dimana Pemohon selaku operator


R

penanganan kargo dan pos di terminal kargo dan Regulated Agent


es

tidak semata-mata mengejar “profit” atau keuntungan karena


M

ng

berdasarkan ratifikasi Perjanjian Internasional khusus mengenai pos


on

Halamana 12 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yaitu Convention Postale Universelle Tahun 1952 di Brussels,

R
dokumen pos yang diterima oleh Pemohon wajib Pemohon teruskan

si
dan kirimkan dalam kesempatan pertama tanpa adanya biaya

ne
ng
karena dokumen pos yang diterima oleh negara lain dari negara kita
juga wajib dikirimkan oleh negara asing tersebut tanpa biaya, cukup
dengan adanya perangko pada pos surat.

do
gu 6. Tentang Tarif
6.1. Bahwa berkaitan dengan pengenaan tarif Pelayanan Jasa Kargo

In
A
dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U) dalam pertimbangan yang
dimuat dalam putusan halaman 488 butir d, Termohon
ah

lik
menganggap tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 244 ayat (2) UU
Nomor 1 tahun 2009, dimana penarikan tarif ini seharusnya
dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai Badan Usaha
am

ub
Bandar Udara (BUBU), bukan oleh Pemohon selaku anak
perusahaan PT. Angkasa Pura I (Persero).
ep
6.2. Bahwa sebagaimana telah Pemohon uraikan dalam butir 1
k

(Tentang Identitas) di atas, Pemohon dalam melakukan kegiatan


ah

penanganan kargo dan pos di Terminal Kargo di Bandar Udara


R

si
Sultan Hasanuddin Makassar atas dasar adanya kerjasama dan
Perjanjian Sewa Menyewa dan Konsesi dengan PT.Angkasa Pura

ne
ng

I (Persero) selaku Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) tanggal 1


Juni 2016, sehingga sah atau tidaknya kegiatan ini, harusnya

do
gu

perjanjian tersebut diuji terlebih dahulu oleh lembaga yang


kompeten, bukan dinilai oleh Termohon.
In
6.3. Bahwa terkait tarif batas bawah “Regulated Agent” sebesar
A

Rp.550,-/Kg Termohon dalam pertimbangannya yang termuat


dalam putusan halaman 493 butir g menganggap telah
ah

lik

bertentangan dengan Ketentuan Pasal 245 UU Nomor 1 tahun


2009.
m

ub

6.4. Bahwa seperti apa yang telah Pemohon uraikan dalam butir 2.6 di
atas, pengenaan batas bawah tarif “Regulated Agent” telah
ka

ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan yang tertuang dalam


ep

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 2015 dan


ah

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 153 tahun 2015,


R

sehingga pengenaan besaran tarif ini bukan berasal dari Pemohon.


es

6.5. Bahwa apabila ada pihak-pihak atau pengguna jasa merasa


M

ng

dirugikan dengan pengenaan tarif “Regulated Agent” ini, maka para


on

Halamana 13 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pihak atau pengguna jasa yang dirugikan tersebut dapat

R
menempuh jalur Hukum yang sesuai, dimana masalah ini jelas

si
bukan menjadi kompetensi Termohon untuk memutus.

ne
ng
7. Tentang Fakta Lain
7.1. Bahwa dalam pertimbangannya yang termuat dalam putusan

do
gu halaman 496 butir c, Termohon mempertimbangkan bahwa
dengan berlakunya Perjanjian Kerjasama Nomor :
SP.235/HK.06.02/2016/MD dan Nomor SP.01/HK.06.02/2016-PD

In
A
tanggal 1 Juni 2016 antara Pemohon dengan PT.Angkasa Pura I
(Persero) tersebut maka sudah tidak ada lagi pemindahan izin
ah

lik
pengelolaan Bandar Udara yang dilakukan oleh PT. Angkasa
Pura I (Persero) selaku Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) dan
mempertimbangkan perjanjian tersebut telah sesuai dengan
am

ub
ketentuan Pasal 233 ayat (1) UU Nomor 1 tahun 2009.
7.2. Bahwa apabila demikian pendapat Termohon, maka permasalahan
ep
k

pengelolaan Bandar Udara ini sesungguhnya bukan berkait dengan


permasalahan Praktek Monopoli, tapi merupakan masalah
ah

R
implementasi pelaksanaan kewenangan dan perjanjian oleh

si
PT.Angkasa Pura I (Persero) selaku Badan Usaha Bandar Udara

ne
(BUBU).
ng

7.3. Bahwa berkaitan dengan keberadaan Pemohon selaku satu-


satunya “Regulated Agent” tanpa memiliki pesaing, sama sekali

do
gu

tidaklah dapat dikategorikan Pemohon telah melakukan Praktek


Monopoli karena selain kewenangan pemberian izin “Regulated
In
Agent” bukan oleh Pemohon sendiri tapi oleh Kementerian
A

Perhubungan, pihak manapun sepanjang memenuhi persyaratan


dapat menjadi “Regulated Agent” seperti yang ada di Bandara
ah

lik

Juanda Surabaya dan Bandara Ngurah Rai Bali.


8. Tentang Dampak
m

ub

8.1. Bahwa sebagaimana pendapat Ahli Prof. Hikmahanto Juwana,


ka

SH,LL.M., yang dikutip oleh Termohon dalam putusannya


ep

halaman 504 butir d, yang menerangkan bahwa ada tidaknya


Praktek Monopoli yang dilakukan oleh Pemohon tergantung ada
ah

atau tidaknya komunikasi antara Pemohon dengan Kementerian


R

es

Perhubungan terkait izin operasi yang diberikan hanya kepada


M

Pemohon, dimana pendapat ini diabaikan oleh Termohon dan


ng

on

Halamana 14 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menurut Termohon tidak termasuk unsur pembuktian di dalam

R
Pasal 17 UU Nomor 5 Tahun 1999.

si
8.2. Bahwa berdasar ketentuan Pasal 42 Undang-Undang No. 5

ne
ng
Tahun 1999, disebutkan salah satu alat bukti pemeriksaan
Komisi berupa “Keterangan Ahli’, sehingga Pemohon tidak habis
pikir dengan dasar apa Pendapat Ahli yang telah memberikan

do
gu keterangan dalam perkara ini dianggap bukan termasuk unsur
pembuktian.

In
A
9. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 17 ayat 1 dan 2 Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1999.
ah

lik
9.1. Bahwa Pasal 17 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1999 menyebutkan :
“Pelaku Usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi
dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat
am

ub
mengakibatkan terjadinya Praktek Monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat,”
ep
9.2. Bahwa dari ketentuan pasal 17 ayat (1) tersebut, maka ada 4
k

(unsur) yaitu:
ah

a. Pelaku Usaha
R

si
b. Penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang
dan/atau jasa.

ne
ng

c. Terjadinya Praktek Monopoli.


d. Terjadinya Persaingan Usaha Tidak Sehat

do
gu

9.3. Bahwa yang dimaksud Penguasaan atas Produksi dan/atau


Pemasaran Barang dan/atau Jasa, dalam Pasal 17 ayat (2)
In
Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999 disebutkan, apabila
A

memenuhi 3 (tiga) unsur, yaitu :


a. Barang atau Jasa tersebut belum ada substitusinya
ah

lik

b. Pelaku Usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan


usaha
m

ub

c. Pelaku Usaha menguasai lebih dari 50 % pangsa pasar.


9.4. Bahwa yang dimaksud melakukan “Praktek Monopoli” berdasar
ka

ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999,


ep

unsur-unsurnya adalah :
ah

a. Ada Pemusatan Kekuatan Ekonomi oleh Pelaku Usaha


R

b. Dikuasainya produksi dan/atau pemasaran barang


es

dan/atau jasa.
M

ng

on

Halamana 15 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Menimbulkan perilaku anti persaingan dan merugikan

R
kepentingan umum.

si
9.5. Bahwa yang dimaksud Pemusatan Kekuatan Ekonomi berdasar

ne
ng
ketentuan Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999,
unsur-unsurnya adalah :
a. Penguasaan yang nyata dari Pasar

do
gu b. Dapat menentukan Penguasaan Barang atau jasa
c. Dapat menentukan Penetapan Harga.

In
A
9.6. Bahwa yang dimaksud “Persaingan Usaha Tidak Sehat” berdasar
ketentuan Pasal 1 angka 6, unsur-unsurnya adalah :
ah

a. Adanya Persaingan usaha;

lik
b. Dilakukan dengan tidak jujur; atau
c. Melawan Hukum; atau
am

ub
d. Menghambat Persaingan Usaha.
9.7. Bahwa berdasarkan unsur-unsur yang berkait satu sama lain
ep
tersebut, maka untuk dapat menentukan apakah Pelaku Usaha
k

telah melakukan Praktek Monopoli atau tidak, maka unsur yang


ah

harus dibuktikan terlebih dahulu adalah :


R

si
a. Pelaku Usaha
b. Dapat menentukan Penguasaan barang atau Jasa

ne
ng

c. Dapat menetukan harga


9.8. Unsur Pelaku Usaha :

do
gu

Bahwa Pemohon sebagai Pelaku Usaha apabila mengacu kepada


ketentuan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999,
maka unsur Pelaku Usaha ini Terpenuhi yaitu sebagai badan usaha
In
A

berbentuk badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam


wilayah Republik Indonesia yang menyelenggarakan berbagai
ah

lik

kegiatan usaha dalam bidang ekonomi, namun sebagaimana mana


telah Pemohon kemukakan dalam butir 1 tentang Identitas di atas,
m

ub

yang mendudukkan dan menentukan Pemohon sebagai Pelaku


Usaha tunggal dalam perkara adalah Termohon secara
ka

sepihak.
ep

9.9. Unsur Dapat menentukan Penguasaan barang atau Jasa.


ah

Bahwa seperti apa yang telah Pemohon uraikan dan jelaskan


R

dalam butir 2 di atas, Pemohon dalam melakukan kegiatan :


es

1. Sebagai Operator Jasa penanganan kargo dan pos di


M

ng

Terminal Kargo.
on

Halamana 16 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Sebagai “Regulated Agent” yang memberikan pelayanan

R
jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan

si
pos di Terminal Kargo.

ne
ng
3. Sebagai pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara
(EMPU) yang bersaing dengan perusahaan EMPU lainnya.
Sama sekali tidak dapat menentukan Penguasaan yang dapat

do
gu menunjuk dan memutus untuk diri sendiri, sehingga unsur dapat
menentukan Penguasaan Jasa sebagai unsur dasar adanya

In
A
Praktek Monopoli ini TIDAK TERPENUHI.
9.10. Unsur Dapat Menentukan harga
ah

lik
Bahwa unsur dapat menentukan harga dalam kegiatan:
1. Operator Jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan
angkutan kargo dan pos di Terminal Kargo.
am

ub
2. Sebagai “Regulated Agent” yang memberikan pelayanan
jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos
ep
di Terminal Kargo.
k

3. Sebagai pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara


ah

(EMPU) yang bersaing dengan perusahaan EMPU lainnya.


R

si
Sebagaimana telah Pemohon uraikan secara panjang lebar dalam
butir 2 diatas, Pemohon bukanlah Pelaku Usaha yang dapat

ne
ng

menentukan harga sehingga unsur dapat menentukan harga


sebagai unsur pokok untuk dapat terjadinya Praktek Monopoli oleh

do
gu

Pemohon TIDAK TERPENUHI.


9.11.Bahwa karena unsur pokok untuk terjadinya Praktek Monopoli tidak
In
terpenuhi dan tidak terbukti telah dilakukan oleh Pemohon, maka
A

secara otomatis unsur Persaingan Usaha Tidak Sehat juga tidak


terpenuhi karena dalam menjalankan kegiatan usaha sebagaimana
ah

lik

tersebut di atas, tidak terbukti Pemohon telah melakukan secara


tidak jujur, melawan hukum ataupun menghambat persaingan
m

ub

usaha.
Berdasarkan hal- hal sebagaimana Pemohon kemukakan tersebut di atas,
ka

maka Pemohon mohon kiranya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
ep

Permohonan Keberatan ini berkenan memutuskan:


ah

I. Dalam Putusan Sela


R

1. Memerintahkan Termohon untuk melakukan Pemeriksaan Tambahan


es
M

terhadap Ahli Hukum Perseroan dan Ahli Hukum Perjanjian guna


ng

mendapatkan keterangan dan kejelasan tentang siapa yang


on

Halamana 17 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesungguhnya yang dapat dimintakan pertanggung jawaban dalam

R
pelaksanaan perjanjian yang dibuat oleh Pemohon selaku Anak

si
Perusahaan dengan PT. Angkasa Pura I (Persero) selaku Induk

ne
ng
Perusahaan, dan meminta kejelasan tentang sah tidaknya perjanjian yang
dibuat oleh Pemohon dengan PT.Angkasa Pura I (Persero) dan siapa
yang bertanggung jawab berkaitan dengan pelimpahan hak dan

do
gu kewenangan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama antara Pemohon
dengan PT. Angkasa Pura I (Persero), yaitu Penyewa atau tetap melekat

In
A
pada Pemberi Sewa serta bagaimana Akibat Hukum dari pelaksanaan
perjanjian tersebut apabila batal demi hukum dan dianggap tidak sah.
ah

2. Memerintahkan Termohon untuk melakukan Pemeriksaan Tambahan

lik
guna mendapatkan kejelasan berkaitan dengan penyelengaraan kegiatan
operator penanganan kargo dan pos di terminal kargo dan “Regulated
am

ub
Agent” khususnya mengenai pengenaan tarif atas kedua kegiatan
tersebut di Bandar Udara Juanda Surabaya dan Bandar Udara
ep
Ngurah Rai Bali.
k

II. Dalam Pokok Perkara


ah

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Pemohon seluruhnya.


R

si
2. Menyatakan BATAL dan TIDAK SAH serta tidak mempunyai kekuatan
berlaku Keputusan Termohon dalam Perkara Nomor 08/KPPU-L/2016,

ne
ng

tertanggal 14 Juni 2017.


3. Menghukum Termohon untuk membayar seluruh biaya perkara yang

do
gu

timbul berkaitan dengan permohonan ini.


Atau apabila Majelis Hakim yang terhormat berpendapat lain, mohon putusan
In
yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).
A

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditentukan, Pemohon


Keberatandatang menghadap kuasanya tersebut di atas, sedangkan Termohon
ah

lik

Keberatanjuga telah datang menghadap kuasanya tersebut di atas.


Menimbang, bahwa meskipun perkara a quo termasuk sengketa yang
m

ub

dikecualikan dari kewajiban penyelesaian melalui mediasi (vide Pasal 4 ayat (2)
huruf a angka 3 Perma Nomor 1 Tahun 2016), Majelis Hakim tetap
ka

menyampaikan kepada para pihak untuk mencari penyelesaian melalui


ep

perdamaian.
ah

Menimbang, bahwa selanjutnya dilakukan pembacaan permohonanyang


R

isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon Keberatan.


es

Menimbang, bahwa atas permohonan keberatan tersebut, Termohon


M

ng

Keberatantelah mengajukan jawaban sebagaimana tertuang dalam memori


on

Halamana 18 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penjelasan terkait dengan upaya hukum keberatan atas putusan KPPU No.

R
08/KPPU-L/2016 tanggal 14 Juni 2017, sebagai berikut :

si
Bahwa sebelum Termohon Keberatanmenanggapi dalil-dalil Para Pemohon

ne
ng
Keberatansebagaimana terdapat pada memori keberatannya, perkenankan
Termohon Keberatanuntuk memberikan uraian singkat mengenai perkara a quo
terlebih dahulu, dan hal-hal yang berkenaan dengan tata cara pemeriksaan

do
gu keberatan atas Putusan KPPU

In
A
I. URAIAN SINGKAT PERKARA
ah

Industri kebandarudaraan adalah industri starategis yang menjadi

lik
penopang utama berjalannya industri angkutan udara. Bandar Udara memiliki
peran sebagai simpul dalam jaringan transportasi udara, pintu gerbang
am

ub
perekonomian dalam upaya pemerataan pembangunan dan stabilitas ekonomi
serta pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan dan pariwisata.
ep
Perilaku anti persaingan yang terjadi dalam industri kebandarudaraan dapat
k

menimbulkan kerugian bagi masyarakat, pelaku usaha pengguna jasa bandar


ah

udara, arus barang dan secara makro kepada perekonomian. Berdasarkan


R

si
peran penting tersebut maka adanya perilaku anti persaingan dalam industri ini
menjadi perhatian KPPU.

ne
ng

Perkara a quo bermula dari adanya laporan mengenai adanya dugaan


pelanggaran Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun

do
gu

1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(selanjutnya disebut UU No.5 Tahun 1999) berkaitan dengan Praktek Monopoli
yang Dilakukan Oleh PT Angkasa Pura Logistik di Terminal Kargo Bandar
In
A

Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.


Bahwa obyek perkara a quo adalah jasa penyediaan fasilitas terminal
ah

lik

untuk pelayanan angkutan kargo dan pos, dan juga jasa pemeriksaan dan
pengendalian keamanan kargo dan pos di Bandara Sultan Hasanuddin,
m

ub

Makassar, Sulawesi Selatan.


Bahwa Pemohon Keberatanmemiliki hak ekslusif untuk melakukan jasa
ka

penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos1 dan
ep

merupakan satu-satunya Regulated Agent2 yang memberikan pelayanan jasa


ah

1kegiatan jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos dilakukan di Lini I
es

dari Terminal Kargo Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan
kargo dan pos terdiri dari dua kegiatan yaitu pelayanan untuk kargo outgoing (yang dikirim keluar) dan
M

kargo incoming (yang diterima atau datang) Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
ng

2Regulated Agent adalah badan hukum Indonesia berupa agen kargo, freight forwarder atau bidang lainnya
yang disertifikasi Menteri Perhubungan yang melakukan kegiatan bisnis dengan Badan Usaha Angkutan
on

Halamana 19 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos di Terminal Kargo

R
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan.

si
Kekuatan monopoli (monopoly power)yang dimiliki PT Angkasa Pura Logistikdi

ne
ng
jasa kebandarudaraan digunakan untukmenerapkan perlakuan yang
diskriminatif terhadap Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara
3
(EMPU) yang menjadi pesaing dari Perusahaan EMPU milik PT Angkasa Pura

do
gu Logistik. PT Angkasa Pura Logistik sebagai penyedia jasa diduga telah
menerapkan perlakuan yang diskriminatif dengan memberikan pelayanan yang

In
A
ekslusif terhadap unit usaha EMPU yang dimilikinya dibandingkan dengan
Perusahaan EMPU pesaing lainnya. Akibat dari perilaku ini Perusahaan EMPU
ah

merasakan penurunan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT Angkasa

lik
Pura Logistik dan berdampak tidak mampu bersaing dalam hal kecepatan
pelayanan kepada konsumen dengan unit usaha EMPU dari PT Angkasa Pura
am

ub
Logistik. Selain itu, diduga PT Angkasa Pura Logistik telah menerapkan
pengenaan tarif ganda (double charge)kepada pengguna jasa yang melakukan
ep
pengiriman kargo melalui pesawat udara, karena tidak terdapat pilihan lain
k

dalam melakukan pengiriman kargo, maka Pengguna Jasa terpaksa untuk


ah

menerima tarif eksesif yang diterapkan oleh PT Angkasa Pura Logistik.


R

si
Bahwa Dugaan Pelanggaranyang dilakukan oleh Pemohon Keberatanyaitu
Pasal 17 ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.

ne
ng

Pasal 17

do
Ayat 1
gu

“Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau


pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya
In
A

praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.”


ah

lik

Ayat 2
“Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas
m

ub

produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud
ka

Udara atau perusahaan Angkutan Udara Asing untuk melakukan pemeriksaan keamanan terhadap kargo
ep

dan pos yangditangani atau yang diterima dari pengirim


ah

3Jasa Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) adalah kegiatan pengurusan pengiriman kargo maupun
R

pengambilan kargo yang dikirim ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Bahwa kegiatan Perusahaan
Ekspedisi EMPU pada terminal kargo adalah sebagai berikut: (1)Membeli Surat Muatan Udara (SMU) dari
es

airlines (2)Mengumpulkan barang dari konsumen/perusahaan jasa titipan dijadikan 1 kemasan (3)
M

Memasukkan barang kargo menuju pemeriksaan keamanan (RA); (4) Menerima kiriman barang kargo
ng

melalui terminal kargo dan menyerahkan kepada konsumen/perusahaan jasa titipan


on

Halamana 20 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam ayat (1) apabila:

R
a) Barang dan atau jasa bersangkutan belum ada substitusinya; atau

si
b) Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan

ne
ng
usaha barang dan atau jasa yang sama; atau
c) Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari
50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

do
gu
Bahwa adanya dampak dari praktik monopoli yang dilakukan oleh PT Angkasa

In
A
Pura Logistik dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
ah

PT Angkasa

lik
seharusnya Pura I
am

ub
PT Angkasa
Pura
Logistik
ep
k

Op. RA EMPU
ah

Terminal
R
Kargo

si
ne
ng

Lini I Lini II
Rp 500 Rp 550

29

do
EMPU/shipper
gu

Daerah keamanan terbatas In


Keterangan:
A

1. Bahwa EMPU lain hanya dapat mengakses sampai ke Lini II,


sedangkan EMPU AP Log dapat mengakses sampai ke Lini I.
ah

lik

2. Bahwa EMPU AP Log dapat memperoleh barangnya dengan cepat,


dibandingkan dengan EMPU yang lain, karena peran AP Log sebagai
m

ub

operator Terminal Kargo dan posisi berada di Lini I.


3. Bahwa konsumen dikenakan tarif ganda, meskipun kegiatan yang
ka

dilakukan baik di Regulated Agent dan Terminal Kargo adalah


ep

kegiatan yang sama.


ah

4. Bahwa garis putus-putus menunjukkan adanya batasan daerah


R

antara Lini I dan Lini II, dimana EMPU/shipper yang akan


es

mengirimkan barangnya hanya sampai di Lini II.


M

ng

on

Halamana 21 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dalam bagan di atas, diketahui PT Angkasa Pura Logistik memiliki 3

R
(tiga) kegiatan usaha kebandarudaraan yaitu:

si
• Sebagai pengelola terminal kargo yang posisinya berada di Lini I

ne
ng
atau daerah terbatas;
• Sebagai Regulated Agent yang berada di Lini II; dan
• Sebagai EMPU AP Logistik.

do
gu Bahwa ketiga fungsi kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT Angkasa
Pura Logistik sebagaimana diuraikan di atas memberikan kemudahan bagi PT

In
A
Angkasa Pura Logistik untuk mengakses daerah Lini I yang merupakan daerah
keamanan terbatas. Oleh karena itu, kedudukan PT Angkasa Pura Logistik
ah

lik
tersebut mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan dan berpotensi
menimbulkan diskriminasi bagi EMPU lainnya
PT Angkasa Pura Logistik dalam perkara a quo melakukan serangkaian
am

ub
kegiatan usaha dari hulu ke hilir terkait proses penerimaan, keamanan, serta
pengiriman kargo dimana PT Angkasa Pura Logistik berperan sebagai EMPU,
ep
sebagai Regulated Agent, dan sebagai Operator Terminal Kargo
k

(Warehousing)di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makasar


ah

Praktek monopoli yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki posisi


R

si
monopoli memiliki dampak negatif terhadap proses persaingan dan pasar
secara keseluruhan.Secara teori, pelaku usaha tunggal (monopolis) yang tidak

ne
ng

memiliki pesaing cenderung akan menetapkan harga yang setinggi mungkin


selama itu dimungkinkan dimana harga yang ditetapkan pelaku usaha tunggal

do
gu

tersebut tentu berada di atas harga yang kompetitif yaitu harga dimana jika
terdapat banyak pelaku usaha yang bersaing di pasar. Meskipun harga yang
In
ditetapkan suatu pelaku usaha tunggal di pasar tetap dipengaruhi oleh
A

permintaan atas produk namun untuk sektor-sektor tertentu, pembeli tidak dapat
berbuat banyak mengingat besarnya kekuatan pasar yang dimiliki pelaku usaha
ah

lik

tunggal tersebut seperti pada sektor yang terkait dengan essential


4
facilities. Tidak ada pilhan bagi konsumen untuk mendapatkan produk lain dari
m

ub

selain pelaku usaha tunggal yang telah menguasai essential facilities sehingga
ketimpangan bargaining position tersebut dimanfaatkan oleh pelaku usaha
ka

tunggal tersebut untuk memaksimalkan keuntungan (maximazing profit) bahkan


ep
ah

4Suatu fasilitas yang dimiliki dan dikontrol oleh pelaku usaha yang memiliki posisi dominan di suatu

pasar tertentu dimana pelaku usaha lain memerlukan akses untuk menyediakan produk sejenis pada pasar
R

bersangkutan tersebut. Dengan kata lain bahwa suatu fasilitas dapat dikategorikan sebagai “essential
facility” jika fasilitas tersebut merupakan fasilitas yang vital bagi kelangsungan persaingan sebab pelaku
es

usaha lain tidak dapat bersaing secara efektif pada pasar bersangkutan tanpa adanya akses ke fasilitas
tersebut.
M

Debra J. Pearlstein, et. al, Antitrust Law Developments (Fifth) Volume I, (USA: American Bar Association,
ng

2002), hlm.280
on

Halamana 22 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berlebihan (excessive profit) yang berakibat pada kerugian konsumen akibat

R
perpindahan kesejahteraan dari konsumen yang dirampas pelaku usaha

si
tersebut sebagaimana kurva berikut:

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
Para pengguna jasa tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan jasa dari PT
Angkasa Pura Logistik.Bahwa selain itu akibat dari kedudukan PT Angkasa
Pura Logistik yang dominan tersebut, PT Angkasa Pura Logistik juga
ep
k

menetapkan pengenaan tarif ganda (double charge) tanpa melakukan


ah

penyesuaian atas tarif yang berlaku sebelumnya. Hal tersebut jelas sebagai
R

si
bentuk perilaku yang dapat dikategorikan sebagai tindakan yang telah
mengakibatkan inefisiensi dalam pasar bersangkutan sehingga pada akhirnya

ne
ng

memberikan dampak akhir pada masyarakat sebagai konsumen yang dirugikan.


Bahwa berdasarkan hal tersebut telah dibuktikan oleh Termohon

do
Keberatanberdasarkan fakta-fakta hukum yang diperoleh selama pemeriksaan
gu

sebagaimana terdapat dalam Putusan KPPU a quo. Bahwa Para Terlapor


terbukti melanggar Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 yang putusannya telah
In
A

dibacakan di persidangan yang terbuka untuk umumpada tanggl 14 Juni 2017


yang amar selengkapnya adalah sebagai berikut:
ah

lik

MEMUTUSKAN
1. Menyatakan bahwa Terlapor terbukti secara sah dan meyakinkan
m

ub

melanggar Pasal 17 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999;


2. Menghukum Terlapor membayar denda sebesar Rp 6.551.558.600,00
ka

(Enam Milyar Lima Ratus Lima Puluh Satu Juta Lima Ratus Lima Puluh
ep

Delapan Ribu Enam Ratus Rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara
ah

sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan


R

usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank


es

Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda


M

ng

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha);


on

Halamana 23 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa setelah Terlapor melakukan pembayaran denda, maka salinan

R
bukti pembayaran denda tersebut dilaporkan dan diserahkan ke KPPU.

si
ne
ng
Bahwa sebelum Termohon Keberatanmenanggapi dalil-dalil keberatan Para
Pemohon Keberatanperkenankan Termohon Keberatanuntuk menyampaikan
hal-hal terkait tata cara pemeriksaan keberatan atas Putusan KPPU.

do
gu
II. TATA CARA PEMERIKSAAN KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU

In
A
1. DALAM PEMERIKSAAN PERKARA KEBERATAN TIDAK
ah

DIMUNGKINKAN LAGI PENGAJUAN BUKTI BARU DAN ATAU BUKTI

lik
TAMBAHAN
1.1. Sebagaimana telah ditentukan dalam Peraturan Mahkamah Agung
am

ub
Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Pengajuan Upaya Hukum Keberatan terhadap Putusan KPPU
ep
(selanjutnya disebut “Perma No. 3 Tahun 2005”) dalam Pasal 5 ayat
k

(4), disebutkan bahwa:


ah

”Pemeriksaan keberatan dilakukan hanya atas dasar


R

si
putusan KPPU dan berkas perkara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2)”.

ne
ng

1.2. Bahwa mengenai pemeriksaan atas berkas perkara KPPU tersebut


juga dapat dilihat melalui beberapa Putusan Mahkamah Agung yang

do
gu

telah memiliki kekuatan hukum tetap yang Termohon kutip antara


lain:
a. Putusan Mahkamah Agung No. 01 K/KPPU/2006 antara KPPU
In
A

melawan PT Carrefour Indonesia pada halaman 63 alinea


kedua dari pertimbangan Mahkamah Agung mengenai alasan-
ah

lik

alasan ke 1 sampai dengan ke 7:


“bahwa Pasal 41 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun
m

ub

1999 menyatakan bahwa Pelaku Usaha atau pihak lain


yang diperiksa wajib menyertakan alat bukti yang
ka

diperlukan dalam penyelidikan dan atau pemeriksaan,


ep

karena itu sesuai dengan Pasal 5 ayat (4) Peraturan


ah

Mahkamah Agung (PERMA) No. 3 Tahun 2005


R

pemeriksaan keberatan di Pengadilan Negeri


es

dilakukan hanya atas dasar putusan Komisi Pengawas


M

ng

on

Halamana 24 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Persaingan Usaha dan berkas perkara sebagaimana

R
dimaksud dalam ayat (2) dari pasal yang sama”.

si
b. Putusan Mahkamah Agung No. 04 K/KPPU/2006 antara KPPU

ne
ng
melawan PT Angels Products dkk. pada halaman 68 alinea
kedua dari pertimbangan Mahkamah Agung:
“Bahwa pertimbangan Judex Facti didasarkan atas

do
gu Undang-undang No. 5 Tahun 1999, Peraturan Mahkamah
Agung No. 03 Tahun 2005 dan pemeriksaan keberatan

In
A
atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
dilakukan hanya atas dasar putusan Komisi Pengawas
ah

Persaingan Usaha”.

lik
c. Putusan Mahkamah Agung No. 01 K/KPPU/2004 antara KPPU
melawan PT Garuda Indonesia yang dalam pertimbangan
am

ub
hukumnya pada halaman 61-62 secara jelas dan tegas
menyebutkan:
ep
“Menimbang, bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi
k

tersebut di atas, Mahkamah Agung berpendapat bahwa


ah

Judex Factie telah salah menerapkan hukum acara


R

si
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Bahwa Pasal 44 ayat (2) Undang-undang No. 5 Tahun

ne
ng

1999 memungkinkan pelaku usaha untuk mengajukan


keberatan terhadap putusan KPPU kepada Pengadilan

do
gu

Negeri, dan Pengadilan Negeri harus memeriksa


keberatan pelaku usaha tersebut dalam waktu
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 45 ayat (1)
In
A

Undang-undang No. 5 Tahun 1999;


b. Bahwa dari rumusan kedua pasal tersebut di atas jelas
ah

lik

terlihat bahwa yang menjadi dasar pemeriksaan


Pengadilan Negeri adalah putusan KPPU dihubungkan
m

ub

dengan keberatan yang diajukan oleh pelaku usaha,


karena itu sesuai dengan Pasal 5 ayat (2) PERMA No.
ka

1 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan


ep

Terhadap Putusan KPPU, pemeriksaan keberatan


ah

oleh Pengadilan Negeri dilakukan hanya atas dasar


R

putusan dan berka perkara di KPPU.


es

1.3. Dengan demikian telah jelas bahwa kaidah hukum yang berlaku telah
M

ng

mengatur Pengadilan Negeri sebagai Judex Factie dalam memeriksa


on

Halamana 25 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perkara keberatan a quo tidak diperkenankan lagi untuk menerima

R
bukti-bukti baru dan atau saksi-saksi dari Para Pemohon

si
Keberatandengan alasan apapun.

ne
ng
2. PUTUSAN SELA DAN PEMERIKSAAN TAMBAHAN
2.1. Majelis Hakim Pengadilan Negeri yang memeriksa perkara
keberatan, setelah mempelajari Putusan KPPU dan berkas

do
gu perkaranya dapat memerintahkan Termohon Keberatanuntuk
melakukan Pemeriksaan Tambahan melalui Putusan Sela. Hal itu

In
A
didasarkan atas alasan hukum, sebagaimana telah diatur dalam
Pasal 6 ayat (1) dan (2) Perma No. 3 Tahun 2005:
ah

(1) “Dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu pemeriksaan

lik
tambahan, maka melalui putusan sela memerintahkan
kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan tambahan”.
am

ub
(2) “Perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat
hal-hal yang harus diperiksa dengan alasan-alasan yang
ep
jelas dan jangka waktu pemeriksaan tambahan yang
k

diperlukan”.
ah

2.2. Bahwa penerapan Pasal 6 ayat (1) dan (2) Perma No. 03 Tahun 2005
R

si
(dahulu Pasal 6 ayat (1) Perma No. 1 Tahun 2003) telah dibenarkan
dan dikuatkan secara jelas dan tegas oleh Mahkamah Agung

ne
ng

Republik Indonesia dalam Putusan Perkara No. 01 K/KPPU/2004


tanggal 5 September 2005. Sesuai dalam pertimbangan hukumnya

do
gu

pada halaman 62 yang dapat kami kutip sebagai berikut:


c. bahwa dalam hal Majelis Hakim berpendapat perlu
pemeriksaan tambahan, setelah mempelajari putusan KPPU
In
A

dan berkas perkaranya, maka melalui putusan sela perkara


dikembalikan kepada KPPU untuk dilakukan pemeriksaan
ah

lik

tambahan (Pasal 6 ayat (1) PERMA No. 1 Tahun 2003);


d. bahwa oleh karena itu pemeriksaan tambahan yang
m

ub

dimaksudkan oleh PERMA No. 01 Tahun 2003 adalah demi


jelasnya permasalahan menurut pendapat Majelis Hakim
ka

setelah mempelajari putusan dan berkas pekara dari KPPU


ep

tersebut, dan bukannya untuk pengajuan bukti-bukti baru


ah

atas permintaan Pemohon;


R

e. bahwa dengan demikian Putusan Sela Pengadilan Negeri


es

Jakarta Pusat tanggal 23 September 2003 No.


M

ng

001/KPPU/2003/PN.JKT.PST. yang memerintahkan KPPU


on

Halamana 26 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
agar melakukan pemeriksaan tambahan dengan menerima

R
alat-alat bukti lain yang diajukan oleh Pemohon adalah

si
bertentangan dengan Pasal 41 ayat (1) Undang-undang

ne
ng
Nomor 5 Tahun 1999 dimana Pemohon sebagai Pelaku
Usaha yang diperiksa oleh KPPU diwajibkan untuk
menyerahkan alat bukti yang diperlukan dalam penyelidikan

do
gu dan atau pemeriksaan;
2.3. Dengan demikian, apabila -quad non- Putusan Sela dalam perkara a

In
A
quo ditetapkan dan atau dikeluarkan oleh Majelis Hakim Judex
Factie, maka hal itu semata-mata karenaatas dasar kebutuhan
ah

Majelis Hakim Judex Factie setelah mempelajari Putusan KPPU dan

lik
berkas perkaranya, dan bukan karena adanya permintaan/tuntutan
dari pihak Pemohon Keberatan.
am

ub
3. PEMERIKSAAN PERKARA DI KPPU
3.1. Tata cara penanganan perkara di KPPU in casu Termohon
ep
Keberatansecara umum telah diatur oleh UUNo. 5 Tahun 1999,
k

khususnya dalam BAB VII;


ah

3.2. Sebagai pedoman tata cara penanganan perkara, Termohon


R

si
Keberatandiberikan kewenangan oleh undang-undang untuk
membuat dan menyusun tata cara penyampaian laporan

ne
ng

sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 38 ayat (4) UU No. 5


Tahun 1999 yang berbunyi:

do
gu

”Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Komisi”.
In
A

3.3. Atas dasar kewenangan tersebut, dan dalam rangka menjalankan


tugas dan kewenangannya, serta peningkatan transparansi dan
ah

efektivitas penanganan perkara, Termohon Keberatantelah


lik

mengeluarkan Keputusan No. 05/KPPU/Kep/IX/2000 tentang Tata


Cara Penyampaian Laporan dan Penanganan Dugaan Pelanggaran
m

ub

terhadap UU Nomor 5 Tahun 1999.


3.4. Dalam rangka meningkatkan kualitas penanganan perkara maka
ka

ep

KPPU in casu Termohon Keberatanmenerbitkan Peraturan Komisi


Nomor 1 Tahun 2006 sebagai pedoman tata cara penanganan
ah

perkara di KPPU;
R

3.5. Untuk mengakomodir dan mengikuti perkembangan dinamika perkara


es
M

persaingan usaha, serta untuk meningkatkan kualitas dan


ng

transparansi pelaksanaan penanganan perkara, maka Termohon


on

Halamana 27 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Keberatanmenyempurnakan Perkom No. 1 Tahun 2006, dengan

R
menerbitkan Peraturan Komisi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata

si
Cara Penanganan Perkara di KPPU. Dengan demikian Peraturan

ne
ng
Komisi Nomor 1 Tahun 2010 (selanjutnya disebut “Perkom No. 1
Tahun 2010”). Sehingga Perkom No. 1 Tahun 2010merupakan dasar
dan pedoman dalam penanganan dan pemeriksaan perkara oleh

do
gu Termohon Keberatan, termasuk dalam perkara a quo
4. JAMINAN ADANYA PRINSIP “DUE PROCESS OF LAW”

In
A
4.1. Dalam setiap proses pemeriksaan perkara, Termohon
Keberatanselalu berpegang dan berpedoman pada kaidah-kaidah
ah

lik
dasar hukum acara, yaitu meliputi :
4.1.1. Membacakan hak-hak Terperiksa sebelum pemeriksaan
dimulai;
am

ub
4.1.2. Memberikan kesempatan kepada semua pihak yang
diperiksa, termasuk Pemohon Keberatanuntuk didampingi
ep
k

Penasehat Hukum;
4.1.3. Menanyakan kesehatan dan kesediaan Terperiksa untuk
ah

R
diperiksa;

si
4.1.4. Menanyakan ada tidaknya tekanan yang dialami Terperiksa

ne
selama dilakukan pemeriksaan;
ng

4.1.5. Memberikan kesempatan kepada Terperiksa untuk


menyampaikan hal-hal yang dianggap perlu termasuk yang

do
gu

bersifat pembelaan, memeriksa dan mengkoreksi Berita


Acara Pemeriksaan sebelum ditandatangani.
In
4.2. Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka Termohon Keberatantelah
A

melakukan pemeriksaan sesuai dengan prinsip due process of law.


ah

lik

III. TANGGAPAN TERHADAP KEBERATAN DARI PEMOHON KEBERATAN


m

ub

Setelah Termohon Keberatanmembaca dengan seksama memori keberatan


dari Pemohon Keberatan, maka sebenarnya terdapat beberapa pokok-pokok
ka

ep

keberatan Pemohon Keberatanyang telah dipertimbangkan oleh Termohon


Keberatandalam Putusan KPPU.Berikut kami akan menyampaikan tanggapan
ah

atas dalil-dalil dari Pemohon Keberatansebagaimana diuraikan pada poin-poin


R

berikut.
es
M

TERLAPOR DALAM PERKARA AQUO ADALAH TELAH TEPAT DAN


ng

BENAR
on

Halamana 28 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
I. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM

R
MENENTUKAN OBYEK PERKARA A QUO

si
II. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM

ne
ng
MENENTUKAN DUGAAN PELANGGARAN DAN BERWENANG UNTUK
MELAKUKAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN
PASAL 17 UU NO. 5 TAHUN 1999 DALAM PERKARA A QUO

do
gu III. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM
PENENTUAN PASAR BERSANGKUTAN

In
A
IV. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM
PEMBUKTIAN ADANYA POSISI MONOPOLI DI PASAR
ah

BERSANGKUTAN

lik
V. PENILAIAN DAN ANALISIS TERMOHON KEBERATANTERKAIT
DENGAN TARIF ADALAH TELAH TEPAT DAN BENAR
am

ub
VI. PUTUSAN TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR
BERDASARKAN BUKTI YANG CUKUP DALAM PEMBUKTIAN UNSUR-
ep
UNSUR PELANGGARAN PRAKTIK MONOPOLI DALAM PASAL 17 UU
k

NO. 5 TAHUN 1999


ah

Adapun penjelasan Termohon Keberatanterkait dengan keberatan Pemohon


R

si
Keberatandapat kami rangkum dan tanggapi dalam pokok-pokok sebagai
berikut:

ne
ng

I. TERLAPOR DALAM PERKARA AQUO ADALAH TELAH TEPAT DAN


BENAR

do
gu

1.1. Bahwa Termohon menolak dalil Pemohon Keberatandalam memori


Keberatannya yang pada pokoknya mendalilkan bahwa Termohon
Keberatanmengabaikan adanya Terlapor lain atau menilai kelayakan
In
A

serta kepantasan Pemohon Keberatanuntuk menjadi Terlapor satu-


satunya dalam perkara a quo.
ah

lik

1.2. Bahwa terhadap penolakan dalil-dalil Pemohon Keberatantersebut


Termohon Keberatanakan uraikan dalam penjelasan sebagai berikut:
m

ub

1.3. Bahwa UU No.5 Tahun 1999 membagi dalam 2 (dua) pengaturan


substansi yaitu Perjanjian yang Dilarang dan Kegiatan yang Dilarang.
ka

Kegiatan yang termasuk dalam Kegiatan yang Dilarang adalah


ep

kegiatan monopoli, monopsoni, penguasan pasar serta


ah

persekongkolan (collusive tendering). Perbedaan antara Kegiatan


R

yang Dilarang dan Perjanjian yang Dilarang umumnya dapat dilihat


es

dari jumlah pelaku usahanya. Perjanjian yang Dilarang melihat dari


M

ng

unsur katanya, yaitu perjanjian, hal ini sudah dapat dipastikan


on

Halamana 29 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
harus ada minimal dua pihak, sementara dalam Kegiatan yang

R
Dilarang, dalam melakukan kegiatan tesebut dapat dilakukan oleh

si
hanya satu pihak/pelaku usaha saja.Pengaturan mengenai posisi

ne
ng
dan Praktek Monopoli masuk ke dalam bagian 5 Kegiatan yang
Dilarang dan diatur dalam Pasal 17 UU No.5/1999.
1.4. Bahwa ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 5 tahun 1999

do
gu dapat dikutip sebagai berikut:
(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi

In
A
dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan
ah

usaha tidak sehat.

lik
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan
atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa
am

ub
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila :
a. barang dan/atau jasa yang bersangkutan belum ada
ep
substitusinya; atau
k

b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam


ah

persaingan usaha barang dan/atau jasa yang sama; atau


R

si
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai
lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis

ne
ng

barang atau jasa tertentu.”


1.5. Pasal 17 UU No.5/1999 terdiri dari 2 (dua) ayat tentang pengaturan

do
gu

monopoli, yaitu :
1) Pasal 17 ayat (1) dari pasal tersebut mengatur mengenai larangan
In
terhadap Pelaku usaha (Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999)
A

untuk menyalahgunakan Posisi Monopoli. Pasal 17 Ayat (1)


tersebut pada intinya mengatur tentang pelarangan kegiatan
ah

lik

penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau


jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
m

ub

atau persaingan usaha tidak sehat. Berdasarkan ayat tersebut


harus dipahami bahwa perusahaan yang memiliki Posisi
ka

Monopoli (yang melakukan penguasaan atas produksi


ep

dan/atau pemasaran) tidak serta merta melanggar Pasal 17


ah

UU No. 5/1999, kecuali perusahaan tersebut melakukan praktek


R

monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Praktek


es

monopoli merupakan bentuk penyalahgunaan Posisi Monopoli


M

ng

yang muncul akibat pemberdayaan kekuatan monopoli.


on

Halamana 30 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2) Pasal 17 ayat (2) dari pasal tersebut mengatur Posisi Monopoli

R
melalui penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang

si
dan/atau jasa yang dimaksudkan dalam 3 (tiga) bentuk dari Posisi

ne
ng
Monopoli yaitu:
1. barang dan/atau jasa yang bersangkutan belum ada
substitusinya; atau

do
gu 2. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam
persaingan usaha barang dan/atau jasa yang sama; atau

In
A
3. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar
ah

satu jenis barang atau jasa tertentu.”

lik
1.6. Bahwa Pasal 17 ayat (1) merupakan ketentuan yang mengatur
larangan kegiatan monopoli terhadap Pelaku usaha yang
am

ub
mengakibatkan praktik monopoli. Selanjutnya terkait dengan kriteria
Posisi Monopoli sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c
ep
tersebut telah sangat jelas bahwa pelaku usaha yang dapat
k

melakukan pelanggaran Praktek Monopoli adalah hanya 1 (satu)


ah

pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha (single economy


R

si
entities).
1.7. Bahwa Pemohon Keberatandalam dalilnya berulang kali mendalilkan

ne
ng

terkait dengan dengan posisi monopoli atau penguasaannya sebagai


pelaku usaha yang memonopoli jasa di terminal kargo yang

do
gu

diperolehnya karena perjanjian. Pemohon Keberatanyang menyatakan


bahwa terdapat kerancuan hukum mengenai identitas Terlapor,
In
dengan menghubungkan kemungkinan adanya Terlapor lain terkait
A

dengan perolehan monopoli Pemohon Keberatankarena adanya


perjanjian pengelolaan terminal Kargo Bandara Udara atau PT
ah

lik

Angkasa Pura I (Persero) atau pelaku usaha lain yang dapat dijadikan
sebagai Terlapor dengan merujuk kepada keterangan ahli Prof
m

ub

Hikahanto Juwana S.H., LL.M yang menyatakan terkait tanggung


jawab atas pelimpahan wewenang dan Keterangan ahli Hukum Prof
ka

Ahmad Miru yang menyatakan perjanjian batal demi hukum karena


ep

causa tidak halal sehingga mengakibatkan gugur dan semua yang


ah

berlaku tidak dianggap lagi karena masing-masing pihak sudah


R

memperoleh apa yang diinginkan dan sesudahnya saja yang dihitung


es

adalah dalil yang mengada-ada, bertentangan dengan hukum serta


M

ng

on

Halamana 31 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menunjukkan bahwa Pemohon Keberatantidak memahami unsur

R
Pasal 17 ayat (1) dan (2) UU No. 5 Tahun 1999.

si
1.8. Bahwa yang menjadi pelanggaran hukum persaingan yang dilakukan

ne
ng
dalam pemenuhan unsur Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 dalam
perkara a quo adalah kegiatan monopolinya yang mengakibatkan
praktik monopoli. Pasal 17 UU No. 5 tahun 1999 melarang pelaku

do
gu usaha yang memiliki Posisi monopoli yang diperolehnya tersebut
untuk disalah gunakan menjadi sebuah praktek monopoli oleh

In
A
Pemohon Keberatan. Bahwaperusahaan yang memiliki Posisi
Monopoli (yang melakukan penguasaan atas produksi dan/atau
ah

pemasaran) tidak serta merta melanggar Pasal 17 UU No. 5/1999,

lik
kecuali perusahaan tersebut melakukan praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat. Bahwa Praktek Monopoli sebagai
am

ub
sebuah kegiatan yang dilarang adalah dilakukan oleh Pemohon
Keberatansendiri setelah memperoleh Posisi Monopoli yang berasal
ep
dari perjanjian.
k

1.9. Bahwa ketentuan Pasal 17 UU No. 5 Tahun 2017 masuk dalam sub
ah

bab kegiatan yang dilarang unsurnya dilakukan oleh satu atau satu
R

si
kelompok pelaku usaha. Bahwa ketentuan Pasal 17 UU No. 5 Tahun
1999 bukan ketentuan terkait dengan perjanjian yang dilarang yang

ne
ng

unsur pasalnya melibatkan lebih dari satu pelaku usaha. Dengan


demikian dalil Pemohon Keberatanyang menyatakan bahwa Terlapor

do
gu

dalam perkara a quo dapat merupakan pelaksana perjanjian


pengelolaan terminal Kargo Bandara Udara atau PT Angkasa Pura I (
Persero) sebagai Pemilik hak atau kedua-duanya dan atau pelaku
In
A

usaha lain yang memungkinkan dijadikan sebagai Terlapor


menunjukkan bahwa Pemohon Keberatantidak memahami unsur
ah

lik

Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 dan merupakan dalil yang mengada-


ada sehingga sudah seharusnya dalil tersebut untuk ditolak.
m

ub

II. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM


MENENTUKAN OBYEK PERKARA A QUO
ka

1. Bahwa Termohon Keberatanmenolak seluruh dalil Pemohon


ep

Keberatanyang menyatakan bahwa Termohon Keberatantelah salah


ah

dalam menentukan Obyek Perkara dengan dalil bahwa:


R

es

Pemohon Keberatanmerupakan operator jasa penanganan kargo dan


M

ng

pos pesawat udara diterminal kargo,


on

Halamana 32 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bukan

R
operator jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan

si
kargo dan pos diterminal kargo.

ne
ng
2. Bahwa Termohon Keberatanmenolak dalil Pemohon Keberatanyang
mendalilkan bahwa Termohon Keberatankurang begitu paham
“Regulated Agent“ dalam Putusan halaman 483 yang disamakan

do
gu dengan kegiatan diterminal kargo. dan fungsi dan peran serta kegiatan
penanganan kargo dan pos di terminal kargo, bukan semata-mata

In
A
mengejar profit.
Bahwa dalil Pemohon Keberatanadalah mengada-ada dan
ah

bertentangan dengan fakta dan alat bukti dalam perkara a quo.

lik
3. Bahwa berdasarkan Putusan KPPU a quo Obyek Perkara a quo dapat
Termohon KeberatanKutip dalam Putusan KPPU a quo halaman 449
am

ub
Sebagai berikut:
(1) Tentang Objek Perkara dan Dugaan Pelanggaran.
ep
k

2.1 Bahwa objek perkara a quo adalah praktik monopoli yang


dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik di Terminal
ah

R
Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

si
Makassar.

ne
2.2 Bahwa terkait objek perkara, Majelis Komisi menilai
ng

berdasarkan fakta persidangan dan alat bukti, peran PT


Angkasa Pura Logistik di Bandar Udara Internasional Sultan

do
gu

Hasanuddin Makassar dalam perkara a quo, adalah sebagai


berikut:
In
2.2.1 PT Angkasa Pura Logistik merupakan operator
A

jasa penyediaan fasilitas terminal untuk


pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal
ah

lik

Kargo;
2.2.2 PT Angkasa Pura Logistik merupakan Regulated
m

ub

Agent satu-satunya yang memberikan pelayanan


jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan
ka

ep

kargo dan pos di Terminal Kargo;


2.2.3 PT Angkasa Pura Logistik juga mempunyai bidang
ah

usaha yang bergerak di bidang Ekspedisi Muatan


R

Pesawat Udara (EMPU), yang bersaing dengan


es
M

perusahaan EMPU lainnya.


ng

on

Halamana 33 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Bahwa bantahan Termohon Keberatanterkait dengan dalil Pemohon

R
Keberatanmengenai obyek perkara a quo yang merupakan jasa

si
penyediaan FASILITAS TERMINAL UNTUK PELAYANAN

ne
ng
ANGKUTAN KARGO DAN POS di Terminal Kargo sebagaimana
diatur dalam Pasal 232 ayat (2) adalah sebagai berikut:
5. Bahwa Pemohon Keberatanpada angka 2.2 halaman 8 mendalilkan

do
gu bahwa Pemohon merupakan operator jasa PENANGANAN KARGO
DAN POS pesawat udara di terminal kargo sebagaimana diatur dalam

In
A
ketentuan Pasal 232 ayat (3) huruf a angka 7 UU No.1 Tahun 2009
dan bukan operator jasa penyediaan FASILITAS TERMINAL UNTUK
ah

PELAYANAN ANGKUTAN KARGO DAN POS di Terminal Kargo

lik
sebagaimana diatur dalam Pasal 232 ayat (2)
6. Bahwa produk-produk layanan jasa kebandarudaraan dan jasa yang
am

ub
terkait dengan bandar udara telah diatur spesifik ruang lingkup dan
jenis-jenis layanan jasanya. Hal tersebut dikarenakan oleh industri
ep
terkait dengan kebandarudaraan sangat diatur oleh peraturan
k

perundangan yang berlaku (highly regulated industry);


ah

7. Bahwa dalam Pasal 232 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 2009


R

si
menyebutkan jenis kegiatan pengusahaan di bandar udara terdiri dari
(1) pelayanan jasa kebandarudaraan dan (2) pelayanan jasa terkait

ne
ng

bandar udara.Mohon perhatian Majelis Hakim perkara aquo terkait


perbedaan antara keduanya sebagai berikut :

do
gu

Tabel
JENIS PELAYANAN JASA KEBANDARUDARAAN DAN
PELAYANAN JASA TERKAIT BANDAR UDARA
In
A

Pasal JENIS PELAYANAN Bunyi Pasal Pelaku Usaha


yang Dapat
ah

lik

mengusahak
an
m

ub

Pasal 232 JASA (2) Pelayanan jasa Pasal 233

ayat (2) KEBANDARUDARAAN kebandarudaraan ayat (1)


ka

sebagaimana dimaksud
ep

pada ayat (1) huruf a (1) Pelayanan


meliputi pelayanan jasa jasa
ah

pesawat udara, kebandarudar


R

penumpang, barang, dan aan


es
M

pos yang terdiri atas sebagaimana


ng

on

Halamana 34 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penyediaan dan/atau dimaksud

R
pengembangan: dalam Pasal

si
a. fasilitas untuk kegiatan 232 ayat (2)
pelayanan pendaratan, dapat

ne
ng
lepas landas, manuver, diselenggarak
parkir, dan penyimpanan an oleh:

do
gu pesawat udara;
b. fasilitas terminal
a. badan
usaha
untuk pelayanan bandar

In
A
angkutan penumpang, udara untuk
kargo, dan pos; bandar
ah

lik
c. fasilitas elektronika, udara yang
listrik, air, dan instalasi diusahakan
limbah buangan; dan secara
am

ub
d. lahan untuk bangunan, komersial
lapangan, dan industri setelah
serta gedung atau memperoleh
ep
k

bangunan yang izin dari


ah

berhubungan dengan Menteri; atau


R
kelancaran angkutan

si
udara. b. unit

ne
penyelenggar
ng

a bandar
udara untuk

do
gu

bandar udara
yang belum
diusahakan
In
A

secara
komersial
ah

lik

yang dibentuk
oleh dan
bertanggung
m

ub

jawab kepada
pemerintah
ka

dan/atau
ep

pemerintah
ah

daerah.
R

Pasal 232 JASA TERKAIT (3) Pelayanan jasa Pasal 233


es

ayat (3) BANDAR UDARA terkait bandar udara ayat (4)


M

ng

sebagaimana dimaksud
on

Halamana 35 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada ayat (1) huruf b (4) Pelayanan

R
meliputi kegiatan: jasa terkait

si
a. jasa terkait untuk dengan
menunjang kegiatan bandar udara

ne
ng
pelayanan operasi sebagaimana
pesawat udara di bandar dimaksud

do
gu udara,
penyediaan
terdiri atas:
hanggar
1) dalam
232 ayat (3)
Pasal

pesawat udara; dapat

In
A
2) perbengkelan pesawat diselenggara
udara; kan oleh
ah

lik
3) pergudangan; orang
4) katering pesawat perseoranga
udara; n warga
am

ub
5) pelayanan teknis negara
penanganan pesawat Indonesia
udara di darat (ground dan/atau
ep
k

handling); badan
ah

6) pelayanan hukum
R
penumpang dan bagasi; Indonesia.

si
serta

ne
7) penanganan kargo
ng

dan pos.
b. jasa terkait untuk

do
gu

menunjang kegiatan
pelayanan penumpang
dan barang, terdiri atas:
In
A

1) penyediaan
penginapan/hotel dan
ah

lik

transit hotel;
2) penyediaan toko dan
restoran;
m

ub

3) penyimpanan
kendaraan bermotor;
ka

4) pelayanan kesehatan;
ep

8. Bahwa berdasarkan Pasal 233 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 2009,


ah

pelayanan jasa kebandarudaraan dapat diselenggarakan oleh:


R

a. Badan Usaha Bandar Udara untuk bandara yang diusahakan


es
M

secara komersial setelah memperoleh izin dari Menteri; atau


ng

on

Halamana 36 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Unit penyelenggara bandar udara untuk bandar udara yang belum

R
diusahakan secara komersial yang dibentuk oleh dan bertanggung

si
jawab kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

ne
ng
9. Bahwa Pasal 1 ayat (43) UU Nomor 1 Tahun 2009 menyebutkan
Badan Usaha Bandar Udara adalah badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan

do
gu terbatas atau koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan
bandar udara untuk pelayanan umum.

In
A
10. Bahwa Pasal 233 ayat (1) huruf (a) UU Nomor 1 Tahun 2009 telah
memberikan hak ekslusif kepada Badan Usaha Bandar Udara setelah
ah

memperoleh izin dari Menteri Perhubungan untuk memberikan

lik
pelayanan jasa kebandarudaraan kepada pesawat udara, penumpang,
barang, dan pos di setiap Bandar Udara di Indonesia, yang dalam hal
am

ub
ini PT Angkasa Pura I (Persero) telah memperoleh izin dari Menteri
Perhubungan untuk memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan di
ep
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi
k

Selatan yang diusahakan secara komersial (vide bukti C4, C10).


ah

11. Bahwa kemudian Pasal 233 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2009
R

si
menyebutkan izin Menteri Perhubungan yang telah diberikan terhadap
Badan Usaha Bandar Udara yang diusahakan secara komersial, tidak

ne
ng

dapat dipindahtangankan.
12. Bahwa selain itu, terminologi pengelolaan Terminal Kargo tidak

do
gu

dapat disamakan artinya dengan penanganan Kargo yang


merupakan jasa terkait Bandar Udara untuk menunjang kegiatan
pelayanan operasi pesawat udara di Bandar Udara.
In
A

13. Bahwa penanganan kargo hanya sebatas untuk mengurusi kargo mulai
dari kargo diterima di terminal kargo sampai dengan kargo naik ke
ah

lik

pesawat, sedangkan pengelolaan terminal kargo tidak hanya


menangani kargo tetapi menangani seluruh aktivitas yang ada di
m

ub

terminal kargo termasuk tarif di terminal kargo. Dengan demikian dapat


dikatakan bahwa PT Angkasa Pura Logistik telah melakukan seluruh
ka

fungsi manajemen yang seharusnya dilakukan oleh Badan Usaha


ep

Bandar Udara.
ah

14. Bahwa Pemohon Keberatanmerupakan operator jasa penyediaan


R

fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di


es

Terminal Kargosebagaimana ketentuan Pasal 233 ayat (2) telah


M

ng

cukup dibuktian oleh Termohon Keberatan


on

Halamana 37 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
15. Bahwa dalam perjanjian pengelolaan jelas menyebutkan penyerahan

R
pengelolaan terminal kargo beserta penyerahan pengoperasian

si
asetPT Angkasa Pura I selaku Badan usaha yang memperoleh izin dari

ne
ng
Menteri Perhubungan untuk memberikan pelayanan jasa
kebandarudaraan kepada pihak kedua, yaitu Pemohon Keberatan(PT
Angkasa Pura Logistik).

do
gu 16. Bahwa yang melikiki kewenangan mengelola Fasilitas terminal kargo
dan Pos adalah Badan Usaha Bandar Udara setelah memperoleh izin

In
A
dari Menteri Perhubungan untuk memberikan pelayanan jasa
kebandarudaraan kepada pesawat udara, penumpang, barang, dan
ah

pos di setiap Bandar Udara di Indonesia, yang dalam hal ini PT

lik
Angkasa Pura I (Persero) berdasarkan fakta dan alat bukti sebagai
berikut:
am

ub
A. KEWENANGAN PT ANGKASA PURA SELAKU BADAN USAHA
BANDAR UDARAMEMBERIKAN PELAYANAN JASA
ep
KEBANDARUDARAAN DI TERMINAL KARGO DAN POS
k

1) Bahwa pelimpahan kewenangan pengelolaan Jasa Kebadar


ah

Udaraan yang dimiliki oleh PT Angkasa Pura I kepada


R

si
Pemohon Keberatanberdasarkan perjanjian kerjasama
berdasarkan alat bukti Perjanjian kerjasama Nomor:

ne
ng

SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor: 02/APL-AP1/2013-DU


tanggal 18 Januari 2013 (vide bukti C4, C10) memuat tentang

do
gu

obyek perjanjian yaitu:


Pasal 2
In
OBJEK PERJANJIAN
A

(1) PIHAK PERTAMA dengan ini menyerahkan


PENGELOLAAN TERMINAL KARGO DI BANDAR
ah

lik

UDARAkepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA


menerima penyerahan pengelolaan Terminal Kargo
m

ub

tersebut dari PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA


bertanggung jawab sepenuhnya terhadap Pengelolaan
ka

ep

Terminal Kargo di Bandara Udara tersebut.


(2) PIHAK PERTAMA menyerahkan pengoperasian ASET
ah

yang digunakan untuk Terminal Kargo dengan rincian


R

sebagaimana pada Lampiran Perjanjian ini,


es
M

ng

on

Halamana 38 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2) Bahwa hal tersebut diakui oleh Saksi Sdr. Ahmad Syaugi

R
Shahab yang merupakan Aviation Marketing Group Head of

si
PT Angkasa Pura I (Persero) dalam persidangan;

ne
ng
Pertanyaan/ Uraian
Jawaban

do
gu Pertanyaan Di dalam UNDANG-UNDANG Nomor 1/2009 sudah jelas
Investigator menyebutkan bahwa yang bisa menarik tarif PJKP2U

In
A
adalah badan usaha Bandar udara dimana dalam hal ini
adalah AP I, namun sebaliknya yang kami peroleh bukti
ah

faktur yang penarikannya dilakukan oleh AP Logistik.

lik
Bukankah penarikan tarif tersebut merupakan kewenangan
yang sudah melekat yang diberikan oleh Undang-Undang
am

ub
kepada AP I, tetapi justru didelegasikan oleh AP I ke AP
Logistik? (kemudian baru disesuaikan setelah ada PM
ep
Nomor 156/2015)
k

Jawaban Kronologisnya terkait pengelolaan terminal kargo sejak


ah

UNDANG-UNDANG Nomor 1/2009, PT AP I


R

si
mendelegasikan kewenangan pengelolaannya kepada AP
Logistik. Jadi, di Makassar yang sebelumnya terminal

ne
ng

kargo, Balikpapan, Manado, Jogjakarta, Solo, Denpasar,


Biak sebelumnya Gapura, tahun 2015 mengalami kendala

do
gu

karena AP Logistik merupakan jasa terkait. Setelah awal


2017 kami semua telah mengembalikan fungsi terminal
kargo ke AP I selaku fungsi dari badan usaha Bandar
In
A

udara, sebagaimana PM Nomor 156/2015 termasuk juga di


Bandar udara Makassar. Bukti faktur atau kuitansi yang
ah

lik

Investigator tadi tunjukkan di tahun 2015 memang masih


dikerjakan oleh AP Logistik, ketika ada pembenahan sesuai
m

ub

PM Nomor 156/2015 kami mengembalikan perlahan ke AP


I, termasuk juga yang dahulu tertulis dikelola oleh AP
ka

Logistik kembali semua ke AP I. Dan semua itu


ep

membutuhkan proses waktu. Kontrak antara AP I dengan


ah

AP Logistik berubah dari pengelolaan menjadi penanganan.


R

Pertanyaan Apakah Saudara ikut terlibat dalam penyusunannya atau


es

Investigator paham terhadap substansinya?


M

ng

on

Halamana 39 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jawaban Kalau sebelum tahun 2016 kontraknya masih pengelolaan

R
terminal kargo.

si
Pertanyaan Jadi, khusus untuk jasa kebandarudaraan di terminal kargo

ne
ng
Majelis Komisi hanya dapat dilakukan oleh badan usaha Bandar udara?
Jawaban Iya.

do
gu Pertanyaan
Majelis Komisi
Kalau pengelolaan di
kebandarudaraan hanya dapat dilakukan oleh badan usaha
terminal kargo terkait jasa

Bandar udara, lalu jika yang melakukan adalah AP Logistik

In
A
apakah diperbolehkan?
Jawaban Tidak boleh.
ah

lik
3) Bahwa hal tersebut diakui oleh Saksi Sdr. I Wayan Sutawijaya yang
am

ub
merupakan Head of Legal PT Angkasa Pura I (Persero) dalam
persidangan;
ep
Pertanyaan/ Uraian
k

Jawaban
ah

R
Pertanyaan Jadi, yang dilimpahkan ke anak perusahaan adalah tugas

si
Investigator pengelolaan terminal kargonya?

ne
ng

Jawaban Iya.
Pertanyaan Apakah sebelumnya fungsi pengelolaan terminal kargo ini
Investigator menjadi beban oleh AP sehingga fungsi tersebut

do
gu

dilimpahkan oleh AP ke anak perusahaan yakni AP Log?


Jawaban Seperti yang sudah saya jelaskan bahwa kami dapat
In
A

melakukan penunjukan langsung ke anak perusahaan.


Fungsi pengelolaan tersebut dapat kami lakukan sendiri,
ah

namun karena keterbatasan yang kami miliki, kami tidak


lik

mampu mengelola secara menyeluruh tugas-tugas tersebut,


oleh karena itu kami delegasikan ke AP Log.
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halamana 40 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pertanyaan Persetujuan bersama diantara Terminal Kargo Bandar

R
Investigator Udara di Balikpapan, Makassar, Banjarmasin, Solo, yang

si
ditandatangani di tahun 2012 obyek kerjasama

ne
ng
operasionalnya adalah Terminal Kargo, yang
bertandatangan adalah pihak AP Log yang bertindak atas
nama AP I.

do
gu Sebenarnya konsepnya bagaimana kerjasama antara AP I
dengan AP log yang dilimpahkan fungsi pengelolaan

In
A
terminal kargo?
Jawaban Jadi, kami bekerjasama dengan anak perusahaan, yang
ah

memiliki izin adalah AP I karena AP I ini tidak mampu

lik
mengelola secara menyeluruh maka didelegasikan ke anak
perusahaan, maka anak perusahaan ini menjadi satu
am

ub
kesatuan di dalam bubu, dalam hal ini AP I. Kalau secara
menyeluruh kekayaan anak perusahaan merupakan
ep
kekayaan induk perusahaan.
k
ah

4) Bahwa hal tersebut berkesesuaian juga dengan keterangan Rudolf


R

si
Andrianto Reich selaku Sekretariat Asperindo DPW Sulawesi Selatan;

ne
ng

Pertanyaan Ketidaksetujuan Saudara ini lebih kepada kehadiran AP


Majelis Komisi Logistik sebagai badan usaha yang bergerak di bidang
kebandarudaraan?

do
gu

Jawaban Kehadiran AP Logistik yang mengambil mandat Angkasa


Pura I sebagai fungsi pelayanan Terminal Kargo yang
In
A

sesuai amanat Undang-Undang tidak membolehkan itu.


Buktinya ada pada BTB dan TTB yang di print out oleh
ah

AP Logistik Terminal Kargo. Terminal Kargo adalah


lik

Badan Usaha Bandar Udara, bukan Badan Usaha


penunjang kebandarudaraan. Jadi, telah terjadi
m

ub

perpindahan tangan izin atau mandat tanpa ditenderkan


dari pihak Angkasa Pura I ke AP Logistik yang menurut
ka

ep

UNDANG-UNDANG Nomor 1/2009 hal itu tidak boleh


dilakukan, sehingga izin ini harus dicabut.
ah

es
M

ng

on

Halamana 41 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5) Bahwa hal tersebut berkesesuaian dengan keterangan Saksi Sdr. Ahmad

R
Syaugi Shahab yang merupakan Aviation Marketing Group Head of PT

si
Angkasa Pura I (Persero) dalam persidangan;

ne
ng
Pertanyaan/ Uraian
Jawaban

do
gu Pertanyaan Jadi, harus dibedakan antara jasa terkait dengan penanganan
Terlapor I kargo itu tidak sama dengan fasilitas penanganan kargonya?
Jawaban Iya. (Saksi membacakan mengenai substansi kontrak).

In
A
Pelayanan jasa kebandarudaraan adalah jasa pesawat udara
penumpang, barang, dan pos, yang terdiri atas penyediaan
ah

lik
dan/atau fasilitas pengembangan: a. fasilitas untuk kegiatan
pelayanan pendaratan atau lepas landas (untuk di aero), b.
am

ub
fasilitas terminal kargo untuk pelayanan angkutan
penumpang kargo dan pos. Disini ada jasa terkait yaitu
penanganan kargo dan pos. Terdapat di dalam Pasal 232
ep
k

dan Pasal 233 UNDANG-UNDANGNomor 1/2009.


Pertanyaan Bahasa pengelolaan apakah sama dengan bahasa
ah

R
Investigator penanganan terminal kargo?

si
Jawaban Berbeda.

ne
ng

Pertanyaan Artinya kontrak yang terjadi selama kurun waktu tahun 2013-
Investigator 2015 masih menggunakan judul pengelolaan terminal kargo,
bukan penanganan kargo, lalu apa perbedaan antara

do
gu

pengelolaan dan penanganan?


Jawaban Pengelolaan itu terkait jasa kebandarudaraan, sedangkan
In
A

untuk penanganan itu terkait jasa terkait kebandarudaraan.

6) Bahwa hal tersebut berkesesuaian juga dengan keterangan Rudolf


ah

lik

Andrianto Reich selaku Sekretariat Asperindo DPW Sulawesi Selatan;

Pertanyaan Ketidaksetujuan Saudara ini lebih kepada kehadiran AP


m

ub

Majelis Komisi Logistik sebagai badan usaha yang bergerak di bidang


kebandarudaraan?
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halamana 42 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jawaban Kehadiran AP Logistik yang mengambil mandat

R
Angkasa Pura I sebagai fungsi pelayanan Terminal

si
Kargo yang sesuai amanat Undang-Undang tidak

ne
ng
membolehkan itu. Buktinya ada pada BTB dan TTB
yang di print out oleh AP Logistik Terminal Kargo.
Terminal Kargo adalah Badan Usaha Bandar Udara,

do
gu bukan Badan Usaha penunjang kebandarudaraan. Jadi,
telah terjadi perpindahan tangan izin atau mandat tanpa

In
A
ditenderkan dari pihak Angkasa Pura I ke AP Logistik
yang menurut UNDANG-UNDANG Nomor 1/2009 hal itu
ah

tidak boleh dilakukan, sehingga izin ini harus dicabut.

lik
Pertanyaan Terminal Kargo sebenarnya pengelolaannya tidak bisa
Majelis Komisi dipindahtangankan ke pihak siapapun. Lalu menurut
am

ub
Saudara siapa yang seharusnya bisa mengelola
Terminal Kargo?
ep
Jawaban Iya. Satu Bandar udara itu ada 2 kategori, yaitu Bandar
k

udara yang dikelola oleh UPT (dari Kementerian


ah

Perhubungan) dan Bandar udara yang dikelola oleh


R

si
swasta (biasanya BUMN, Angkasa Pura atau swasta
lainnya). Yang terjadi sekarang, begitu masuk Angkasa

ne
ng

Pura mereka mau semua, tidak memberikan kompetisi,


sementara aturan perhubungan membolehkan kompetisi

do
gu

itu ada, namun kenyataannya yang saya ketahui bahwa


Kementerian Perhubungan melalui KP 125/2012 tentang
masterplan Bandara Sultan Hasanuddin tidak terbuka
In
A

secara umum, sehingga orang tidak tahu dimana


wilayah untuk berusaha itu, kecuali Angkasa Pura yang
ah

lik

tahu, mereka yang membeli tanahnya, mereka


membuka kerjasama konsesi lagi seperti biasa.
m

ub

7) Bahwa berdasarkan Pasal 233 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun


2009Tentang Penerbangan, disebutkan bahwa ijin menteri yang telah
ka

diberikan terhadap Badan Usaha Bandar Udara yang diusahakan secara


ep

komersial tidak dapat dipindahtangankan;


ah

8) Bahwa berdasarkan Pasal 233 ayat (5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun


R

2009 Tentang Penerbangan, disebutkan bahwa Badan usaha bandar


es
M

udara yang memindahtangankanizin sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


ng

dikenakansanksi administratif berupa pencabutan izin;


on

Halamana 43 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9) Bahwa dalam kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerjasama

R
Pengelolaan Terminal Kargo Nomor SP.6/HK.06.03/213/PD dan Nomor

si
02/APL-AP1/2013-DU tertanggal 18 Januari 2013 disebutkan bahwa PT

ne
ng
Angkasa Pura Logistik memiliki kewajiban untuk mengelola terminal kargo.
Terminologi Pengelolaan Terminal Kargo tidak dapat disamakan artinya
dengan Penanganan Kargo yang merupakan jasa terkait untuk menunjang

do
gu kegiatan pelayanan operasi pesawat udara di bandar udara; (vide C4,
C10)

In
A
10) Bahwa penanganan kargo hanya sebatas untuk mengurusi kargo mulai
dari kargo diterima di terminal kargo sampai dengan kargo naik ke
ah

pesawat, sedangkan pengelolaan terminal kargo tidak hanya menangani

lik
kargo tetapi menangani seluruh aktivitas yang ada di terminal kargo
termasuk tarif di terminal kargo;
am

ub
11) Bahwa dalam penunjukan tersebut, PT Angkasa Pura Logistik diberi
kewenangan dengan kewajiban sebagai berikut (vide bukti C10):
ep
a. Mengelola terminal kargo sesuai dengan ketentuan menurut perjanjian
k

ini dengan aman tanpa gangguan dari Pihak Pertama dalam hal ini PT
ah

Angkasa Pura I (Persero) maupun pihak ketiga sesuai dengan


R

si
perjanjian;
b. Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan

ne
ng

Terminal Kargo dan Logistik dengan standar kelas dunia;


c. Menyampaikan laporan tertulis produksi dan pendapatan kepada PT

do
gu

Angkasa Pura I (Persero) setiap bulannya dan menjamin kebenaran


laporan atas data dimaksud;
In
d. Mengasuransikan bangunan terminal kargo atas nama PT Angkasa
A

Pura I (Persero) dengan beban PT Angkasa Pura Logistik;


e. Memeliharan bangunan, sarana, dan prasarana selama jangka waktu
ah

lik

perjanjian;
f. Menyampaikan laporan tentang kondisi dan/atau perbaikan
m

ub

bangunan/aset terminal kargo secara periodik;


g. Melakukan pengurusan sertifikat Terminal Kargo, Tera, Timbangan,
ka

Tempat Penimbunan Sementara, dan lainnya atas nama PT Angkasa


ep

Pura I (Persero).
ah

12) Bahwa fakta tersebut diakui oleh Pemohon Keberatandalam


R

kesimpulannyayang pada pokoknya menyatakan:


es
M

“Bahwa secara de facto dan de jure PT Angkasa Pura Logistiktelah


ng

memperoleh penunjukan langsung dari PT Angkasa Pura I (Persero)


on

Halamana 44 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk mengelola terminal kargo Bandar Udara Internasional Sultan

R
Hasanuddin Makassar, dengan maksud dan tujuan untuk

si
optimalisasi aset strategis milik PT Angkasa Pura I (Persero) dan

ne
ng
faktor minimnya sumber daya manusia, perhatian, fasilitas dan/atau
peralatan bagi terminal kargo, sebagaimana tercantum dalam Perjanjian
Kerjasama antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan PT Angkasa

do
gu Pura Logistik tentang Pengelolaan Terminal Kargo di Bandar Udara
Sepinggan, Bandar Udara Hasanuddin, Bandar Udara Syamsudin Noor,

In
A
dan Bandar Udara Adi Sumarmo, yaitu Nomor: SP.6/HK.06.03/2-13/PD
dan Nomor: 02/APL-AP1/2013-DU tanggal 18 Januari 2013, dengan
ah

jangka waktu perjanjian selama 2 (dua) tahun yaitu berlaku surut

lik
terhitung sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 (vide bukti T1;
T36).
am

ub
1) Berdasarkan keterangan dalam pemeriksaan dan kesimpulan
Pemohon Keberatan, serta uraian pada angka 14 dan 15 di atas
ep
bahwa pengelolaan terminal kargo didasarkan perjanjian kerjasama
k

pengelolaan Nomor SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor: 02/APL-


ah

AP1/2013-DU tanggal 18 Januari 2013, dimana Pemohon


R

si
Keberatanmenjalankan kegiatan penanganan terminal kargo sebagai
fungsi actuating (vide bukti B40, T36).

ne
ng

2) Bahwa atas uraian tersebut di atas, Majelis Komisi Termohon


Keberatanberpendapat sebagai berikut:

do
gu

a. Sebagaimana uraian angka 1 Tentang Identitas Terlapor,


Anggaran Dasar PT Angkasa Pura Logistik menyebutkan
In
bahwa PT Angkasa Pura Logistik menyelenggarakan kegiatan
A

usaha di bidang jasa pengurusan transportasi (freight


forwarding), yang ditujukan mengurus semua kegiatan yang
ah

lik

diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan


barang melalui transportasi darat, laut, atau udara yang
m

ub

mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi


termasuk pemeriksaan kualitas dan kuantitas barang/cargo,
ka

pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan


ep

penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan,


ah

perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman


R

barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya


es

berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai


M

ng

dengan diterimanya oleh yang berhak menerimanya,


on

Halamana 45 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjalankan pemeriksaan keamanan dan keselamatan kargo

R
dan pos yang diangkut pesawat udara.

si
b. Bahwa dengan demikan, kegiatan pengelolaan terminal kargo

ne
ng
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar,
dengan maksud dan tujuan untuk optimalisasi aset strategis
milik PT Angkasa Pura I (Persero) dan faktor minimnya sumber

do
gu daya manusia, perhatian, fasilitas dan/atau peralatan bagi
terminal kargo, yang telah diakui oleh Terlapor di dalam

In
A
Kesimpulannya, tidak tercantum dalam Anggaran Dasar
Perusahaan dan bahkan hanya berdasar pada Perjanjian
ah

Kerjasama antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan PT

lik
Angkasa Pura Logistik.
c. Bahwa perjanjian kerjasama antara PT Angkasa Pura I
am

ub
(Persero) dengan PT Angkasa Pura Logistik tersebut bukan
merupakan turunan dari aturan Menteri Perhubungan maupun
ep
peraturan perundang-undangan lainnya.
k

d. Bahwa sebagaimana diketahui syarat sahnya perjanjian diatur


ah

dalam Pasal 1320-1337 KUHPerdata, yaitu adanya


R

si
kesepakatan para pihak, kecakapan para pihak, mengenai
suatu hal tertentu, dan sebab yang halal.

ne
ng

e. Terkait sebab yang halal tersebut, dapat dilihat bahwa suatu


perjanjian tidak boleh melanggar undang-undang. Oleh karena

do
gu

itu, perjanjian kerjasama yang menjadi dasar PT Angkasa Pura


Logistik menjalankan kegiatan usaha dalam pengelolaan
Terminal Kargo, bertentangan dengan peraturan yang lebih
In
A

tinggi yaitu UU Nomor 1 Tahun 2009.


f. Bahwadalam perjanjian pengelolaan jelas menyebutkan
ah

lik

penyerahan pengelolaan terminal kargo kepada pihak kedua,


yaitu PT Angkasa Pura Logistik. Dengan demikian dapat
m

ub

dikatakan bahwa PT Angkasa Pura Logistik telah melakukan


seluruh fungsi manajemen yang seharusnya dilakukan oleh
ka

Badan Usaha Bandar Udara.


ep

g. Bahwa penanganan kargo hanya sebatas untuk mengurusi


ah

kargo mulai dari kargo diterima di terminal kargo sampai dengan


R

kargo naik ke pesawat, sedangkan pengelolaan terminal kargo


es

tidak hanya menangani kargo tetapi menangani seluruh aktivitas


M

ng

yang ada di terminal kargo termasuk tarif di terminal kargo.


on

Halamana 46 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
h. Bahwa terdapat pengakuan PT Angkasa Pura Logistik dalam

R
pemeriksaan tanggal 3 Mei 2017 yang pada pokoknya

si
menyatakan kewajiban yang harus dilakukan oleh PT Angkasa

ne
ng
Pura Logistik dalam perjanjian kerjasama pengelolaan Terminal
kargo tersebut merupakan fungsi jasa kebandarudaraan yang
dilakukan oleh Badan Usaha Bandar Udara (vide bukti B40).

do
gu i. Bahwa atas dasar fakta tersebut, PT Angkasa Pura Logistik
telah menjalankan fungsi planning, controlling, dan actuating,

In
A
yang merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan jasa
kebandarudaraan terkait fasilitas terminal untuk pelayanan
ah

angkutan kargo dan pos.

lik
B. BADAN USAHA BANDAR UDARA YANG MEMBERIKAN
PELAYANAN JASA KEBANDARUDARAAN KHUSUS UNTUK
am

ub
TERMINAL KARGOBERWENANG UNTUK MEMUNGUT
TARIFPELAYANAN JASA KARGO DAN POS PESAWAT
ep
UDARA(PJKP2U)
k

1) Hanya PT Angkasa Pura I selaku Badan usaha Bandar


ah

Udara yang memperoleh izin dari Menteri Perhubungan


R

si
untuk memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan
khusus untuk Terminal kargo yang memiliki hak untuk

ne
ng

memungut tarif PJKP2U sebagaimana ketentuan UU No.


1 Tahun 2009 dan PM 36 Tahun 2014.

do
gu

2) Tarif PJKP2U telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1


Tahun 2009 tentang Penerbangan, yang kemudian diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI
In
A

Nomor PM 36 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan


Prosedur Pengenaan Tarif Jasa Kebandarudaraan;
ah

lik

3) Bahwa pada dasarnya, tarifPJKP2U dapat dikategorikan


sebagai tarif jasa kebandarudaraan yang ditetapkan
m

ub

oleh Badan Usaha Bandar Udara, dalam hal ini adalah


PT Angkasa Pura I (Persero) sebagaimana tercantum
ka

dalam Pasal 244 ayat (2) dan Pasal 246 Undang-Undang


ep

Nomor 1 Tahun 2009 jo. Pasal 3 ayat (2) Peraturan


ah

Menteri Perhubungan RI Nomor PM 36 Tahun 2014;


R

4) Bahwa Pasal 9 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan


es

RI Nomor PM 36 Tahun 2014 mengatur lebih lanjut bahwa


M

ng

tarif PJKP2U dibayarkan oleh pemilik dan penerima kargo


on

Halamana 47 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan pos atas pelayanan area/wilayah kargo dan pos di

R
bandar udara yang dihitung selama berada dalam

si
area/wilayah kargo bandar udara;

ne
ng
5) Bahwafakta dan pendapat tersebut, diperkuat dengan
bukti sebagai berikut:

• Isi dalam perjanjian yang pada pokoknya

do
gu menyatakanbahwapengelolaan terminal kargo
dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik tanpa

In
A
gangguan dari Pihak Pertama dalam hal ini PT
Angkasa Pura I (Persero) selaku Badan Usaha Bandar
ah

lik
Udara (vide bukti C10).
• PT Angkasa Pura Logistiktelahmembuat rumusan
besaran tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat
am

ub
Udara (PJKP2U) Terminal Kargo Bandara Udara
Sultan Hasanuddin, yang akan dikenakan kepada
ep
seluruh pengguna jasa Terminal Kargo, sebagaimana
k

disampaikan dalam kegiatan sosialisasi penyesuaian


ah

tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara


R

si
(PJKP2U) yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura

ne
Logistik kepada seluruh pengguna jasa Terminal
ng

Kargo pada tanggal 5 Februari 2014 (vide bukti C13).


• Bahwa hal tersebut diperkuat oleh keterangan Saksi-

do
gu

Saksi yang menyatakan pada pokoknya terdapat


undangan pembahasan mengenai kenaikan tarif
In
PJKP2U, adanya diskusi, negosiasi terkait kenaikan
A

tarif PJKP2U, dan adanya sosialisasi penyesuaian tarif


PJKP2U kepada seluruh pengguna jasa yang
ah

lik

dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik (vide bukti


B7, B8, B9, B10, B11, B12, B13, B14, B16, B18, B19,
m

ub

B20, B24, B25).


• Bahwa selain itu dalam Berita Acara Kesepakatan No.
ka

ep

BA.005/KB.09/2014/KCA tentang Penyesuaian Tarif


Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara
ah

(PJKP2U) Incoming dan Outgoing Domestik yang


R

berlaku mulai 1 April 2014 ditandatangani oleh PT


es
M

Angkasa Pura Logistik dan Pengguna Jasa (vide bukti


ng

C14).
on

Halamana 48 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Sebagaimana diakui oleh PT Angkasa Pura Logistik

R
dalam kesimpulannya yang pada pokoknya

si
menyatakan sebelum tarif PJKP2U diberlakukan

ne
ng
terhadap pengguna jasa, telah dilakukan negosiasi
terlebih dahulu antara pengguna jasa (diwakili oleh
DPW ALFI/ILFA Perwakilan Udara, ASPERINDO, dan

do
gu perwakilan EMPU) dengan penyedia jasa (diwakili oleh
tim negosiasi tarif PJKP2U PT Angkasa Pura Logistik

In
A
Makassar) yang menghasilkan kesepakatan tarif
PJKP2U untuk incoming dan outgoing kargo domestik
ah

di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

lik
Makassar (vide bukti T36).
• Bahwanegosiasi tersebut seharusnya dilakukan antara
am

ub
pengguna jasa dan penyedia jasa kebandarudaraan,
dalam hal ini adalah PT Angkasa Pura I (Persero)
ep
bukan PT Angkasa Pura Logistik Makassar.
k

• Bahwa selain itu, diperkuat juga dengan adanya bukti


ah

dokumen kuitansi pembayaran tarif Pelayanan Jasa


R

si
Kargo dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U) atau
BTB/TTB yangditerbitkan oleh PT Angkasa Pura

ne
ng

Logistik (vide bukti C11, C35, C36, C38, C40, C41,


C44, C47).

do
gu

3) Bahwa hal tersebut berkesesuaian dengan


keterangan Saksi Sdr. Agustono, S.Sos., M.MTr
In
yang merupakan Kepala Sub Direktorat
A

Penyelenggaraan dan Pelayanan Bandar Udara,


Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan
ah

lik

dalam persidangan;
m

ub

Pertanyaan/ Uraian
ka

Jawaban
ep
ah

es
M

ng

on

Halamana 49 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pertanyaan Dalam menyelenggarakan terminal

R
Terlapor I kargo dijumpai bahwa terminal kargo ini

si
kemudian memberlakukan tarif. Apa

ne
ng
dasar hukumnya dan bagaimana
justifikasinya bagi penyelenggara
terminal kargo yang melakukan

do
gu pemungutan tarif dari pengguna
jasanya?

In
A
Jawaban Soal tarif di dalam terminal kargo ada
yang namanya PJKP2U (Pelayanan
ah

Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara)

lik
yang dipungut oleh badan usaha
Bandar udara atau unit
am

ub
penyelenggara Bandar udara. Untuk
unit penyelenggara Bandar udara
ep
mengacu pada PP Nomor 16/2016
k

tentang PNBP. Kalau di lingkungan AP I


ah

atau AP II atau badan usaha Bandar


R

si
udara terkait tarif tata caranya diatur
dalam PM Nomor 36/2014 dan PM

ne
ng

Nomor 179/2015.

do
gu

4) Bahwa hal tersebut berkesesuaian dengan


keterangan Saksi Sdr. Agustono, S.Sos., M.MTr
In
yang merupakan Kepala Sub Direktorat
A

Penyelenggaraan dan Pelayanan Bandar Udara,


Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan
ah

lik

dalam persidangan;
m

ub

Pertanyaan/ Uraian
ka

ep

Jawaban
ah

es
M

ng

on

Halamana 50 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pertanyaan Dalam menyelenggarakan terminal kargo

R
Terlapor I dijumpai bahwa terminal kargo ini kemudian

si
memberlakukan tarif. Apa dasar hukumnya

ne
ng
dan bagaimana justifikasinya bagi
penyelenggara terminal kargo yang
melakukan pemungutan tarif dari pengguna

do
gu jasanya?
Jawaban Soal tarif di dalam terminal kargo ada yang

In
A
namanya PJKP2U (Pelayanan Jasa Kargo
dan Pos Pesawat Udara) yang dipungut
ah

oleh badan usaha Bandar udara atau unit

lik
penyelenggara Bandar udara. Untuk unit
penyelenggara Bandar udara mengacu
am

ub
pada PP Nomor 16/2016 tentang PNBP.
Kalau di lingkungan AP I atau AP II atau
ep
badan usaha Bandar udara terkait tarif tata
k

caranya diatur dalam PM Nomor 36/2014


ah

dan PM Nomor 179/2015.


R

si
Pertanyaan Berdasarkan regulasi sebagai payung
Terlapor I hukum, siapa yang berwenang menetapkan

ne
ng

tarif PJKP2U di terminal kargo suatu


Bandar udara?

do
gu

Jawaban Peran Kemenhub dalam hal ini hanya


sebagai pemberi rekomendasi, sedangkan
yang menetapkan adalah Direksinya
In
A

dengan sebelumnya telah berkonsultasi


dengan para stakeholder terkait
ah

lik

penggunaan terminal kargo. Contoh seperti


YLKI, INAKA.
m

ub

Pertanyaan Yang dimaksud Direksi disini siapa?


Terlapor I Apakah Badan usaha Bandar udara nya?
ka

Jawaban Iya, badan usaha Bandar udara yang


ep

memiliki hak untuk menarik PJKP2U.


ah

5) Bahwa tarif PJKP2U merupakan tarif jasa


es
M

kebandarudaraan yang dapat dipungut atas kegiatan


ng

Jasa Kebandarudaraan oleh Badan Usaha Bnadar


on

Halamana 51 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Udara dalam Penyediaan Fasilitas Terminal Untuk

R
Pelayanan Angkutan Kargo Dan Pos

si
sebagaimana tercantum dalam Pasal 244 ayat (2)

ne
ng
dan Pasal 246 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2009 jo. Pasal 3 ayat () Peraturan Menteri
Perhubungan RI Nomor PM 36 Tahun 2014.

do
gu 17. Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan pengelolaan terminal
kargo beserta penyerahan pengoperasian aset dengan menjalankan

In
A
aktivitas yang ada di terminal kargo dengan melakukan fungsi planning,
controlling, dan actuating, manjamen serta hak untuk merumuskan
ah

besaran dan memungut tarif PJKP2U yang dilakukan oleh Pemohon

lik
Keberatanadalah merupakan lingkup JASA KEBANDARUDARAAN
yang merupakan kewenangan yang dimiliki PT Angkasa Pura
am

ub
IselakuBadan Usaha Bandar Udaradalam Kegiatan Pengelolaan
JASA KEBANDARUDARAANTerkait Penyediaan Fasilitas Terminal
ep
Untuk Pelayanan Angkutan Kargo Dan Pos sebagaimana Pasal
k

232 ayat (2) huruf b UU No. 1 Tahun 2009.


ah

18. Bahwa atas dasar fakta tersebut, maka dalil Pemohon Keberatanyang
R

si
menyatakan sebagai Pengelola Jasa Penanganan Kargo Dan Pos
Pesawat Udara Diterminal Kargo Yang Merupakan Lingkup JASA

ne
ng

TERKAIT BANDAR UDARAsebagaimana ketentuan Pasal 232 ayat


(3) UU No. 1 Tahun 2009, adalah bertentangan dengan fakta dan alat

do
gu

bukti sebagaimana diuraikan diatas pengelolaan terminal kargo


adalah Kegiatan Pengelolaan JASA KEBANDARUDARAANTerkait
Penyediaan Fasilitas Terminal Untuk Pelayanan Angkutan Kargo
In
A

Dan Pos sebagaimana Pasal 232 ayat (2) huruf b UU No. 1 Tahun
2009, sehingga dalil Pemohon Keberatantersebut sudah
ah

lik

seharusnya untuk ditolak.


19. Bahwa bantahan Termohon Keberatanterkait dengan dalil Pemohon
m

ub

Keberatanmengenai obyek perkara a quoterkait dengan “Regulated


Agent” yang memiliki kesamaan fungsi dan peran serta kegiatan
ka

penanganan kargo dan pos di terminal kargo adalah sebagai berikut:


ep

19.1 Bahwa analisis dan penilaian terkait dengan Regulated Agent


ah

terdapat dalam putusan KPPUpada halaman470-483 yang dapat


R

dikutip sebagai berikut:


es

5.3 Tentang Regulated Agent di Bandar Udara Internasional Sultan


M

ng

Hasanuddin Makassar.
on

Halamana 52 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Latar belakang keberadaan Regulated Agent.

R
a. Bahwa kegiatan pemeriksaan dan pengendalian

si
keamanan kargo dan pos yang dilakukan oleh

ne
ng
Regulated Agent termasuk dalam bentuk pelayanan
jasa terkait kebandarudaraan, sebagaimana ketentuan
Pasal 232 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2009.

do
gu b. Bahwapemeriksaan dan pengendalian keamanan
kargo dan pos yang dilakukan oleh Regulated Agent

In
A
berlaku di Indonesia dilatarbelakangi oleh
keanggotaan Indonesia pada International Civil
ah

Aviation Organization (ICAO).

lik
c. Bahwa International Civil Aviation Organization (ICAO)
telah mengeluarkan Annex 17 amandemen ke-11
am

ub
pada tahun 2006, yang mengatur negara anggota
untuk memberikan jaminan keamanan untuk setiap
ep
kargo yang akan dikirim melalui pesawat dari suatu
k

bandara ke bandara lain baik untuk penerbangan


ah

domestik maupun internasional.


R

si
d. Bahwa Pemerintah Indonesia sebagai negara anggota
International Civil Aviation Organization (ICAO) telah

ne
ng

menerbitkan aturan teknis mengenai pemeriksaan dan


pengendalian keamanan kargo penerbangan

do
gu

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri


Perhubungan Nomor 153 Tahun 2015 tentang
Pengamanan Kargo dan Pos serta Rantai Pasok
In
A

(Supply Chain) Kargo dan Pos Yang Diangkut dengan


Pesawat Udara (selanjutnya disebut PM Nomor 153
ah

lik

Tahun 2015).
e. Bahwa pemeriksaan dan pengendalian keamanan
m

ub

kargo dan pos bertujuan untuk mencegah


disusupkannya bom dan barang berbahaya diangkut
ka

dalam pesawat udara, sebagaimana diatur dalam


ep

ketentuan Pasal 6 PM Nomor 153 Tahun 2015.


ah

f. Bahwa badan usaha angkutan udara dan perusahaan


R

angkutan udara asing hanya dapat mengangkut kargo


es

dan pos yang telah dilakukan pemeriksaaan


M

ng

on

Halamana 53 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keamanan, sebagaimana diatur dalam ketentuan

R
Pasal 9 PM Nomor 153 Tahun 2015.

si
g. Bahwamengacu pada Pasal 11 PM Nomor 153 Tahun

ne
ng
2015, Badan Usaha Angkutan Udara dan
Perusahaaan Angkutan Udara Asing bertanggung
jawab terhadap keamanan pengangkutan kargo dan

do
gu pos, namun dalam pelaksanaan tanggung jawab
tersebut dapat bekerjasama atau mendelegasikan

In
A
pelaksanaan langkah-langkah keamanan pada:
• Regulated Agent;
ah

• Pengirim Pabrikan (Known Consignor);

lik
h. Bahwa yang dimaksud dengan Regulated Agent
berdasarkan Pasal 1 angka (19) PM Nomor 153 Tahun
am

ub
2015 adalah:
“Regulated Agent adalah badan hukum
ep
Indonesia berupa agen kargo, freight forwarder
k

atau bidang lainnya yang disertifikasi Menteri


ah

Perhubungan yang melakukan kegiatan bisnis


R

si
dengan Badan Usaha Angkutan Udara atau
perusahaan Angkutan Udara Asing untuk

ne
ng

melakukan pemeriksaan keamanan terhadap


kargo dan pos yang ditangani atau yang diterima

do
gu

dari pengirim.”
i. Bahwa yang dimaksud dengan Pengirim Pabrikan
(Known Consignor) berdasarkan Pasal 1 angka (17)
In
A

PM Nomor 153 Tahun 2015 adalah:


“Pengirim Pabrikan (Known Consignor) adalah
ah

lik

Badan Hukum Indonesia yang disertifikasi


Menteri Perhubungan untuk melakukan
m

ub

pengendalian kemanan terhadap barang


produksinya secara regular dan sejenis untuk
ka

dikirim melalui badan usaha angkutan udara atau


ep

perusahaan angkutan udara asing”


ah

j. Bahwaberdasarkan Pasal 15 PM Nomor 153 Tahun


R

2015, Regulated Agent, Pengirim Pabrikan (Known


es

Consignor) harus membuat program keamanan kargo


M

ng

on

Halamana 54 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan pos yang sekurang-kurangnya memuat:Personel;

R
Fasilitas peralatan untuk penanganan kargo dan pos;

si
Langkah-langkah keamanan kargo dan pos; dan Peta

ne
ng
daerah keamanan terbatas dan daerah terbatas.
k. Bahwa berdasarkanPasal 33 PM Nomor 153 Tahun
2015, pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang

do
gu diangkut dengan pesawat udara dapat dilakukan oleh
Badan Hukum Indonesia selain Badan Usaha

In
A
Angkutan Udara atau perusahaan Angkutan Udara
Asing, setelah memiliki:
ah

• Sertifikat Regulated Agent untuk badan hukum

lik
agen kargo, freight forwarder atau bidang lainnya;
• Sertifikat sebagai pengirim pabrikan (known
am

ub
consignor) untuk badan hukum yang bergerak
dibidang produksi barang yang bersifat regular.
ep
l. Bahwa meskipun diberikan kebebasan kepada pelaku
k

usaha untuk mendirikan Regulated Agent maupun


ah

Pengirim Pabrikan (Known Consignor),tetapi terdapat


R

si
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 36 ayat (1)

ne
ng

PM Nomor 153 Tahun 2015, dimana untuk


mendapatkan sertifikat Regulated Agent atau sertifikat

do
gu

Pengirim Pabrikan (Known Consignor) harus


memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, yang
diatur dalam Pasal 36 ayat (2) dan Pasal 37 PM
In
A

Nomor 153 Tahun 2015.


m. Bahwa PT Angkasa Pura Logistik resmi menjalankan
ah

lik

kegiatan operasionalnya sebagai Regulated Agent di


Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
m

ub

Makassar dan secara yuridis telah memperoleh


sertifikasi dari Kementerian Perhubungan berdasarkan
ka

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun


ep

2015 dan izin Operasional Regulated Agent Nomor


ah

004/PKKP.DKP/II/2015 tertanggal 25 Maret 2015 dari


R

Direktorat Keamanan Penerbangan Kementerian


es

Perhubungan, yang kemudian diperbarui dengan izin


M

ng

Operasional Regulated Agent Nomor


on

Halamana 55 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
AU.201/1/16/DJPU.DKP.2017 tertanggal 5 Januari

R
2017, serta memperoleh sertifikasi Regulated Agent

si
Nomor 020/Izin.RA.Menhub/XII/2016 tertanggal 30

ne
ng
Desember 2016 (vide bukti T20; T21).
2. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan jasa penyediaan
fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos

do
gu dan jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo
dan pos setelah adanya Regulated Agent.

In
A
a. Tentang kargo incoming dan kargo outgoing.
• Bahwa aktivitas jasa penyediaan fasilitas terminal
ah

untuk pelayanan angkutan kargo dan pos terdiri

lik
dari dua pelayanan yaitu pelayanan untuk kargo
outgoing dan kargo incoming. Kargo incoming
am

ub
merupakan kargo yang diterima atau datang ke
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin,
ep
sedangkan kargo outgoing merupakan kargo
k

yang akan dikirim dari Bandar Udara


ah

Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.


R

si
• Bahwa untuk kargo outgoing dan kargo incoming
dibedakan lagi berdasarkan tujuan atau asal

ne
ng

kargo tersebut yaitu domestik maupun


internasional.

do
gu

• Bahwa Majelis Komisi membatasi pembahasan


dan analisis hanya pada kargo outgoing, karena
In
kegiatan pemeriksaan dan pengendalian
A

keamanan kargo dan pos yang dilakukan


Regulated Agent hanya dilakukan untuk kargo
ah

lik

dan pos outgoing dan tidak dilakukan untuk kargo


dan pos incoming, karena sebelumnya telah
m

ub

dilakukan di bandara asal kargo.


b. Bahwa dalam kesimpulan Investigator pada pokoknya
ka

menyatakan sebelum adanya Regulated Agent


ep

penyelenggaraan kegiatan pelayanan dan


ah

pemeriksaan keamanan kargo dilakukan di Terminal


R

Kargo. Kemudian setelah diberlakukannya Regulated


es

Agent, fungsi pemeriksaan keamanan kargo dan pos


M

ng

terpisah dari Terminal Kargo atau Lini II, yang saat ini
on

Halamana 56 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilakukan oleh Regulated Agent yang berada di Lini I

R
yang merupakan daerah keamanan terbatas. Untuk

si
dapat masuk kedalam area keamanan terbatas

ne
ng
tersebut harus memiliki pass masuk, sementara EMPU
hanya bisa masuk ke dalam Lini II saja, karena di Lini
II merupakan daerah tempat beroperasinya pelayanan

do
gu jasa terkait bandar udara seperti fasilitas pelayanan
penumpang dan bagasi, pergudangan, perkantoran.

In
A
c. Bahwa berikut alur/proses pengiriman kargo outgoing
sebelum diberlakukan Regulated Agent:
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

Keterangan:

do
gu

• Pada Lini II, Perusahaan EMPU melakukan penimbangan dan


mengeluarkan Dokumen pernyataan Tentang isi (PTI) dan/atau
In
A

Statement Dangerous Goods terhadap kargo yang dikirimkan


oleh Shipper/Forwarder (Sub Agent);
ah


lik

Selanjutnya Kargo dipindahkan ke Lini I untuk diserahkan kepda


Operator Terminal Kargo dilakukan penimbangan kargo dan
dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dokumen;
m

ub

• Kemudian kargo tersebut dilakukan pengecekan dengan


menggunakan x-ray;
ka

ep

• Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen kargo


dengan isi dari kargo tersebut;
ah

• Setelah dinyatakan sesuai, maka kargo tersebut diberikan


R

es

labeling;
M

ng

on

Halamana 57 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Setelah diberi label, kargo dipindahkan (trucking) ke

R
Warehousing/tempat penyimpanan kargo yang merupakan

si
tempat penamungan sementara, kemudian dilakukan pemilahan

ne
ng
kargo menurut tujuan dan maskapai sebelum kargo dinaikan ke
Pesawat udara;
Kegiatan yang ada didalamnya:

do
gu • Unloading Process yaitu pengawasan bongkar barang,
mengatur antrian truck, menyiapkan tenaga porter, mengawasi

In
A
proses bongkar shipment;
• Acceptance process yaitu pemeriksaan kelayakan packing,
ah

lik
memeriksa marking dan label, memastikan jumlah koli sesuai
dengan surat muatan udara (SMU), mengingput dat kargo dan
am

ub
d. bahwa berikut merupakan alur/proses pengiriman
kargo outgoing setelah diberlakukan Regulated Agent:
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A

e. Bahwa jasa penyediaan fasilitas terminal


ah

lik

untukpelayanan angkutan kargo dan pos untuk


pengiriman kargo outgoing sebelum diberlakukan
Regulated Agent telah mencakup didalamnya kegiatan
m

ub

pemeriksaan keamanan kargo yaitu acceptance


ka

process dan x-ray process.


ep

f. Bahwa setelah diberlakukan Regulated Agent,


kegiatan pemeriksaan dan pengendalian keamanan
ah

kargo dan pos dipindahkan seluruhya dari Terminal


R

es

Kargo (warehouse) ke Regulated Agent, sedangkan


M

kegiatan di Terminal Kargo sendiri hanya proses pilah-


ng

on

Halamana 58 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pilah barang berdasarkan airlines dan tempat

R
tujuannya kemudian dibawa oleh petugas ground

si
handling untuk dimasukan dalam pesawat.

ne
ng
g. Bahwa dalam kesimpulan Terlapor menyatakan pada
pokoknya sebagai berikut:
• Sebelum PT Angkasa Pura Logistik berdiri,

do
gu kegiatan pelayanan dan pemeriksaan keamanan

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

kargo dan pos dilakukan oleh Strategic Business


In
A

Unit Speed and Secure Warehousing (SBU SSC


Warehousing) yang melekat pada PT Angkasa
ah

lik

Pura I (Persero) sejak tahun 2004. Dengan alur


atau proses penanganan kargo outgoing yang
m

dilakukan oleh SBU SSC Warehousing saat itu


ub

adalah sebagai berikut:


ka

• Bahwa selain itu, sejak tahun 2015 PT Angkasa


ep

Pura Logistik resmi menjalankan kegiatan


operasionalnya sebagai Regulated Agent di
ah

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin


es

Makassar dan melakukan pemeriksaan


M

ng

on

Halamana 59 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keamanan kargo dengan alur atau proses

R
sebagai berikut:

si
ne
ng
EMPU (Agen) Checker RA Acceptance
Pemilik
Kargo 1. Kargo Memeriksa Staf RA
2. Dokumen keaslian serta 1. Input data

do
2. Timbang
gu berupa SMU
dan PTI
kelengkapan
dokumen
fisik kargo
&
3.
Kargo
Menerbitkan
BTB RA
4. Menyerahkan
AVSEC RA

In
SMU & PTI
A
1. Pemeriksaan keamanan kpd AVSEC
kargo dgn x-ray
2. Pemeriksaan keamanan
EMPU (agen) kargo yg berpotensi bahaya Porter RA
ah

lik
1. Bawa BTB RA dgn alat Explosive Tracif Memasukkan
ke Kasir RA Detector (ETD) kargo ke tunnel
2. Bayar tarif RA 3. Mencocokkan kargo dgn x-ray
(PJPK2P) SMU & PTI
4. Membongkar & memeriksa
am

ub
secara asnual kargo yg
dicurigai
5. Mencetak & menandatangani
CSD
6. Menempelkan stiker security
ep
k

checked
Porter RA
Menaikkan kargo ke
ah

dlm gerobak
R

si
Checker RA
1. Checklist kargo sesuai dgn

ne
kelengkapan dokumen
ng

2. Menerbitkan Berita Acara Serah


Terima (BAST)

do
gu

Petugas RA melakukan
serah terima dgn
checker Terminal Kargo
In
A

• Bahwa kargo yang telah melalui pemeriksaan keamanan di area


ah

Regulated Agent dan telah dinyatakan/dijamin aman, maka tahap


lik

selanjutnya kargo tersebut diserahkan penanganannya kepada petugas


terminal kargo di area outgoing dengan alur atau proses sebagai berikut:
m

ub

Petugas RA melakukan
serah terima dgn Acceptance
Checker RA
ka

checkerTerminal Kargo Staf Terminal


Memeriksa
Kargo
ep

keaslian serta
1. Cek kelengkapan
dokumen dokumen &
2. Cek hasil
ah

fisik kargo
timbangan Porter Terminal
R

3. Menerbitkan Kargo
BTB (agen)
EMPU 1. Pemilihan &
es

Terminal BTB
1. Bawa pemilahan
M

Kargo
Terminal Kargo kargo sesuai
ng

ke kasir maskapai &


terminal kargo tujuan
on

2. Bayar
Halamana tarif
60 Putusan 2. Build up ke
No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.
PJKP2U ULD
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Maskapai Checker Terminal Ground Handling
Kargo masuk Kargo 1. Membuat manifest
pesawat & siap 1. Menerima manifest 2. Menyerahkan manifest
2. Mencatat data kargo

do
diberangkatkan kpd checker Terminal
gu sesuai tujuan bersama maskapai
3. Serah terima kargo
dgn maskapai
Kargo

In
A
• Bahwa terdapat perbedaan layanan dan/atau
ah

lik
kegiatan yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura
Logistik baik sebagai Regulated Agent maupun
pelayanan kargo di Terminal Kargo dari sebelum
am

ub
lahirnya Regulated Agent dengan setelah lahirnya
Regulated Agent. Setelah lahirnya Regulated
ep
Agent, PTAngkasa Pura Logistik sebagai
k

Regulated Agent wajib melakukan pemeriksaan


ah

kargo dengan alat ETD dan wajib pula


R

si
menerbitkan Consignment Security Declaration
(CSD) sebagai bukti/tanda bahwa kargo yang

ne
ng

telah diperiksa oleh Regulated Agent dinyatakan


aman untuk diangkut dengan pesawat udara, dan

do
gu

kemudian di dalam Terminal Kargo petugas akan


melakukan pengecekan ulang terhadap
In
kelengkapan dokumen, melakukan dokumentasi
A

atas fisik kargo serta adanya weight and balance.


Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberikan
ah

lik

kepastian jaminan keselamatan maupun


keamanan penerbangan baik bagi penyedia jasa,
m

ub

pengguna jasa serta maskapai selaku


pengangkut dan hal tersebut sebelumnya tidak
ka

pernah dilakukan oleh SBU SSC Warehousing.


ep

• Bahwa dapat disimpulkan antara Regulated


ah

Agent dan Terminal Kargo memiliki tujuan, fungsi,


R

dan rangkaian proses yang sangat berbeda dan


es

tidak dapat dirangkap oleh satu dengan yang lain.


M

ng

on

Halamana 61 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
h. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis

R
Komisi berpendapat sebagai berikut:

si
• Bahwa kegiatan pemeriksaan dan

ne
ng
pengendalian keamanan kargo dan pos di
Bandar Udara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar yang dilakukan

do
gu Regulated Agent pada prinsipnya merupakan
kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan

In
A
oleh PT Angkasa Pura Logistik sebagai
operator terminal kargo (warehouse) yang
ah

telah termasuk dalam kegiatan jasa

lik
penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan
kargo dan pos yaitu melakukan pemeriksaan
am

ub
dokumen seperti dokumen Pemberitahuan
Tentang Isi (PTI) dan dokumen Dangerous
ep
Goods (DG), penimbangan kargo, pengecekan
k

dengan x-ray, pengecekan kesesuaian kargo


ah

dengan dokumen, labeling, penerbitan sertifikat


R

si
jaminan Regulated Agent, trucking, pemilahan
kargo berdasarkan maskapai dan tujuan kargo

ne
ng

sebelum dinaikan ke pesawat udara (vide bukti


C21, C22).

do
gu

• Bahwa dengan adanya Regulated Agent,


kegiatan pemeriksaan dan pengendalian
keamanan kargo dan pos dipindahkan seluruhnya
In
A

dari terminal kargo (warehouse) ke Regulated


Agent, sehingga kegiatan di terminal kargo hanya
ah

lik

proses pilah-pilah barang berdasarkan airlines


dan tempat tujuannya kemudian dibawa oleh
m

ub

petugas ground handling untuk dimasukan dalam


pesawat. Sebagaimana dibuktikan dengan
ka

keterangan para Saksi sebagai berikut: (vide


ep

bukti B7, B8, B9, B10, B11, B12, B19, B25)


ah

- Saksi PT Kerta Gaya Pusaka, menyatakan


R

sebelum ada Regulated Agent barang


es

masuk, ditimbang, di x-ray (diberi label


M

ng

security check), kemudian dipilah berdasar


on

Halamana 62 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tujuannya. Setelah ada Regulated Agent

R
proses menjadi lama, dan tidak ada beda

si
dengan sebelumnya.

ne
ng
- Saksi PT Duta Farah Abadi, menyatakan
pekerjaan yang ada di warehousing sama
dengan pekerjaan yang ada di Regulated

do
gu Agent.
- Saksi PT Agung Panca Mulia Argo,

In
A
menyatakan pekerjaan yang ada di
Regulated Agent sekarang merupakan
ah

pekerjaan yang dulu dilakukan di

lik
warehousing.
- Saksi PT Royal Express, menyatakan
am

ub
kegiatan sebelum dan sesudah adanya
Regulated Agent adalah sama, yang
ep
membedakan adalah biayanya.
k

- Saksi PT Bawakaraeng Makmur,


ah

menyatakan kegiatan di Regulated Agent


R

si
adalah x-ray dan timbang, sedangkan
kegiatan di warehousing hanya timbang dan

ne
ng

pilah-pilah untuk masuk ke pesawat.


- Saksi PT Dwi Upaya Sukses, menyatakan

do
gu

sebelum dan setelah adanya Regulated


Agent pelayanan pada kargo outgoing dan
incoming dirasakan sangat lambat.
In
A

- Saksi PT Belolangi Expressindo,


menyatakan kecepatan pelayanan kargo
ah

lik

dan pos setelah adanya Regulated Agent


justru cenderung menurun.
m

ub

- Saksi PT Sekar Asih Cargo, menyatakan


setelah penimbangan dilakukan check list
ka

oleh pihak Regulated Agent,


ep

kemudianmasuk ke warehousing untuk


ah

ditimbang namun di dalamnya tidak ada


R

timbangan, selain itu setelah adanya


es

Regulated Agent pelayanan menjadi


M

ng

on

Halamana 63 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terlambat bahkan Saksi pernah mengantre

R
timbangan.

si
- Oleh karena itu, Majelis Komisi menilai tidak

ne
ng
terdapat nilai tambah kualitas pelayanan
oleh PT Angkasa Pura Logistik dalam
proses pengiriman kargo dan pos sesudah

do
gu beroperasinya Regulated Agent.
• Bahwa atas kesimpulan Terlapor yang

In
A
menyatakan setelah adanyaRegulated Agent,
wajib melakukan pemeriksaan kargo dengan alat
ah

ETD dan wajib pula menerbitkan Consignment

lik
Security Declaration (CSD) sebagai bukti/tanda
bahwa kargo yang telah diperiksa oleh Regulated
am

ub
Agent dinyatakan aman untuk diangkut dengan
pesawat udara, dan kemudian di dalam Terminal
ep
Kargo petugas akan melakukan pengecekan
k

ulang terhadap kelengkapan dokumen,


ah

melakukan dokumentasi atas fisik kargo serta


R

si
adanya weight and balance, Majelis Komisi
berpendapat alat ETD dan dokumen

ne
ng

Consignment Security Declaration merupakan


bukti telah dilakukan pemeriksaan di Regulated

do
gu

Agent dan tidak dapat membantah fakta jika


antara kegiatan Regulated Agent dengan
kegiatan di Terminal Kargo pada prinsipnya
In
A

adalah kegiatan yang sama, perbedaan yang


ada hanya terkait hal administrasi, bukan
ah

lik

teknis kegiatan di keduanya.


20. Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
m

ub

antara kegiatan pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo


dan pos di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
ka

Makassar yang dilakukan setelah adanya Regulated Agent, karena


ep

pada prinsipnya merupakan kegiatan yang sebelumnya telah


ah

dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik sebagai operator


R

terminal kargo (warehouse) yang telah termasuk dalam kegiatan


es

jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan kargo dan pos.


M

ng

Sebagaimana tabel dibawah ini


on

Halamana 64 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No SEBELUM REGULATED SESUDAH REGULATED

R
AGENT (RA) AGENT (RA)

si
.
Terminal Kargo Terminal Kargo RA

ne
ng
1. Timbang kargo dan cek Cek kelengkapan Verifikasi
kelengkapan dokumen dokumen barang
dengan

do
gu dokumen
2 Pengecekan kargo dengan Cek kargo jika Timbang

In
A
x-ray diperlukan dan
pengecekan
ah

lik
kargo
dengan x-
ray
am

ub
3 Verifikasi barang dengan - Labeling
dokumen
ep
4 Labeling - CSD/jamina
k

n RA
ah

5 Trucking - Trucking
R

si
21. Bahwa atas dasar fakta tersebut, maka dalil Pemohon Keberatanyang

ne
ng

adalah mengada-ada dan bertentangan dengan fakta dan alat bukti,


sehingga dalil Pemohon Keberatanterkait Regulated
Agenttersebut sudah seharusnya untuk ditolak.

do
gu

III. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM


MENENTUKAN DUGAAN PELANGGARAN DAN BERWENANG UNTUK
In
A

MELAKUKAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN


PASAL 17 UU NO. 5 TAHUN 1999 DALAM PERKARA A QUO
ah

lik

1. Bahwa Termohon Keberatanmenolak Dalil Pemohon


Keberatanmendalilkan adanya laporan dari masyarakat terkait
dengan adanya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
m

ub

karena adanya protes atau keberatan dari para perusahaan


ka

ekspedisi muatan pesawat udara (EMPU) atau perusahaan


ep

forwarding mengenai pengenaan tarif ganda (double charge) oleh


pemohon sebagai penyedia jasa fasilitas terminal untuk angkutan
ah

kargo dan pos dan jasa pengendalian keamanan kargo dan pos,
R

es

maka Termohon Keberatanseharusnya memfokuskan pada


M

keabsahan tarif ganda secara hukum dan agar kewenangan yang


ng

on

Halamana 65 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimiliki Termohon Keberatantidak dimanfaatkan oleh pelaku usaha

R
lainnya untuk menjatuhkan pesaing, adalah dalil yang mengada-ada.

si
2. Bahwa bantahan Termohon Keberatanterkait dengan dalil tersebut

ne
ng
adalah sebagai berikut:
3. Bahwa Majelis KomisiTermohon Keberatanmenilai latar belakang
praktik monopoli yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik di

do
gu Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Hasanuddin Makassar,
terkait adanya protes atau keberatan dari para perusahaan Ekspedisi

In
A
Muatan Pesawat Udara (EMPU) atau perusahaan forwarding
mengenai pengenaan tarif ganda (double charge) yang dilakukan
ah

oleh PT Angkasa Pura Logistik sebagai penyedia jasa fasilitas

lik
terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos dan juga jasa
pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos. Hal
am

ub
tersebut diketahui berdasarkan fakta persidangan sebagai berikut:
a. Bahwa PT Angkasa Pura Logistik melaksanakan 3 (tiga)
ep
kegiatan usahakebandarudaraan di Bandar Udara
k

Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, yakni sebagai


ah

penyedia jasa fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan


R

si
kargo dan pos, sebagai Regulated Agent satu-satunya yang
memberikan pelayanan jasa pemeriksaan dan pengendalian

ne
ng

keamanan kargo dan pos, serta perusahaan Ekspedisi Muatan


Pesawat Udara (EMPU) yang juga sebagai pengguna jasa dari

do
gu

layanan yang diberikannya.


b. Bahwa sebelum adanya Regulated Agent, pada awalnya PT
Angkasa Pura Logistik berfungsi sebagai Strategic Business
In
A

Unit Speed and Secure Warehousing (SBU SSC


Warehousing) yang bergerak dalam bidang logistik, serta
ah

lik

kegiatan pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan


pos yang juga melekat dengan jasa penyediaan fasilitas
m

ub

terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos, yang


dilakukan di terminal kargo.
ka

c. Bahwa setelah adanya Regulated Agent, kegiatan


ep

pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos


ah

seluruhnya dipindahkan ke Regulated Agent, sedangkan


R

kegiatan yang ada di terminal kargo saat ini adalah pilah-pilah


es

barang berdasarkan airlines dan tempat tujuannya kemudian


M

ng

on

Halamana 66 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dibawa oleh petugas ground handling untuk dimasukkan

R
dalam pesawat.

si
d. Bahwa sebagai penyedia jasa fasilitas terminal untuk

ne
ng
pelayanan angkutan kargo dan pos, PT Angkasa Pura Logistik
telah mengenakan tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos
Pesawat Udara (PJKP2U) kepada para pengguna jasa yang

do
gu terdiri dari 2 (dua) jenis tarif yaitu tarif outgoing atau Bukti
Timbang Barang (BTB) dan tarif incoming atau Tanda Terima

In
A
Barang (TTB), sebesar Rp 500,-/kg.
e. Bahwa sebagai Regulated Agent yang memberikan pelayanan
ah

jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos,

lik
PT Angkasa Pura Logistik telah mengenakan tarif sebesar Rp
550,-/kg.
am

ub
f. Bahwa dengan demikian para pengguna jasa yang melakukan
kegiatan pengiriman kargo di Bandar Udara Internasional
ep
Sultan Hasanuddin Makassar dikenakan tarif sebesar Rp
k

1.050,-/kg.
ah

4. Bahwa berdasarkan uraian fakta di atas, Majelis Komisi Termohon


R

si
Keberatanberpendapat sebagai berikut:
a. Bahwa pembuktian terhadap pelanggaran Pasal 17

ne
ng

UU Nomor 5 Tahun 1999 pada hakekatnya adalah


pembuktian Posisi Monopoli dan Praktik Monopoli.

do
gu

b. Bahwa sebelum membuktikanadanya Praktik


Monopoli, maka terlebih dahulu harus membuktikan
In
bahwa sebuah perusahaan memiliki Posisi Monopoli.
A

Hal ini sesuai dengan kalimat di ayat (2) yang


menyebutkan pelaku usaha patut diduga atau
ah

lik

dianggap melakukan penguasaan atas produksi


dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa.
m

ub

c. Bahwa dalam pembuktian adanya dugaan


pelanggaran Pasal 17 UU Nomor 5 Tahun 1999,
ka

menggunakan pendekatan rule of reason yang dapat


ep

dibagi kedalam beberapa tahap yaitu:


ah

• Pendefinisian pasar bersangkutan;


R

• Pembuktian adanya Posisi Monopoli di pasar


es

bersangkutan;
M

ng

on

Halamana 67 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Identifikasi Praktik Monopoli yang dilakukan oleh

R
pelaku usaha yang memiliki Posisi Monopoli;

si
• Identifikasi dan pembuktian dampak negatif dan

ne
ng
pihak yang terkena dampak dari Praktik Monopoli
tersebut.
d. Bahwa sebagaimana telah dijelaskan di awal pokok

do
gu keberatan pengguna jasa kebandarudaraan di
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

In
A
adalah adanya pengenaan tarif ganda (double
charge) yang diberlakukan PT Angkasa Pura
ah

lik
Logistik.
e. Bahwa pokok keberatan tersebut termasuk ke dalam
salah satu identifikasi dari pihak yang terkena
am

ub
dampak adanya praktik monopoli/penguasaan
kegiatan usaha kebandarudaraan yang dilakukan oleh
ep
PT Angkasa Pura Logistik sebagai pelaku tunggal
k

penyedia jasa fasilitas terminal untuk pelayanan


ah

angkutan kargo dan pos, dan juga sebagai Regulated


R

si
Agent satu-satunya yang memberikan pelayanan jasa
pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan

ne
ng

pos.
f. Bahwa sebagai akibat penguasaan kegiatan usaha

do
gu

kebandarudaraan yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura


Logistik sebagai pelaku tunggal penyedia jasa fasilitas
terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos,
In
A

dan sebagai Regulated Agent satu-satunya yang


memberikan pelayanan jasa pemeriksaan dan
ah

lik

pengendalian keamanan kargo dan pos tersebut,


pengguna jasa tidak memiliki pilihan lain sehingga
m

ub

tidak bisa beralih menggunakan jasa pengiriman kargo


beserta rangkaian kegiatan pengecekan keamanan
ka

kargo, selain di Bandar Udara Internasional Sultan


ep

Hasanuddin Makassar.
ah

g. BahwaUU Nomor 5 Tahun 1999 tidak memberikan


R

pengecualian kepada BUMN yang melakukan


es

persaingan usaha tidak sehat. Oleh karena itu, terkait


M

ng

praktik monopoli yang dilakukan oleh suatu badan


on

Halamana 68 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
usaha merupakan wewenang KPPU untuk melakukan

R
pemeriksaan, sebagaimana telah diamanatkan oleh

si
UU Nomor 5 Tahun 1999.

ne
ng
5. Bahwa dalil Pemohon Keberatanterkait kewenangan KPPU dalam
melakukan penegakan hukum atas bentuk-bentuk praktik monopoli
yang dilakukan Pemohon Keberatanserta kewenangan KPPU

do
gu dimanfaatkan pelaku usaha lainnya untuk menjatuhkan pesaingnya,
adalah mengada-ada, Termohon Keberatandalam penanganan

In
A
perkarapelanggaran Pasal 17 UU Nomor 5 Tahun 1999, tidak hanya
melihat tarif ganda yang berdiri sendiri, namun juga melakukan
ah

lik
analisa dan pembuktian terkait Posisi Monopoli di pasar
bersangkutan, Identifikasi Praktik Monopoli yang dilakukan oleh
pelaku usaha yang memiliki Posisi Monopoli, Identifikasi dan
am

ub
pembuktian dampak negatif dan pihak yang terkena dampak dari
Praktik Monopoli yang telah cukup dibuktikan dalam Putusan KPPU a
ep
quo. Dengan demikian maka dalil Pemohon Keberatantersebut
k

tersebut mengada-ada dan sudah seharusnya untuk ditolak.


ah

R
IV. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM

si
PENENTUAN PASAR BERSANGKUTAN

ne
ng

1. Bahwa Pemohon Keberatanpada angka 4.1 halaman 14 mendalilkan bahwa


uraian Termohon Keberatantentang Pasar bersangkutan ini sama sekali
tidak ada relevansinya dengan Praktek Monopoli dan Pemusatan ekonomi

do
gu

dan juga bukan merupakan unsur dari ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan ayat
(2) UU No. 5 Tahun 1999 Bahwa dalil yang menyatakan bahwa Pasar
In
A

bersangkutan tidak ada relevansinya dengan unsur Pasal 17 ayat (1) dan
ayat (2) UU No. 5 Tahun 1999 menunjukkan bahwa Pemohon
ah

Keberatantidak memahami ketentuan tersebut.


lik

2. Bahwa dugaan pelanggaran dalam perkara ini adalah dugaan pelanggaran


Pasal 17 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang menyatakan:
m

ub
ka

ep

Pasal 17
ah

Ayat 1
R

“Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau


es

pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya


M

ng

on

Halamana 69 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.”

si
Ayat 2
“Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan

ne
ng
atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) apabila:

do
gu a) Barang dan atau jasa bersangkutan belum ada substitusinya;
atau
b) Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam

In
A
persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama; atau
c) Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
ah

lik
menguasai lebih dari 50% pangsa pasar satu jenis barang
atau jasa tertentu.
am

ub
3. Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Penerapan
ep
k

Pasal 1 angka 10 Tentang Pasar Bersangkutan berdasarkan Undang-


ah

Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan Praktek Monopoli dan


R

si
persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya disebut Perkom No.3 Tahun
2009), pendefinisian pasar bersangkutanmerupakan bagian penting dari

ne
ng

upaya pembuktian dugaan pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999. Dalam


beberapa pasal yang diatur dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999,
terdapat Pasar bersangkutan yang merupakan unsur pasal sehingga

do
gu

pendefinisiannya diperlukan sebagai bagian dari proses pemenuhan unsur.


Tetapi dalam pasal lainnya, pasar bersangkutan bukanlah unsur dari pasal,
In
A

namun demikian membantu Termohon Keberatandalam memahami produk


dan dinamikanya sehingga memudahkan upaya pembuktian dalam proses
ah

lik

penegakan hukum.
4. Bahwa berdasarkan Perkom No.3 Tahun 2009,Pasal-pasaldalam UU No. 5
Tahun 1999 yang memiliki keterkaitan pendefinisian pasar bersangkutan
m

ub

dengan unsur pasal antara lain:


ka

ep

PASAL SUBSTANSI KETERKAITAN PASAR


PENGATURAN BERSANGKUTAN DENGAN UNSUR
ah

PASAL
R

es

4 Praktek Oligopoly Pangsa Pasar


M

5 Perjanjian penetapan Pelaku Usaha Pesaing


ng

on

Halamana 70 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Harga

R
7 Penetapan Harga dibawah Pelaku Usaha pesaing

si
Harga Pasar

ne
8 Harga Jual Kembali Pelaku Usaha Lain

ng
(Resale Price
Maintanance)

do
gu 9
10
Pembagian wilayah
Pemboikotan
Pelaku Usaha Pesaing
Pelaku Usaha pesaing
11 Kartel Pelaku Usaha Pesaing

In
A
12 Trust Pelaku Usaha lain
13 Praktek Oligopsoni Pangsa Pasar
ah

lik
14 Integrasi Vertikal Pelaku usaha lain
15 Perjanjian tertutup Pelaku Usaha (Pihak) Lain
16 Perjanjian dengan Pihak Pelaku usaha lain
am

ub
Luar negeri
17 Praktek Monopoli Pangsa Pasar
ep
18 Praktek Monopsoni Pangsa pasar
k

19 a Hambatan masuk oleh Pasar bersangkutan


ah

pelaku usaha
R

si
19 b Menghalangi Pesaing dipasar bersangkutan
konsumen/pelanggan

ne
ng

Pelaku usahapesaingnya
untuk tidak melakukan
hubungan usaha dengan

do
gu

pelaku usaha pesaing


tersebut.
In
19 c Pembatasan Peredaran Pasar bersangkutan
A

produk
19 d Diskriminasi Pelaku usaha tertentu
ah

lik

20 Jual rugi Pasar bersangkutan


22 Persekongkolan tender Pihak lain (bentuk persekongkolan
m

ub

horizontal)
23 Persekongkolan Informasi Pihak lain dan pesaing
ka

24 Persekongkolan untuk Pelaku usaha pesaing


ep

menghambat
produksi/pemasaran
ah

25 Posisi dominan Pangsa pasar


R

26 a Jabatan Rangkap Pasar bersangkutan


es
M

26 b Jabatan Rangkap Keterkaitan erat dalam bidang atau jenis


ng

on

Halamana 71 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
usaha

R
26 c Jabatan Rangkap Pangsa Pasar

si
27 Kepemilikan saham Pangsa Pasar

ne
28 Penggabungan, peleburan Penggabungan horizontal dan vertikal

ng
dan pengambilalihan
29 Penggabungan, peleburan Penggabungan horizontal dan vertikal

do
gu dan pengambilalihan

In
5. Bahwa dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pasar bersangkutan
A
berkaitan erat dengan unsur “Pangsa Pasar”dalam Pasal 17 UU No. 5
Tahun 1999. Pangsa pasar dalam Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999
ah

lik
menentukan posisi pelaku usaha sebagai pelaku usaha yang memiliki Posisi
Monopoli;
am

ub
6. Bahwa Pasar bersangkutan adalah sebuah konsep yang dilakukan untuk
mendefinisikan tentang ukuran pasar dari suatu produk. Ukuran pasar ini
menjadi penting, karena dapat mengidentifikasikan seberapa besar
ep
k

penguasaan produk tertentu dalam pasar tersebut oleh suatu pelaku usaha;
ah

7. Bahwa pembuktian terhadap pelanggaran Pasal 17 Undang-Undang Nomor


R

si
5 Tahun 1999 pada hakekatnya adalah pembuktian Posisi Monopoli dan
Praktek Monopoli;

ne
ng

8. Bahwa sebelum membuktikanadanya Praktek Monopoli maka terlebih


dahulu harus membuktikan bahwa sebuah perusahaan memiliki Posisi

do
Monopoli. Hal ini sesuai dengan kalimat di ayat (2) yang menyebutkan
gu

pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas


produksi dan/atau pemasaran barang dan atau jasa. Kata diduga dan
In
A

dianggap juga mengimplikasikan bahwa meskipun perusahaan terbukti


memiliki Posisi Monopoli, perusahaan tersebut belum dapat dipersalahkan
ah

lik

telah melakukan pelanggaran Pasal 17;


9. Bahwa dalam pembuktian adanya dugaan pelanggaran Pasal 17 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999, menggunakan pendekatan rule of reason
m

ub

yang dapat dibagi kedalam beberapa tahap yaitu:


ka

1. Pendefinisian pasar bersangkutan;


ep

2. Pembuktian adanya Posisi Monopoli di pasar bersangkutan;


ah

3. Identifikasi Praktek Monopoli yang dilakukan oleh pelaku usaha


R

yang memiliki Posisi Monopoli;


es

4. Identifikasi dan pembuktian dampak negatif dan pihak yang


M

ng

terkena dampak dari Praktek Monopoli tersebut.


on

Halamana 72 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Bahwa berkaitan dengan pasar bersangkutan dalam perkara a quo, Majelis

R
Komisi bependapat sebagai berikut:

si
10.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 UU Nomor 5

ne
ng
Tahun 1999 definisi mengenai pasar bersangkutan adalah sebagai
berikut:
“pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan

do
gu dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu
oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang

In
A
sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau
jasa tersebut“----------------------------------------------------------
ah

lik
10.2. Bahwa atasdasar ketentuan tersebut maka dapat diketahui pasar
bersangkutan dalam perkara a quo menekankan pada konteks
horizontal yang menjelaskan kaitan antara pelaku usaha dengan
am

ub
pelaku usaha pesaingnya, sehingga cakupan pengertiannya dapat
dikategorikan dalam 2 (dua) perspektif, yang meliputi:
ep
k

a. Pasar berdasarkan produk (relevant product market) terkait


ah

atas barang dan/atau jasa yang sama atau sejenis atau


R
substitusi dari barang dan/atau jasa tersebut.

si
b. Pasar berdasarkan wilayah/geografis (relevant geographic

ne
ng

market) terkait dengan jangkauan atau daerah pemasaran.


10.3. Tentang Pasar Produk.
10.3.1. Bahwa pasar produk didefinisikan sebagai produk-produk

do
gu

pesaing dari produk tertentu ditambah dengan produk lain yang


bisa menjadi substitusi sebuah produk jika keberadaan produk
In
A

lain tersebut membatasi ruang kenaikan harga dari produk


tersebut.
ah

lik

10.3.2. Bahwa pasar produk dalam perkara a quo adalah jasa


kebandarudaraan dan jasa terkait Bandar Udara, khususnya
terkait dengan penyediaan dan/atau pengembangan fasilitas
m

ub

terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos, serta


ka

penanganan kargo dan pos (termasuk namun tidak terbatas


ep

pada jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan


pos).
ah

10.3.3. Berdasarkan ketentuan Pasal 232 ayat (2) Undang-Undang


R

es

Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (selanjutnya


M

disebut UU Nomor 1 Tahun 2009), terkait pelayanan jasa


ng

on

Halamana 73 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kebandarudaraan meliputi pelayanan jasa pesawat udara,

R
penumpang, barang, dan pos yang terdiri atas penyediaan

si
dan/atau pengembangan, sebagai berikut:

ne
ng
a. Fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas
landas, manuver, parkir, dan penyimpanan pesawat
udara;

do
gu b. Fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan
penumpang, kargo, dan pos;

In
A
c. Fasilitas elektronika, listrik, air, dan instalasi limbah
buangan; dan
ah

lik
d. Lahan untuk bangunan, lapangan, dan industri serta
gedung atau bangunan yang berhubungan dengan
kelancaran angkutan udara
am

ub
10.3.4. Berdasarkan ketentuan Pasal 232 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun
2009, terkait pelayanan jasa terkait Bandar Udara meliputi
ep
k

kegiatan:
ah

a. Jasa terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan operasi


R
pesawat udara di bandar udara, terdiri atas:

si
• Penyediaan hangar pesawat;

ne
ng

• Perbengkelan pesawat udara;


• Pergudangan;
• Catering pesawat;

do
gu

• Pelayanan teknis penanganan pesawat udara


didarat (ground handling);
In
A

• Pelayanan penumpang dan bagasi; serta


• Penanganan kargo dan pos.
ah

lik

b. Jasa terkait untuk menunjang pelayanan penumpang


dan barang terdiri atas:
• Penyediaan penginapan/hotel dan transit hotel;
m

ub

• Penyediaan took dan restoran;


ka

• Penyimpanan kendaraan;
ep

• Pelayanan kesehatan;
ah

• Perbankan dan/atau penukaran uang; dan


R

• Transportasi Darat.
es

c. Jasa terkait untuk memberikan nilai tambah bagi


M

ng

pengusahaan bandar udara atas:


on

Halamana 74 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Penyediaan tempat bermain dan rekreasi;

R
• Penyediaan fasilitas perkantoran;

si
• Penyediaan fasilitas olahraga;

ne
ng
• Penyediaan fasilitas pendidikan dan pelatihan;
• Pengisian bahan bakar kendaraan bermotor;

do
Periklanan.
gu 10.4. Tentang PasarGeografis.
10.4.1. Bahwa telah ditentukan pasar geografis perkara a quo

In
A
adalah Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar.
ah

lik
10.4.2. Bahwa sebagaimana telah disebutkan pada angka 4.2 atas
kesimpulan Terlapor terkaitruang lingkup pasar
am

ub
bersangkutan berdasarkan geografis haruslah dilihat secara
menyeluruh, karena wilayah usaha dan izin yang diberikan
kepada PT Angkasa Pura Logistik mencakup seluruh
ep
k

wilayah Indonesia, dimana terdapat 14 (empat belas) kantor


cabang yang saat ini masih beroperasi di beberapa bandara
ah

R
di Indonesia, maka Majelis Komisi berpendapat sebagai

si
berikut:

ne
ng

a. Bahwa penentuan fokus pasar geografis tersebut


dilatarbelakangi hal-hal sebagai berikut:
• Bahwa adanya bentuk protes dari para pengguna

do
gu

jasa yaitu pihak Ekspedisi Muatan Pesawat


Udara (EMPU) atau perusahaan forwarding yang
In
A

dikenakan tarif ganda (double charge) setelah


adanya pemberlakuan kebijakan Regulated Agent
ah

lik

terutama di Bandar Udara Internasional Sultan


Hasanuddin Makassar, bukan di Bandar Udara
lainnya.
m

ub

• Bahwa selain adanya bentuk protes tersebut,


ka

konsumen di daerah kota Makassar dan


ep

Kabupaten/Kota sekitarnya tidak mempunyai


pilihan lain untuk mengirimkan kargo melalui
ah

pesawat udara, karena tidak terdapat bandara


R

es

komersial lainnya yang memungkinkan selain


M

ng

on

Halamana 75 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melalui terminal kargo di Bandar Udara

R
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

si
• Bahwa oleh karena itu, konsumen tidak mungkin

ne
ng
berpindah ke wilayah 14 kantor cabang PT
Angkasa Pura Logistik lainnya, sehingga
pendapat Terlapor mengenai pasar geografis

do
gu yang harus dilihat secara menyeluruh, tidak dapat
diterima.

In
A
b. Bahwa oleh karena itu, pasar geografis yang
ditetapkan oleh Investigator telah tepat yaitu Bandar
ah

Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

lik
11. Bahwa atas dasar hal tersebut, maka pasar bersangkutan dalam perkara a
quo adalah jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan
am

ub
kargo dan pos, dan jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo
dan pos di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar,
ep
Sulawesi Selatan.
k

12. bahwa dengan demikian dalil Pemohon Keberatanyang mendalilkan bahwa


ah

uraian Termohon Keberatantentang Pasar bersangkutan ini sama sekali


R

si
tidak ada relevansinya dengan Praktek Monopoli dan Pemusatan ekonomi
dan juga bukan merupakan unsur dari ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan ayat

ne
ng

(2) UU No. 5 Tahun 1999 menunjukkan bahwa Pemohon Keberatantidak


memahami ketentuan tersebut, sehingga dalil Pemohon

do
gu

Keberatantersebut sudah seharusnya untuk ditolak


V. TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR DALAM
In
A

PEMBUKTIAN ADANYA POSISI MONOPOLI DI PASAR


BERSANGKUTAN
ah

1. bahwa Termohon Keberatanmenolak dalil Pemohon Keberatanterkait


lik

penilaian Termohon Keberatanterhadap PT Angkasa Pura I (persero) yang


secara sengaja melimpahkan kewenangan pengelolaan fungsi operasional
m

ub

terminal kargo kepada Pemohon Keberatansehingga berdasarkan ketentuan


Pasal 233 ayat (5) UU No. 1 Tahun 2009 PT Angkasa Pura (1) selaku BUBU
ka

ep

yang memindahkan izin dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin


adalah diluar kompetensi dan diluar kapasitas dan wewenang Termohon.
ah

2. bahwa terkait denganpembuktian adanya Posisi Monopoli dipasar


R

bersangkutan, Termohon Keberatanmelakukan analisis terhadap pelaku


es
M

usaha yang memiliki posisi monopoli tersebut apakah posisi monopoli yang
ng

on

Halamana 76 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimiliki merupakan monopoli Yang Terjadi Karena Pelaku Usaha Memiliki

R
Kemampuan Teknis Tertentu (Monopoli alamaiah) atau monopoli

si
berdasarkan perundang-undangan.

ne
ng
3. Bahwa berdasarkan Peraturan KPPU Nomor 11 Tahun 2011 Pedoman
Pasal 17 (Praktek Monopoli) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

do
gu (selanjutnya disebut Perkom No. 11 Tahun 2011) memuat penjelasan teori
mengenai munculnya Monopoli yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

In
A
Jenis Monopoli Kriteria

MONOPOLI YANG a. pelaku usaha memiliki kemampuan


ah

lik
TERJADI KARENA atau pengetahuan khusus yang
PELAKU USAHA memungkinkan melakukan efisiensi
am

MEMILIKI KEMAMPUAN dalam berproduksi.

ub
TEKNIS TERTENTU b. skala ekonomi, dimana semakin besar
skala produksi maka biaya marjinal
ep
k

semakin menurun sehingga biaya


produksi per unit (average cost) makin
ah

R
rendah.

si
c. pelaku usaha memiliki kemampuan

ne
ng

kontrol sumber faktor produksi, baik


berupa sumber daya alam, sumber
daya manusia, maupun lokasi produksi.

do
gu

MONOPOLI YANG a. hak atas kekayaaan intelektual


In
A

DIPEROLEH MELALUI b. hak usaha eksklusif, yaitu hak yang


PERATURAN diberikan oleh Pemerintah kepada
ah

PERUNDANG- pelaku usaha eksklusif, yaitu yang


lik

UNDANGAN: diberikan oleh Pemerintah kepada


pelaku usaha tertentu yang tidak
m

ub

didapatkan oleh pelaku usaha yang


lain, misalnya agen tunggal, importir
ka

ep

tunggal, pembeli tunggal. Pada


umumnya hal ini terkait dengan
ah

produksi dan/atau pemasaran


R

barang dan/atau jasa yang


es
M

menguasai hajat hidup orang


ng

on

Halamana 77 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
banyak serta cabang-cabang

R
produksi yang penting bagi negara,

si
asalkan diatur dalam undang-

ne
ng
undang dan diselenggarakan oleh
BUMN atau badan/lembaga yang
dibentuk atau ditunjuk oleh

do
gu Pemerintah.

In
A
4. Bahwa sebagaimana uraian terkait dengan kedua jenis perolehan posisi
ah

lik
monopoli diatas maka fakta dan alat bukti dalam perkara a quo terkait
dengan pembuktian posisi monopoli yang dimiliki oleh Pemohon
Keberatanadalah sebagai berikut:
am

ub
a. Bahwa ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 5 tahun 1999
dapat dikutip sebagai berikut:
ep
k

(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi


dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dapat
ah

R
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan

si
usaha tidak sehat.

ne
ng

(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan


atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila :

do
gu

a. barang dan/atau jasa yang bersangkutan belum ada


substitusinya; atau
In
A

b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam


persaingan usaha barang dan/atau jasa yang sama; atau
c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai
ah

lik

lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis
barang atau jasa tertentu.”
m

ub

b. Pasal 17 UU No.5/1999 terdiri dari 2 (dua) ayat tentang pengaturan


monopoli, yaitu :
ka

ep

3) Pasal 17 ayat (1) dari pasal tersebut mengatur mengenai larangan


terhadap Pelaku usaha ( Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999)
ah

untuk menyalahgunakan Posisi Monopoli. Pasal 17 Ayat (1)


R

tersebut pada intinya mengatur tentang pelarangan kegiatan


es
M

penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau


ng

on

Halamana 78 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan

R
atau persaingan usaha tidak sehat. Berdasarkan ayat tersebut

si
harus dipahami bahwa perusahaan yang memiliki Posisi

ne
ng
Monopoli (yang melakukan penguasaan atas produksi
dan/atau pemasaran) tidak serta merta melanggar Pasal 17
UU No. 5/1999, kecuali perusahaan tersebut melakukan praktek

do
gu monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Praktek
monopoli merupakan bentuk penyalahgunaan Posisi Monopoli

In
A
yang muncul akibat pemberdayaan kekuatan monopoli.
4) Pasal 17 ayat (2) dari pasal tersebut mengatur Posisi Monopoli
ah

melalui penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang

lik
dan/atau jasayang dimaksudkan dalam 3 (tiga) bentuk dari Posisi
Monopoli yaitu:
am

ub
1. barang dan/atau jasa yang bersangkutan belum ada
substitusinya; atau
ep
2. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke
k

dalam persaingan usaha barang dan/atau jasa yang sama;


ah

atau
R

si
3. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa

ne
ng

pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.”


c. bahwa fakta-fakta dan bukti terkait perolehan Posisi monopoliPemohon

do
gu

Keberatanadalah sebagai berikut: In


A

5. Tentang Kegiatan Pengusahaan Bandar Udara.


5.1 Tentang fakta secara umum terkait kegiatan usaha Bandar
ah

lik

Udara.
5.1.1 Bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah
m

ub

satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di


Indonesia, yang bergerak di bidang pelayanan lalu lintas
ka

udara atau jasa transportasi udara, serta bisnis bandar


ep

udara di Indonesia, yang menitikberatkan pelayanan pada


ah

kawasan Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian


R

timur.
es

5.1.2 Bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) memiliki 5 (lima) anak


M

ng

perusahaan yang saling berkaitan dalam memberikan


on

Halamana 79 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelayanan dan kemudahan bagi para pengguna jasa

R
transportasi, diantaranya yaitu PT Angkasa Pura Hotel, PT

si
Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura Retail, PT

ne
ng
Angkasa Pura Support, dan PT Angkasa Pura Logistik.
5.1.3 Bahwa PT Angkasa Pura Logistik didirikan pada tanggal 5
Januari 2012 dan mulai beroperasi sebagai Strategic

do
gu Business Unit (SBU) yang bergerak dalam bidang logistik,
pengiriman barang, dan agen diatur untuk mendukung

In
A
operasi bandara, peningkatan layanan pelanggan, dan
keselamatan penerbangan.
ah

5.1.4 Bahwa wilayah usaha PT Angkasa Pura Logistik

lik
mencakup seluruh wilayah Indonesia, dimana terdapat 14
(empat belas) kantor cabang yang saat ini masih
am

ub
beroperasi di beberapa Bandar Udara di Indonesia,
termasuk di dalamnya Kantor Cabang Bandar Udara
ep
Sultan Hasanuddin Makassar.
k

5.1.5 Bahwa dalam Pasal 232 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 2009
ah

menyebutkan jenis kegiatan pengusahaan di bandar udara


R

si
terdiri dari pelayanan jasa kebandarudaraan dan
pelayanan jasa terkait bandar udara.

ne
ng

5.1.6 Bahwa berdasarkan Pasal 233 ayat (1) UU Nomor 1


Tahun 2009, pelayanan jasa kebandarudaraan dapat

do
gu

diselenggarakan oleh:
a. Badan Usaha Bandar Udara untuk bandara yang
diusahakan secara komersial setelah memperoleh izin
In
A

dari Menteri; atau


b. Unit penyelenggara bandar udara untuk bandar udara
ah

lik

yang belum diusahakan secara komersial yang


dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
m

ub

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.


5.1.7 Bahwa Pasal 1 ayat (43) UU Nomor 1 Tahun 2009
ka

menyebutkan Badan Usaha Bandar Udara adalah badan


ep

usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan


ah

hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas atau


R

koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan bandar


es

udara untuk pelayanan umum.


M

ng

on

Halamana 80 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5.1.8 Bahwa Pasal 233 ayat (1) huruf (a) UU Nomor 1 Tahun

R
2009 telah memberikan hak ekslusif kepada Badan Usaha

si
Bandar Udara setelah memperoleh izin dari Menteri

ne
ng
Perhubungan untuk memberikan pelayanan jasa
kebandarudaraan kepada pesawat udara, penumpang,
barang, dan pos di setiap Bandar Udara di Indonesia, yang

do
gu dalam hal ini PT Angkasa Pura I (Persero) telah
memperoleh izin dari Menteri Perhubungan untuk

In
A
memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan di Bandar
Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar,
ah

Sulawesi Selatan yang diusahakan secara komersial (vide

lik
bukti C4, C10).
5.1.9 Bahwa kemudian Pasal 233 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun
am

ub
2009 menyebutkan izin Menteri Perhubungan yang telah
diberikan terhadap Badan Usaha Bandar Udara yang
ep
diusahakan secara komersial, tidak dapat
k

dipindahtangankan.
ah

5.2 Tentang kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan terkait


R

si
fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar

ne
ng

yang dipindahtangankan PT Angkasa Pura I (Persero)


kepada PT Angkasa Pura Logistik.

do
gu

5.2.1 Sebagaimana uraian sebelumnya, bahwa berdasarkan


Pasal 233 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun 2009, untuk
pelayanan jasa kebandarudaraan di Bandar Udara Sultan
In
A

Hasanuddin Makassar diselenggarakan oleh PT Angkasa


Pura I (Persero) yang telah memperoleh izin dari Menteri
ah

lik

Perhubungan.
5.2.2 Selanjutnya, bahwa dalam penyediaan fasilitas Terminal
m

ub

Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin


Makassar, PT Angkasa Pura I (Persero) telah memberikan
ka

kewenangan sebagai operator Terminal Kargo kepada PT


ep

Angkasa Pura Logistik, melalui perjanjian kerjasama


ah

Nomor: SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor: 02/APL-


R

AP1/2013-DU tanggal 18 Januari 2013 (vide bukti C4,


es

C10).
M

ng

on

Halamana 81 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5.2.3 Bahwa dalam penunjukan tersebut, PT Angkasa Pura

R
Logistik diberi kewenangan dengan kewajiban sebagai

si
berikut (vide bukti C10):

ne
ng
a. Mengelola terminal kargo sesuai dengan ketentuan
menurut perjanjian ini dengan aman tanpa gangguan
dari Pihak Pertama dalam hal ini PT Angkasa Pura I

do
gu (Persero) maupun pihak ketiga sesuai dengan
perjanjian;

In
A
b. Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pengelolaan Terminal Kargo dan Logistik dengan
ah

standar kelas dunia;

lik
c. Menyampaikan laporan tertulis produksi dan
pendapatan kepada PT Angkasa Pura I (Persero)
am

ub
setiap bulannya dan menjamin kebenaran laporan atas
data dimaksud;
ep
d. Mengasuransikan bangunan terminal kargo atas nama
k

PT Angkasa Pura I (Persero) dengan beban PT


ah

Angkasa Pura Logistik;


R

si
e. Memeliharan bangunan, sarana, dan prasarana
selama jangka waktu perjanjian;

ne
ng

f. Menyampaikan laporan tentang kondisi dan/atau


perbaikan bangunan/aset terminal kargo secara

do
gu

periodik;
g. Melakukan pengurusan sertifikat Terminal Kargo, Tera,
Timbangan, Tempat Penimbunan Sementara, dan
In
A

lainnya atas nama PT Angkasa Pura I (Persero).


5.2.4 Bahwa fakta tersebut diakui oleh Terlapor dalam
ah

lik

kesimpulannya yang pada pokoknya menyatakan:


“Bahwa secara de facto dan de jure PT Angkasa
m

ub

Pura Logistik telah memperoleh penunjukan


langsung dari PT Angkasa Pura I (Persero) untuk
ka

mengelola terminal kargo Bandar Udara Internasional


ep

Sultan Hasanuddin Makassar, dengan maksud dan


ah

tujuan untuk optimalisasi aset strategis milik PT


R

Angkasa Pura I (Persero) dan faktor minimnya


es

sumber daya manusia, perhatian, fasilitas dan/atau


M

ng

peralatan bagi terminal kargo, sebagaimana


on

Halamana 82 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara PT

R
Angkasa Pura I (Persero) dengan PT Angkasa Pura

si
Logistik tentang Pengelolaan Terminal Kargo di

ne
ng
Bandar Udara Sepinggan, Bandar Udara
Hasanuddin, Bandar Udara Syamsudin Noor, dan
Bandar Udara Adi Sumarmo, yaitu Nomor:

do
gu SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor: 02/APL-
AP1/2013-DU tanggal 18 Januari 2013, dengan

In
A
jangka waktu perjanjian selama 2 (dua) tahun yaitu
berlaku surut terhitung sejak tahun 2012 sampai
ah

dengan tahun 2014 (vide bukti T1; T36). ------------------

lik
5.2.5 Berdasarkan keterangan dalam pemeriksaan dan
kesimpulan Terlapor, serta uraian pada angka 5.2.2 dan
am

ub
5.2.3 di atas bahwa pengelolaan terminal kargo didasarkan
perjanjian kerjasama pengelolaan Nomor
ep
SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor: 02/APL-AP1/2013-DU
k

tanggal 18 Januari 2013, dimana PT Angkasa Pura


ah

Logistik menjalankan kegiatan penanganan terminal kargo


R

si
sebagai fungsi actuating (vide bukti B40, T36).
5.2.6 Bahwa atas uraian tersebut di atas, Majelis Komisi

ne
ng

berpendapat sebagai berikut:


a. Sebagaimana uraian angka 1 Tentang Identitas

do
gu

Terlapor, Anggaran Dasar PT Angkasa Pura Logistik


menyebutkan bahwa PT Angkasa Pura Logistik
menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang jasa
In
A

pengurusan transportasi (freight forwarding), yang


ditujukan mengurus semua kegiatan yang diperlukan
ah

lik

bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan


barang melalui transportasi darat, laut, atau udara
m

ub

yang mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan,


sortasi termasuk pemeriksaan kualitas dan kuantitas
ka

barang/cargo, pengepakan, pengukuran,


ep

penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen,


ah

penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya


R

angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta


es

penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya


M

ng

berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut


on

Halamana 83 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sampai dengan diterimanya oleh yang berhak

R
menerimanya, menjalankan pemeriksaan keamanan

si
dan keselamatan kargo dan pos yang diangkut

ne
ng
pesawat udara.
b. Bahwa dengan demikan, kegiatan pengelolaan
terminal kargo Bandar Udara Internasional Sultan

do
gu Hasanuddin Makassar, dengan maksud dan tujuan
untuk optimalisasi aset strategis milik PT Angkasa

In
A
Pura I (Persero) dan faktor minimnya sumber daya
manusia, perhatian, fasilitas dan/atau peralatan bagi
ah

terminal kargo, yang telah diakui oleh Terlapor di

lik
dalam Kesimpulannya, tidak tercantum dalam
Anggaran Dasar Perusahaan dan bahkan hanya
am

ub
berdasar pada Perjanjian Kerjasama antara PT
Angkasa Pura I (Persero) dengan PT Angkasa Pura
ep
Logistik.
k

c. Bahwa perjanjian kerjasama antara PT Angkasa Pura I


ah

(Persero) dengan PT Angkasa Pura Logistik tersebut


R

si
bukan merupakan turunan dari aturan Menteri
Perhubungan maupun peraturan perundang-undangan

ne
ng

lainnya.
d. Bahwasebagaimana diketahui syarat sahnya

do
gu

perjanjian diatur dalam Pasal 1320-1337 KUHPerdata,


yaitu adanya kesepakatan para pihak, kecakapan para
pihak, mengenai suatu hal tertentu, dan sebab yang
In
A

halal.
e. Terkait sebab yang halal tersebut, dapat dilihat bahwa
ah

lik

suatu perjanjian tidak boleh melanggar undang-


undang. Oleh karena itu, perjanjian kerjasama yang
m

ub

menjadi dasar PT Angkasa Pura Logistik menjalankan


kegiatan usaha dalam pengelolaan Terminal Kargo,
ka

bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu


ep

UU Nomor 1 Tahun 2009.


ah

f. Bahwaselain itu, terminologi pengelolaan Terminal


R

Kargo tidak dapat disamakan artinya dengan


es

penanganan Kargo yang merupakan jasa terkait


M

ng

on

Halamana 84 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bandar Udara untuk menunjang kegiatan pelayanan

R
operasi pesawat udara di Bandar Udara.

si
g. Bahwa penanganan kargo hanya sebatas untuk

ne
ng
mengurusi kargo mulai dari kargo diterima di terminal
kargo sampai dengan kargo naik ke pesawat,
sedangkan pengelolaan terminal kargo tidak hanya

do
gu menangani kargo tetapi menangani seluruh aktivitas
yang ada di terminal kargo termasuk tarif di terminal

In
A
kargo.
h. Bahwadalam perjanjian pengelolaan jelas
ah

menyebutkanpenyerahan pengelolaan terminal kargo

lik
kepada pihak kedua, yaitu PT Angkasa Pura Logistik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PT Angkasa
am

ub
Pura Logistik telah melakukan seluruh fungsi
manajemen yang seharusnya dilakukan oleh Badan
ep
Usaha Bandar Udara.
k

i. Bahwa atas dasar fakta tersebut, PT Angkasa Pura


ah

Logistik telah menjalankan fungsi planning, controlling,


R

si
dan actuating, yang merupakan bagian dari kegiatan
pengelolaan jasa kebandarudaraan terkait fasilitas

ne
ng

terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos.


j. Bahwafakta dan pendapat tersebut, diperkuat dengan

do
gu

bukti sebagai berikut:


• Isi dalam perjanjian yang pada pokoknya
menyatakanbahwapengelolaan terminal kargo
In
A

dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik tanpa


gangguan dari Pihak Pertama dalam hal ini PT
ah

lik

Angkasa Pura I (Persero) selaku Badan Usaha


Bandar Udara (vide bukti C10).
m

ub

• PT Angkasa Pura Logistiktelahmembuat rumusan


besaran tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos
ka

Pesawat Udara (PJKP2U) Terminal Kargo


ep

Bandara Udara Sultan Hasanuddin, yang akan


ah

dikenakan kepada seluruh pengguna jasa


R

Terminal Kargo, sebagaimana disampaikan dalam


es

kegiatan sosialisasi penyesuaian tarif Pelayanan


M

ng

Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U)


on

Halamana 85 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik

R
kepada seluruh pengguna jasa Terminal Kargo

si
pada tanggal 5 Februari 2014 (vide bukti C13).

ne
ng
• Bahwa hal tersebut diperkuat oleh keterangan
Saksi-Saksi yang menyatakan pada pokoknya
terdapat undangan pembahasan mengenai

do
gu kenaikan tarif PJKP2U, adanya diskusi, negosiasi
terkait kenaikan tarif PJKP2U, dan adanya

In
A
sosialisasi penyesuaian tarif PJKP2U kepada
seluruh pengguna jasa yang dilakukan oleh PT
ah

Angkasa Pura Logistik (vide bukti B7, B8, B9, B10,

lik
B11, B12, B13, B14, B16, B18, B19, B20, B24,
B25).
am

ub
• Bahwa terdapat pengakuan PT Angkasa Pura
Logistik dalam pemeriksaan tanggal 3 Mei 2017
ep
yang pada pokoknya menyatakan kewajiban yang
k

harus dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik


ah

dalam perjanjian kerjasama pengelolaan Terminal


R

si
kargo tersebut merupakan fungsi jasa
kebandarudaraan yang dilakukan oleh Badan

ne
ng

Usaha Bandar Udara (vide bukti B40).


• Bahwa selain itu dalam Berita Acara Kesepakatan

do
gu

No. BA.005/KB.09/2014/KCA tentang Penyesuaian


Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat
In
Udara (PJKP2U) Incoming dan Outgoing Domestik
A

yang berlaku mulai 1 April 2014 ditandatangani


oleh PT Angkasa Pura Logistik dan Pengguna
ah

lik

Jasa (vide bukti C14).


• Sebagaimana diakui oleh PT Angkasa Pura
m

ub

Logistik dalam kesimpulannya yang pada


pokoknya menyatakan sebelum tarif PJKP2U
ka

diberlakukan terhadap pengguna jasa, telah


ep

dilakukan negosiasi terlebih dahulu antara


ah

pengguna jasa (diwakili oleh DPW ALFI/ILFA


R

Perwakilan Udara, ASPERINDO, dan perwakilan


es

EMPU) dengan penyedia jasa (diwakili oleh tim


M

ng

negosiasi tarif PJKP2U PT Angkasa Pura Logistik


on

Halamana 86 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Makassar) yang menghasilkan kesepakatan tarif

R
PJKP2U untuk incoming dan outgoing kargo

si
domestik di Bandar Udara Internasional Sultan

ne
ng
Hasanuddin Makassar (vide bukti T36).
• Bahwa negosiasi tersebut seharusnya dilakukan
antara pengguna jasa dan penyedia jasa

do
gu kebandarudaraan, dalam hal ini adalah PT
Angkasa Pura I (Persero) bukan PT Angkasa Pura

In
A
Logistik Makassar.
• Bahwa selain itu, diperkuat juga dengan adanya
ah

lik
bukti dokumen kuitansi pembayaran tarif
Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara
(PJKP2U) atau BTB/TTB yangditerbitkan oleh PT
am

ub
Angkasa Pura Logistik (vide bukti C11, C35, C36,
C38, C40, C41, C44, C47).
ep
k. Berdasarkan ketentuan Pasal 233 ayat (3) UU
k

Nomor 1 Tahun 2009 menyebutkanizin Menteri


ah

yang telah diberikan terhadap Badan Usaha


R

si
Bandar Udara yang diusahakan secara komersial
tidak dapat dipindahtangankan.

ne
ng

l. Bahwa oleh karena itu, Majelis Komisi menilai


terbukti PT Angkasa Pura I (Persero) secara

do
gu

sengaja melimpahkan kewenangan pengelolaan


fungsi operasional Terminal Kargokepada PT
Angkasa Pura Logistik, sebagaimana amanat Pasal
In
A

233 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2009, sehingga


berdasarkan ketentuan Pasal 233 ayat (5) UU
ah

lik

Nomor 1 Tahun 2009, Badan Usaha Bandar Udara


yang memindahtangankanizin sebagaimana
m

ub

dimaksud pada Pasal 233 ayat (3),


dikenakansanksi administratif berupa pencabutan
ka

izin.
ep

m. Bahwa PT Angkasa Pura Logistik tidak mempunyai


ah

kewenangan untuk dan atas nama PT Angkasa Pura I


R

(Persero) dalam melakukan pengelolaan Terminal


es

Kargo atau melakukan fungsi jasa kebandarudaraan


M

ng

karena pemegang izin Badan Usaha Bandar Udara


on

Halamana 87 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana amanat Pasal 233 ayat (3) UU Nomor 1

R
Tahun 2009, ada pada PT Angkasa Pura I dan tidak

si
boleh dipindahtangankan.

ne
ng
n. Bahwa dengan demikian terbukti tindakan PT Angkasa
Pura Logistik yang memungut tarif jasa
kebandarudaraan merupakan tindakan yang

do
gu melanggarhukum (peraturan).
5. Bahwa dari fakta-fakta yang diperoleh Termohon Mohon maka dapat

In
A
diketahui dalam perkara a quoposisi monopoli PT Angkasa Pura Logistik
terhadap kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan terkait fasilitas
ah

lik
terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di Bandar Udara
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar bukan berasal dari
monopoliTerjadi Karena Pelaku Usaha Memiliki Kemampuan Teknis
am

ub
Tertentu (Monopoli alamaiah) atau monopoli berdasarkan perundang-
undangan, namun berasal dari Posisi Monopoli PT Angkasa Pura I (Persero)
ep
berdasarkan Perundang-Undangan yang dipindahtangankan kepada Pemohon
k

Keberatan.
ah

6. Bahwa penilaian Majelis Hakim Termohon Keberatanterkait pemindahtanganan


R

si
izin pengelolaan operasional Terminal Kargo Komersial oleh PT Angkasa
Pura I (Persero) kepada PT Angkasa Pura Logistik, adalah sesuai dengan

ne
ng

ketentuan Pasal 233 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2009, dan terhadap
pelanggaran pmindah tanganan izin tersebut juga diatur secara tegas dan

do
gu

jelas dalam ketentuan ketentuan Pasal 233 ayat (5) UU Nomor 1 Tahun
2009. bahwa ketentuan larangan pemindah tanganan izin serta sanksi atas
In
pelanggarannya dapat dikutip sebagai berikut:
A

Pasal 233 UU No. 1 Tahun 2009


ah

(1) Pelayanan jasa kebandarudaraan sebagaimana dimaksuddalam


lik

Pasal 232 ayat (2) dapat diselenggarakan oleh:


a. badan usaha bandar udara untuk bandar udara yang
m

ub

diusahakan secara komersial setelah memperoleh izin dari


Menteri; atau
ka

ep

b. unit penyelenggara bandar udara untuk bandar udara yang


belum diusahakan secara komersial yang dibentuk oleh dan
ah

bertanggung jawab kepada pemerintah dan/atau pemerintah


R

daerah.
es
M

ng

on

Halamana 88 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(2) Izin Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

R
diberikan setelah memenuhi persyaratan administrasi, keuangan,

si
dan manajemen.

ne
ng
(3) Izin Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak
dapat dipindahtangankan.
(4) Pelayanan jasa terkait dengan bandar udara sebagaimana

do
gu dimaksud dalam Pasal 232 ayat (3) dapat diselenggarakan oleh
orang perseorangan warga negara Indonesia dan/atau badan

In
A
hukum Indonesia.
(5) Badan usaha bandar udara yang memindahtangankan izin
ah

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan sanksi

lik
administratif berupa pencabutan izin.
7. Bahwa penilaian perolehan posisi monopoli Pemohon Keberatanmenjadi
am

ub
bagian yang dipertimbangkan dalam pemenuhan unsur penguasaan
penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang
ep
telah cukup dipertimbangkan Putusan KPPU halaman 507-508 yang dapat
k

dikutip sebagai berikut:


ah

b. Unsur Penguasaan Atas Produksi dan/atau Pemasaran Barang


R

si
dan/atau Jasa.
• Bahwayang dimaksud dengan penguasaan

ne
ng

adalah penguasaan yang nyata atas suatu pasar


bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku usaha

do
gu

sehingga dapat menentukan dan mengendalikan


harga barang dan/atau jasa di pasar.
In
• Bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) memiliki hak
A

monopoli untuk mengelola Bandar Udara dan


kegiatan penunjang lainnya sesuai dengan
ah

lik

peraturan yang berlaku.


• Bahwa hak atas monopoli tersebut, PT Angkasa
m

ub

Pura I (Persero) sebagai Badan Usaha Bandar


Udara yang seharusnya mengelola fungsi
ka

terminal kargo justru secara sengaja


ep

melimpahkan kewenangan pengelolaannya


ah

kepada PT Angkasa Pura Logistik.


R

• Bahwa selain sebagai pengelola terminal kargo,


es
M

PT Angkasa Pura Logistik juga berperan sebagai


ng

Regulated Agent satu-satunya yang beroperasi di


on

Halamana 89 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

R
Makassar, serta memiliki kegiatan usaha jasa

si
Ekspedisi Muatan Pesawat Udara.

ne
ng
• Bahwa selain melakukan pemungutan tarif Jasa
Kargo dan Pos Pesawat Udara (JKP2U), PT
Angkasa Pura Logistik juga berperan dalam

do
gu melakukan perumusan, membuat kesepakatan,
mengumumkan, serta menangani pelayanan

In
A
langsung terhadap kargo yang dikirim maupun
diterima di Terminal Kargo.
ah

• Bahwa hal tersebut membuktikan PT Angkasa

lik
Pura Logistik telah melakukan fungsi Planning,
Controlling, Actuating, dan Monitoring, yang
am

ub
merupakan bagian dari fungsi manajemen atau
dalam terminologi tata bahasa Indonesia adalah
ep
pengelolaan. Tindakan pengelolaan Terminal
k

Kargo tersebut merupakan salah satu bentuk


ah

pelayanan jasa kebandarudaraan, yang dalam


R

si
ketentuan peraturan perundang-undangan
izinnya tidak dapat dipindahtangankan,

ne
ng

sebagaimana ketentuan Pasal 233 ayat (1) dan


(3) UU Nomor 1 Tahun 2009.

do
gu

c. Bahwa dengan demikian unsur penguasaanatas produksi


dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa terpenuhi.
In
8. Bahwa dalam melakukan penegakan atas UU No. 5 Tahun 1999 KPPU
A

memiliki Tugas dan kewenangan yang diatur dalam Pasal 35 dan Pasal 36
UU No. 5 tahun 1999 yang dapat dikutip sebagai berikut:
ah

lik

Pasal 35 UU No. 5 Tahun 1999


Tugas Pasal 35
m

ub

Tugas Komisi meliputi:


a. melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat
ka

mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan


ep

usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai


ah

dengan Pasal 16;


R

b. melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau


es

tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya


M

ng

on

Halamana 90 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat

R
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;

si
c. melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya

ne
ng
penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal

do
gu 28;
d. mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi

In
A
sebagaimana diatur dalam Pasal 36;
e. memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan
ah

Pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau

lik
persaingan usaha tidak sehat;
f. menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan
am

ub
Undangundang ini;
g. memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi
ep
kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. Bagian
k

Keempat Wewenang
ah

Pasal 36 UU No. 5 Tahun 1999


R

si
Wewenang Komisi meliputi:
a. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha

ne
ng

tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan


usaha tidak sehat;

do
gu

b. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan


atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
In
A

c. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus


dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
ah

lik

yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang
ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;
m

ub

d. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang


ada atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan
ka

usaha tidak sehat;


ep

e. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran


ah

terhadap ketentuan undang-undang ini;


R

f. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
es

dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-


M

ng

undang ini;
on

Halamana 91 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
g. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi,

R
saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf

si
f, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;

ne
ng
h. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya
dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha
yang melanggar ketentuan undang-undang ini;

do
gu i. mendapatkan, meneliti, dan ataumenilai surat, dokumen, atau
alat bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan;

In
A
j. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di
pihak pelaku usaha lain atau masyarakat;
ah

k. memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga

lik
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
l. menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku
am

ub
usaha yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.
9. Bahwa dari uraian tugas dan kewenangan Termohon Keberatantersebut
ep
maka telah jelas dan tegas diatur bahwa Termohon Keberatanmelakukan
k

penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
ah

dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan


R

si
usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal
24 dan berwenang untuk mendapatkan kemudian meneliti dan pada

ne
ng

akhirnya melakukan penilaian terhadapsurat, dokumen, atau alat bukti lain


guna penyelidikan dan atau pemeriksaanpada sidang majelis komis.

do
gu

10. Bahwa dengan demikian maka dalil Pemohon Keberatanterkait dengan tidak
memiliki kompetensi, kapasitas serta kewenangan dalam Pasal 36 UU No. 5
tahun 1999 untuk melalukan penilaian terhadap surat, dokumen, atau alat
In
A

bukti lain terkait dengan pemindahtangan izin pengelolaan terminal kargo


dari PT Angkasa Pura (Persero) kepada Pemohon Keberatansehingga
ah

lik

memperoleh posisi monopoli adalah merupakan dalil yang mengada-ada


dan menunjukkan bahwa Pemohon Keberatantidak memahami ketentuan
m

ub

Pasal 36 UU No. 5 tahun 1999dengan baik, sehingga dalil Pemohon


Keberatantersebut sudah seharusnya untuk ditolak.
ka

VI. PENILAIAN DAN ANALISIS TERMOHON KEBERATANTERKAIT


ep

DENGAN TARIF ADALAH TELAH TEPAT DAN BENAR


ah

1. Bahwa penilaian dan analisis, Majelis Komisi tentang pengenaan Tarif


R

Pelayanan Jasa Kargo dan Pos pesawat Udara (PJKP2U) seharusnya


es
M

melakukan pengujian tentang sah atau tidaknya kegiatan melalui pengujian


ng

perjanjian terlebih dahulu oleh lembaga yang kompeten.


on

Halamana 92 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa dalil Pemohon Keberatanyang berulangkali dikemukaan adalah

R
terkait dengan asal muasal Posisi Monopolinya dari perjanjian. Bahwa

si
Pemohon Keberatanmendalilkan yang menentukan harga atau tarif

ne
ng
pelayanan jasa kargo dan pos pesawat udara (PJKP2U) adalah
kewenangan PT Angkasa Pura I (persero) dan kesepakatan dari ahsil
negosiasi dengan perwakilan pengguna. Bahwa Pemohon

do
gu Keberatanmendalilkan besarnya jasa atau tarif Regulated Agent atau tarif
PJPK2P bukanlah ditentuakan Pemohon Keberatannamun merupakan tarif

In
A
batas bawah yang tertuang dalam Peraturan menteri Perhubungan No. PM
56 Tahun 2015 dan Peraturan menteri Perhubungan No. PM 153 tahun
ah

2016. Bahwa dalil tersebut adalah mengada-ada dan bertentangan dengan

lik
fakta dalam perkara a quo.
3. Bahwa terkait dengan analisis dan penilaian terkait dengan Tarif Pelayanan
am

ub
Jasa Kargo dan Pos pesawat Udara (PJKP2U) dapat membuktikan dampak
sebagai bagian dari pembuktian unsur Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999
ep
terkait dengan Unsur Mengakibatkan Praktik Monopoli.
k

4. Bahwa analisis dan penilaian majelis komisi Termohon Keberatandimuat


ah

dalam halaman 483-494 Putusan KPPU a quo yang dapat dikutip sebagai
R

si
berikut:
24 Tentang Tarif.

ne
ng

24.1 Tentang tarif Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara (JKP2U).
24.1.1 Bahwa setiap pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa

do
gu

terkait bandar udara dikenakan tarif sesuai dengan jasa


yang disediakan, sebagaimana diatur dalam ketentuan
In
Pasal 243 UU Nomor 1 Tahun 2009.
A

24.1.2 Bahwa berdasarkan Pasal 244 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun


2009, struktur dan golongan tarif jasa kebandarudaraan
ah

lik

ditetapkan oleh Menteri.


24.1.3 Bahwa besaran tarif jasa kebandarudaraan pada bandar
m

ub

udara yang telah diusahakan secara komersil ditetapkan


oleh Badan Usaha Bandar Udara, sebagaimana diatur
ka

dalam Pasal 244 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2009.


ep

24.1.4 Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (2) PM Nomor 36 Tahun


ah

2014 sebagaimana telah diubah dengan PM Nomor 179


R

Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Prosedur Pengenaan


es

Tarif Jasa Kebandarudaraan, mengatur mengenai tarif


M

ng

pelayanan jasa kebandarudaraan yang terdiri dari:


on

Halamana 93 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Tarif jasa pendaratan pesawat udara;

R
b. Tarif jasa penempatan pesawat udara;

si
c. Tarif jasa penyimpanan pesawat udara;

ne
ng
d. Tarif jasa penumpang pesawat udara (JP2U);
e. Tarif jasa kargo dan pos pesawat udara (JKP2U);
f. Tarif jasa pemakaian tempat pelaporan keberangkatan

do
gu (check in counter);
g. Tarif jasa pemakaian garbarata (aviobrige).

In
A
24.1.5 Bahwa selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1)
PM Nomor 36 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah
ah

dengan PM Nomor 179 Tahun 2015, menyebutkan:

lik
“pelayanan jasa kebandarudaraan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 yang diberikan oleh Unit
am

ub
Penyelenggara Bandar Udara atau Badan Usaha
Bandar Udara dikenakan tarif jasa
ep
kebandaraudaraan.”
k

24.1.6 Atas dasar ketentuan tersebut, maka sangat jelas bahwa


ah

tarif PelayananJasa Kargo dan Pos Pesawat Udara


R

si
(selanjutnya disebut PJKP2U) seharusnya dipungut
olehPT Angkasa Pura I (Persero) selaku Badan Usaha

ne
ng

Bandar Udara dan bukan oleh pihak lain, seperti PT


Angkasa Pura Logistik.

do
gu

24.1.7 Bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (1) PM Nomor 36 Tahun


2014 sebagaimana telah diubah dengan PM Nomor 179
Tahun 2015, mengatur bahwa tarif jasa kargo dan pos
In
A

pesawat udara merupakan besaran satuan biaya yang


dibayarkan oleh pemilik dan penerima kargo dan pos atas
ah

lik

pelayanan area/ wilayah kargo dan pos di bandar udara


yang dihitung selama berada dalam area/ wilayah kargo
m

ub

bandar udara.
24.1.8 Bahwa berdasarkan Pasal 9 ayat (2) PM Nomor 36 Tahun
ka

2014 sebagaimana telah diubah dengan PM Nomor 179


ep

Tahun 2015, tatanan waktu dan satuan ukuran tarif jasa


ah

kargo dan pos pesawat udara yaitu:


R

a. Satuan waktu penanganan kargo dihitung untuk satu


es

kali kegiatan penanganan penerimaan (incoming)


M

ng

on

Halamana 94 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kargo atau kegiatan penanganan pengiriman

R
(outgoing) kargo; dan

si
b. Satuan ukuran adalah per kilogram (kg) dengan tarif

ne
ng
minimal yang dikenakan 10 Kg.
24.1.9 Bahwa dalam persidangan, terkait tarif PJKP2U terdapat
fakta-fakta sebagai berikut:

do
gu 24.1.9.1 Bahwa terdapat 2 (dua) jenis tarif Jasa
Kargo dan Pos Pesawat Udara (JKP2U)

In
A
yang dikenakan di terminal kargo Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin yaitu tarif
ah

incoming (TTB) dan tarif outgoing (BTB),

lik
atau juga biasa dikenal dengan nama tarif
Warehousing.
am

ub
24.1.9.2 Bahwa besarantarif yang dibebankan PT
Angkasa Pura Logistik kepada pengguna
ep
jasa di terminal kargo (tarif PJKP2U), untuk
k

barang Tanda Terima Barang (TTB) dan


ah

Bukti Timbang Barang (BTB) saat ini


R

si
sebesar Rp 500,-/kg (termasuk PPN 10%)
untuk kargo domestik dan USD 0,06

ne
ng

$/kg/hari (belum termasuk PPN 10%) untuk


kargo impor, serta USD 0,05 $/kg/hari

do
gu

(belum termasuk PPN 10%) untuk kargo


ekspor(vide bukti C11, C35, C36, C38, C40,
C41, C44, C47).
In
A

24.1.9.3 Bahwa besaran tarif incoming (TTB) dan


tarif outgoing (BTB) yang merupakan tarif
ah

lik

Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara


(JKP2U) sebagaimana disebutkan di atas,
m

ub

merupakan tarif berdasarkan kesepakatan


antara PT Angkasa Pura Logistik selaku
ka

operator terminal kargo dengan para


ep

pengguna jasa, dan diketahui dalam


ah

penyesuaian tarif tersebut PT Angkasa


R

Pura Logistik melakukan sosialisasi


es

penyesuaian tarif PJKP2U Terminal Kargo


M

ng

Bandara Udara Sultan Hasanuddin kepada


on

Halamana 95 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seluruh pengguna jasa Terminal Kargo

R
pada tanggal 5 Februari 2014 (vide bukti

si
C13).

ne
ng
24.1.9.4 Bahwa saat sosialisasi usulan tarif PJKP2U
dari PT Angkasa Pura Logistik adalah sebesar
Rp 538,-/kg, belum termasuk didalamnya

do
gu pajak 10% (vide bukti C13).
24.1.9.5 Bahwa tarif PJKP2U sebagaimana disebutkan

In
A
di atas merupakan tarif yang telah disesuaikan
sebelumnya oleh PT Angkasa Pura Logistik
ah

yaitu dari sebesar Rp 400,-/kg (termasuk PPN

lik
10%) menjadi Rp 500,-/kg (termasuk PPN
10%) (vide bukti C13, C14, C16).
am

ub
24.1.9.6 Bahwapada akhirnya, tarif saat ini telah
disepakati antara penyedia dan pengguna jasa
ep
melalui Berita Acara Kesepakatan Nomor
k

BA.005/KB.09/2014/KCA tentang Penyesuaian


ah

Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat


R

si
Udara (PJKP2U) Incoming dan Outgoing
Domestik yang berlaku mulai 1 April 2014

ne
ng

adalah sebesar Rp 500,-/kg. (vide bukti C14).

do
gu

24.1.9.7 Bahwa sebagaimana uraian pada bagian


angka 5.3.2 tentang penyelenggaraan
kegiatan pelayanan jasa penyediaan fasilitas
In
A

terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan


pos dan jasa pemeriksaan dan pengendalian
ah

lik

keamanan kargo dan pos setelah adanya


Regulated Agent, terdapat keterangan para
m

ub

Saksi yang pada pokoknya menyatakan


kegiatan timbang dan x-ray yang sebelumnya
ka

dilakukan di warehousing sudah dipindahkan


ep

ke Regulated Agent, namun pengguna jasa


ah

tetap dikenai biaya PJKP2U sebesar Rp 500,-


R

/kg.
es

24.1.10 Bahwa dalam kesimpulannya Terlapor


M

ng

menyatakan pada pokoknya sebagai berikut:


on

Halamana 96 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24.1.10.1.1 Bahwa secara yuridis normatif penyesuaian

R
tarif PJKP2U di Bandar Udara Internasional

si
Sultan Hasanuddin Makassar menjadi sebesar

ne
ng
Rp 500,-/kg (sudah termasuk PPN 10%)
merupakan wewenang dari PT Angkasa Pura I
(Persero) selaku Badan Usaha Bandar Udara

do
gu sebagaimana amanat UU Nomor 1 Tahun
2009 jo. PM Nomor 36 Tahun 2014

In
A
sebagaimana diubah dengan PM Nomor 179
Tahun 2015 dan PM Nomor 56 Tahun 2015.
ah

Oleh karena itu, PT Angkasa Pura Logistik

lik
tidak memiliki hak dan wewenang untuk
menetapkan dan/atau mengubah besaran tarif
am

ub
PJKP2U tersebut.
24.1.10.1.2 Bahwa sebelum tarif PJKP2U sebagaimana
ep
dimaksud di atas diberlakukan terhadap
k

pengguna jasa, telah dilakukan negosiasi


ah

terlebih dahulu antara pengguna jasa (diwakili


R

si
oleh DPW ALFI/ILFA Perwakilan Udara,
ASPERINDO, dan perwakilan EMPU) dengan

ne
ng

penyedia jasa (diwakili oleh tim negosiasi tarif


PJKP2U PT Angkasa Pura Logistik Makassar)

do
gu

yang menghasilkan kesepakatan tarif PJKP2U


untuk incoming dan outgoing kargo domestik
di Bandar Udara Internasional Sultan
In
A

Hasanuddin Makassar, sebagaimana


tercantum dalam Berita Acara Kesepakatan
ah

lik

Nomor: BA.005/KB.09/2014/KCA tanggal 25


Maret 2014 (vide bukti T12).
m

ub

24.1.11 Bahwa atas uraian tersebut di atas, Majelis Komisi


berpendapat sebagai berikut:
ka

24.1.11.1.1 Bahwa Pasal 243 dan Pasal 244 ayat (1) UU


ep

Nomor 1 Tahun 2009 telah jelas menyebutkan


ah

setiap pelayanan jasa kebandarudaraan dan


R

jasa terkait dengan Bandar Udara dikenakan


es

tarif sesuai dengan jasa yang disediakan,


M

ng

dimana struktur dan golongan tarif jasa


on

Halamana 97 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kebandarudaraan tersebut ditetapkan oleh

R
Menteri.

si
24.1.11.1.2 Bahwa Pasal 244 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun

ne
ng
2009 juga telah menyebutkan secara jelas jika
besaran tarif jasa kebandarudaraan yang
diusahakan secara komersial ditetapkan oleh

do
gu Badan Usaha Bandar Udara, dalam hal ini
adalah PT Angkasa Pura I (Persero), bukan

In
A
PT Angkasa Pura Logistik.
24.1.11.1.3 Bahwa sebelum diberlakukan kepada
ah

pengguna jasa, tarif PJKP2U tersebut telah

lik
dilakukan negosiasi terlebih dahulu antara
pengguna jasa (diwakili oleh DPW
am

ub
ALFI/ILFA Perwakilan Udara, ASPERINDO,
dan perwakilan EMPU) dengan penyedia
ep
jasa (diwakili oleh tim negosiasi tarif
k

PJKP2U PT Angkasa Pura Logistik


ah

Makassar) yang menghasilkan kesepakatan


R

si
tarif PJKP2U untuk incoming dan outgoing
kargo domestik di Bandar Udara

ne
ng

Internasional Sultan Hasanuddin Makassar,


sebagaimana tercantum dalam Berita Acara

do
gu

Kesepakatan Nomor:
BA.005/KB.09/2014/KCA tanggal 25 Maret
2014.
In
A

24.1.11.1.4 Bahwaatas hal tersebut, jelas tidak sesuai


dengan ketentuan dalam Pasal 244 ayat (2)
ah

lik

UU Nomor 1 Tahun 2009, karena dari pihak


penyedia jasa diwakilkan oleh PT Angkasa
m

ub

Pura Logistik bukan pihak PT Angkasa


Pura I (Persero) sebagai Badan Usaha
ka

Bandar Udara. Hal tersebut merupakan


ep

tindakan yang nyata-nyata salah yang telah


ah

dilakukan baik oleh PT Angkasa Pura I


R

(Persero) maupun PT Angkasa Pura


es

Logistik, karena mencampurkan urusan


M

ng

bisnis antara induk perusahaan dengan


on

Halamana 98 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
anak perusahaan terutama dalam kegiatan

R
pengelolaan pengusahaan Bandar Udara.

si
24.1.11.1.5 Bahwa tarif PJKP2U tersebut ditarik oleh PT

ne
ng
Angkasa Pura Logistik, berdasarkan bukti
dokumen kuitansi tarif yang mencantumkan
logo perusahaan PT Angkasa Pura Logistik,

do
gu bukan PT Angkasa Pura I (Persero).
24.1.11.1.6 Bahwa selain itu, terdapat keterangan Saksi-

In
A
Saksi yang menyatakan pada pokoknya
sebagai berikut (vide bukti B13, B30):
ah

24.1.11.1.6.1 Saksi DPW Asperindo dalam persidangan

lik
menyatakan terkait pertemuan pembahasan
tarif hanya mengenai komponen tarif di
am

ub
Regulated Agent, sedangkan tarif PJKP2U
dalam hal ini BTB tidak dibahas akan ditarik
ep
biaya lagi. Selain itu, Saksi juga menanyakan
k

kepada pihak Kemenhub bahwa tidak pernah


ah

merencanakan konsep aturan dua kali


R

si
pemeriksaan dan dua kali pembayaran.
24.1.11.1.6.2 Saksi Agustono selaku Kepala Sub

ne
ng

Direktorat Penyelenggara dan Pelayanan


Bandar Udara Kementerian Perhubungan,

do
gu

menyatakan bahwa Badan Usaha Bandar


Udara yang diberi izin oleh Menteri
Perhubungan untuk melakukan pelayanan jasa
In
A

kebandarudaraan khusus Terminal Kargo,


yang memiliki hak untuk memungut tarif
ah

lik

adalah PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai


pemegang izin Badan Usaha Bandar Udara.
m

ub

24.1.11.1.7 Oleh karena kegiatan yang ada di Terminal


Kargo di Lini I setelah adanya Regulated
ka

Agent sudah dipindahkan seluruhnya ke Lini II,


ep

dengan demikian seharusnyatarif PJKP2U


ah

sebesar Rp 500,-/kg yang berlaku saat ini


R

harus disesuaikan atau dinegosiasikan lagi


es

karena item pekerjaan di Warehouse atau Lini


M

ng

I sudah berkurang.
on

Halamana 99 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24.2 Tentang Tarif Regulated Agent.

R
24.2.1 Bahwa biaya pelaksanaan pemeriksaan dan pengendalian

si
keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat

ne
ng
udara ditetapkan tarif batas bawah sebesar Rp 550,-/kg. Hal
ini sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Pasal 46 ayat (1)
PM Nomor 153 Tahun 2015.

do
gu 24.2.2 Bahwa tarif pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo
dan pos yang dikenakan oleh Regulated Agent, dikenakan

In
A
mulai tanggal 20 Juli 2015 setelah dilakukan shadow
operation/uji coba operasional Regulated Agent yang dimulai
ah

sejak tanggal 1 April 2015 – 19 Juli 2015 (vide bukti C33).

lik
24.2.3 Bahwa komponen tarif sebagaimana diatur dalam Pasal 46
ayat (2) PM Nomor 153 Tahun 2015, terdiri dari:
am

ub
a. Personel;
b. Operasional;
ep
c. Persediaan;
k

d. Depresiasi dan amortisasi;


ah

e. Margin paling tinggi 10% dari total biaya belanja; dan


R

si
lain-lain.
24.2.4 Bahwa jika margin paling tinggi yang dapat diambil oleh

ne
ng

Regulated Agent sebesar 10% dari total biaya dan minimum


tarif batas bawah sebesar Rp 550,-/kg, maka total biaya/harga

do
gu

pokok produksi yang harus dikeluarkan oleh Regulated Agent


minimal sebesar Rp 500,-/kg.
24.2.5 Bahwa besaran minimal biaya yang harus dikeluarkan oleh
In
A

Regulated Agent minimal sebesar Rp 500,-/kg tersebut


merupakan standar minimum dari biaya kegiatan operasional
ah

lik

dan investasi peralatan yang memadai sebagaimana telah


diperhitungkan secara detail oleh Kementerian Perhubungan.
m

ub

24.2.6 Bahwa jika Regulated Agent mampu menekan biaya yang


dikeluarkan dalam menopang kegiatannya dibawah standar
ka

biaya yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan


ep

maka terdapat biaya yang dikurangi atau tidak dikeluarkan


ah

untuk teknis dan/atau operasionalnya yang telah diatur dalam


R

PM Nomor 153 Tahun 2015.


es

24.2.7 Bahwa dalam kesimpulannya Terlapor menyatakan pada


M

ng

pokoknya sebagai berikut:


on

Halamana 100 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24.2.7.1.1 Bahwa untuk kegiatan pemeriksaan keamanan

R
kargo (Regulated Agent) masuk dalam

si
kategori jasa terkait bandar udara dan atas

ne
ng
pelayanan tersebut terdapat tarif yang
dikenakan kepada para pengguna jasa yang
disebut sebagai tarif Pelayanan Jasa

do
gu Pemeriksaan Keamanan Kargo dan Pos
(PJPK2P) atau yang lebih dikenal dengan

In
A
istilah tarif Regulated Agent sebagaimana
diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 2009 jo. PM
ah

Nomor 56 Tahun 2015 dan PM Nomor 153

lik
Tahun 2015.
24.2.7.1.2 Bahwa atas hal tersebut di atas, kemudian PT
am

ub
Angkasa Pura Logistik menetapkan tarif
sebesar Rp 550,-/kg (sudah termasuk PPN
ep
10%), berdasarkan kesepakatan dengan
k

pengguna jasa sebagaimana tercantum dalam


ah

Berita Acara Kesepakatan Harga Regulated


R

si
Agent Cabang Makassar tanggal 24 Juni 2015,
yang ditandatangani oleh Ketua DPW

ne
ng

ALFI/ILFA Provinsi Sulawesi Selatan mewakili


pengguna jasa dan Kepala Cabang PT

do
gu

Angkasa Pura Logistik Cabang Makassar


mewakili penyedia jasa serta diketahui oleh
General Manager PT Angkasa Pura I
In
A

(Persero) dan Kepala Kantor Otoritas Bandara


Wilayah V Makassar.
ah

lik

24.2.8 Bahwa atas uraian tersebut di atas, Majelis Komisi


berpendapat sebagai berikut:
m

ub

24.2.8.1.1 Berdasarkanfakta bahwa tarif Regulated


Agent yang ditarik oleh PT Angkasa Pura
ka

Logistik kepada pengguna jasa adalah


ep

sebesar Rp 550,-/kg. Hal ini sebagaimana


ah

bukti kuitansi yang disampaikan oleh para


R

Saksi dalam persidangan.


es

24.2.8.1.2 Bahwa berdasarkan fakta persidangan,


M

ng

besaran tarif tersebut tidak berdasar pada


on

Halamana 101 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kesepakatan antara pengguna jasa dan

R
penyedia jasa, hal ini sebagaimana telah

si
diuraikan dalam keterangan Saksi Rudolf

ne
ng
selaku Sekretaris Asperindo DPW Sulawesi
Selatan dalam persidangan.
24.2.8.1.3 Bahwa meskipun terdapat Berita Acara

do
gu Kesepakatan Harga Regulated Agent Cabang
Makassar tanggal 24 Juni 2015, yang

In
A
ditandangani oleh pihak Ketua DPW ALFI/ILFA
Provinsi Sulawesi Selatan mewakili pengguna
ah

jasa dan Kepala Cabang PT Angkasa Pura

lik
Logistik Cabang Makassar mewakili penyedia
jasa, namun tidak melibatkan pihak pengguna
am

ub
jasa yang lain seperti DPW Asperindo dan
perwakilan EMPU yang lain, sebagaimana
ep
negosiasi yang pernah dilakukan oleh DPW
k

ALFI/ILFA selaku Perwakilan Udara,


ah

ASPERINDO, dan perwakilan EMPU yang


R

si
bertindak sebagai penyedia jasa dengan
perwakilan tim negosiasi tarif PJKP2U PT

ne
ng

Angkasa Pura Logistik Makassar yang


menghasilkan kesepakatan tarif PJKP2U untuk

do
gu

incoming dan outgoing kargo domestik di


Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar.
In
A

24.2.8.1.4 Bahwa menurut keterangan para Saksi dalam


persidangan menyatakan memang benar dalam
ah

lik

pertemuan selalu diarahkan pembahasan


mengenai tarif, namun di dalamnya tidak pernah
m

ub

terjadi kesepakatan. Sementara tandatangan


yang dilakukan dalam Berita Acara kesepakatan
ka

tarif tersebut karena keadaan yang terpaksa,


ep

dan di bawah ancaman sehingga mau tidak


ah

mau harus mengikuti karena tidak ada pilihan


R

(vide bukti B13).


es
M

ng

on

Halamana 102 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24.2.8.1.5 Bahwa menurut keterangan Ahli Prof. Ahmadi

R
Miru dalam persidangan menyatakan sebagai

si
berikut:

ne
ng
24.2.8.1.5.1 Bahwa dalam kesepakatan terdapat satu teori
yang mengandung dwal, dwalling, dan bedrog.
Dalam kesepakatan yang terdapat cacat jika

do
gu terjadi paksaan, bukan paksaan fisik tetapi
paksaan psikis. Kemudian jika ada penipuan,

In
A
dalam hukum pidana disebut rangkaian kata-
kata bohong, maka dalam hukum perdata satu
ah

kebohongan saja sudah cukup menyebabkan

lik
cacatnya suatu perjanjian. Ketiga yaitu khilaf
atau suatu kekeliruan yang dilakukan sendiri,
am

ub
tetapi pihak lain membiarkan kekeliruan
tersebut.
ep
24.2.8.1.5.2 Bahwakemudian dalam perkembangan dikenal
k

lagi istilah penyalahgunaan keadaan, hal


ah

tersebut dapat terjadi karena keunggulan


R

si
ekonomi atau keunggulan psikologis. Oleh
karena itu, adanya ketergantungan psikologis

ne
ng

orang tersebut, maka dapat dimanfaatkan


untuk memperoleh keuntungan yang besar.

do
gu

Dalam hal ini perjanjian dapat dibatalkan


karena adanya penyalahgunaan keadaan.
Bahwa jika suatu perjanjian itu melanggar
In
A

undang-undang, maka konsekuensinya


perjanjian tersebut batal demi hukum.
ah

lik

24.2.8.1.5.3 Bahwa jika kewajiban-kewajiban atas


perjanjian yang melanggar undang-undang
m

ub

tersebut telah dilaksanakan oleh masing-


masing pihak, maka konsekuensinya
ka

perjanjian menjadi gugur, dalam arti semua


ep

yang berlalu tidak dianggap lagi karena


ah

masing-masing pihak sudah memperoleh apa


R

yang diinginkan.
es

24.2.8.1.6 Bahwa oleh karena itu, terkait tarif Regulated


M

ng

Agent yang dibebankan kepada pengguna jasa


on

Halamana 103 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebesar Rp 550,-/kg tersebut, perlu dilakukan

R
evaluasi karena tarif yang dibebankan tersebut

si
bertentangan dengan Pasal 245 UU Nomor 1

ne
ng
Tahun 2009 dimana besaran tarif Regulated
Agent khususnya, ditetapkan oleh penyedia jasa
terkait berdasarkan kesepakatan antara

do
gu pengguna jasa dan penyedia jasa. Dalam hal ini
tarif tersebut ditetapkan oleh PT Angkasa Pura

In
A
Logistik selaku penyedia jasa terkait yang
berdasarkan kesepakatan dengan pengguna
ah

jasa, dimana PT Angkasa Pura Logistik juga

lik
berperan sebagai pengguna jasanya sendiri,
yakni sebagai EMPU AP Logistik.
am

ub
24.2.8.1.7 Dengan demikian, berdasarkan fakta dan bukti di
atas, Majelis Komisi berpendapat terkait tarif
ep
batas bawah Regulated Agent sebesar Rp 550,-
k

/kg bertentangan dengan ketentuan Pasal 245


ah

UU Nomor 1 Tahun 2009, bahwa besaran tarif


R

si
jasa terkait pada Bandar Udara ditetapkan oleh
penyedia jasa terkait berdasarkan kesepakatan

ne
ng

antara pengguna jasa dan penyedia jasa.


24.3 Tentang analisis regulasi tarif jasa terkait Bandar Udara.

do
gu

Bahwa regulasi tarif jasa terkait kebandarudaraan, Majelis Komisi


berpendapat sebagai berikut:
24.3.1 Bahwa dalam Pasal 245 UU Nomor 1 Tahun 2009
In
A

menyebutkan besaran tarif jasa terkait pada Bandar Udara


ditetapkan oleh penyedia jasa terkait, berdasarkan
ah

lik

kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa.


Dalam hal ini yang dimaksud adalah tarif Regulated Agent
m

ub

yang ditarik oleh PT Angkasa Pura Logistik.


24.3.2 Bahwa kemudian Pasal 40 ayat (1) PM Nomor 32 Tahun
ka

2015 sebagaimana telah diubah dengan Pasal 46 ayat (1)


ep

PM Nomor 153 Tahun 2015, menyebutkan biaya


ah

pelaksanaan pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang


R

diangkut dengan pesawat udara ditetapkan tarif batas


es

bawah sebesar Rp 550,-/kg.


M

ng

on

Halamana 104 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
24.3.3 Bahwa berdasarkan asas hukum peraturan yang lebih

R
rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang

si
lebih tinggi, “Lex superior derogat Legi inferior”, dimana

ne
ng
faktanya PM Nomor 153 Tahun 2015 bertentangan dengan
UU Nomor 1 Tahun 2009.
24.3.4 Bahwa sebagaimana diuraikan di atas, jelas terlihat jika

do
gu terdapat peraturan yang inkonsistensi atau saling tumpang
tindih antara peraturan yang satu dengan peraturan yang

In
A
lain. Dalam hal ini aturan di dalam UU Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan dengan Peraturan Menteri
ah

Perhubungan Nomor 153 Tahun 2015 itu sendiri terkait

lik
pengenaan tarif Regulated Agent.
5. Bahwa berdasarkan uraian diatas maka Bahwa Pemohon
am

ub
Keberatanmendalilkan yang menentukan harga atau tarif pelayanan jasa
kargo dan pos pesawat udara (PJKP2U) adalah kewenangan PT Angkasa
ep
Pura I (persero) dan kesepakatan dari hasil negosiasi dengan perwakilan
k

pengguna adalah bertentangan dengan fakta dan alat bukti secara singkat
ah

sebagai berikut:
R

si
a. Bahwa tarif PelayananJasa Kargo dan Pos Pesawat Udara
(selanjutnya disebut PJKP2U) seharusnya dipungut olehPT

ne
ng

Angkasa Pura I (Persero) selaku Badan Usaha Bandar Udara


namun pada faktanya dipungut oleh pihak lain, yaitu PT

do
gu

Angkasa Pura Logistik. Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan


ketentuan dalam Pasal 244 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2009, karena
In
dari pihak penyedia jasa diwakilkan oleh PT Angkasa Pura Logistik
A

bukan pihak PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai Badan Usaha


Bandar Udara.
ah

lik

b. Besaran tarif tersebut tidak berdasar pada kesepakatan antara


pengguna jasa dan penyedia jasa, hal ini sebagaimana telah
m

ub

diuraikan dalam keterangan Saksi Rudolf selaku Sekretaris


Asperindo DPW Sulawesi Selatan dalam persidangan
ka

c. Tarif yang dibebankan PT Angkasa Pura Logistik kepada pengguna


ep

jasa di terminal kargo (tarif PJKP2U), untuk barang Tanda Terima


ah

Barang (TTB) dan Bukti Timbang Barang (BTB) saat ini sebesar Rp
R

500,-/kg (termasuk PPN 10%) untuk kargo domestik dan USD 0,06
es

$/kg/hari (belum termasuk PPN 10%) untuk kargo impor, serta USD
M

ng

0,05 $/kg/hari (belum termasuk PPN 10%) untuk kargo ekspor


on

Halamana 105 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Kegiatan yang ada di Terminal Kargo di Lini I setelah adanya

R
Regulated Agent sudah dipindahkan seluruhnya ke Lini II, dengan

si
demikian seharusnyatarif PJKP2U sebesar Rp 500,-/kg yang berlaku

ne
ng
saat ini harus disesuaikan atau dinegosiasikan lagi karena item
pekerjaan di Warehouse atau Lini I sudah berkurang, namun
kenyataannya malah dikenakan tarif ganda (double charge)

do
gu e. Bahwa tarif PJKP2U tersebut ditarik oleh PT Angkasa Pura Logistik,
berdasarkan bukti dokumen kuitansi tarif yang mencantumkan logo

In
A
perusahaan PT Angkasa Pura Logistik, bukan PT Angkasa Pura I
(Persero)
ah

6. Bahwa dengan demikian dalil Pemohon Keberatanyang menyatakanbahwa

lik
yang menentukan harga atau tarif pelayanan jasa kargo dan pos pesawat
udara (PJKP2U) adalah kewenangan PT Angkasa Pura I (Persero) dan
am

ub
kesepakatan dari hasil negosiasi dengan perwakilan pengguna. Bahwa
Pemohon Keberatanmendalilkan besarnya jasa atau tarif Regulated Agent
ep
atau tarif PJPK2P bukanlah ditentukan Pemohon Keberatannamun
k

merupakan tarif batas bawah yang tertuang dalam Peraturan Menteri


ah

Perhubungan No. PM 56 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Perhubungan


R

si
No. PM 153 tahun 2016, adalah mengada-ada dan bertentangan dengan
fakta dalam perkara a quo sehingga sudah seharusnya untuk ditolak

ne
ng

VII. PUTUSAN TERMOHON KEBERATANTELAH TEPAT DAN BENAR


BERDASARKAN BUKTI YANG CUKUP DALAM PEMBUKTIAN UNSUR-

do
gu

UNSUR PELANGGARAN PRAKTIK MONOPOLI DALAM PASAL 17 UU


NO. 5 TAHUN 1999
In
1. Bahwa Termohon Keberatanmenolak dalil Pemohon
A

Keberatanmendalilkan unsur-unsur Pasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-


Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah tidak terbukti.
ah

lik

2. Bahwa Pemohon Keberatantelah keliru dalam menentukan unsur


pelaku usaha telah melakukan praktek monopoli dan atau yang
m

ub

menyatakan bahwa unsur yang harus dibuktikan dahulu adalah:


a. Pelaku usaha
ka

ep

b. Dapat menentukan penguasaann barang/jasa


c. Dapat menentukan harga
ah

Bahwa penjabaran unsur tersebut menunjukkan Pemohon


R

Keberatantidak memahami pasal 17 UU No. 5 tahun 1999 dan apa saja


es
M

yang menjadi unsur pasal tersebut.


ng

on

Halamana 106 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa Pemohon Keberatanberulang kali mendalilkan berdasarkan

R
perjanjian terkait pengelolaan terminal kargo maka terdapat terlapor lain

si
yang menjadi pelaku usaha, penguasaan tidak terpenuhi, dan pemohon

ne
ng
bukan pihak yang menentukan harga. Bahwa unsurPasal 17 ayat (1)
dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 telah cukup dibuktikan
dalam halaman 505- 512 Putusan KPPU a quo yang dapat dikutip

do
gu sebagai berikut:
9. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 17 ayat 1 dan 2 Undang-Undang

In
A
Nomor 5 Tahun 1999.
9.3 Menimbang bahwa Pasal 17ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1999
ah

lik
menyebutkan:
“Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan
atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan
am

ub
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat”.
9.4 Menimbang bahwa Pasal 17ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1999
ep
menyebutkan:
k

“Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan


ah

atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana
R

si
dimaksud dalam ayat (1) apabila:
(a) Barang dan atau jasa bersangkutan belum ada substitusinya;

ne
ng

atau
(b) Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam

do
gu

persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama; atau


(c) Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih
In
dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu”.
A

9.5 Menimbang bahwa untuk membuktikan telah terjadi atau tidak


terjadi pelanggaran terhadap Pasal 17 ayat 1 dan 2UUNomor 5
ah

lik

Tahun 1999, maka Majelis Komisi mempertimbangkan unsur-unsur


sebagai berikut:
m

ub

9.5.1 Unsur Pelaku Usaha.


a. Bahwa yangdimaksud dengan pelaku usaha dalam
ka

Pasal 1 angka 5 UU Nomor 5 Tahun 1999 adalah


ep

Setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang


ah

berbentuk badan hukum yang didirikan dan


R

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah


es

hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri


M

ng

maupun bersama-sama melalui perjanjian,


on

Halamana 107 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam

R
bidang ekonomi.

si
b. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara a

ne
ng
quo adalah PT Angkasa Pura Logistik, sebagaimana
dimaksud dalam butir 1.1bagian Tentang Hukum.
c. Bahwa dengan demikian unsur pelaku usaha

do
gu terpenuhi.
9.5.2 Unsur Penguasaan Atas Produksi dan/atau Pemasaran

In
A
Barang dan/atau Jasa.
a. Unsur Barang dan/atau Jasa.
ah

• Bahwa yang dimaksud dengan jasa menurut

lik
Pasal 1 angka 17 UU Nomor 5 Tahun 1999
adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan
am

ub
atau prestasi yang diperdagangkan dalam
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen
ep
atau pelaku usaha.
k

• Bahwa pasar produk yang dimaksud dalam


ah

perkara a quo sebagaimana diuraikan dalam butir


R

si
4.4 Tentang Pasar Produk bagian Tentang Pasar
Bersangkutan, adalah jasa kebandarudaraan dan

ne
ng

jasa terkait Bandar Udara, khususnya terkait


dengan penyediaan dan/atau pengembangan

do
gu

fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo


dan pos, serta penanganan kargo dan pos
(termasuk namun tidak terbatas pada jasa
In
A

pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo


dan pos).
ah

lik

• Bahwa dengan demikian unsur jasa terpenuhi.


b. Unsur Penguasaan Atas Produksi dan/atau
m

ub

Pemasaran Barang dan/atau Jasa.


• Bahwayang dimaksud dengan penguasaan
ka

adalah penguasaan yang nyata atas suatu pasar


ep

bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku usaha


ah

sehingga dapat menentukan dan mengendalikan


R

harga barang dan/atau jasa di pasar.


es

• Bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) memiliki hak


M

ng

monopoli untuk mengelola Bandar Udara dan


on

Halamana 108 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kegiatan penunjang lainnya sesuai dengan

R
peraturan yang berlaku.

si
• Bahwa hak atas monopoli tersebut, PT Angkasa

ne
ng
Pura I (Persero) sebagai Badan Usaha Bandar
Udara yang seharusnya mengelola fungsi
terminal kargo justru secara sengaja

do
gu melimpahkan kewenangan pengelolaannya
kepada PT Angkasa Pura Logistik.

In
A
• Bahwa selain sebagai pengelola terminal kargo,
PT Angkasa Pura Logistik juga berperan sebagai
ah

lik
Regulated Agent satu-satunya yang beroperasi di
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar, serta memiliki kegiatan usaha jasa
am

ub
Ekspedisi Muatan Pesawat Udara.
• Bahwa selain melakukan pemungutan tarif Jasa
ep
Kargo dan Pos Pesawat Udara (JKP2U), PT
k

Angkasa Pura Logistik juga berperan dalam


ah

melakukan perumusan, membuat kesepakatan,


R

si
mengumumkan, serta menangani pelayanan
langsung terhadap kargo yang dikirim maupun

ne
ng

diterima di Terminal Kargo.


• Bahwa hal tersebut membuktikan PT Angkasa

do
gu

Pura Logistik telah melakukan fungsi Planning,


Controlling, Actuating, dan Monitoring, yang
In
merupakan bagian dari fungsi manajemen atau
A

dalam terminologi tata bahasa Indonesia adalah


pengelolaan. Tindakan pengelolaan Terminal
ah

lik

Kargo tersebut merupakan salah satu bentuk


pelayanan jasa kebandarudaraan, yang dalam
m

ub

ketentuan peraturan perundang-undangan


izinnya tidak dapat dipindahtangankan,
ka

sebagaimana ketentuan Pasal 233 ayat (1) dan


ep

(3) UU Nomor 1 Tahun 2009.


ah

c. Bahwa dengan demikian unsur penguasaanatas


R

produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa


es

terpenuhi.
M

ng

on

Halamana 109 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9.5.3 Unsur Mengakibatkan Praktik Monopoli dan/atau

R
Persaingan Usaha Tidak Sehat.

si
a. Unsur Mengakibatkan Praktik Monopoli.

ne
ng
• Bahwa yang dimaksud praktik monopoli dalam
Pasal 1 angka 2 UU Nomor 5 Tahun 1999 adalah
pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau

do
gu lebih pelaku usaha yang mengakibatkan
dikuasainya produksi dan/atau pemasaran atas

In
A
barang dan/atau jasa tertentu sehingga
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan
ah

dapat merugikan kepentingan umum.

lik
• Bahwa yang dimaksud pemusatan ekonomi
menurut Pasal 1 angka 3 UU Nomor 5 Tahun
am

ub
1999 adalah penguasaan yang nyata atas suatu
pasar bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku
ep
usaha sehingga dapat menentukan harga barang
k

dan jasa.
ah

• Bahwa secara teoretis, penyalahgunaan posisi


R

si
Monopoli merupakan perilaku (conduct) yang
didalamnya mengandung unsur: (i) pencegahan,

ne
ng

pembatasan, dan penurunan persaingan, dan (ii)


eksploitasi.

do
gu

• Bahwa unsur pencegahan, pembatasan, dan


penurunan persaingan adalah upaya perusahaan
In
monopoli untuk mengurangi atau meniadakan
A

tekanan persaingan. Perilaku ini pada dasarnya


adalah perilaku eksklusif (exclusive conduct),
ah

lik

dimana perusahaan monopoli melakukan strategi


untuk mengusir pesaing nyata (existing
m

ub

competitor) keluar dari pasar atau mencegah


masuknya pesaing potensial masuk ke dalam
ka

pasar.
ep

• Bahwa dengan hilangnya tekanan persaingan di


ah

pasar, maka perusahaan monopoli dapat


R

mengeksploitasi mitra transaksi untuk


es

meningkatkan keuntungannya, terutama


M

ng

eksploitasi yang dilakukan terhadap konsumen.


on

Halamana 110 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perilaku penyalahgunaan posisi monopoli dalam

R
bentuk eksploitasi konsumen umumnya dilakukan

si
dengan cara menerapkan harga jual yang tinggi,

ne
ng
melalui pembatasan jumlah produksi atau melalui
penurunan kualitas/pelayanan barang atau jasa
yang dipasok.

do
gu • Bahwa PT Angkasa Pura Logistik dalam perkara
a quo melakukan serangkaian kegiatan usaha

In
A
dari hulu ke hilir terkait proses penerimaan,
keamanan, serta pengiriman kargo dimana PT
ah

Angkasa Pura Logistik berperan sebagai EMPU,

lik
sebagai Regulated Agent, dan sebagai Operator
Terminal Kargo (Warehousing)di Bandar Udara
am

ub
Internasional Sultan Hasanuddin Makasar.
• Bahwa satu pelaku usaha atau satu kelompok
ep
pelaku usaha menguasai lebih dari 50% pangsa
k

pasar satu jenis barang atau jasa tertentu, artinya


ah

kekuatan monopoli tidak harus muncul karena


R

si
perusahaan merupakan satu-satunya penjual di
pasar, melainkan dapat muncul apabila

ne
ng

perusahaan tersebut merupakan perusahaan


yang berada di posisi dominan di pasar, seperti

do
gu

halnya PT Angkasa Pura Logistik.


• Bahwa meskipun kedudukan PT Angkasa Pura
In
Logistik sebagai EMPU tidak menempati posisi
A

dominan karena hanya merupakan sub agen


yang menjual kembali Surat Muatan Udara
ah

lik

(SMU) yang diambil dari agen yang ditunjuk oleh


maskapai, namun karena posisi dominan yang
m

ub

dimiliki PT Angkasa Pura Logistik sebagaimana


diuraikan di atas, maka hal tersebut
ka

menyebabkan para pengguna jasa tidak memiliki


ep

pilihan lain selain menggunakan jasa dari PT


ah

Angkasa Pura Logistik.


R

• Bahwa selain itu akibat dari kedudukan PT


es

Angkasa Pura Logistik yang dominan tersebut,


M

ng

PT Angkasa Pura Logistik juga menetapkan


on

Halamana 111 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pengenaan tarif ganda (double charge) tanpa

R
melakukan penyesuaian atas tarif yang berlaku

si
sebelumnya. Hal tersebut jelas sebagai bentuk

ne
ng
perilaku yang dapat dikategorikan sebagai
tindakan yang telah mengakibatkan inefisiensi
dalam pasar bersangkutan sehingga pada

do
gu akhirnya memberikan dampak akhir pada
masyarakat sebagai konsumen yang dirugikan.

In
A
• Bahwa dengan demikian unsur mengakibatkan
praktik monopoli terpenuhi.
ah

Unsur Persaingan Usaha Tidak Sehat.

lik
b.

• Bahwa yang dimaksud dengan persaingan usaha


tidak sehat menurut Pasal 1 angka 6 UU Nomor
am

ub
5 Tahun 1999 adalah persaingan antar pelaku
usaha dalam menjalankan kegiatan produksi
ep
dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang
k

dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan


ah

hukum atau menghambat persaingan usaha.


R

si
Bahwa berdasarkan fakta dan analisis Majelis
Komisi menilai telah terjadi persaingan usaha

ne
ng

tidak sehat dalam bentuk:


- Perilaku pelanggaran hukum (peraturan)

do
gu

yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura


Logistik karena telah melakukan kegiatan
pelayanan jasa kebandarudaraan tanpa
In
A

dasar hukum sehingga tindakan tersebut


dapat dikategorikan sebagai tindakan
ah

lik

melawan hukum.
- Perilaku PT Angkasa Pura Logistik yang
m

ub

bertindak sebagai pengelola terminal kargo,


sebagai Regulated Agent, dan sebagai
ka

EMPU, sebagai bentuk praktik monopoli


ep

yang berakibat pada pengenaan tarif ganda


ah

(double charge) kepada pengguna jasa, hal


R

tersebut dapat dikategorikan sebagai


es

tindakan yang menghambat persaingan


M

ng

usaha.
on

Halamana 112 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Bahwa dengan demikian unsur mengakibatkan praktik

R
monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat

si
terpenuhi.

ne
ng
9. Bahwa berdasarkan uraian diatas makan dalilPemohon
Keberatanterkait unsur-unsurPasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999dan pembuktiannya adalah telah keliru dan

do
gu bertentangan dengan fakta dan alat bukti yang telah dipertimbangan
dan dibuktikan dalam Putusan KPPUa quo, dengan demikian maka dalil

In
A
Pemohon Keberatantersebut sudah seharusnya untuk ditolak.

IV.PETITUM
ah

lik
Bahwa berdasarkan analisa dan uraian tersebut di atas telah jelas bahwa
am

ub
Pemohon Keberatandalam perkara a quotelah bersalah melanggar Pasal 17 UU
No. 5 Tahun 1999 dan Putusan KPPU telah tepat, baik dalam pertimbangan
ep
k

hukumnya maupun amar putusannya, sehingga sangat beralasan hukum bagi


Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk
ah

R
menyatakan seluruh keberatan Pemohon Keberatanyang tercatat dalam

si
Register 358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.JKT.PST. ditolak

ne
Sehingga dengan demikian, diharapkan apa yang Termohon
ng

Keberatansampaikan ini dapat membantu Majelis Hakim yang terhormat untuk


memperoleh segala informasi, pandangan, analisa hukum dan fakta

do
gu

persidangan dan yuridis yang diperlukan untuk mengambil sebuah putusan


yang berkeadilan dan berdasarkan kebenaran semata.
In
Berdasarkan uraian penjelasan sebagaimana tersebut di atas, maka
A

dengan ini Termohon Keberatanmohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang mengadili perkara a quoagar
ah

lik

memutuskan:
1. Menolak permohonan keberatan dari Pemohon Keberatanuntuk
m

ub

seluruhnya;
2. Menyatakan menguatkan Putusan KPPU No. 08/KPPU-L/2016 tanggal
ka

ep

14 Juni 2017;
3. Menghukum Pemohon Keberatanuntuk membayar seluruh biaya
ah

perkara.
R

Namun apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon agar dapat
es
M

memutuskan Perkara a quo dengan seadil-adilnya (ex aequo et bono).


ng

on

Halamana 113 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa untuk menyingkat putusan, maka segala sesuatu

R
yang termuat dalam berita acara persidangan, dianggap telah termuat dan

si
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini.

ne
ng
Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak ada hal - hal
yang akan diajukan lagi, dan mohon putusan.
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

do
gu Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon
Keberatan adalah sebagaimana tersebut di atas.

In
A
Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama alasan-alasan
permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan dan tanggapan
ah

dari Termohon Keberatan, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa yang menjadi

lik
permasalahan hukum pokok dalam perkara a quo adalah apakah Pemohon
Keberatantelah melanggar ketentuan Pasal 17 ayat 1 dan 2 UU Nomor 5 Tahun
am

ub
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaiangan Usaha Tidak Sehat.
Menimbang, bahwa Termohon Keberatandalam Putusan Nomor
ep
08/KPPU-L/2016 tanggal 14 Juni 2017telah memberikan pertimbangan hukum
k

tentang terpenuhinya unsur-unsur Pasal 17 ayat 1 dan 2 UU Nomor 5 Tahun


ah

1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
R

si
yaitu :
1. Unsur Pelaku Usaha.

ne
ng

2. Unsur Penguasaan Atas Produksi dan/atau Pemasaran Barang dan/atau


Jasa.

do
gu

3. Unsur Mengakibatkan Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak


Sehat.
In
Menimbang, bahwa terhadap unsur pelaku usaha khususnya terkait
A

dengan pihak Terlapor, Pemohon Keberatandalam memori keberatannya,


menyatakan pada pokoknya bahwa Termohon Keberatantelah mengabaikan
ah

lik

kemungkinan adanya Terlapor lain dalam perkara ini, dengan alasan sebagai
berikut :
m

ub

- Bahwa status dan kedudukan Pemohon dalam melakukan kegiatan


operator jasa Penanganan Kargo dan Pos Pesawat Udara di
ka

Terminal Kargo, bukan atas dasar hak dan kewenangan yang


ep

melekat dan dimiliki oleh Pemohon tapi hak dan kewenangan ini
ah

merupakan pelimpahan dari PT. Angkasa Pura I (Persero) atas dasar


R

adanya Perjanjian Kerjasama sebagaimana tertuang dalam


es

Perjanjian Kerjasama antara PT. Angkasa Pura I (Persero) dengan


M

ng

Pemohon tentang Pengelolaan Terminal Kargo dan Pos di Bandar


on

Halamana 114 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Udara Sepinggan, Bandar Udara Hasanuddin, Bandar Udara

R
Syamsudin Noor dan Bandar Udara Adi Sumarmo Nomor :

si
SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor : 02/APL-AP1/2013-DU,

ne
ng
tertanggal 18 Januari 2013;
- Bahwa Perjanjian Kerjasama tersebut kemudian diperbaharui dengan
ditandatanganinya Perjanjian Sewa Menyewa dan Konsesi dalam

do
gu pengoperasian Terminal Kargo di Bandar Udara yang dikelola PT.
Angkasa Pura I (Persero) Nomor : SP.235/HK.06.02/2016/MD dan

In
A
Nomor : SP.01/HK.06.02/2016-PD tanggal 1 Juni 2016 (vide Bukti T-
25);
ah

- Bahwa dengan demikian masih ada kerancuan secara Hukum

lik
mengenai Identitas Terlapor, siapa yang sesungguhnya dapat
dijadikan sebagai Terlapor, apakah Pemohon selaku Penyewa dan
am

ub
Pelaksana Perjanjian Pengelolaan Terminal Kargo Bandara Udara
atau PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai Pemilik Hak dan Pemberi
ep
Sewa ataukah kedua-duanya dan/atau ada pelaku lain yang
k

memungkinkan dapat dijadikan sebagai Terlapor.


ah

Menimbang, bahwa di lain pihak, Termohon Keberatandalam tanggapan


R

si
maupun putusannya menyatakan bahwa unsur tersebut telah terpenuhi dengan
pertimbangan bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkaraa quo adalah

ne
ng

PT Angkasa Pura Logistiksebagaimana dimaksud dalam butir 1.1bagian


Tentang Hukum. Kemudian dalam Penjelasan terkait keberatan terhadap

do
gu

Putusan KPPU No. 08/KPPU-L/2016 tanggal 14 Juni 2017 Termohon


Keberatanmenyatakan bahwa Terlapor dalam perkara a quo adalah tepat dan
benar dengan alasan pada pokoknya sebagai berikut :
In
A

- Bahwa UU No.5 Tahun 1999 membagi dalam 2 (dua) pengaturan


substansi yaitu Perjanjian yang Dilarang dan Kegiatan yang Dilarang.
ah

lik

Kegiatan yang termasuk dalam Kegiatan yang Dilarang adalah


kegiatan monopoli, monopsoni, penguasan pasar serta
m

ub

persekongkolan (collusive tendering). Perbedaan antara Kegiatan


yang Dilarang dan Perjanjian yang Dilarang umumnya dapat dilihat
ka

dari jumlah pelaku usahanya. Perjanjian yang Dilarang melihat dari


ep

unsur katanya, yaitu perjanjian, hal ini sudah dapat dipastikan harus
ah

ada minimal dua pihak, sementara dalam Kegiatan yang Dilarang,


R

dalam melakukan kegiatan tesebut dapat dilakukan oleh hanya satu


es

pihak/pelaku usaha saja.Pengaturan mengenai posisi dan Praktek


M

ng

on

Halamana 115 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Monopoli masuk ke dalam bagian 5 Kegiatan yang Dilarang dan

R
diatur dalam Pasal 17 UU No.5/1999;

si
- Bahwa yang menjadi pelanggaran hukum persaingan yang dilakukan

ne
ng
dalam pemenuhan unsur Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 dalam
perkara a quo adalah kegiatan monopolinya yang mengakibatkan
praktik monopoli. Pasal 17 UU No. 5 tahun 1999 melarang pelaku

do
gu usaha yang memiliki Posisi monopoli yang diperolehnya tersebut
untuk disalahgunakan menjadi sebuah praktek monopoli oleh

In
A
Pemohon Keberatan. Bahwaperusahaan yang memiliki Posisi
Monopoli (yang melakukan penguasaan atas produksi dan/atau
ah

pemasaran) tidak serta merta melanggar Pasal 17 UU No. 5/1999,

lik
kecuali perusahaan tersebut melakukan praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat. Bahwa Praktek Monopoli sebagai
am

ub
sebuah kegiatan yang dilarang adalah dilakukan oleh Pemohon
Keberatan sendiri setelah memperoleh Posisi Monopoli yang berasal
ep
dari perjanjian;
k

- Bahwa ketentuan Pasal 17 UU No. 5 Tahun 2017 masuk dalam sub


ah

bab kegiatan yang dilarang unsurnya dilakukan oleh satu atau satu
R

si
kelompok pelaku usaha. Bahwa ketentuan Pasal 17 UU No. 5 Tahun
1999 bukan ketentuan terkait dengan perjanjian yang dilarang yang

ne
ng

unsur pasalnya melibatkan lebih dari satu pelaku usaha. Dengan


demikian dalil Pemohon Keberatanyang menyatakan bahwa Terlapor

do
gu

dalam perkara a quo dapat merupakan pelaksana perjanjian


pengelolaan terminal Kargo Bandara Udara atau PT Angkasa Pura I (
Persero) sebagai Pemilik hak atau kedua-duanya dan atau pelaku
In
A

usaha lain yang memungkinkan dijadikan sebagai Terlapor


menunjukkan bahwa Pemohon Keberatan tidak memahami unsur
ah

lik

Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 dan merupakan dalil yang mengada-


ada sehingga sudah seharusnya dalil tersebut untuk ditolak.
m

ub

Menimbang, bahwa dengan adanya perbedaan pendapat antara


Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan tentang identitas Terlapor
ka

tersebut, maka selanjutnya Majelis Hakim akan memberikan pendapatnya


ep

berikut ini.
ah

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta hukum dalam perkara ini bahwa


R

yang menjadi pihak Terlapor dalam perkara a quo hanya pihak Pemohon
es

Keberatan, namun tidaklah berarti tidak ada pihak lain yang seharusnya juga
M

ng

on

Halamana 116 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menjadi pihak Terlapor, namun tidak dilaporkan oleh pihak-pihak yang merasa

R
dirugikan.

si
Menimbang, bahwa kalau kita membaca putusan Termohon Keberatan

ne
ng
angka 5.2.6 hal.465 s.d.470, dapat dketahui bahwa Termohon Keberatan telah
menyimpulkan bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 233 ayat (3) UU No. 5
Tahun 2017 menyebutkan izin Menteri yang telah diberikan kepada BUBU yang

do
gu diusahakan secara komersil tidak dapat dipindah tangankan. Oleh karena itu ,
terbukti PT angkasa Pura I (Persero) secara sengaja melimpahkan kewenangan

In
A
pengelolaan fungsi operasional Terminal Kargo kepada PT Angkasa Pura
Logistik , sebagaimana amanat Pasal 233 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2009,
ah

sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 233 ayat (5) UU Nomor 1 Tahun 2009,

lik
Badan Usaha Bandar Udara yang memindah tangankan izin sebagaimana
dimaksud pada Pasal 233 ayat (3), dikenakan sanksi administratif berupa
am

ub
pencabutan izin. Bahwa PT Angkasa Pura Logistik tidak mempunyai
kewenangan untuk dan atas nama PT Angkasa Pura I (Persero) dalam
ep
melakukan pengelolaan Terminal Kargo atau melakukan fungsi jasa
k

kebandarudaraan karena pemegang izin Badan Usaha Bandar Udara


ah

sebagaimana amanat Pasal 233 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2009, ada pada
R

si
PT Angkasa Pura I dan tidak boleh dipindahtangankan.
Menimbang, bahwa dari uraian pendapat Termohon Keberatan tersebut

ne
ng

,terlihat adanya sedikit inkonsistensi, dimana disatu sisi menyatakan bahwa izin
Menteri yang telah diberikan kepada BUBU yang diusahakan secara komersil

do
gu

tidak dapat dipindahtangankan,karena berbentangan dengan ketentuan Pasal


233 ayat (3) UU No. 5 Tahun 2017,artinya pihak PT Angkasa Pura I (Persero)
harus ikut bertanggung jawab atas pemindahan kewenangan pengelolaan itu
In
A

kepada pihak lain manakala dianggap bertentangan dengan ketentuan hukum


yang berlaku, sementara di sisi lain menyatakan hanya Pemohon
ah

lik

Keberatanyang harus bertanggung jawab karena yang melakukan usaha yang


menyebabkan munculnya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
m

ub

adalah Pemohon Keberatan.


Menimbang, bahwa belum lagi kalau dilihat dari aspek kemungkinan
ka

batalnya suatu perjanjian,di mana makalala suatu saat perjanjian antara


ep

Pemohon Keberatan dengan PT Angkasa Pura I (Persero)in casu Perjanjian


ah

Nomor : SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor : 02/APL-AP1/2013-DU, tertanggal


R

18 Januari 2013 dinyatakan batal demi hukum atau dapat dibatalkan


es

berdasarkan suatu putusan pengadilan, maka sudah barang tentu yang


M

ng

bertanggung jawab manakala ada kerugian yang timbul tentu tidak hanya
on

Halamana 117 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Keberatan melainkan adalah kedua belah pihakyang terlibat dalam

R
perjanjian itu.

si
Menimbang, bahwa kendatipun demikian, Majelis Hakim sependapat

ne
ng
dengan Termohon Keberatan bahwa yang secara nyata melakukan kegiatan
usaha atau pelaku usahadi Terminal Kargo Bandara Udara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar yang diduga melakukan praktik monopoli dan/atau

do
gu persaingan usaha tidak sehat adalah Pemohon Keberatan, sehingga potensial
memiliki posisi monopoli atau melakukan penguasaan atas produksi dan/atau

In
A
pemasaran. Persoalan apakah Pemohon Keberatan selaku pelaku usaha yang
potensial memiliki posisi monopoli dalam melakukan kegiatan usaha dapat
ah

mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat, hal itu

lik
akan dipertimbangkan dalam pertimbangan unsur lainnya.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim
am

ub
berpendapat bahwa unsur Pelaku Usaha telah terpenuhi.
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan unsur
ep
Penguasaan Atas Produksi dan/atau Pemasaran Barang dan/atau Jasa dan
k

Unsur Mengakibatkan Praktik Monopoli dan/atau Persaingan Usaha Tidak


ah

Sehat, di mana untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh


R

si
tentang seluruh substansi dalam perkara a quo, maka Majelis Hakim akan
mempertimbangkan secara sekaligus kedua unsur tersebut berdasarkan fakta-

ne
ng

fakta hukum dalam perkara a quo.


Menimbang, bahwa terhadap unsur penguasaan atas produksi dan/atau

do
gu

pemasaran barang dan/atau jasa, Pemohon Keberatan dalam memori


keberatannya berpendapat bahwa Termohon Keberatan telah salah dalam
menentukan objek perkara a quo, di mana secara yuridis normatif maupun
In
A

yuridis empiris Pemohon merupakan operator jasa penanganan kargo dan pos
pesawat udara di terminal kargo, bukan operator jasa penyediaan fasilitas
ah

lik

terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di terminal kargo. Hal ini
dikarenakan kegiatan usaha jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan
m

ub

angkutan kargo dan pos di terminal kargo masuk kategori jasa


kebandarudaraan sebagaimana diatur dalam Pasal 232 ayat (2) huruf b
ka

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, sedangkan kegiatan usaha jasa


ep

penanganan kargo dan pos masuk kategori jasa terkait bandar udara
ah

sebagaimana diatur dalam Pasal 232 ayat (3) huruf a angka 7 Undang-Undang
R

Nomor 1 Tahun 2009, sehingga unsur dapat menentukan penguasaan jasa


es

sebagai dasar adanya praktik monopoli tidak terpenuhi.


M

ng

on

Halamana 118 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa sebaliknya Termohon Keberatan dalam

R
tanggapannya berpendapat unsur ini telah terpenuhi dengan mengutip

si
putusannya bahwa yang dimaksud dengan jasa menurut Pasal 1 angka 17 UU

ne
ng
Nomor 5 Tahun 1999 adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau
prestasi yang diperdagangkan dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh
konsumen atau pelaku usaha. Bahwa pasar produk yang dimaksud dalam

do
gu perkara a quo sebagaimana diuraikan dalam butir 4.4 Tentang Pasar Produk
bagian Tentang Pasar Bersangkutan, adalah jasa kebandarudaraan dan jasa

In
A
terkait Bandar Udara, khususnya terkait dengan penyediaan dan / atau
pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos,
ah

serta penanganan kargo dan pos (termasuk namun tidak terbatas pada jasa

lik
pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos).
Menimbang, bahwa dalam hal ini, pertama-tama dikemukakan tentang
am

ub
perbedaan pendapat antara Pemohon dan termohon terkait dengan objek
perkara dalam perkara a quo, di mana Termohon Keberatandengan mengutip
ep
putusannya bahwa pada hal. 449, telah menetapkan objek perkara adalah
k

praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh PT
ah

Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) di Terminal Kargo Bandara Udara


R

si
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, dalam melakukan kegiatan atau
usaha :

ne
ng

1. Sebagai Operator Jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan


angkutan kargo dan pos di Terminal Kargo.

do
gu

2. Sebagai satu-satunya Regulated Agent yang memberikan pelayanan jasa


pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos di Terminal
Kargo.
In
A

3. Sebagai pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) yang


bersaing dengan perusahaan EMPU lainnya.
ah

lik

Menimbang, bahwa mencermati keberatan dari Pemohon Keberatan


sehubungan dengan objek perkara, ternyata yang dipersoalkan oleh Pemohon
m

ub

Keberatan hanya terletak pada point 1 yakni kegiatan atau usaha sebagai
operator jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan
ka

pos di terminal kargo, dimana didalilkan bahwa Pemohon Keberatan hanya


ep

melakukan usaha sebagai operator jasa penanganan kargo dan pos pesawat
ah

udara di terminal kargo, bukan sebagai operator jasa penyediaan fasilitas


R

terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di terminal kargo, sedangkan
es

usaha Pemohon Keberatan point 2 dan 3 yakni sebagai satu-satunya Regulated


M

ng

Agent yang memberikan pelayanan jasa pemeriksaan dan pengendalian


on

Halamana 119 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keamanan kargo dan pos di Terminal Kargo dan sebagai Pengusaha Ekspedisi

R
Muatan Pesawat Udara (EMPU), tidaklah dipersoalkan oleh Pemohon

si
Keberatan.

ne
ng
Menimbang, bahwa terkait dengan perbedaan pendapat antara Pemohon
Keberatandan Termohon Keberatan tersebut, pertama - tama dikemukakan
bahwa dalam ketentuan Pasal 232 ayat (2) huruf b Undang-Undang Nomor 1

do
gu Tahun 2009 telah diatur mengenai pelayanan jasa kebandarudaraan yang
meliputi antara lain pelayanan jasa barang dan pos yang terdiri atas

In
A
penyediaan dan / atau pengembangan antara lain : fasilitas terminal untuk
pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos, dimana pelaku usaha yang
ah

dapat mengusahakan adalah Badan Usaha Bandar Udara untuk bandar udara

lik
yang diusahakan secara komersial setelah memperoleh izin Menteri, sedangkan
kegiatan usaha jasa penanganan kargo dan pos masuk kategori jasa terkait
am

ub
bandar udara sebagaimana diatur dalam Pasal 232 ayat (3) huruf a angka 7
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 yang dapat diselenggarakan oleh orang
ep
perseorangan WNI dan/atau Badan Hukum Indonesia.
k

Menimbang, bahwa dengan demikian untuk memastikan apakah


ah

Pemohon Keberatan melakukan usaha sebagai operator jasa penanganan


R

si
kargo dan pos pesawat udara di terminal kargo, ataukah sebagai Operator Jasa
penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di

ne
ng

Terminal Kargo, maka haruslah didasarkan pada bukti-bukti dalam perkara a


quo.

do
gu

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti bertanda C10 (sama dengan bukti


bertanda T-1) berupa Perjanjian Kerja Sama PT Angkasa Pura (Persero)
dengan PT Angkasa Pura Logistik Nomor: SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor:
In
A

02/APL-AP1/2013-DU tanggal 18 Januari 2013, dapat diketahui dari klausul


perjanjian tersebut bahwa yang menjadi objek perjanjian adalah :Pihak Pertama
ah

lik

dengan ini menyerahkan Pengelolaan Terminal Kargo Di Bandar Udara kepada


Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima penyerahan pengelolaan Terminal
m

ub

Kargo tersebut dari Pihak Pertama dan Pihak Kedua bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap Pengelolaan Terminal Kargo di Bandara Udara tersebut.
ka

Dan Pihak Pertama menyerahkan pengoperasian Aset yang digunakan untuk


ep

Terminal Kargo dengan rincian sebagaimana pada Lampiran Perjanjian ini (vide
ah

Pasal 2 Perjanjian Kerjasama Nomor: SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor:


R

02/APL-AP1/2013-DU tanggal 18 Januari 2013).


es

Menimbang, bahwa Pemohon Keberatan dalam kesimpulannya pada


M

ng

pokoknya menyatakan bahwa secara de facto dan de jure PT Angkasa Pura


on

Halamana 120 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Logistiktelah memperoleh penunjukan langsung dari PT Angkasa Pura I

R
(Persero) untuk mengelola terminal kargo Bandar Udara Internasional Sultan

si
Hasanuddin Makassar, dengan maksud dan tujuan untuk optimalisasi aset

ne
ng
strategis milik PT Angkasa Pura I (Persero) dan faktor minimnya sumber daya
manusia, perhatian, fasilitas dan/atau peralatan bagi terminal kargo,
sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara PT Angkasa Pura I

do
gu (Persero) dengan PT Angkasa Pura Logistik tentang Pengelolaan Terminal
Kargo di Bandar Udara Sepinggan, Bandar Udara Hasanuddin, Bandar Udara

In
A
Syamsudin Noor, dan Bandar Udara Adi Sumarmo, yaitu Nomor:
SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor: 02/APL-AP1/2013-DU tanggal 18 Januari
ah

2013, dengan jangka waktu perjanjian selama 2 (dua) tahun yaitu berlaku surut

lik
terhitung sejak tanggal 1 Februari 2012 sampai dengan 31 Januari 2014 (vide
bukti bertanda C10 sama dengan bukti bertanda T-1).
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti dan kesimpulan Pemohon
Keberatan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek sengketa dalam perkara a
ep
quo adalah dugaaan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat
k

yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) di


ah

Terminal Kargo Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar,


R

si
dalam melakukan kegiatan atau usaha :
1. Sebagai Operator Jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan

ne
ng

angkutan kargo dan pos di Terminal Kargo.


2. Sebagai satu-satunya Regulated Agent yang memberikan pelayanan jasa

do
gu

pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos di Terminal


Kargo.
3. Sebagai Pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU).
In
A

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan mengenai apakah


Pemohon Keberatan memiliki posisi monopoli terkait dengan 3 (tiga) kegiatan
ah

lik

usaha yang dilakukannya itu.


Menimbang, bahwa dalam hal ini Majelis Hakim sependapat dengan
m

ub

Termohon Keberatanbahwa pembuktian terhadap Pasal 17 UU Nomor 5 Tahun


1999, pada hakikatnya adalah pembuktian posisi monopoli dan praktik
ka

monopoli, karena itu sebelum membuktikan adanya praktik monopoli, maka


ep

terlebih dahulu harus dibuktikan adanya posisi monopoli dari suatu pelaku
ah

usaha.
R

Menimbang, bahwa Majelis hakim juga sependapat dengan Termohon


es

Keberatanbahwa dalam pembuktian adanya dugaan pelanggaran Pasal 17 UU


M

ng

on

Halamana 121 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 5 Tahun 1999, menggunakan pendekatan rule of reason yang dapat

R
dibagi kedalam beberapa tahap yaitu :

si
• Pendefinisian pasar bersangkutan;

ne
ng
• Pembuktian adanya Posisi Monopoli di pasar bersangkutan;
• Identifikasi Praktik Monopoli yang dilakukan oleh pelaku usaha yang
memiliki Posisi Monopoli;

do
gu • Identifikasi dan pembuktian dampak negatif dan pihak yang terkena dampak
dari Praktik Monopoli tersebut.

In
A
Menimbang, bahwa berkaitan dengan pasar bersangkutan dalam perkara
a quo, ketentuan Pasal 1 angka 10 UU Nomor 5 Tahun 1999 telah
ah

lik
mendefenisikan mengenai pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan
dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas
barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan
am

ub
atau jasa tersebut.
Menimbang, bahwa terkait dengan pasar bersangkutan, Pemohon
ep
Keberatan berpendapat bahwa uraian tentang pasar bersangkutan sama sekali
k

tidak ada relevansinya dengan Praktek Monopoli dan Pemusatan Ekonomi dan
ah

juga bukan merupakan unsur dari ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-
R

si
Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat seperti apa yang telah dituduhkan kepada

ne
ng

Pemohon Keberatan.Bahwa uraian tentang Pasar Bersangkutan ini adalah


uraian sekedar untuk menjelaskan bahwa kegiatan Pemohon Keberatan adalah

do
gu

sebagai penyedia jasa fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan
pos serta jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos di
In
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.
A

Menimbang, bahwa sebaliknya Termohon Keberatan dalam putusan dan


tanggapannya berpendapat bahwa pasar bersangkutan dalam perkara a quo
ah

lik

menekankan pada konteks horizontal yang menjelaskan kaitan antara pelaku


usaha dengan pelaku usaha pesaingnya, sehingga cakupan pengertiannya
m

ub

dapat dikategorikan dalam 2 (dua) perspektif, yang meliputi :


a. Pasar berdasarkan produk (relevant product market) terkait atas barang
ka

dan/atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang
ep

dan/atau jasa tersebut.


ah

b. Pasar berdasarkan wilayah/geografis (relevant geographic market) terkait


R

dengan jangkauan atau daerah pemasaran.


es
M

Menimbang, bahwa dalam hal ini Majelis Hakim tidak sependapat dengan
ng

tanggapan Pemohon Keberatan bahwa penentuan pasar bersangkutan sama


on

Halamana 122 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sekali tidak ada relevansinya dengan Praktek Monopoli dan Pemusatan

R
Ekonomi dan juga bukan merupakan unsur dari ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan

si
(2) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli

ne
ng
dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat, karena berdasarkan Peraturan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun 2009 bahwa pendefenisian pasar
yang bersangkutan memiliki kaitan dengan unsur pangsa pasar Pasal 17 UU

do
gu Nomor 5 Tahun 2009 serta paling tidak dapat membantu analisis terhadap
pokok permasalahan dalam perkara a quo.

In
A
Menimbang, bahwa sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa kegiatan
atau usaha yang dilakukan oleh Pemohon Keberatan di Terminal Kargo
ah

Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar adalah : (1) sebagai

lik
Operator Jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo
dan pos di Terminal Kargo, (2) sebagai Regulated Agent yang memberikan
am

ub
pelayanan jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos di
Terminal Kargo, (3) sebagai Pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara
ep
(EMPU) dan apabilafakta tersebut dihubungkan dengan pelayanan jasa
k

kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait Bandar udara menurut ketentuan


ah

Pasal 232 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999, maka dapat
R

si
diketahui bahwa pasar produk dalam perkara a quo adalah jasa
kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara, khususnya terkait

ne
ng

penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di


terminal kargo dan jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan

do
gu

pos serta usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU). Adapun mengenai
pasar georafis, oleh karena yang dilaporkan atau diprotes oleh Pengusaha
Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) adalah kegiatan usaha
In
A

yang dilakukan oleh Pemohon Keberatan di Bandara Udara Internasional Sultan


Hasanuddin Makassar, maka sudah tepat apabila pasar geografis dalam
ah

lik

perkara a quo adalah Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin


Makassar, tidak menyeluruh sebagaimana keberatan dari Pemohon Keberatan
m

ub

yakni meliputi wilayah usaha dan izin yang diberikan kepada PT Angkasa Pura
Logistik yang mencakup 14 (empat belas) Kantor Cabang yang masih
ka

beroperasi di beberapa bandara di Indonesia.


ep

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah Pemohon


ah

Keberatanmemiliki posisi monopolidi pasar bersangkutan dan jika benar


R

Pemohon Keberatan memiliki posisi monopoli, maka pertanyaan berikutnya


es

adalah apakah posisi monopoli yang dimiliki Pemohon Keberatanitu


M

ng

on

Halamana 123 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengakibatkan praktik monopoli dan / atau praktik persaingan usaha tidak

R
sehat.

si
Menimbang, bahwa pengaturan mengenai posisi monopoli sudah diatur

ne
ng
dalam ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009, yang
menegaskan bahwa pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan

do
gu terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, kemudian
dalam ayat (2) pasal tersebut diatur bahwa pelaku usaha patut diduga atau

In
A
dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang
atau jasa apabila :
ah

1. Barang atau Jasa tersebut belum ada substitusinya; atau

lik
2. Mengakibatkan Pelaku Usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan
usaha; atau
am

ub
3. Pelaku Usaha menguasai lebih dari 50 % pangsa pasar.
Menimbang, bahwa dalam hal ini perlu dipertegas bahwa dengan adanya
ep
kata patut diduga atau dianggap dalam bunyi pasal tersebut, berarti kendatipun
k

pelaku usaha terbukti memenuhi posisi monopoli, belum tentu dapat dikualifisir
ah

telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 17 Undang-Undang


R

si
Nomor 5 Tahun 2009.
Menimbang, bahwa dengan mengacu pada ketentuan Pasal 17 ayat (1)

ne
ng

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tersebut, maka pertanyaan mendasarnya


adalah apakah Pemohon Keberatan telah melakukan penguasaan atas produksi

do
gu

dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa ketiga kegiatan usaha yang digeluti
oleh Pemohon Keberatan di Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar, yaitu : (1) sebagai Operator Jasa penyediaan fasilitas terminal untuk
In
A

pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal Kargo ; (2) sebagai Regulated
Agent yang memberikan pelayanan jasa pemeriksaan dan pengendalian
ah

lik

keamanan kargo dan pos di Terminal Kargo dan (3) sebagai Pengusaha
Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU).
m

ub

Menimbang, bahwa terkait dengan posisi Pemohon Keberatan sebagai


operator jasa penyediaan terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di
ka

Terminal Kargo di Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar,


ep

dapat dijelaskan bahwa berdasarkan ketentuanPasal 233 ayat (1) huruf (a)
ah

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 telah memberikan hak kepada Badan


R

Usaha Bandar Udara untuk memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan


es

kepada pesawat udara, penumpang, barang, dan pos di setiap bandara di


M

ng

Indonesia setelah memperoleh izin dari Menteri Perhubungan, kemudian dalam


on

Halamana 124 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 124
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketentuan Pasal 1 ayat 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 menyebutkan

R
bahwa Badan Usaha Bandar Udara adalah Badan Usaha Milik Negara BUMN),

si
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau Badan Hukum Indonesia berbentuk

ne
ng
Perseroan Terbatas atau Koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan
bandar udara untuk pelayanan umum.
Menimbang, bahwa dari ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

do
gu 2009, dapat diketahui bahwa yang dapat diberikan hak sebagai pelaku usaha
memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan kepada pesawat udara,

In
A
penumpang, barang, dan pos di setiap bandara di Indonesia adalah tidak
terbatas kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tetapi Badan Usaha Milik
ah

lik
Daerah (BUMD), atau badan hukum Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) atau Koperasi dapat diberikan hak sebagai pelaku usaha.
Menimbang, bahwa sebagaimana fakta hukum dalam perkara ini bahwa
am

ub
sampai saat ini baru 1 (satu) Badan Usaha Bandar Udara yang sudah
memperoleh izin dari Menteri Perhubungan (tentu setelah memenuhi semua
ep
persyaratan yang ditentukan) untuk memberikan pelayanan jasa
k

kebandaraudaraan di Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin,


ah

Makassar, yang diusahakan secara komersial yakni PT Angkasa Pura I


R

si
(Persero) (vide bukti bertanda C4, C10).
Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan bukti bertandaC10 (sama

ne
ng

dengan bukti bertanda T-1), diperoleh fakta hukum bahwa dalam mengelola
atau mengoperasikan terminal kargo di Bandara Internasional Sultan

do
gu

Hasanuddin Makasar, PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan kerjasama


pengelolaan terminal kargo dengan menunjuk anak perusahaannya yaitu PT
In
Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) sebagai operator terminal kargo
A

sejak 1 Februari 2012 yang dituangkan melalui Perjanjian Kerjasama


Pengelolaan Terminal Kargo Nomor SP.6/HK.06.03/213/PD dan Nomor 02/APL-
ah

lik

AP1/2013-DU tertanggal 18 Januari 2013, sehingga dapat disimpulkan bahwa


PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) menguasai 100% jasa
m

ub

penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di


Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makasar.
ka

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan mengenai posisi


ep

Pemohon Keberatan sebagai Regulatet Agentdi Bandara Udara Internasional


ah

Sultan Hasanuddin Makassar.


R

Menimbang, bahwa Pemerintah Indonesia sebagai negara anggota


es

International Civil Aviation Organization (ICAO) dan seiring dengan


M

ng

perkembangan kebutuhan pada bidang jasa pengangkutan udara dan


on

Halamana 125 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 125
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meningkatnya ancaman terhadap keamanan penerbangan, maka pemerintah

R
telah menerbitkan aturan teknis mengenai pemeriksaan dan pengendalian

si
keamanan kargo penerbangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

ne
ng
Perhubungan Nomor 153 Tahun 2015 tentang Pengamanan Kargo dan Pos
serta Rantai Pasok Kargo dan Pos Yang Diangkut dengan Pesawat Udara.
Menimbang, bahwa sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM

do
gu 56 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 153 Tahun
2015, pemerintah mengambil kebijakan terkait proses/alur kegiatan

In
A
pemeriksaan keamanan kargo dan kegiatan pelayanan kargo dari yang semula
dijadikan satu alur kemudian menjadi dipisah/dibedakan sesuai dengan fungsi
ah

dari masing-masing area, yaitu area Regulated Agent yang berfungsi untuk

lik
pemeriksaan keamanan kargo sedangkan area terminal kargo berfungsi untuk
melakukan penanganan kargo demi keselamatan penerbangan.
am

ub
Menimbang, bahwa sebagaimana fakta hukum dalam perkara ini bahwa
PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) telah memperoleh sertifikasi
ep
dari Kementerian Perhubungan yang terbukti dengan Izin Operasional
k

Regulated Agent Nomor: 004/PKKP.DKP/II/2015 tanggal 25 Maret 2015 dari


ah

Direktorat Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan RI (vide bukti


R

si
bertanda T-7), yang kemudian telah diperbaharui dengan Izin Operasional
Regulated Agent Nomor: AU.201/1/16/DJPU.DKP.2017 tanggal 5 Januari 2017

ne
ng

serta telah memperoleh Sertifikat Regulated Agent Nomor:


020/Izin.RA.Menhub/XII/2016 tanggal 30 Desember 2016 (vide bukti bertanda

do
gu

T-21).
Menimbang, bahwa dengan demikian Pemohon Keberatan telah
memenuhi syarat dan mempunyai legalitas sebagai Regulated Agent di
In
A

Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.


Menimbang, bahwa selanjutnya sebagaimana fakta hukum dalam
ah

lik

perkara ini bahwa sampai saat ini baru 1 (satu) badan hukum yang sudah
memperoleh izin dari Menteri Perhubungan untuk memberikan pelayanan
m

ub

pemeriksaan keamanan kargo dan pos di Bandara Udara Internasional Sultan


Hasanuddin Makassar,yakni PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan),
ka

sehingga dapat disimpulkan bahwa PT Angkasa Pura Logistik menguasai 100%


ep

jasa pelayanan pemeriksaan keamanan kargo dan posdi Bandara Udara


ah

Internasional Sultan Hasanuddin Makasar.


R

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, dapat


es

disimpulkan bahwa Pemohon Keberatan (PT Angkasa Pura Logistik) memiliki


M

ng

posisi monopoli karena menguasai 100% baik untuk jasa penyediaan fasilitas
on

Halamana 126 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 126
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos maupun jasa pelayanan

R
pemeriksaan keamanan kargo dan Pos (Regulated Agent) di Bandara udara

si
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, sehingga unsur penguasaan telah

ne
ng
terpenuhi.
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah dengan
posisi monopoli yang dimiliki oleh Pemohon Keberatan tersebut telah

do
gu mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
Menimbang, bahwa yang dimaksud praktik monopoli adalah pemusatan

In
A
kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan
dikuasainya produksi dan / atau pemasaran atas barang dan / atau jasa tertentu
ah

lik
sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum (vide Pasal 1 angka 2 UU Nomor 5 Tahun 1999), sedangkan
yang dimaksud pemusatan kekuasaan ekonomi adalah penguasaan yang nyata
am

ub
atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku usaha sehingga
dapat menentukan harga barang dan jasa (vide Pasal 1 angka 3 UU Nomor 5
ep
Tahun 1999).
k

Menimbang, bahwa terkait dengan permasalahan tersebut, Pemohon


ah

Keberatan dalam memori keberatannya berpendapat pada pokoknya bahwa


R

si
unsur ini tidak terpenuhi dengan alasan hukum bahwa dalam kegiatan: sebagai
Operator Jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo

ne
ng

dan pos di Terminal Kargo, sebagai Regulated Agent yang memberikan


pelayanan jasa pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos di

do
gu

Terminal Kargo dan sebagai Pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara


(EMPU) yang bersaing dengan perusahaan EMPU lainnya, sama sekali tidak
In
dapat menentukan Penguasaan yang dapat menunjuk dan memutus untuk diri
A

sendiri, dan Pemohon bukanlah Pelaku Usaha yang dapat menentukan harga.
Menimbang, bahwa sebaliknya, Termohon Keberatan dalam putusan dan
ah

lik

memori penjelasannya terkait dengan keberatan terhadap Putusan KPPU


No.08/KPPU-L/2016 tanggal 14 Juni 2017, berpendapat bahwa unsur ini telah
m

ub

terpenuhi dengan pertimbangan hukum pada pokoknya sebagai berikut :


- Bahwa PT Angkasa Pura Logistik dalam perkara a quomelakukan
ka

ep

serangkaian kegiatan usaha dari hulu ke hilir terkait proses penerimaan,


keamanan, serta pengiriman kargo dimana PT Angkasa Pura Logistik
ah

berperan sebagai EMPU, sebagai Regulated Agent, dan sebagai Operator


R

Terminal Kargo (Warehousing) di Bandar Udara Internasional Sultan


es
M

Hasanuddin Makasar.
ng

on

Halamana 127 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 127
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai

R
lebih dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu, artinya

si
kekuatan monopoli tidak harus muncul karena perusahaan merupakan satu-

ne
ng
satunya penjual di pasar, melainkan dapat muncul apabila perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang berada di posisi dominan di pasar,
seperti halnya PT Angkasa Pura Logistik.

do
gu - Bahwa meskipun kedudukan PT Angkasa Pura Logistik sebagai EMPU
tidak menempati posisi dominan karena hanya merupakan sub agen yang

In
A
menjual kembali Surat Muatan Udara (SMU) yang diambil dari agen yang
ditunjuk oleh maskapai, namun karena posisi dominan yang dimiliki PT
ah

Angkasa Pura Logistik sebagaimana diuraikan di atas, maka hal tersebut

lik
menyebabkan para pengguna jasa tidak memiliki pilihan lain selain
menggunakan jasa dari PT Angkasa Pura Logistik.
am

ub
- Bahwa selain itu akibat dari kedudukan PT Angkasa Pura Logistik yang
dominan tersebut, PT Angkasa Pura Logistik juga menetapkan pengenaan
ep
tarif ganda (double charge) tanpa melakukan penyesuaian atas tarif yang
k

berlaku sebelumnya. Hal tersebut jelas sebagai bentuk perilaku yang dapat
ah

dikategorikan sebagai tindakan yang telah mengakibatkan inefisiensi dalam


R

si
pasar bersangkutan sehingga pada akhirnya memberikan dampak akhir
pada masyarakat sebagai konsumen yang dirugikan.

ne
ng

Menimbang, bahwa dalam mempertimbangkan unsur tersebut, pertama-


tama akan dipertimbangkan mengenai perbedaan pendapat antara Pemohon

do
gu

Keberatan dengan Termohon Keberatanmengenai Perjanjian Kerjasama


Pengelolaan Terminal Kargo Nomor SP.6/HK.06.03/213/PD dan Nomor 02/APL-
In
AP1/2013-DU tertanggal 18 Januari 2013, yang menjadi dasar Pemohon
A

Keberatan melakukan kegiatan usaha sebagai Operator Jasa penyediaan


fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal Kargo, di
ah

lik

mana Termohon Keberatan dalam putusan dan memori penjelasannya telah


memberikan pertimbangan pada pokoknya sebagai berikut :
m

ub

- Bahwa perjanjian kerjasama antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan


PT Angkasa Pura Logistik tersebut bukan merupakan turunan dari aturan
ka

Menteri Perhubungan maupun peraturan perundang-undangan lainnya;


ep

- Bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) secara sengaja melimpahkan


ah

kewenangan pengelolaan fungsi operasional Terminal Kargokepada PT


R

Angkasa Pura Logistik, sebagaimana amanat Pasal 233 ayat (3) UU Nomor
es

1 Tahun 2009, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 233 ayat (5) UU


M

ng

Nomor 1 Tahun 2009, Badan Usaha Bandar Udara yang


on

Halamana 128 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 128
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memindahtangankan izin sebagaimana dimaksud pada Pasal 233 ayat (3),

R
dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin;.

si
- Bahwa PT Angkasa Pura Logistik tidak mempunyai kewenangan untuk dan

ne
ng
atas nama PT Angkasa Pura I (Persero) dalam melakukan pengelolaan
Terminal Kargo atau melakukan fungsi jasa kebandarudaraan karena
pemegang izin Badan Usaha Bandar Udara sebagaimana amanat Pasal

do
gu 233 ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2009, ada pada PT Angkasa Pura I dan
tidak boleh dipindahtangankan;

In
A
- Bahwa dengan demikian terbukti tindakan PT Angkasa Pura Logistik yang
memungut tarif jasa kebandarudaraan merupakan tindakan yang melanggar
ah

hukum (peraturan).

lik
Menimbang, bahwa sebaliknya Pemohon Keberatan dalam memori
keberatannya berpendapat bahwa status dan kedudukan Pemohon Keberatan
am

ub
dalam melakukan kegiatan operator jasa Penanganan Kargo dan Pos Pesawat
Udara di Terminal Kargo, bukan atas dasar hak dan kewenangan yang melekat
ep
dan dimiliki oleh Pemohon Keberatan, tapi hak dan kewenangan ini merupakan
k

pelimpahan dari PT. Angkasa Pura I (Persero) atas dasar adanya Perjanjian
ah

Kerjasama sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kerjasama antara PT.


R

si
Angkasa Pura I (Persero) dengan Pemohon tentang Pengelolaan Terminal
Kargo dan Pos di Bandar Udara Sepinggan, Bandar Udara Hasanuddin, Bandar

ne
ng

Udara Syamsudin Noor dan Bandar Udara Adi Sumarmo Nomor :


SP.6/HK.06.03/2-13/PD dan Nomor : 02 (APL-AP1/2013-DU, tertanggal 18

do
gu

Januari 2013 (vide bukti bertanda C10 sama dengan bukti bertanda T-1).
Menimbang, bahwa terkait dengan absah (sah)atau tidaknya perjanjian
kerjasama antara Pemohon Keberatan dengan PT Angkasa Pura I (Persero)
In
A

sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kersama Nomor : SP.6/HK.06.03/2-


13/PD dan Nomor : 02 (APL-AP1/2013-DU, tertanggal 18 Januari 2013 yang
ah

lik

berlaku terhitung mulai tanggal 1 Februari 2012 sampai dengan 31 Januari 2014
(vide bukti bertanda C10 sama dengan bukti bertanda T-1) yang kemudian
m

ub

diperbaharui melalui Perjanjian Sewa Menyewa dan Konsesi dalam Kerjasama


Pengoperasian Terminal Kargo di Bandar Udara yang dikelola PT Angkasa Pura
ka

I (Persero) Nomor: SP.235/HK.06.02/2016/MD dan Nomor: SP.01 / HK.06.02 /


ep

2016-PD tanggal 1 Juni 2016 (vide bukti bertanda T-25), dalam pandangan
ah

Majelis Hakim bahwa hal tersebut adalah merupakan masalah lain yang
R

memerlukan pembuktian melalui suatu proses peradilan, karena yang menjadi


es

persoalan utama dalam perkara a quo adalah apakah Pemohon Keberatan telah
M

ng

menjalankan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat, sehingga


on

Halamana 129 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 129
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
harus dipisahkan dari persoalan sah atau tidaknya Pemohon Keberatan

R
menjalankan kegiatan usaha itu. Dengan kata lain, kendatipun perjanjian

si
tersebut nantinya dinyatakan tidak sah oleh suatu putusan pengadilan, tidaklah

ne
ng
serta merta Pemohon Keberatandapat dikualifisir telah menjalankan praktik
monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat, demikian sebaliknya,
sekalipun perjanjian tersebut nantinya dinyatakan sah oleh suatu putusan

do
gu pengadilan, tidaklah serta merta Pemohon Keberatan dapat dikualifisir tidak
menjalankan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

In
A
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah Pemohon
Keberatan dapat menentukan penguasaan barang atau jasa dan apakah
ah

Pemohon Keberatan dapat menentukan harga.

lik
Menimbang, bahwa sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa
berdasarkan ketentuanPasal 233 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 1
am

ub
Tahun 2009, telah memberikan hak kepada Badan Usaha Bandar Udara untuk
memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan kepada pesawat udara,
ep
penumpang, barang, dan pos di setiap bandara di Indonesia, kemudian dalam
k

ayat (2) ditegaskan bahwa izin dari Menteri Perhubungan diberikan setelah
ah

Badan Usaha Bandar Udara memenuhi persyaratan administrasi, keuangan dan


R

si
manajemen. Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 1 ayat 43 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2009 menyebutkan bahwa Badan Usaha Bandar Udara adalah

ne
ng

badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum
Indonesia berbentuk Perseroan terbatas atau koperasi yang kegiatan utamanya

do
gu

mengoperasikan bandar udara untuk pelayanan umum;


Menimbang, bahwa dari ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009,
In
dapat diketahui, bahwa : (1) yang dapat diberikan hak sebagai pelaku usaha
A

memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan kepada pesawat udara,


penumpang, barang, dan pos di setiap bandara di Indonesia adalah tidak
ah

lik

terbatas kepada Badan Usaha Milik Negara BUMN) tetapi badan usaha milik
daerah (BUMD), atau badan hukum Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas
m

ub

atau koperasi dapat diberikan hak sebagai pelaku usaha; (2) yang dapat
menentukan suatu badan usaha / pelaku usaha dapat diberikan izin untuk
ka

memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan kepada pesawat udara,


ep

penumpang, barang, dan pos di setiap bandara di Indonesia adalah Menteri


ah

Perhubungan.
R

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, dapat disimpulkan


es

bahwa pada prinsipnya setiap badan usaha dapat diberikan izin sebagai
M

ng

operator jasa penyediaan terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di
on

Halamana 130 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 130
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terminal Kargo di Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar

R
sepanjang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-

si
undangan yang berlaku baik persyaratan administrasi, keuangan maupun

ne
ng
manajemen.
Menimbang, bahwa dalam hal ini sebagaimana telah disebutkan di atas
bahwa sampai saat ini baru PT Angkasa Pusa I (Persero) yang sudah

do
gu mendapatkan izin dari Menteri Perhubungan sebagai operator jasa penyediaan
terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal Kargo di Bandara

In
A
Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar yang kemudian diserahkan
pengelolaannya kepada anak perusahaannya yakni PT Angkasa Pura Logistik
ah

lik
(Pemohon Keberatan) dan setelah mempelajari berkas perkara termasuk bukti-
bukti dalam perkara a quo, telah ternyata tidak ditemukan fakta hukum yang
dapat membuktikan bahwa PT Angkasa Pusa I (Persero) maupun Pemohon
am

ub
Keberatan, telah menghalang-halangi atau menghambat pelaku usaha lain atau
bertindak secara aktif dan/atau eksklusif guna mencegah / membatasi /
ep
menurunkan persaingan yang dimaksudkan untuk mengusir pesaing nyata
k

keluar dari pasar atau mencegah masuknya pesaing potensial masuk ke dalam
ah

pasar untuk menjadi pelaku usaha dalam pemberian pelayanan jasa


R

si
kebandarudaraan di Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Menimbang, bahwa tidak pula ditemukan fakta hukum adanya praktik

ne
ng

korupsi, kolusi atau nepotisme (KKN) dalam pemberian izin kepada PT


Angkasa Pura I (Persero) serta tidak ditemukan adanya fakta hukum yang

do
gu

dapat membuktikan bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) atau Pemohon


Keberatan telah mempengaruhi Kementerian Perhubungan supaya tidak
In
memberikan izin usaha kepada badan usaha lain atau koperasi dalam
A

pemberian pelayanan jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan


angkutan kargo dan pos di Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin
ah

lik

Makassar.
Menimbang, bahwa selanjutnya terkait dengan posisi Pemohon Keberatan
m

ub

selaku satu-satunya Regulated Agent di Terminal Kargo Bandara Udara


Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, dalam ketentuan Pasal 26 ayat (1)
ka

Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 32 Tahun 2015 sebagaimana


ep

telah diganti dengan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 153 Tahun


ah

2015, bahwa wilayah usaha untuk melakukan kegiatan pemeriksaan keamanan


R

kargo dapat dilakukan di luar area Bandar Udara maupun di dalam area Bandar
es

Udara, sehingga setiap pelaku usaha yang akan merintis kegiatan pemeriksaan
M

ng

kargo dimungkinkan untuk membuka usaha tersebut di luar maupun di dalam


on

Halamana 131 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 131
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
area Bandar Udara atau dengan kata lain masih sangat dimungkinkan pelaku

R
usaha lain masuk untuk melakukan kegiatan usaha yang serupa setelah

si
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam ketentuan Pasal 36

ne
ng
dan Pasal 37 Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 56 Tahun 2015.
Menimbang, bahwa setelah Mejelis mempelajari berkas perkara termasuk
bukti-bukti dalam perkara a quo, telah ternyata tidak ditemukan fakta hukum

do
gu yang dapat membuktikan bahwa Pemohon Keberatan, telah menghalang-
halangi atau menghambat pelaku usaha lain atau bertindak secara aktif

In
A
dan/atau eksklusif guna mencegah/membatasi/menurunkan persaingan yang
dimaksudkan untuk mengusir pesaing nyata keluar dari pasar atau mencegah
ah

masuknya pesaing potensial masuk ke dalam pasar untuk menjadi pelaku

lik
usaha dalam pemberian pelayanan jasa kebandarudaraan di Bandara Udara
Internasional Hasanuddin Makassar.
am

ub
Menimbang, bahwa tidak pula ditemukan fakta hukum adanya praktik
korupsi, kolusi atau nepotisme (KKN) dalam pemberian izin operasi kepada PT
ep
Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) sebagai Regulated Agent serta
k

tidak ditemukan adanya fakta hukum yang dapat membuktikan bahwa Pemohon
ah

Keberatan telah mempengaruhi Kementerian Perhubungan supaya tidak


R

si
memberikan izin operasi kepada pelaku usaha lain dalam pemberian pelayanan
jasa pelayanan pemeriksaan keamanan kargo dan Pos (Regulated Agent) di

ne
ng

Bandara Udara Internaional Sultan Hasanuddin Makassar.


Menimbang, bahwa fakta tersebuttelah dikuatkan dengan bukti bertanda

do
gu

Bukti T-8 dan T-9a sampai dengan T-9c, di mana diperoleh petunjuk bahwa
telah ada Regulated Agent lain selain Pemohon Keberatan di 2 (dua) bandar
udara yaitu PT Cahaya Gading Perkasa di Bandar Udara Juanda Surabaya dan
In
A

PT Khrisna Multi Sarana Indonesia di Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaku usaha lain diberi hak dan peluang yang sama
ah

lik

besarnya dengan PT Angkasa Pura Logistik untuk melakukan kegiatan usaha


yang sama di seluruh Terminal Kargo Bandar Udara PT Angkasa Pura I tidak
m

ub

terkecuali di Terminal Kargo Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin


Makassar.
ka

Menimbang, bahwa dengan demikian dari pertimbangan di atas dapat


ep

disimpulkan bahwa Pemohon Keberatan tidak mempunyai otoritas untuk


ah

menentukan penguasaan barang atau jasa sehingga tidak dapat dikualifisir


R

melakukan pelanggaran hukum terkait dengan tidak adanya palaku usaha lain
es

yang masuk untuk melakukan kegiatan usaha baik usaha operator jasa
M

ng

penyediaan terminal untuk pelayanan angkutan kargo dan pos di Terminal


on

Halamana 132 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 132
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kargo di Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar maupun

R
dalam usaha sebagai Regulated Agent, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa

si
Pemohon Keberatan tidaklah melakukan praktik monopoli terkait dengan tidak

ne
ng
adanya pelaku usaha lain yang masuk untuk melakukan kegiatan usaha jasa
pengeloaan terminal kargo dan pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang
diangkut dengan pesawat udara (Regulated Agent) di Terminal Kargo Bandara

do
gu Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan mengenai

In
A
penentuan harga.
Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 243 Undang-Undang Nomor 1
ah

Tahun 2009 telah diatur mengenai tarif yang dikenakan terhadap setiap

lik
pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara, kemudian
dalam ketentuan Pasal 244 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009,
am

ub
telah diatur pula bahwa struktur dan golongan tarif jasa kebandarudaraan
ditetapkan oleh Menteri. Adapun besaran tarif jasa kebandarudaraan pada
ep
bandar udara yang telah diusahakan secara komersil ditetapkan oleh Badan
k

Udara Bandar Udara sebagaimana diatur dalam Pasal 244 ayat (2) Undang-
ah

Undang Nomor 1 Tahun 2009.


R

si
Menimbang, bahwa selanjutnya dalam ketentuan Pasal 9 ayat (1)
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Tata Cara dan

ne
ng

Prosedur Pengenaan Tarif Jasa Kebandarudaraan, telah diatur bahwa tarif jasa
kargo dan pos pesawat udara merupakan besaran satuan biaya yang

do
gu

dibayarkan oleh pemilik dan penerima kargo dan pos atas pelayanan area/
wilayah kargo dan pos di bandar udara yang dihitung selama berada dalam
In
area/ wilayah kargo bandar udara. Kemudian dalam ayat (2) Peraturan Menteri
A

Perhubungan Nomor 26 Tahun 2014 diatur bahwa satuan waktu penanganan


kargo dihitung untuk satu kali kegiatan penanganan penerimaan (Incoming)
ah

lik

kargo atau kegiatan penanganan pengiriman (outgoing) kargo; dan Satuan


ukuran adalah per kilogram (Kg) dengan tarif minimal yang dikenakan 10 Kg.
m

ub

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan


Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2014 telah diatur mengenai tarif
ka

pelayanan jasa kebandarudaraan, antara lain : tarif jasa kargo dan pos pesawat
ep

udara (JKP2U);
ah

Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1)


R

PM Nomor 36 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan PM Nomor 179


es

Tahun 2015, telah diatur bahwa pelayanan jasa kebandarudaraan sebagaimana


M

ng

on

Halamana 133 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 133
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dimaksud dalam Pasal 2 yang diberikan oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara

R
atau Badan Usaha Bandar Udara dikenakan tarif jasa kebandaraudaraan.

si
Menimbang, bahwa sedangkan untuk tarif Regulated Agent, telah diatur

ne
ng
dalam ketentuan Pasal 46 ayat (1) PM Nomor 153 Tahun 2015 bahwa biaya
pelaksanaan pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos yang
diangkut dengan pesawat udara ditetapkan tarif batas bawah sebesar Rp 550,-

do
gu /kg, dengan komponen tarif sebagaimana diatur dalam Pasal 46 ayat (2) PM
Nomor 153 Tahun 2015.

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat landasan hukum terkait dengan tarif yang dikenakan atau dibebankan
ah

kepada pengguna jasa, baik tarif dalampengelolaan terminal kargo maupun

lik
sebagai Regulated Agent di Terminal Kargo Bandara Udara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar.
am

ub
Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai penentuan besaran tarif,
berdasarkan bukti bertanda C14 sama dengan bukti bertanda T-11, T-12 berupa
ep
Berita Acara Kesepakatan Nomor BA.005/KB.09/2014/KCA tentang
k

Penyesuaian Tarif Pelayanan Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U)
ah

Incoming dan Outgoing Domestik yang berlaku mulai 1 April 2014, diperoleh
R

si
fakta hukum bahwa penentuan besaran tarif tersebut adalah berdasarkan
kesepakatan antara penyedia dan pengguna jasa, di mana sebelumnya PT

ne
ng

Angkasa Pura Logistik melakukan sosialisasi penyesuaian tarif Pelayanan Jasa


Kargo dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U) Terminal Kargo Bandara Udara

do
gu

Internasional Sultan Hasanuddin kepada seluruh pengguna jasa Terminal Kargo


pada tanggal 5 Februari 2014 dan saat sosialisasi usulan Tarif PJKP2U dari PT
Angkasa Pura Logistik adalah sebesar Rp. 538 belum termasuk didalamnya
In
A

pajak 10%.(vide bukti C13), sampai akhirnya disepakati Tarif Pelayanan Jasa
Kargo dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U) Incoming dan Outgoing Domestik
ah

lik

yang berlaku mulai 1 April 2014 adalah sebesar Rp 500,-/kg. (vide buktibertanda
C14 sama dengan bukti bertanda T-12)dan penyesuaian tarif PJKP2U Bandara
m

ub

Udara Internasional Sultan Hasanuddin tersebut telah disahkan dan dikuatkan


melalui Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor:
ka

KEP.179/KB.09/2014 tanggal 23 Desember 2014 tentang Tarif PJKP2U di


ep

Kantor Cabang PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan


ah

Hasanuddin Makassar, dengan tembusan disampaikan kepada General


R

Manager Bandar Udara Sultan Hasanuddin (vide Bukti T-10)


es

Menimbang, bahwa adapun untuk tarif Regulated Agentsebagaimana fakta


M

ng

dalam perkara a quo bahwa PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan)


on

Halamana 134 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 134
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menetapkan tarif sebesar Rp 550,-/kg (sudah termasuk PPN 10%), berdasarkan

R
kesepakatan dengan pengguna jasa sebagaimana tercantum dalam Berita

si
Acara Kesepakatan Harga Regulated Agent Cabang Makassar tanggal 24 Juni

ne
ng
2015, yang ditandatangani oleh Ketua DPW ALFI/ILFA Provinsi Sulawesi
Selatan mewakili pengguna jasa dan Kepala Cabang PT Angkasa Pura Logistik
Cabang Makassar mewakili penyedia jasa serta diketahui oleh General

do
gu Manager PT Angkasa Pura I (Persero) dan Kepala Kantor Otoritas Bandara
Wilayah V Makassar.

In
A
Menimbang, bahwa terkait dengan keabsahan pengenaan tarif Pelayanan
Jasa Kargo dan Pos Pesawat Udara (PJKP2U) Incoming dan Outgoing
ah

Domestik yang menurut Termohon Keberatan sebagai suatu tindakan yang

lik
nyata-nyata salah karena tidak sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 244 ayat
(2) UU Nomor 1 Tahun 2009 di mana seharusnya dipungut oleh PT Angkasa
am

ub
Pura I (Persero) selaku Badan Usaha Bandar Udara bukan oleh PT Angkasa
Pura Logistik (Pemohon Keberatan), dalam pandangan Majelis Hakim bahwa
ep
kewenangan tersebut tetap melekat pada PT Angkasa Pura I (Persero) dan
k

pelaksanaannya diserahkan kepada PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon


ah

Keberatan) berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT Angkasa Pura I


R

si
(Persero) dengan PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) (vide bukti
bertanda C10 sama dengan bukti bertanda T-1) sebagaimana telah diuraikan

ne
ng

sebelumnya.
Menimbang, bahwa mengenai pendapat Termohon Keberatanterkait tarif

do
gu

batas bawah Regulated Agent sebesar Rp 550,-/kg yang dinyatakan


bertentangan dengan ketentuan Pasal 245 UU Nomor 1 Tahun 2009, bahwa
besaran tarif jasa terkait pada Bandar Udara ditetapkan oleh penyedia jasa
In
A

terkait berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa,


dalam pandangan Majelis Hakim bahwa pendapat tersebut tidak dapat diterima,
ah

lik

karena sudah nyata bahwa besaran tarif tersebut diperoleh berdasarkan suatu
kesepakatan sesuai Berita Acara Kesepakatan Nomor BA.005/KB.09/2014/KCA
m

ub

tanggal 25 Maret 2014 dan Berita Acara Kesepakatan Harga Regulated Agent
Cabang Makassar tanggal 24 Juni 2015. Persoalan apakah dalam lahirnya
ka

kesepakatan tersebut terdapat dwal, dwalling, dan bedrog atau keadaan yang
ep

terpaksa atau di bawah ancaman yang dialami oleh pengguna jasa, hal itu
ah

haruslah dibuktikan melalui proses peradilan.


R

Menimbang, bahwa atas dasar pertimbangan di atas, dapat disimpulkan


es

bahwa Pemohon Keberatan tidak mempunyai otoritas untuk menentukan harga.


M

ng

on

Halamana 135 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 135
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa selanjutnya Termohon Keberatan dalam putusannya

R
menyimpulkan adanya tarif ganda (double charge) dengan pertimbangan

si
sebagai berikut :

ne
ng
- Bahwa kegiatan pemeriksaan dan pengendalian keamanan kargo dan pos
di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar yang
dilakukan Regulated Agent pada prinsipnya merupakan kegiatan yang

do
gu sebelumnya telah dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik sebagai
operator terminal kargo (warehouse) yang telah termasuk dalam kegiatan

In
A
jasa penyediaan fasilitas terminal untuk pelayanan kargo dan pos yaitu
melakukan pemeriksaan dokumen seperti dokumen Pemberitahuan
ah

lik
Tentang Isi (PTI) dan dokumen Dangerous Goods (DG), penimbangan
kargo, pengecekan dengan x-ray, pengecekan kesesuaian kargo dengan
dokumen, labeling, penerbitan sertifikat jaminan Regulated Agent, trucking,
am

ub
pemilahan kargo berdasarkan maskapai dan tujuan kargo sebelum
dinaikan ke pesawat udara;
ep
- Bahwa dengan adanya Regulated Agent, kegiatan pemeriksaan dan
k

pengendalian keamanan kargo dan pos dipindahkan seluruhnya dari


ah

terminal kargo (warehouse) ke Regulated Agent, sehingga kegiatan di


R

si
terminal kargo hanya proses pilah-pilah barang berdasarkan airlines dan
tempat tujuannya kemudian dibawa oleh petugas ground handling untuk

ne
ng

dimasukan dalam pesawat;


- Bahwa akibat dari kedudukan PT Angkasa Pura Logistik yang dominan

do
gu

tersebut, PT Angkasa Pura Logistik juga menetapkan pengenaan tarif


ganda (double charge) tanpa melakukan penyesuaian atas tarif yang
In
berlaku sebelumnya. Hal tersebut jelas sebagai bentuk perilaku yang
A

dapat dikategorikan sebagai tindakan yang telah mengakibatkan inefisiensi


dalam pasar bersangkutan sehingga pada akhirnya memberikan dampak
ah

lik

akhir pada masyarakat sebagai konsumen yang dirugikan.


Menimbang, bahwa sebaliknya Pemohon Keberatan menyatakan bahwa
m

ub

terdapat perbedaan layanan dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh PT Angkasa


Pura Logistik baik sebagai Regulated Agent maupun pelayanan kargo di
ka

ep

Terminal Kargo dari sebelum lahirnya Regulated Agent dengan setelah lahirnya
Regulated Agent. Setelah lahirnya Regulated Agent, PT Angkasa Pura Logistik
ah

sebagai Regulated Agent wajib melakukan pemeriksaan kargo dengan alat ETD
R

dan wajib pula menerbitkan Consignment Security Declaration (CSD) sebagai


es
M

bukti/tanda bahwa kargo yang telah diperiksa oleh Regulated Agent dinyatakan
ng

aman untuk diangkut dengan pesawat udara, dan kemudian di dalam Terminal
on

Halamana 136 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 136
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kargo petugas akan melakukan pengecekan ulang terhadap kelengkapan

R
dokumen, melakukan dokumentasi atas fisik kargo serta adanya weight and

si
balance. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberikan kepastian jaminan

ne
ng
keselamatan maupun keamanan penerbangan baik bagi penyedia jasa,
pengguna jasa serta maskapai selaku pengangkut dan hal tersebut sebelumnya
tidak pernah dilakukan oleh SBU SSC Warehousing.Bahwa dapat disimpulkan

do
gu antara Regulated Agent dan Terminal Kargo memiliki tujuan, fungsi, dan
rangkaian proses yang sangat berbeda dan tidak dapat dirangkap oleh satu

In
A
dengan yang lain.
Menimbang, bahwa menurut pendapat Majelis Hakim bahwa untuk
ah

memastikan ada atau tidaknya tarif ganda (double charge) sebagaimana telah

lik
diputuskan oleh Termohon Keberatan, maka haruslah dicermati apakah
kegiatan usaha pengelolaan terminal kargo adalah sama dengan usaha
am

ub
Regulated Agent ataukah merupakan dua kegiatan atau usaha yang berbeda.
Menimbang, bahwa dalam hal ini setelah memperhatikan penjelasan
ep
Pemohon Keberatan, terutama terkait dengan perbandingan antara alur/proses
k

sebelum diberlakukannya Regulated Agent denganalur/proses setelah


ah

diberlakukannya Regulated Agent, maka secara nyata terdapatperbedaan


R

si
layanan dan / atau kegiatan yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik
dalam posisinya baik sebagai Regulated Agent maupun dalam pelayanan kargo

ne
ng

di Terminal Kargo.
Menimbang, bahwa dengan demikian, oleh karena kedua layanan yang

do
gu

diberikan oleh Pemohon Keberatan tersebut berbeda, maka secara rasional


masing-masing layanan tersebut harus dikenakan tarif, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengenaan tarif ganda (double charge) yang
In
A

dilakukan oleh Pemohon Keberatan, bahkan sebagaimana telah diuraikan di


atas bahwa terdapat landasan hukum mengenai pengenaan tarif baik terhadap
ah

lik

usaha pengelolaan terminal kargo maupunterhadap usaha Regulated Agent.


Jika kemudian dapat dibuktikan bahwa besaran tarif yang berlaku yang
m

ub

dikenakan atau dibayarkan oleh pemilik dan penerima kargo dan pos atas
pelayanan yang diberikan oleh Pemohon Keberatan sudah tidak sesuai standar
ka

dari biaya kegiatan operasional dan investasi peralatan yang memadai, maka
ep

terbuka peluang untuk dilakukan penyesuaian atas tarif yang berlaku melalui
ah

proses negosiasi.
R

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan mengenai posisi


es

Pemohon Keberatan sebagai Pengusaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara


M

ng

(EMPU) dimana yang akan dipertimbangkan adalah apakah dengan posisi


on

Halamana 137 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 137
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
monopoli yang dimiliki Pemohon Keberatan sebagai operator penyediaan

R
fasilitas terminal kargo dan sebagai Regulated Agent tersebut, telah

si
mengakibatkan adanya perlakuan diskriminatif terhadap perusahaan Ekspedisi

ne
ng
Muatan Pesawat Udara (EMPU) lainnya, atau dengan perkataan lain apakah
Pemohon Keberatan dalam kapasitasnya sebagai perusahaan Ekspedisi
Muatan Pesawat Udara (EMPU) telah mendapatkan perlakuan istimewa.

do
gu Menimbang, bahwa terkait dengan permasaahan tersebut, lebih dahulu
akan diketengahkan fakta hukum dalam perkara a quo bahwa keberadaan PT

In
A
Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) dalam menjalankan kegiatan
usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) di Bandara Udara
ah

Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, didasarkan pada Surat Izin Usaha

lik
Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (SIUP EMPU) Nomor:
553.43/139/VIII/Dishub tanggal 1 September 2014 yang diterbitkan oleh Dinas
am

ub
Perhubungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (vide bukti bertanda T-15).
Dengan demikian, keberadaan dan kegiatan usaha Ekspedisi Muatan Pesawat
ep
Udara (EMPU) yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik di Bandara Udara
k

Internasional Sultan Hasanuddin Makassar adalah sah menurut hukum.


ah

Menimbang, bahwa terkait dengan adanya perlaku istimewa dalam


R

si
kapasitasnya sebagai perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU)
sebagaimana diputuskan oleh Termohon Keberatan, perlu diutarakan lebih

ne
ng

dahulu bahwa dengan menggunakan parameter ketentuan Pasal 17 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009, maka dapat disimpulkan bahwa

do
gu

kedudukan PT Angkasa Pura Logistik sebagai perusahaan Ekspedisi Muatan


Pesawat Udara (EMPU) tidak menempati posisi dominan karena selain tidak
menguasai lebih dari 50 % pangsa pasar karena hanya merupakan sub agen
In
A

yang menjual kembali Surat Muatan Udara (SMU) yang diambil dari agen yang
ditunjuk oleh maskapai, juga telah terdapat 29 pegusaha Ekspedisi Muatan
ah

lik

Pesawat Udara (EMPU) lainnya yang bersaing dengan PT Angkasa Pura


Logistik (Pemohon Keberatan). Dengan demikian, Majelis Hakim tidak
m

ub

sependapat dengan Termohon Keberatan yang menyatakan dengan posisi


monopoli atau dominan yang dimiliki PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon
ka

Keberatan) dalam kegiatan usaha pengelola terminal kargo dan Regulated


ep

Agent sebagaimana diuraikan di atas, maka hal tersebut menyebabkan para


ah

pengguna jasa tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan jasa dari PT
R

Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan).


es

Menimbang, bahwa selanjutnya akan diketengahkan fakta-fakta hukum


M

ng

dalam perkara a quo, pertama, bahwa dalam menjalankan kegiatan usaha


on

Halamana 138 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 138
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU), PT Angkasa

R
Pura Logistik (Pemohon Keberatan) mendapatkan fasilitas ruangan di area

si
Terminal Kargo Bandara Udara Internasioanl Sultan Hasanuddin Makassar dari

ne
ng
PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai pemilik Terminal Kargo dengan
membayar konsesi setiap bulannya kepada PT Angkasa Pura I (Persero) sama
seperti 29 (dua puluh sembilan) pelaku usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara

do
gu (EMPU) lain yang juga menempati ruangan di Terminal Kargo Bandara Udara
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ; Kedua, bahwa saksi-saksi yang

In
A
diajukan dalam perkara a quo menyatakan pernah melihat pegawai PT Angkasa
Pura Logistik sebagai EMPU bisa masuk sampai ke dalam terminal kargo untuk
ah

mengambil barang kiriman, namun saksi tidak menjelaskan kapan hal itu terjadi

lik
dan darimana saksi mengetahui/memastikan bahwa yang masuk ke terminal
kargo tersebut adalah pegawai PT Angkasa Pura Logistik sebagai EMPU
am

ub
ataukah sebagai pegawai di dalam terminal kargo, karena di lapanganterdapat 3
(tiga) kelompok pegawai PT Angkasa Pura Logistik dengan tugas pokoknya
ep
masing-masing yakni : (1) PegawaiEMPU ; (2) Pegawai Regulated Agent dan
k

(3) Pegawai di dalam terminal kargo ; Ketiga, bahwa pelaku usaha Ekspedisi
ah

Muatan Pesawat Udara (EMPU) yang dihadirkan sebagai saksi di persidangan,


R

si
tidak terdapat satupun saksi yang menyatakan konsumennya berpindah ke PT
Angkasa Pura Logistik untuk mengirim barangnya. Beberapa saksi hanya

ne
ng

menyatakan bahwa mereka pernah mendengar dari orang lain ada konsumen
pelaku usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU)lain yang berpindah

do
gu

menggunakan jasa PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon Keberatan) untuk


mengirim barang, sehingga keterangan saksi semacam adalah bersifat
testimonium de auditu yang tidak mempunyai nilai pembuktian.
In
A

Menimbang, bahwa dengan mengacu kepada pertimbangan dan fakta


hukum di atas, dapat disimpulkan bahwa PT Angkasa Pura Logistik (Pemohon
ah

lik

Keberatan) tidak mendapatkan perlakuan istimewa dalam menjalankan


kegiatannya sebagai perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) di
m

ub

Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, serta tidak


melakukan perbuatan aktif yang bertujuan untuk mengambil/merebut konsumen
ka

pelaku usaha Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) lain maupun


ep

menciptakan persaingan usaha tidak sehat di Bandara Udara Internasional


ah

Sultan Hasanuddin Makassar.


R

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas, dapat


es

disimpulkan bahwa unsur praktik monopoli tidak terbukti.


M

ng

on

Halamana 139 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 139
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan unsur persaingan

R
usaha tidak sehat, di mana Pemohon Keberatan dalam memori keberatannya

si
berpendapat bahwa karena unsur pokok untuk terjadinya Praktek Monopoli tidak

ne
ng
terpenuhi dan tidak terbukti telah dilakukan oleh Pemohon, maka secara
otomatis unsur Persaingan Usaha Tidak Sehat juga tidak terpenuhi karena
dalam menjalankan kegiatan usaha sebagaimana tersebut di atas, tidak terbukti

do
gu Pemohon telah melakukan secara tidak jujur, melawan hukum ataupun
menghambat persaingan usaha.

In
A
Menimbang, bahwa sebaliknya Termohon Keberatan dalam putusannya
dan tanggapannya berpendapat bahwa berdasarkan fakta dan analisis bahwa
ah

telah terjadi praktik persaingan usaha tidak sehat dalam bentuk:

lik
- Perilaku pelanggaran hukum (peraturan) yang dilakukan oleh PT Angkasa
Pura Logistik karena telah melakukan kegiatan pelayanan jasa
am

ub
kebandarudaraan tanpa dasar hukum sehingga tindakan tersebut dapat
dikategorikan sebagai tindakan melawan hukum.
ep
- Perilaku PT Angkasa Pura Logistik yang bertindak sebagai pengelola
k

terminal kargo, sebagai Regulated Agent, dan sebagai EMPU, sebagai


ah

bentuk praktik monopoli yang berakibat pada pengenaan tarif ganda (double
R

si
charge) kepada pengguna jasa, hal tersebut dapat dikategorikan sebagai
tindakan yang menghambat persaingan usaha.

ne
ng

Menimbang, bahwa terkait dengan unsur persaingan tidak sehat, dapat


dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan persaingan usaha tidak sehat menurut

do
gu

ketentuan Pasal 1 angka 6 UU Nomor 5 Tahun 1999 adalah persaingan antar


pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran
barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
In
A

hukum atau menghambat persaingan usaha.


Menimbang, bahwa kalau mencermati rumusan ketentuan Pasal 17 ayat
ah

lik

(1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009, yang berbunyi : pelaku usaha


dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
m

ub

atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat, maka dapat diketahui bahwa ketentuan pasal
ka

tersebut menggunakan kata dan / atau artinya yang menjadi unsur pokok
ep

ketentuan Pasal tersebut adalah terjadinya praktik monopoli sehingga manakala


ah

unsur pokoknya yakni praktik monopoli tidak terpenuhi, maka unsur persaingan
R

usaha tidak sehat menjadi tidak terpenuhi pula.


es
M

ng

on

Halamana 140 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 140
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan di atas bahwa

R
unsur terjadinya praktik monopoli tidak terbukti terpenuhi, maka secara hukum

si
unsur persaingan usaha tidak sehat menjadi tidak terpenuhi pula.

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan segala pertimbangan hukum di atas,
Majelis Hakim berpendapat bahwa secara hukum Pemohon Keberatan tidak
terbukti melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (1) dan

do
gu (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

In
A
Menimbang, bahwa terhadap sanksi administratif yang dijatuhkan
Termohon Keberatan kepada Pemohon Keberatan berdasarkan ketentuan
ah

Pasal 36 jo. Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Larangan

lik
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, menurut Majelis Hakim
bahwa oleh karena Pemohon Keberatan telah dinyatakan menurut hukum tidak
am

ub
terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan (2)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
ep
Persaingan Usaha Tidak Sehat, maka berdasar hukum untuk menyatakan
k

Pemohon Keberatan dibebaskan dari segala sanksi administratif berupa


ah

pengenaan denda.
R

si
Menimbang, bahwa dari segala apa yang telah diuraikan dan
dipertimbangkan di atas, maka Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha

ne
ng

Nomor 08/KPPU- L/2016tanggal 14 Juni 2017, tidak dapat dipertahankan lagi


dan harus dibatalkan untuk seluruhnya.

do
gu

Menimbang, bahwa terhadap biaya perkara, oleh karena permohonan


keberatan dikabulkan, maka biaya perkara dibebankan kepada Termohon
Keberatan.
In
A

Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentangLarangan


Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehatdan Peraturan Mahkamah
ah

lik

Agung RI Nomor 3 Tahun 2005 dan peraturan perundang-undangan lain yang


bersangkutan;
m

ub
ka

MENGADILI:
ep

1. Mengabulkan permohonan keberatan untuk seluruhnya;


ah

2. Membatalkan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor


R

08/KPPU- L/2016 tanggal 14 Juni 2017;


es
M

ng

on

Halamana 141 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 141
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Menyatakan Pemohon Keberatan tidak terbukti melanggar Pasal 17 ayat (1)

R
dan (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik

si
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

ne
ng
4. Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar biaya perkara yang
sampai hari ini ditetapkan sejumlah Rp.516.000,00 (lima ratus enam belas
ribu rupiah).

do
gu
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim

In
A
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hari Selasa, tanggal 22 Agustus 2017,
oleh kami, IBRAHIM PALINO, SH.MH. selaku Hakim Ketua, TARYAN
ah

lik
SETIAWAN, SH. dan ROBERT, SH.,M.Hum., masing - masing sebagai Hakim
Anggota, putusan tersebut pada hari Selasa tanggal 5 September 2017,
diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim
am

ub
Ketuadidampingi oleh kedua Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh MAMI
SULATMI, SH., Panitera Pengganti,dengan dihadiri oleh Kuasa Pemohon
ep
Keberatan dan Kuasa Termohon Keberatan.
k
ah

R
Hakim Anggota, Hakim Ketua,

si
ne
ng

do
gu

1. TARYAN SETIAWAN, SH. IBRAHIM PALINO, SH.MH.


In
A
ah

lik

2. ROBERT, SH.M.,Hum.
Panitera Pengganti,
m

ub
ka

MAMI SULATMI, SH.


ep
ah

es
M

ng

on

Halamana 142 Putusan No.358/Pdt.Sus-KPPU/2017/PN.Jkt.Pst.


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 142

Anda mungkin juga menyukai