PROBOLINGGO
Sumber : https://www.mikirbae.com/2016/02/aliran-energi-dalam-
ekosistem.html
Sumber : https://imagesee.biz/siklus-hidup-ulat-bulu/
Curah hujan yang tinggi menjadi salah satu penyebab wabah ulat bulu. Air
hujan menyebabkan daun-daun yang tidak dibersihkan dan menumpuk di
bawah pohon mangga menjadi membusuk. Hal ini menjadikan tempat di
bawah pohon mangga lembab dan menyebabkan kemunculan larva dan ulat.
Selain di karenakan faktor cuaca yang tidak menentu, kemunculan populasi
ulat bulu yang meningkat pesat di Probolinggo juga disebabkan adanya
ketidakseimbangan ekosistem rantai makanan di wilayah tersebut. Maraknya
perburuan liar yang kian hari semakin menjadi-jadi pada burung menyebabkan
berkurangnya populasi burung-burung yang biasa memakan ulat, selain itu
populasi dari semut rangrang yang kian menyusut atau berkurang memberi
dampak sekaligus memicu meledaknya populasi ulat bulu yang menimbulkan
keresahan warga atau masyarakat setempat. Berkurangnya pemangsa alami
seperti burung, kelelawar, semut rangrang dan musuh alaminya parasitoid
menyebabkan perubahan ekosistem sehingga populasi ulat bulu tidak ada
yang mengendalikan. Perubahan iklim yang menyebabkan berubahnya
kelembaban udara dan suhu merupakan termasuk faktor yang turut serta
dalam kasus meledaknya populasi ulat bulu di wilayah Probolinggo,
penebangan hingga pembalakan pohon di secara liar di hutan serta kegiatan
alih fungsi lahan yang tak masif dan tak terkontrol serta tak memperhatikan
keseimbangan ekosistem menjadikan habitat juga tempat berkembang biak
ulat bulu dan pemangsanya pun akan hilang. Pesatnya jumlah organsme ulat
bulu juga di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan nutrisi dan
faktor lingkungan seperti predator, parasit dan suhu lingkungan. Rusaknya
ekosistem menyebabkan ketersediaan makanan dari ulat bulu hilang,
sehingga sayuran dan pohon-pohon di sekitar pemukiman warga menjadi
tembat baru untuk keberlanjutan ekosistem yang hilang, kemudian yang
seharusnya, musuh alami ulat bulu memberikan parasit pada telur ulat yang
menyebabkan dari ribuan telur ulat hanya beberapa telur saja yang berhasil
jadi ulat. Karena musuh alami ulat menghilang maka jumlah telur yang
menetas semakin banyak dan pesat.
DAFTAR PUSTAKA
Baliadi, Y. dan Bedjo. 2011a. Intensitas dan luas serangan, serta jenis ulat
bulu tanaman mangga (Mangifera indica L.) di Probolinggo. Laporan Hasil
Observasi Lapang. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-
umbian, Malang. 20 hlm
Fadil Abidin. 2011. Wabah Ulat Bulu dan Rusaknya Ekosistem. [Online]
Available: http://www.analisadaily.com [2011, Desember 12]