Anda di halaman 1dari 27

SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGAN LPJU

A. UMUM

1. Umum : a. Jasa Konstruksi yang diadakan harus memenuhi kualitas, kuantitas dan spesifkasi teknis
Jasa Konstruksi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
b. Semua pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) melalui Pengawas Teknis pada waktu dan tempat yang telah ditentukan
dalam keadaan baru, lengkap dan baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
c. Usul perubahan bentuk, jenis maupun waktu penyelesaian pekerjaan dapat diajukan dan
akan disetujui setelah dipertimbangkan oleh Pengawas Teknis dengan ketentuan :
1) Tidak merubah kualitas
2) Tidak merubah ukuran yang ditentukan
3) Tidak mengakibatkan perubahan harga
d. Apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan yang menyangkut ketentuan
teknis meliputi bahan, ukuran, cara penyelesaian pekerjaan yang mengakibatkan kerugian
Pemerintah menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Apabila terjadi kekurangan maupun ketidaksempurnaan Jasa Konstruksi yang akan
diserahkan setelah dilakukan pengujian oleh Pengawas Teknis dan Konsultan Pengawas,
dan dikembalikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi/Pelaksana Pekerjaan untuk
disempurnakan atau ditukar dengan yang lebih baik.
f. Segala bentuk kerugian yang terjadi sebelum dilakukan serah terima kedua Jasa
Konstruksi hasil pekerjaan yang dinyatakan dalam bentuk Berita Acara Penyerahan Jasa
Konstruksi menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi / Jasa.
g. Sebelum jenis bahan dari Penyedia Jasa Konstruksi tersebut dilaksanakan dalam jumlah
sesuai kontrak, Penyedia Jasa Kontruksi diminta memberikan contoh barang terlebih
dahulu untuk masing-masing jenis barang ditunjukkan kepada Pengawas Teknis,
Konsultan Pengawas dan yang tertuang dalam dokumen kontrak. Kemudian baru
dilanjutkan pemasokan barang dan pemasangan, sesuai jumlah yang telah ditentukan.
h. Jaringan instalasi listrik PJU harus dilengkapi dengan jaminan instalasi listrik dari
lembaga/asosiasi yang berwenang
B. RINCIAN PEKERJAAN
2. Pekerjaan : a. Pemasangan tiang lampu PJU Bulat Galvanis type tanam beserta kap lampu (Housing)
Pemasangan lengkap
Tiang LPJU
b. Pemasangan berpedoman pada gambar yang telah ditentukan baik lokasi, ukuran maupun
jumlah dalam setiap group

3. Pekerjaan Jaringan LPJU


Jaringan LPJU Langkah langkah Pemasangan Jaringan
a. Pemasangan wedge type (klem) dengan pengait bahan stainless steel ukuran standar.
b. Penarikan jaringan kabel puntir/pilin (TC) dari tiang ke tiang dengan beberapa syarat yang
meliputi :
1) KABEL JU (Jaringan Udara) tidak diperbolehkan sejajar rapat/bersinggungan dengan
kabel kabel telekomunikasi
2) Bila terdapat persilangan dengan kabel kabel telekomunikasi maka jarak minimum
kedua kabel adalah 30 cm
3) Penarikan jaringan KABEL JU (Jaringan Udara) harus mengikuti dan sesuai dengan
jaringan TR PLN (batas batas supply gardu distribusi )
4) Jarak minimum jaringan KABEL JU (Jaringan Udara) dihitung dari titik terendah
rentang kabel terhadap permukaan tanah adalah 4,5 meter
5) Pada setiap persimpangan jalan, maka penyambungan dari ujung ujung jaringan harus
menggunakan tap connector sesuai standard
6) Pada setiap ujung jaringan KABEL JU (Jaringan Udara) diharuskan menggunakan
stoping bracket sedangkan setiap puntir diamankan oleh dop penutup.
4. Pekerjaan Proses pelaksanaan penyambungan daya listrik untuk keperluan PJU terpasang mengikuti
Pemeriksaan langkah langkah sebagai berikut :
Instalasi Dan
a. Penarikan kabel udara PJU (Kabel JU)
Penyambungan
Daya b. Penyambungan daya (montage) digardu gardu distribusi PLN yang bersangkutan
c. Penyedia Barang/Jasa mempersiapkan dokumen permohonan dan melaksanakan
pengurusan penyambungan daya berkoordinasi dengan PPK
d. Dokumen permohonan selanjutnya disampaikan kepada PT. PLN untuk mendapat proses
sesuai ketentuan
e. PT. PLN akan melaksanakan penelitian teknis lapangan

f. Penyambungan (montage) digardu dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan dibantu


oleh staf PLN yang bersangkutan dengan pemasangan NH Fuse pada rak TR, pemasangan
box tambahan (bila perlu)
5. Pemasangan Pemasangan Panel Induk PJU dilaksanakan dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai
Panel berikut:
a. Penempatan.
Penempatan letak pemasangan panel ditentukan dengan memperhatikan :
1) Jarak antara panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin
2) Mudah dilihat
3) Mudah dijangkau oleh petugas untuk tujuan pengaman dan perawatan
4) Tinggi Panel dari permukaan tanah 180 cm serta Aman dari lalu lintas umum dan tidak
menghalangi pandangan
b. Ukuran Panel dan bentuk dapat dilihat pada gambar perencanaan teknis.
c. Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram yang menunjukan
jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel tersebut.

6. Pekerjaan Untuk penarikan jaringan kabel udara yang terhalang oleh pohon atau tiang yang dipasang
Penopingan/ diantara pepohonan dan dapat mengganggu jaringan tersebut maka Penyedia Barang/Jasa
Pemangkasan
diwajibkan untuk melakukan atau pemangkasan pohon dengan mengadakan koordinasi dengan
Pohon
instansi terkait.
C. SYARAT-SYARAT BAHAN DAN MATERIAL
7. Bahan/material : a. Kabel
listrik yang 1) Kabel Twisted NFA2X (LVTC)
diadakan
a) Digunakan untuk sambungan dari panel kontrol ke jaringan udara (kelompok
beban),
b) Ukuran (2 X 10) sqmm
2) Kabel NYM
a) Digunakan untuk sambungan instalasi ke lampu
b) Ukuran (2 X 1,5) sqmm
3) Kabel NYY
a) Digunakan untuk kabel tuffur
b) Ukuran (3 X 4) sqmm
b. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
1) Digunakan untuk pembatas arus
2) MCB yang digunakan Memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), dengan besar
ampere mulai 2 A s/d 16 A
c. Wedge Type
1) Digunakan untuk pengait/menarik kabel jaringan udara
2) Wedge Type digunakan untuk menarik kabel LVTC DX (2x10) sqmm
d. Banded
Digunakan untuk sambungan kabel SM dengan JTR, kabel SP dengan JU (Jaringan Udara)
dan kabel JU (Jaringan Udara) dengan kabel beban
e. Stopping Beugle (Link)
Terbuat dari steel plate yang dilapisi dengan stainless steel
f. Stainless Steel Belt
1) Terbuat dari steel plate yang dilapisi dengan stainless steel
2) Memenuhi standard untuk pemasangan tarikan jaringan udara
g. Magnetik Kontaktor
Magnetik kontaktor SN 20/220V yang digunakan untuk saklar otomatis yang dikontrol
dengan pengaturan waktu (Timer)
h. Arde
Arde yang digunakan adalah sebatang coper rood 12 mm² dan BC 16 mm² dengan hasil
pengukuran hambatan tanah maksimal 5 Ohm
i. Timer/time Switch
1) Timer/Time Switch yang digunakan untuk menyalakan dan mematikan lampu (beban)
2) Menggunakan baterai back up yang mampu melayani catu daya jam dalam jangka
waktu min 12 jam
3) Menggunakan model digital timer
8. Bahan Material a. Tiang LPJU
Pekerjaan non- Digunakan untuk pemasangan kap lampu (Housing) dan pemasangan jaringan udara
listrik yang
b. Pipa Galvanis
diadakan
Digunakan sebagai bahan stang LPJU, tiang LPJU, dan pelindung kawat
c. Box Panel
Digunakan untuk melindungi Panel KWH meter, ukuran menyesuaikan gambar
perencanaan teknis
d. Beugel
1) Digunakan sebagai bahan memasang stang, box panel & KWH Meter, dan pipa
pelindung Kabel/ground root
2) Terbuat dari bahan plat besi tebal minimal 2,8 mm dengan finishing Ho dip galvanis
e. Besi Profil
Digunakan sebagai bahan dudukan box panel
f. Rel MCB
Rel MCB digunakan sebagai bahan untuk tempat terpasangnya MCB, magnetic kontaktor,
dan timer
9. Spesifikasi Bahan/material yang diadakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Teknis a. Kabel Twisted NFA2X ( LVTC)
1) Mampu manghantarkan arus listrik dengan baik
2) Ukuran (2 X 10) sqmm
3) Mampu bekerja pada tegangan 220 V – 240 V
4) Memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan PLN
b. Kabel NYM
1) Mampu manghantarkan arus listrik dengan baik
2) Ukuran (2 X 2,5) sqmm
3) Mampu bekerja pada tegangan 220 V – 240 V
4) Memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan PLN
c. Kabel NYY
1) Mampu manghantarkan arus listrik dengan baik
2) Ukuran (3 X 4) sqmm
3) Mampu bekerja pada tegangan 220 V – 240 V
4) Memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan PLN
d. Wadge Tape
1) Berfungsi sebagai pegangan tarik kabel LVTC DX (2 X 10) sqmm
2) Terbuat dari bahan plastik untuk jarak tiang kurang dari 40 m
3) Terbuat dari bahan alumunium untuk jarak tiang minimal 40 m
4) Memenuhi standard PLN dan LMK
5) Memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
e. Banded/Alcoa
1) Digunakan untuk sambungan kabel SM dengan JTR, kabel SP dengan JU dan kabel
JU dengan kabel beban.
2) Terbuat dari bahan plastik atau bahan alumunium
3) Mampu pada tegangan 220 V
4) Memenuhi standard PLN dan LMK
f. Stainless Steel Belt
1) Terbuat dari steel plate yang dilapisi dengan stainless
2) Memenuhi standard untuk pemasangan tarikan jaringan udara
3) Memenuhi standard PLN dan LMK
4) Memenuhi standard Industri Indonesia
g. Miniature Circuit Breaker (MCB)
1) Berfungsi untuk membatasi arus listrik
2) Ukuran 2 A s/d 16 A
3) Mampu bekerja pada tegangan 220 V – 240 V
4) Untuk 1 phase
5) Rated Frequency 50 Hz – 60 Hz
6) Electrical Endurance 20000 AC Cycle
7) Mechanical Endurance 20000 Cycle
8) Memenuhi standard PLN dan LMK
9) Memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
h. Magnetik Kontaktor
1) Magnetik kontaktor SN 20/220V yang digunakan untuk saklar otomatis yang dikontrol
dengan fotocell
2) Mampu dialiri tegangan 220V-240V
3) Mampu dialiri arus 36 A/pole
4) Standart Industri Indonesia
5) Memenuhi standart PLN dan uji LMK
6) Dilengkapi dengan dukungan dari pabrikan
i. Timer / Time Switch
1) Digunakan untuk menyalakan dan mematikan lampu (beban)
2) Mampu dialiri arus 15 A
3) Menggunakan back up batterai yang mampu melayani catu daya Jam dalam jangka
waktu min 12 jam
4) Mampu bekerja pada tegangan 220 V – 240 V
5) Menggunakan model digital timer
6) Memenuhi standard PLN dan LMK
7) Memenuhi standard Industri Indonesia
8) Dilengkapi dengan dukungan dari pabrikan

j. Lampu
1) Mampu dialiri tegangan 220 V – 240 V
2) Jenis Lampu LED 20 Watt
3) Cahaya yang dihasilkan adalah putih
k. Pipa Galvanis
1) Digunakan sebagai bahan stang, tiang, dan pelindung besi
2) Standard industri Indonesia
3) Ukuran sesuai dengan gambar perencanaan teknis
l. Tiang Lampu
1) Digunakan untuk pemasangan Kap lampu (Housing) dan pemasangan jaringan udara
(JU)
2) Tiang yang digunakan adalah tiang PJU galvanis jenis Bulat type tanam, desain dan
ukuran sesuai dengan gambar perencanaan teknis
3) Terbuat dari pipa galvanis, dengan ketebalan 3,2 mm – 3,3 untuk pipa Ukuran dia. 2,5”
dan ketebalan 2,0 mm – 2,79 mm untuk pipa ukuran dia. 2”
4) Tinggi minimal tiang lampu 5 meter
5) Dilengkapi dengan dukungan dari pabrikan/bengkel kerja
m. Stang/Lengan Kap lampu (Housing)
1) Terbuat dari pipa galvanis, dengan dengan ketebalan 2,8 mm – 3,0 untuk pipa Ukuran
dia. 1,5”
2) Desain dan ukuran sesuai dengan gambar perencanaan teknis
3) Panjang lengan diukur mulai dari tiang PLN/PJU hingga pangkal kap lampu (housing)
terpasang
4) Dilengkapi dengan dukungan dari pabrikan/bengkel kerja
n. Beugel
1) Memenuhi standard untuk pemasangan box panel, pipa dan stang
2) Terbuat dari bahan plat besi tebal 2,8 mm dengan finishing Ho dip galvanis
o. Besi Profil
1) Digunakan sebagai bahan dudukan box panel
2) Memiliki tebal minimal 2 mm
3) Standard Industri Indonesia
p. Box Panel
1) Bentuk dan ukurannya menyesuaikan gambar perencanaan teknis
2) Dicat dengan metode powder coating (cat serbuk) yang tahan korosi
3) Memenuhi standard Industri Indonesia
q. Rel MCB
1) Rel MCB digunakan sebagai bahan untuk tempat terpasangnya MCB, magnetic
contactor, dan timer/time switch
2) Cocok untuk rel MCB, magnetic contactor, dan timer/time switch
3) Produksi dalam negeri
4) Standard Industri Indonesia
D. PELAKSANAAN PEKERJAAN
10. Tahap : Sebelum Pekerjaan dimulai Penyedia jasa harus melakukan persiapan – persiapan sebagai
Persiapan berikut :
a. Penyedia jasa bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Teknis dan
Konsultan Pengawas melakukan peninjauan di lokasi pelaksanaan pembangunan LPJU
b. Membuat dan memasang rambu-rambu lalu lintas sementara dengan koordinasi dari
instansi yang berwenang
c. Memesan bahan dan menyediakan tenaga kerja sesuai dengan jadwal rencana
pelaksanaan pekerjaan
d. Sebelum melaksanakan Pekerjaan, Penyedia jasa harus membuat Shop Drawing sebagai
pedoman pelaksanaan pekerjaan. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus sudah
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Teknis, Konsultan Pengawas dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)

11. Pengadaan a. Pengadaan semua bahan sesuai spesifikasi teknis dan volume bahan yang telah
Bahan/Material ditentukan.
b. Sampel bahan yang telah tersedia dilakukan cek lebih dulu bersama PengawasTeknis,
Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
c. Setiap bahan yang akan dipasang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas Teknis, Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
d. Material yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan tidak baik oleh Pengawas Teknis,
Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam
e. Jika dalam waktu tersebut tidak dilaksanakan, Pengawas Teknis, Konsultan Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), akan mengeluarkan material tersebut dari tempat
pekerjaan dengan biaya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa.
f. Penempatan bahan material dan peralatan dalam pelaksanaan pekerjaan, harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kepentingan umum.
g. Jika terjadi perselisihan paham mengenai bahan matrerial listrik, Pengawas Teknis,
Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berhak meminta kepada
Penyedia Barang/Jasa untuk pemeriksaan bahan material listrik ke PT. PLN (persero)
Cabang Yogyakarta atau Laboratorium Teknik yang ditunjuk atas biaya yang dibebankan
kepada Penyedia Barang/Jasa
h. Syarat-Syarat yang belum tercantum dalam Dokumen Pengadaan ini akan diatur dalam
Surat Perjanjian Pemborongan yang akan dibuat kemudian.

12. Pondasi / a. Uraian Pekerjaan


Umpak Tiang Pemasangan pondasi/Umpak beton bertulang tinggi minimal 25 cm dari permukaan
PJU Galvanis jalan/trotoar, penampang bulat dengan ukuran tiap diameter 20 cm atau sesuai dengan
gambar perencanaan teknis
b. Bahan Material
Besi beton, pasir, semen, batu split, material bekisting dan lain-lain
c. Metode Pelaksanaan
Bekisting dipasang sampai kedalaman dengan tinggi minimal 25 cm dari permukaan
jalan/trotoar, dan penampang berbentuk bulat dengan ukuran tiap diameter 20 cm
d. Waktu Pelaksanaan
Setelah galian tanah selesai, bersamaam dengan pemasangan tiang bulat dan kemudian
dipadatkan

e. Kriteria Kinerja Produk


Didasarkan unit terpasang dengan ukuran dan sesuai butir (a), (b) & (c).
13. Tiang Bulat a. Bahan Material
LPJU 1) Terbuat dari bahan galvanis ukuran, dengan ketebalan 3,2 mm – 3,3 untuk pipa Ukuran
dia. 2,5” dan ketebalan 2,0 mm – 2,7 mm untuk pipa ukuran dia. 2” dan tinggi 5 meter
diukur dari muka Jalan/trotoar atau sesuai dengan gambar perencanaan teknis
b. Metode Pelaksanaan
1) Pemasangan tiang LPJU Bulat Galvanis, type tanam harus tegak lurus/vertical, dengan
kedalaman fondasi minimal 50 cm
2) Pemasangan fondasi harus menggunakan campuran beton sesuai dengan gambar
perencanaan teknis, dengan ketinggian umpak 10 cm dari permukaan tanah/trotoar
c. Waktu pelaksanaan
Dipersiapkan setelah penggalian dan pemasangan fondasi beton, sebelum memulai
pekerjaan pemasangan jaringan kabel udara (JU)
d. Kriteria Kinerja Produk
Didasarkan unit terpasang dengan ukuran dan sesuai butir (a), (b) & (c).

14. Pekerjaan a. Bahan Material


Pasangan Kabel Kabel Twisted / DX Alumunium / Tembaga
Twisted / DX
b. Metode Pelaksanaan
1) Pemasangan Kabel Twisted, harus diberi lendutan maksimal dengan panjang kabel =
1,1 x jarak antara tiang
2) Tidak diperbolehkan ada sambungan kabel twisted diantara tiang dengan tiang
3) Kabel Twisted yang melintang jalan ketinggian minimal 4,5 m dari permukaan jalan
c. Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah pemasangan Tiang PJU dan alat bantu PJU
d. Kriteria Kinerja Produk
Didasarkan unit terpasang dengan ukuran dan bahan sesuai butir (a), (b) & (c).
15. Pekerjaan Pemasangan PHB induk dilaksanakan dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai
Pemasangan berikut:
Panel
a. Penempatan.
Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh PengawasTeknis, Konsultan
Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan memperhatikan :
1) Pasang box panel control dan KWH Meter sesuai pada tempat yang telah ditentukan
2) Jarak antara panel PHB induk dengan gardu distribusi PLN sedekat mungkin.
3) Mudah dilihat dan mudah dijangkau oleh petugas untuk tujuan pengaman dan
perawatan.
4) Panel Induk ditempatkan di tiang PLN atau Bangunan lain ditentukan bersama sesuai
dengan gambar perencanaan teknis
5) Tinggi Panel dari permukaan tanah 180 cm serta Aman dari lalu lintas umum dan
tidak menghalangi pandangan atau sesuai dengan gambar perencanaan teknis
b. Pada sisi bagian dalam pintu panel PHB dilengkapi dengan wiring diagram yang
menunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud
16. Pekerjaan Pemasangan PHB induk dilaksanakan dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagai
Pemasangan berikut:
Panel
a. Penempatan.
Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh PengawasTeknis, Konsultan
Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan memperhatikan :
6) Pasang box panel control dan KWH Meter sesuai pada tempat yang telah ditentukan
7) Jarak antara panel PHB induk dengan gardu distribusi PLN sedekat mungkin.
8) Mudah dilihat dan mudah dijangkau oleh petugas untuk tujuan pengaman dan
perawatan.
9) Panel Induk ditempatkan di tiang PLN atau Bangunan lain ditentukan bersama sesuai
dengan gambar perencanaan teknis
10) Tinggi Panel dari permukaan tanah 180 cm serta Aman dari lalu lintas umum dan
tidak menghalangi pandangan atau sesuai dengan gambar perencanaan teknis
b. Pada sisi bagian dalam pintu panel PHB dilengkapi dengan wiring diagram yang
menunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud

17. Pekerjaan Proses pelaksanaan penyambungan daya listrik untuk keperluan PJU terpasang mengikuti
Pemeriksaan langkah-langkah sebagai berikut :
Instalasi Dan
a. Penarikan kabel udara (JU)
Penyambungan
Daya b. Penyambungan daya (montage) digardu-gardu distribusi PLN yang bersangkutan
c. Penyambungan beban dilakukan dengan menggunakan banded, sehingga sambungannya
kuat.
d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Penyedia Jasa mempersiapkan dokumen
permohonan dan melaksanakan pengurusan penyambungan daya
e. Dokumen permohonan selanjutnya disampaikan kepada PT. PLN (persero) Cabang
Yogyakarta untuk mendapatkan proses sesuai ketentuan.
f. PT. PLN (persero) akan melaksanakan penelitian teknis lapangan.
g. Setelah semua pekerjaan pemasangan selesai dilakukan, Penyedia Jasa harus memproses
penyambungan aliran listriknya sampai menyala, dengan BPUJL sesuai ketentuan PT. PLN
(persero)
18. Pekerjaan Non a. Pekerjaan menyediakan perlengkapan yang diperlukan antara lain:
Listrik 1) Membuat gambar pemasangan Box Panel.
2) Diagram jaringan 1 (satu) garis / Single Line Diagram
3) Membuat gambar jaringan udara dan pengelompokan beban.
4) Mengadakan koordinasi dengan PT. PLN (Persero) berkaitan dengan pembangunan
jaringan udara (JU), pengadaan KWH meter dan kelengkapannya serta pengurusan
kontrak daya.
b. Setelah pekerjaan selesai, Penyedia jasa berkewajiban membersihkan sisa-sisa bahan
hingga bersih termasuk pengembalian kondisi jalan yang rusak akibat pekerjaan ini.
c. Selalu menjaga kelancaran lalu lintas dengan memasang rambu-rambu lalu lintas
sementara dengan koordinasi dari instansi yang berwenang

19. Pekerjaan : Setelah pekerjaan selesai, lokasi pekerjaan/lapangan harus segera dibersihkan dari segala
Pembersihan kotoran akibat pelaksanaan pekerjaan maupun dari sisa – sisa bahan material.

20. Garansi Dan a. Garansi dari pabrikan, yang berelaku sejak penyerahan ke – 2 (dua)
Jaminan b. Jaminan spare part (suku cadang) minimal 1 (satu) tahun operasional sejak penyerahan ke
– 2 (dua)
c. Jaminan tentang ketersediaan suku cadang yang dibutuhkan untuk operasional selama 5
(lima) tahun.
E. PERSYARATAN KHUSUS SPESIFIKASI TEKNIS
21. Box Panel : a. Box Panel Kontrol dan KWH Meter terbuat dari plat besi tebal minimum 2 mm dengan
Kontrol dan ukuran sesuai gambar yang didalamnya berisi peralatan/perangkat keras untuk aliran listrik
KWH Meter
dan pengaturan waktu penyalaan lampu. Panel tersebut dipasang di tiang yang letaknya
sesuai dengan gambar dan petunjuk dari Pengawas Teknis dan Konsultan Pengawas
sehingga dapat melayani seluruh kebutuhan pengaturan (mengoperasionalkan) dari lampu
yang dipasang serta memenuhi standard kualitas yang dipersyaratkan.
b. Konstruksi Box Panel
1) Box Panel harus terbuat dari plat besi dengan rangka kanal C untuk mengikat pada
tiang Listrik.
2) Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel pentanahan (grounding)
dan terminal pentanahan yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan
3) Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang ventilasi serta
pada dalamnya diberi plat/lapisan pelindung sehingga dapat dicegah kemungkinan
terjadinya tusukan secara langsung terhadap bagian-bagian dalam panel yang
bertegangan.
4) Pada circuit breaker, sepatu kabel, kanal incoming dan outgoing serta terminal
penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/sign plates mengenai nama beban atau
kelompok beban yang di catu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari plat aluminium
atau sesuai standard.
5) Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi dengan kunci dan
handle pintu. Handle pintu dipasang baik untuk tutup bagian dalam panel maupun
bagian luar panel, untuk bagian dalam ditutup dengan pertinak/pengait.
6) Ukuran panel didalam sesuai gambar perencanaan, ukurannya dilengkapi komponen
dan peralatan penunjang yang sesuai standard pabrik pembuatnya.
7) Pada pintu luar panel bagian dalam harus digambarkan diagram system instalasi panel
tersebut secara lengkap dan baik serta harus di laminating
c. Terminal Penyambungan
1) Panel harus sesuai untuk system 1 phase, 3 kawat dan mempunyai pentanahan
terpisah.
2) Terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik
sehingga mampu menahan electro mechanical forces akibat arus hubung singkat
terbesar yang mungkin terjadi.

d. Circuit Breaker
1) Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB. Semua circuit breaker harus
diindentifikasi dengan jelas, identifikasi ini meliputi: breaking capacity, rating ampere
serta trip dari circuit breaker tersebut disesuaikan dengan beban yang dioperasikan.
2) Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan dan lain-
lain harus menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponen komponen tersebut
harus rapi dan kokoh sehingga tidak akan lepas dari gangguan mekanis.
3) Jika didalam gambar perencanaan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus
terpasang lengkap.
e. Alat Ukur/ Indikator/Electrical Auxilaries
Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada di sekitar panel listrik
harus dihubungkan ke system Pembumian Pengaman.
f. Gambar Skema Rangkaian Listrik
1) Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap dengan
keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut.
Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik dilapisi plastik.
F. MASA PEMELIHARAAN

22. Masa : a. Garansi diberikan pada masa pemeliharaan pada komponen hasil pabrikan.
Pemeliharaan Komponen hasil pabrikan harus ada garansi/jaminan kualitas dari pabrik, dan ketersediaan
komponen tersebut dalam masa pemeliharaan. Biaya penggantian tanggung jawab
Penyedia jasa.
b. Garansi kesempurnaan instalasi hasil pekerjaan (konstruksi).
Garansi konstruksi hasil pekerjaan diberikan dalam masa pemeliharaan yaitu 180 (Seratus
delapan puluh) hari kalender setelah selesai pemasangan. Selama masa garansi biaya
penggantian dan tenaga menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
c. Penyedia jasa harus dapat menjamin bahwa hasil pekerjaan pada masa pemeliharaan
adalah seperti saat penyerahan ke-1 (pertama)

G. UKURAN POKOK DAN BENTUK

23. Ukuran Pokok : a. Penyedia jasa harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam gambar, bilamana
Dan Bentuk terjadi ketidak cocokan wajib segera memberitahukan kepada direksi teknis dan Konsultan
Pengawas untuk minta dilaporkan kepada Pejabat pembuat Komitmen (PPK) dan bila
terjadi kekeliruan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

b. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar rencana, ukuran- ukuran yang belum tercantum
dapat ditanyakan kepada Pelaksana Teknis dan Konsultan Pengawas.
c. Ukuran yang belum tercantum dalam Gambar Perencanaan teknis dan dokumen
pengadaan akan ditentukan kemudian.
H. PERBEDAAN

24. Perbedaan : a. Apabila dalam dokumen pengadaan tertulis/ tercantum, sedangkan dalam gambar belum
tercantum, maka dokumen pengadaan yang mengikat.
b. Apabila dalam gambar tertulis, sedangkan dalam dokumen pengadaan belum/tidak
tercantum, maka gambarlah yang mengikat.
c. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detailnya, maka Penyedia Jasa
wajib minta pertimbangan kepada Pengawas Teknis, Konsultan Pengawas dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK).
d. Apabila dalam gambar rencana dan dokumen pengadaan tidak tertulis/tercantum, maka
Pengawas Teknis, Konsultan Pengawas harus melaporkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) untuk diambil kesepakatan dengan penyedia jasa

I. PENGATURAN ARUS LALU LINTAS

25. Pengaturan Arus : a. Penyedia Jasa harus memasang rambu-rambu lalu lintas dengan koordinasi dari instansi
Lalu Lintas yang berwenang dalam pengauran arus lalu lintas pada saat pelaksanaan pekerjaan di
lapangan
b. Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa harus memperhatikan pengguna jalan

J. PENGIRIMAN BARANG

26. Pengiriman : Pengiriman Material ke lokasi pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dengan tenaga kerja,
Barang alat/peralatan dan transportasi dari Penyedia Jasa Konstruksi pada waktu yang telah ditentukan
sesuai batas waktu kesanggupan Penyedia Jasa Konstruksi yang telah disepakati bersama
dalam keadaan lengkap, baik dan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan

K. PENEMPATAN DAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA

27. Penempatan : a. Tenaga kerja lapangan yang digunakan mempunyai kualifikasi serta pengalaman yang
dan memadai dalam pemenuhan layanan Jasa Konstruksi dengan standar pada umumnya
Penggunaan
b. Mengetahui dan paham akan tugas dan kewajiban pelayanan Jasa Konstruksi.
Tenaga Kerja.
c. Penyedia Jasa wajib menempatkan tenaga kerja di lokasi pekerjaan sesuai dengan metode
pelaksanaan yang disetujui
L. ALAT/PERALATAN KERJA

28. Alat/Peralatan : a. Penyedia Jasa harus menyediakan segala peralatan sesuai dengan metode yang disetujui
Kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
b. Segala resiko terhadap keamanan peralatan yang akan digunakan menjadi tanggung jawab
penyedia jasa konstruksi

M. IDENTITAS BARANG

29. Alat/Peralatan : a. Identitas barang harus asli, bukan barang palsu/tiruan/rekayasa.


Kerja b. Apabila ditemukan barang palsu/tiruan/rekayasa maka Pengawas Teknis, Konsultan
Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dapat menolak barang tersebut untuk
diganti dengan barang yang asli.

N. HASIL PEKERJAAN

30. Hasil Pekerjaan : Penyedia jasa Konstruksi harus dapat menjamin bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dapat berfungsi dengan baik

Anda mungkin juga menyukai