Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN OPTIMISME

MASA DEPAN PADA MAHASISWA PROGRAM TWINNING DI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh:

AKHID RIFQI ROKHIM


F. 100 090 106/G 000 090 208

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI / FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN OPTIMIMISME
MASA DEPAN PADA MAHASISWA PROGRAM TWINNING DI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Akhid Rifqi Rokhim


Susatyo Yuwono
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Saifuddin
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK
Program twinning adalah program studi di lingkungan Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang memiliki kedekatan dan keterkaitan kurikulum
antara satu progam studi dengan program studi lainnya. Rasa optimisme masa
depan pada setiap mahasiswa harus ada dalam diri mereka, karena dengan rasa
optimis menjadikan mereka semangat untuk belajar dan mencapai tujuan yang
diinginkan. Hal itu tidak lepas dari motivasi belajar mereka, karena motivasi
belajar dapat memberikan gairah dan semangat belajar, sehingga tumbuh
keinginan dan usaha untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Perumusan
masalah penelitian ini adalah; apakah ada hubungan antara motivasi belajar
dengan optimisme masa depan pada mahasiswa program twinning di Universitas
Muhammadiyah Surakarta?. Tujuan utama pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan optimisme masa depan pada
mahasiswa program twinning di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis
yang diajukan yaitu terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan
optimisme masa depan pada mahasiswa program twinning di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Subyek penelitian adalah mahasiswa UMS yang mengambil program
twinning, berjumlah 96 orang yang masih aktif. Metode pengumpulan data
menggunakan skala motivasi belajar dengan skala optimisme masa depan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah korelasi produt moment.
Berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,688; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara motivasi belajar dengan optimisme masa depan.
Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel motivasi belajar mempunyai rerata
empirik (RE) sebesar 97,19 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti
motivasi belajar pada subyek tergolong tinggi. Variabel optimisme masa depan
diketahui rerata empirik (RE) sebesar 132,52 dan rerata hipotetik (RH) sebesar
105 yang berarti optimisme masa depan pada subjek tergolong tinggi. Motivasi
belajar mempengaruhi optimisme masa depan sebesar 47,4%.
Kata kunci : Optimisme Masa Depan, Motivasi Belajar,.
PENDAHULUAN terjadi dalam perkembangan zaman
di era globalisasi ini.
Pendiidkan merupakan
tumpuan dan harapan orangtua serta Menanggapi hal diatas, maka
masyarakat dalam mencerdaskan Universitas Muhammadiyah
kehidupan bangsa. Perguruan tinggi Surakarta (UMS) membuat progam
merupakan salah satu tingkat unggulan dan menampilkan ciri
pendidikan yang tertinggi setelah khasnya “wacana keilmuan dan
pendidikan menengah, yang keislaman” dengan membuat
mencakup (progam diploma, progam “program twinning atau double
sarjana, progam magister, progam degree” yang memiliki program
doctor, dan progam profesi, serta rangkap, dan dapat mengambil dua
progam spesialis) yang program studi secara bersamaan
diselenggarakan oleh perguruan waktunya untuk memperoleh dua
tinggi swasta (PTS) atau perguruan gelar kesarjanaan sekaligus.
tinggi negeri (PTN) berdasarkan
Ketika pendaftaran calon
kebudayaan bangsa Indonesia,
mahasiswa baru telah dibuka, mereka
sehingga memiliki peranan penting
sudah bertekad untuk mengambil
dalam mengembangkan kualitas
program twinning dalam kuliah.
sumber daya manusia (SDM).
Sehingga mereka harus memiliki
Pada era globalisasi, rasa optimisme masa depan yang
informasi, dan interdependensi tinggi terhadap jurusan yang sudah
sebagaimana yang telah, sedang, dan dipilih. Akan tetapi seiring
akan berlangsung. Peran perguruan berjalannya perkuliahan, masih
tinggi sangat penting dalam banyak permasalahan yang muncul
mengembangkan sumber daya yang dapat mengahambat optimisme
manusia untuk mencapai tujuan yang masa depan dan motivasi belajar
di cita-citakan dan optimisme masa mereka; hasil pengumpulan data
depan yang diinginkan oleh setiap awal menunjukkan bahwa 62%
individu dalam menghadapi berbagai mahasiswa merasa yakin dan optimis
permasalahan dan tuntutan yang akan masa depan, namun 38%
merasa tidak yakin atau tidak optimis menyebabkan individu tersebut
akan masa depan, serta dapat melakukan usaha nyata dalam
menyelesaikan kedua jurusan yang meraih tujuan yang diinginkan
sudah dipilih. Sedangkan ketika (Valentino, 2007).
perkuliahan dan kegiatan belajar
Menurut Shapiro (dalam
sudah berjalan, 22% diantara mereka
Nurtjahjanti & Ika, 2011) optimisme
merasa terbebani dan 33% terkadang
masa depan merupakan
terbebani dengan permasalah yang
kecenderungan untuk memandang
ada seperti; penyusunan (KRS),
segala sesuatu dari segi dan kondisi
perubahan jadwal, jadwal kuliah
yang baik, serta mengharapkan hasil
yang begitu padat, letak geografis
yang paling memuaskan.
yang tidak menyatu, banyaknya
matakuliah praktikum serta tugas McCann (dalam Putrianti,
dari kedau jurusan, dan kurangnya 2007) menjelaskan bahwa optimisme
perhatian serta sosialisasi kepada terhadap masa depan merupakan
mahasiswa. kekuatan psikologis yang
menyebabkan seseorang mempunyai
Istilah optimisme dalam
harapan umum, bahwa mereka akan
bahasa asing sering disebut dengan
mendapatkan kesuksesan melalui
optimism oleh Scheier and Carver
kerja keras yang dilakukannya.
(Rottinghaus dkk, 2005) yang berupa
gambaran perasaan atau harapan – Sedangkan Seligman (dalam
harapan bahwa sesuatu yang baik Suharsono & Masrun, 2005)
akan terjadi dimasa depan nantinya. mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan optimisme masa depan
Optimisme berkaitan dengan
adalah keyakinan individu bahwa
gambaran tentang masa depan yang
peristiwa buruk atau kegagalan
ingin diraih. Individu yang memiliki
hanya bersifat sementara, tidak
optimisme masa depan cenderung
mempengaruhi semua aktivitas dan
memiliki gambaran tentang tujuan-
bukan mutlak disebabkan diri sendiri
tujuan bisa berupa sebuah target
yang dapat diraih sehingga
tetapi bisa situasi, nasib atau orang Wingkel (dalam Chrisnawati,
lain. 2007) mengatakan bahwa motivasi
belajar memegang peranan penting
Diperkuat kembali oleh
dalam memberikan gairah atau
Seligman dalam (Kasmayanti, 2012)
semangat belajar.
menjelaskan bahwa individu yang
otpimis akan masa depan Menurut Dariyo (2004)
beranggapan bahwa kejadian buruk bahwa motivasi belajar adalah
bersifat sementara serta dapat diatasi, dorongan seseorang untuk belajar
spesifik, dan eksternal. Aspek –aspek sesuatu guna mencapai suatu cita-
yang mempengaruhi optimisme masa cita. Seseorang akan memiliki
depan menurut Ubaydillah (2007), motivasi belajar yang tinggi bila ia
dibagi menjadi 3 yaitu : menyadari dan memahami tujuan
yang akan dicapainya dikemudian
1. Aspek kognitif;
hari. Bila seseorang memahami cita-
2. Aspek afektif
citanya secara baik, maka ia akan
3. Aspek konatif
terdorong untuk semakin giat dalam
Motivasi adalah suatu proses
belajar.
psikologis yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, Menurut Dalyono (dalam
persepsi, dan keputusan yang terjadi Wijaya, 2012) kuat lemahnya
pada diri seseorang, Mc.Clelland, motivasi belajar seseorang turut
Maslow (dalam Fadloli, 2011). mempengaruhi keberhasilan belajar.
Sedangkan menurut
Motivasi belajar mahasiswa
Suryabrata (2004) motivasi
adalah dorongan yang timbul pada
merupakan keadaan yang terdapat
diri seseorang secara sadar atau tidak
dalam diri seseorang yang
sadar untuk melakukan tindakan
mendorongnya untuk melakukan
dengan tujuan tertentu, dan usaha
aktivitas tertentu guna pencapaian
yang dapat menyebabkan seseorang
suatu tujuan.
atau kelompok tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan, Poerwodaminta 1. Bagi mahasiswa program
(dalam Kholifudin, 2011). twinning, mampu
meningkatkan motivasi
Aspek-aspek yang dapat
belajar supaya selalu optimis
mempengaruhi motivasi belajar
akan masa depan, serta
menurut Uno (2008) & Hamzah
jurusan yang sudah dipilih.
(dalam Adriani, 2011) ada 2 hal :
2. Bagi fakultas, yang
1. Aspek Intrinsik; menyelenggarakan program
a. Adanya hasrat dan keinginan twinning agar lebih
berhasil memberikan perhatian
b. Adanya dorongan dan kepada mahasiswa program
kebutuhan dalam belajar twinning dan memperbaiki
c. Adanya harapan dan cita-cita birokrasi.
masa depan 3. Bagi peneliti lain, dapat
2. Aspek Ekstrinsik; digunakan sebagai
a. Adanya penghargaan dalam perbandingan dalam
belajar melakukan penelitian yang
b. Adanya kegiatan yang sama.
menarik dalam belajar
METODE PENELITIAN
c. Lingkungan belajar yang
Identifikasi variabel
kondusif.
Di dalam penelitian ini
Berdasarkan paparan di atas variabel-variabel yang dijadikan
maka penelitian ini mempunyai variabel penelitian adalah :
tujuan untuk mengetahui hubungan 1. Variabel Bebas : Motivasi
antara motivasi belajar dengan Belajar
optimisme masa depan pada 2. Variabel Tergantung: Optimisme
mahasiswa program twinning. Masa Depan
Alat pengumpul data
Hasil penelitian ini diharapkan
Pengambilan data pada
dapat diambil manfaatnya yaitu :
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan dua buah skala, yaitu mahasiswa program twinning.
skala motivasi belajar dan optimisme Individu yang motivasi belajarnya
masa depan. tinggi dia memiliki hasrat dan
Metode pengumpulan data keinginan berhasil, dorongan dan
Pelaksanaan analisis data kebutuhan belajar, harapan dan cita –
dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu cita masa depan yang tinggi, serta
uji asumsi yang meliputi uji mendapatkan pengharagaan dalam
normalitas sebaran dan uji linieritas belajar, kegiatan yang menarik dalam
hubungan terlebih dahulu kemudian belajar, dan lingkungan belajar yang
uji hipotesis. Uji asumsi ini kondusif.
dilakukan dengan bantuan komputer
Motivasi belajar yang tinggi
program SPSS.
akan berpngaruh pada sikap dan rasa
HASIL DAN PEMBAHASAN
optimisme masa depannya, misalnya
Berdarkan hasil perhitungan
individu yang optimis akan masa
teknik analisis product moment dari
depannya dia memiliki pola pikir
Pearson diperoleh nilai koefisien
positif dan sebuah harapan atau
korelasi (r) sebesar 0,688; p = 0,000
keyakinan akan masa depan dalam
(p<0,01) artinya ada hubungan
menjalankan kuliah dan roda
positif yang sangat signifikan antara
kehidupan supaya berjalan dengan
motivasi belajar dengan optimisme
baik serta mampu memperoleh hasil
masa depan. Semakin tinggi motivasi
yang memuaskan. Individu yang
belajar mahasiswa maka semakin
optimis biasa bekerja keras, memiliki
tinggi optimisme masa depannya
keyakinan dan harapan, rencana dan
sebaliknya semakin rendah motivasi
langkah yang selektif untuk meraih
belajar maka semakin rendah pula
hasil yang lebih baik, dapat
optimisme masa depannya.
menerima fakta, tidak membesar –
Hasil diatas menunjukkan besarkan masalah, yakin akan
bahwa motivasi belajar mempunyai kemampuan diri sendiri, dan
pengaruh yang penting terhadap menjalankan agenda perbaikan diri
optimisme masa depan pada secara terus –menerus untuk
mencapai kesuksesan dan apa yang Adapun rincian kategorinya
diinginkan. didapatkan sebanyak 0 subjek (0%)
berkategori sangat rendah, 0 subjek
Berkaitan dengan motivasi
(0%) berkategori rendah, 28 subjek
belajar sebagai salah satu faktor yang
(29%) berkategori sedang, 60 subjek
mempengaruhi optimisme masa
(63%) berkategori tinggi dan 8
depan pada mahasiswa. Menurut
subjek (8%) berkategori sangat
Marihot (2001) motivasi dapat
tinggi. Dengan gambar sebagai
diartikan sebagai faktor –faktor yang
berikut;
mengarahkan dan mendorong
perilaku atau keinginan seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan
Motivasi Belajar
0% 0%
yang dinyatakan dalam bentuk usaha
8% Sangat
keras dalam mencapai suatu tujuan Tinggi
29%
yang diinginkan. Tinggi

Diperkuat dengan pendapat 63% Sedang

Sardiman (2011) bahwa motivasi


belajar merupakan keseluruhan daya Gambar 1
penggerak dari dalam diri individu Diagram Kategorisasi Motivasi
Belajar
yang menimbulkan kegiatan belajar,
kemudian menjamin kelangsungan Hasil ini dapat diartikan pada
kegiatan belajar, dan memberikan dasarnya subjek dalam penelitian ini
arah pada kegiatan belajar, sehingga memiliki karakteristik yang ada
tujuan yang dikehendaki oleh dalam aspek –aspek yang terdapat
individu dapat tercapai. pada motivasi belajar, yaitu; (1)

Pada motivasi belajar Adanya hasrat dan keinginan

terdapat rerata empirik (RE) sebesar berhasil; subjek akan membuat

97,19 dan rerata hipotetik 82,5 yang rencana dan langkah yang selektif,

menunjukkan subjek penelitian (2) Adanya dorongan dan kebutuhan

berada pada kategorisasi tinggi. belajar; akan menumbuhkan


kemauan dan keyakinan serta
harapan pada diri subjek, (3) Adanya
harapan dan cita –cita masa depan;
Optimisme Masa
membuat subjek menjalankan agenda Depan
perbaikan secara terus –menerus, (4) 6% 1% 0%
Sangat
Adanya penghargaan dalam belajar; 21% Tinggi
sehingga menjadikan subjek berpikir Tinggi

positif dan realistis, serta dapat


72% Sedang
menerima fakta, (5) Adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar;
Gambar 2
menjadikan perilaku subjek lebih
Diagram Kategorisasi Optimisme
baik dan meraih hasil yang lebih Masa Depan
baik, (6) Adanya lingkungan belajar
Hal ini menunjukkan pada
yang kondusif; membuat
dasarnya subjek dalam penelitian ini
penghayatan subjek baik dan mampu
memiliki karakteristik yang terdapat
menikmati hidup sehingga dapat
dalam aspek –aspek optimisme masa
belajar dengan baik.
depan, yaitu : (1) Kognitif: subjek
Variabel optimisme masa depan memiliki kemauan dan keyakinan
diketahui rerata empirik sebesar (RE) serta harapan yang kuat, dengan
132,52 dan rerata hipotetik (RH) menuliskan sebuah perencanaan dan
sebesar 105 yang berarti optimisme langkah yang fokus serta selektif atas
masa depan subjek tergolong tinggi. apa saja yang harus dilakukan untuk
Adapun Rincian kategorinya mencapai masa depannya sehingga
didapatkan sebanyak 0 subjek (0%) langkahnya menjadi terarah, dan
berkategori sangat rendah, 1 subjek pemikirannya menjadi positif dan
(0,01%) berkategori rendah, 6 subjek realistis; (2) Afektif: ketika ada
(6%) berkategori sedang, 69 subjek sedikit masalah ia tidak membesar-
(72%) berkategori tinggi dan 20 besarkan masalah dan tetap berpikir
subjek (21%) berkategori sangat positif atas diri dan kemampuannya
tinggi. Dengan gambar sebagai sehingga penghayatan hidupnya tetap
berikut; baik serta dapat membedakan mana
yang benar dan salah; (3) Konatif:
subjek akan terus berperilaku baik aspek kekuatan pada diri individu,
dari sebelumnya untuk meraih hasil dimana kekuatan dari optimisme
yang lebih baik serta melaksanakan masa depan pada masing-masing
agenda perbaikan diri secara terus individu memang berbeda, ada yang
menerus agar tercapainya suatu sangat kuat dan ada yang sangat
harapan yang diinginkan. lemah.

Walaupun dominan Peranan atau sumbangan efektif


optimisme masa depan pada motivasi belajar dengan optimisme
mahasiswa program twinning ini masa depan ditunjukkan koefisien
tinggi, namun masih ada sebanyak 1 determinan (r2) sebesar 47,4%. Hal
subjek (0,01%) berkategori rendah ini menunjukkan masih ada faktor –
dan 6 subjek (6%) berkategori faktor lain sebesar 52,6% yang
sedang. Hal ini menunjukkan masih mempengaruhi optimisme masa
adanya permasalahan mengenai depan. Faktor –faktor lain dapat di
optimisme masa depan pada ungkapkan oleh Vinacle (dalam
mahasiswa program twinning di Apriani, 2006) bahwa selain motivasi
UMS seperti perhatian dan sistem belajar yang mempengaruhi
birokrasi yang diterapkan. optimisme masa depan yaitu, minat,
disiplin, dan kreatifitas.
Untuk meningkatkan
optimisme masa depan pada diri Berdasrkan uraian diatas
mahasiswa itu tidak lepas dari peran dapat diambil keseimpulan ada
fakultas, dosen, orang tua dan teman hubungan yang sangat signifikan
kuliah. Karena optimisme masa antara motivasi belajar dengan
depan pada diri mahasiswa sangat optimisme masa depan. Motivasi
dibutuhkan dalam mencapi tujuan belajar memberikan pengaruh
dan cita –cita yang diharapkan terhadap optimisme masa depan pada
seperti halnya Paela (dalam Apriani, mahasiswa program twinning di
2006) menyatakan bahwa optimisme Universitas Muhammadiyah
masa depan merupakan pola Surakarta.
kepribadian yang menjadi salah satu
Penelitian ini sudah tinggi, ditunjukkan oleh rerata
dilakukan secara maksimal namun empirik (RE) sebesar 132,52.
masih ada beberapa kelemahan, yaitu 4. Sumbangan efektif (SE) motivasi
kurangnya peneliti memonitor subjek belajar terhadap optimisme masa
dalam pengisian skala penelitian, depan sebesar 47,4% dan masih
maka peneliti kurang dapat terdapat 52,4% diluar variabel
memberikan instruksi pengisian motivasi belajar.
secara lebih detil sehingga dalam Berdasarkan kesimpulan
menjawab dimungkinkan ada penelitian, maka penulis memberikan
kesalahan persepsi pada responden sumbangan saran yang diharapkan
terhadap skala. dapat bermanfaat, yaitu:
1. Bagi mahasiswa yang mengambil
KESIMPULAN DAN SARAN
program twinning
Berdasarkan pembahasan
Diharapkan bagi mahasiswa
diatas, dapat ditarik kesimpulan
twinning dijadikan masukan dalam
yaitu:
menjalankan perkuliahan dan belajar
1. Ada hubungan positif yang
agar dapat meningkatkan rasa
sangat signifikan antara motivasi
optimisme masa depan. Serta selalu
belajar dengan optimisme masa
menjalankan evaluasi dan
depan pada mahasiswa program
pengembangan diri secara terus
twinning di Universitas
menerus agar suatu saat
Muhammadiyah Surakarta,
mendapatkan hasil yang lebih baik
dengan nilai r=0,0688; p=0,000
dan sesuai dengan harapan yang
(p<0,01).
diinginkan.
2. Motivasi belajar pada subjek
penelitian tergolong tinggi, 2. Bagi fakultas yang menjalankan
ditunjukkan oleh rerata empirik program twinning
(RE) sebesar 97,12. Bagi fakultas diharapkan
3. Optimisme masa depan pada dapat meciptakan dan meningkatkan
subjek penelitian tergolong birokrasi yang lebih baik, sistematika
perkuliahan mahasiswa program
twinning dengan Esteem Dengan Optimisme
memperbanyak konsolidasi dengan Masa Depan Pada Eks Pekerja
Seks Komersial. Skripsi (tidak
antar program studi ataupun dengan
diterbitkan). Surakarta :
mahasiswa, serta memberikan Fakultas Psikologi UMS
dukungan moril dalam bentuk
Aritonang, K.T. (2008). Minat dan
pengarahan dan bimbingan yang Motivasi dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal
intensif atas masalah yang mereka
Pendidikan Penabur –No
hadapi. 10/tahun ke -7/juni 2008.

3. Bagi peneliti lain Chrisnawati, H.E. (2007). Pengaruh


Penggunaan Metode
Kepada peneliti selanjutnya Pembelajaran Kooperatif Tipe
diharapkan dapat mengungkap lebih STAD (Student Teams
Achievement Division)
dalam lagi mengenai optimisme Terhadap Kemampuan Problem
masa depan. Penulis menyarankan Solving Siswa SMK (Teknik)
Swasta di Surakarta ditinjau
untuk mengukur optimisme masa dari Motivasi Belajar Siswa.
depan selain dari variabel motivasi MIPA, Vol 17, No 01, januari
2007; 65 -74.
belajar, sehingga dapat mengungkap
Dariyo, Agoes. (2004). Pengetahuan
lebih baik tentang optimisme masa
tentang Penelitian dan Motivasi
depan pada mahasiswa progam Belajar pada Mahasiswa. Jurnal
twinning UMS. Psikologi, vol 2, no 01, juni
2004.

Departemen Pendidikan Nasional


DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar Dan
Adriani, Heni NS. (2011). Hubungan
Menengah. (2008). Peraturan
Motivasi Belajar dan Prestasi
Mentri Pendidikan Nasional.
Akademik Mahasiswa S1-
Jakarta: Depdiknas.
Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Dian Husada Fadloli. (2011). Tutorial Model
Mojokerto. Jurnal Keperawatan Program Akreditasi Tutoto I
–volume 01/nomor 01/Januari – (PAT –UT) I dan Student Team
Desember 2011. Achievement Division (STAD)
ditinjaun dari Motivasi Belajar
Apriani, Putri. (2006). Hubungan Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
Antara Rasa Aman Dan Self Terbuka dan Jarak Jauh,
Volume 12, Nomor 02, Indigenous, Jurnal Ilmiah
September 2011. Berkala Psikologi. Vol 09, No 1,
Mei 2007.
Kasmayanti. (2012). Optimisme
Remaja Penyandang Cacat Rottinghaus, dkk. (2005). The Carreer
akibat Kecelakaan. Universitas Inventory; A Measure of Career-
Ahmad Dahlan. Diakses pada Relted Adaptability and
tanggal 10 juli 2013. Optimism. Journal of Career
Assesment. Vol 13 No. 1
Kholifudin, M.Y. (2011). Upaya February 2005. Sage
Peningkatan Motivasi Belajar Publications.
dan Hasil Belajar Fisika melalui
Pembelajaran Model Team Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan
Teaching pada siswa kelas XII
IPA 2 SMA N 2 Kebumen Makna Pembelajaran, Alfabeta.
tahun pelajaran 2009-2010. Bandung.
JP2F, volume 2, nomer 2,
September 2011.
Sardiman A.M. (2001). Interaksi dan
Marihot & Manullang. (2001). Motivasi belajar –mengajar.
Manajemen personalia. Jakarta; PT Raja Grafindo
Yogyakarta; Universitas Gajah Persada.
Mada
Suharsono, dkk. (2004). Analisis Soal
Mikasari. (2010). Hubungan antara Ujian seleksi penerimaan
Optimisme Masa Depan
mahasiswa baru universitas
dengan Kecenderungan
Problem Focused pada muhammadiyah malang tahun
Mahasiswa Bangka yang akademik 2004/2005.
berada di Yogyakarta. Skripsi
(tidak diterbitkan). Yogyakarta
: Fakultas Psikologi UAD. Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi

Nurtjahjanti, H & Ika Z.R. (2011). pendidikan. Jakarta; PT


Hubungan Kepribadian RajaGrafindo Persada.
Hardines dengan Optimisme
Masa Depan pada Calon Ubaydillah, A.N. (2007). Optimis
Tenaga Kerja Indonesia (CTKI)
Wanita di BLKLN kunci meraih sukse. Jakarta:
Disnakertrans Jawa Tengah. PT. Perspektif Media
Jurnal psikologi Undip vol
10,no2,oktober 2011. Komunika (Vision 03).

Putrianti, F.G. (2011). Kesuksesan UMS. (2012). Pedoman akademik


peran ganda wanita karir Fakultas Agama Islam 2012-
ditinjau dari dukungan suami,
optimism, dan strategi coping.
2013. Surakarta, Universitas Uno, Hamzah. B (2008). Teori
Muhammadiyah Surakarta. motivasi dan pengukurnnya.
Jakarta; PT Bumi Aksara.
UMS. (2012). Program Ganda
(Twinning). Arsip informasi Valentino, Rocky. (2007). Hubungan
PMB. Antara Optimisme akan Masa
http://pmb.ums.ac.id/2012/progr Depan dengan Motivasi
amGanda. Berprestasi pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran UII.
Undang-undang Pendidikan Tinggi. Naskah Publikasi.
(2012). (UU RI No.12
TH.2012); Jakarta, Sinar Wijaya, N.R. (2013). Hubungan
Grafika. Antara Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Siswa pada Mata
Undang-undang Sikdiknas. (2003). Pelajaran Pkn di SMP N 7
Jakarta. Diakses pada tanggal
(UU RI No.20 TH.2003):
12 Mei 2013.
Jakarta, Sinar Grafika.

Anda mungkin juga menyukai