Anda di halaman 1dari 1

Dinas Pertanian

Distan  

Beranda / Artikel / Gejala Dan Cara Pengendalian Penyakit


Layu Fusarium Pada Tanaman Pisang

Gejala dan Cara Pengendalian


Penyakit Layu Fusarium Pada
Tanaman Pisang
 Admin distan |  10 April 2019 |  56356 kali

1. Penyakit Layu Fusarium

Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit


panama pada tanaman pisang disebabkan oleh
Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC).
Penyakit ini merupakan penyakit paling berbahaya
yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini dapat
menyebabkan kerugian lebih dari 35 %.

Penyakit ini menular melalui tanah, menyerang akar


dan masuk kedalam bonggol pisang. Didalam
bonggol ini jamur merusak pembuluh sehingga
menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati.
Cendawan masuk melalui luka pada akar, kemudian
berkembang merusak jaringan pembuluh kayu
(xylem). Benang –benang cendawan (miselium)
terutama terdapat dalam sel, khususnya terdapat
dalam jaringan pembuluh kayu. Akibat kerusakan dan
adanya miselium dalam jaringan tersebut sehingga
transportasi makanan dan air terganggu, sehingga
tanaman menjadi layu dan mati.

F.oxysporum memiliki dua jenis konidium


(spora) yaitu: makrokonidium yang berbentuk
sabit,bertangkai kecil, dan kebanyakan bersel 4,
berwarna hialin, dan berukuran sekitar 22-36 x 4-5
um serta mikronidium yang berbentuk jorong atau
agak memanjang, bersel 1-2, hialin dan berukuran 5-
7 x 25-3 um. Cendawan dapat bertahan lama
didalam tanah sebagai klamidospora, yang banyak
terdapat dalam akar yang sakit. Klamidospora
terbentuk ditengah hifa (benang), sering kali
berpasangan bersel satu, berbentuk jorong atau
bulat dan berukuran 7-14 x 7-8 um.

2. Gejala Penyakit Layu Fusarium


3. Menguningnya daun pisang dari mulai daun
yang tua, menguning mulai dari pinggiran daun
4. Pecah batang, perubahan warna pada saluran
pembuluh
5. Ruas daun memendek
6. Perubahan warna pada bonggol pisang
7. Biasanya batang yang terserang mengeluarkan
bau busuk

Penyakit bisa menular sangat cepat jika penyebaran


cendawan ini melalui air. Penyakit ini tak akan bisa
diobati, yang bisa dilakukan adalah mencegahnya
dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Buang dan bakar tanaman pisang yang sudah


terlanjur terserang penyaki ini.
2. Menanam lebih dari satu varietas atau
menanan bibit yang sehat
3. Jangan memasukkan bibit, bonggol dan tanah
dari daerah yang sudah terkontaminasi.
4. Gunakan bibit yang bebas penyakit (hasil kultur
jaringan)
5. Bersihkan gulma di sekitar areal pertanaman
6. Tanam jenis pisang yang tahan terhadap
penyakit FOC (ketan, tanduk, raja kinalun dan
muli)
7. Menggunakan agensia hayati seperti
Trichoderma sp dan Gliocadium sp dan
Pseudomonas Fluorescens

Upaya pengendalian penyakit layu sudah banyak


dilakukan termasuk pemakaian bahan kimia yang
ternyata menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan, untuk mengatasi masalah tersebut maka
pengendali hayati menjadi sangat penting seperti
penggunaan bakteri antagonis yang hidup di daerah
perakaran, mempunyai prospek yang dapat
berfungsi untuk menekan penyakit dan dapat
mendorong pertumbuhan tanaman. Alternatif lain
untuk mengendalikan penyakit layu fusarium adalah
dengan memanfaatkan mikroba agen pengendali
hayati. Pengendalian dengan cara ini dilaporkan
cukup efektif dan belum ada yang melaporkan
timbulnya ketahanan jamur patogen terhadap agen
pengendali hayati (Freeman et al., 2002).

Pemanfaatan mikroorganisme antagonis yang ada


dalam tanah mempunyai peluang yang cukup baik
karena secara alamiah terdapat dalam tanah dan
aktifitasnya dapat dirangsang dengan modifikasi
lingkungan, biayanya relatif lebih murah untuk jangka
panjang, aman bagi lingkungan biotik (tidak
terakumulasi dalam rantai makanan) dan dapat
digunakan bersama-sama dengan cara pengendalian
yang telah ada. Pemanfaatan jamur antagonis
merupakan salah satu alternatif untuk
mengendalikan penyakit layu.

Penggunaan agens hayati kini mulai dikembangkan


guna mengurangi penggunaan fungisida sintetik
dalam mengendalikan patogen yang memiliki banyak
kelemahan. Potensi utama dari Trichoderma spp.
adalah sebagai agens pengendali hayati jamur
patogen pada tanaman. Jamur ini secara alami
merupakan parasit yang menyerang banyak jenis
jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum
pengendalian luas). Jamur Trichoderma spp. dapat
menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur
penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya
sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk
tanaman tingkat tinggi (Purwantisari dan Hastuti,
2009).

Menurut Sinaga (1986) dalam Djaya et al. (2003)


bahwa jamur Trichoderma spp. dapat menghambat
pertumbuhan jamur F. oxysporum, Phytium
aphanidermatum, Rhizoctonia solani dan Sclerotium
rolfsii. Trichoderma spp. adalah salah satu jamur
antagonis yang dapat menekan atau menghambat
perkembangan patogen tanaman. Mekanisme agens
antagonis jamur termasuk Trichoderma spp.
terhadap patogen adalah kompetisi, induksi
ketahanan tanaman, mikoparasit, antibiosis,
disebabkan karena memiliki beberapa kelebihan
seperti kompetisi, antibiosis atau parasitik langsung
dan mikoparasitik (Driesche dan Bellows, 1996).

Beberapa mikroba antagonis jamur seperti


Trichoderma hamatum, Trichoderma viride,
Trichoderma koningi, Gliocladium virens, Gliocladium
roseum, Penicillium Janthinellum, Epicocum
purpureum, Pythium nunn. Sedangkan bakteri
antagonis seperti Bacillus subtilis, Bacillus polymixa,
Pseudomonas fluorescens. Pseudomonas cepacia,
Agrobacterium radiobacter dan Streptomyces spp.
(aktinomiset) adalah agensia pengendali penyakit
tanaman yang sudah sering digunakan dalam
pengendalian hayati (Aryantha, 2001).

3. Cara Pengendalian Penyakit Layu Fusarium

Kultur teknis

Penggunaan galur /varietas yang tahan (belum


diketahui ada varietas yang tahan terhadap strain
F.oxysporum di Indonesia).

Penggunaan benih sehat (dari kultur jaringan atau


anakan tanaman sehat).

Pengunaan pupuk kompos yang matang yang


disertai perlkuan agens anatgonis pada saat
menjelang tanam.

Pemeliharaan yang baik yang mencegah pelukaan


terhadap akar tanaman.

Pengiliran tanman yang tidak satu famili atau


menjadi inang pathogen.

Sanitasi gulma dan perbaikan drainase kebun.


Mekanis

Pembongkaran/eradikasi tanaman sakit (dapat


dibantu dengan injeksi herbisida setelah daun-daun
tanaman dipotong).
Biologis

Modifikasi lingkungan untuk mengaktifkan agens


antagonis yang ada dalam tanah, misalnya dengan
pengunaan pupuk organic.

Aplikasi agens antagonis (misalnya gliocladium ,


Trichoderma spp., dan Pseudomonas fluorescens)
Kimiawi

Alat-alt yang digunakan untuk memotong tanaman


sakit bersihkan/didesinfektan dengan formalin 5%
atau dicuci bersih dengan sabun dan dikeringkan
dibawah sinar matahari.

Benih/bibit pisang dicelupkan kedalam larutan


desinfektan, misalnya larutan formalin 1% sebelum
ditanam.
Karantina

Larangan membawa media atau bahan tanaman


sakit dari daerah serangan ke daerah lain yang
masih bebas penyakit.

Pengawasan benih antar daerah atau wilayah.


Sumber :

http://mediailmuu.blogspot.com/2013/04/makalah-
penyakit-tanaman.html

http://warasfarm.wordpress.com/2013/06/02/penyakit-
layu-fusarium-penyakit-panama-pada-pohon-
pisang/

http://polisafaris.blogspot.com/2010/04/pisang-
merupakan-tanaman-buah-buahan.html

http://balitbu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/hasil-
penelitian-mainmenu-46/inovasi-teknologi/16-
penelitianpengkajian2/352-cara-praktis-
menanggulangi-penyakit-layu-pada-pisang

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27524
Download disini

 share

Berita Terpopuler
 16 April 2023  8415 kali
HAL-HAL YANG PERLU
DIPAHAMI DALAM
PEMBENTUKAN UPJA

 18 Maret 2023  1776 kali


PENGENDALIAN AWAL JAP PADA
TANAMAN CENGKEH

 03 Mei 2023  1604 kali


Monitoring Kegiatan Tanam Bibit
Jeruk Keprok Trigas di Desa Musi

 09 Januari 2023  1063 kali


Pengamatan OPT Tanaman Cabai

 09 Januari 2023  677 kali


Pengamatan OPT di Subak
Tegallinggah, Desa Tegallinggah

 03 Mei 2023  635 kali


PENGECEKAN MESIN POWER
THRESER BANTUAN APBN

 09 Januari 2023  594 kali


Peninjauan Lapangan Budidaya
Tanaman Padi

Pemerintah Kabupaten Buleleng


Dinas Pertanian
 Jl. Ahmad Yani No 99, Singaraja - Bali

 (0362) 25090

 distan@bulelengkab.go.id

  

Hak Cipta © 2023 Pemerintah Kabupaten Buleleng

Anda mungkin juga menyukai