KECERDASAN BUATAN
(ARTIFICIAL INTELLEGENCE)
CONSENSUS
Kelompok IV
Aisyah Noor Bakri (R012231031)
Samuel Leonardo siagian (R012231048)
Henriwati (R012231020)
Neneng Sundari (R012231041)
Marce Marghareta takumansang (R012231018)
Indra Atsah (R012231002)
Diana Rerung (R012231040)
Kasmawati (R012231008)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Intellegence) khususnya Consensus sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Informatika Keperawatan.
dalam hal penulisan maupun pemaparan makalah ini, oleh karena itu kami
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Fasilitator yang telah
memberikan arahan dan masukan sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Besar harapan kami, bahwa makalah ini dapat menambah wawasan serta menjadi
sumber informasi dan referensi bacaan untuk kita semua. Terima kasih.
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................3
BAB II PENGGUNAAN APLIKASI................................................................................4
A. Pengertian Consensus..............................................................................................4
B. Manfaat Penggunaan Consensus..............................................................................5
C. Cara Kerja Aplikasi Consensus................................................................................5
D. Kelebihan Aplikasi Consensus...............................................................................10
E. Kekurangan Aplikasi Consensus............................................................................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................15
Gambar 1: Beranda Consensus AI
Gambar 2: Consesus AI untuk menelusur literatur
Gambar 3: Ringkasan artikel dari consensus AI
Gambar 4: Filter Consensus AI
Gambar 5: Hasil ringkasan artikel dari Consensus AI
Gambar 6: Saved search Consensus AI
Gambar 7: Consensus AI menjawab pertanyaan disertai literatur
Gambar 8: Consensus AI untuk meringkas definisi dari beberapa literatur
Gambar 9: Cite di consensus ai
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kita sedang berada di tengah-tengah revolusi industri keempat.
Revolusi industri pertama yang terjadi pada abad ke-18 dan berlanjut hingga
abad ke-19 terjadi dengan peralihan masyarakat agraris ke arah masyarakat
industri dengan ditemukannya mesin uap. Revolusi industri kedua secara
umum dikaitkan dengan penemuan baru bentuk-bentuk energi seperti listrik,
minyak, dan baja yang menjadi dasar penemuan telefon, bohlam, dan mesin-
mesin berbahan bakar. Revolusi industri ketiga mengacu kepada kemajuan
teknologi modern, contohnya miniaturisasi yang menjadi dasar penggunaan
komputer oleh setiap orang; internet yang memberikan akses terhadap dunia
pengetahuan secara luas dengan begitu mudahnya; dan kemajuan dalam dunia
komunikasi seperti munculnya smartphone, facebook, Instagram, Twitter, dan
perangkat media sosial yang lain (Girasa, 2020).
Kemajuan teknologi khususnya tentang aplikasi pengetahuan praktis
yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir, telah mempertinggi kurva
penciptaan micro-computer chips yang disandingkan dengan Internet akan
segala hal (IoT) yang mengubah cara kita berpikir, bertindak, belajar, dan
melakukan aktivitas dan kesibukan harian kita. Arus deras ini, yang lebih
sering disebut sebagai “hot area”, semakin meningkatkan investasi uang dan
waktu yang mengakibatkan “disrupsi” dalam hidup sehari-hari. Salah satu
disrupsi yang tak boleh diabaikan adalah disrupsi Artificial Intelligence (AI).
Artificial intelligence (AI) adalah ‘payung istilah’ untuk menyebut simulasi
proses kecerdasan dan pemikiran manusia oleh mesin-mesin yang terhubung
dengan lautan data dan informasi. Mesin-mesin dibuat hampir menyerupai
kapasitas dan kecerdasan manusia itu sendiri (Pabubung, 2021). Hingga kini,
AI bisa terlihat secara nyata mulai dari aplikasi telepon pintar hingga mobil
autokemudi; mulai dari mesin-mesin otomatis dan robot-robot di perusahaan-
perusahaan hingga kamera-kamera pengawas (facial recognition) di sudut-
sudut jalan. Perkembangan AI sangat berpotensi untuk menciptakan perubahan
1
masif dalam cara kita bertindak dan menjalani kehidupan sehari-hari
(Pabubung, 2021). Banyak pekerjaan yang akan hilang dengan sendirinya
sebagai dampak dari suatu inovasi. Meski demikian akan lahir pula profesi-
profesi baru, entah secara langsung atau tidak langsung, sebagai imbas dari
teknologi-teknologi baru (Girasa, 2020). Perkembangan AI sesungguhnya
menyisakan sebuah permasalahan mendasar yang lebih dari sekadar disrupsi.
Sepertinya ada dimensi terdalam kemanusiaan yang terdampak oleh perubahan
teknologi yang masif ini. AI tidak sekadar persoalan ekonomi, pendidikan, dan
sosial politik. Ada hal mendasar dari sisi kemanusiaan yang tampaknya disasar
oleh teknologi canggih ini (Pabubung, 2021).
AI sebagai ciptaan manusia, memiliki potensi yang baik dan merusak.
Hal dasar yang harus dipahami bersama adalah bahwa landasan etik harus
melekat pada munculnya AI dalam kehidupan manusia. Sehingga, manusia
tidak perlu merasa was-was dengan kehadiran AI. Namun, kelahiran AI tidak
dibidani oleh para pemuka agama, filsuf dan orang-orang spiritualis, kelahiran
AI murni muncul dari kebutuhan industrial (Bibel, 2014). Kebutuhan industrial
memang memiliki landasan etik tersendiri namun, landasan tersebut jauh
berbeda dengan landasan etis mayarakat banyak pada umumnya. AI diciptakan
sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam dunia digital.
Namun, karena semakin pesatnya kemajuan teknlogi informasi dan industri, AI
juga dalam perjalanan mencapai puncak pengetahuan yang kini terbukti cukup
meresahkan banyak pihak. Maka, status AI secara ontologis menjadi
pertanyaan besar yang belum dapat dijawab.
Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan dianggap cerdas karena
mampu mengaplikasikan pengetahuan, mampu mempelajari tingkah polah
manusia serta merekam berbagai umpan balik atau respon manusia untuk
mereka kembangkan sendiri (Nichols, 2017). Hal tersebut adalah program
simulasi yang ada pada AI. Manusia dan AI tentu memiliki perbedaan yang
cukup jauh dalam hal merespon secara komunikatif dan emosional. AI
memang komunikatif dengan simulasi yang ditetapkan oleh programnya
sendiri, sedangkan manusia cenderung dapat mengandalkan sisi emosional
dalam berkomunikasi dan merespon keadaan. Dalam hal ini, manusia memiliki
2
kesadaran yang lebih mapan ketimbang AI. AI mampu mencari informasi
terbaru mengenai cuaca hari ini, berita politik atau gosip selibritis yang
bercerai pagi ini, tetapi hanya manusialah yang memiliki kesadaran untuk
memahami apa yang terjadi dan dampak pada kehidupannya sendiri.
Artificial Intelligence (AI) saat ini telah mencapai level yang hampir
sempurna. Dalam beberapa aplikasi, AI telah mampu berkomunikasi secara
imajinatif dan emosional. Meskipun, hal tersebut belum sesempurna manusia,
namun sains memiliki langkah-langkah yang berbeda dalam mengembangkan
temuan-temuannya. Penilaian bahwa AI tidak memiliki kesadaran tidak
sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Banyak kalangan yang
menganggap, AI tidak akan pernah menggantikan manusia sebab manusia
memiliki pengalaman, cara hidup (world view) yang hanya bisa diaplikasikan
manusia. AI bisa menghafal teori-teori filsafat Martin Heidegger, namun
subjek yang bisa memahami filsafat Heidegger dalam kehidupan hanyalah
manusia. Pendapat kedua berargumen bahwa, AI memiliki perasaan meskipun
belum matang, kesadaran manusia disimulasikan ke dalam AI (Pizzetti, 2019).
Salah satu AI yang dapat membantu menyelesaikan berbagai tugas,
termasuk melakukan berbagai studi literatur, menulis esay atau makalah, dan
meneliti topik tertentu adalah consensus AI. Consensus adalah tool khusus
untuk keperluan riset yang memanfaatkan teknologi terbaru untuk menyaring
jutaan dokumen ilmiah yang telah ditelaah oleh rekan sejawat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari consensus AI?
2. Apa saja manfaat consensus AI?
3. Bagaimana langkah-langkah penggunaan consensus AI?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi consensus AI.
2. Mengetahui manfaat consensus AI.
3. Mengetahui langkah-langkah penggunaan consensus AI.
3
BAB II
PENGGUNAAN APLIKASI
A. Pengertian Consensus
Ketergantungan terhadap internet sebagai sumber belajar di kalangan
pelajar merupakan hal yang biasa di era sekarang karena kemudahan dan
kekayaan informasi online yang tersedia, sehingga dapat membantu kegiatan
akademis. Namun banyak mahasiswa di era komputer dan internet saat ini
menghadapi kesulitan dalam mengatur dan mengelola referensi serta
membangun landasan teori yang berkualitas tinggi. (Surbakti et al., 2023).
Kesulitan dalam mengelola dan membangun landasan teori yang
berkualitas untuk dijadikan referensi merupakan tantangan umum dalam
penulisan artikel ilmiah bagi mahasiswa. Penggunaan aplikasi Consensus
menjadi semakin penting dalam upaya untuk mengatasi masalah ini. Aplikasi
ini adalah alat yang dirancang untuk membantu peneliti mengumpulkan,
mengatur, dan merujuk pada sumber informasi dengan lebih efektif. Peneliti
dapat menghemat waktu, mengurangi kesalahan penulisan, dan secara
keseluruhan meningkatkan kualitas landasan teori dalam karya ilmiah dengan
menggunakan aplikasi ini. (Surbakti et al., 2023).
Hal ini menimbulkan istilah yang berlaku di kalangan masyarakat
seperti, jika Google Scholar adalah search engine makalah ilmiah, maka
Consensus AI adalah AI untuk Search Engine penelitian. (Hasibuan &
Tarigan, 2022). Dengan kata lain, Consensus adalah mesin pencari yang
menggunakan model bahasa untuk memunculkan paper dan mensintesis
insight (wawasan) dari academic research paper. Dalam penulisan, mahasiswa
seringkali mengalami kesulitan pada penguasaan. Hal ini tentu saja mampu
mengurangi masalah seperti kosakata dan tata bahasa. Kesulitan mendapatkan
ide atau gagasan yang selalu menjadi hambatan, padahal dalam menulis,
penulis dituntut harus memiliki ide, gagasan serta kosakata yang memadai
yang akan diangkat dalam menulis. Pada hakikatnya semua orang pasti
memiliki sejumlah ide dalam benaknya. Namun, masih banyak mahasiswa
kurang mampu menuangkan ide-idenya dan mengembangkannya menjadi
4
sebuah paragraf yang kemudian menjadi sebuah tulisan yang baik. (Hasibuan
& Tarigan, 2022).
Consensus juga dapat digunakan sebagai tool khusus untuk keperluan
riset yang memanfaatkan teknologi AI terbaru untuk menyaring jutaan
dokumen ilmiah yang telah ditelaah oleh rekan sejawat, sekaligus meringkas
temuan-temuan utama dalam bahasa yang dapat kita pahami. Pada dasarnya,
Consensus AI dapat membantu menyelesaikan berbagai tugas, termasuk
melakukan studi literatur, menulis esai atau makalah, mengerjakan tugas
sekolah atau kuliah, dan meneliti topik tertentu.
5
Gambar 1: Beranda Consensus AI
4. Baca daftar tersebut dan pilih artikel atau buku yang ingin dibaca. Jika
ingin mengunduh paper, silakan klik fulltext.
6
Gambar 3: Ringkasan artikel dari consensus AI
7
Gambar 5: Hasil ringkasan artikel dari Consensus AI
8. Pada aplikasi ini, juga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan yang
disertai literatur, disertai bukti literatur. Ini sangat berguna dalam
pembuatan tugas makalah, membuat bab 2 penelitian, dan menyusun
tugas akhir.
8
Gambar 7: Consensus AI menjawab pertanyaan disertai literatur
10. Lakukan generate kutipan dan daftar pustaka otomatis, klik cite.
9
Gambar 9: Cite di consensus ai
10
2. Peningkatan kualitas: Teknologi kecerdasan buatan dapat memberikan
hasil yang lebih akurat dari pada metode konvensional dalam beberapa
aplikasi, seperti pengenalan wajah atau suara dan analisis data besar-
besaran, atau big data.
3. Mengurangi biaya operasional: Karena teknologi AI, seperti Consensus
tidak memerlukan upah untuk tenaga kerja manusia dan dapat melakukan
tugas jauh lebih cepat dari manusia, itu dapat membantu mengurangi biaya
operasional.
4. Menyediakan solusi cerdas: Teknologi kecerdasan buatan seperti
Consensus ini, dapat menawarkan solusi cerdas untuk berbagai hal,
seperti kesehatan, keuangan, dan transportasi, sehingga membuat hidup
kita lebih mudah dan nyaman.
11
5. Kerentanan terhadap kesalahan dan bias: Saat membuat sistem AI, seperti
Consensus kesalahan atau bias dalam input atau algoritma akan
mempengaruhi hasil.
6. Kewaspadaan kemunculan penipuan: Penggunaan AI, seperti Consensus
dalam hal editing ataupun pengubahan suara sesuai dengan aslinya dapat
membuat masyarakat mudah percaya dan membuat masyarakat tidak
berpikir panjang untuk melanjutkan step selanjutnya seperti meminta uang
untuk saudara dan lain- lain.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Consensus AI merupakan prinsip kolaboratif di mana berbagai pihak,
termasuk peneliti, pengembang bekerja sama untuk menciptakan standar,
praktik, dan kebijakan yang mempromosikan penggunaan kecerdasan buatan
(AI) secara etis, aman, dan bertanggung jawab, memastikan bahwa
perkembangan dan implementasi teknologi AI dilakukan dengan
memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat, lingkungan, dan nilai-nilai
kemanusiaan. konsensus AI mengakui pentingnya melibatkan berbagai
pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan terkait AI,
termasuk komunitas akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat sipil.
B. Saran
1. Mendorong kolaborasi dan dialog antara pemangku kepentingan yang
berbeda untuk mencapai konsensus yang lebih luas tentang prinsip-prinsip
dan praktik terbaik dalam pengembangan AI.
2. Membentuk badan pengawas atau komite etika AI yang independen untuk
memantau dan memberikan panduan dalam pengembangan dan penerapan
AI.
3. Meningkatkan literasi AI di masyarakat melalui pendidikan dan kampanye
kesadaran agar masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam diskusi
tentang AI.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
DAFTAR GAMBAR
15