Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA OKSIGENASI

PADA PASIEN NY.S DIRUANG/FLAMBOYANR.S.BHAYANGKARA

H.S.SAMSOERIMERTOJOSO SURABAYA

NAMA: RINDI ALDINA MAHARANI

NIM: 2111411043

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN BISNIS

SURABAYA

2022
DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………………………..1

Lembar pengesahan……………………………………………………………….2

Daftar isi…………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4
1.1.1 Fungsi fisiologi……………………………………………………………..4

1.1.2 Definisi okginasi…………………………………………………………….7

1.1.3 Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi……………………..7

1.1.4 Klasifikasi kebutuhan oksigenasi………………………………………….8

1.1.5 Oksigen dalam aliran rendah……………………………………………..9

1.1.6 Terapi Oksigenasi………………………………………………………………….9

1.1.7 Terapi Oksigenasi (O2) Jangka Panjang………………………………….10

1.1.8 Obstruksi jalan nafas………………………………………………………….10

1.1.9 Pemeriksaan fisik……………………………………………………………..10


1.1.10 Indikasi Oksiengen masuk kedalam tubuh ………………………………11
1.1.11 Penatalaksanaan………………………………………………………….12
BAB II PEMBAHASAN KASUS………………………………………………….18
2.1 Analisa data…………………………………………………………………….18
2.2 Diagnosa keperawatan………………………………………………………..18
2.3 Rencana asuhan keperawatan………………………………………………..19
2.4 Implementasi……………………………………………………………………19
2.5 Evaluasi………………………………………………………………………….19
Daftar Pustaka………………………………………………………………………24
1.1 TEORI OKSIGENASI

1.1.1 FUNGSI FISIOLOGI

1. Anatomi sistem pernapasan

1) Hidung

a) Terdiri atas bagian eksternal dan internal


b) Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan
kartilago
c) Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga
hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
d) Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
vaskular yang disebut mukosa hidung
e) Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir
secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
f) Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
g) Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
h) Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor
olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia

2) Faring
a) Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan
hidung dan rongga mulut ke laring
b) Faring dibagi menjadi tiga region: nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring)
c) Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan
digestif

3) Laring
a) Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan
faring dan trakea
b) Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:Epiglotis: daun katup
kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
c.Glotis: ostium antara pita suara dalam laring
d.Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun (Adam's apple)
e.Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di
bawah kartilago tiroid)
f..Kartilago aritenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
g.Pita suara: ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara
(pita suara melekat pada lumen laring)
h.Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
i.Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan
memudahkan batu

4) Trakea
a) Disebut juga batang tenggorok
b) Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
c) Saluran Napas Bawah
4) Bronkus
a) Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
b) Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
c) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris
kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
d) Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

5) Bronkiolus
a) Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
b) Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

6) Bronkiolus Terminalis: Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus


terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

7) Bronkiolus respiratori
a) Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
b) Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas

8) Duktus alveolar dan Sakus alveolar: Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke


dalam duktus alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli

9) Alveoli
a) Merupakan tempat pertukaran O dan CO
b) Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70
m2
c) Terdiri atas 3 tipe:
Sel-sel alveolar tipe I: adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
Sel-sel alveolar tipe II: adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan
(suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak
kolaps)
Sel-sel alveolar tipe III: adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan
10.Paru-paru
a) Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
b) Terletak dalam rongga dada atau toraks
c) Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar
d) Setiap paru mempunyai apeks dan basis
e) Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
f) Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
g) Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya

11. Pleura
a) Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
b) Terbagi mejadi 2 yaitu: Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada dan Pleura
viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
c) Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi
untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
d) Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru

12. Fisiologi sistem pernapasan dan faktor yang mempengaruhi


Bernafas / pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O yang dihirup (inspirasi) dan CO yang dibuang (ekspirasi).
Proses bernapas terdiri dari 3 bagian, yaitu:

A . Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan
antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma
turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi:
1) Tekanan udara atmosfir
2) Jalan napas yang bersih
3) Pengembangan paru yang adekuat

B. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan
kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah
kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan
tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat
mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan
darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.

C Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi:


1) Luas permukaan paru
2) Tebal membran respirasi
3) Jumlah darah
4) Keadaan/jumlah kapiler darah
5) Afinitas
6) Waktu adanya udara di alveoli

D . Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan
berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai
oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi:


1) Curah jantung (cardiac Output / CO)
2) Jumlah sel darah merah
3) Hematokrit darah
4) Latihan (exercise)
1.1.2 DEFINISI
Oksigenasi adalah proses penambahan O ke dalam sistem (kimia atau
fisika).Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO yang melebihi batas normal pada
tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadapat ktivitassel(Mubarak,
2007).

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O ruangan setiap kali bernapas
(Tarwanto, 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia,
dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan
oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi tubuh, salah satunya adalah kematian.
Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan
oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan
kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat
harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

1.1.3 Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi

1. Jenis-jenis gangguan oksigenasi


a. Hiperventilasi: Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O dalam
paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan
karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti
osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada,
menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
b. Hipoventilasi: Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O tubuh atau untuk mengeluarkan CO dengan cukup. Biasanya terjadi pada
keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan
hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan
elektrolit.
c. Hipoksia: Tidak adekuatnya pemenuhuan O seluler akibat dari defisiensi O yang
didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O pada tingkat seluler. Hipoksia dapat
disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya
perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O jika berada dipuncak
gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam sianosis, sesak napas.

2.Tanda dan gejala

a. Suara napas tidak normal.


b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea

3.Etiologi
1) Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2) Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa
3) Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel miastania gravis)
4) Depresi SSP / Trauma kepala
5) Cedera serebrovaskuler (stroke).
a) Maturasional
1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2) Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernapasan dan merokok
3) Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru

4) Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan


arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun.
b) Situasional (Personal, Lingkungan)
1) Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat: pembedahan atau trauma, nyeri,
ketakutan, ancietas, keletihan.
2) Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban rendah.
3) Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar, respons
inflamasi, dan peningkatan pembentukan lendir sekunder akibat rokok, pernapasan
mulut..
1.1.4 Klasifikasi
Pemenuhan kebuthan oksiginasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan yaitu
ventilasi,difusi,dan transportasi
1. Ventilasi proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atsmosfer
kedalam alveoli ke atsmosfer kedalam alveoli ke atmosfer.Proses ventilasi ini dipenaruhi
oleh beberapa factor antara lain
a. Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru,semakin tinggi tempat maka
tekanan udara semakin rendah.
b. Adanya kemampuan thorax dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekpansi atau
kembang kempis
c. Adanya jalan nafas yan dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai
otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh system saraf otonom.

1.1.5 Oksigen dalam aliran rendah


A.KATETER NASAL : Aliran 1- 5 liter / menit ------> O2 dg konsentrasi 24 - 44%
Bahaya: Iritasi hidung, Pengeringan mukosa hidung, Distensi lambung.
B. KANULA NASAL (BINASAL KANUL) :Aliran 1 – 5 liter / menit -----> O2
dg konsentrasi 24 – 44% Bahaya: Iritasi hidung, Pengeringan mukosa hidung, nyeri sinus.
C.Face Mask
Aliran 5 – 8 liter / menit -----> O2 dg konsentrasi 40 – 60% Bahaya: Aspirasi bila muntah,
Penumpukan O2, Empisema subcutan, Nekrose bila terlalu ketat.
D. Rebreating Mask ( RM )
Aliran 8 – 12 liter / menit ----> O2 dg konsentrasi 60 –80% Bahaya: Aspirasi jika muntah,
Empisema subcutan, Nekrose jika ketat.
E. SUNGKUP MUKA “NON REBREATHING MASK” (NRM )
Aliran 8 -12 liter / menit---> O2 k
1.1.6 Terapi Oksigen
(O2) Jangka Pendek Terapi oksigen (O2) jangka pendek merupakan terapi yang dibutuhkan
pada pesien-pasien dengan keadaan hipoksemia akut, di antaranya pneumonia, penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) dengan eksaserbasi akut, asma bronkial, gangguan kardiovaskuler
dan emboli paru. Pada keadaan tersebut, oksigen (O2) harus segera diberikan dengan adekuat
di mana pemberian oksigen (O2) yang tidak adekuat akan dapat menimbulkan terjadinya
kecacatan tetap ataupun kematian. Pada kondisi ini, oksigen (O2) diberikan dengan fraksi
oksigen (O2) (FiO2) berkisar antara 60-100% dalam jangka waktu yang pendek sampai
kondisi klinik membaik dan terapi yang spesifik diberikan.
Indikasi yang sudah direkomendasi: Hipoksemia akut (PaO2 < 60 mmHg; SaO2 < 90%)
Henti jantung dan henti napas Hipotensi (tekanan darah sistolik < 100 mmHg) Curah jantung
yang rendah dan asidosis metabolik (bikarbonat < 18 mmol/ L) Distress pernapasan
(frekuensi pernapasan > 24 kali/ menit)
1.1.7 Terapi Oksigen (O2) Jangka Panjang
Pasien dengan hipoksemia, terutama pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan terapi oksigen (O2) jangka panjang.
Terapi oksigen (O2) jangka panjang pada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) selama empat sampai delapan minggu bisa menurunkan
hematokrit, memerbaiki toleransi latihan dan menurunkan tekanan vaskuler pulmoner.4,5
Pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan kor pulmonal, terapi oksigen
(O2) jangka panjang dapat meningkatkan angka harapan hidup sekitar enam sampai dengan
tujuh tahun.
Pemberian oksigen (O2) secara kontinyu: PaO2 istirahat < 55 mmHg atau SaO2 < 88% PaO2
istirahat 56-59 mmHg atau SaO2 89% pada salah satu keadaan: Edema yang disebabkan
karena CHF P pulmonal pada pemeriksaan EKG (gelombang P > 3 mm pada lead II, III dan
aVF) Polisitemia (hematokrit > 56%) Pemberian oksigen (O2) secara tidak kontinyu: Selama
latihan: PaO2 < 55 mmHg atau SaO2 < 88% Selama tidur: PaO2 < 55 mmHg atau SaO2 <
88% dengan komplikasi seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia
1.1.8 Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan
di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi: hidung, pharing,
laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah
yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk
disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau
lengkap dari saluran nafas ke bronchus dan paru-paru.

1.1.9 Pemeriksaan fisik


1. Mataa.
a.Konjungtiva pucat (karena anemia)
b.Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia) 12c.konjungtiva terdapat pethechia (karena
emboli lemak atau endokarditis)
2.Kulita.
a.Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
b.Penurunan turgor (dehidrasi)
c.Edema.d.Edema periorbital.
3.ari dan kukua,Sianosis,Clubbing finger.
4.Mulut dan bibir.membrane mukosa sianosis bernapas dengan mengerutkan mulut.
5.Hidung Pernapasan dengan cuping hidung.
6.Vena lehera Adanya distensi / bendungan.
3.Dadaa.retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea,
obstruksijalan pernapasan) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan. Tactil
fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewatisaluran/rongga
pernapasan13d.Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial) atauSuara napas
tidak normal.
4. Pola pernapasana.
a.pernapasan normal (eupnea)
b.pernapasan cepat (tacypnea)
c.pernapasan lambat (bradypneya)
1.1.10 indikasi O masuk kedalam tubuh
1) Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada suara
pada selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada gelembung udara pada humidifier
saat oksigen mengalir lewat air. Perawat measakan keluar pada kanul, masker atau tenda.
2) Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6 l/min.
e. Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai
1) Kanul:
a) Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung dan elastik band
melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band ditarik ke bahwa
b) Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian wajah.
c) Alasi selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan
2) Masker wajah:
a) Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung kebawah.
b) Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi wajah, sehingga sangat
sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
c) Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa nyaman.
d) Alasi band dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi
karena masker.
3) Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah klien dan ikatkan melingkar pada kepala.
f. Kaji pasien secara teratur.
1) Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosadan kemudahan bernapas, saat pasien
dipasang alat.
2) Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan setelah itu secara
teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan gerakan dada.
3) Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi, confuse/bingung ,
dispenea, kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA jika memungkingkan.
4) Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk melapisi
membran mukosa.
5) Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.
g. Inspeksi peralatan secara teratur.
1) Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat memberkan
perawatan pada klien.
2) Pertahankan tinggi air di humidifier
3) Pastikan petunjuk kemanan diikuti
h. Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi dan semua hasil
pengkajian keperawatan.
2. Terapi pengobatan sesuai program
1.1.11 Penatalaksanaan
Pemeriksaan fisik
1. Mataa.
a.Konjungtiva pucat (karena anemia)
b.Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia) 12c.konjungtiva terdapat pethechia (karena
emboli lemak atau endokarditis)
2.Kulita.
a.Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
b.Penurunan turgor (dehidrasi)
c.Edema.d.Edema periorbital.
3.ari dan kukua,Sianosis,Clubbing finger.
4.Mulut dan bibir.membrane mukosa sianosis bernapas dengan mengerutkan mulut.
5.Hidung Pernapasan dengan cuping hidung.
6.Vena lehera Adanya distensi / bendungan.
3. Dadaa.retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea,
obstruksijalan pernapasan) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan. Tactil
fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewatisaluran/rongga
pernapasan13d.Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial) atauSuara napas
tidak normal.
4. Pola pernapasana.
a.pernapasan normal (eupnea)
b.pernapasan cepat (tacypnea)
c.pernapasan lambat (bradypneya)

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA OKSIGENASI

PADA PASIEN NY.S DIRUANG/FLAMBOYANR.S.BHAYANGKARA


FORMAT PENKAJIAN DAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
No. Register : 0009xxxx
Ruang : Flamboyan
Tanggal MRS : 09 Agustus 2022
Tanggal / jam pengkajian : 9 Agustus 2022/ 13.00 wib
Diangnosa : Stemi + Bronchitis
1. Identitas pasien
a. Biodata pasien
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 40 tahun
Agama : islam
Suku /bangsa : WNI
Pendidikan : Kuliah
Pekerjaan : Cleaning Servis
Alamat : Mananggal 4 no 23
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama masuk rumah sakit : Px mengeluhkan batuk berdahak sudah satu
minggu lalu disertai kepala pusing,dan ketika berjalan ngos ngosan
b. Riwayat penyakit sekarang : Px dari poli jantung tanggal 9 agustus 2022 pukul 11.30
WIB dengan keluhan batuk berdahak sudah 1 minggu lalu disertai kepala pusing ketika
berjalan ngos ngosan,kemudian Px disarakan untuk MRS diruang flamboyan pukul 12.00
WIB dengan TTV, TD 156/108 MmHg,S 36,2 N 33x/menit,RR 20x/menit SPO2 97 GCS F4
V5 M6 dengan menggunakan alat bantu nafas kanul 1 – 5 liter x/ menit
c. Riwayat Kesehatan yang lalu : pasien mengatakan tidak mempunyai Riwayat
penyakit jantung, tidak mempunyai Riwayat diabetes melitus (-), hipertensi
d. Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan bahwa keluarga tidak
mempunyai keturunan penyakit asma, jantung , DM

3. Pola aktivitas sehari-hari


Jumlah dan jenis makanan :

1) Pola makan dan jenis makanan


A. Saat dirumah pasien makan 2 x/hari
B. Saat dirumah sakit makan 3 x/hari

2) Waktu pemberian makan


a. Saat dirumah pasien makan pagi jam 06.00 wib Jumlah dan jenis makanan siang jam
14.00 wib makan malam jam 20.00
b. Saat dirumah sakit pasien makan pagi jam 07.00 wib makan siang jam 12.00 makan
malam jam 18.00

3) Jumlah dan jenis cairan :


a. Waktu dirumah : pasien minum air putih sebanyak 1,2 liter/hari
b. Waktu dirumah sakit : pasien minum air putih sebanyak 1,4 liter/hari
4) Waktu pemberian cairan
a. Saat dirumah : pasien mengatakan meminum air ketika merasa haus
b. Saat di rumah sakit : pasien mengatakan meminum air ketika merasa haus

5) Pantangan pasien mengatakan mempunyai pantangan makan makanan pedas .

6) Masalah makanan dan minum


a. Kesulitan mengunyah : tidak mempunyai kesulitan mengunyah
b. Kesulitan menelan : tidak mempunyai kesulitan
c. Mual dan muntah mual : pasien tidak merasakan mual
d. Tidak dapat makan sendiri : pasien mengatakan bisa makan dengan sendiri

4. Pola Eliminasi
1) BAB:
a. frekuensi saat dirumah 2x/hari
kualitas normal
b. frekuensi dirumah sakit 1 x selama di rumah sakit
kualitas lembek
2) BAK : pasien mengatakan BAK lancar setiap hari di rumah sakit maupun dirumah
3) .Kesulitan BAB : Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat BAB dirumah sakit

5. Pola tidur dan istirahat


1) Waktu tidur : saat dirumah px mengatakan tidur jam 21.00 wib
Saat dirumah sakit px mengatakan tidur jam 20. 00 wib
2) Waktu bangun Ny.s mengatakan waktu bangun saat melakukan seka pada waktu 05.00
WIB
3) Masalah tidur Ny.S mengatakan tidak memiliki kesulitan saat tidur

6. Kebersihan Diri / Personal Hygiene


A. Pemiliharan badan :
Dirumah : pasien mandi 2x/hari dan keramas 3x/minggu
Dirumah sakit :pasien seka 2x/hari oleh keluarga pasien

B. Pemeliharan gigi dan mulut : normal


Saat dirumah : pasien mengosok gigi 2x/hari
Saat rumah sakit : pasien mengosok gigi 2x selama di rumah sakit

C. Pemeliharaan kuku
saat dirumah : pasien merawat dan memotong kuku 1x/minggu
Saat dirumah sakit : pasien tidak melakukan perawatan kuku dan memotong kuku

7. Riwayat Psikososial
a. Hubungan dengan orang lain / intraksi social : pasien dan keluarga pasien
mengatakan berhubungan baik dalam lingkup ruangan rumah sakit maupun dirumah , dan
berintraski secara baik dalam lingkup ruangan atau pasien lain.

8. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum : pasien terlihat lemah
b. Tanda – tanda vital : 1. TD : 139/89 mmHg
2. N : 100x/ menit
3. S : 36,3 C
4. RR : 22 x / menit
5.Spo2 : 97%
6. berat badan : 60 kg
7. tinggi badan : 155 cm
8. kesadaran : Composmentis
9. GCS : 4,5,6

10 P : Faktor yang memberatkan sesak adalah ketika pasien melakukan aktivitas sedangkan faktor
yang meringankan adalah ketika pasien beristirahat
Q : Px mengatakan saat batuk merasa sesak
R : Px mengatakan sesak pada bagian dada
S : Skala sesak px adalah 1,esak hilang timbul
T : keluhan mulai dirasakan mendadak saat setelah banyak melakukan aktifitas dan,Durasi
waktu tidak bisa ditentukan.

9. pemeriksaan kepala dan leher


A. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : simetris tidak ada luka
b. Rambut : tegak lurus
c. Warna : hitam
B. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : simetris
b. Konjucitiva dan selera : tidak ada anemis
c. Pupil : normal mengecil ketika di beri rangsangsangan cahaya
C. Hidung
a. Tulang hidung posisi septum nasi : simetris dan tengah – tengah
b. Lubang hidung : simetris , tidak ada secret
c. Cuping hidung : simetris ,ada pernafasan cuping hidung

D. Telinga : bentuk simetris tidak mengunakan alat pendengar

E. Mulut :
A. Keadaan bibir : bibir lembab
B. .Keadaan gusi dan gigi : tidak ada pendarahan , pembekaan pada gusi dan gigi
C. .Kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran kelenjar linfe pada leher

10. Pemeriksaan Integumen ( kulit )


A. Kebersihan : Sedikit bersih
B. Warna : Sawo matang
C. Tugor : tidak mengalami dehidrasi karena saat kulit diangkat dalam beberapa menit
keadaanya kembali seperti semula
D. Kelembaban : lembab
E. Kelainan pada kulit : tidak dilakukan pengkajian
11. Pemeriksaan payudara : simetris tidak ada benjolan
Pemeriksaan Dada
Inspeksi Thorak
a. Bentuk dada : bentuk dada
Pernafasan :
a) Frekuensi : 22 x menit
b) Irama : reguler
Tanda – tanda kesulitan bernafas : Ny.s mengalami kesulitan bernafas ngos-ngosan saat
berjalan

12. Pemeriksaan paru


a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi :
a) Suara nafas : Vesikuler
b) Suara tambahan : tidak ada suara
Pemeriksaan jantung : bunyi jantung normal S1 S2 tunggal , berbunyi lup dup

14. Pemeriksaan abdomen :


a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Normal
b. Benjolan / massa : tidak ada benjolan atau tampak datar
c. Auskultasi
Peristaltic usus: 15 x/ menit
d. Palpasi
a) Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan terhadap abdomen
b) Benjolan / massa : tidak ada benjolan massa
c) Tanda – tanda ascites perut teraba
d) Hepar : Normal
e) Lien : tidak ada pembesaran ginjal

e. Perkusi
a. Suara abdomen : timpani

15. Genetalia : tidak dilakukan pengkajian

16. Pemeriksaan muskulosketal ( ekstrimitas )


a. Pemeriksaan edema : tidak ada edema55
b. Kekuatan otot : 55
17. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( GCS ) : 4-5-6 + 15
2. Fungsi motoric : bisa meraba memungkinkan tubuh melakukan berbagai
aktivitas gerakan tubuh
3. Fungsi sensorik : bisa merasakan
4. Refleks :
a. Refleks fisiologis : Normal,dapat berorientasi dan interaksi dengan baik
b. Refleks patologi : Normal, gerakan dorsofieksiibu jari,jari yan lain merenggang

18. Data penunjang

a.Hasil Lab (09-08-2022)

Nama lab Hasil lab Nilai normal Satuan

Hemolobin 12.1 g/dl 11.0-16.5


Hematokrit 38.0 % 37.0-47.0
Eritrosit H.5.4g 10^6/uL 4.20-5.40
endiks eritrosit
Mcv L.69.2 81.0-99.0 fl
Mch L 22.0 27.0 31.0 pg
Mchc L 31.8 33.0-37.0 g/l
Mpv H 12.8 9.2-12.2 fL
Rdw cv 14.3 H 5-14 5 %
Trombosit 337 150-450 10^3/uL
Leukosit H 15.36 400-10.00 10^3/uL
Hitun jenis leukosit
Basofil 0,2 0-1
Eosinofil 01 0-4
Eutrofil H.87.4 50-70
Limfosit L 8.1 20-40
Monosit 4.2 2-8
Nlp H.10.7 >3.13

b. THORAX ((09 Agustus 2022)


Cardiomegaly saat ini pulmo tak tampak kelainan.

19.Terapi
1.inj+ diviti 1x2,5/sc h3 18.
> p/o + CPG 75mg -0-0
Aspilet 0-1-0
Atorvastin 0-0-40mg
Furosemid 4mg -0-0
Allopurinol 0-0-300mg
Digoxin 0-2,5mg -0 stop -ganti condesartan 0-8mg-0

Obh syr 3x1 cth


Cap racikan 3x1
Batuk

A.ANALISIS DATA

Nama klien Ny.S


Ruang/kamar Flamboyan
Umur 40 Tahun
No/Rm 0009xxxx

NO Data (Symtom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)


1. DS Px mengatakan Adanya jalan nafas buatan Ketidak efektifan
batuk,ngos’’ san saat bersihkan jalan nafas
berjalan,sudah 1 minggu yang Kekurangan oksigen
lalu
DO Px terpasang oksigen Spasme jalan nafas
nasal kanul 3 lpm
TTV sesak
TD 145/115 MmHg
N 100 x/menit Bersihkan jalan nafas
S 36,3
RR 22 x/menit
SPO2 97%

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien Ny.S
Ruang/kamar Flamboyan
Umur 40 Tahun
No/Rm 0009xxxx
1.Bersihkan jalan nafas tidak efektif
2.Dst

3.Rencana asuhan keperawatan (intervensi)


No.TGL/ Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
Thn Keperawatan hasil

1.10/8 Bersihan Setelah A.Mangajarkan


2022 jalan nafas dilakukan cara pengukuran
tidak efektif tindakan respirasi yang
keperawatan benar
3x/8jam 1.observasi Untuk
diarahkan a.identifikasi mengetahui
sesak menurun kesiapan dan status pasien
dengan kriteria kemampuan
a.keluhan menerima
dari skala 3 informasi
menuju ke 2.terapeutik Untuk
skala 5 a.Dokumentasikan memberikan
b.dapat batuk hasil pengukuran efek
efektif respirasi penyembuhan
b.berikan
kesempatan untuk
bertanya
3.edukasi Untuk melihat
a.Jelaskan tujuan perkembangan
dan prosedur yang setelah
akan dilakukan diobservasi
b.Ajarkan cara
menghitung
respirasi dengan
mengamati naik
turunya dada saat
bernafas
B.Manajemen
jalan nafas buatan
(Mandiri)
1.observasi
a.Monitor tekanan
balon ETT setiap
4-8 jam
b.Monitor posisi
selang endotrakeal
ETT,terutama
setelah mengubah
posisi
2.Terapeutik
lakukan perawatan
mulut (dengan
sikat
gigi,kasa,pelembab
bibir)
b.Lakukan
perawatan stoma
trakeostomi
3.edukasi
a.jelaskan pasien
atau keluarga
tujuan dan
prosedur pemasan
gan jalan nafas
buatan
4.kolaborasi
a.kolaborasi
intubasi ulang jika
terbentuk mucous
plug yang tidak
dapat dilakukan
penghisapan

4.Implementasi

Nama klien Ny.S


Ruang/kamar Flamboyan
Umur 40 Tahun
No/Rm 0009xxxx

NO Tanggal/jam Tindakan Evaluasi TTD perawat

1. 10/8/2022 Melakukan bina S : Px mengatakan


hubungan saling masih merasakan
percaya dengan sesak pada dada
pasien O : sesak dengan skala
2, dan hilang timbul
10/08/2022. Mengobservasi pasien TTV
22.00 wib dengan TTV ,dan TD : 145/115 Mmhg
melakukan observasi N : 100x/menit
untuk mengetahui S : 36,3
faktor yang RR : 20x/menit
memperberat dan SPO2 : 91%
meringankan sesak
A : Masalah belum
teratasi
P : Faktor yang
P : melakukan
memberatkan sesak
intervensi
adalah ketika pasien
1 kesiapan dan
melakukan aktivitas
sedangkan faktor yang
kemampuan
meringankan adalah menerima informasi
ketika pasien 2. Dokumentasikan
beristirahat hasil pengukuran
Q : Px mengatakan respirasi
saat batuk merasa 3. Ajarkan cara
sesak menghitung respirasi
R : Px mengatakan dengan mengamati
sesak pada bagian naik turunya dada
dada saat bernafas
S : Skala sesak px
adalah 1
T : Sesak hilang timbul

06.00 wib Melakukan pemberian S : Px mengatakan


obat kolaborasi masih merasakan
dengan tim medis sesak,akan tetapi
sudah berkurang
Inj diviti 1x2 O : Px mengatakan
Oral sesak nafas hilang
Cpg 75ml -0-0 timbul
Aspilet -0-0 TD : 137/121 Mmhg
Atorvastatin0-040 mg N : 107x/menit
Furosemik 4mg-0-0 S : 34,9
Alupurinol -0-0 50mg RR : 20x/menit
Digoxin 0,25-0-0 SPO2 : 99%
Ramipril 0-2,5 mg-0 A : Masalah teratasi
stop ganti condestan sebagian
0-8mg -0 P : melanjutkan
Obh syr 3x1 cth intervensi
Cap racikan 3x1
1. kesiapan dan
Batuk
kemampuan
menerima informasi
2. Dokumentasikan
hasil pengukuran
respirasi
3. Ajarkan cara
menghitung respirasi
dengan mengamati
naik turunya dada
saat bernafas

11/08/2022
22.00 wib Melakukan observasi S :Px mengatakan
untuk mengetahui sudah tidak
faktor yang merasakan sesak pada
memperberat dan dada
meringankan sesak O : sesak dengan skala
nafas 1
Mengidentifikasi TD : 142/170Mmhg
N :106 x/menit
P : Faktor yang S : 36,8
memberatkan sesak RR : 20x/menit
adalah ketika pasien SPO2 : 95 %
melakukan aktivitas
sedangkan faktor yang A : Masalah teratasi
meringankan adalah sebagian
ketika pasien P : melanjutkan
beristirahat intervensi
1. kesiapan dan
Q : Px mengatakan kemampuan
saat batuk merasa menerima informasi
sesak 2. Dokumentasikan
hasil pengukuran
R : Px mengatakan respirasi
sesak pada bagian 3. Ajarkan cara
dada menghitung respirasi
dengan mengamati
S : Skala sesak px naik turunya dada
adalah 0 saat bernafas

T : Sesak hilang timbul


05.00 Melakukan observasi S : Px mengatakan
11/08/2022 untuk mengetahui sudah tidak
faktor yang merasakan sesak pada
memperberat dan dada
meringankan sesak O : sesak nafas dengan
skala 0 sudah teratasi
Mengidentifikasi TD : 145/115 Mmhg
P : Faktor yang N : 93x/menit
memberatkan sesak S : 36,8
adalah ketika pasien RR : 20x/menit
melakukan aktivitas SPO2 : 98 %
sedangkan faktor yang
A : masalah teratasi
meringankan adalah
P :melanjukan
ketika pasien
intervensi
beristirahat
1 kesiapan dan
Q : Px mengatakan
kemampuan
saat batuk merasa menerima informasi
sesak 2. Dokumentasikan
hasil pengukuran
R : Px mengatakan respirasi
sesak pada bagian 3. Ajarkan cara
dada menghitung respirasi
dengan mengamati
S : Skala sesak px naik turunya dada
adalah 0 saat bernafas

T : Sesak hilang timbul


Melakukan
pemberian obat
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Volume 1, Jakarta: EGC
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Prima Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia: Teori & Aplikasi dalam
eraprakte, Jakarta: EGC
Willkinson Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Kozier Fundamental of Nursing
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan, Edisi 3,
Jakarta: Salemba Medika.
Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Jakarta: EGC
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: Salemba Medika
http://mantrinews.blogspot.com/2011/07/laporan-pendahuluan-oksigenasi.html

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/da84c70c82c9c923d7f3c518e03594f5.pdf

Anda mungkin juga menyukai