Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENULISAN UNSUR SERAPAN DENGAN PERUBAHAN


BENTUK
Disusun untuk memenuhi salah satu tugasmatakuliah Bahasa Indonesia

OLEH

AINUR IKRAM ISMAIL

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


i
KAMPUS MAKASSAR
Jl.Urip Sumoharjo No.km.5,Panaikang,Kec.panakukang,Kota makassar,Sulawesi
selatan 90231
Jl. Urip Sumoharjo No.km.5, Panaikang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan
90231

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan judul “Penulisan
unsur serapan dan tanda baca". Tugas ini tunjukkan untuk Mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang Tua
2. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh karena itu,
penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa
mendatang.
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat berguna. Selain itu, penulis berharap melalui
presentasi ini, teman - teman dapat mempelajariya dengan baik.

makassar,29 februari 2022

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAHASAN I PENULISAN UNSUR SERAPAN

A. Penulisan Unsur Serapan.............................................................................3

BAHASAN II TANDA BACA

B. Tanda Baca...................................................................................................12

Pemakaian Tanda Baca.................................................................................13

a. Tanda Titik..............................................................................13
b. Tanda Koma............................................................................13
c. Tanda Titik Koma...................................................................13
d. TandaTitik Dua......................................................................13
e. Tanda Hubung.........................................................................14
f. Tanda Pisah.............................................................................14
g. Tanda Elipsis...........................................................................15
h. Tanda Tanya............................................................................15
i. Tanda Seru...............................................................................15
j. Tanda Kurung..........................................................................15
k. Tanda Kurung Siku..................................................................16
l. Tnda Petik................................................................................16
m. Tanda Petik Tunggal................................................................17
n. Tnda Garis Miring....................................................................17
o. Tanda Penyingkat atau Apostrof..............................................17

SOAL........................................................................................................................18

iii
A. Pilihan Ganda................................................................................................18
B. Essay..............................................................................................................19

iv
BAHASAN I
PENULISAN UNSUR SERAPAN

A. Penulisan Unsur Serapan


Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf
integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat di bagi menjadi dua
golongan besar :
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa
Indonesia. Unsur – unsur ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia tapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Contoh :
- Reshuffle
- Shuttle cock
- L’exploitation de L’homme per L’homme

2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan


kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal ini ejaanya diubah seperlunya
sehingga bentuk Indonesiannya masih dapat di bandingkan dengan bentuk
asalnya.

Kaidah yang berlaku bagi unsur serapan itu berpedoman pada “Pedoman umum ejaan Bahasa
Indobesia yang Disempurnakan” (KBBI, 1993: 1155-1159) adalah sebagai berikut :

aa (Belanda) menjadi a

Paal pal

Baal bal

Octaaf oktaf

ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e, menjadi e

aerobe aerob

aerodinamics aerodinamika

ae jika bervariasi dengan e, menjadi e

haemoglobin hemoglobin

haematite hematite

ai tetap ai

trailer trailer

1
au tetap au

audiogram audiogram

c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k

calomel kalomel

construction konstruksi

c di muka e, i, oe dan y menjadi s

central sentral

cent sen

cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k

accommodation akomodasi

acculturation akulturasi

cc di muka e dan i menjadi ks

accent aksen

cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k

saccharin sakarin

charisma karisma

ch yang lafalnya s atau sy menjadi s

echelon eselon

ch yang lafalnya c menjadi c

check cek

c (Sanskerta) menjadi s

cabda sabda

e tetap e

effect efek

ea tetap ea

idealist idealis

ee (Belanda) menjadi e

2
stratosfer stratosfer

ei tetap ei

eicosane eikosam

eo tetap eo

stereo stereo

eu tetap eu

neutron neutron

f tetap f

fanatic fanatik

factor factor

gh menjadi g

sorghum sorgum

gue menjadi ge

igue ige

gigue gige

i, pada awal suku kata di muka vokal, tetap i

iambus iambus

ion ion

iota iota

ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i

politiek politik

riem rim

ie tetap ie jika lafalnya bukan i

variety varietas

patient pasien

efficient efisien

3
kh (Arab) tetap kh

khusus khusus

akhir akhir

ng tetap ng

contingent kontingen

congres kongres

linguistics lingulistik

oe (oi Yunani) menjadi e

oestrogen estrogen

oenology enologi

foetus fetus

oo (Belanda) menjadi o

komfoor kompor

provost provos

oo (Inggris) menjadi u

cartoon kartun

proof pruf

pool pul

oo (vokal ganda) tetap oo

zoology zoology

coordination koordinasi

ou menjadi u jika lafalnya u

gouverneur gubernur

coupon kupon

contour kontur

ph menjadi f

phase fase

4
physiology fisiologi

apectrograph spektograf

ps tetap ps

pseudo pseudo

psychiatry psikiatri

psychosomatic psikosomatik

pt tetap pt

pterosaur pterosaur

pteridology pteridology

ptyalin ptyalin

q menjadi k

aquarium akuarium

frequency frekuensi

equator ekuator

rh menjadi r

rhapsody rapsodi

rhombus rombus

rhythm ritme

rhetoric retorika

sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk

scandium skandium

scotopia skotopia

scutella skutela

sclerosis sklerosis

scriptie skripsi

sc di muka e, i, dan y menjadi s

scenography senografi

5
scintillation sintilasi

scyphistoma sifistoma

sch di muka vokal menjadi sk

schema skema

schizophrenia skizofrenia

scholasticism skolastisisme

t dimuka i menjadi s jika lafalnya s

ratio rasio

action aksi

patient pasien

th menjadi t

theocracy teokrasi
orthography ortografi
thiopental tipental
thrombosis thrombosis
methode metode

u tetap u

unit unit

nucleolus nucleolus

structure struktur

institute institut

ua tetap ua

dualisme dualisme
aquarium aquarium

ue tetap ue

suede sued
duet duet

ui tetap ui

6
equinox ekuinoks
conduit konduite

uo tetap uo

fluoeresein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota

uu menjadi u

prematurr premature
vacuum vakum

v tetap v

vitamin vitamin
television televise
cavalry kavaleri

x pada awalnya kata tetap x

xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon

x pada posisi lain menjadi ks

executive eksekutif
taxi taksi
exudation eksudasi
latex lateks

xc dimuka e dan i menjadi ks

exception ekspesi
excess ekses
excision eksisi
excitation ekstitasi

xc dimuka a, o, u dan konsonan menjadi ksk

excavation ekskavasi
excommunication ekskomuniasi
exscursive ekskursif
exclusive eksklusif

7
y tetap y jika lafalnya y

yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan

y menjadi i jika lapalnya i

yttrium itrium
dynamo dynamo
propyl propil
psychology psikologi

z tetap z

zenith zenit
zirconium zirconium
zodiac zodiac
zygote zigot

konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan


misalnya :
gabbro gabro
accu aki
effect efek
commission komisi
ferrum ferum
solfeggio solfegio
tetapi :
mass massa

catatan :
1. unsure pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi di ubah
misalnya :
nalar
paham
kabar
ikan
bengkel
sirsak
perlu
hadir

8
2. Sekalipun dalam ejaan yang d sempurakan huruf q dan x diteria sebagai bagaian
abjad bahasa indnesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diindonesiakan
menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu diperthankan dalam
penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.

Disamping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut diatas, berikut ini
didaftarkan juga akhir-akhiran akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa
indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian dan implementasidi serap secara
untuh di samping kata standar, efek, dan implemen.

-aat (Belanda) menjadi -at


advokaat advokat
tractaat traktat

-age Menjadi -ase


percentage persentase
etalage etalase

-al, -ell (Belanda), -all (Belanda) menjadi -al


formal,formeel formal
normal,normaal normal

-ant menjadi -ant


accountant akuntan
informant informan

-archy, -archie (Belanda) menjadi arki


anarchy,anarchie anarki
oligarchy,oligarchie oligarki

-ary,air (Belanda) menjadi -er


primary,primair primer
scondary,secundair skunder

-(a)tion,-(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si


action, actie aksi
publication, publicatie publikasi

-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi -il
materieel materiil
moreel moril

9
-ein tetap ein
casein kasein
protein protein

-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomia) menjadi -ik, -ika


logic,logica logika
physics, physica fisika

-ic (nomia) menjadi -ik


electronic elektronik
statistic statistik

-ic, -ical, -isch (adjektiva) menjadi -is


practical,practisch praktis
economical,economisch ekonomis

-ile, -iel menjdi -il


precentile,precentiel presentil
mobile,mobiel mobil

-ism, -isme (Belanda) menjadi -isme


modernism,modernisme modernisme
communism,communisme komunisme

-ist menjadi -is


publicist publisis
egoist egois

-ive, -ief (Belanda) menjadi ) -if


descriptive,descriptief deskriptif
demonstrative,demonstratief demonstratif

-longue menjadi -log


catalogue katalog
dialogue dialog

-logy, -logie (Belanda) menjadi -logi


technology,technologie teknologi
analogy,analogie analogi

-loog (Belanda) menjadi -log


analoog analog
epiloog epilog

-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid


hominoid,homonoide homonooid
anthropoid,anthropoide anthropoid

10
-oir(e) menjadi -oar
trottoir trotoar
repertoire repertoar

-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, ir


direcor, directeur direktur
amateur amatiir

-or tetap -or


dictator dictator
corrector korektor

-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas


university,universiteit universitas
quality,kwalitieit kualitas

-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur


structure, struktuur struktur
premature,prematuur prematur

11
BAHASAN II
TANDA BACA

B. Tanda Baca
Tanda baca merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penulisan tetapi
hal ini banyak sekali di abaikan. Adanya tanda baca, akan membantu pembaca
memahami suatu tulisan dengan tepat.

Pemakaian Tanda Baca

A. Tanda titik (.)


Penggunaan tanda titik
1. Tanda titik dipakai diakhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya :
hari ini tanggal 13 Februari 2016.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
3. Misalnya :
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu. Misalnya : pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam , menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu. Misalnya : 1.32.20 jam ( 1 jam, 32 menit, 20 detik)
6. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya : Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara.
7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya : Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
8. Tanda titik dipakai pada singkatan nama orang. Misalnya : BJ. Habibie
9. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Misalnya :
Dra. Isah Cahyati, M.Pd.

Tanda titik tidak dipakai apabila :

1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukan
jumlah. Misalnya pada angka kode pos, penulisan tahun.
2. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel dan sebagainya.
3. Tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran takaran, timbangan,
dan mata uang.
4. Tidak dipakai dibelakang alamat pengirim.

12
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dpakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan. Misalnya : saya membeli kertas, pena, dan tinta
2. Tanda koma dipakai utnuk memisahkan kalimat yang setara yang satu kalimat
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
Misalnya :
 Saya ingin datang, tetapi hari hujan
 Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya : kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. Misalnya : Kata ibu, “ saya gembira sekali“
5. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan.
Misalnya : Kuala Lumpur, Malaysia
6. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka. Misalnya : Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa
Baru Bahasa Inndonesia. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Pustaka Rakyat
7. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
8. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang menikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya :
Ny. Khadijah, M.A
9. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau diantara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka. Misalnya : 12,5 m
10. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. Misalnya : semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti
latihan paduan suara
11. Tanda koma dipakai memisahkan petikan langsung dari bagian lain.

C. Tanda Titik Koma (;)


1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara. Misalnya : malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya : ayah
mengurus tanamannya di kebun itu ; ibu sibuk memasak di dapur.

D. Tanda Titik Dua (:)


1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu penyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian. Misalnya : kita sekarang memerlukan perabot rumah
tangga : kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekertaris : Handayani
13
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku
dalam percakapan.
Ibu : (meletakan beberapa koper ) “Bawa koper ini, Mir!”
Amir : “baik, Bu.”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya :
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin :9
Karangan Ali Hakkim, Pendidikan Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit.
Jakarta : Eresco

E. Tanda Hubung (-)


1. Tanda hubung menyambungkan suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris
2. Tanda hubung menyambungkan awaln dengan bagian kata di belakangnya atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya : anak-anak
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a dan 8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital (ii) ke- ddengan angka (iii) angka dengan –an,
dan (iv) singkatan dengan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama
jabatan rangkap.
Misalnya ; Se- Indonesia, juara ke-2, tahun 90-an, hari-H, sinar- X, Menteri-
Sekertaris Negara

Penggunaan tanda titik dua ( : ) yang tepat terdapat dalam kalimat ….

A. Ibu membeli: apel, mangga, dan jeruk.


B. Aisyah membawa : sayur, nasi dan lauk untuk ayahnya di sawah.
C. Difla sedang menyanyi : lagu pop
D. Bibi membeli berbagai macam buah: salak, manggis, dan jambu
Jawaban : A

F. Tanda Pisah (―)

1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan diluar bangun
kalimat.
Contoh: Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa
itu sendiri.
2. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.

14
Contoh: Rangkaian temuan ini-evolusi,teori kenisbian, dan yang kini juga
pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai”
Contoh: 1945-1955
Tanggal 18-20 Maret 2016
Pukul 09.30-11.10

G. Tanda Elipsis (…)

1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.


Contoh: Pengawasan yang ketat . . . akan mendukung kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan pembangunan.
2. Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

H. Tanda Tanya (?)

1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.


Contoh: Dimana dia tinggal?
Saudara sudah tahu, bukan?
2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1945 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

I. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Tanda ini
digunakan sebagai akhir kalimat dan tidak boleh disertai dengan tanda titik.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya!
Merdeka!

J. Tanda Kurung ((…))

1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.


Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan)
kantor itu.
15
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran
dalam negeri.
3. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Faktor produksimenyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)
modal.

K. Tanda Kurung Siku ([…])


1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda ini
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan)
perlu dibentangkan di sini.

L. Tanda Petik (“…”)


1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
“Saya belum siap” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Misalnya :
Bacalah “Bola lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA”
diterbitkan dalam Tempo.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangang remaja dikenal dengan nama “cutbrai”
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung
Misalnya :

16
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”
Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.

M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)


1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya :
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu kamar depanm kudengar teriak anakku, Ibu, Bapak pulang, dan
rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Hamdan.
1. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan
asing.
Misalnya :
Feed-back ‘balikan’

N. Tanda Garis Miring


1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya :
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat II/10
Tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya :
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp 150,00/lembar

O. Tanda Penyingkat Atau Apostrof (‘)


Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Misalnya :
Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)

17
PERUBAHAN BENTUK DAN MAKNA KATA SERAPAN
PADA MAJALAH WIRED EDISI NO 10. TAHUN 2013

Abstrak
Kata kunci: Gairaigo, majalah, kata pinjaman atau kata serapan, Perubahan
bentuk dan makna. Bahasa selalu berubah mengikuti perkembangan manusia
sebagai mahluk yang berbahasa. Adanya perkembangan kebudayaan, ilmu
dan teknologi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
Perubahan bahasa. Perubahan yang paling sering terjadi adalah peminjaman
kosakata dari bahasa lain atau bisa disebut kata pinjaman. Kata pinjaman juga
mengalami Perubahan. Dalam penelitian ini terdapat 3 rumusan masalah
yaitu: (1) Kosakata gairaigo apa saja yang mengalami pergeseran dan
Perubahan dari bahasa asli pada majalah WIRED? (2) Termasuk dalam
golongan pergeseran gairaigo apa kosakata gairaigo yang terdapat pada
majalah WIRED? (3) Apa sebab penggunaan gairaigo dari bahasa asing pada
majalah WIRED? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data
yang digunakan adalah kata serapan yang ada dalam majalah WIRED edisi no.
10 tahun 2013. Analisis dilakukan dengan mengklasifikasikan kosakata,
mentabulasi, dan menganalisis Perubahan makna, serta sebab penggunaan
gairaigo.Dari data ditemukan 547 kata gairaigo. Dalam 547 kata gairaigo
ditemukan 22 kata yang mengalami pemendekan gairaigo, 21 kata yang
mengalami Perubahan kelas kata pada gairaigo, 35 kata yang mengalami
penambahan sufiks na pada kelas kata adjektiva, 65 kata yang mengalami
Perubahan makna, 11 kata adalah konshugo (gabungan gairaigo dan bahasa
Jepang), 393 kata yang tidak mengalami Perubahan gairaigo. Mengenai sebab
penggunaan gairaigo terdapat 105 kata yang berlatar belakang ketiadaan kata
di dalam bahasa Jepang untuk mendeskripsikan sesuatu yang dikarenakan
budaya, 117 kata yang berlatar belakang nuansa makna yang terkandung pada
18
suatu kata asing tidak dapat diwakili oleh padanan kata yang ada pada bahasa
Jepang, 99 kata yang berlatar belakang kata asing yang dijadikan gairaigo
dianggap efektif dan efisien, 226 kata yang berlatar belakang kata asing
menurut rasa bahasa dipandang mempunyai nilai rasa agung, baik dan
harmoni.Penelitian serupa dapat dilakukan dengan membandingkan
hubungan Perubahan gairaigo dengan latar belakangnya.

Jenis-jenis Kata Serapan


Penyerapan sebuah kata asing menjadi kosa kata bahasa Indonesia harus
melalui beberapa proses. Setidaknya ada tiga jenis kata serapan berdasarkan
proses penyerapannya, di antaranya sebagai berikut:

Adopsi
Adopsi merupakan proses penyerapan kosa kata asing yang memiliki makna
yang sama dalam bahasa Indonesia tanpa mengubah ejaan, pengucapan, dan
penulisan sama sekali. Beberapa contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang
mengalami proses adopsi seperti data, film, golf, internet, dan masih banyak lagi.

Adaptasi

Adaptasi merupakan proses penyerapan kata asing yang digunakan karena


memiliki makna sama dalam bahasa Indonesia namun kata tersebut telah
mengalami perubahan dalam ejaan, pengucapan, dan penulisannya sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Adapun beberapa contoh kata serapan dari
bahasa Inggris yang melalui proses ini adalah bisnis yang diadaptasi dari kata
business, aktor yang diadaptasi dari actor, dan masih banyak lagi.

Pungutan

19
Proses penyerapan kata asing dengan pungutan terjadi karena pemakai
mengambil konsep dasar yang ada pada bahasa asalnya. Kemudian, kata
tersebut dicari terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Beberapa contoh dari
kata serapan pungutan dari bahasa Inggris di antaranya 'try out' yang diserap
dengan kata 'uji coba', 'download' yang diserap dengan 'unduh' dan lainnya.

Contoh Kata Serapan


Bahasa Indonesia tidak hanya mencakup kata asli, melainkan juga memuat kata
serapan dari berbagai bahasa. Tentu saja, kata serapan ini membuat bahasa
Indonesia bersifat dinamis dan berkembang dalam kosa katanya. Berikut ini
beberapa contoh kata serapan dari berbagai bahasa, di antaranya sebagai
berikut:

Kata Serapan dari Bahasa Daerah


Salah satu kata serapan yang paling banyak dipakai ialah berasal dari bahasa
daerah. Beberapa bahasa daerah tersebut seperti bahasa Jawa dan Sunda.
Adapun beberapa contoh kata serapan dari bahasa daerah ialah seperti berikut:

• Bahasa makassar

garring: Sakit

katte: kamu

• Bahasa Jawa

Ampuh: Sakti

Lugu: Polos

Langka: Jarang

20
Kata Serapan dari Bahasa Asing
Tak hanya bahasa daerah, banyak kata serapan yang berasal dari bahasa asing,
seperti bahasa Inggris dan Arab. Adapun beberapa contoh kata serapan dari
bahasa Inggris antara lain Aktor, Bisnis, Inovasi, Ekspor, dan lainnya. Sementara
itu, kata serapan dari bahasa Arab di antaranya Abad, Ilmu, Lafal, Baligh, dan
masih banyak lagi.

Contoh kata serapan bahasa inggris

1.account – akun

2. activist - aktivis

3.actor – aktor

4.Acupunture – akupunter

5.bomb- bom

6.Book- buku

7.boss – bos

8.calm - kalem

21

Anda mungkin juga menyukai