Kata Kunci: Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan, Media Puzzle Huruf
Abstract
This study aims to improve the learning process and the results of the students' initial reading
and writing ability using puzzle letter media for first grade students of elementary school. The type
of research is a collaborative classroom action research by Kemmis and Mc Taggart, with subject
first grade students of SD Negeri 2 Blunyahan. This research was conducted in threecycles, each
cycle consisted of three meetings conducted face-to-face by dividing students into 2 groups. The
research was conducted in August 2020. Data collection techniques using tests and observations.
Data analysis technique used qualitative and quantitative analysis. The results showed that the use
of puzzle letter media can improve the learning process and the results of the students' initial reading
and writing ability. The class average score in the first cycle of initial reading ability was 68.32 with
achieved percentage 26%, and on initial writing ability was 69.11 with achieved percentage 32%.
The class average score in the second cycle of initial reading abilityincreased by 7.63 to 75.95 with
achieved percentage 53%, and on initial writing ability increased by 6.89 to 76.00 with achieved
percentage 53%. The class average score in the third cycle of initialreading ability increased by 3.89
to 79.84 with achieved percentage 79%, and on initial writing ability increased by 5.05 to 81.05 with
achieved percentage 84%
Pembelajaran membaca dan menulis merupakan media visual dua dimensi yang
merupakan satu kesatuan. Pada prinsipnya dapat menyampaikan informasi untuk
belajar membaca tidak dipisahkan dengan mengembangkan kemampuan belajar siswa
belajar menulis (Mason dalam Zubaidah, (Elfawati, 2012: 201). Puzzle huruf
2013: 19). Membaca dan menulis pada merupakan puzzle yang apabila disusun
kelas awal seringkali disebut dengan dengan benar akan menunjukkan kata
Membaca Menulis Permulaan. kegiatan sesuai dengan gambar. Media
Pembelajaran menulis permulaan lebih Puzzle mengajak siswa belajar dan
difokuskan pada menuliskan lambang- bermain. Media ini juga ditampilkan
lambang tulis yang jika dirangkaikan akan dengan warna dan gambar yang menarik
menjadi bermakna (Mulyati, 2011: 6). bagi siswa.
Pembelajaran menulis tidak harus Siswa kelas I dan II masih senang
menggunakan alat tulis seperti pensil, bermain, siswa masih sulit memperhatikan
namun menyusun huruf juga merupakan guru jika dirasa kurang menarik. Mengatasi
pembelajaran menulis. hal tersebut dapat dilakukan dengan
Siswa kelas I semester I diharapkan menggunakan media pembelajaran. Media
memiliki kemampuan menulis permulaan pembelajaran merupakan perantara yang
berupa menjiplak, menebalkan, mencontoh membantu guru dalam menyampaikan
huruf, kata atau kalimat sederhana, materi pembelajaran. Media pembelajaran
melengkapi kalimat yang belum selesai, juga berperan dalam menambah minat dan
dan menyalin (Depdiknas, 2009: 3). perhatian siswa selama pembelajaran.
Membaca dan menulis permulaan Pembelajaran membaca dan
merupakan kemampuan dasar yang penting menulis permulaan hendaknya
dimiliki oleh siswa SD kelas awal. dilaksanakan dengan metode dan media
Kenyataannya masih cukup banyak siswa yang menyenangkan bagi siswa, sehingga
belum memiliki kemampuan membaca dan siswa tidak merasa terbebani dan tertekan
menulis permulaan yang baik. Kurangnya dalam belajar (Rahman & Haryanto, 2014:
kemampuan membaca dan menulis siswa 128). Media puzzle huruf diharap dapat
didasari oleh berbagai faktor. Menurut meningkatkan kemampuan membaca dan
Saputri & Nurhaidah (2017: 103) terdapat 2 menulis permulaan siswa. Siswa akan
faktor yang mempengaruhi, yaitu: faktor merasa tertantang untuk menyelesaikan
internal dan faktor eksternal. susunan kepingan puzzle sehingga menjadi
Salah satu strategi yang dapat utuh. Puzzle dapat menantang daya
dilakukan dalam upaya meningkatkan kreatifitas dan membuat suasana
kemampuan membaca dan menulis siswa menyenangkan (Pradana, 2014: 18). Saatini,
adalah dengan menggunakan media pembelajaran membaca dan menulis
pembelajaran Puzzle Huruf. Media puzzle permulaan menggunakan media puzzle
164 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun Ke-9 2021
huruf di SD dirasa masih belum optimal. Siswa sulit ketika merangkai huruf
Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui menjadi kata. Huruf /b/, /e/, /n/, /i/ yang jika
pengaruh penggunaan media pembelajaran dirangkai seharusnya menjadi /beni/, tidak
puzzle huruf dalam upaya meningkatkan terbaca oleh siswa. Bahkan siswa masih
kemampuan membaca dan menulis kesulitan merangkai 2 huruf konsonan yang
permulaan pada siswa kelas I di SD. bertemu seperti huruf /n/ dan /g/. Terlebih
Berdasarkan hasil observasi yang untuk kata dengan susunan huruf yang lebih
dilakukan di kelas I SD Negeri 2 Blunyahan kompleks seperti /pergi/,
yang beralamat di Kaliputih,Pendowoharjo, /pulang/,/bermain/. Siswa masih terbata
Sewon, Bantul pada 20 Juli - 8 Agustus dalam membaca kata, ketika diminta
2020, ditemukan beberapa masalah yang membaca kata siswa memerlukan waktu
terkait dengan keterampilan yang dimiliki untuk mengeja huruf-huruf yang menyusun
siswa. Kemampuan membaca dan menulis kata. Ketika siswa diminta menuliskan kata,
siswa masih belum baik, siswa masih sulit huruf yang ditulis siswa masih kurang
dalam membaca dan menulis. Hal tersebut lengkap, salah, atau terbalik, sehingga
terlihat ketika guru menuliskan kata huruf dalam kata yang dituliskan siswa
sederhana di papan tulis, sebagian besar belum lengkap. Hal tersebut membuktikan
siswa belum dapat membaca kata sederhana bahwa kemampuan membaca dan menulis
tersebut. Siswa kurang mengenal huruf, permulaan siswa masih belum baik dan
sehingga masih salah menyebutkan dan optimal.
mengidentifikasi huruf. Ketika guru Masalah lain yang ditemukan
mengenalkan huruf a-z kemudian adalah ketika pembelajaran menyimak.
menunjuk salah satu huruf, siswa terkadang Siswa kurang memperhatikan guru ketika
masih salah menyebutkan huruf yang membacakan cerita. Siswa tidak fokus dan
dimaksud, seperti huruf /b/, /d/, /f/, /g/, /j/, lebih asyik bermain sendiri ataupun
/m/, /n/, /p/, /q/, /s/, /v/, /w/, /x/, /y/, dan /z/. menggangu teman. Ketika diberi
Hal tersebut juga terlihat ketika siswa pertanyaan oleh guru, siswa kurang tepat
diminta menuliskan huruf atau kata yang dalam menjawab pertanyaan terkait isi
dituliskan guru di papan tulis. Siswa masih cerita. Siswa kesulitan menjawab
salah dan terbalik dalam menuliskan huruf. pertanyaan terkait tokoh, latar, maupun
Siswa mengalami kesulitan dalam pesan moral dalam cerita.
membedakan huruf yang bentuknya mirip Guru telah menggunakan media
seperti huruf /a/ dengan /e/, huruf /h/ dalam proses pembelajaran, namun media
dengan /n/, huruf /b/ dengan /d/, huruf /a/ yang digunakan guru belum tepat dan
dengan /e/, huruf /g/ dengan /j/, huruf /m/ kurang bervariatif. Guru menggunakan
dengan /n/, huruf /p/ dengan /q/, dan huruf media buku selama proses pembelajaran.
/v/ dengan /w/. Buku yang digunakan guru berupa buku
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Iva Kurnia Anisabani Pahlavi) 165
sesuai dengan RPP yang telah disusun. selama penelitian tindakan berlangsung dan
Observasi dilakukan bersamaan dengan digunakan untuk memperoleh data aktivitas
pelaksanaan tindakan, yaitu selama guru dan siswa dalam pembelajaran
proses pembelajaranberlangsung. membaca dan menulis permulaan
untuk mengkaji siklus yang telah Tes diberikan pada setiap akhir
Teknik dan Instrumen adalah tes unjuk kerja berupa tes membaca
yang digunakan untuk tes evaluasi Tabel 2. Data Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Siklus I, II dan III membaca dan
kemampuan membaca dan menulis
menulis permulaan siswapada siklus I,
permulaan. Pelaksanaan pembelajaran siklus II, dan siklus III
Siklus Siklus Siklus
membaca dan menulis I II III
permulaan menggunakan media puzzle Jumlah aspek 9,5 12 14
terlaksana
huruf telah berjalan dengan baik seperti Persentase 63,33% 80% 93,33%
pada hasil observasi aktivitas guru di Tabel 2 menunjukkan peningkatan
bawah ini. aktivitas siswa pada siklus I, siklus II dan
siklus III. Hasil terlihat bahwa persentase
Tabel 1. Data Hasil Observasi Aktivitas
skor aktivitas siswa pada siklus I mencapai
Guru Siklus I, II dan III
Siklus I Siklus Siklus 63,33%, pada siklus II meningkat menjadi
II III 80%, sementara pada siklus III meningkat
Jumlah aspek 10 11,5 14,5
Terlaksana menjadi 93,33%. Peningkatan aktivitas
Persentase 66,67% 76,67% 96,67% siswa dapat dilihat pada gambar di bawah.
Tabel 1 menunjukkan 93.33%
100.00% 80.00%
63.33%
peningkatanketerlaksanaan pembelajaran
50.00%
pada siklus I, siklus II dan siklus III.
Hasil terlihat bahwa persentase skor 0.00%
30
20
10
Tabel 5. Peningkatan Skor Rata-rata Tiap 0
Aspek Kemampuan Membaca
Permulaan Siklus I, II, dan III
Siklus Siklus Siklus
Aspek
I II III Siklus I Siklus II siklus III
Ketepatan lafal 18,47 21,00 21,89
Kejelasan intonasi 16,79 18,63 20,37 Gambar 6. Diagram Perbandingan Hasil
Kelengkapan Kemampuan Menulis
12,89 14,11 14,74 Permulaan Siklus I, II, dan III
membaca
Kejelasan suara 12,32 12,84 13,11
Pembahasan
Kelancaran
7,84 9,37 9,74
membaca Observasi dilaksanakan pada
bulan Agustus 2020. Guru mengajar
Tabel 6. Peningkatan Skor Rata-rata Tiap
Aspek Kemampuan Menulis seperti biasa tanpa menggunakan langkah
Permulaan Siklus I, II, dan III
kerja media puzzle huruf. Siswa
Siklus Siklus Siklus
Aspek
I II III mendengarkan penjelasan guru tanpa
Ketepatan
21,42 23,37 25,05 terlibat aktif dalam proses
penulisan huruf
Kejelasan pembelajaran. Siswa belum dapat
14,47 15,42 17,21
penulisan huruf
membaca dan menulis dengan baik.
Kelengkapan
16,58 18,74 18,95 Belum adanya aktivitas yang
menulis kata
Kesesuaian memudahkan siswa dalam belajar
8,21 9,05 9,89
ukuran huruf
Kerapihan 8,42 9,42 9,95 membaca dan menulis sehingga
menyebabkan siswa cepat merasa bosan
Tabel diatas menunjukan
dan tidak merasa antusias mengikuti
peningkatan skor rata-rata tiap aspek
pembelajaran. Siswa masih sulit dalam
kemampuan membaca dan menulis
membaca dan menulis. Siswa sulit
permulaan Siklus I hingga Siklus III.
membedakan huruf, bahkan belum
Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan
mengenal huruf dengan benar. Siswa
diagram berikut.
sulit merangkai huruf menjadi kata, siswa
belum lengkap dalam menuliskan huruf
30
20 pada kata. Siklus I dilaksanakan pada
10
0 tanggal 18 Agustus 2020, 21 Agustus
2020, dan 24 Agustus 2020. Penelitian
menggunakan media puzzle huruf, yaitu
Siklus I Siklus II siklus
III media yang mengajak siswa untuk
Gambar 5. Diagram Peningkatan Skor menyusun huruf menjadi kata yang
Rata- rata Tiap Aspek
Kemampuan Membaca sesuai dengan gambar (Marta, 2017: 39).
Permulaan Siklus I, II, dan III Pembelajaran membaca dan menulis
170 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun Ke-9 2021
Meskipun telah mengalami oleh guru telah berjalan lebih baik dan lebih
peningkatan, namun tindakanpada siklus optimal. Siswa lebih siap dalam menerima
II masih memerlukan perbaikan. pembelajaran, sehingga siswa tampak
Berdasarkan hasil tindakan siklus II, antusias dan aktif selama proses
peneliti melakukan pembelajaran.
evaluasi melalui kegiatan Hasil tindakan siklus III
refleksi. Hasil refleksi dilakukanuntuk menunjukkan bahwa proses dan hasil
peningkatan aspek-aspek kemampuan pembelajaran kemampuan membaca dan
membaca dan menulis permulaan menulis permulaan dengan menggunakan
sehinggaterdapat perbaikan pada siklus media puzzle huruf mengalami peningkatan.
selanjutnya. Perbaikan pada siklus Dilihat dari hasil tes kemampuan membaca
selanjutnya adalah lebih memberikan dan menulis permulaan rata-rata mengalami
pendalaman pada aspek- aspek yang peningkatan dari siklus II ke siklus III.
masih rendah terutama padasiswa yang Peningkatan pada siklus III telah mencapai
kurang aktif dalam mengikuti kriteria yang telah ditentukan. Hal ini
pembelajaran dan belum memperoleh ditunjukkan dengan peningkatan aspek-
nilai ≥75 pada hasil tes evaluasi aspek kemampuan membaca dan menulis
kemampuan membaca dan menulis permulaan. Tiap-tiap aspek kemampuan
permulaan. membaca dan menulis permulaan telah
Siklus III dilaksanakan pada mengalami peningkatan. Nilai rata-rata tiap
tanggal 7 September 2020, 9 September aspek telah meningkat. Siswa telah mampu
2020, dan 11 September 2020. Tindakan memperoleh nilai yang cukup baik pada tiap
siklus III jugamenerapkan langkah kerja aspek kemampuan membaca dan menulis
media puzzle huruf serta berdasarkan permulaan.
hasil refleksi siklus Peningkatan juga ditunjukkan
II. Beberapa hal harus ditingkatkan pada dengan nilai rata-rata kelas dan persentase
pelaksanaan tindakan siklus III. Hal ini siswa yang memperoleh nilai ≥75 yang telah
dilakukan unruk mencapai proses dan meningkat. Kemampuan membaca
hasil pembelajaran yang lebih optimal permulaan nilai rata-rata kelas siklus I
berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebesar 68,32 mengalami peningkatan pada
sebelumnya. siklus II menjadi 75,95, kemudian
Hasil penelitian siklus III meningkat kembali pada siklus III menjadi
lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan nilai ≥75 siklus I sebesar 26%, meningkat
guru yang siswa yang lebih interaktif dan pada siklus II sebesar 53%, kemudian
aktif dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas meningkat kembali pada siklus III sebesar
79%. kembali pada siklus III sebesar 84%.
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Iva Kurnia Anisabani Pahlavi) 173
penggunaan puzzle huruf, yaitu: memperoleh nilai ≥75. Pada siklus II rata-
(a) siswa dibagikan media puzzle huruf, (b) rata kelas meningkat menjadi 76,00 dengan
siswa mengamati gambar yang terdapat 53% siswa memperoleh nilai ≥75. Pada
dalam media puzzle huruf, (c) siswa siklus III rata- rata kelas kembali meningkat
menyebutkan nama gambar dalam media menjadi
puzzle huruf, (d) siswa mengeja huruf yang 81,05 dengan 84% siswa memperoleh nilai
ada pada kata sesuai gambar secara ≥75.
bersama-sama, (e) siswa menyusun huruf Saran
yang membentuk kata sesuai gambar, (f) Berdasarkan simpulan di atas, saran yang
siswa diminta mengamati huruf yang telah dapat berikan oleh peneliti adalah
di susun, dan (g) siswa diminta membaca sebagai berikut.
dan menyalin huruf yang telah disusun. 1. Siswa sebaiknya lebih fokus dan
Peningkatan hasil proses antusias dalam mengikuti
pembelajaran kemampuan membaca dan pembelajaran. Lebih teliti dan terus
menulis permulaan pada siswa kelas I melakukan latihan membaca dan
menggunakan media puzzle huruf di SD menulis.
Negeri 2 Blunyahan, dibuktikan dengan 2. Guru disarankan untuk menjadikan
peningkatan presentase siswa yang media puzzle huruf sebagai salah satu
memperoleh nilai ≥75 dan peningkatan nilai referensi untuk diterapkan dalam
rata-rata kelas pada siklus I, siklus II, dan kegiatan pembelajaran.
siklus III. Nilai rata-rata kelas kemampuan 3. Sekolah hendaknya menggunakan
membaca permulaan pada siklus I sebesar mediapuzzle huruf sebagai salah satu
68,32 dengan 26% siswa memperoleh nilai sarana yang mendukung
≥75. Pada siklus II rata- rata kelas pembelajaran.
meningkat menjadi 75,95 dengan 53% 4. Peneliti selanjutnya disarankan dapat
siswa memperoleh nilai ≥75. Pada siklus III memberikan inovasi baru dalam
rata-rata kelas kembali meningkat menjadi meningkatkan kemampuan membaca
79,84 dengan 79% siswa memperoleh nilai dan menulis permulaan salah satunya
≥75. Pada kemampuan menulis permulaan dengan menggunakan media puzzle
siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata huruf
kelas sebesar 69,11 dengan 32% siswa
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Iva Kurnia Anisabani Pahlavi) 175
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2009). Panduan untuk Belajar Akuntansi melaluiPenerapan
Guru: Membaca dan Menulis NHT dengan Media Software
Permulaan untuk Sekolah Dasar Jigsaw Puzzle. Jurnal Pendidikan
Kelas 1, 2, 3. Jakarta: Akuntansi Indonesia, Vol XII, No.1.
Departemen PendidikanNasional. Rahim, F. (2007). Pengajaran Membaca di
Elfawati. (2012). Meningkatkan Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Pengenalan Bangun Datar Aksara.
Sederhana melalui Media Puzzle Rahman, B., & Haryanto, H. (2014).
Bagi Anak Tunagrahita Ringan. Peningkatan KeterampilanMembaca
Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus Permulaan melalui Media Flashcard
Volume 1 Nomor 3. Pada Siswa Kelas I SDN Bajayau
Hasanudin, C. (2016). Pembelajaran Tengah 2. Jurnal Prima Edukasia,
membaca permulaan dengan 2(2), 127-137.
menggunakan media aplikasi Saputri, K., & Nurhaidah, N. (2017).
bamboomedia bmgames apps Faktor- Faktor Yang
pintarmembaca sebagai upaya Mempengaruhi Literasi Anak
pembentukan karakter siswa SD Kelas 1 SD Negeri 20 Banda
menghadapi MEA. Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Pendidikan, 5(1), 1-12. 2(1).
Marta, R. (2017). Penanganan Kognitif Sumardi, H. B. (2012). Berbagai
Down Syndrome melalui Metode permasalahan pembelajaran
Puzzle pada Anak Usia Dini. membaca permulaan pada
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan sekolah dasar negeri di
AnakUsia Dini, 1(1), 32-41. kecamatan bantul. DIDAKTIKA,
Universitas PendidikanIndonesia.
Pradana, D. (2014). Peningkatan Aktivitas