Anda di halaman 1dari 14

KEEFEKTIFAN BUDI GLOBAL DENGAN MODEL NHT

(NUMBERED HEADS TOGETHER ) TERHADAP


KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN KELAS 1 SD

Rizqi Nurlaili Septia


Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
E-mail : rnseptia@student.unnes.ac.id
Abstrak
Permasalahan dalam artikel ini adalah rendahnya keterampilan membaca permulaan
pada kelas rendah. Permasalahan pada kemampuan membaca yang merupakan bagian dari
kemahiran berbahasa, maka akan berdampak pada proses belajar yang lain. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah inovasi dalam pembelajaran khususunya Bahasa
Indonesia pada peningkatan keterampilan guru. Salah satu upaya dalam meningkatkan
kemahiran dalam membaca permulaan bagi siswa kelas rendah yaitu Budi Global dengan
Model NHT. Budi Global merupakan penggabungan antara buku digital dengan bantuan
metode membaca global. Penerapan Budi Global dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran NHT. Simpulan dari artikel ini adalah dengan menggunakan Budi Global
dengan model NHT efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada
keterampilan membaca permulaan, dapat meningkatkan keterampilan membaca serta
mengatasi permasalahan dalam membaca permulaan di kelas rendah khususnya kelas 1 SD.

Pendahuluan
Pembelajaran Bahasa Indonesia bukan lagi ditekankan pada pengetahuan bahasa,
melainkan pada keterampilan berbahasa yang diberikan secara terpadu yaitu meliputi
keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Membaca merupakan sebuah
aktivitas berupa melafalkan atau mengeja sebuah tulisan. Hal ini sesuai dengan yang tertuang
dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang menyatakan bahwa membaca adalah
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Membaca memiliki manfaat bagi kehidupan
manusia. Dengan membaca kita dapat memperoleh berbagai pengetahuan. Pembelajaran
membaca di SD yang dilaksanakan pada jenjang kelas I dan II merupakan pembelajaran
membaca tahap awal atau disebut membaca permulaan. Penguasaan keterampilan membaca
permulaan mempunyai nilai yang strategis bagi penguasaan mata pelajaran lain di SD. Oleh
karena itu, semua siswa SD perlu diupayakan agar dapat membaca dan memiliki kelancaran
dalam membaca.
Berdasarkan hasil the Programme for International Student Assessment (PISA) tahun
2018 pada kategori kemampuan membaca, Indonesia berada di peringkat ke 74 dari 79
negara, sementara untuk penilaian kemampuan matematika dan kemampuan sains, Indonesia
berada di peringkat ke 73 dan ke 71 dari ke 79 negara partisipan PISA. Kompetensi membaca
siswa Indonesia perlu ditingatkan, 7 dari 10 siswa usia 15 tahun tingkat literasi membacanya
masih dibawah kompetensi minimal (Summaries, 2019). Mereka hanya mampu
mengidentifikasi informasi rutin dari bacaan pendek serta prosedur sederhana. Upaya ini bisa
dilakukan yaitu melalui peningkatan keterampilan guru SD dalam mengajar membaca sebab
keterampilan membaca siswa berkembang di masa awal duduk di bangku SD.
Riset berikutnya, Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang
dikutip dalam jurnal (Hidayah, 2017) adalah studi internasional tentang literasi membaca
(melek huruf) untuk siswa Sekolah Dasar. Hasilnya memperlihatkan bahwa prestasi literasi
membaca peserta didik Indonesia berada di bawah rata-rata internasional. Indonesia berada
pada posisi ke 41 dari 45 negara peserta.
Kemampuan terpenting yang harus dipelajari pada masa kanak-kanak adalah membaca
(Turkeltaub et al., 2004). Keterampilan membaca adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh
seseorang dalam bidang atau kegiatan membaca, dengan membaca maka seseorang akan
dapat memperoleh pesan baik yang tersurat maupun tersirat dari apa yang telah dibaca
(Wachidah, 2018)
Hal serupa dikemukakan oleh Burns, dkk. (Farida Rahim, 2008: 1) yang mengatakan
bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat
terpelajar, karena aktivitas belajar pada anak dimulai dari bagaimana individu membaca, dan
proses membaca buku akan sangat dipentingkan bagi anak untuk kehidupan mendatang. Jika
terjadi permasalahan pada kemampuan membaca yang merupakan bagian dari kemahiran
berbahasa, maka akan berdampak pada proses belajar yang lain. Fakta di lapangan
mendukung bahwa anak yang mengalami hambatan berbahasa dan kesulitan belajar
mempunyai efek negatif dan signifikan pada pendidikan anak.
Dalam meningkatkan kemahiran dalam membaca permulaan bagi siswa kelas rendah
ada banyak model dan media pembelajaran yang tepat diterapkan salah satunya Budi Global
dengan Model NHT. Budi Global merupakan penggabungan antara buku digital dengan
bantuan metode membaca global. Buku digital dengan menggunakan book creator yang
mempunyai fungsi untuk membuka setiap halaman menjadi layaknya sebuah buku. Budi
Global dikemas sedemikan rupa dan menarik agar menambah minat membaca bagi peserta
didik. Beberapa manfaat dalam menggunakan media Budi Global diantaranya Budi Global
dapat digunakan dalam pembelajaran luring maupun daring, media berupa audiovisual, media
dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik. Dengan media ini diharapkan dapat
menjadi alternatif mengatasi masalah membaca permulaan khususnya pada kelas 1 SD. Budi
Global dikembangkan dengan harapan pembelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan
membaca permulaan menjadi lebih efektif, dapat meningkatkan minat membaca serta
mengatasi permasalahan dalam membaca permulaan di kelas rendah.

Teori Konseptual Budi Global


Media pembelajaran Budi Global merupakan media pembelajaran yang
mengkolaborasikan antara media buku digital dan metode global. Pada pembuatan buku
digital menggunakan book creator yang berorientasi pada media audiovisual karena terdapat
gambar dan suara dalam penyajiannya dan penggunannya. Media Budi Global dikemas
sedemikan rupa dan menarik agar menambah minat membaca bagi peserta didik dan dapat
meningkatkan membaca permulaan siswa kelas 1 di sekolah dasar. Berikut teori yang
mendukung media pembelajaran ini.
a. Membaca Permulaan
Menurut Farida Rahim (2005: 2) membaca permulaan berlangsung pada kelas-
kelas awal, yaitu SD kelas I, II dan III. Penekanan membaca pada tahap ini adalah proses
perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa.
Sementara proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi. Jadi
membaca permulaan menurut Farida Rahim berlangsung di kelas I, II, dan III dengan
penekanan pada pengenalan huruf dengan bunyi bahasa.
Menurut Ritawati,dkk. (2007) yang dikutip dalam jurnal tawadhu (Budiarti, 2018)
ada lima langkah dalam membaca permulaan yaitu mengenal unsur kalimat, mengenal
unsur kata, mengenal huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata
menjadi kata . Kemampuan yang dipersyaratkan dalam membaca permulaan menurut
I.G.A.K. Wardani (1995: 57) yaitu, anak dituntut agar mampu: (a) membedakan bentuk
huruf, (b) mengucapkan bunyi huruf dan kata dengan benar, (c) menggerakkan mata
dengan cepat dari kiri ke kanan sesuai dengan urutan tulisan yang dibaca, (d)
menyuarakan tulisan yang sedang dibaca dengan benar, (e) mengenal arti-arti tanda baca,
dan (f) mengatur tinggi rendah suara sesuai dengan bunyi, makna kata yang diucapkan,
serta tanda baca.
b. Metode Global
Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai “Metode Kalimat”. Global
artinya secara utuh atau bulat. Dalam metode global yang disajikan perta kali kepada
murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai
dengan isi kalimatnya. Gambar itu ditujukan untuk mengingatkan murid kepada kalimat
yang ada di bawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-
kalimat itu secara global tanpa gambar.
Menurut Haryadi (2008:48) metode global merupakan metode yang digunakan
atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara
utuh (biasanya kalimat), membaca bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca
secara utuh kembali. Metode ini menggunakan prosedur mengurai dan merangkai.
Kekhasan dari metode global adalah mengutamakan keutuhan dari unsur-unsur bacaan.
c. Media Buku Digital
Buku digital merupakan publikasi berupa teks dan gambar dalam bentuk digital
yang diproduksi, diterbitkan, dan dapat dibaca melalui komputer atau alat digital lainnya
(Andina, 2011). Hal senada dituliskan dalam Kamus Bahasa Inggris yang memberi istilah
E-book pada buku versi elektronik. E-book adalah singkatan dari Electronic book atau
buku elektronik, merupakan sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis
melalui komputer. Sedangkan interaktif itu sendiri didefinisikan sebagai kegiatan saling
melakukan interaksi ( berlangsung dua arah ) antara media dengan yang menggunakan
media (user).
Pembelajaran di era 4.0 membawa banyak perubahan di bidang teknologi. Salah
satu media yang dapat digunakan dalam perkuliahan adalah buku digital (Susanti, Sari and
Fitriani, 2021). Menurut pendapat Arsyad (2008) yang dikutip dalam modul pelatihan
pengembangan digital dengan flipbook (TIM JPTEI FT UNY, 2017) bahwa konsep
interaktif paling erat kaitannya dengan media berbasis komputer, interaksi dalam
lingkungan pembelajaran berbasis komputer umumnya mengikuti tiga unsur yaitu: 1) urut-
urutan instruksional yang dapat diurutkan, 2) jawaban/respon atau pekerjaan siswa, dan 3)
umpan balik yang dapat disesuaikan. Media interaktif biasanya mengacu pada produk dan
layanan pada sistem berbasis komputer digital yang merespon tindakan pengguna dengan
menyajikan konten seperti teks, grafik, animasi, video,audio, dan lain-lain.
Desain tampilan buku digital yang kini banyak diminati masyarakat adalah buku
digital dengan teknologi e-book tiga dimensi yang dikenal dengan flipbook, dimana
halamannya dapat dibuka seperti membaca buku di layar monitor (Riyanto et al., 2020).
Flipbook mulai dikembangkan untuk pembelajaran di sekolah. Penelitian yang dilakukan
oleh Ramdania et al. (2007) menyatakan bahwa penggunaan media flipbook dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dipengaruhi oleh
ketertarikan siswa terhadap tampilannya yang lebih menarik dan interaktif daripada buku
cetak. Teknologi terbaru ini memberi peluang besar bagi pemanfaatan buku digital dalam
ilmu pengetahuan dan pengajaran jarak jauh (distance learning) (Gorghiu et al., 2011).
Menurut (Ristanto et al., 2020) flipbook merupakan salah satu media pembelajaran yang
sudah diterapkan dalam ilmu pengetahuan.
Salah satu contoh pemanfaatan kecanggihan teknologi adalah pembuatan media
pembelajaran atraktif dengan menggunakan book creator. Book Creator adalah aplikasi
sederhana untuk membuat sebuah buku atraktif karena biasanya sebuah buku hanya
menampilkan tulisan dan gambar, namun dengan aplikasi ini kita tidak hanya
menampilkan gambar dan tulisan tetapi juga dapat menyisipkan audio ataupun video.
Penggunaan aplikasi ini sangatlah mudah, pertama pastikan komputer atau laptop
kita sudah terinstal Google Chrome terlebih dulu. Kemudian buka link melalui
bookcreator.com. Setelah itu klik sign in, bisa menggunakan akun google maupun
facebook. Pilih menu “Teacher” untuk guru dan “student” untuk siswa. Membuat nama
library sesuai keinginan. Menuliskan isi dalam bentuk modul. Isi modul sangat bervariasi,
penggunaan book creator dapat memuat tulisan, gambar, video, audio, maupun tautan
seperti google form, quiziz, dan sejenisnya.
d. Model Pembelajaran NHT ( Numbered Head Together )
Numebered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Numbered Head Together pertama kali dikembangkan oleh Spenser
Kagen (1993) dalam Trianto (Trianto, 2011) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Berikut sintaks NHT ( Numbered Head Together ):
1. Fase 1 : Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap
anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
2. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi.
Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3. Fase 3 : Berpikir Bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan
tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4. Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil suatu nomer tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mecoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mencoba menerapkan pada KD Bahasa
Indonesia kelas 1 KD 3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca permulaan ( cara
duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik
halaman buku, gerakan mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya yang
terang, dan etika membaca buku ) dengan cara yang benar dan KD 4.1 Mempraktikan
kegiatan persiapan membaca permulaan (duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan
buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari kiri ke
kanan, memilih tempat dengan cahaya yang terang, dan etika membaca buku dengan cara
yang benar ) pada Tema 1 Diriku Subtema 2 Tubuhku , maka salah satu cara yang dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan pada kelas 1 dalam membaca permulaan
adalah Budi Global dengan model pembelajaran NHT. Media Budi Global dengan model
NHT menggunakan book creator dan diterapkan dengan metode membaca global serta
dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head
Together ) diharapkan mampu menjadi alternatif pemecahan masalah pada membaca
permulaan. Pembuatan media buku digital dengan menggunakan book creator
berorientasi pada media audiovisual karena terdapat gambar dan suara dalam
penyajiannya dan penggunannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Neng Nenden Mulyaningsih dan Dandan Luhur
Saraswati (Mulyaningsih and Saraswati, 2017) dengan hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan digital book terhadap pemahaman konsep dan hasil
belajar mahasiswa dari rata-rata 70 untuk kelas kontrol (gain ternormalisasi 0,4) menjadi
84 untuk kelas eksperimen (gain ternormalisasi 0,7).
Penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu Ratna Dewi, dkk. (Putu et al., 2017)
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca
permulaan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode
global berbantuan media kartu huruf dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu. Temuan yang diperoleh yaitu
pembelajaran menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf membuat siswa
aktif dan termotivasi dalam belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Febrianti (Febrianti, 2021) menunjukkan hasil
penelitian bahwa produk digital book berbasis Flip PDF Professional yang dikembangkan dapat
dipergunakan dalam pembelajaran ekosistem di kelas V SD. Pengaruh metode global dalam
penelitian yang dilakukan oleh Kartika Dewi, dkk. (Kartika Dewi, Syaiful Musaddat,
2020) menunjukkan bahwa metode global berbantuan media aroda putar memberikan
pengaruh kemampuan membaca permulaan siswa di kelas II SDN beber Kecamatan
Jonggat Lombok Tengah tahun ajaran 2020/2021 dengan nilai gain score sebesar 0,8 %
dengan kategori tinggi dan hasil perhitungan persentase overlap sebesar 0%, artinya
metode global berbantuan media roda putar efektif digunakan dalam pembelajaran.
Penggunaan metode global dengan melihat sesuatu sebagai keseluruhan. Peserta
didik tidak hanya diperkenalkan dengan huruf per huruf dan mengejannya dalam belajar,
tetapi peserta didik disuguhkan suatu paragraf yang berisi cerita singkat anak yang
menarik, kemudian guru membaca sambil menunjuk tulisannya kemudian diikuti oleh
peserta didik, diulangi beberapa kali secara mandiri sehingga peserta didik hafal, mengerti
dengan isi cerita, dan memahami karakteristik tulisan sehingga bisa membacanya.
Sebelum pembelajaran mengenai membaca permulaan dengan media Budi Global
dilakasanakan, guru menyiapkan RPP dan media pembelajaran. Langkah-langkah dalam
pembelajaran dengan menggunakan media Budi Global dengan menerapkan model
pembelajaran NHT (Number Head Together) sebagai berikut.

Tabel 1 Prediksi Langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan Budi Global


dengan Model NHT ( Number Head Together )

Langkah Langkah
Langkah Deskripsi Kegiatan
Media Metode
Kegiatan Pembelajaran
Audio Visual Membaca
Model NHT Aktivitas Luring Aktivitas Daring
(Book Creator ) Global
Kegiatan Persiapan - Guru membuka - Pembelajaran
Pembu- kelas dengan dimulai di
kaan memberikan whatsapp grup
salam, kemudian (WAG)
mengajak peserta - Guru membuka
didik berdoa. kelas dengan
- Setelah itu, guru memberikan
menanyakan kabar salam, kemudian
dan mengecek mengajak peserta
kehadiran peserta didik berdoa.
didik. - Setelah itu, guru
- Guru memberikan menanyakan
apersepsi kabar dan
- Guru menjelaskan mengecek
manfaat kehadiran peserta
mempelajari materi didik.
yang akan - Guru
dipelajari. memberikan
apersepsi.
- Guru
menjelaskan
manfaat
mempelajari
materi yang akan
dipelajari.

Kegiatan 1. Penyampai- Penggunaan - Guru - Penyampaian


Inti an Materi Media menyampaikan materi dengan
materi cara membagikan link
membaca yang book creator
tepat. sebagai bahan
- Guru menampilkan ajar
media di depan pembelajaran.
kelas.
- Anak-anak
diberikan
kesempatan untuk
membaca teks
yang ada di layar.
- Anak-anak
menirukan apa
yang didengar
pada media.
1. Memba- - Guru membimbing
ca dalam membaca
kalimat kalimat dengan
dengan bantuan gambar.
bantuan - Kemudian
gambar. menguraikan
2. Mengu- kalimat menjadi
raikan kata.
kalimat - Setelah
menjadi menguraikan
kata. menjadi kata,
3. Mengu- langkah
raikan selanjutnya adalah
kata menguraikan kata
menjadi menjadi suku kata.
suku - Setelah itu suku
kata. kata diuraikan
4. Mengu- menjadi huruf.
raikan
suku
kata
menjadi
huruf.
2. Numbering - Guru membentuk - Pada tahap
(Penomor- kelompok 3-5 pemberian nomor
an) orang secara kepala dan
heterogen. pembagian
- Siswa diberikan kelompok
nomer kepala. dilakukan melalui
- Guru whatsapp grup
menginstruksikan (WAG)
kepada siswa - Setiap anggota
untuk dalam kelompok
menggunakan topi membuat topi /
/ nomor kepala. nomor kepala
sesuai dengan
nama kelompok
dan nomor yang
dibagikan oleh
guru
- Guru
menginstruksikan
kepada siswa
untuk
menggunakan
topi / nomor
kepala ketika
pembelajaran
beralih ke zoom
meeting/google
meeting.

3. Question- - Guru memberikan - Guru


ing tugas pada memberikan
(Mengajukan masing-masing kartu soal kepada
Pertanyaan) kelompok terkait masing-masing
dengan materi kelompok. Kartu
membaca teks. soal dapat berupa
- Guru memberikan pertanyaan untuk
beberapa dijawab
pertanyaan. kelompok
- Siswa diberikan maupun untuk
kesempatan untuk melakukan suatu
bertanya. kegiatan. Dalam
hal ini kartu soal
berisi tentang
sebuah paragraf
yang nantinya
akan dibacakan
tiap-tiap anggota
pada masing-
masing
kelompok.

4. Heads - Setiap kelompok - Sebelum


together mulai berdiskusi. pembelajaran
(Berpikir - Guru membimbing beralih
bersama) kegiatan diskusi. menggunakan
video conference
( Zoom Meeting /
Google Meet )
dengan link yang
sudah dibagikan
oleh guru di
WAG, masing-
masing kelompok
diberikan tugas
untuk
membacakan
sebuah paragraf
secara
bergantian.
- Guru dapat
membuat grup
kecil sesuai
dengan jumlah
kelompok.
- Guru
memberikan
pembimbingan
terkait tugas
tersebut.

5. Answering Penggunaan - Guru memanggil - Guru memanggil


(Menjawab Media salah satu nomor salah satu nomor
) kepala dari setiap pada kelompok,
kelompok. nomor yang
- Siswa yang dipanggil
dipanggil dipersilakan
mempresentasikan untuk membaca
hasil diskusi satu kalimat
kelompok. dalam paragraf
- Kemudian guru sesuai
memberikan kelompoknya
penilaian. masing-masing.
- Kemudian guru
memberikan
penilaian.
Kegiatan 6. Evaluasi - Peserta didik - Peserta didik
Penutup dengan bimbingan dengan
guru bimbingan guru
menyimpulkan menyimpulkan
pelajaran hari ini. pelajaran hari ini.
- Guru memberikan - Guru
penugasan. memberikan
- Guru menutup penugasan.
kegiatan - Guru menutup
pembelajaran kegiatan
dengan pembelajaran
membimbing dengan
peserta didik untuk membimbing
berdoa kemudian peserta didik
mengucapkan untuk berdoa
salam penutup. kemudian
mengucapkan
salam penutup.

Gambar 1 Buku Digital dengan tampilan Book Creator


Pada tahap pemberian nomor kepala, alternatif kegiatan di masa pandemi jika
pembelajaran dilaksanakan melalui zoom meeting atau google meet dapat dilakukan dengan
cara membagi nomor kepala sesuai dengan urutan absen, kemudian memberikan nama pada
setiap kelompok. Misal absen 1 sampai dengan 5 nama kelompok Mata. Kemudian dapat
dituliskan pada username di platform ( zoom / google meet ) Absen 1 dengan nama Mata
1_nama lengkap, absen 2 dengan nama Mata 2_nama lengkap, dan seterusnya. Tentunya
dalam proses pembelajaran daring ini perlu adanya pendampingan orang tua.
Kemudian untuk penugasan dalam kelompok jika pembelajaran dilaksanakan dengan
daring maka alternatif kegiatan yang dapat dilakukan guru adalah memberikan tugas kepada
kelompok terkait dengan membaca sebuah paragraf yang terdiri dari 3 sampai dengan 5
kalimat. Penyampaian materi tugas ini dapat dilaksanakan melalui WA Grup. Masing-
masing anak dalam kelompok menyiapkan diri ketika nanti dipanggil oleh guru untuk
membacakan satu kalimat dalam paragraf tersebut.
Masing-masing kelompok diberikan satu paragraf yang berbeda. Paragraf tersebut
nantinya ditampilkan pada media book creator dan ketika penilaian siswa dapat melihat pada
tampilan di book creator untuk dibacakan . Penilaian tetap bersifat individu.

Simpulan
Pengimplemantasian Budi Global dengan model NHT ini dipilih sebagai salah satu
alternatif mengatasi masalah membaca permulaan karena media ini merupakan media
pembelajaran berbasis audiovisual yang dapat membantu siswa dalam membaca kalimat.
Budi Global dengan model NHT dapat digunakan dalam pembelajaran daring maupun
luring.
Budi Global dengan model NHT tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan membaca siswa. Dengan Budi Global , proses pembelajaran lebih
efektif dan akan menjadikan peserta didik aktif. Cara guru menjelaskan juga lebih menarik
serta dapat dengan mudah dipahami peserta didik. Kolaborasi antara buku digital berbantuan
metode global yang disampaikan dengan model pembelajaran NHT diharapkan mampu
menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih efektif.

Daftar Pustaka
Andina, E. (2011) ‘Buku Digital dan Pengaturannya’, Jurnal Aspirasi, 2(2), p. 95.
doi: https://doi.org/10.22212/aspirasi.v2i1.429.
Asyhar, N. I. (2021) ‘Pengembangan Buku Digital Matematika Saintifik pada Materi
Persamaan Kuadrat’, 5(2), pp. 172–179.
Azhar Arsyad. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Budiarti, W. N. (2018) ‘Pengambangan Flash Card Untuk Meningkatkan
Keterampilan embaca Permulaan Dengan Metode SAS ( Struktural Analitik
Sintesis )’, Jurnal Tawadhu, 2, pp. 5–24. Available at:
https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/TWD/article/view/7.
Farida Rahim.(2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Febrianti, F. (2021) ‘Pengembangan Digital Book Berbasis Flip PDF Professional
untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa’, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, 4(2), pp. 102–115. doi:
http://dx.doi.org/10.33603/.v4i2.5354.
Gorghiu, L. M. et al. (2011) ‘The electronic book - A modern instrument used in
teachers’ training process’, Procedia Computer Science, 3, pp. 563–567. doi:
10.1016/j.procs.2010.12.093.
Haryadi.(2008). Retorika Membaca (model, metode, dan teknik). Semarang : Rumah
Indonesia
Hidayah, A. (2017) ‘Jurnal Penelitian dan Penalaran Pengembangan Model TIL (The
Information Literacy) Tipe the Big6 Dalam Proses Pembelajaran Sebagai
Upaya Menumbuhkan Budaya Literasi Di Sekolah’, Pena, 4, pp. 623–635.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pena/article/view/1365.
I.G.A.K. Wardani. (1995). Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Kartika Dewi, Syaiful Musaddat, N. K. D. (2020) ‘Pengaruh Metode Global
Berbantuan Media Roda Putar Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Kelas II SDN Beber’, Progres Pendidikan, 1(September), pp. 99–105.
KBBI, (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online
https://kbbi.web.id/baca , diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 )
Mullis, Ina V.S.,dkk. (2011). PIRLS 2011 International Results in Reading. TIMSS
dan PIRLS International Study Centre : USA.
Mulyaningsih, N. N. and Saraswati, D. L. (2017) ‘Penerapan Media Pembelajaran
Digital Book Dengan Kvisoft Flipbook Maker’, Jurnal Pendidikan Fisika,
5(1), p. 25. doi: 10.24127/jpf.v5i1.741.
OECD. (2018). PISA Result in Focus.
Putu, L. et al. (2017) ‘Pengaruh Metode Global Berbantuan Media Kartu Huruf
Terhadap Keterampilan Membaca Permulaan Kelas 1 SD’, e-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha, 5(2), pp. 1–9. Available at:
https://adoc.tips/pengaruh-metode-global-berbantuan-media-kartu-huruf-
terhadap.html.
Ramdania DR, Sutarno H & Waslaluddin. 2007. Penggunaan media flash flipbook
dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasiuntukmeningkatkan
hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan 1(1):1-6.
Ristanto, R. H. et al. (2020) ‘Digital Flipbook Imunopedia (DFI) A Development in
Immune System e-Learning Media’, International Journal of Interactive
Mobile Technologies, 14(19), pp. 140–162. doi: 10.3991/ijim.v14i19.16795.
Riyanto et al. (2020) ‘The new face of digital books in genetic learning: A
preliminary development study for students’ critical thinking’, International
Journal of Emerging Technologies in Learning, 15(10), pp. 175–190. doi:
10.3991/ijet.v15i10.14321.
Summaries, C. E. (2019) ‘What Students Know and Can Do’, PISA 2009 at a Glance,
I, pp. 15–25. doi: 10.1787/g222d18af-en.
Susanti, D., Sari, L. Y. and Fitriani, V. (2021) ‘Analysis Of Interactive Digital Books
Based On Project At Biological Learning And Strategy Learning Designs
Subject’, International Journal of Progressive Science and Technologies
(IJPSAT), 26, pp. 617–622.
TIM JPTEI FT UNY (2017) ‘Modul Pelatihan Pengembangan Buku Digital Dengan
Flipbook’, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, pp. 12–
26. http://staffnew.uny.ac.id/upload/198401312014042002/pengabdian/Modul
Pelatihan Flipbook.pdf.
Trianto (2011) Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Edited by Sumarni ME. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wachidah, K. (2018) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas Rendah.
UMSIDA PRESS.
https://press.umsida.ac.id/index.php/umsidapress/article/view/978-602-5914-
40-9/815.

Anda mungkin juga menyukai