Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No.

3 Desember 2018

Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis Permulaan


Berlandaskan Karakteristik Siswa

Dwi Yulianti1
Supriyadi2
Bambang Riadi3
Munaris4

Abstract: The purpose of this study is to develop preliminary reading and writing instructional media
for the first (1st) grade elementary school students. The method used in this study is the Research and
Development (R & D) approach. The results of the study were obtained from preliminary reading and
writing instructional books the first level, level 2 and level 3. Content validation test results obtained
mean rating 4.18, which means the instructional books content are very valid. Language validation test
results obtained 4.24 which means that the language of learning instructional books are very good.
Design validation results obtained 4.34, which means the instructional books design are very good. The
effectiveness data shown that preliminary reading and writing instructional book has mean of 40.75 at
3≤ R˂4, which means that the preliminary reading and writing instructional books categorized as very
effective in facilitating students to learn how to read and how to write at the beginning.

Keyword: Preliminary reading-writing, instructional media, development method


.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran baca tulis permulaan
untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Research and Development (R&D). Hasil penelitian diperoleh buku pembelajaran baca tulis
permulaan level 1, level 2 dn level 3. Hasil uji validasi isi diperoleh rerata penilaian 4.18, yang berarti
isi buku pembelajaran sangat valid. Hasil Uji validasi kebahasaan diperoleh 4.24 yang berarti
kebahasaan buku pembelajaran sangat baik. Hasil validasi desain diperoleh 4.34, yang berarti desain
buku pembelajaran sangat baik. Data keefektifan menunjukkan buku pembelajaran baca tulis
permulaan memiliki rerata 40.75 berada pada 3≤ R˂4, ini berarti buku pembelajaran baca tulis
permulaan dikategorikan sangat efektif untuk memfasilitasi siswa belajar baca tulis permulaan.

Kata kunci: baca-tulis permulaan, media pembelajaran, metode pengembangan

PENDAHULUAN grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang


dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
Pembelajaran baca dan tulis di sekolah
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
dasar merupakan pembelajaran yang
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
membutuhkan perhatian dari para pendidik. Hal
grafik itu (Tarigan dalam Taufina, 2017: 49).
ini disebabkan membaca adalah suatu proses
Kemampuan membaca merupakan kunci
interaksi memahami lambang bahasa melalui
keberhasilan (Adam, 1990; Honig, 1996; Snow,
berbagai strategi untuk memahami makna dari
Burn dan Griffin, 1998 dalam Wood dan
yang tertulis, melibatkan aktivitas visual, berpikir,
McLemore, 2001:1-8). Untuk itu pembelajaran
psikolinguistik, dan metakongnitif. Selain itu,
membaca merupakan hal yang penting.
membaca merupakan suatu proses penyandian
Pentingnya membelajarkan baca permulaan
kembali dan pembacaan sandi (Tarigan dalam
menjadi perhatian diberbagai negara. Elliott dan
Taufina, 2017:37). Adapun menulis adalah
Olliff (2008: 551-556) menyatakan
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
pengembangan keterampilan baca dan tulis
1
Dwi Yulianti, FKIP Unila, Jl Sumantri Brojonegoro 1 Gd Meneng, e-mail: safira_shodiq@yahoo.com
2
Supriyadi, FKIP Unila, Jl Sumantri Brojonegoro 1 Gd Meneng.
3 199
Bambang Riadi, FKIP Unila, Jl Sumantri Brojonegoro 1 Gd Meneng.
4
Munaris, FKIP Unila, Jl Sumantri Brojonegoro 1 Gd Meneng .
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

menjadi salah satu fokus untuk guru usia dini. dan meningkatkan hasil belajar membaca. Siswa
Niemi, et.al (2011) memperhatikan pembelajaran yang dibelajarkan dengan pembelajaran direct
baca dan berhitung kanak-kanak sampai kelas 1 mampu mencapai skor tertinggi secara signifikan
sekolah dasar. Oleh sebab itu, pembelajaran baca pada kinerja membaca dibandingkan dengan
dan tulis perlu dirancang semaksimal mungkin model yang lain. Menurut Morrison dan
agar dapat memfasilitasi perolehan belajar baca Premkumar (2014: 1-11) strategi pembelajaran
dan tulis secara maksimal. direct antara lain menyediakan orientasi untuk self
Membaca dan menulis dibedakan atas direct learning (SDL).
beberapa jenis keterampilan, antara lain Berdasarkan berbagai macam
keterampilan membaca dan menulis permulaan pembelajaran baca yang ada disimpulkan, setiap
(Taufina, 2017: 37-50). Membaca dan menulis metode memiliki keragaman pada fase-fase
permulaan merupakan program pembelajaran pembelajaran baca dan tulis tingkat permulaan.
yang diorientasikan pada kemampuan membaca Dari keragaman fase-fase pembelajaran setiap
dan menulis permulaan di sekolah dasar kelas metode, ada satu kesamaan dari seluruh metode,
awal (Rahmawati, 2017: 260). Ada banyak faktor yaitu semua metode pembelajaran berupaya untuk
yang memengaruhi perolehan belajar baca tulis memaksimalkan dan membantu pencapaian hasil
permulaan. Salah satu faktor yang berperan belajar baca dan tulis tingkat permulaan secara
penting adalah metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Dari keenam metode diatas,
diterapkan guru. umumnya guru menggunakan metode SAS, bunyi
Terdapat berbagai metode pembelajaran dan eja abjad untuk membelajarkan baca tulis
baca tingkat permulaan, yaitu 1) metode bunyi, 2) permulaan. Namun walaupun telah ada berbagai
metode eja abjad, 3) metode kupas rangkai suku metode pembelajaran baca tulis permulaan, guru
kata, 4) metode kata lembaga, 5) metode global tetap merasa kesulitan jika membelajarkan baca
dan 6) metode SAS (Taufina, 2017: 37), Jones, tulis permulaan berbasis tema. Ini artinya guru
Clark dan Reutzel (2013: 81-89) menyajikan membutuhkan bantuan untuk membelajarkan
model Enhanced Alphabet Knowledge (EAK), baca tulis permulaan berbasis tema.
Piasta dan Wagner (2010: 324-344) menyajikan Mengajar anak-anak untuk dapat
model multilevel digunakan untuk membaca dan menulis merupakan kegiatan yang
membelajarkan baca permulaan pada anak-anak sulit (Wrigth., dkk, 1993 dalam Sukartiningsih,
prasekolah. Adams & Engelmann, Kameenui & 2004: 52), apalagi untuk mengajar membaca
Carnine (dalam Kim & Axelrod, 2005: 214-235) menulis permulaan pada anak-anak usia kelas
menggagas pembelajaran direct, sebab awal yang masih berada pada usia bermain dan
pembelajaran direct dapat mengatasi keterbatasan belum memungkinkan mereka untuk dihadapkan
membaca dan berhitung siswa. Penelitian yang pada situasi belajar yang serius (Sukartiningsih,
dilakukan Crowe., et al (2009: 187-214). Kamps., 2004: 52). Hal senada menyatakan bahwa
et al. (2008: 101-114), Stockard (2010: 1-16), kegiatan membaca dan menulis merupakan
menyatakan pembelajaran direct dapat membantu kegiatan yang unik dan rumit sehingga seseorang

200
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

tidak dapat melakukan tanpa mempelajarinya, umumnya telah dibelajarkan di PAUD atau TK,
terutama anak usia sekolah dasar yang belum namun rerata 20% siswa masuk kelas 1 SD di
mengenal huruf atau kata-kata (Saonah, 2018: propinsi Lampung, tidak mengalami pendidikan
102). di tingkat sebelumnya yaitu TK atau PAUD,
Mendukung pernyataan bahwa sehingga mereka belum memiliki kemampuan
pembelajaran baca tulis permulaan merupakan baca tulis permulaan. Namun disisi lain 60%
kegiatan yang membutuhkan perhatian serius dari siswa telah memiliki kemampuan baca tulis
pendidik, hasil observasi pada guru SDN di permulaan sampai baca tulis huruf, suku kata,
kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, bahkan 20 % telah memiliki kemampuan
Persawaran, Lampung Timur, Tanggamus. Hasil membunyikan dan menulis kata. Fakta ini
observasi menunjukkan guru merasa kesulitan menunjukkan keragaman kemampuan awal baca
untuk membelajarkan baca tulis permulaan tulis permulaan siswa kelas 1 sekolah dasar.
dengan metode yang ada jika harus mengaitkan Berdasarkan kajian terhadap (1) tujuan
pembelajaran dengan tema-tema yang ada dalam pembelajaran baca tulis permulaan, dan (2)
kurikulum 2013. Hal ini mendukung hasil kesulitan guru pada pembelajaran baca tulis
penelitian (Artapati dan Budiningsih, 2017: 185- permulaan jika pembelajaran baca tulis permulaan
200) menyatakan hambatan guru melaksanakan dijadikan bagian dari pembelajaran berbasis tema
kurikulum 2013 antara lain jumlah materi yang ada dalam kurikulum 2013. Untuk itu guru
pembelajaran yang banyak namun tidak sesuai berpendapat, pembelajaran baca tulis tingkat
dengan alokasi waktu yang disediakan. Lebih permulaan di SD sebaiknya belum berbasis tema-
lanjut hasil observasi mengungkapkan bahwa tema, tapi baru mengenalkan simbol-simbol
guru berpendapat, membelajarkan baca dan tulis huruf. Lebih lanjut guru berpendapat,
sebaiknya belum dikaitkan dengan tema-tema. pembelajaran yang biasa diterapkan dengan
Pendapat tersebut didasari bahwa kemampuan metode yang ada, diakui mampu memfasilitasi
membaca permulaan lebih diorientasikan pada siswa belajar baca tulis permulaan, tetapi sulit
kemampuan membaca tingkat dasar yakni diterapkan jika pembelajaran baca tulis permulaan
kemampuan melafalkan lambang bunyi bahasa dijadikan bagian dari pembelajaran berbasis tema.
tulis (Rahmawati, 2017: 260). Oleh sebab itu Selanjutnya guru menjelaskan, jika
pembelajaran baca tulis permulaan sebaiknya pembelajaran baca tulis merupakan bagian
dipusatkan dahulu pada tujuan pembelajaran baca pembelajaran berbasis tema-tema maka
tulis permulaan, belum dikaitkan dengan tema- pembelajaran dan perhatian siswa menjadi
tema. terbagi-bagi untuk pembelajaran yang lain. Pada
Pembelajaran baca tulis permulaan pembelajaran berbasis tema, pembelajaran baca
diorientasikan pada kemampuan membaca dan tulis permulaan belum selesai, siswa telah
menulis tingkat dasar yakni kemampuan dialihkan pada pembelajaran ilmu yang lain.
mengenal huruf dan kemampuan menulis Sebaiknya pembelajaran dilakukan dengan
mekanik (Halimah, 2014: 199). Kemampuan ini tahapan siswa terlebih dahulu mampu membaca

201
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

dan menulis permulaan, lalu setelah itu membelajarkan baca tulis permulaan di SD kelas
dilanjutkan dengan pembelajaran ilmu yang lain rendah. Salah satu solusi yang dapat dilakukan
menggunakan tema-tema. Tema-tema adalah dengan mengembangkan media
pembelajaran mulai digunakan setelah siswa pembelajaran baca tulis permulaan berbasis tema-
dapat membaca dan menulis kata. Kelemahan tema yang ada dalam kurikulum 2013.
pembelajaran baca tulis permulaan berbasis tema Pertanyaannya, bagaimana media pembelajaran
menyebabkan sistem pemrosesan informasi baca yang dapat memenuhi tujuan tersebut? Jawaban
tulis permulaan dalam struktur kognitif siswa pertanyaan ini dapat dilihat dari kajian taksonomi
menjadi tidak maksimal. Ini artinya saat variabel belajar, teori belajar dan karakteristik
pembelajaran baca tulis permulaan, sistem yang siswa.
terlibat dalam pemrosesan informasi perlu Hasil belajar dipengaruhi variabel metode
dipusatkan terlebih dahulu pada belajar baca tulis dan variabel kondisi (Degeng, 1989: 13).
permulaan, setelah siswa memiliki kemampuan Mendukung pernyataan ini, hasil penelitian yang
baca tulis permulaan kata, pembelajaran baru dilakukan oleh Dumford, Cogswll dan Miller
dikaitkan dengan tema-tema yang ada. (2016: 72-88) menunjukkan strategi pembelajaran
Beberapa kesulitan yang dialami guru terbukti menjadi bagian penting dari kesuksesan
pada pembelajaran baca tulis permulaan, yaitu di kelas. Hal yang sama berlaku juga untuk
kesulitan (1) pengenalan simbol. (2) penghapalan pembelajaran baca permulaan. Penelitian yang
simbol, pada penghapalan simbol huruf siswa dilakukan Karimhanlooei dan Seifiniya (2015:
cenderung lupa dengan simbol-simbol yang telah 769-777) menyatakan model pembelajaran dapat
dipelajari, ketika mereka belajar simbol huruf mempengaruhi tingkat pembelajaran bahasa
yang lain, (3) merangkai suku kata dan kemudian kedua dan asing. Ulum (2015: 225-229)
kata-kata. (4) mengelola waktu pembelajaran menyatakan penggunaan model pembelajaran
sebab pembelajaran dengan tema yang ada, kontekstual berpengaruh terhadap prestasi belajar
beberapa KD pembelajaran mesti dicapai pada bahasa Indonesia materi membaca permulaan
waktu yang telah ditetapkan. Sementara anak berkesulitan belajar membaca. Ini artinya
membelajarkan baca tulis permulaan untuk meningkatkan hasil belajar perlu
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diperhatikan pemilihan dan penerapan model
sampai pada tujuan pembelajaran baca tulis pembelajaran yang tepat. Makna model
permulaan. (5) mengelola pembelajaran baca tulis pembelajaran yang tepat adalah pembelajaran
berbasis tema untuk mencapai hasil belajar yang yang sesuai dengan kondisi yang ada.
diharapkan. Variabel kondisi mencakup antara lain
Masalah kesulitan pembelajaran baca dan ketersediaan media pembelajaran. Media
tulis tingkat permulaan pada siswa SD kelas pembelajaran baca tulis permulaan telah
rendah mengacu pada kurikulum 2013, tidak bisa disediakan oleh pemerintah. Media pembelajaran
dibiarkan begitu saja. Artinya perlu dicarikan tersebut berupa buku-buku pembelajaran untuk
solusi untuk mengatasi kesulitan guru guru dan buku siswa berbasis pada tema-tema

202
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

yang ada dalam kurikulum 2013. Buku guru dan dapat ditinjau dari teori belajar. Ada banyak teori
buku siswa memiliki keunggulan dan kelemahan. belajar antara lain teori behavioristik,
Keunggulan media pembelajaran tersebut adalah konstruktivistik dan pemrosesan informasi.
telah memfasilitasi siswa belajar berbasis tema. Teori belajar behavioristik menyatakan
Adapun salah satu kelemahan buku guru dan hasil belajar sangat ditentukan dari bagaimana
siswa untuk membelajarkan baca dan tulis stimulus yang disajikan dari seorang guru
permulaan adalah, tidak ada panduan yang dapat sehingga menghasilkan respon dari siswa. Jika
dijadikan sumber informasi, bagaimana cara respon yang diharapkan dari siswa adalah siswa
pembelajaran baca tulis sesuai dengan mampu menghapal, membedakan lalu dilanjutkan
karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran baca dengan mampu menulis dan kemudian membaca
tulis permulaan berbasis tema. suku kata dan lalu kata, maka pembelajaran perlu
Karakteristik siswa SD kelas rendah memulainya dengan merancang stimulus untuk
adalah mereka masih berada pada kemampuan memfasilitasi tercapainya tujuan belajar yang
berpikir konkret. Sementara membaca dan dimaksudkan. Stimulus seperti apa yang
menulis melibatkan simbol-simbol. Simbol- berpeluang besar mencapai tujuan yang
simbol merupakan sesuatu yang abstrak. Oleh dimaksudkan untuk belajar baca tulis permulaan,
sebab itu pembelajaran baca, tulis permulaan jawaban atas pertanyaan ini dapat dilihat dari teori
perlu mengaitkan pembelajaran baca dan tulis pemrosesan informasi.
terutama pada pengenalan dengan hal-hal yang Teori pemrosesan informasi menyatakan,
dekat dengan keseharian siswa. Hal-hal yang semakin banyak indra dilibatkan saat menangkap
dikenal siswa biasanya yang terkait dengan informasi maka peluang informasi untuk
keseharian mereka. diteruskan dalam memeori jangka pendek dan
Keseharian siswa pada pembelajaran diteruskan dalam memori jangka panjang,
mengacu kurikulum 2013 tertuang dalam tema- selanjutnya untuk disimpan dalam memori jangka
tema pembelajaran. Ini artinya, solusi mengatasi panjang, akan semakin besar. Ini artinya media
kesulitan pembelajaran baca tulis permulaan pembelajaran baca tulis permulaan berbasis tema
mengacu pada kurikulum 2013, dapat diatasi perlu dirancang untuk memfasilitasi siswa belajar
dengan mengembangkan media pembelajaran baca tulis melalui sesuatu yang dilihat, didengar,
baca tulis berbasis tema-tema yang telah dilakukan dan dirasakan.
ditetapkan. Media pembelajaran yang dimaksud Teori konstruktif senada dengan teori
sebaiknya dikembangkan dengan fase-fase pemrosesan informasi tentang upaya
pembelajaran yang memaksimalkan terjadinya memaksimalkan hasil belajar melalui pelibatan
pemrosesan informasi. Bagaimana fase-fase indra siswa secara maksimal. Teori belajar
pembelajaran yang berpeluang untuk mencapai konstruktif menyatakan, jika belajar melalui mata
maksud membelajarkan baca tulis permulaan maka siswa akan lupa, jika melibatkan mata dan
berbasis tema, sesuai dengan karakteristik siswa telinga siswa akan paham, namun jika melibatkan
dan tujuan pembelajaran? Jawaban pertanyaan ini seluruh indra siswa maka siswa akan memahami.

203
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

Ini artinya media pembelajaran yang dibutuhkan Tujuan dan manfaat penelitian dicapai dengan
siswa untuk belajar baca tulis tingkat permulaan mengembangkan media pembelajaran yang
adalah media yang memfasilitasi belajar baca sesuai dengan kondisi yang ada. Pengembangan
melalui sesuatu yang dilihat, didengar, dilakukan media pembelajaran diawali dengan menganalisis
dan dirasakan. kondisi yang ada. Berdasarkan kondisi yang telah
Kajian terhadap teori belajar untuk teridentifikasi tersebut, proses desain media
membelajarkan baca tulis permulaan, pembelajaran dilakukan. Produk media yang
disimpulkan fase-fase pembelajaran untuk diperoleh berupa buku pembelajaran yang
membelajarkan baca tulis tingkat permulaan didesain dengan teknik permainan dan
berbasis tema, sesuai dengan karakteristik siswa mengangkat tema-tema muatan local dan konkret.
dan tujuan pembelajaran baca tulis permulaan Tahapan sajian buku hasil pengembangan yang
meliputi (1) pengenalan, (2) penghapalan, (3) memenuhi maksud ini terdiri dari (1) pengenalan,
penulisan dan (4) penguatan. Fase-fase (2) penghapalan, (3) penulisan dan (4) penguatan.
pembelajaran tersebut memfasilitasi siswa untuk
METODE PENELITIAN
belajar mengenal, menghapal, membedakan
huruf, menyebutkan, menuliskan, merangkai suku Penelitian ini merupakan penelitian
kata dan lalu kata sederhana. pengembangan dengan prosedur pengembangan
Berdasarkan landasan teoritis, kebutuhan, dibagi dalam lima tahapan. Produk yang
karakteristik siswa dan landasan empiris terhadap dihasilkan pada penelitian ini adalah media
belajar dan pembelajaran baca dan tulis pembelajaran baca tulis permulaan untuk SD
dirumuskan masalah, (1) bagaimana media kelas rendah. Tahapan penelitian sebagai berikut.
pembelajaran baca tulis tingkat permulaan untuk Tahap pertama, analisis kebutuhan
siswa SD kelas rendah mengacu pada kurikulum siswa dan guru. Analisis kebutuhan dilakukan
2013 dan sesuai dengan tingkat perkembangan untuk mengetahui kesulitan dan masalah yang
intelektual siswa, (2) bagaimana efektifitas dihadapi guru dan siswa pada pembelajaran baca,
pembelajaran baca tulis permulaan menggunakan tulis tingkat permulaan. Data kebutuhan siswa dan
media pembelajaran yang mengacu pada guru diperoleh dari lembar angket dan
kurikulum 2013 dan sesuai dengan tingkat wawancara. Beradasarkan hasil wawancara dan
perkembangan intelektual siswa. Tujuan isian angket diketahui guru membutuhkan media
penelitian ini adalah menghasilkan media pembelajaran untuk membelajarkan baca tulis
pembelajaran baca tulis permulaan yang sesuai permulaan berbasis tema dan sesuai dengan
dengan karakteristik siswa SD kelas rendah. karakteristik siswa SD kelas rendah.
Manfaat hasil penelitian adalah membantu guru Tahap kedua, Perumusan kisi-kisi
memfasilitasi belajar baca tulis permulaan yang kebutuhan berdasarkan kajian teoritis, guru dan
sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah. siswa. Rumusan kisi-kisi kebutuhan adalah guru
membutuhkan media pembelajaran yang dapat
membantu guru mengatasi kesulitan (1)

204
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

pengenalan simbol, (2) menghapal simbol, (3) Desain uji lapangan menggunakan satu
merangkai suku kata dan kemudian kata-kata, (4) kelompok pretes dan postes. Data dianalisis
mengelola waktu pembelajaran sebab dengan menghitung peningkatan hasil belajar dari
pembelajaran dengan tema yang ada, dan (5) pretes dan postes. Berdasarkan data hasil
mengelola pembelajaran baca tulis berbasis tema peningkatan hasil belajar tersebut, guru diminta
untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. memberikan evaluasi terhadap peningkatan hasil
Tahap ketiga, proses pengembang media belajar siswa, evaluasi dilakukan dengan mengisi
pembelajaran. Tahap ini dilakukan dalam lima instrumen keefektifan pembelajaran. Dengan kata
langkah proses pengembangan yaitu (1) lain, tingkat efektifitas diperoleh berdasarsarkan
mengidentifikasi dan menganalisis tujuan pendapat guru SD kelas 1 setelah mereka
pembelajaran, (2) merumuskan tujuan mengetahui peningkatakan hasil belajar siswa.
pembelajaran, (3) identifikasi karakteristik siswa, Subyek Penelitian
(4) mengelola dan mengorganisir pembelajaran Penelitian dilakukan di propinsi Lampung
sesuai tema, (5) mengembangkan strategi dengan subyek penelitian terdiri dari subyek
pembelajaran baca tulis tingkat permulaan. analisis kebutuhan dan subyek uji coba. Subyek
Tahap keempat penyusunan dan penelitian adalah, 1) subyek analisis kebutuhan
penulisan media pembelajaran Tahap ini adalah siswa dan guru kelas satu SDN di propinsi
merupakan tahap penyusunan dan penulisan Lampung, 2) subyek uji ahli pembelajaran adalah
media pembelajaran. media pembelajaran disusun dosen rancangan pembelajaran minimal bergelar
mengacu pada bahan yang diperoleh dari langkah doctor, 3) subyek uji ahli isi adalag dosen
pengembangan (tahap 1, 2 dan 3 diatas). pendidikan bahasa Indonesia dan dosen PGSD
Tahap kelima, validasi dan revisi, minimal bergelar doktor, 4) subyek uji perorangan
setelah dihasilkan media pembelajaran tahap adalah guru kelas 1 sekolah dasar, 5) subyek uji
berikutnya melalukan validasi. Validasi dilakukan coba kelompok kecil adalah siswa sebanyak
untuk menghasilkan produk yang layak untuk masing-masing 10 orang yang diambil dari empat
digunakan. Validasi mencakup validasi ahli dan SDN dari setiap kabupaten/kota, dan 6) subyek uji
uji coba lapangan untuk mengetahui keefektifan lapangan adalah siswa kelas I sekolah dasar dari
pembelajaran baca tulis menggunakan media setiap sampel kabupaten/kota. Untuk
yang dikembangkan. Setelah kegiatan lima memperjelas penjelasan prosedur penelitian,
dilakukan, diperoleh produk yang telah memenuhi disajikan gambar berikut ini.
syarat dari aspek validasi ahli dan hasil uji coba
lapangan. Hasil pengembangan menunjukkan
produk layak untuk digunakan. Desain uji coba
lapangan sebagai berikut.

Pretes Variabel Bebas Postes


Y1 X Y2

205
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

1. Menganalisis Kebutuhan

2. Merumuskan kisi-kisi kebutuhan pembelajaran


baca, tulis permulaan sesuai karakteristik siswa

3. Mengembangkan media pembelajaran baca tulis permulaan

Merumuskan tujuan
Mengidentifikasi dan pembelajaran
menganalisis tujuan 3.
pembelajaran Mengelola Mengembang
Mengidentifikasi pembelajaran sesuai kan strategi
karakteristik siswa
1. Menganalisis tema
kebutuhan pembelajaran

4. Menyusun dan menulis media pembelajaran

5. Uji validasi dan kefektifan media pembelajaran

Produk

Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan beberapa kabupaten/kota Pesawaran, Lampung Timur,


instrumen yaitu instrumen untuk (1) mengungkap Tanggamus, dan Pringsewu.
data kebutuhan siswa dan guru, (2) validasi ahli Metode yang digunakan untuk
isi, (3) validasi ahli desain, (4) validasi ahli mengumpulkan data penelitian yaitu metode 1)
kebahasaan, dan (5) instrument pretes, postes dan check list, digunakan untuk mendapatkan data
angket untuk mengetahui keefektifan media validasi isi, kebahasaan, desain media
pembelajaran. Data kebutuhan diperoleh dari pembelajaran, keefektifan media pembelajaran, 2)
siswa dan guru SDN Lampung Timur, Lampung wawancara digunakan untuk mendapatkan data
Selatan, Tanggamus, Pesawaran, Pringsewu, kebutuhan siswa dan guru, 3) pengamatan
Lampung Tengah, kota Bandar Lampung dan digunakan untuk mendapatkan data keefektifan
Metro. Data validasi isi, diperoleh dari dosen pembelajaran menggunakan media hasil
PGSD bergelar doktor dan guru kelas 1 di SDN. pengembangan.
Data validasi kebahasaan diperoleh dari dosen
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
bahasa Indonesia bergelar doktor dan guru kelas 1
di SDN. Data validasi desain diperoleh dari dosen Hasil penelitian
IP bergelar doktor dan guru kelas 1 di SDN. Data Hasil wawancara dengan guru dan siswa
keefektifan diperoleh dari guru dan hasil diperoleh data kebutuhan guru dan siswa (1) guru
pengamatan belajar siswa kelas 1 di SDN

206
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

membutuhkan cara pengenalan simbol yang tidak nama-nama anggota tubuh pada siswa.
mudah dilupakan siswa, (2) cara mengingat Pengenalan dilakukan menggunakan teknik
simbol yang tidak mudah dilupakan, (3) cara bernyanyi dilanjutkan dengan kegiatan
membedakan simbol yang tidak mudah dilupakan, menunjukkan anggota tubuh yang disebutkan
(4) cara membunyikan simbol yang tidak mudah dilagu, atau menggunakan kartu bergambar.
dilupakan, (5) cara menulis simbol yang tidak Kemudian siswa diminta untuk menunjukkan dan
mudah dilupakan. Ini berarti guru dan siswa menyebutkan nama-nama anggota tubuh mereka.
membutuhkan (1) media yang dapat memfasilitasi Inti dari kegiatan pengenalan adalah mengenalkan
siswa belajar dengan keberagaman kemampuan siswa dengan lambang atau simbol dan bunyi dari
awal baca tulis permulaan, (2) guru membutuhkan huruf, suku kata atau kata.
media pembelajaran yang dapat mengarahkan Pembunyian
guru untuk membelajarkan siswa sesuai dengan Penghapalan baca tulis tingkat permulaan
karakteristik anak yang masih senang bermain, (3) merupakan fase pembelajaran yang memfasilitasi
siswa membutuhkan media belajar yang sesuai siswa untuk mampu mengingat dan membedakan
dengan karakteristik mereka senang bermain. simbol atau lambang dan bunyi huruf atau suku
Berdasarkan kebutuhan siswa dan guru kata atau kata. Pada tahap ini, media pembelajaran
dan landasan kajian teori-teori belajar dan berisi pengarahan pada guru untuk mengenalkan
karakteristik siswa, dikembangkan media dan meminta siswa menghapal huruf, suku kata
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik atau kata melalui nama anggota tubuh yang
siswa. Media pembelajaran yang dihasilkan disebutkan kepada siswa. Penghapalan dapat
berupa buku pembelajaran baca tulis tingkat dilakukan dengan berbagai teknik atau taktik yang
permulaan hasil pengembangan memfasilitasi sesuai dengan karakteristik siswa. Inti dari
siswa belajar dengan fase-fase pembelajaran penghapalan adalah menguatkan memori siswa
sebagai berikut. pada huruf, suku kata atau kata yang sedang
dibelajarkan.
Pengenalan
Penulisan
Pengenalan baca tulis tingkat permulaan
Pada tahap ini guru mengarahkan, melatih
melalui tema merupakan kegiatan yang
dan membimbing siswa menulis simbol dari
memfasilitasi siswa untuk mengenal simbol dan
huruf, suku kata atau kata. Teknik atau taktik
bunyi huruf, suku kata dan kata melalui tema-
penulisan dapat disesuai dengan karakteristik
tema yang ada. Pada tahap ini, media
siswa dan kondisi yang ada. Salah satu teknik
pembelajaran berisi pengarahkan pada guru guna
yang digunakan adalah dengan tahapan melatih
mengenalkan huruf, suku kata atau kata yang
siswa menulis huruf di udara, lalu di papan tulis.
membangun tema-tema. Kegiatan pengenalan
Secara bergilir seluruh siswa diminta menulis
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
huruf dipapan tulis diiringi dengan menyebutkan
teknik atau taktik pembelajaran, misalnya tema
huruf. Setelah seluruh siswa mendapat bimbingan
anggota tubuh mencakup pengenalan melalui
dan kesempatan menulis dipapan tulis, tahap

207
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

berikutnya adalah, guru melatih dan membimbing dan memiliki keefektifan yang berada pada
siswa menulis dilembar kegiatan peserta didik. kategori baik. Untuk itu produk pengembangan
Penguatan berupa media pembelajaran baca tulis permulaan
Penguatan merupakan kegiatan yang dilakukan berbagai uji validitas dan penilaian
berguna untuk meningkatkan kemampuan keefektifan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
memori menyimpan dan mengeluarkan kembali media pembelajaran baca tulis permulaan sesuai
informasi yang telah disimpan didalam memori. dengan karakteristik siswa memiliki validitas isi
Penguatan dapat dilakukan dengan berbagai sangat valid, validitas desain sangat baik dan
teknik atau taktik, salah satunya adalah dengan validitas kebahasaan sangat baik. Berikut data
pengulangan yang dilakukan berkali-kali. hasil validasi isi, kebahasaan, desain dan
Kegiatan pengulangan dapat dimulai sejak keefektifan media pembelajaran baca tulis
penegenalan atau pembunyian, atau penulisan. permulaan sesuai dengan karakteristik siswa kelas
Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa. 1 SD.

Produk pengembangan akan layak digunakan jika


memiliki tingkat validitas isi, kebahasaan, desain

Tabel 1. Penilaian Validasi Isi Buku Pembelajaran Baca Tulis Permulaan


No Indikator Butir Penilaian Rerata Kategori
Penilaian Penilaian
1. Kesesuaian materi 1) Kelengkapan materi 4.2 Sangat valid
dengan tujuan 2) Keluasan Materi 4.2 Sangat valid
pembelajaran 3) Kedalaman materi 4.2 Sangat valid
2. Keakuratan Materi 4) Keakuratan konsep dan definisi 4.2 Sangat valid
5) Keakuratan data dan fakta 4.2 Sangat valid
6) Keakuratan contoh dan kasus 4.2 Sangat valid
7) Keakuratan gambar, diagram, dan 4.2 Sangat valid
ilustrasi
8) Keakuratan istilah-istilah 4.2 Sangat valid
3. Kemutakhiran 9) Gambar, diagram dan ilustrasi 4.2 Sangat valid
Materi dalam kehidupan sehari-hari
10) Menggunakan contoh dan kasus 4.2 Sangat valid
yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari
Total Rerata 4.18 Sangat valid

Berdasarkan data uji validasi isi diberikan validator adalah 4.2, ini berarti pada
diketahui, (1) kelengkapan materi, rerata penilaian bagian ini buku dikategorikan sangat valid. (4)
yang diberikan validator adalah 4.2. Ini berarti Konsep dan definisi yang digunakan, rerata
pada bagian ini buku dikategorikan sangat valid. penilaian yang diberikan validator adalah 4.6, ini
(2) Keluasan materi, rerata penilaian yang berarti pada bagian ini buku dikategorikan sangat
diberikan validator adalah 4.2. Ini berarti pada valid. (5) Data dan fakta yang digunakan, rerata
bagian ini buku dikategorikan sangat valid. (3) penilaian yang diberikan validator adalah 4.2. Ini
Kedalaman materi, rerata penilaian yang berarti pada bagian ini buku dikategorikan valid.

208
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

(6) Contoh dan kasus yang digunakan, rerata 4.2. Ini berarti pada bagian ini buku dikategorikan
penilaian yang diberikan validator adalah 4.2. Ini sangat valid. Total rerata hasil validasi isi
berarti pada bagian ini buku dikategorikan sangat diperoleh 4.18 berada antara 4 ≤ V ˂ 5, dengan
valid. (7) Gambar, diagram dan ilustrasi yang kriteria sangat valid. Berdasarkan data ini
digunakan, rerata penilaian yang diberikan disumpulkan bahwa buku pembelajaran baca tulis
validator adalah 4.2. Ini berarti pada bagian ini permulaan memiliki isi untuk membelajarkan
buku dikategorikan sangat valid. 8) Istilah yang baca tulis permulaan sesuai dengan tema dengan
digunakan, rerata penilaian yang diberikan kategori sangat valid.
validator adalah 4.2. Ini berarti pada bagian ini Data hasil validasi kebahasaan sebagai
buku dikategorikan sangat valid. 9) Gambar, berikut. Validasi ahli bahasa dilakukan oleh
diagram dan ilustrasi yang digunakan, rerata validator guru SDN yang bergelar Magister Guru
penilaian yang diberikan validator adalah 4.2. Ini Sekolah Dasar, dan dosen pendidikan bahasa
berarti pada bagian ini buku dikategorikan sangat Indonesia bergelar doktor. Hasil validasi bahasa
valid. 10) Contoh dan kasus yang digunakan, dan revisi yang telah dilakukan adalah sebagai
rerata penilaian yang diberikan validator adalah berikut.

Tabel 2. Penilaian Validasi Kebahasaan Buku Pembelajaran Baca Tulis Permulaan


No Indikator Butir Penilaian Rerata Kategori
Penilaian
1. Lugas 1) Ketepatan struktur kalimat 4.2 Sangat baik
2) Keefektifan kalimat. 4.2 Sangat baik
3) Kebakuan istilah. 4.3 Sangat baik
2. Komunikatif 4) Pemahaman terhadap pesan atau 4.3 Sangat baik
informasi.
3. Dialogis dan 5) Kemampuan menyampaikan pesan 4.1 Sangat baik
Interaktif atau informasi.
4. Kesesuaian 6) Ketepatan tata bahasa. 4.3 Sangat baik
dengan
Kaidah 7) Ketepatan ejaan. 4.3 Sangat baik
Bahasa

Berdasarkan data uji validasi kebahasaan (4) Pemahaman terhadap pesan atau informasi,
buku pembelajaran level 1 diketahui, (1) rerata penilaian yang diberikan validator adalah
ketepatan struktur kalimat, rerata penilaian yang 4.3. Ini berarti pada bagian ini buku dikategorikan
diberikan validator adalah 4.2. Ini berarti pada sangat baik. (5) Kemampuan menyampaikan
bagian ini buku dikategorikan sangat baik. (2) pesan atau informasi, rerata penilaian yang
Keefektifan kalimat, rerata penilaian yang diberikan validator adalah 4.1. Ini berarti pada
diberikan validator adalah 4.2. Ini berarti pada bagian ini buku pembelajaran dikategorikan
bagian ini buku dikategorikan sangat baik. (3) sangat baik. (6) Ketepatan tatabahasa, rerata
Kebakuan istilah yang digunakan, rerata penilaian penilaian yang diberikan validator adalah 4.2. Ini
yang diberikan validator adalah 4.3. Ini berarti berarti pada bagian ini media pembelajaran
pada bagian ini buku dikategorikan sangat baik. dikategorikan sangat baik. (7) Ketepatan ejaan

209
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

yang digunakan, rerata penilaian yang diberikan Buku pembelajaran baca tulis permulaan
validator adalah 4.3. Ini berarti pada bagian ini yang sesuai dengan karakteristik siswa, dilakukan
media pembelajaran dikategorikan sangat baik. validasi desain. Validator desain adalah guru SDN
Total rerata penilaian validator bahasa untuk buku yang bergelar Magister Pendidikan Guru Sekolah
pembelajaran adalah 4.24, penilaian ini berada Dasar dan dosen Teknologi pendidikan bergelar
antara 4 ≤ V ˂ 5. Ini artinya kebahasaan dari buku doktor. Hasil validasi desain diperoleh data
pembelajaran berada pada kategori sangat baik. sebagai berikut.

Tabel 3. Penilaian Validasi Desain Buku Pembelajaran Baca Tulis Permulaan


No Indikator Butir Penilaian Rerata Kategori
Penilaian
1. Ukuran buku 1) Kesesuaian ukuran kertas dengan cover 4.2 Sangat baik
dan materi isi.
2. Desain 2) Penampilan unsur tata letak pada sampul 4.2 Sangat baik
Sampul muka, belakang dan punggung secara
(Cover) harmonis memiliki irama dan kesatuan
serta konsisten.
3) Warna unsur tata letak harmonis 4.2 Sangat baik
dan memperjelas fungsi
4) Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca:
a. Ukuran huruf judul buku lebih 4.6 Sangat baik
dominan dan proporsional
dibandingkan ukuran nama pengarang.
b. Warna judul buku kontras dengan 4.6 Sangat baik
warna latar belakang
c. Tidak menggunakan terlalu banyak 4.2 Sangat baik
kombinasi huruf
5) Ilustrasi sampul buku
a. Bentuk, warna, ukuran, proporsi 4.6 Sangat baik
obyek sesuai realita.
b. Menggambarkan isi/materi ajar dan 4.2 Sangat baik
mengungkapkan karakter obyek.
Desain Isi 6) Konsistensi tata letak
buku a. Penempatan unsur tata letak konsisten 4.2 Sangat baik
berdasarkan pola
b. Pemisahan antar paragrap jelas 4.2 Sangat baik
7) Unsur tata letak harmonis
a. Bidang cetak dan marjin proporsional 4.6 Sangat baik

b. Spasi antar teks dan ilustrasi sesuai 4.6 Sangat baik


8) Unsur tata letak lengkap
a. Judul kegiatan belajar, subjudul 4.2 Sangat baik
kegiatan belajar, dan angka halaman.
b. Ilustrasi dan keterangan gambar 4.2 Sangat baik
9) Tata letak mempercepat halaman
a. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai 4.6 Sangat baik
latar belakang tidak mengganggu
judul, teks, angka halaman
b. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, 4.2 Sangat baik
dan keterangan gambar tidak
mengganggu pemahaman
10) Tipografi isi buku sederhana
a. Tidak menggunakan terlalu banyak 4.6 Sangat baik
jenis huruf

210
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

No Indikator Butir Penilaian Rerata Kategori


Penilaian
b. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, 4.6 Sangat baik
all capital, small capital) tidak
berlebihan
c. Lebar susunan teks normal 4.6 Sangat baik
d. Spasi antar baris susunan teks normal 4.6 Sangat baik
e. Spasi antar huruf normal 4.6 Sangat baik
11) Topografi isi buku memudahkan pemahaman
a. Jenjang judul-judul jelas, konsisten 4.2 Sangat baik
dan proporsional
b. Tanda potongan kata 4.2 Sangat baik
12) Ilustrasi isi
a. Mampu mengungkap makna/arti dari 4.2 Sangat baik
ojek
b. Bentuk akurat dan proporsional 4.6 Sangat baik
sesuai dengan kenyataan
c. Kreatif dan dinamis 4.2 Sangat baik
Total Rerata Penilaian 4.34 Sangat baik

Data hasil validasi desain menunjukkan pembelajaran dikategorikan sangat baik, (7) unsur
bahwa pada aspek (1) kesesuaian ukuran kertas tata letak harmonis rerata penilaian 4.2 yang
dengan cover dan materi isi, (2) penampilan unsur berarti pada aspek unsur keharmonisan tata letak,
tata letak pada sampul muka, belakang dan buku pembelajaran dikategorikan memiliki unsur
punggung secara harmonis memiliki irama dan tata letak yang sangat harmonis, (8) kelengkapan
kesatuan serta konsisten, (3) warna unsur tata tata letak, rerata penilaian 4.2 yang berarti pada
letak harmonis dan memperjelas fungsi aspek unsur tata letak, buku pembelajaran
menunjukkan pada masing-masing aspek, rerata dikategorikan memiliki unsur tata letak yang
penilaian 4.2 yang berarti (1) ukuran kertas sangat lengkap, (9) tata letak mempercepat
dengan cover dan materi isi sangat sesuai, (2) halaman rerata penilaian 4.2 dan 4.6 yang berarti
penampilan unsur tata letak pada sampul muka, pada aspek unsur tata letak buku pembelajaran
belakang dan punggung sangat harmonis dikategorikan memiliki unsur tata letak yang
memiliki irama dan kesatuan serta konsisten, (3) sangat mempercepat halaman. Hasil validasi
warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas desain buku pembelajaran baca tulis permulaan
fungsi ini desain media pembelajaran diperoleh total rerata 4.34, ini menunjukkan buku
dikategorikan sangat baik, (4) huruf yang pembelajaran baca tulis permulaan telah memiliki
digunakan menarik dan mudah dibaca, rerata desain dengan kategori sangat valid, dengan kata
penilaian 4.6 dan 4.2 yang berarti pada aspek ini lain buku pembelajaran baca tulis permulaan
kemenarikan dan kemudahan huruf dibaca sangat memiliki desain yang sangat baik.
baik, (5) ilustrasi sampul buku, rerata penilaian Untuk mengetahui keefektifan
4.6 dan 4.2 yang berarti pada aspek ilustrasi pembelajaran menggunakan buku pembelajaran
sampul buku dikategorikan sangat baik, (6) hasil pengembangan, dilakukan pengamatan.
konsistensi tata letak, rerata penilaian 4.2 yang Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data
berarti pada aspek konsistensi tata letak, buku sebagai berikut.

211
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

Tabel 4. Data Keefektifan Buku Pembelajaran Pembahasan


Baca Tulis Permulaan
Produk buku pembelajaran baca tulis
No Aspek yang Diamati Rerata Kategori
1. Media pembelajaran 4.2 Sangat permulaan sesuai dengan karakteristik siswa
membangkitkan baik memiliki tingkat validitas isi, kebahasaan dan
semangat siswa
untuk belajar desain dengan kategori yang sangat baik. Ini
2. Media pembelajaran 4.6 Sangat
mengarahkan siswa baik
menunjukkan buku pembelajaran layak
secara bertahap digunakan sebagai salah satu suplemen
untuk belajar baca
tulis permulaan pembelajaran baca tulis permulaan di SD kelas
3. Media pembelajaran 4.6 Sangat
rendah. Produk pengembangan akan layak
memfasilitasi siswa baik
untuk mampu belajar digunakan jika telah memiliki antara lain validitas
mandiri
4. Media pembelajaran 4.2 Sangat isi, kebahasaan dan desain dengan kategori baik.
memfasilitasi siswa baik Produk buku pembelajaran hasil
untuk memiliki
keingintahuan yang pengembangan memiliki keefektifan yang berada
tinggi sehingga
senang untuk belajar pada kategori sangat efektif, hal ini disebabkan
baca tulis yang buku pembelajaran disusun berdasarkan
sedang diabelajarkan
guru kebutuhan siswa dan guru. Hasil pengembangan
5. Media pembelajaran 4.2 Sangat
mengaktifkan siswa baik yang kembangkan berdasarkan kebutuhan
untuk belajar memiliki kegunaan yang tinggi. Hasil penelitian
6. Media pembelajaran 3.6 Baik
memfasilitasi siswa (Haryanto, 2009: 157), menunjukkan bahwa
menulis huruf atau
suku kata atau kata penggunaan media pembelajaran dapat
dengan benar meningkatkan hasil belajar baca tulis permulaan.
7. Media pembelajaran 3.6 Baik
memfasilitasi siswa Penelitian dilakukan berdasarkan kebutuhan
membunyikan huruf
atau suku kata atau siswa dan guru terhadap pembelajaran baca tulis
kata dengan benar permulaan.
8. Media pembelajaran 3.6 Baik
memfasilitasi siswa Salah satu kebutuhan siswa kelas rendah
membedakan huruf
atau suku kata atau
untuk mampu membangun kemampuan dan
kata keterampilan baca tulis permulaan adalah media
Rerata 40.75 Sangat
baik yang mampu memfasilitasi belajar sesuai dengan
karakteristik mereka yang masih senang bermain.
Data pada table 4 menunjukkan buku Model hasil pengembangan penelitian ini,
pembelajaran baca tulis permulaan memiliki memfasilitasi siswa belajar baca tulis permulaan
rerata 40.75 berada pada 3≤ R˂4, ini berarti buku dengan bermain. Permainan ada pada setiap
pembelajaran baca tulis permulaan dikategorikan teknik atau taktik di setiap tahapan model
sangat efektif untuk memfasilitasi siswa belajar pembelajaran. Salah satu teknik yang digunakan
baca tulis permulaan. adalah kartu yang berisi simbol huruf dilengkapi
dengan bergambar. Kartu digunakan dengan
teknik bermain tebak kata. Penggunaan kartu

212
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

dengan teknik bermain meningkatkan keefektifan permulaan dengan karakteristik kemampuan awal
model pembelajaran hasil pengembangan. Hasil baca tulis yang beragam.
penelitian ini mendukung hasil penelitian Media hasil pengembangan sangat
sebelumnya (Saonah, 2018:107) menyatakan dinamis digunakan sesuai dengan kemampuan
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar awal siswa, sehingga memiliki keefektifan yang
baca tulis permulaan, (Patty, 2015: 172-178) sangat tinggi. Hasil penelitian ini mendukung 1)
menyatakan 90,5% siswa mencapai KKM pada hasil penelitian (Susilo, 2016: 167-168),
pembelajaran menulis permulaan menggunakan menunjukkan pengetahuan awal tinggi dan rendah
model induktif kata bergambar, (Rumidjan., dkk, berpengaruh lebih baik terhadap hasil belajar
2017: 62-68) menyatakan 94% siswa merasa membaca pemahaman dengan metode
senang dan mudah belajar keterampilan membaca pembelajaran problem based learning
permulaan menggunakan media kartu kata. dibandingkan dengan metode directed thinking
Fakta hasil obeservasi di berbagai SDN di activities, 2) pernyataan (Dahar, 1988: 201) Piaget
Propinsi Lampung menunjukkan masih ada 30% dan para konstruktivis pada umumnya
siswa kelas 1 SD belum mengalami pendidikan berpendapat bahwa dalam membelajarkan siswa
sebelumnya yaitu PAUD atau TK. Keberagaman seharusnya perlu memperhatikan pengetahuan
kemampuan awal siswa diatasi dengan yang telah diperoleh sebelumnya. Mengacu
mengembangkan media pembelajaran baca tulis pendapat ini disimpulkan bahwa hal-hal konkret
yang dibagi dalam tiga level, yaitu level huruf, yang memungkinkan untuk membelajarkan
suku kata dan kata. Pengembangan pembelajaran kemampuan baca, tulis adalah pengetahuan yang
dengan tiga level ini memberi kesempatan guru telah diperoleh siswa sebelumnya. Pengetahuan
untuk memilih media pembelajaran yang sesuai yang telah diperoleh siswa kelas rendah
dengan karakteristik kemampuan awal siswanya. sebelumnya adalah pengetahuan yang dialami
Guru dapat memulai pembelajaran baca tulis siswa sehari-hari, ini artinya media pembelajaran
sesuai dengan kemampuan awal siswanya. Untuk baca tulis perlu dirancang berdasarkan pada tema-
siswa yang belum pernah menempuh pendidikan tema tentang kegiatan siswa sehari-hari, dan
sebelumnya yaitu TK atau PAUD, maka guru memfasilitasi keragaman kemampuan awal baca
dapat memulai pembelajaran dengan media tulis permulaan. Selain itu (Degeng, 1989: 145)
tingkat huruf. Jika siswa telah mengenal huruf, menyatakan makin dekat kesamaan karakteristik
maka guru dapat memulai pembelajaran dengan si-belajar dengan media yang dipakai, makin
pembelajaran tingkat suku kata, dan jika siswa tinggi pengaruh motivasional yang ditimbulkan
telah memiliki kemampuan baca tulis permulaan oleh media itu.
pada kompetensi kemampuan membunyikan suku Media pembelajaran dikembangkan
kata, maka guru dapat memulai pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa dan guru, selain itu
dengan tingkat kata. Dengan demikian media pengembangan dilandasi kajian teoritis pada teori
pembelajaran hasil pengembangan sangat belajar dan karakteristik siswa. Berdasarkan
membantu guru dalam membelajarakan baca tulis kajian teoritis, media pembelajaran

213
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

dikembangkan dengan tiga level pembelajaran, dialami siswa SD kelas 1 ketika belajar baca tulis
yaitu level pembelajaran huruf, suku kata dan permulaan. Masalah ini diatasi dengan
kata. ketiga level pembelajaran ini diterapkan mengembangkan media pembelajaran yang
secara berurutan dimulai dari pembelajaran huruf, memfasilitasi belajar dengan memaksimalkan
dilanjutkan suku kata dan terakhir kata. Setiap bekerjanya sistem pemrosesan informasi siswa.
level pembelajaran terdiri dari tahapan Media pembelajaran dikembangkan dengan tiga
pembelajaran yang dilakukan secara berurutan. level dan setiap level atau tingkatan dirancang
Setiap level terdiri dari tahapan pengenalan dengan empat tahapan pembelajaran yaitu
dilanjutkan pembunyian penulisan dan berakhir pengenalan, pembunyian, penulisan dan
dengan penguatan. Keempat tahapan dilakukan penguatan. Tahapan ini mampu menguatkan
secara berurutan. Perancangan media sistem memori untuk menyimpan dan
pembelajaran pada masing-masing level menjadi mengeluarkan kembali huruf, suku kata dan kata
empat tahapan, memiliki keunggulan. yang telah dipelajari.
Keunggulan itu sesuai dengan teori pemrosesan Teori belajar behavioristik menyatakan
informasi, teori belajar behavioristik dan teori hasil belasjar sangat ditentukan dari bagaimana
lupa. stimulus yang disajikan dari seorang guru
Untuk membelajarkan baca tulis sehingga menghasilkan respon dari siswa. Jika
permulaan, hal lain yang perlu mendapat respon yang diharapkan dari siswa adalah siswa
perhatian utama adalah teori lupa dan kejenuhan mampu menghapal, membedakan lalu dilanjutkan
belajar. Hal ini perlu mendapat perhatian utama, dengan mampu menulis dan kemudian membaca
sebab belajar membaca, menulis dan berhitung huruf, suku kata dan lalu kata, maka pembelajaran
mencakup huruf dengan jumlah 26 huruf. Selain perlu memulainya dengan merancang stimulus
itu untuk memiliki kemampuan membaca dan untuk memfasilitasi tercapainya tujuan belajar
menulis siswa perlu memiliki kemampuan yang dimaksudkan. Media pembelajaran hasil
membaca dan menulis kata yang dibangun oleh penelitian ini merancang stimuli dengan
rangkaian suku kata dan suku kata dibangun dari menyajikan benda-benda atau kejadian yang lekat
huruf-huruf. Ada peluang besar terjadi lupa dengan keseharian siswa, menarik dan dapat
terhadap huruf yang telah dipelajari sebelumnya dilihat.
ketika siswa belajar huruf berikutnya. Selain ada Teori pemrosesan informasi menyatakan,
peluang terjadi lupa, ada juga peluang besar semakin banyak indra dilibatkan dalam proses
terjadi kejenuhan siswa belajar membaca dan belajar, maka peluang semakin untuhnya
menulis. Seorang siswa yang sedang dalam informasi tertangkap oleh indra semakin besar.
keadaan jenuh, sistem akalnya tidak dapat bekerja Jika informasi yang tertangkap indra semakin
sebagaimana yang diharapkan dalam memproses utuh, maka peluang informasi untuk diteruskan
item-item informasi sehingga kemajuan kedalam memori jangka panjang semakin besar.
belajarnya seakan-akan berjalan ditempat (Syah, Jika indera yang dilibatkan dalam belajar semakin
2014). Masalah lupa dan kejenuhan banyak banyak, maka peluang kemudahan untuk

214
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

memanggil informasi yang telah disimpan dalam Kedua, buku pembelajaran dikembangkan
memori jangka panjang semakin besar. Hal ini berbasis tema yang sesuai dengan tema yang ada
disebabkan jaringan pengaitan informasi baru dalam kurikulum 2013. Untuk membantu guru
dalam struktur kognitif siswa semakin banyak, membelajarkan baca tulis permulaan berbasis
karena informasi yang diproses dalam jaringan tema, media pembelajaran berisi panduan
pemrosesan informasi memaksimalkan pembelajaran untuk guru. Panduan diberikan pada
penggunaan seluruh indera siswa. Ini artinya setiap tahapan dari setiap tingkat pembelajaran
model pembelajaran yang menekankan teknik baca tulis permulaan.
permainan, mengangkat tema-tema muatan local Ketiga, buku pembelajaran hasil pengembangan
dan bersifat konkret, perlu dikembangkan dengan memiliki keefektifan yang sangat tinggi, hal ini
memperhatikan tahapan pemrosesan informasi. disebabkan media dikembangkan berdasarkan (1)
Media pembelajaran hasil penelitian ini kebutuhan siswa dan guru, (2) memperhatikan
dikembangkan dengan memaksimalkan pelibatan berbagai teori belajar, peluang terjadinya
indra siswa untuk belajar. Pemaksimalan itu kejenuhan dan lupa, dan (3) memperhatikan
tercermin dalam tahapan peebelajaran pada karakteristik siswa
masing-masing tingkatan yaitu tahapan
DAFTAR PUSTAKA
pengenalan, pembunyian, penulisan dan
penguatan. Masing-masing tahap pembelajaran Artapati, Lalu Wirya., Budiningsi, Asri.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD
memfasilitasi siswa belajar menggunakan
Negeri Serayu Yogyakarta. Jurnal
gambar. penggunaan gambar memiliki Inovasi Teknologi Pendidikan Vol. 4,
Nomor: 2, 2017, P-ISSN 2407-0963, e-
keunggulan dapat meningkatkan keefektifan
ISSN 2460-7177, hal. 185-200.
pembelajaran baca tulis permulaan. hal ini Diakses 3 Agustus 2018.
didukung hasil penelitian (Haryanto, 2009: 157; Crowe, E. C., Connor, C. M., & Petscher, Y. 2009.
Examining the Core: Relations among
Saonah, 2018: 107), pembelajaran menggunakan
Reading Curricula, Poverty, and First
media gambar dapat meningkatkan kemampuan through Third Grade Reading
Achievement. Journal of School
baca tulis permulaan siswa.
Psychology, 47: 187-214.
Dahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta:
KESIMPULAN
Departemen Pendidikan dan
Ada tiga kesimpulan penelitian sebagai Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi
P2LPTK.
berikut.
Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pengajaran:
Pertama, buku pembelajaran yang sesuai dengan
Taksonomi Variabel. Jakarta:
kebutuhan siswa dan guru adalah buku Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
pembelajaran yang terdiri dari tiga tingkatan atau
Dumford, Amber D., Cogswell, Cindy A., Miller,
level. Setiap level terdiri dari empat tahapan yaitu Angie L. 2016. The Who, What, and
tahapan pengenalan, pembunyian, penulisan dan Where of Learning Strategies. The
Journal Devoted to Teaching
penguatan. Excellence. 16 (1): 72-88.

215
Dwi Yulianti dkk, Pengembangan Media Pembelajaran Baca Tulis……

Elliott, Elizabeth M., Olliff, Charleen B. 2008. Difficulties as Predictors of Poor


Developmentally Appropriate Response to Instruction Journal of
Emergent Literacy Activities for Young Learning Disabilities. 44 (5).
Children: Adapting the Early Literacy
Patty, Rachmawaty. Pengembangan Model
and Learning Model. Early Childhood
Induktif Bergambar pada Pembelajaran
Education Journal. 35 (6): 551–556.
Menulis Permulaan. Jurnal Sekolah
Halimah, Andi. Metode Pembelajaran Membaca Dasar Tahun 24, nomor: 2, November
dan Menulis di SD/MI. Jurnal 2015, p-ISSN 0854-8285, e-ISSN
Pendidikan Dasar Islam Vol. 1 nomor: 2581-1983, hal. 172-179. Diakses 3
2, Desember 2014, hal. 190-200. Agustus 2018.
(online) www.jurnal baca tulis
Piasta, Shayne B., Wagner, Richard K. 2010.
permulaan. Diakses 22 Juli 2018.
Learning Letter Names and Sound:
Haryanto. Upaya Meningkatkan Kemampuan Effects of Instruction, Letter Type, and
Membaca dan Menulis Permulaan Phonological Processing Skill. Journal
dengan Media Gambar. Exp Child Psychol. 105(4): 324-344.
https://digilib.uns.ac.id/upaya
Rahmawati. Strategi Pembelajaran Membaca dan
meningkatkan, hal 1-164. Diakses 22
Menulis melalui Kata Bergambar.
Juli 2018.
Jurnal SAP Vol. 1, nomor: 3, April
Jones, Cindy D., Clark, Sarah K., Reutzel, D. Ray. 2017, p-ISSN 2527-967x, e.ISSN
2013. Enhancing Alphabet Knowledge 2549-2845, hal. 259-270. (online)
Instruction: Research Implications and www.jurnal baca tulis permulaan.
Practical Strategies for Early Childhood Diakses 28 Juli 2018.
Educators. Early Childhood Education
Rumidjan., Sumanto., Badawi, A. Pengembangan
Journal. 41:81–89
Media Kartu Kata untuk Melatih
Kamps, D., Abbott, M., Greenwood, C., Wills, H., Keterampilan Membaca Permulaan
Veerkamp, M., & Kaufman, J. 2008. pada Siswa Kelas 1 SD. Jurnal Sekolah
Effects of Small Group Reading Dasar (Kajian Teori dan Praktik
Instruction and Curriculum Differences Pendidikan) Tahun 26, nomor: 1, Mei
for Students Most at Risk in 2017, p-ISSN 0854-8285, e-ISSN
Kindergarten:Two-year results for 2581-1983, hal. 62-68. (online).
secondary and tertiary level Diakses 3 Agustus 2018.
interventions. Journal of Learning
Saonah, Siti. Meningkatkan Kemampuan
Disabilities, 41(2), 101-114.
Membaca dan Menulis Permulaan
Karimkhanlooei, Giti., Seifiniya, Hadis. 2015. dengan Media Gambar Di Kelas 1 SDN
Teaching Alphabet, Reading and 222 Pasir Pogor. Jurnal Elementaria
Writing for Kids between 3-6 Years Edukasia Vol. 1, nomor: 1, 2018. ISSN:
Old as a Second Lenguage. Procedia 2615-4625, hal. 101-107. (online)
Social and Behavioral Sciences. 192: www.jurnal baca tulis permulaan.
769-777. Diakses 26 Juli 2018.
Kim, T. & Axelrod, S. 2005. Direct Instruction: Sukartiningsih, Wahyu. 2004. Peningkatan
An Educators’ Guide and a Plea for Kualitas Pembelajaran Membaca dan
Action. The Behavior Analyst Today, Menulis Permulaan di Kelas 1 Sekolah
3(2), 214-235. Dasar melalui Media Kata Bergambar.
Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 5,
Morrison, Dirk and Premkumar, Kalyani. 2014.
nomor: 1, 2004, hal 51-60. (online)
Practical Strategies to Promote Self-
www.jurnal baca tulis permulaan.
Directed.Learning in The Medical
Diakses 22 Juli 2018.
Curriculum. International Journal of
Self-Directed Learning. 11(1): 1-11 Stockard, J. (2010). Improving Elementary Level
Mathematics Achievement in a Large
Niemi, Pekka., Nurmi, Jari-Erik., Lyyra, Anna-
Urban District: The Effects of Direct
Liisa. 2011. Task Avoidance, Number
Instruction in the Baltimore City Public
Skills and Parental Learning

216
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 20, No. 3 Desember 2018

School System. Journal of Direct


Instruction, 10: 1-16.
Susilo, Sigit Vebrianto. Metode Pembelajaran
Pengetahuan Awal terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa. Jurnal Pendidikan Dasar (Kajian
Teori dan Hasil Penelitian). Vol. 7,
nomor: 1, 2016, p-ISSN 2086-7433, e-
ISSN 2549-5801, hal. 150-167.
(online). Diakses 3 Agustus 2018.
Syah, Muhidin. Psikologi Pembelajaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2014.
Taufina. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG
Kompetensi Profesional Mata
Pelajaran: Guru Kelas SD Unit I:
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.
Ulum, Muhammad Miftahul. Peningkatan
Prestasi Membaca Permulaan Anak
Berkesulitan Belajar Membaca
Menggunakan Model Pembelajaran
Kontekstual melalui Inklusi di SDN
Pajang 1 Surakarta. Proseding Seminar
Nasional Pendidikan Surakarta. 225-
229.
Wood, Janice and McLemore, Bronwyn. 2001.
Critical Components in Early Literacy
— Knowledge of the Letters of the
Alphabet and Phonics Instruction. The
Florida Reading Quarterly. 38(2): 1-8

217

Anda mungkin juga menyukai