Anda di halaman 1dari 2

Jelmaan Baru Virus Tahun 2020, Kabut Asap di Jambi

Oleh: Nadira Naura Nurrachman

Sumber: Ferdi Al Munanda, detiksumbagsel

Jambi kembali dilanda bencana gaib nan membahayakan. Tahun 2020 merupakan
tahun suram, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Covid-19 yang
melanda bumi seolah-olah mengacaukan ketatanan hidup manusia, terkhusus para pelajar
yang merasakan dampak paling besar. Dengan berbagai amunisi, masyarakat dunia berhasil
memulihkan keadaan pada tahun 2022. Begitupun Jambi, provinsi ini telah sembuh akan
bahayanya Covid-19. Namun, nasib berkata lain pada awal paruh akhir 2023, Jambi Kembali
dilanda bencana kabut asap yang mengganggu seluruh aktivitas masyarakat.
Pada Senin, 2 Oktober 2023 lalu Pemerintah Provinsi Jambi memerintahkan untuk
proses pembelajaran tingkat pendidikan SD, SMP, hingga SMA dialihkan menjadi daring.
Hal ini menimbulkan rasa déjà vu akan peristiwa Covid -19 dimana seluruh pelajar melaukan
pembelajaran dengan serba digital. Pembelajaran daring berlangsung selama beberapa hari.
Dalam beberapa hari tersebut kabut mengurang dan dalam kondisi cukup baik. Tidak lama
juga pemerintah kembali memutuskan untuk mengembalikan pembelajaran para pelajar
menjadi luring dengan persyaratan kepulangan pelajar dipercepat beberapa jam.
Namun bagai peribahasa padi ditanam tumbuh ilalang, kabut asap justru semakin
parah dalam beberapa hari. Masyarakat pun mulai merasakan dampak buruk akibat kabut
asap. Salah satunya seorang lansia berusia 52 tahun yang bernama Supriatun. Dalam sebuah
wawancara beliau mengatakan, “"Sesak napas rasanya asap pekat lagi. Sudah hampir 2 bulan
lamanya kabut asap ini menyelimuti Jambi,". Tidak hanya itu, jarak pandang pengendara pun
semakin rendah dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Merespon hal tersebut, Walikota Kota Jambi mengeluarkan surat yang
memerintahkan untuk pengalihan proses pembelajaran luring kembali menjadi daring untuk
murid SD hingga SMP. Berdasarkan rentetan kejadian ini membuktikan bahwa tidak banyak
yang dikerjakan pemerintah selain meliburkan para pelajar dan menunggu hujan buatan.
Seharusnya jika memang terdapat gertakan dari pemerintah, kabut asap ini tidak
menampakkan diri di tahun 2023. Permasalahan kabut asap telah marak sejak lebih dari satu
dekade yang lalu, jika pemerintah mencegahnya, sepatutnya kita tidak merasakan hal yang
sama saat ini.
Tidak banyak yang diharapkan masyarakat, mereka dapat berkegiatan dengan normal
pun merupakan sebuah keuntungan. Jika pemerintah dapat mencegah sebab-sebab dari kabut
asap maka akan menjadi sebuah terobosan besar yang menguntungkan. Tidak hanya
menguntungkan masyarakat saat ini, tetapi masyarakat pada sepuluh sampai lima puluh tahun
ke depan.

Anda mungkin juga menyukai