Anda di halaman 1dari 3

Pecinta Nada Youth Innovation Short Essay Competition 2021

Mempersiapkan Masa Depan di Tengah Gejolak Pandemi

Disusun oleh
Tim Bercanda
Camelia Yunika Elisabet
Sholihatunni'mah Manda Putri

Universitas Negeri Semarang


Semarang
Tahun 2021
Mempersiapkan Masa Depan di Tengah Gejolak Pandemi

Kehidupan umat manusia yang sebelumnya berjalan lancar dan teratur, tiba-tiba berubah
180 derajat kala coronavirus disease 2019 atau yang biasa disebut COVID-19 menyerang
kehidupan manusia. Seiring dengan penyebaran dan tingginya kasus COVID-19, berbagai bidang
kehidupan mulai dari pendidikan, sosial, budaya, kesehatan, politik hingga ekonomi pun terkena
dampaknya.Berbagai kebijakan pun diambil untuk mencegah penyebaran COVID-19, salah satunya
adalah menjaga jarak. Dengan adanya kebijakan ini, segala kegiatan yang menyebabkan kerumunan
pun dihentikan termasuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Penulis sendiri sebagai mahasiswa
memiliki banyak momen penting yang harus terlewatkan begitu saja karena adanya pandemi ini.
Bagi para pelajar, pandemi COVID-19 ini benar-benar berdampak pada kehidupan baik dari
segi pendidikan maupun sosial. Bagi siswa sekolah menengah atas khususnya yang duduk di
bangku kelas 12, setiap harinya sangatlah penting karena apa yang kita lakukan akan sangat
mempengaruhi masa depan nanti. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkannya dengan sebaik
mungkin. Sayangnya, dengan adanya pandemi COVID-19, kegiatan pembelajaran harus dialihkan
melalui perangkat digital secara daring (dalam jaringan). Meski begitu, tak bisa dipungkiri bahwa
kegiatan pembelajaran ini tak bisa berjalan efektif terlebih pada masa awal pandemi COVID-19
yang masih diliputi dengan kekacauan. Gejolak pandemi yang datang secara tiba-tiba tentu
membuat setiap orang kesulitan khususnya bagi para siswa.
Sebagai generasi penerus bangsa, setiap siswa pasti memiliki impian dan cita-cita. Penulis
sendiri sebagai siswa kelas akhir, sudah mempersiapkan diri untuk mengejar impian yaitu menjadi
mahasiswa dari salah satu sekolah tinggi kedinasan. Akan tetapi, lagi-lagi karena pandemi COVID-
19, penulis kehilangan kesempatan karena pada tahun 2020, sekolah kedinasan tersebut tidak
membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru. Hal seperti ini tentunya tidak hanya dialami oleh
penulis, ada banyak orang yang juga kehilangan impiannya karena dampak pandemi COVID-19
dalam segala bidang kehidupan. Sebagai seorang manusia, tentu awalnya penulis kecewa dan terus
menyalahkan keadaan. Tapi, apa dengan menyalahkan keadaan maka nasib kita akan berubah?
Tentu saja tidak.
Kekacauan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 mengajarkan pada kita bahwa tidak
ada yang pasti di dunia ini. Berbagai hal bisa berubah tanpa bisa kita cegah. Lantas apa yang harus
kita lakukan? Berdiam diri dan menyalahkan keadaan? Tidak. Kita harus terus bergerak. Perubahan
itu pasti terjadi entah secara terencana maupun secara tiba-tiba seperti fenomena pandemi. Hal yang
harus kita lakukan adalah dengan terus beradaptasi. Jika satu pintu ditutup, bukan berarti seluruh
pintu di dunia juga ditutup. Oleh karena itu, penulis berusaha mencari kesempatan lain. Jika penulis
tidak bisa mencapai impian untuk menjadi mahasiswa di sekolah kedinasan, bukan berarti masa
depan sudah berakhir. Penulis berusaha memanfaatkan kesempatan yang masih ada dengan
mengikuti pendaftaran di perguruan tinggi negeri dan syukurlah, kini penulis telah menjadi
mahasiswa di perguruan tinggi negeri yakni Universitas Negeri Semarang.
Di tengah gejola pandemi ini, penulis belajar untuk menerima berbagai perubahan. Penulis
sadar, dengan adanya berbagai perubahan yang mungkin menghambat misi kita dalam menyiapkan
masa depan, kita menjadi manusia yang lebih kuat. Karena, dari setiap masalah yang menghadang
kita belajar untuk mampu mengatasi masalah dan mencari jalan baru.
Pandemi ini, mungkin terasa sangat berat bagi para generasi muda. Akan tetapi, jika kita
sebagai generasi muda mau beradaptasi dan terus belajar secara mandiri, niscaya pandemi ini justru
akan melahirkan generasi emas yang berkualitas di masa depan. Terlebih dengan adanya teknologi
informasi dan komunikasi, penulis yakin generasi muda bisa lebih siap untuk menyambut era
society 5.0 di masa depan. Mari jadikan gejolak pandemi COVID-19 sebagai kesempatan untuk
meningkatkan kualitas diri dengan kemampuan adaptasi, perencanaan, problem solving, manajemen
diri, dan literasi digital.

Anda mungkin juga menyukai