Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INFRASTRUKTUR

ENERGI
Prasarana Wilayah dan Kota
PWKL 4203
outline
• Pendahuluan
• Kebutuhan energi:
• Metode perkiraan kebutuhan energi
• Sumber energi
• Konservasi energi
• Sistem sediaan infrastruktur energi:
• Infrastruktur ketenagalistrikan
• Sistem pembangkit listrik
• Sistem transmisi
• Sistem distribusi
• Probematika penyediaan energi listrik
Pendahuluan
 Energi listrik  bentuk Sumber daya energi di Indonesia:
energi yang paling sering Sumber daya energi
digunakan. Sumber daya energi fosil terbarukan
 Kebutuhan energi listrik di
masa mendatang akan energi surya, energi air,
batubara, gas, minyak
terus meningkat seiring bumi panas bumi dan angin
meningkatnya
Ketersediaan terbatas Ketersediaan melimpah
pembangunan dan
pertumbuhan penduduk. Telah dimanfaatkan Pemanfaatan belum
secara optimal optimal
 Kebutuhan energi >
ketersediaannya
 Minyak bumi  sumber
energi utama di Indonesia.
Kebutuhan
Infrastruktur Energi
Metode perkiraan kebutuhan energi
Metode koefisien tunggal Metode koefisien ganda
 Kebutuhan energi diperkirakan  Pengembangan model regresi
berdasarkan kebutuhan perkapita/ dengan beberapa variabel
standar yang ada, yaitu 450 VA
 Kebutuhan energi listrk untuk sarana
dan prasarana lingkungan = 40%
kebutuhan domestik
 Termasuk model regresi dengan satu
variabel
Sumber energi
Sumber energi listrik:
• Energi primer  energi yang langsung digunakan
• Energi sekunder  energi hasil konversi dari energi primer
Energi final  energi primer + energi sekunder - kehilangan energi akibat dipakai
sendiri oleh produsen - kehilangan pada sistem distribusi.
Sumber-sumber energi

Batubara Minyak bumi Gas alam Panas bumi

Tenaga air Tenaga angin Biogas Tenaga nuklir


Konservasi energi
 Adalah upaya penghematan energi melalui perilaku yang lebih berkelanjutan/
penggantian bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, hemat dan ekonomis.
 Dianggap sebagai upaya yang paling ekonomis untuk pemenuhan kebutuhan
energi, alasan:
 Melestarikan sumber daya yang langka, seperti bahan bakar fosil
 Mengurangi pemakaian pembangkit listrik
 Wujud upaya konservasi energi:
 Pengaturan/perbaikan sistem transportasi
 Pengembangan guna lahan
 Penggunaan teknologi baru
Sistem Sediaan
Infrastruktur Energi
Infrastuktur Ketenagalistrikan
Menurut PP no 10 tahun 1989, infrastruktur ketenagalistrikan meliputi:
• Sistem pembangkit listrik
• Sistem penghubung antara produsen dan konsumen akhir, berperan
menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke konsumen, terdiri atas:
• Sistem transmisi
• Sistem distribusi
Sistem Pembangkit Listrik
• Terdiri atas sejumlah unit pembangkit
• Berdasarkan masukan energi primernya, pembangkit dapat dibeddakan
menjadi:
• PLTD  tenaga diesel
• PLTU  tenaga uap
• PLTA  tenaga air
• PLTP  tenaga panas bumi
• PLTB  tenaga bayu/angin
Sistem Transmisi
• Proses penyaluran (transfer) tenaga listrikdari pembangkit ke pusat-pusat
beban (load centres)
• Mempunyai tiga fungsi:
• Menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke gardu induk
• Menyalurkan energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya
• Menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke jaringan tegangan menengah
dan gardu distribusi.
• Mempunyai tegangan tinggi dan sangat tinggi (110kV-800kV)
Sistem Transmisi
Berdasarkan pemasangannya:
• Saluran udara
• Saluran kabel bawah tanah

Berdasarkan jenis arus listriknya:


• Saluran transmisi AC  lebih umum digunakan
• Saluran transmisi DC

Berdasarkan jenis arus listriknya:


• Sistem terisolasi  contoh: pemanfaatan air terjun untuk menghasilkan listrik
satu desa
• Sistem interkoneksi  lebih ekonomis, contoh: sistem interkoneksi Jawa-Bali
melalui 2 sistem interkoneksi (SUTET 500 kV  utama; dan SUTT 150kV 
pendukung)
Sistem Distribusi
• Bagian dari sistem tenaga listrik yang menyalurkan tenaga listrik dari sumber
daya listrik besar sampai ke konsumen
• Mempunyai tegangan menengah (3 – 110kV) dan rendah (1 - 3kV)
• Klasifikasi:
• Saluran udara
• Saluran bawah tanah
• Saluran bawah laut
Problematika Penyediaan Energi listrik
• Penyediaan energi listrik belum dapat menjangkau semua wilayah
• Ada beberapa tempat yang mengalami krisis listrik
• Solusi:
• jangka pendek (1-2 tahun ke depan)
• Penambahan kapasitas pembangkit
• Penyaluran daya melalui jaringan transmisi dan istribusi
• Pengurangan pemakaian listrik saat beban puncak
• Jangka menengah/panjang (masa konstruksi 3-5 tahun) : pembangunan
pembangkit listrik baru
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai