Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008

ISSN 0853-2885

Identifikasi Pergeseran Sektor Unggulan Kecamatan di Kabupaten


Tasikmalaya Jawa Barat Untuk Evaluasi Kebijakan Pertanian

Marenda Ishak S
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
Jatinangor KM 21 Sumedang, Bandung 40600.
Korespondensi: marenda_07@yahoo.co.id

ABSTRACT

Identification of Primary Sector Shift at The Sub Districts of Tasikmalaya


West Java for Agricultural Policy Evaluation
The concept of the region development strategy is characterized by the primary
economical basic sector. This basic sector has an important role as a leading sector in
the regional economic growth. The purpose of this research was to identify the primary
basic sector in each district of Tasikmalaya area of West Java Province and to evaluate
the economical basic sector orientation shift that take a part to clarify the economical
bases in Tasikmalaya. The research used Location Quotient (LQ) analysis method using
the secondary data from Tasikmlaya’s Product Domestic Regional Bruto (PDRB). The
result showed that the primary sector in each district of Tasikmalaya area is dominated
by agriculture, farm, ranch, fish farms, and construction sector. But after 2005,
construction sector replaced agriculture as dominating sector which is shown by the
decreasing of LQ value of agricultural sector, meanwhile, the LQ value of construction
sector was increased.
Key words: Basic Sector, Agricultural Policy, Region Economic

ABSTRAK

Konsep pengembangan wilayah secara strategis dicirikan dengan adanya keunggulan


sektor basis perekonomian. Sektor basis inilah yang berperan penting sebagai sektor
utama dalam pertumbuhan ekonomi wilayah dan kota. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi sektor unggulan di setiap kecamatan di kabupaten Tasikmalaya Jawa
Barat, dan mengevaluasi pergeseran orientasi sektor ekonomi kewilayahan yang
mempertegas basis ekonomi wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian mengunakan
metode analisis Location Qoutient (LQ) dengan menggunakan data sekunder yang
didapat dari data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tasikmalaya. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sektor unggulan setiap Kecamatan di Kabupaten
Tasikmalaya lebih banyak didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, petenakan, dan
perikanan dan sektor bangunan. Namun, sejak tahun 2005 mulai terjadi pergeseran
dominasi sektor pertanian menjadi sektor bangunan sehingga nilai LQ pertanian yang
semakin kecil, sedangkan nilai LQ untuk sektor bangunan semakin besar.

Kata Kunci: Sektor basis, Kebijakan Pertanian, Ekonomi Wilayah

PENDAHULUAN masyarakat. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai


kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk
Keberhasilan pembangunan nasional tidak Nasional Bruto (PNB) tanpa memandang apakah
terlepas dari peran pemerintah daerah dalam kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada
melaksanakan pembangunan bidang ekonomi daerah. tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah terjadi
Peran pembangunan daerah lebih ditujukan pada perubahan struktur ekonomi atau tidak. Pertumbuhan
urusan peningkatan kualitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu ukuran utama keberhasilan
ekonomi dan pemerataan ekonomi yang optimal, pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan harus
perluasan tenaga kerja, dan peningkatan taraf hidup berjalan secara berdampingan dan berencana, serta

179
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885

mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan Keunggulan sektor pertanian di Kabupaten


dan pembagian hasil pembangunan dengan lebih Tasikmalaya sejak dahulu adalah salah satu penghasil
merata. Dengan demikian maka suatu daerah yang padi untuk propinsi Jawa Barat. Berkaitan dengan hal
kurang produktif dan tertinggal akan menjadi produktif tersebut, seharusnya kabupaten Tasikmalaya dapat
dan berkembang yang akhirnya mempercepat proses mengorientasikan wilayahnya ke dalam pijakan
pertumbuhan itu sendiri (Djojohadikusumo, 1994). ekonomi pertanian yang terintegrasi sempurna dengan
propinsi lainnya. Setelah terbentuknya Kabupaten
Keadaan ekonomi daerah yang berbeda-beda
Tasikmalaya dan terpisahnya dengan Kota Tasik,
terutama karena perbedaan sumber daya alam dan
belum pernah dikaji apakah Kabupaten Tasikmalaya
sumber daya manusia serta pola pemanfaatanya.
masih berorientasi pertanian atau telah bergeser ke
Kondisi sarana serta prasarana yang belum memadai
sektor lainnya. Untuk menjawab masalah tersebut,
di daerah, menyebabkan pembangunan ekonomi
maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan
daerah di indonesia tidak sama dan secara
mengukur basis ekonomi Kabupaten Tasikmalaya
keseluruhaan akan mempengaruhi perkembangan
berdasarkan kriteria Location Quotient (LQ) dan
ekonomi nasional. Pemecahan masalah yang biasa
mengidentifikasi peregeseran struktur sektor basis
dilakukan selama ini bersifat agregatif, dengan
perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya.
memperbesar peran sektor-sektor ekonomi di masing-
masing daerah tanpa mengetahui sektor unggulan
untuk dikembangkan dalam meningkatkan
BAHAN DAN METODE
pertumbuhan ekonomi (Hakim dkk, 2004).
Penelitian dilakukan di Kabupaten
Pada tahun 2001, Kabupaten Tasikmalaya
Tasikmalaya dengan metode survey deskriptif dan
merupakan Kabupaten yang merencanakan sektor
mengunakan data kuantitatif. Faktor-faktor kebijakan
ekonomi wilayah berdasarkan pada sektor basis
yang berkaitan dengan sektor unggulan yang ada di
pertanian. Hal ini sesuai dengan rencana tata ruang dan
Kabupaten Tasikmalaya dianalisis mengunakan
wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya tahun 2001
wawancara terstruktur dan melakukan diskusi
yang akan mengembangkan sektor agroindustri. Akan
kelompok. Wawancara terstruktur dilakukan dengan
tetapi, pada tahun 2004 Kabupaten Tasikmalaya
pengambilan sampel mengunakan metode purposive
berpisah dengan kota Tasikmalaya yang
sampling. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan
mengakibatkan adanya perubahan sektor basis
catatan bahwa sampel tersebut representatif dalam
perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya. Perubahan
penelitian ini. Responden yang diwawancarai adalah
sektor basis inilah yang coba dipelajari, apakah
individu yang berkaitan langsung dengan proses
perubahan ini masih sejalan dengan arahan RTRW
terbentuknya kebijakan sektor basis di Kabupaten
tahun 2001, selanjutnya adakah pergeseran sektor basis
Tasikmalaya. Sedangkan, forum group discussion
perekomian di Kabupaten Tasikmalaya, dan ke arah
(FGD) dilakukan untuk mendapatkan data yang
manakah perubahan sektor basis tersebut. Perubahan
kompleks dengan proses yang halus dan juga untuk
sektor basis ini penting untuk diidentifikasikan segera,
memberikan umpan balik serta pengikutsertaan
hal ini berguna untuk menentukan arah kebijakan ke
anggota dalam analisis (Ridwan, 2004).
depan dan juga untuk menemukan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi perubahan sektor basis Data-data dikumpulkan melalui studi literatur,
tersebut (Doxiadis CA, 1968). studi kebijakan, wawancara terstruktur, dan melakukan
diskusi dalam FGD selama delapan bulan. Data
Untuk menilai arah sektor basis dan evaluasi
dianalisis dengan pengolahan dan pengembangan
kebijakan sektor unggulan, penilaian Location
model Cobb-Douglas. Data-data yang dianalisis adalah
Qoutient (LQ) adalah salah satu cara untuk
data PDRB Kabupaten Tasikmalaya dan Propinsi Jawa
mengambarkan sektor basis yang dimiliki oleh 39
Barat tahun 2004 – 2006 dan data-data investasi. Data
kecamatan di kabupaten Tasikmalaya. Apabila
investasi dibutuhkan guna mengetahui jenis dan
ditemukan perubahan posisi sektor basis dari tahun
kondisi investasi di Jawa Barat terutama yang
2004 yang lebih mengarah pada sektor lainnya selain
berkaitan dengan penanaman modal dalam negeri dan
pertanian, maka perlu dilakukan evaluasi kebijakan
modal asing.
yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Sektor basis yang
ada di setiap kecamatan akan mempengaruhi orientasi
atau arahan sektor basis di tingkatan kota. Pada
dasarnya sektor basis terdiri atas sembilan sektor, yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, Pada tahun 2001 pendapatan asli daerah
industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan, (PAD) Kabupaten Tasikmalaya ditopang oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan pertanian sebagai sektor utama yang mendukung
komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan berkembangnya sektor-sektor lain. Perencanaan
serta jasa-jasa berdasarkan Produk Domestik Regional Umum Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten
Bruto (PDRB) (Manggiri K, 2000). Tasikmalaya mengarahkan sektor ekonomi

180
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885

Gambar 1. Pertumbuhan Sektor Basis Pertanian Tahun 2004 – 2006 Kabupaten Tasikmalaya

domestiknya pada upaya pengembangan usaha masyarakat luas.


agribisnis. Usaha agribisnis ini dimotori oleh sektor
Berdasarkan hasil analisis data time series
ekonomi pertanian, dengan lingkup usaha tanaman
tahun 2004–2006, terlihat bahwa sejak pemekaran
padi, tanaman pertanian lainnya, kehutanan,
Kabupaten Tasikmalaya mengalami pergeseran
perikanan, dan industri pengolahan produk pertanian.
keunggulan sektor basis pertanian, bangunan, dan
Konsentrasi Kabupaten Tasikmalaya pada pengem-
perdagangan (Gambar 1-3). Secara agregat, data-data
bangan bidang agribisnis didasarkan pada kondisi
tersebut menjelaskan bahwa sektor pertanian masih
faktual potensi alam dan kehidupan masyarakat yang
menjadi sektor unggulan yang mendorong
berpenghidupan dari sektor pertanian (Zulkaidi,
berkembangnya sektor-sektor unggulan lainnya. Pada
1999). Selain itu, sektor pertanian adalah sektor
Gambar 1, terlihat jelas bahwa sektor basis pertanian
primer dengan cakupan area dan pelibatan
mengalami penurunan nilai LQ di tahun 2005 dan

Gambar 2. Pertumbuhan Sektor Basic Bangunan Tahun 2004 – 2006 Kabupaten Tasikmalaya

181
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885

Gambar 3. Pertumbuhan Sektor Basic Perdagangan Tahun 2004 – 2006 Kabupaten Tasikmalaya

2006, terutama terjadi di Jamanis, Kadipaten, dan sehingga wajar jika nilai LQ sektor basis bangunan
Sukaresik. Sektor pertanian disumbangkan oleh 17 mengalami pertumbuhan yang tinggi
kecamatan yang ada, yaitu Cipatujah, Cikalong,
Panca Tengah, Cikatomas, Parungponteng, Pergeseran sektor basis bidang pertanian
Culamega, Bojongambir, Taraju, Salawu, Salopa, juga dapat dilihat dari berkembangannya sektor basis
Jatiwaras, Cineam, Karang jaya, Gunung Tanjung, perdagangan, dimana nilai LQ pada sektor pertanian
Cigalontang, Sukaratu, dan Sukahening (Gambar 1). semakin menurun sedangkan nilai LQ pada sektor
Pergeseran sektor pertanian menjadi sektor bangunan perdagangan semakin tinggi. Gambaran pertumbuhan
dan sektor perdagangan hanya terjadi di kecamatan sektor basis perdagangan tahun 2004–2006 di
Cibalong, Sukaraja, Manonjaya, dan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 3.
(Gambar 1). Sektor basis perdagangan mengalami
Pergeseran sektor basis yang terjadi tersebut pertumbuhan yang cukup baik yang ditandai dengan
dipengaruhi oleh kebijakan tata ruang dan wilayah nilai LQ, yang disumbangkan masing-masing
yang tidak dapat mengendalikan izin pengunaan kecamatan, rata-rata di atas 1 (Gambar 3). Kontribusi
lahan, sehingga lahan pertanian produktif dapat nilai LQ tertinggi diberikan oleh Kecamatan
dengan mudah mengalami alih fungsi. Faktor lainnya, Parungponteng dan Kecamatan Jamanis.
lebih disebabkan karena lahan-lahan pertanian yang Perkembangan infrastruktur transportasi yang ada di
ada belum tertata dengan sistem penataan wilayah. kecamatan tersebut mendukung perkembangan
Sebagai contoh, konsolidasi lahan pertanian yang perdagangan. Selain itu perkembangan kota dan
sulit dilaksanakan sehingga mendorong semakin kebijakan investasi mendukung orientasi perdagangan
cepatnya alih fungsi lahan pertanian itu sendiri. berbasis pasar modern. Rencana tata ruang wilayah
Pergeseran sektor basis pertanian menjadi sektor kecamatan tersebut juga telah mencakup dukungan
basis bangunan juga dapat dilihat dari semakin tinggi untuk pendirian pusat perdagangan dengan skala
nilai LQ dari tahun 2004–2006. pelayanan kota.

Dari tahun 2004 hingga tahun 2006 sektor Secara umum sektor pertanian, perkebunan,
basis bangunan mengalami pertumbuhan yang tinggi pertenakan, dan perikanan adalah sektor basis yang
(Gambar 2.). Kontribusi tertinggi sektor basis menopang kegiatan ekonomi di Kabupaten
bangunan berasal dari 5 kecamatan, yaitu Tasikmalaya yang sesuai dengan kebijakan tata ruang
Parungponteng, Sukaraja, Sukahening, Jamanis dan dan wilayah yang berorientasikan agroindustri. Dalam
Sukaresik. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh upaya membangun, agroindustri, maka Kabupaten
beberapa kebijakan bahwa Kabupaten Tasikmalaya Tasikmalaya seharusnya tetap mempertahankan sektor
membutuhkan pusat pemerintahan. Atas dasar pertanian. Selain itu, juga turut mendorong berjalannya
perkembangan pusat pemerintahan, maka pemerintah sektor industri pengolahan yang berbahan dasar sektor
Kabupaten Tasikmalaya membutuhkan investasi pertanian. Dari hasil analisis, sektor industri
bidang infastruktur yang mendukung berkembangnya pengolahan belum cukup maju dalam upaya
pusat pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, membangun agroindustri tersebut, sehingga

182
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885

membutuhkan dukungan guna mensukseskan visi terjadi masih relatif kecil. Akan tetapi di
agroindustri. kecamatan Jamanis, Kadipaten dan Sukaresik
pergeseran terjadi sangat signifikan dengan
Umumnya, sejak pemekaran wilayah tahun
prosentase 300–700 %.
2004, Kabupaten Tasikmalaya belum mengalami
pergeseran sektor basis pertanian. Hanya di Berdasarkan kondisi ini, maka beberapa hal yang
kecamatan Jamanis, Kadipaten dan Sukaresik terjadi perlu diperhatikan guna mempertahankan sektor basis
pergeseran yang sangat signifikan pada sektor basis pertanian adalah sebagai berikut :
pertanian menjadi sektor bangunan dan sektor
1. Mengembangkan potensi sektor pertanian dengan
perdagangan dengan persentase 300–700 %. Ini
lebih optimal dan menyelaraskanya dengan sektor
menandakan bahwa kebijakan tata ruang dan wilayah
lain, sehingga tercipta link and match sistem
belum dapat dijalankan secara konsisten, dan juga
ekonomi.
belum mampu membatasi alih fungsi lahan pertanian
2. Mengembangkan wilayah agropolitan, sehingga
tersebut (Sonis, 1995).
lahan pertanian dapat berkembang optimal dan
Menurut Ibrahim (1998), secara menyeluruh terhindar dari proses alih fungsi lahan.
untuk jangka panjang hal ini dapat berimplikasi pada
ketidakjelasan sektor basis yang akan dibangun untuk
menopang struktur perekonomian Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Tasikmalaya. Dengan demikian pergeseran unggulan
Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Pemikiran
sektor basis perlu mendapat perhatian serius
mengingat struktur perekonomian sektor basis Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi Pertumbungan
pertanian didukung oleh partisipasi masyarakatnya dan Ekonomi Pembangunan. PT Pustaka
LP3ES Indonesia. Jakarta.
yang luas, sedangkan sektor basis bangunan dan
perdagangan hanya melibatkan kelompok kecil dari Doxiadis CA,. 1968. Ekistics : An Introduction to
masyarakat. The Science of Human Settlements.
Hutchinson & Co. Ltd. London
Pada kasus pemekaran wilayah, pergeseran
sektor basis umumnya terjadi sangat besar, terutama Hakim, L., S. Budi, dan E. Setyaningrum. 2004.
pada daerah-daerah yang tidak memiliki sektor Beberapa Agenda Perekonomian Indonesia:
berbasis minyak dan gas. Pergeseran ini terjadi Kritik dan Solusi. Dewan Riset Fakultas
karena pemerintah daerah menginginkan program Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta.
pembangunan yang manfaatnya cepat terasa oleh
masyarakat. Oleh karenanya, sektor basis Hidayat, S., dan A. Patunru. 2007. Pertumbuhan
perekonomiannya umumnya digantikan menjadi ekonomi, ketidakmerataan pendapatan, dan
sektor basis yang mudah mendapatkan keuntungan kemiskinan; estimasi parameter elastisitas
ekonomi, sektor basis ini adalah sektor basis industri, kemiskinan tingkat provinsi di Indonesia tahun
listrik, bangunan, perdagangan, komunikasi, 1996–2005. Tersedia on line
keuangan dan sektor jasa-jasa. Hal ini yang www.theceli.com. (Diakses 29 Januari 2009).
menyebabkan kerapuhan dalam sektor basis Mangiri, K. 2000. Perencanaan terpadu pembangunan
perekonomian daerah, karena sektor basis ekonomi ekonomi daerah otonom (Pendekatan model
ini sejak semula tidak ditopang oleh ekonomi, input-output). Badan Pusat Statistik. Jakarta.
kesiapan masyarakat, dan daya dukung wilayah yang
sinergis (Hidayat dan Patunru, 2007). Ibrahim, S,. 1998, Pengendalian pemanfaatan ruang
di wilayah kabupaten Dati II, Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota. 9: 32-39.
SIMPULAN Ridwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis.
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini Penerbit Alfabeta, Bandung.
adalah: Sonis, M. 1995. Linkage, key sectors, and structural
1. Berdasarkan nilai LQ, dari 39 kecamatan yang ada change: some new perspectives. The
di Kabupaten Tasikmalaya, sektor basis pertanian Developing Economies 33: 233-270.
berada di 17 kecamatan, sektor basis bangunan Zulkaidi, D. 1999. Pemahaman perubahan
berada di 21 kecamatan, dan sektor basis pemanfaatan lahan kota sebagai dasar bagi
perdagangan berada di 24 kecamatan. kebijakan penangannya, Jurnal Perencanaan
2. Secara umum pergeseran sektor basis pertanian Wilayah dan Kota. 10:16-29.
menjadi sektor basis bangunan dan perdagangan

183

Anda mungkin juga menyukai