ISSN 0853-2885
Marenda Ishak S
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
Jatinangor KM 21 Sumedang, Bandung 40600.
Korespondensi: marenda_07@yahoo.co.id
ABSTRACT
ABSTRAK
179
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885
180
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885
Gambar 1. Pertumbuhan Sektor Basis Pertanian Tahun 2004 – 2006 Kabupaten Tasikmalaya
Gambar 2. Pertumbuhan Sektor Basic Bangunan Tahun 2004 – 2006 Kabupaten Tasikmalaya
181
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885
Gambar 3. Pertumbuhan Sektor Basic Perdagangan Tahun 2004 – 2006 Kabupaten Tasikmalaya
2006, terutama terjadi di Jamanis, Kadipaten, dan sehingga wajar jika nilai LQ sektor basis bangunan
Sukaresik. Sektor pertanian disumbangkan oleh 17 mengalami pertumbuhan yang tinggi
kecamatan yang ada, yaitu Cipatujah, Cikalong,
Panca Tengah, Cikatomas, Parungponteng, Pergeseran sektor basis bidang pertanian
Culamega, Bojongambir, Taraju, Salawu, Salopa, juga dapat dilihat dari berkembangannya sektor basis
Jatiwaras, Cineam, Karang jaya, Gunung Tanjung, perdagangan, dimana nilai LQ pada sektor pertanian
Cigalontang, Sukaratu, dan Sukahening (Gambar 1). semakin menurun sedangkan nilai LQ pada sektor
Pergeseran sektor pertanian menjadi sektor bangunan perdagangan semakin tinggi. Gambaran pertumbuhan
dan sektor perdagangan hanya terjadi di kecamatan sektor basis perdagangan tahun 2004–2006 di
Cibalong, Sukaraja, Manonjaya, dan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 3.
(Gambar 1). Sektor basis perdagangan mengalami
Pergeseran sektor basis yang terjadi tersebut pertumbuhan yang cukup baik yang ditandai dengan
dipengaruhi oleh kebijakan tata ruang dan wilayah nilai LQ, yang disumbangkan masing-masing
yang tidak dapat mengendalikan izin pengunaan kecamatan, rata-rata di atas 1 (Gambar 3). Kontribusi
lahan, sehingga lahan pertanian produktif dapat nilai LQ tertinggi diberikan oleh Kecamatan
dengan mudah mengalami alih fungsi. Faktor lainnya, Parungponteng dan Kecamatan Jamanis.
lebih disebabkan karena lahan-lahan pertanian yang Perkembangan infrastruktur transportasi yang ada di
ada belum tertata dengan sistem penataan wilayah. kecamatan tersebut mendukung perkembangan
Sebagai contoh, konsolidasi lahan pertanian yang perdagangan. Selain itu perkembangan kota dan
sulit dilaksanakan sehingga mendorong semakin kebijakan investasi mendukung orientasi perdagangan
cepatnya alih fungsi lahan pertanian itu sendiri. berbasis pasar modern. Rencana tata ruang wilayah
Pergeseran sektor basis pertanian menjadi sektor kecamatan tersebut juga telah mencakup dukungan
basis bangunan juga dapat dilihat dari semakin tinggi untuk pendirian pusat perdagangan dengan skala
nilai LQ dari tahun 2004–2006. pelayanan kota.
Dari tahun 2004 hingga tahun 2006 sektor Secara umum sektor pertanian, perkebunan,
basis bangunan mengalami pertumbuhan yang tinggi pertenakan, dan perikanan adalah sektor basis yang
(Gambar 2.). Kontribusi tertinggi sektor basis menopang kegiatan ekonomi di Kabupaten
bangunan berasal dari 5 kecamatan, yaitu Tasikmalaya yang sesuai dengan kebijakan tata ruang
Parungponteng, Sukaraja, Sukahening, Jamanis dan dan wilayah yang berorientasikan agroindustri. Dalam
Sukaresik. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh upaya membangun, agroindustri, maka Kabupaten
beberapa kebijakan bahwa Kabupaten Tasikmalaya Tasikmalaya seharusnya tetap mempertahankan sektor
membutuhkan pusat pemerintahan. Atas dasar pertanian. Selain itu, juga turut mendorong berjalannya
perkembangan pusat pemerintahan, maka pemerintah sektor industri pengolahan yang berbahan dasar sektor
Kabupaten Tasikmalaya membutuhkan investasi pertanian. Dari hasil analisis, sektor industri
bidang infastruktur yang mendukung berkembangnya pengolahan belum cukup maju dalam upaya
pusat pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, membangun agroindustri tersebut, sehingga
182
Jurnal Agrikultura Volume 19, Nomor 3, Tahun 2008
ISSN 0853-2885
membutuhkan dukungan guna mensukseskan visi terjadi masih relatif kecil. Akan tetapi di
agroindustri. kecamatan Jamanis, Kadipaten dan Sukaresik
pergeseran terjadi sangat signifikan dengan
Umumnya, sejak pemekaran wilayah tahun
prosentase 300–700 %.
2004, Kabupaten Tasikmalaya belum mengalami
pergeseran sektor basis pertanian. Hanya di Berdasarkan kondisi ini, maka beberapa hal yang
kecamatan Jamanis, Kadipaten dan Sukaresik terjadi perlu diperhatikan guna mempertahankan sektor basis
pergeseran yang sangat signifikan pada sektor basis pertanian adalah sebagai berikut :
pertanian menjadi sektor bangunan dan sektor
1. Mengembangkan potensi sektor pertanian dengan
perdagangan dengan persentase 300–700 %. Ini
lebih optimal dan menyelaraskanya dengan sektor
menandakan bahwa kebijakan tata ruang dan wilayah
lain, sehingga tercipta link and match sistem
belum dapat dijalankan secara konsisten, dan juga
ekonomi.
belum mampu membatasi alih fungsi lahan pertanian
2. Mengembangkan wilayah agropolitan, sehingga
tersebut (Sonis, 1995).
lahan pertanian dapat berkembang optimal dan
Menurut Ibrahim (1998), secara menyeluruh terhindar dari proses alih fungsi lahan.
untuk jangka panjang hal ini dapat berimplikasi pada
ketidakjelasan sektor basis yang akan dibangun untuk
menopang struktur perekonomian Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Tasikmalaya. Dengan demikian pergeseran unggulan
Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Pemikiran
sektor basis perlu mendapat perhatian serius
mengingat struktur perekonomian sektor basis Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi Pertumbungan
pertanian didukung oleh partisipasi masyarakatnya dan Ekonomi Pembangunan. PT Pustaka
LP3ES Indonesia. Jakarta.
yang luas, sedangkan sektor basis bangunan dan
perdagangan hanya melibatkan kelompok kecil dari Doxiadis CA,. 1968. Ekistics : An Introduction to
masyarakat. The Science of Human Settlements.
Hutchinson & Co. Ltd. London
Pada kasus pemekaran wilayah, pergeseran
sektor basis umumnya terjadi sangat besar, terutama Hakim, L., S. Budi, dan E. Setyaningrum. 2004.
pada daerah-daerah yang tidak memiliki sektor Beberapa Agenda Perekonomian Indonesia:
berbasis minyak dan gas. Pergeseran ini terjadi Kritik dan Solusi. Dewan Riset Fakultas
karena pemerintah daerah menginginkan program Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta.
pembangunan yang manfaatnya cepat terasa oleh
masyarakat. Oleh karenanya, sektor basis Hidayat, S., dan A. Patunru. 2007. Pertumbuhan
perekonomiannya umumnya digantikan menjadi ekonomi, ketidakmerataan pendapatan, dan
sektor basis yang mudah mendapatkan keuntungan kemiskinan; estimasi parameter elastisitas
ekonomi, sektor basis ini adalah sektor basis industri, kemiskinan tingkat provinsi di Indonesia tahun
listrik, bangunan, perdagangan, komunikasi, 1996–2005. Tersedia on line
keuangan dan sektor jasa-jasa. Hal ini yang www.theceli.com. (Diakses 29 Januari 2009).
menyebabkan kerapuhan dalam sektor basis Mangiri, K. 2000. Perencanaan terpadu pembangunan
perekonomian daerah, karena sektor basis ekonomi ekonomi daerah otonom (Pendekatan model
ini sejak semula tidak ditopang oleh ekonomi, input-output). Badan Pusat Statistik. Jakarta.
kesiapan masyarakat, dan daya dukung wilayah yang
sinergis (Hidayat dan Patunru, 2007). Ibrahim, S,. 1998, Pengendalian pemanfaatan ruang
di wilayah kabupaten Dati II, Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota. 9: 32-39.
SIMPULAN Ridwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis.
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini Penerbit Alfabeta, Bandung.
adalah: Sonis, M. 1995. Linkage, key sectors, and structural
1. Berdasarkan nilai LQ, dari 39 kecamatan yang ada change: some new perspectives. The
di Kabupaten Tasikmalaya, sektor basis pertanian Developing Economies 33: 233-270.
berada di 17 kecamatan, sektor basis bangunan Zulkaidi, D. 1999. Pemahaman perubahan
berada di 21 kecamatan, dan sektor basis pemanfaatan lahan kota sebagai dasar bagi
perdagangan berada di 24 kecamatan. kebijakan penangannya, Jurnal Perencanaan
2. Secara umum pergeseran sektor basis pertanian Wilayah dan Kota. 10:16-29.
menjadi sektor basis bangunan dan perdagangan
183