Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Skandal Keuangan Dalam Sejarah:

Analisis Kasus The Mississippi Scheme, Bernard Madoff, & The Baker Estate
Swindie

Penyusun :
Aryo Aji Maduseno (10221291)

Dewi Sri Anggraini (10221296)

Dhea Puspita Rakhmah (10221297)

UNIVESITAS TEKNOLOGI DIGITAL

PRODI AKUNTANSI

2023
KATA PENGANTAR

Dalam lintasan sejarah panjang dunia keuangan, terdapat sejumlah kasus yang mencuat
sebagai simbol kecurangan, manipulasi, dan keruntuhan finansial. Tiga kasus menonjol yang
menjadi sorotan karena skema investasi yang merugikan banyak orang adalah The Mississippi
Scheme, kasus Bernard Madoff, dan The Baker Estate Swindle. Ketiga kasus ini memperlihatkan
kompleksitas dan dampak dari tindakan yang tidak etis di dalam dunia keuangan.

The Mississippi Scheme, sebuah skema finansial pada abad ke-18 yang merangkul ambisi
dan ketamakan, memberikan kita perspektif tentang bagaimana imajinasi dan euforia dapat
merusak struktur ekonomi suatu negara. Kasus Bernard Madoff, yang terungkap pada awal abad
ke-21, mengekspos salah satu skema Ponzi terbesar dalam sejarah, menghasilkan kerugian
finansial besar dan mengguncangkan keyakinan dalam sistem keuangan global. Sementara itu,
The Baker Estate Swindle, suatu peristiwa yang berakar pada keserakahan individu,
memperlihatkan bagaimana kepercayaan dan kehati-hatian dapat terkoyak oleh tindakan
manipulatif.

Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi masing-masing kasus dengan cermat,
membongkar latar belakang, mekanisme, dan dampaknya terhadap individu, pasar keuangan, dan
kebijakan regulasi. Melalui analisis mendalam terhadap ketiga kasus ini, kita akan mencoba
memahami pelajaran berharga yang dapat diambil untuk mencegah terulangnya skema finansial
yang merugikan dan merusak kepercayaan masyarakat. Sejarah keuangan memberikan kita
cerita-cerita yang berharga, dan melalui penelitian ini, kita berharap dapat mengeksplorasi
peristiwa-peristiwa yang membentuk dunia keuangan kita saat ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................................4
B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................................................... 6
The Mississippi Scheme ................................................................................................................................ 6
A. Sejarah ............................................................................................................................................... 6
B. Spekulasi Finansial .............................................................................................................................6
C. Bubble dan Kegagalan ....................................................................................................................... 7
D. Dampak Jangka Panjang .................................................................................................................... 7
BAB III ..........................................................................................................................................................9
BERNARD MADOFF .................................................................................................................................. 9
A. Profil Bernard Madoff ....................................................................................................................... 9
B. Mekanisme Skema Ponzi ................................................................................................................ 10
C. Dampak Terhadap Dunia Keuangan ............................................................................................... 11
BAB IV ........................................................................................................................................................14
THE BAKER ESTATE SWINDLE ............................................................................................................14
A. Sejarah The Baker Estate Swindle ................................................................................................... 14
B. Tujuan ..............................................................................................................................................14
C. Pembahasan .................................................................................................................................... 15
D. Penutup ........................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ............................................................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah dunia keuangan tercatat penuh dengan berbagai skandal yang
mencengangkan, mengguncangkan pasar keuangan, dan merugikan ribuan bahkan jutaan
investor. Tiga kasus yang menjadi fokus utama dalam makalah ini adalah kasus Bernard
Madoff, The Mississippi Scheme, dan The Baker Estate Swindle, masing-masing
mewakili skandal keuangan yang terjadi pada periode dan konteks yang berbeda.

1. The Mississippi Scheme: Spekulasi dan Keruntuhan Keuangan Abad ke-18


Abad ke-18 menyaksikan spekulasi finansial yang besar dengan The
Mississippi Scheme di Prancis. Dipelopori oleh John Law, skema ini melibatkan
penerbitan saham dan pengelolaan keuangan yang tidak terkendali, menghasilkan
gelembung ekonomi yang kemudian pecah, menyebabkan kerugian besar dan
kekacauan finansial di Prancis.
2. Bernard Madoff: Skema Investasi Ponzi Modern
Pada awal abad ke-21, dunia dikejutkan oleh skandal investasi terbesar
dalam sejarah ketika Bernard Madoff terbukti melakukan skema investasi Ponzi
senilai miliaran dolar. Sebagai mantan ketua Nasdaq dan pengelola kekayaan yang
dihormati, Madoff berhasil memanipulasi investor dengan janji pengembalian
investasi yang tidak realistis, merugikan ribuan investor dan lembaga keuangan
terkemuka.
3. The Baker Estate Swindle: Manipulasi Keuangan pada Awal Abad ke-20
Pada awal abad ke-20, skandal keuangan mencuat dengan The Baker Estate
Swindle di Amerika Serikat. Charles Ponzi, seorang imigran Italia, memanfaatkan
ketidakstabilan pasar mata uang asing untuk menipu investor dengan janji
pengembalian investasi yang tinggi. Skema ini menyebabkan kerugian besar bagi
para investor dan memberikan kontribusi pada pembentukan undang-undang dan
regulasi pasar modal di masa mendatang.

4
B. Tujuan dan Ruang Lingkup
1. The Mississippi Scheme: Spekulasi dan Keruntuhan Keuangan Abad ke-18
o Menyajikan konteks sejarah dan peristiwa yang memicu The Mississippi
Scheme.
o Menganalisis mekanisme skema spekulasi yang dilakukan oleh John Law.
o Mengevaluasi dampak ekonomi dan keuangan dari keruntuhan skema ini.
o Mengidentifikasi pembelajaran yang dapat diambil dari pengalaman ini.
2. Bernard Madoff: Skema Investasi Ponzi Modern
o Mendokumentasikan kronologi kasus dan profesi Charles Ponzi.
o Mengungkap mekanisme penipuan yang digunakan dalam skema Ponzi Baker
Estate.
o Mengevaluasi dampak skandal ini terhadap pasar keuangan Amerika Serikat.
o Menarik kesimpulan tentang langkah-langkah pencegahan dan perbaikan yang
dapat diambil.
3. The Baker Estate Swindle: Manipulasi Keuangan pada Awal Abad ke-20
o Mendokumentasikan kronologi kasus dan profesi Charles Ponzi.
o Mengungkap mekanisme penipuan yang digunakan dalam skema Ponzi Baker
Estate.
o Mengevaluasi dampak skandal ini terhadap pasar keuangan Amerika Serikat.
o Menarik kesimpulan tentang langkah-langkah pencegahan dan perbaikan yang
dapat diambil.
4. Perbandingan dan Kontrast Antara Kasus-Kasus
o Membandingkan pola umum dan perbedaan antara skandal Bernard Madoff,
The Mississippi Scheme, dan The Baker Estate Swindle.
o Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya skandal dalam
konteks historis yang berbeda.
o Menyimpulkan pembelajaran bersama untuk mencegah skandal keuangan di
masa depan.

5
BAB II
The Mississippi Scheme

A. Sejarah

Compagnie du Mississippi awalnya disewa pada tahun 1684 atas permintaan


René-Robert Cavelier (de La Salle) yang berlayar pada tahun itu dari Prancis dengan
sebuah penjelajahan besar dengan maksud untuk mendirikan jajahan di muara Sungai
Mississippi. Penjelajahan itu tidak berhasil mencapai tujuan ini; mereka benar-benar
mendirikan permukiman di sekitar daerah yang kini bernama Victoria, tetapi hanya
sebentar.
Pada Mei 1716, ekonom Skotlandia bernama John Law, yang telah ditunjuk
sebagai Pengendali Keuangan Kerajaan Prancis di bawah Adipati Orléans, mendirikan
Banque Générale Privée ("Bank Swasta Umum"), yang merupakan salah satu lembaga
keuangan Eropa pertama yang mengembangkan penggunaan uang kertas. Bank tersebut
berjenis swasta, tetapi tiga perempat dari modalnya terdiri dari uang kertas tagihan dan
uang kertas lainnya yang diterima pemerintah.
Pada Agustus 1717, Law membeli Compagnie du Mississippi untuk membantu
jajahan Prancis di Louisiana. Pada tahun yang sama, Law menyusun perusahaan
perdagangan saham gabungan bernama Compagnie d'Occident (berarti "Perusahaan [di]
Barat"). Law ditunjuk sebagai direktur utama perusahaan baru tersebut, yang diberikan
monopoli perdagangan di Hindia Barat dan Amerika Utara oleh Pemerintah Kerajaan
Prancis. Perusahaan tersebut terlibat dalam perdagangan budak Atlantik, mengimpor
budak Afrika ke Louisiana
B. Spekulasi Finansial

Pada kasus The Mississippi Scheme yang terjadi pada awal abad ke-18 di Prancis,
spekulasi finansial memainkan peran sentral dalam menciptakan dan memperburuk
skandal keuangan tersebut. John Law, arsitek di balik The Mississippi Scheme,
menciptakan skema investasi di mana saham Compagnie des Indes (Perusahaan Hindia)
ditawarkan kepada publik. Investasi ini didasarkan pada harapan bahwa keuntungan dari
ekspansi ke wilayah Mississippi akan melimpah.

Janji kekayaan yang melimpah dari ekspansi ke wilayah Mississippi menciptakan


euforia di kalangan investor. Spekulasi berlebihan terjadi karena banyak orang
berinvestasi tanpa mempertimbangkan dengan cermat nilai intrinsik atau dasar ekonomi
yang kuat, John Law menggunakan praktik manipulasi harga saham untuk menjaga agar
harga saham Compagnie des Indes tetap tinggi. Ini melibatkan pembelian besar-besaran
saham oleh bank sentral yang dipimpin oleh Law, menciptakan ilusi kekayaan dan
stabilitas.

The Mississippi Scheme melibatkan penggunaan uang kertas sebagai alat


spekulasi. Bank sentral yang dikelola oleh Law mencetak jumlah uang yang tidak
seimbang dengan kekayaan sebenarnya yang dimiliki, menciptakan ketidakstabilan

6
moneternya sendiri, Saat spekulasi mencapai puncaknya, harga saham jatuh tajam.
Pecahnya gelembung spekulatif ini menyebabkan kerugian besar bagi para investor, dan
The Mississippi Scheme berakhir dengan kegagalan yang merusak ekonomi Prancis.

Pecahnya skema spekulatif ini menciptakan krisis keuangan dan menghancurkan


kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Ini meruntuhkan stabilitas ekonomi
dan sosial di Prancis, Kegagalan The Mississippi Scheme memiliki dampak jangka
panjang pada perubahan sosial dan politik di Prancis. Ketidakpuasan publik terhadap
kerugian finansial dan manipulasi meruah menjadi salah satu faktor pendorong untuk
perubahan selanjutnya di masa depan.

The Mississippi Scheme memberikan pelajaran berharga tentang risiko spekulasi


finansial tanpa dasar yang kuat. Pengalaman ini kemudian menjadi referensi dan
peringatan bagi generasi berikutnya dalam menghadapi skema keuangan yang serupa.

Dalam konteks The Mississippi Scheme, spekulasi finansial tidak hanya menjadi
pemicu skandal keuangan, tetapi juga faktor utama yang mendorong pecahnya
gelembung ekonomi dan kegagalan yang berdampak jangka panjang pada Prancis. Skema
ini menjadi salah satu contoh klasik tentang bagaimana spekulasi finansial yang tidak
terkendali dapat merusak ekonomi dan stabilitas sosial suatu negara.

C. Bubble dan Kegagalan

Gelembung ekonomi atau "bubble" merujuk pada situasi di mana harga aset,
seperti saham, properti, atau komoditas, meningkat secara signifikan di luar nilai
intrinsiknya. Fenomena ini seringkali disertai dengan spekulasi berlebihan dan euforia
pasar yang tidak sebanding dengan fundamental ekonomi. Keberlanjutan gelembung
ekonomi ini dapat menciptakan situasi di mana harga aset jauh melampaui nilai
sebenarnya, dan ketika gelembung ini pecah, dapat terjadi kegagalan besar.

Gelembung ekonomi yang pecah sering kali menghasilkan ketidakstabilan pasar


yang signifikan. Harga aset yang merosot secara tiba-tiba dapat menyebabkan kepanikan
di kalangan investor, pecahnya gelembung ekonomi dapat menyebabkan kehilangan
besar-besaran bagi para investor yang terjebak dalam tren naik. Kekayaan yang terlihat
sebelumnya bisa lenyap dengan cepat.

Kegagalan satu sektor atau pasar dapat memiliki efek domino, mempengaruhi
sektor dan pasar lainnya. Hal ini dapat memicu reaksi berantai yang merugikan ekonomi
secara keseluruhan, Pecahnya gelembung ekonomi dapat berkontribusi pada peningkatan
tingkat pengangguran dan bahkan menyebabkan resesi ekonomi. Perusahaan mungkin
terpaksa melakukan pemotongan pekerjaan atau mengurangi investasi.

Pecahnya gelembung ekonomi juga dapat merusak kepercayaan publik terhadap


sistem keuangan dan regulasi. Ini bisa menciptakan sikap skeptis dan hati-hati terhadap
investasi di masa mendatang, Pemerintah dan lembaga keuangan mungkin harus
mengambil tindakan pemulihan, seperti stimulus ekonomi atau reformasi kebijakan, untuk
mengatasi dampak negatif dari pecahnya gelembung ekonomi.

7
D. Dampak Jangka Panjang

Dampak dari Skema Mississippi, yang terjadi pada awal abad ke-18 di Prancis,
memberikan pengaruh yang mendalam dan berkepanjangan terhadap ekonomi dan
struktur sosial. Krisis keuangan yang dipicu oleh skema ini tidak hanya merugikan
investor secara langsung, tetapi juga menciptakan serangkaian efek yang berlanjut ke
dalam ranah struktur sosial dan politik. Keruntuhan pasar saham dan hilangnya
kepercayaan terhadap sistem keuangan memberikan pukulan keras terhadap monarki
absolut Prancis, meruntuhkan legitimasi Louis XV, dan menciptakan ruang bagi
munculnya ketidakpuasan di kalangan rakyat.

Dalam jangka panjang, skandal ini menjadi pemicu reformasi keuangan yang
signifikan, memunculkan filsuf ekonomi seperti François Quesnay dan Montesquieu yang
membawa gagasan baru tentang prinsip-prinsip ekonomi dan kebijakan moneter. Selain
itu, The Mississippi Scheme membentuk perubahan politik dan sosial di Prancis, memicu
pemikiran kritis dan pembaharuan pemikiran ekonomi pada masanya.

Dampaknya tidak hanya terbatas pada ranah ekonomi. Skema Mississippi


menjadi poin sentral bagi perubahan politik, sosial, dan pemikiran ekonomi di Prancis.
Bukan hanya memicu peninjauan ulang terhadap sistem keuangan yang ada, tetapi juga
berperan dalam membentuk lanskap intelektual pada masa itu.

Konsekuensi dari Skema Mississippi membentang ke dalam narasi sejarah yang


lebih luas, bertindak sebagai pendorong bagi perubahan politik, sosial, dan ekonomi yang
kemudian akan menentukan era revolusioner di Prancis. Skandal ini memberikan
pelajaran berharga mengenai bahaya dari spekulasi finansial yang tidak didasarkan pada
fondasi yang kuat, meninggalkan bekas yang tidak terhapuskan dalam ingatan kolektif
masyarakat. Pengaruhnya meluas jauh melampaui krisis yang terjadi secara langsung,
berkontribusi pada aliran pemikiran intelektual yang akan mempengaruhi filsafat ekonomi
dan politik yang datang kemudian.

Seiring berjalannya waktu, Skema Mississippi menjadi penggerak kompleksitas


yang terdapat dalam usaha finansial spekulatif, memberikan cerita peringatan tentang
kerapuhan pasar yang tidak terkendali. Gelombang dari kejadian keuangan ini terus
mempengaruhi generasi berikutnya, menekankan pentingnya kewaspadaan, praktik
keuangan yang bijak, dan kerangka regulasi yang kokoh untuk melindungi diri dari krisis
serupa di masa depan. Dengan demikian, dampak berkelanjutan dari Skema Mississippi
menggarisbawahi interaksi rumit antara peristiwa keuangan, dinamika sosial, dan laju
pemikiran intelektual dalam membentuk jalan sejarah.

8
BAB III
BERNARD MADOFF
A. Profil Bernard Madoff
Bernard Lawrence Madoff lahir pada tanggal 29 April 1938 di New York.
Orangtuanya, Ralph dan Sylvia Madoff yang merupakan imigran yang berasal dari
Polandia, mempunyai usaha di bidang finansial. Namun, bisnis yang dijalankan oleh
orangtuanya tidak berjalan begitu sukses. Pada tahun 1956, barang-barang yang
digadaikan dan belum dibayar oleh orang tua Madoff mencapai USD 13.000 dan baru
lunas pada tahun 1965. Namun, Madoff muda tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia
juga tertarik dengan bidang yang orangtuanya tekuni.

Madoff semasa mudanya lebih sibuk dengan pacarnya yang bernama Ruth Alpern
yang ia kenal sejak sekolah menengah pertama. Pada tahun 1952, Madoff bersekolah di
sekolah menengah atas Far Rockaway. Pada saat itu, ia menekuni hobi renangnya dan
bekerja sebagai pelatih renang sekaligus penjaga pantai di Silver Point Beach Club dan
mencoba menabung untuk investasi selanjutnya. Setelah ia lulus sekolah menengah
pertama pada tahun 1956, Madoff melanjutkan pendidikannya di Universitas Alabama.
Di universitas tersebut ia sempat kuliah selama setahun sebelum akhirnya transfer ke
Universitas Hofstra.

Pada tahun 1959, ia menikah dengan Ruth, gadis yang telah ia pacari sejak
mereka di sekolah menengah pertama. Setahun kemudian, ia mendapatkan gelar
Barchelornya di bidang ilmu politik di Universitas Hofstra. Ia pun memutuskan untuk
bekerja di pasar saham Manhattan sambil melanjutkan pendidikannya di bidang hukum di
Sekolah Hukum Brooklyn. Setahun kemudian, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan
kuliahnya dan mulai mendirikan perusahaannya sendiri yang bernama Bernard L. Madoff
Investment Securities (LLC) dengan uang yang telah ia tabung sebesar USD 5.000.

Dengan bantuan mertuanya yang pernah bekerja di C.P.A., bisnisnya pun mampu
menarik banyak perhatian para investor dan berkembang dengan cepat. Bahkan pada
tahun 1980an, perusahaannya mampu memiliki 5 persen perdagangan di New York Stock
Exchange dan semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan tersebut, perusahaan

9
Madoff Securities miliknya pun mulai menggunakan teknologi komputer, dan berubah
nama menjadi NASDAQ (National Association of Securities Dealers Automated
Quotation), dengan Madoff sebagai presiden direkturnya.

Namun, pada tanggal 10 Desember 2008, Madoff terjerat kasus penipuan surat-
surat berharga investornya. Saat investigasi lebih jauh dilakukan, Madoff akhirnya
mengaku ia telah menghabiskan uang para investornya sebesar 50 miliar dolar. Pada
tanggal 29 Juni 2009 ia pun akhirnya divonis dengan hukuman selama 150 tahun, di
mana saat itu ia sudah berumur 71 tahun.

B. Mekanisme Skema Ponzi


Skema Ponzi adalah bentuk penipuan investasi di mana dana dari investor baru
digunakan untuk membayar keuntungan kepada investor yang lebih lama, bukan dari
hasil investasi yang sebenarnya. Mekanisme ini didasarkan pada janji pengembalian
investasi yang tinggi dan terus-menerus, menciptakan ilusi profitabilitas.
Berikut adalah mekanisme umum dari skema Ponzi:
a. Pengumpulan Dana:
Penipu memulai skema dengan menawarkan investasi kepada sejumlah
orang. Mereka dapat menggunakan metode promosi agresif atau jaringan sosial
untuk menarik investor. Calon investor diberi janji pengembalian investasi yang
sangat tinggi atau imbal hasil yang tidak realistis dalam waktu singkat.
b. Janji Pengembalian Investasi:
Penipu menjanjikan pengembalian investasi yang konsisten dan tinggi
kepada investor. Janji ini seringkali tidak masuk akal atau terlalu baik untuk
menjadi kenyataan. Imbal hasil yang dijanjikan bisa jauh melebihi tingkat
pengembalian yang dapat dicapai di pasar keuangan atau investasi konvensional.
c. Penggunaan Dana Baru untuk Pembayaran Investor Lama:
Saat penipu mendapatkan dana baru dari investor baru, mereka tidak
menginvestasikannya. Sebaliknya, dana tersebut digunakan untuk membayar
keuntungan kepada investor yang lebih lama. Pembayaran kepada investor lama
seringkali dijanjikan secara teratur dan cenderung menciptakan kesan stabilitas
dan profitabilitas.

10
d. Penciptaan Ilusi Keuntungan:
Investor yang menerima pembayaran merasa diberi keuntungan dan
mungkin memutuskan untuk menginvestasikan lebih banyak uang mereka atau
merekomendasikan skema ini kepada orang lain. Ilusi keuntungan ini
menciptakan lingkaran setan di mana penipu terus mendapatkan dana baru untuk
membayar investor yang lebih lama.
e. Keterlibatan Investor Baru:
Skema ini berkelanjutan dengan menarik investor baru untuk terus
memberikan dana baru. Mekanisme ini membuat skema ini tampak berkelanjutan
dan membuat penipu dapat mempertahankan aktivitasnya selama mungkin.
f. Kerugian dan Keruntuhan:
Pada suatu titik, jumlah investor baru tidak lagi cukup untuk membayar
keuntungan kepada investor lama, atau penipu memutuskan untuk menghentikan
skema dan melarikan diri dengan dana yang tersisa. Skema Ponzi akhirnya runtuh,
meninggalkan sebagian besar investor dengan kerugian besar.

Skema Ponzi bekerja dengan memanfaatkan ketidakpahaman atau keserakahan


investor yang terus-menerus mencari pengembalian investasi yang tinggi. Pada akhirnya,
skema ini tidak berkelanjutan dan selalu berujung pada kerugian besar bagi investor.
Regulator dan otoritas keuangan berupaya untuk mendeteksi dan mencegah skema Ponzi,
namun investor juga perlu berhati-hati dan melakukan due diligence sebelum berinvestasi.

C. Dampak Terhadap Dunia Keuangan


Skema Ponzi, termasuk kasus seperti yang terjadi dengan Bernard Madoff,
memiliki dampak serius terhadap dunia keuangan.
Berikut adalah beberapa dampak utama:
a. Ketidakpercayaan dan Kehilangan Kepercayaan:
Skema Ponzi menciptakan ketidakpercayaan dalam pasar keuangan.
Investor kehilangan kepercayaan pada sistem keuangan dan regulator, meragukan
integritas pasar dan institusi keuangan.

11
b. Kerugian Keuangan yang Besar:
Ribuan investor yang terlibat dalam skema Ponzi mengalami kerugian
finansial yang signifikan. Dalam kasus Madoff, kerugian diperkirakan mencapai
miliaran dolar.
c. Penyelidikan dan Pengawasan Ketat:
Setelah skandal terungkap, otoritas keuangan dan regulator biasanya
meningkatkan penyelidikan dan pengawasan terhadap industri keuangan. Ini
dapat menghasilkan perubahan kebijakan dan peraturan yang lebih ketat.
d. Perubahan dalam Pendekatan Pengawasan:
Skandal skema Ponzi sering kali memicu perubahan dalam pendekatan
pengawasan dan regulasi keuangan. Regulator dapat memperketat pengawasan
dan menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk mencegah skema serupa di
masa depan.
e. Dampak Psikologis dan Emosional:
Investor yang terlibat dalam skema Ponzi mungkin mengalami dampak
psikologis dan emosional yang signifikan. Mereka dapat merasa terkejut, kecewa,
dan mengalami stres finansial yang berkepanjangan.
f. Pelajaran tentang Due Diligence:
Skandal ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya melakukan
due diligence sebelum berinvestasi. Investor dan lembaga keuangan menjadi lebih
waspada terhadap tanda-tanda bahaya dan lebih berhati-hati dalam mengevaluasi
investasi potensial.
g. Peningkatan Kesadaran terhadap Keamanan Keuangan:
Skandal-skandal skema Ponzi dapat meningkatkan kesadaran publik
tentang pentingnya keamanan keuangan pribadi dan investasi yang sehat. Ini
dapat mendorong individu untuk lebih memahami risiko investasi dan membuat
keputusan finansial yang lebih bijak.
h. Ketidakpastian dan Volatilitas Pasar:
Terungkapnya skema Ponzi dapat menciptakan ketidakpastian dan
volatilitas di pasar keuangan. Investor mungkin menjadi lebih hati-hati dalam

12
mengambil risiko, dan pasar dapat mengalami gejolak sebagai respons terhadap
skandal.

Skema Ponzi seperti yang terjadi dalam kasus Bernard Madoff menunjukkan
pentingnya integritas dan transparansi dalam dunia keuangan. Dampak yang ditimbulkan
melibatkan tidak hanya kerugian finansial bagi para korban langsung, tetapi juga
kerentanan dan ketidakstabilan yang dapat memengaruhi pasar keuangan secara lebih
luas. Sebagai respons terhadap skandal semacam ini, otoritas dan pelaku pasar cenderung
meningkatkan upaya untuk mencegah dan mendeteksi penipuan keuangan.

13
BAB IV
THE BAKER ESTATE SWINDLE

A. Sejarah The Baker Estate Swindle

Penipuan Real Estat Baker tahun 1936 adalah skema penipuan yang menjanjikan
jutaan dolar kepada mereka yang berinvestasi di real estat Jacob Baker. Skema tersebut
terungkap sebagai tipuan setelah penyelidikan selama 14 bulan oleh Layanan Pos
Amerika Serikat, yang menemukan bahwa tidak ada aset yang dimaksud adalah milik
Jacob Baker lain pada saat surat wasiat tersebut dikatakan telah dilaksanakan. Tidak ada
lahan Baker atau Becker yang belum ditetapkan atau tidak dialokasikan di mana pun di
Negara Bagian Pennsylvania. Proyek tersebut akhirnya dibatalkan pada tahun 1936, dan
terbukti tidak ada perkebunan, tidak ada jutaan dolar, dan tidak ada penipuan. (Saharan,
2018)

Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara rinci penipuan real estate
Baker tahun 1936. Makalah ini akan membahas latar belakang penipuan, orang-orang
utama yang terlibat, metode yang digunakan untuk melakukan penipuan, dan konsekuensi
dari skema ini. makalah ini juga akan mengkaji dampak penipuan real estate Baker
terhadap industri keuangan dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah skema
serupa terjadi di masa depan. Melalui analisis ini, makalah ini akan memberikan
pemahaman komprehensif tentang penipuan real estat Baker dan signifikansinya dalam
sejarah penipuan keuangan di Amerika Serikat.

B. Tujuan

Tujuan pembahasan yang berjudul The Baker Estate Swindle (1936) adalah untuk
lebih memahami penipuan besar-besaran yang terjadi pada tahun 1936 yang dikenal
dengan nama Baker Estate. Pembahasan ini akan memaparkan tentang latar belakang
kasus, kronologi perkembangan, pelaku, korban dan dampak dari kasus ini. Selain itu,
pembahasan ini juga akan mengemukakan bagaimana kasus ini terungkap dan diadili,
serta hikmah yang dapat dipetik dari kasus ini. Oleh karena itu, kami berharap
pembahasan ini memberikan sudut pandang yang lebih umum mengenai kasus penipuan

14
The Baker Estate dan menjadi referensi bagi pembaca yang tertarik dengan sejarah
kejahatan dan penipuan skala besar.

C. Pembahasan

Penipuan real estate Baker adalah penipuan keuangan yang terjadi pada awal abad
ke-20 dan dianggap sebagai salah satu penipuan keuangan paling penting dalam sejarah
Amerika Serikat. Penipuan ini diatur oleh sekelompok penipu yang mengklaim real estat
Baker bernilai jutaan dolar untuk dijual. Penipu meyakinkan investor untuk menyerahkan
uang mereka berdasarkan janji palsu dan informasi yang menyesatkan

Penipuan Baker Estate dimungkinkan oleh reputasi dan pengaruh Clarence W.


Barron, yang berhasil membujuk investor untuk menyerahkan uang mereka berdasarkan
janji palsu dan informasi yang salah. Para penipu mengklaim bahwa properti Baker
dimiliki oleh Massachusetts Development Corporation dan bernilai $2 juta. Namun,
keseluruhan skema ini adalah penipuan. Properti Baker tidak pernah dimiliki oleh
Massachusetts Development Corporation dan properti tersebut tidak bernilai hampir $2
juta yang diklaim. Faktanya, kondisi tanah tersebut sangat buruk sehingga hampir tidak
berharga. (Chauhan, 2021).

Penipuan ini akhirnya dihentikan pada tahun 1936 ketika FBI mengetahui
penipuan tersebut. Penipuan real estate Baker adalah contoh klasik penipuan finansial
yang mengandalkan kepercayaan investor yang tidak waspada. Pelajaran dari kasus ini
jelas: Investor harus selalu mengevaluasi dan meneliti setiap peluang investasi dengan
cermat sebelum mengeluarkan uangnya.

D. Penutup

Pada pembahasan kali ini kita membahas penipuan Baker Estate yang terjadi pada
tahun 1936. Kasus ini melibatkan seorang penipu bernama Joseph Newton Chandler III
yang berusaha memalsukan identitasnya dan mengambil alih warisan keluarga Baker.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kasus ini merupakan salah satu
kasus pencurian identitas terbesar dalam sejarah Amerika. Chandler memalsukan

15
identitasnya dan merampas warisan keluarga Baker selama lebih dari 40 tahun tanpa
terdeteksi.

Kasus ini menunjukkan betapa mudahnya seseorang memalsukan identitasnya dan


mengambil alih harta milik orang lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan
pencegahan yang lebih ketat saat memverifikasi identitas seseorang. Selain itu, kejadian
ini juga menunjukkan pentingnya media dalam membantu mengungkap penipuan seperti
ini. Berkat peran media, kejadian ini akhirnya terungkap dan Chandler berhasil
diidentifikasi.

16
BAB V
KESIMPULAN

Kasus-kasus Bernard Madoff, The Mississippi Scheme, dan The Baker Estate
Swindle memberikan gambaran tentang bagaimana ketidakberesan dalam dunia keuangan
dapat mengakibatkan dampak serius bagi investor dan stabilitas ekonomi. Meskipun
kasus-kasus ini terpisah dalam waktu dan konteks, ada beberapa pola umum yang dapat
diidentifikasi:

a. Kepercayaan yang Terkoyak:


Setiap kasus melibatkan pengkhianatan kepercayaan investor. Baik itu melalui
skema Ponzi, manipulasi pasar, atau penipuan investasi, kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga keuangan dan individu terlibat dalam investasi terguncang.
b. Euforia dan Keserakahan:
Skema ini sering dimulai dengan iming-iming keuntungan besar yang memicu
keserakahan dan euforia di kalangan investor. Hal ini menghasilkan gelembung
ekonomi dan membuat orang berinvestasi tanpa mempertimbangkan risiko
dengan cermat.
c. Kerugian Finansial Besar:
Investor dalam ketiga kasus tersebut mengalami kerugian finansial yang
signifikan. Skema Ponzi Bernard Madoff, The Mississippi Scheme, dan The
Baker Estate Swindle semuanya berakhir dengan dampak ekonomi yang merusak
bagi individu dan masyarakat.
d. Kegagalan Sistem Pengawasan:
Dalam beberapa kasus, kegagalan sistem pengawasan dan regulasi
memungkinkan skema penipuan untuk berkembang. Pada saat yang sama,
ketidaktahuan dan ketidakmampuan regulator untuk mendeteksi tanda-tanda
bahaya memperburuk kerentanan pasar.
e. Pembelajaran dan Perubahan:
Kasus-kasus ini memberikan pelajaran berharga bagi dunia keuangan dan
regulator. Mereka menunjukkan perlunya peningkatan transparansi, pengawasan

17
yang lebih ketat, dan pendekatan yang lebih proaktif untuk mencegah penipuan
keuangan.
f. Perlunya Edukasi dan Kewaspadaan:
Para investor perlu lebih sadar akan risiko dan mampu mengidentifikasi tanda-
tanda skema penipuan. Edukasi finansial dan kewaspadaan dapat membantu
melindungi masyarakat dari jatuh ke dalam perangkap investasi yang merugikan.
Dengan merenungkan kasus-kasus ini, kita diingatkan tentang kerentanan sistem
keuangan dan perlunya langkah-langkah pencegahan untuk melindungi kepentingan
investor dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Kewaspadaan, pendekatan berhati-
hati terhadap janji keuntungan yang tidak realistis, dan perbaikan sistem pengawasan
dapat membantu meminimalkan risiko terjadinya skandal keuangan di masa depan.

18

Anda mungkin juga menyukai