Anda di halaman 1dari 8

TAHAP PENYEMBUHAN LUKA DAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENYEMBUHAN LUKA

Anggota kelompok:
SRY ULFA RAHMA. 14220230017
NEIZA RAHMATIKAL HAS 14220230018
SARMIATI 14220230025
WIDYAH ANGGUN 14220230031
A. TAHAP-TAHAP PENYEMBUHAN LUKA

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena


adanya kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara
berkesinambungan. Ketika terjadi luka, tubuh memiliki mekanisme untuk
mengembalikan komponen-komponen jaringan yang rusak dengan
membentuk struktur baru dan fungsional. Proses penyembuhan luka tidak
hanya terbatas pada proses regenerassi yang bersifat lokal tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor endogen, seperti umur, nutrisi, imunologi,
pemakaian obat-obatan, dan kondisi metabolik. Proses penyembuhan
luka dibagi ke dalam lima tahap, meliputi tahap homeostasis, inflamasi,
migrasi, proliferasi, dan maturasi.
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA

1. Faktor Lokal Yang Mempengaruhi Kesembuhan


Faktor lokal adalah faktor yang secara langsung mempengaruhi karakteristik luka itu sendiri
a. Oksigenasi
Oksigen penting untuk metabolisme sel, terutama produksi energi melalui
ATP, dan sangat penting untuk hampir semua proses penyembuhan luka. Ini mencegah luka dari infeksi,
menginduksi angiogenesis, meningkatkan diferensiasi keratinosit, migrasi, dan re-epitelisasi,
meningkatkan proliferasi fibroblas dan sintesis kolagen, dan mendorong kontraksi luka ( Bishop, 2008 ;
Rodriguez et al ., 2008 ). Selain itu, tingkat produksi superoksida (faktor kunci dalam membunuh patogen
oksidatif) oleh leukosit polimorfonuklear sangat bergantung pada kadar oksigen.

b. Infeksi
Ketika kulit terluka, mikroorganisme yang biasanya menetap di permukaan kulit mendapatkan akses ke
jaringan di bawahnya. Keadaan infeksi dan status replikasi mikroorganisme menentukan apakah luka
diklasifikasikan sebagai kontaminasi, kolonisasi, infeksi lokal/kolonisasi kritis, dan/atau infeksi invasif yang
menyebar.
2. Faktor Sistemik Yang Mempengaruhi Kesembuhan
faktor sistemik adalah keadaan kesehatan atau penyakit individu secara keseluruhan yang
mempengaruhi kemampuannya untuk sembuh.
a. Usia
Populasi lansia (orang yang berusia di atas 60 tahun) tumbuh lebih cepat dibandingkan kelompok usia
lainnya (Organisasi Kesehatan Dunia , dan peningkatan usia merupakan faktor risiko utama gangguan
penyembuhan luka. . Secara umum diketahui bahwa, pada orang lanjut usia yang sehat, efek penuaan
menyebabkan penundaan sementara dalam penyembuhan luka, namun bukan penurunan nyata dalam hal
kualitas penyembuhan. Penyembuhan luka yang tertunda pada usia lanjut dikaitkan dengan perubahan
respon inflamasi, seperti tertundanya infiltrasi sel T ke area luka dengan perubahan produksi kemokin dan
penurunan kapasitas fagositik makrofag.

b. Hormon Seks pada Orang Lanjut Usia


Hormon seks berperan dalam defisit penyembuhan luka yang berkaitan dengan usia. Dibandingkan
dengan perempuan lanjut usia, laki-laki lanjut usia terbukti mengalami keterlambatan penyembuhan luka
akut. Penjelasan parsial mengenai hal ini adalah bahwa estrogen wanita (estrone dan 17β-estradiol),
androgen pria (testosteron dan 5α-dihydrotestosterone, DHT), dan prekursor steroid
dehydroepiandrosterone (DHEA) tampaknya memiliki efek yang signifikan pada proses penyembuhan luka
c. Menekankan
Stres berdampak besar pada kesehatan manusia dan perilaku sosial. Banyak penyakit—seperti penyakit kardiovaskular, kanker,
gangguan penyembuhan luka, dan diabetes—berhubungan dengan stres. Penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan
bahwa stres psikologis menyebabkan keterlambatan penyembuhan luka. Pengasuh penderita Alzheimer dan siswa yang
mengalami stres akademik selama ujian menunjukkan penyembuhan luka yang tertunda.

d. Diabetes
Diabetes mempengaruhi ratusan juta orang di seluruh dunia. Penderita
diabetes menunjukkan adanya gangguan dalam penyembuhan luka akut. Selain itu, populasi ini rentan untuk mengembangkan
ulkus kaki diabetik (DFU) kronis yang tidak dapat disembuhkan, yang diperkirakan terjadi pada 15% dari seluruh penderita
diabetes.

e. Obat-obatan
Banyak obat, seperti obat yang mengganggu pembentukan bekuan darah
atau fungsi trombosit, atau respons inflamasi dan proliferasi sel, mempunyai kapasitas untuk mempengaruhi penyembuhan luka.
Di sini kami hanya meninjau obat-obatan yang umum digunakan yang memiliki dampak signifikan terhadap penyembuhan,
termasuk steroid glukokortikoid, obat antiinflamasi nonsteroid, dan obat kemoterapi.
f. Kegemukan
Obesitas diketahui meningkatkan risiko berbagai penyakit dan kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung koroner,
diabetes tipe 2, kanker, hipertensi, dislipidemia, stroke, sleep apnea, gangguan pernafasan, dan gangguan penyembuhan
luka. Orang yang mengalami obesitas sering menghadapi komplikasi luka, termasuk infeksi luka kulit, dehiscence,
pembentukan hematoma dan seroma, ulkus dekubitus, dan ulkus vena

g. Konsumsi alkohol
Bukti klinis dan percobaan pada hewan menunjukkan bahwa paparan alkohol mengganggu penyembuhan luka dan
meningkatkan kejadian infeksi. Efek alkohol pada perbaikan cukup relevan secara klinis, karena lebih dari separuh kasus
trauma di ruang gawat darurat melibatkan paparan alkohol akut atau kronis . Paparan alkohol mengurangi resistensi tubuh,
dan keracunan etanol pada saat cedera merupakan faktor risiko peningkatan kerentanan terhadap infeksi pada luka .

h. Merokok
Diketahui bahwa merokok meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, penyakit paru-paru kronis, dan
berbagai jenis kanker. Demikian pula, dampak negatif merokok terhadap hasil penyembuhan luka telah diketahui sejak lama.
Beberapa jenis sel dan proses yang penting untuk penyembuhan telah terbukti terkena dampak buruk dari asap tembakau.
Pada fase inflamasi, merokok menyebabkan gangguan migrasi sel darah putih, sehingga menurunkan jumlah monosit dan
makrofag di lokasi luka, serta mengurangi aktivitas bakterisidal neutrofil. Fungsi limfosit, sitotoksisitas sel pembunuh alami,
dan produksi IL-1 semuanya tertekan, dan penginderaan makrofag terhadap bakteri Gram-negatif terhambat. Efek ini
mengakibatkan penyembuhan luka yang buruk dan peningkatan risiko infeksi luka oportunistik.
KESIMPULAN

Penyembuhan luka merupakan proses biologis kompleks yang terdiri dari homeostasis,
inflamasi, migrasi, proliferasi, dan maturasi. Sejumlah besar jenis sel termasuk neutrofil,
makrofag, limfosit, keratinosit, fibroblast. Berbagai faktor dapat menyebabkan gangguan
penyembuhan luka dengan mempengaruhi satu atau lebih fase proses dan dikategorikan
menjadi faktor lokal dan sistemik. Pengaruh faktor-faktor ini tidak berdiri sendiri-sendiri.
Faktor tunggal atau ganda mungkin berperan dalam satu atau lebih fase individu, yang
berkontribusi terhadap hasil keseluruhan proses penyembuhan.
Mohon maaf atas kekurangan
dan kesalahan kami

Anda mungkin juga menyukai