Anda di halaman 1dari 15

18

Mempublikasikan Mode melalui

ebagaimana telah dikemukakan di muka


bahwa banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mempublikasikan fashion/mode.
mun demikian, tidak semua media ter-
sebut dapat menjangkau khalayak yang luas. Pada umum-
nya jenis publikasi langsung hanya dapat dipublikasikan
pada khalayak setempat atau kalangan terbatas. Untuk men-
jangkau khalayak yang lebih luas agar publikasi mode ini
dapat diakses oleh lebih banyak kalangan, maka diperlukan
media yang representatif dapat mewujudkan tujuan tersebut,
yaitu melalui media massa “Majalah”, yang secara spesifik
dikatakan sebagai “Majalah Fashion”

1. Majalah Fashion
Istilah majalah digunakan pertama kali oleh jalah pada umumnya diterbitkan mingguan,
Edward Cave pada tahun 1731 dengan dwi mingguan, bulanan atau terbit berkala
nama The Gentleman’s Magazine di Lon- secara periodik. Majalah memiliki banyak
don. Majalah itu sendiri dapat diartikan materi yang dapat menarik pembaca, ma-
sebagai media publikasi yang berfungsi jalah juga mempunyai kelebihan dibanding
untuk menyampaikan informasi, menyebar kan dengan media publikasi yang lainnya,
kan paham, pendidikan, menjual produk karena majalah memberikan informasi yang
serta untuk kepentingan yang lainnya. Ma- lebih mendalam tentang suatu hal kepada

19
pembaca, sehingga rubrik yang terdapat dalam majalah
pun cukup banyak. Majalah umumnya memiliki desain
grafis dengan layout yang menarik, terutama pada ma-
jalah mode.
Kamus Istilah Jurnalistik (1985) mengungkapkan
bahwa: “Majalah fashion atau fashion magazine yaitu
majalah yang diterbitkan bulanan atau setengah bulan-
an yang berisikan artikel tentang mode dan dilampiri
dengan lembaran yang berisi pola pakaian”. Majalah
fashion merupakan media publikasi cetak yang berisi-
kan artikel-artikel yang terkait dengan panduan gaya,
baik gaya hidup, penampilan atau gaya berbusana, cara
berbusana yang sedang menjadi tren atau populer dan
diminati, juga diikuti orang banyak pada suatu waktu
dan tempat tertentu. Majalah fashion memiliki ukuran yang variatif (folio, kuarto), tetapi pada
umumnya berukuran 210mm x 275mm. Jenis kertas yang digunakan biasanya kertas yang
halus dan agak mengkilap (art paper). Sedangkan kertas yang digunakan untuk bagian cover
adalah kertas yang lebih tebal dari isi dalamnya. Harga dari majalah fashion terbilang mahal
dibandingkan dengan jenis media publikasi mode cetak lainnya, karena selain dari penggunaan
kertas, konten pada majalah fashion cenderung divisualisasikan berwarna-warni (colourfull).
Majalah fashion saat ini sangat populer
dan familiar bagi semua kalangan masya-
rakat dan kerap kali dianggap sebagai pan-
duan dalam bergaya, serta menjadi sumber
informasi, inspirasi dan pengetahuan dalam
bidang fashion, bagi khalayak luas, baik
untuk laki-laki maupun perempuan, remaja
ataupun dewasa.

20
2. Sejarah Majalah Fashion
Sebelum sampai pada eksistensinya sebagaima-
na saat ini, majalah fashion mengalami pem-
babakan sejarah sejak awal kemunculannya.
Pada mulanya majalah fashion pertama diterbit-
kan di Perancis dengan nama Gallant Mercury
oleh Jean Donno de Vise pada tahun 1672 yang
berisikan materi literatur yang ditujukan bagi
kaum pria yang disertai dengan ilustrasi. Berita
yang menarik pembaca yaitu bagian gosip, ba-
gian yang meninjau mode-mode yang sedang
tren pada saat itu, serta bagian panduan berpakai
an yang tepat dikenakan untuk acara-acara ter-
tentu. Kesuksesan majalah Gallant Mercury di
kalangan pembaca, menjadikan majalah Gallant
Mercury menjadi majalah bulanan pada tahun
1677. Majalah mode pertama
Gallant Mercury tahun 1672

Majalah khusus perempuanpun diterbit


kan pada tahun 1693, dinamakan Ladies’
Mercury sebagai majalah yang didedikasikan
khusus untuk kaum perempuan yang memfo-
kuskan diri pada penggalian topik-topik baca
an tentang tata cara bersikap, berita mode ter-
kini, hingga artikel tentang pernikahan bah-
kan percintaan.
Pada abad ke 18 kedua majalah tersebut
menjadi sangat populer di kalangan artis, pe-
nyanyi, dan tokoh-tokoh masyarakat. Keada-
an tersebut mempengaruhi munculnya maja-
lah serupa yang mulai diterbitkan di Eropa
pada abad tersebut, yaitu The Lady’s Maga-
zine dan Gallery of Fashion dari Inggris.
The Ladies Mercury

21
The Lady’s Magazine Gallery of Fashion

Perkembangan majalah fashion di bagian 1867, dianggap sebagai majalah mode sig-
negara lain, terjadi di Amerika Serikat. nifikan yang pertama diterbitkan di Amerika
Perkembangan majalah fashion di Ameri- Serikat. Majalah Amerika lainnya yang sam-
ka, dimulai pada abad ke-18. Sesungguh- pai saat ini masih sangat terkenal adalah
nya langkah inovatif publikasi melalui ma- Vogue, yang diterbitkan pada bulan Septem-
jalah Godey’s Lady’s Book dengan artikel- ber 1892 oleh Arthur Turnure. Harper’s Ba-
artikel yang disertai dengan menampilkan zaar dan Vogue menjadi sangat terkenal di
foto-foto mode terkini menjadi kecenderu- seluruh dunia, hingga dapat dikatakan bah-
ngan penyajian terbaik pada saat itu. Se- wa kedua majalah tersebut merupakan perin-
lain dari itu artikel tentang pertekstilan ser- tis perkembangam majalah fashion di Ame-
ta iklan-iklan yang terkait dengan fashion rika Serikat, dan masih memberikan penga-
sudah mulai ditayangkan. Namun demiki- ruh yang besar bagi perkembangan mode di
an, Harper’s Bazaar yang menerbitkan edi- dunia hingga hari ini.
si pertamanya pada tanggal 2 November

Godey’s
Lady’s Vogue
Book Magazine

22
Di Indonesia, majalah mode mulai bermunculan
pada tahun 1970-an. Majalah mode pertama di Indone- Majalah Fashion Pertama
sia yaitu Majalah Femina yang terbit pertama kali pada di Indonesia
September 1972 oleh Pia Alisjahbana, Mirta Kartohadi-
prodjo, Widarti Gunawan dan Atika Makarim. Majalah
Femina hadir pertama kali dengan format majalah wani-
ta, namun Majalah Femina menjadi pedoman terdepan
dalam hal gaya dan penampilan.
Pada November 1973, Pia Alisjahbana menerbit-
kan majalah untuk remaja perempuan dengan tujuan un-
tuk meningkatkan wawasan, panduan berbusana dan
menghibur para remaja putri. Pada tahun 1980-an kedua
majalah tersebut mengembangkan seni fotografi, se-
hingga teknik fashion photography dengan konsep yang
lebih terarahpun mulai dilakukan. Pemotretan halaman
mode pada era ini banyak dipenuhi dengan rancangan
karya perancang busana. Pada tahun 1990-an mulai ter-
bentuk jurnalisme untuk majalah. Pada era ini masih ja-
rang jurnalisme informasi berita terkait bidang mode.
Kedua majalah ini pun menjadi pelopor sumber
berita mode terbaru, informasi tren mode diba- Majalah fashion berkembang dari ta-
has lebih mendalam dan artikel bermuatan pre- hun ke tahun dan banyak mengalami per-
diksi mode maupun informasi lainnya menjadi ubahan yang sangat bervariasi baik dari segi
hal yang paling ditunggu oleh pembaca pada informasi, fotografi, rubrik, maupun tatanan
saat itu. desain layoutnya. Pada intinya bahwa dari
dahulu hingga sekarang majalah mode tidak
Memasuki abad ke-21, perkembangan tek-
jauh berbeda, yakni merupakan suatu pan-
nologi dan digitalisasi yang modern dan mutak-
duan agar bisa berpenampilan sebaik dan se-
hir merupakan era yang paling mewakili trans-
menarik mungkin. Majalah yang mengalami
formasi mode. Keadaan tersebut memberikan
transformasi ini meninjau dari kebiasaan
dampak positif kepada majalah Femina dan ma-
masyarakat untuk mengikuti tren yang se-
jalah Gadis yang dapat membuat karakter maja-
lalu berubah dan teknologi yang semakin
lah menjadi semakin berwarna dari segi fotogra-
canggih yang dapat dimanfaatkan untuk per-
fi dan grafis. Gaya hidup masyarakat yang se-
ubahan ke masa depan yang lebih mutakhir.
makin modern dan praktis, membuat informasi
Berikut adalah tampilan-tampilan per-
mode menjadi kebutuhan yang penting untuk di-
wajahan majalah wanita Femina dan maja-
perhatikan, hal ini terbukti dengan banyaknya
lah remaja Gadis dari awal kemunculannya
bermunculan maja-lah yang memuat informasi
secara kronologis.
mode, gaya hidup dan bidang lainnya.

23
1972 1980 1991 2014

1973 1983 1993 2014

3. Klasifikasi Majalah Fashion


Penentuan segmentasi majalah fashion merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan
pada awal perencanaan pembuatan majalah fashion, yaitu dengan menentukan target audien-
ce (target pembaca) dan target market (target pemasaran). Dengan klasifikasi target yang jelas
maka pengorganisasian konten dalam majalah fashion menjadi lebih mudah dan lebih terarah.
Majalah fashion dapat diklasifikasikan men-jadi tiga kategori :
- Majalah Fashion berdasarkan jenis kelamin dapat dibedakan menjadi majalah laki-laki dan
perempuan
- Berdasarkan Usia, majalah fashion dapat dikategorikan sebagai usia dewasa, usia remaja,
dan usia anak
- Majalah mode berdasarkan hobi tertentu yaitu majalah mode yang membahas atau minat
atau keahlian atau perkembangan mode suatu hal, atau tata cara membuat produk yang sesuai
minat, seperti majalah kriya, rias dan pengantin.

24
Majalah fashion yang berkembang saat majalah fashion yang dikhususkan untuk
ini lebih banyak ditujukan untuk kaum pe- wanita dewasa disebut sebagai majalah fas-
rempuan, karena berbagai macam dan jenis hion wanita dewasa, misalnya Majalah Har-
mode busana untuk perempuan lebih variatif per’s Bazaar. Sementara untuk kategori
dibanding untuk laki-laki. Majalah fashion majalah fashion berdasarkan hobi atau mi-
yang dikhususkan untuk pria dewasa misal nat pada bidang tertentu, contohnya Maja-
nya majalah Cosmopolitan Men Indonesia. lah Kebaya. Majalah kebaya khusus me-
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan muat berita tentang kebaya terbaru, de-
masyarakat dan gaya hidup modern, maka sainer kebaya, padu padan kebaya, modify-
majalah fashion yang dijumpai saat ini men- kasi kebaya, dan hal lainnya yang berkaitan
jadi lebih fokus pada suatu segmen, seperti dengan kebaya.

Majalah Pria Dewasa, Majalah Wanita Dewasa, Majalah Hobby Bidang


Cosmopolitan Men Harpers Bazaar Tertentu, Majalah Kebaya

Majalah fashion remaja pada dasarnya banyak yang mengangkat berita yang diper-
untukkan untuk remaja putri, namun majalah mode remaja biasanya terdapat rubrik yang
dapat memberikan informasi untuk remaja putra, jadi majalah fashion remaja bersifat
universal (bisa dibaca oleh remaja
putri maupun putra). Saat ini maja-
lah fashion remaja banyak dipro-
duksi, hal ini disebabkan oleh ke-
kecenderungan remaja yang me-
miliki minat yang besar terhadap
tren mode dan cenderung selalu
mengikuti perubahan, juga mode
yang sedang berkembang. Kon-
disi tersebut menjadikan saat ini
banyak diterbitkan majalah-maja-
lah yang dikhususkan untuk remaja, khususnya di Indonesia,
seperti: Majalah Hai, Majalah Gadis, Majalah Girlfriend Indonesia dan lainnya.

25
4. Rubrik dalam Majalah Fashion
Rubrik merupakan kepala karangan (ruang tetap) atau alokasi halaman untuk memuat
tulisan tertentu yang bertema sama dalam majalah mode. Rubrik juga dapat dikatakan
sebagai hala-man yang menunjukkan identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan
bertema khusus. Nama dari rubrik dalam majalah fashion juga bermacam-macam, ada yang
jelas merujuk pada isi rubrik (misal: rubrik mode, rubrik kecantikan, rubrik kesehatan) dan
apa pula yang menggunakan kata yang tidak baku atau kata karangan yang dibuat penulis
majalah mode (misal: rubrik mode dinamakan rubrik missgaya, rubrik kecantikan
dinamakan rubrik dan-dan, rubrik kesehatan dinamakan rubrik be health dan sebagainya).
Pada umumnya rubrik dalam majalah fashion berupa sambutan, susunan redaksi,
opini/surat pembaca, gaya hidup, tren mode, gaya berbusana (fashion style), produk
fashion, padu padan berbusana (mix & match), kecantikan (beauty), tips and trick, acara
(event), profil seseorang (selebritis, aktor, aktris), busana selebritis, gosip selebritis dan
iklan. Majalah fashion memuat rubrik lainnya seperti kesehatan (health), ulasan mengenai
buku, musik, film. Berikut hasil analisis dari Majalah Fashionista Media mengenai konten
rubrik pada majalah tersebut yang umumnya juga terdapat pada majalah fashion remaja di
Indonesia.

Rubrik “Concept” Rubrik “The Newest Fashion” Rubrik “Style Guide”

Rubrik “Fashion Corner” Rubrik “Product” Rubrik “Fashion Inspirator”

26
Rubrik “Beauty Splash” Rubrik “Fashion Flashback” Rubrik “Fashion Expose”

Informasi yang terdapat pada setiap rubrik dalam majalah fashion yang beragam dapat
memberikan pengetahuan yang lebih kepada pembaca dalam berbagai aspek yang dimuat
dalam majalah tersebut. Berita atau informasi yang dimuat dalam setiap rubrik majalah fas-
hion setiap edisinya harus berbeda dan bersifat kebaruan, serta mengikuti tren yang sedang
populer pada saat itu di masyarakat. Desain layout atau perwajahan serta tata letak dari
keseluruhan elemen yang terdapat dalam majalah fashionpun harus dibuat menarik dan
teratur sehingga memberikan kenyamanan bagi pembaca saat menyimak artikel tersebut.

5. Penggalian Sumber Ide


Mengutip penuturan Gilang Rahadian dalam Majalah
Tempo, 2004, bahwa: “Ide bisa datang dari mana saja
termasuk dari langit” Meski demikian dalam konteks
“bekerja cepat dan tepat” jangan terlalu berharap ilham
yang datang tiba-tiba. Diperlukan upaya sistematis agar
ide bisa datang lebih cepat. (Gilang Rahadian, Majalah
Tempo, 2004, Hal. 2)

Mencermati penuturan di atas, kita menyadari bahwa kon-


teks tersebut tentu akan terkait pada berbagai aspek dalam
kehidupan ini, terutama dalam bekerja untuk menghasilkan
suatu karya yang memiliki bobot kualitas baik dalam kon-
sep, visualisasi dan cita rasa seni yang memberikan Kenya-
manan bagi siapa saja yg menyimaknya. Terlebih untuk ak-
tivitas dalam mempublikasikan mode, serentetan kualifi-
kasi akan menyertai tuntutan dalam mewujudkan layout
media publikasi mode, agar media publikasi tersebut dapat
efektif dan efisien pada saat dilemparkan kepada khalayak
pembacanya secara luas.

27
Me-layout adalah bidang desain grafis yang sangat membutuhkan kemampuan da-
lam berpikir kreatif untuk memecahkan masalah. Desainer grafis di dalam me-layout
dituntut agar mampu memvisualisasikan hasil pemikiran tersebut ke dalam sebuah karya
melalui eksekusi yang baik. Konsep dan Eksekusi merupakan dua hal yang saling terkait
juga saling mendukung satu sama lain dalam menciptakan desain yang efektif. Konsep
adalah suatu pemikiran yang sifatnya sangat abstrak. Dibuat sebagai peta perencanaan
yang dapat menjadi panduan dalam melangkah dan mengambil keputusan. Konsep ber-
awal dari sebuah ide yang kemudian dikembangkan. Skema desain yang bertujuan jelas,
seringkali dikembang kan dari sesi brainstorming dan menjadi cara untuk mengeksekusi
ide secara visual. Konsep yang radikal dan berbeda dari yang lain serta yang dapat me-
refleksikan perspektif dari ide-ide yang segar bisa menjadi cara untuk tampak menonjol
di dalam suatu kategori desain sebuah produk. Setiap konsep desain yang dihasilkan harus
memiliki nilai inovatif, menonjolkan segi kreatifitas yang pada akhirnya dapat menarik
perhatian konsumen terhadap produk tersebut. Desain yang bagus adalah desain yang di-
awali dengan ide yang cemerlang dan dikemas dalam konsep yang baik dan mengandung
makna yang mendukung pesan, sedangkan desain tanpa konsep akan berakhir bias karena
hanya berpegang pada keindahan estetis semata tanpa didukung oleh perencanaan strate-
gis yang komunikatif dalam penyampaian pesan.
Ada beberapa cara yang bisa dimaksimalkan untuk dapat menghasilkan sebuah kon-
sep desain yang menarik. Namun pada intinya, sebuah ide yang cemerlang datang dari pe-
mahaman dan pengetahuan yanng luas terhadap objek desain. Desainer profesional selalu
memulai dengan riset untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang penting ter-
kait proyek desain. Informasi inilah yang kemudian diolah sedemikian rupa melalui tahap
brainstorming untuk menghasilkan suatu ide yang dapat dikembangkan ke dalam suatu
ide yang dapat dikembangkan ke dalam sebuah konsep yang menarik. Brainstroming ada-
lah proses untuk mencari ide secara acak atau pencetusan ide, baik secara individu mau-
pun dalam kelompok. Brainstorming dalam sistematisasi proses desain grafis dapat di-
pakai sebagai manifestasi brief yang dimaksudkan untuk mendefinisikan kebutuhan de-
sain. Proses ini seringkali digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan,
yang berada di luar brief namun masih berhubungan. Cara ini bisa membantu dalam men-
cari dan mendapatkan inspirasi konsep dan cara pikir yang baru. Melakukan proses kon-
sepsi desain, brainstorming dan melakukan eksperimen adalah beberapa sarana berpikir
yang digunakan dalam proses desain untuk mengembangkan konsep.
Brainstroming dalam perkembangan selanjutnya, dapat disebut juga dengan mind
mapping atau peta pemikiran. Mind mapping adalah cara mencatat dengan memanfaatkan
bagaimana otak bekerja. Teknik ini diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang ahli dan pe-
nulis produktif dalam bidang psikologi kreativitas dan pengembangan diri. Menurut
Buzan, otak bekerja dengan gambar dan asosiasi, dan cara mencatat Mind mapping juga
mengandalkan gambar dan asosiasi tersebut. Mind mapping akan mencatat dengan meng-
gunakan kata kunci (keyword) dan gambar.

28
Perpaduan dua hal ini akan membentuk aso-
siasi di kepala dan ketika melihat gambar tersebut
BRAINSTORMING akan terjelaskan ribuan kata yang diwakili oleh
kata kunci (keyword) dan gambar yang dibuat ta-
di. Semua ide harus dicatat, salah satunya mung-
kin akan menghasilkan karya terbaik. Ide ini bisa
RISET
berupa keseluruhan konsep dan style, layout, ske-
ma warna, foto/gambar, typeface option, tujuan
proyek dan ide-ide yang berkaitan dengan mood
STUDI BENTUK atau nuansa emosi dari pekerjaan.
Brainstorming dapat dilakukan oleh diri sen-
diri atau dengan siapa saja yang mau mendengar
kan dan memberi masukan, misalnya desainer lain
EKSEKUSI dan para kreatif profesional, partner kerja, klien,
orang dari perusahaan lain yang berkaitan dengan
proyek, keluarga dan teman-teman.
Ada hal-hal yang harus dilakukan saat brainstoming, baik sendirri maupun di dalam
grup adalah catat setiap ide atau gagasan yang muncul, buat coretan atau sketsa, hubungan
antara ide atau gagasan yang ada, tekuni konsep yang menjanjikan, cari hubungan antar
gagasan atau ide yang ada, dan gabungkan gagasan serta konsep yang saling berhubungan.

6. Proses Reka Bentuk Surat Kabar dan Majalah

29
7. Proses Produksi Media Cetak

8. Sistematika Kerja
Produksi Majalah

30
 Majalah sebagai suatu media massa yang sudah populer
di masyarakat, saat ini menjadi salah satu ujung tombak
dari kegiatan mempublikasikan mode dan produk fashion
kepada khalayak luas, khususnya pada mereka yang
memiliki gairah dan antusiasme yang tinggi terhadap
fashion.

 Majalah fashion dapat diklasifikasikan menjadi tiga


kategori, yaitu majalah fashion berdasarkan jenis
kelamin dibedakan menjadi majalah laki-laki dan
perempuan, berdasarkan usia, diarahkan untuk usia
dewasa, usia remaja, dan usia anak, serta majalah
fashion berdasarkan hobi tertentu yaitu seperti majalah
kriya, rias dan pengantin.

 Pada umumnya rubrik dalam majalah fashion terdiri


dari sambutan, susunan redaksi, opini/surat pembaca,
gaya hidup, tren mode, gaya berbusana (fashion style),
produk fashion, padu padan berbusana (mix & match),
kecantikan (beauty), tips and trick, acara (event), profil
seseorang (selebritis, aktor, aktris), busana selebritis,
gosip selebritis dan iklan. Majalah fashion memuat
rubrik lainnya seperti kesehatan (health), ulasan
mengenai buku, musik juga film.

31
32

Anda mungkin juga menyukai