DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Multikulturalisme,
dengan judul “Dunia Mode Prancis”. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Madame Dr. Prasuri Kuswarini, selaku dosen dari mata kuliah
Multikulturalisme, karena dengan makalah ini, kami mendapatkan banyak
tambahan pengetahuan khususnya dalam hal dunia mode Prancis.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
dari para pembaca sehingga kami dapat mengerjakan makalah-makalah di masa
depan dengan lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana Fashion Event Prancis ?
5. Bagaimana multikulturalisme peragawan/peragawati (model) Prancis?
6. Bagaimana kolaborasi antara antara merek mode Prancis dan negara lain ?
7. Bagaimana masalah dalam multikulturalisme mode Prancis ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
untuk mengungkapkan tentang:
1. Sejarah dunia mode Prancis
2. Multikulturalisme desainer Prancis
3. Multikulturalisme merek dan produk mode Prancis
4. Fashion Event Prancis
5. Multikulturalisme peragawan/peragawati (model) Prancis
6. Kolaborasi antara antara merek mode Prancis dan negara lain
7. Masalah dalam multikulturalisme mode Prancis
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
beberapa rumah mode courture tumbang, fashion show yang paling penting masih
ada di Paris, dan itu memberi para desainer inspirasi untuk belajar kesana, serta
memamerkan karyanya di sana.
4
Week 2016, mayoritas desainer berasal dari Prancis, Jepang dan Italia, dengan
jumlah yang mengejutkan dari desainer Third Culture Kid. Banyak desainer saat
ini tinggal di Prancis dan pindah ke Paris untuk mengejar karir mereka di dunia
fashion dengan lebih baik. Banyak dari desainer sudah memiliki perspektif global
apakah mereka pantas atau tidak karena mereka telah menghabiskan masa
dewasanya berpindah dari satu negara ke negara lain.
5
Kenzo adalah merek mode mewah Prancis yang didirikan pada tahun 1970
oleh desainer Jepang, Kenzo Takada. Gaya pakaian Kenzo yang mewah
dipamerkan dalam film singkat "The Everything" untuk menampilkan koleksi
merek Fall-Winter 2018 dan Kenzo La Collection Memento No.3. Dalam
persembahan “The Everything”, Kenzo menampilkan beberapa influencer yang
berasal dari luar Prancis, seperti Regina Hall (artis Amerika), Ekaterina Samsonov
(model dan aktris Rusia-Amerika), dan Alexandra Shipp (artis Amerika). Jadi,
dapat dikatakan bahwa brand di Prancis m emiliki multikulturalisme yang sangat
baik dan tidak memandang dari mana brand ambassador-nya berasal. Mereka
juga tidak menetapkan bahwa brand ambassador-nya harus berasal dari negara
Prancis.
6
Christian Dior, atau Yves Saint Laurent, serta desainer yang kurang terkenal.
Dampak finansial PFW di ibukota Prancis berjumlah €400 juta, tidak termasuk
penjualan di toko-toko.
7
2.5 Multikulturalisme Peragawan/Peragawati (Model) Prancis
Desainer Prancis yang inovatif selalu menarik inspirasi dari model
Prancis. Model-model seperti Inès de La Fressange, Laetitia Casta, Noemie
Lenoir, dan Audrey Marnay, semuanya telah memberikan pengaruh abadi pada
dunia mode internasional, dan dalam beberapa tahun terakhir, model-model
seperti Constance Jablonski, Aymeline Valade, dan Cindy Bruna telah
membuktikan bahwa Prancis akan selalu menjadi salah satu tujuan favorit untuk
menemukan bakat baru. Melalui Paris Fashion Week, kita selalu menemui
generasi baru bintang Prancis yang siap untuk mewarnai catwalk. Namun, selain
model-model asli Prancis, desainer Prancis juga mengambil model-model asing
untuk memperlihatkan kemewahan hasil desainnya.
Laras Sekar adalah salah satu contoh model asing di Prancis yang
berkesempatan untuk berlenggang di catwalk Yves Saint Laurent (YSL) di Paris
Fashion Week pada musim gugur tahun 2017 lalu. Kala itu usianya baru
menginjak 19 tahun dan merupakan satu-satunya model asal Indonesia di Paris
Fashion Week. Kini ia bergabung dengan Ford Agency di Paris, Prancis.
Laras Sekar
8
member girlband BLACKPINK. Pihak Louis Vuitton mengungkapkan bahwa
mereka memilih artis-artis tersebut karena menganggap bahwa para artis YG
mampu mewakili gaya dan tren mode koleksi terbaru mereka.
9
Salah satu merek di Prancis, yaitu Hermès berkolaborasi dengan merek
dari negara Amerika yaitu Apple Watch di tahun 2015. Ini merupakan kali
pertama merek Apple menjalin kerja sama dengan mode untuk Apple Watch-nya.
Dalam hal ini, Hermès memodifikasi tali pada produk jam tangan Apple dalam
berbagai warna. Tali jam yang diperbarui menampilkan koneksi baru yang elegan
dengan tampilan Hermès klasik. Setelah mereka berkolaborasi, yang terjadi
selanjutnya adalah banyak versi perancang lain dari tali Apple Watch, termasuk
versi dari Coach dan Fendi.
10
berbagai item fashion, mulai dari jaket, kemeja, t-shirt, sneaker, hingga aksesoris
seperti tas, topi, tali pinggang sarung tangan hingga papan skate.
Begitu pula pada awal November tahun 2020, seorang designer Prancis,
Isabel Marant, memancing amarah masyarakat Meksiko dan masyarakat
keterunan Meksiko di Prancis karena telah melakukan cultural appropriation
terhadap budaya Meksiko, yaitu mengambil desain pakaian tradisional Meksiko
sebagai salah satu desain koleksi terbarunya.
11
Desain Isabel Marant yang diduga ‘merampas’ budaya Meksiko
Selain itu, pada Agustus 2019, brand terkenal Prancis Dior merilis
kampanye ‘Dior Sauvage’, dan mendapat kritikan dari masyarakat karena
dianggap telah melakukan ‘perampasan budaya’. Pada video kampanye ini,
diperlihatkan seorang penduduk asli Amerika (pribumi) yang menari mengikuti
alunan musik. "Kampanye 'Dior Sauvage' yang dirilis oleh Dior merupakan
penyerangan, rasis, dan perampasan budaya yang paling buruk yang pernah
dilakukan oleh sebuah perusahaan yang mengeksploitasi masyarakat dan budaya
Pribumi demi keuntungan," kata Crystal Echohawk, Direktur Eksekutif
IllumiNative.
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Puncak perkembangan mode Prancis terjadi pada masa kepemimpinan
Louis XVI dan Marie Antoniette pada abad ke-17. Pada zaman inilah mode di
Prancis berkembang pesat sehingga pada abad ke-18 seorang courturier, Rose
Bertin, terpilih sebagai menteri khusus mode dan posisi itu masih dipertahankan
di era Napoleon.
Setelah itu, Prancis tidak hanya menjadi tempat berkarir desainer asli
Prancis, tetapi juga menjadi tujuan menetap oleh banyak designer dari luar
Prancis. Bahkan, di era sekarang, kita bisa melihat banyaknya brand ambassador
ataupun peragawati/peragawan yang berasal dari luar Prancis. Salah satunya ialah
Laras Sekar (peragawati Indonesia) di Paris Fashion Week untuk Yves Saint
Laurent (YSL). Selain itu, merek Prancis juga banyak yang berkolaborasi dengan
merek dari negara lain, seperti Hermès dengan Apple Watch.
Walaupun begitu, masalah pasti akan ada, begitupula di setiap peragaan
busana. Masalah yang timbul biasanya karena Cultural appropriation yang berarti
mengambil kekayaan intelektual, pengetahuan tradisional, ekspresi budaya, atau
artefak dari budaya orang lain tanpa izin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Crabtree, C.-R. (3 Juli, 2018). The First Paris Fashion Week Was More Diverse
Than You’d Think. Diakses pada November 2020, dari Culture Trip:
https://theculturetrip.com/europe/france/paris/articles/the-first-paris-
fashion-week-was-more-diverse-than-youd-think/
Frid, V. (n.d.). Ten French Brands Partnering With Instagrammers. Diakses pada
November 2020, dari Crowd Media:
https://crowdmedia.com/blog/2018/9/8/ten-french-brands-partnering-with-
instagrammers
14
Friedman, V. (13 September, 2019). Dior Finally Says No to Sauvage. Diakses
pada November 2020, dari The New York Times:
https://www.nytimes.com/2019/09/13/style/dior-sauvage-cultural-
appropriation.html
Okwodu, J. (1 Maret, 2016). The 7 French Models You Need to Know Now.
Diakses pada Desember 2020, dari Vogue:
https://www.vogue.com/article/paris-fashion-week-french-models
Paris Fashion Week. (n.d.). Diakses pada November 2020, dari Fashion United:
https://fashionweekweb.com/paris-fashion-week
15