Anda di halaman 1dari 17

IMAM HANAFI

 Terkenal di bidang ilmu fiqih


 Pendiri Mahzab Hanafi —> berkembang di kalangan umat Sunni (Afghanistan, Irak,
Persia, Mesir, Turki, Rusia, Afrika Barat, dll)
 Nama : Abu Hanifah An-Nu’man Taimillah bin Tsa’labah
 Lahir di Irak, 80 H/699 M
 Keturunan bangsa Persia
 Sifat baik
 Jujur, tidak pernah ghibah
 Tidak berani meriwayatkan hadits yang beliau tidak hafal
 Menyelesaikan 600.000 perkara tentang fiqih
 Imam Syafi’i : jika ingin ilmu fiqh luas belajarlah pada Imam Hanafi
 Masa Kecil
 Digelari Abu Hanifah (suci dan lurus)
 Kesungguhan beribadah
 Ayahnya “Tsabit” didoakan oleh Ali bin Abi Thalib keturunannya menjadi orang
penting di Kufah
 Menghafal Quran sejak kecil
 Berjumpa 10 sahabat nabi
 16 tahun menunaikan haji dan berziarah ke makam Rasulullah
 Memiliki 4000 orang guru —> 7 sahabat nabi, 93 kalangan tabi’in, sisanya kalangan
tabi’at
 Mazhab Hanafi
 Pengikut terbesar
 Mengikuti perkembangan modern —> pengambikan fatwa berdasarkan rasionalitas
 Dasar metodologi : quran, sunnah, pendapat sahabat nabi, ijmak, qiyas, istihsan
 Banyak murid
 Wafat
 150 H/767 M
 Usia 70 tahun
 Disholatkan 6 kloter —> 1 kloter 5.000 jamaah
 Tahun 763 M menolak posisi hakim di Irak oleh khalifah Abu Ja’far Al Mansur —>
dipenjara lalu meninggal
 Memiliki keturunan Hamad —> lahir saat beliau wafat
NABI NUH AS

o Kaum Nabi Nuh senang membangun patung untuk mengenang pahlawan —> lama-
kelamaan patungnya disembah karena percaya membawa kehebatan
 Kaum pertama yang menyembah berhala
 Nama berhala : wadd, suwwa’, yaghuts, ya’uq, nasr
o Nabi Nuh cerdas, rendah hati, taat kepada Allah
o Nabi Nuh diutus kepada kaumnya agar bertaubat dan kembali menyembah Allah —> ke
khalayak ramai maupun per orang —> berdakwah selama 980 tahun
 Hanya 80 orang yang mengikuti (kaum miskin)
 Sisanya menantang untuk mendatangkan azab dari Allah —> angkuh
 Allah menetapkan pengikutnya hanya 80
o Nabi Nuh berdoa agar kaumnya dimusnahkan karena melahirkan generasi yang tidak
baik —> Q.S. Nuh : 1
 Allah memerintah Nabi Nuh untuk membangun kapal bersama pengikutnya
 Kaumnya menertawakan Nabi Nuh, apalagi tidak ada laut di sekitarnya
 Allah memerintahkan untuk mengangkut orang beriman dan binatang sepasang-
sepasang
 Istri dan anaknya, Kan’an, tidak mau ikut maupun beriman
 Air dari tanah tiba-tiba memencar lalu menenggelamkan kaumnya
 Nabi Nuh mengajak anaknya untuk naik kapal —> Kan’an menolak, memaksa untuk
memanjat gunung tinggi
o Nabi Nuh sedih dan berdoa kepada Allah
 Allah memerintahkan bumi untuk menelan banjir sehingga airnya surut
 Nabi Nuh dan pengikutnya memulai hidup yang baru
o Dalil : Q.S. Nuh [7], 28 ayat
 Surat Makkiyah
 Turun setelah An-Nahl
 Q.S. Nuh : 6
 Q.S. Al-A’raf : 59-62
 Q.S. Al-Qamar : 9
 Q.S. Al-Mu’minun : 24
 Q.S. Hud : 27
 Q.S. Nuh : 22-23
 Q.S. Asy-Syu’ara : 116
o Metode Dakwah
 Diam-diam, secara personal
 Terbuka, terang-terangan
 Terpadu, antara terang-terangan dan sembunyi
o Hikmah
 Sabar berdakwah
 Menggunakan cara dan ragam metode dalam berdakwah
 Selalu melibatkan dan menyertakan Allah dalam setiap perjuangan dakwah
 Jangan sombong ketika melakukan kesalahan
IMAM MALIK

 Nama asli : Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Amr al-Harrits
 Berkunyah Abu Abdillah
 Imam Darul Hijrah : tidak pernah keluar Madinah
 Suku Asbahi Yaman
 Putra Anas bin Malik dan Aaliyah binti Shurayk al-Azdiyya
 Berada di dalam kandungan selama 3 tahun
 Lahir di Madinah 93 H/711 M
 Keluarga ekonomi rendah —> sulit menempuh pendidikan, menjual barang yang
dimiliki untuk belajar dan berhias (memperhatikan kerapian), mencetuskan kepada
penguasa untuk memberikan gaai/penghasilan ke ahli ilmu
 Pendiri Mahzab Malik
 Mahzab kedua terkenal
 Perbedaan dari mahzab lain
- Boleh memelihara anjing —> makruh
- Batasan aurat —> mughallazah, mukhaffafah
- Tidak batal wudhu jika bersentuhan tanpa syahwat
- Makruh untuk makan daging buas —> boleh yang tidak menyerang manusia
 Belajar dari 900 ulama
 Terkenal dengan kecerdasannya —> langsung hafal hadits Rasulullah tanpa
kesalahan
 Menghasilkan murid yang membuat mahzab lainnya —> Imam Syafi’i
 Kitab Al-Muwaththa (kitab Hadits dan Fiqh) dan Al-Mudawwanah al-Kubra (hukum
Islam)
- Dari 100.000 hadits yang dihafal hanya 10.000 diakui
- 40 tahun menyelesaikan
 Dominan dianut muslimin di kawasan Hijaz
 Wafat
 Sakit
 Tanggal 10/14 Rabi’ul awwal 179 H/795 M —> usia 83-85 tahun
 Dimakamkan di Al-Baqi
 Diteladani
 Berani berkata tidak tahu kepada penanya —> akan dipelajari lagi
 Mengutamakan pendidikan
AMAL JAMA’I

o Perbuatan yang dilakukan secara berjamaah dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
sama
 Terstruktur & 1 komando, 1 perintah
 Ada spesialisasi dakwah
o Dalil
 Q. S. An-Nisa : 1
 Q. S. Al-Hujurat : 13
 Orang mukmin yang bergaul dan sabar lebih besar ganjarannya —> H. R. Tirmidzi,
Bukhari, Ahmad, Abu Nuaim
 Q. S. Al-Ashr [103] : 1-3
 Q. S. Ash-Shaff [61] : 4 —> Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya
bagaikan bangunan kokoh
o Ciri-ciri
 Aktivitas berdasarkan keputusan jamaah, rapi, tersusun
 Ada sistem organisasi lengkap
 Kegiatan sesuai strategi pendekatan yang telah digariskan jemaah
 Seluruh kegiatan bertujuan mencapai cita-cita yang telah diciptakan bersama
o Tujuan
 Distribusi pembagian tugas
 Meringankan beban dakwah
 Menumbuhkan potensi
o Alasan beramal jam’i
 Perintah Allah —> Q. S. Ali Imran : 104
 Tabiat alam/natural/sunnatullah —> ada yang memimpin, ada yang dipimpin
 Manusia adalah makhluk sosial
 Dakwah paling efektif, sangat bermanfaat
 Memperkuat orang lemah, menambah kekuatan orang kuat —> Q. S. Al-Maidah : 2
o Sikap tidak tepat
 Mencela orang/kelompok lain —> Q. S. Al-Ghasyiyah : 21
 Menganggap semua jamaah dan organisasi Islam sesat dan firqah —> Q. S. Ar-Rum
[30] : 32, H. R. Tirmidzi no. 2641
 Larangan berinteraksi dengan pelaku maksiat —> H. R. Abu Daud, Tirmidzi
 Sekarang adalah masa kerusakan
o Sikap yang diperlukan dalam interaksi sosial
 Empati, memandang dengan rahmah/kasih sayang —> H. R. Bukhari (perumpamaan
1 tubuh)
 Keteladanan sebagai contoh praktis —> Q. S. Ash-Shaff : 2-3
 Memberi manfaat —> H. R. Bukhari No. 3, H. R. Muslim No. 160
 Teguh pendirian —> H. R. Tirmidzi
 Memaklumi, jangan minta dimaklumi —> H. R. Bukhari No. 844
IMAM SYAFI’I

 Biografi
 Perjalanan menuntut ilmu
 Belajar fiqih dari Ibunya karena ayahnya meninggal di Gaza
 Khatam Al-Quran usia 7 tahun
 Berguru kepada Sufian bin Uyainah dan Muslim bin Khalid Al-Zanji
 Usia 13 tahun berangkat ke Munawwarah dan berguru ke Imam Maliki di Madinah,
menetap selama Imam Maliki masih hidup
 Usia 15 tahun mendapat rekomendasi untuk memberi fatwa dari Muslim bin Khalid Al-
Zanji
 Pindah ke Baghdad
 184 H berangkat ke Iraq —> diadili Harun Al-Rasyid karena dituduh pemberontakan
khilafah —> dibebaskan rekomendasi Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani dan berguru
pada beliau
 189 H pindah ke Mekah setelah Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani wafat —> mengisi
kajian fiqih dan mulai merintis mahzab sendiri
 Setelah 6 tahun kembali ke Maghdad —> menulis kitab usul fiqih Al-Risalah dan bidang
fiqih Al-Hujjah/Mazhab Qadim, mendapat murid
 199 H hijrah ke Mesir —> menyebarluarkan mahzab dan mendapat murid, banyak
merivisi fatwa sebagai Mahzab Jadid
 Wafat di tahun 204 H
 Mahzab
 Sumber : quran, sunnah, ijma’, qiyas
 Terbagi
- Qaul Qadim : pendapat lama
- Qaul Jadid : pendapat baru
 Contoh
- Air mani tidak najis
- Bangkai suci kecuali anjing dan babi
- Babi najis mughalladzah
- Mengusap sebagian kepala saat wudhu
- Tayamum hingga siku tangan
- Wudhu batal jika sentuhan kulit antar lawan jenis
- Melafazkan niat sholat sunnah
- Wajib baca al-fatihah
- Baca al-fatihah keraskan basmallah
- Sunnah sholat qabliyah di hari jumat
- Sunnah doa qunut
- Sunnah jari telunjuk saat takhiyat terakhir
HAJI DAN UMROH

o Menunggu bertahun-tahun sejak menggunakan sistem DP


o Rukun Islam ke-5
o Persiapan
 Mental dan fisik
- Banyak berdoa dan dzikir
- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tanggung jawab
- Memohon maaf dan minta doa restu kepada keluarga
- Mempelajari manasik atau tata cara ibadah haji
- Membiasakan pola hidup sehat
 Ekonomi
- Bekal cukup untuk keluarga yang ditinggalkan
- Menyiapkan walimatussafar dengan niat bersyukur dan menitipkan keluarga
- Menyiapkan dokumen lengkap
- Membawa ATM untuk transaksi keuangan
o Rukun
 Umroh tidak ada wukuf di Arafah
o Larangan
 Pakaian tipis dan ketat
 Barang tidak sesuai teknis penerbangan
o Kiat meraih haji mabrur
 Niat lillahi ta’ala untuk menyempurnakan rukun Islam
 Hindari sum’ah (mencari popularitas), riya’ (menonjolkan diri), mubahah
(membanggakan diri)
 Biaya halal
 Mensyukuri kesempatan haji/umroh yang didapatkan, berserah diri kepada Allah —>
meninggal sebelum dipanggil dapat diturunkan ke keluarga kandung
 Melaksanakan semua rangkaian haji, mengikuti bimbingan biro haji (manasik haji) agar
sesuai
 Mengendalikan hawa nafsu selama perjalanan dan melaksanakan ibadah
 Menghindari semua larangan ihram dengan penuh kesungguhan
 Meningkatkan kualitas ibadah dan kepedulian sosial sepulang haji/umroh
o Bimbingan manasik haji
 Mendapatkan buku paket Bimbingan Manasik Haji
 2 sistem : kelompok atau massal
- Kelompok dibagi berdasarkan kloter
- 1 regu isi 11 orang —> 1 rombongan terdapat 4 regu berisi 45 orang
- Ketua regu dan ketua rombongan ditunjuk oleh biro haji —> berpengalaman,
pengetahuan lebih
- Petugas operasional : TPHI, TPIHI, TKHI, TPHD, Ketua Rombongan (Karom),
Ketua Regu (Karu)
 Pembinaan kesehatan sebelum pemberangkatan oleh Dinkes Kab/Kota dan kerja sama
dengan puskesmas
o Pemberangkatan
 Sebelum berangkat
- Sehat
- Menyiapkan bekal untuk keluarga
- Menyiapkan dokumen
- Sholat sunnah safar 2 rakaat —> di embarkasi —> berdoa untuk keselamatan diri
dan keluarga yang ditinggalkan
 Selama perjalanan
- Dzikir, doa
- Memperbanyak talbiyah
- Jama’ dan qashar sholat
- Upacara penerimaan
- Pemeriksaan kesehatan terakhir
- Tinggal di embarkasi/asrama haji : antre pemberangkatan pesawat, menerima
barang (paspor, visa, gelang identitas, living cost 1.500 Riyal Saudi
- Naik pesawat —> perbanyak dzikir, tayamum, sholat jama’ dan qashar di
perjalanan
 Menempati hotel
 Arafah —> mina
 Jumrah —> melempar batu
 Tawaf
 Ziarah ke Makam Rasulullah dan Masjid Nabawi di Madinah
 Pulang ke Tanah Air
 Melapor ke puskemas setempat dalam waktu 14 hari
 Bergabung ke IPHI
o Rukun Umrah
 Ihram
 Thawaf
 Sa’i
 Cukur
 Tertib
o Umrah berulang dalam setahun hukumnya makruh —> Imam Hambali membolehkan
dengan jeda minimal 10 hari
o Haji
 Wajib —> sekali seumur hidup
- Haji kedua dan seterusnya sunnah —> wajib jika nadzar
 Rukun
- Ihram
- Wukuf di Arafah
- Sa’i
- Cukur
- Tertib
 Jenis haji
- Ifrat : haji saja
- Qiran : haji + umrah, wajib bayar dam
- Tamattu’ : umrah dulu di bulan haji
IMAM HAMBALI

 Biodata
 Ahmad bin Hanbal
 Lahir 20 Rabiul awwal 164 H
 Wafat 12 Rabiul awwal
 Mary, Pakistan
 Karakter
- Sangat pemalu, mulia, baik adabnya
- Senang berpikir —> hafal 12 kitab
- Berseri-seri
- Rendah hati pada guru dan sahabat Nabi
- Senang menggunakan peci yang dijahit sendiri
- Bekerja untuk memenuhi kebutuhan
- Rumahnya sempit dan kecil —> tawadhu
- Tidak senang popularitas —> bersembunyi di lembah Mekkah, menganggap
popularitas itu ujian
- Wara’ dan menjaga diri —> tidak sembarangan menerima pemberian orang lain
 Pernah mengalami fitnah —> pemahaman jahmiyyah —> disiksa karena menganggap al-
quran bukanlah makhluk
 Awal menuntut ilmu
 Hafal quran 15 tahun, mahir kaligrafi
 Menulis 12 kitab
 Keilmuan
- Sumber : hadits, fiqih, bahasa, quran
- Kefaqiran, kezuhudan, wara’, sunnah
- Benar-benar ahli dalam ilmu —> seolah-olah Allah gabungkan padanya ilmu
orang-orang terdahulu dan orang-orang belakangan dalam disiplin ilmu
 Akhir hayat
 Sakit selama 9 hari (2 rabbiul awwal 241 H)
 Sehari sebelum wafat minta diwudhukan
 1.7 juta pelayat
 Wafat 12 rabbiul awwal 241 H
 Contoh mahdzab
PERAN DAKWAH DOKTER MUDA FK UII

o Tujuan FK UII : dokter yang profesional, beramal ilmiah, berilmu amaliah, berakhlakul
karimah
o Pembinaan keislaman berkesinambungan
 Sarjana : kurikulum keislaman, ONDI, pesantrenisasi, LKID/M/L
 Profesi : dakwah dokter muda
o Dalil
 Q. S. Al-‘Ashr : 1-3 —> manusia berada dalam kerugian kecuali yang bermanfaat
 Q. S. Ali Imran : 110 —> umat terbaik yang dilahirkan karena menyuruh kepada ma’ruf,
mencegah kepada munkar, beriman kepada Allah
 Q. S. Fushshilat : 33 —> orang yang lebih baik ucapannya adalah yang berdakwah
kepada Allah
 Q. S. An-Nahl : 125 —> serulah manusia kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik, bantahlah dengan cara yang baik
o Objek dakwah dokter muda
 Sahabat / keluarga / kolega —> terdekat
 Pasien / masyarakat / ummat
o Hikmah
 Bentuk muhasabah (introspeksi diri) sehingga bisa memperbaiki kekurangan dirinya
o Bekal
 Pesantrenisasi
 Internalisasi nilai keislaman
- Pengelolaan dan menuntun pasien ke jalan Islam
- Spesifik stase —> perawatan jenazah di forensik, edukasi hukum
haid/nifas/istihadhah di obsgyn, thaharah pasien kondisi tertentu di bedah
o Aktivitas dokter muda
 Muadzin
 Imam sholat
 Kajian
 Ketika edukasi pasien
o Bentuk dakwah
 Dakwah tauhid —> bersabar, tawakkal kepada Allah —> Q. S. 26 : 80
 Dakwah fiqih —> ibadah (sholat, doa, mengurus jenazah) —> H. R. Muslim No. 4082
 Dakwah akhlak —> perkataan, perbuatan sesuai sunnatullah —> H. R. Al-Baihaqi
o Wujud dakwah
 Mentoring
- Taklim
- Tilawah/murattal quran
- Muraja’ah
- Keterampilan : adzan, iqamah, imam, khutbah/ceramah
- Tadabbur alam
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

 Seorang ulama
 Biodata
 Keturunan Rasulullah SAW ke 31
 Pelopor pengajaran hukum Islam di Kalimantan Selatan
 Lahir di Lok Gabang, Astanbul, Banjar 17 Maret 1710 M
 Terkenal cerdas, khususnnya seni melukis dan tulis —> tinggal di istana Sultan
Tahlilullah dan dididik saat berusia 17 tahun
 Menikah dengan 11 wanita
 Wafat
 3 Oktober M
 Kesultanan Banjar
 Penasehat dan penulis kerajaan
 Usia 30 tahun meminta untuk belajar ke Mekah kepada sultan
 Kembali ke Banjarmasin —> sultan wafat, digantikan Sultan Tahlilullah II
 Sultan Tahlilullah II memerintah untuk mengembangkan kemajuan agama Islam, menulis
kitab hukum fiqih (Kitab Hukum Ibadat)
 Pengajaran dan bermasyarakat
 Setelah dari Mekah membuka tempat pengajian Dalam Pagar —> berkembang menjadi
desa karena banyak yang belajar di sana
 Menyatukan orang Kalimantan untuk bermahzab Imam Syafi’i
 Menulis kitab —> nama kitab menjadi nama mesjid
- Kitab Sabilal Muhtazin
- Kitab Ushuluddin
- Kitab Tuhfatur Raghibin
- Kitab Nuqtatul Ajian
- Kitabul Faraidi
 Risalah : diajarkan ke murid, disatukan —> Kitab Hukum Syarat —> syarat syahadat,
sholat, bersuci
FIKIH IBADAH
(TATA CARA IBADAH ORANG SAKIT)

o Hukum Islam
 Ketentuan syar’i Allah dan Rasul
 Al-Quran, sunnah, ijtihad
 Perbuatan empirik manusia yang dilakukan secara sadar untuk kemaslahatan hidup
manusia dunia-akhirat
o Klasifikasi sifat hukum
 Wajib
 Sunnah
 Mubah
 Makruh
 Haram
o Kondisi mukallaf (cakap hukum)
 ‘azimah (idealis) : perbuatan hukum dilakukan dalam kondisi normal sesuai ketentuan
umum yang berlaku
 Rukhsoh (realistis) : perbuatan hukum dilakukan dalam kondisi darurat sesuai ketentuan
khusus yang berlaku
o Hirarki maqashi syariah
 Maqashid
- Daruriyah
- Hajiyah
- Tahsiniyah
 Kebutuhan
- Primer
- Sekunder
- Tersier
o Udzur syar’i
 Sakit
 Bepergian
 Takut
 Tidur
 Lemah
 Lupa
o Kaidah fiqih taysir (darurat)
 Maqashid : tergantung tujuannya (hukum tujuan)
 Maslahah : tergantung kepada kemaslahatannya (hukum Tuhan)
 Dharurah : kondisi darurat membolehkan segala hal yang dilarang, kemudharatan harus
dihilangkan
o Shalat
 Sulit dilakukan secara optimal dan maksimal sesuai ketentuan hukum karena sakit
 Halangan (mani’)
- Mandi = tayammum
- Wudhu = tayammum
- Faqidu thahurain = orang berhalangan tidak bisa menggunakan air atau debu
o Perbedaan mahzab fikih
 Jumhur ulama
- Pasien medis dilarang pakai air —> bersuci dengan tisu (dulu batu) dan
tayammum (QS. An-Nisa : 42, QS. Al-Maidah : 6)
- Sulit tayammum —> berlaku faqidu thohurain
 Mazhab
- Syafi’i, Hambali = tetap sholat sesuai waktunya seadanya, lalu harus diganti di
waktu lain setelah normal
- Maliki = tetap sholat sesuai waktunya seadanya, tidak harus diganti di waktu lain
setelah normal
- Hanafi = boleh tidak sholat sesuai waktunya, harus mengganti di waktu lain
setelah normal
 Tayammum dan sholat
- Tangan sebatas pergelangan tangan —> tekstualitas surat An-Nisa —> diperjelas
eksplisit di Al-Maidah
- 1x tayammum untuk 1x sholat meskipun tidak batal dan dilakukan saat masuk
waktu sholat
- Harus hirarkis —> berdiri —> duduk —> berbaring (idltija’), disunnahkan ke
kanan —> terletang (istilqo’), kaki di arah kiblat (barat), kepala agak tinggi
(berbantal) ke arah kiblat (timur) —> berisyarat (isyarah) sesuai kemampuan
pasien
- Pasien kritis hingga melewatkan sholat —> wajib qadla’
- Tim medis harus tindakan dan sudah waktu sholat, hingga melewati waktu sholat
—> jamak taqdim/ta’khir
- Tim medis harus tindakan tapi belum masuk waktu sholat —> wajib qadla’
- Jika pasien tidak kunjung sehat bahkan meninggal —> sholat berhak diqadla’
oleh ahli waris, digantikan orang lain (badal) tapi tidak bisa dibayar fidyah/dam
SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI

 Biodata
 Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi Al-Batani
 7 bersaudara
 Nasab dari kesultanan Banten hingga Rasulullah SAW —> generasi ke 12 Sultan
Maulana Hasanuddin
 Menikah dengan Nyai Nasimah, dikaruniai 3 anak
 Ulama bertaraf internasional
 Imam Masjidil Haram
 Bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten
 Membuat 115 kitab
 Gelar
- Al-Sayyid al-Ulama al-Hijaz
- Nawawi at-Tsani
- Al-imam wa al-fahm al-mudaqqiq
- A’yan ulama al-qarn
 Pendidikan
 Usia 5 tahun belajar Islam dari ayahnya
 Bersama saudara belajar pengetahuan dasar
 Usia 8 tahun berguru ke K.H. Sahal dan Syaikh Baing Yusuf Purwakarta
 Mengajar di pantai sejak usia < 15 tahun
 Usia 15 tahun menunaikan haji
 Pengabdian di Masjidil Haram
 Pulang ke Banten 1828 M
 Saat penjajahan Belanda —> berdakwah keliling Banten dan mengobarkan perlawanan
ke penjajah —> dibatasi dengan larangan untuk berdakwah
 1830 M ke Mekah lagi untuk memperdalam ilmu agama
 Karamah
 Telunjuk bersinar dan menjadi lampu penerang —> saat tidak ada cahaya dalam syudquf
lalu berdoa ke Allah —> bikin kitab
 Jasad tetap utuh setelah kuburan genap berusia 1 tahun —> petugas pemerintah Arab
menggali kuburannya
 Sholat di dalam mulut ular besar ketika perjalanan istirahat untuk adzan
 Wafat
 25 Syawal 1314 H/1897 M di Mekah
 Dimakamkan di Jannatul Mu’alla —> bersebelahan dengan Asma’ binti Abu Bakar
THIBBUN NABAWI

o Sumber : 100 Hadits Pengobatan Nabi (Imam Al-Bukhari)


o Adab makan
 Makan dengan menyebut nama Allah —> khususnya basmallah di awal, hamdallah di
akhir
 Dengan tangan kanan
 Menjamah makanan yang dekat denganmu
 Makan dalam 1 perut (secukupnya) —> beberapa suap —> 1/3 makanan, 1/3 minuman,
1/3 pernapasan
 Makan secara berjamaah —> makanan 2 orang untuk 3 orang, dst
 Tidak makan sambil bersila atau berbaring —> duduk ittika
 Tidak terburu-buru —> pelan, minum 3 tegukan diantaranya diselingi napas, jangan
sekali teguk seperti unta, jangan bernapas dalam bekas minuman
 Menghabisi makanan termasuk jari (dijilat)
 Makan beraneka jenis makanan
 Berdoa selepas makan
o Tahapan kenyang
 Kebutuhan bertahan hidup
 Menambah upaya beribadah puasa dan sholat —> wajib
 Berupaya mengerjakan ibadah sunnah
 Kekuatan untuk bekerja dan memperoleh pendapatan —> mustahab (disukai syarak)
 Menambah hingga memenuhi 1/3 perut —> harus
 Menambah hingga menjadi berat dan banyak tidur —> makruh
 Menambah lagi hingga timbul mudharat yaitu hingga perut penuh —> haram
o Penyakit dan orang sakit
 Penyakit adalah penghapus dosa
 Rasulullah adalah orang yang paling berat sakitnya
 Tuntutan menziarahi orang sakit, memberi makan orang kelaparan, membebaskan
tawanan
 Perempuan menziarahi laki-laki dengan syarat menutup aurat, disertai muhrim
 Menziarahi anak-anak
 Larangan mengharapkan kematian
 Membaca doa untuk orang sakit
 Menyiram air wudhu ke pesakit
 Boleh mengobati lawan jenis hanya ketika darurat dan diperiksa seperlunya
 Tiga penyembuh tetapi tidak disarankan Rasulullah dari segi keamanan
- Hijamah/bekam untuk mengeluarkan darah kotor
- Minum madu untuk mengobati sakit perut, kepala
- Al-kayy (tuaman dengan api) yaitu membakar dengan besi panas —> hanya
dilakukan jika tidak ada alternatif pengobatan lain
- Habbatus-Sauda’ 5-7 butir, dihaluskan, dititikkan kedua belah hidung dengan
minyak
 Demam
- Diredakan dengan air (banyak minum, kompres dengan air hangat)
 Ruqyah
BUYA HAMKA

 Minangkabau, Sumatra Barat


 Riwayat keluarga
 Keturunan syaikh —> Syaikh Abu Buya Hamka
 Pendidikan islam modern
 Riwayat pendidikan
 Paginya pendidikan agama
 Malam menghafal alquran hingga khatam
 Usia 10 tahun pindah ke sekolah lembaga yang didirikan oleh ayahnya —> mendalami
bahasa Arab dan ilmu agama
 Sekolah di lain tempat dari syaikh (seperti kajian)
 Usia 16 tahun berkelana untuk menimba ilmu —> bertemu Tjokroaminoto dan
dikenalkan dengan Islam modern
 Senang menulis tapi penulisannya ditentang oleh keluarganya
 Menggeluti bidan lain : filsafat, sejarah, sosiologi, dll secara otodidak dengan membaca
dari segala sisi
 Senang berdiskusi dengan tokoh terkenal —> ahli di bidang pidato
 Pengabdian di pendidikan
 Keagamaan di usia 40 tahun
 Pendidikan jasmani dan rohani
 3 istilah pendidikan
- Taklim : aspek yang dibutuhkan orang untuk pedoman berperilaku
- Tarbiyah : pengembangan ilmu, pemupukan akhlak dalam mendidik pribadi
- Ta’dib : penguasaan ilmu untuk pemantapan amal dan tingkah laku
 Menghasilkan novel, tasawwuf modern —> Revolusioner Pendidikan
SAYYID UTSMAN BETAWI

 Lahir di Pekojan, Betawi, 2 Desember 1822 M/17 Rabiul Awwal


 Riwayat keluarga
 Ayah Abdullah bin Akil bin Umar
 Ibu Aminah
 Keduanya pemuka agama
 Keturunan garis lurus berdarah arab dari Rasulullah SAW
 Memiliki banyak murid
 Riwayat pendidikan
 Syaikh Abdurrahman Al-misky (kakek) mengajari
 Menetap di Mekkah selama 7 tahun
 Menuju Hadramaut —> berguru ke Habib Abdullah
 Mengajar ilmu ke berbagai negara
 Tahun 1862 M kembali ke tanah air
 Diangkat menjadi Mufti di Jakarta oleh Belanda —> diberi gelar Advicer Honorer
 Karya
 Sifat 20 : sifat-sifat Allah
 Kebayakan bahasa Arab Pegon, Arab Melayu, Melayu, Jawa, Sunda
 120 judul
 Wafat
 21 Safar 1913 H
 Diwasiat untuk dimakamkan di tempat umum, bukan di tempat umum —> Kompleks
Bambu Pondok Abidin Jakarta Timur

Anda mungkin juga menyukai