Disusun Oleh:
Dosen Tutor:
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Synopsis
1. Kasus pertama
praktik mandiri bidan dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Hasil
anamnesis: ibu melahirkan anak ke-4 pernah keguguran satu kali, merasa
sakit perut bagian bawah, payudara sebelah kanan terasa sangat bengkak
ditolong oleh paraji, bayi lahir setelah ketuban Ibu pecah satu hari
sebelumnya. Saat ini Ibu merasa lelah, pola makan tidak teratur, masa
istirahat kurang.
2. Kasus Kedua
pucat, sklera putih. Dada batas normal. Payudara kanan terlihat bengkak,
merah dan mengkilat, dan sakit saat di palpasi, pengeluaran ASI ada pada
payudara sebelah kiri dan tidak ada pengeluaran ASI pada payudara kanan.
Abdomen: tidak ada luka bekas operasi, TFU: 3 jari di atas sympisis,
kontraksi (+). Diastasis recti 2/2, teraba tegang. Abdomen nyeri saat di
1
2
banyak, lendir sedikit, dan berbau. Ekstremitas: Normal, tidak ada tanda
KASUS 1
Tidak ada
a. Data dasar
1) Perempuan 37 tahun
2) Nifas 8 hari
3) P4A1
b. Masalah
8) Istirahat kurang
9) Usia 37 tahun
10) P4A1
4. Apa saja informasi yang masih di butuhkan untuk penyelesaian masalah dari
kasus tersebut
a. TTV
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang: HB
e. Pola eliminasi
f. Personal hygiene
g. Riwayat penyakit
h. Riwayat obstetric
i. Konsumsi obat-obatan
j. Makanan pantangan
k. Riwayat sosial
l. Dukungan keluarga
m. Riwayat kontrasepsi
n. Pola aktivitas
o. Pola istirahat
KASUS 2
Tidak ada
a. Data dasar
1) KU: Baik
2) TD: 90/70mmHg
3) S: 38,7
4) R: 28x/m
5) N: 90x/m
6) IMT: Normal
9) Dada: normal
10) Payudara kanan terlihat bengkak, keras, merah, mengkilat, dan sakit
saat di palpasi
13) Abdomen: tidak ada bekas luka operasi, nyeri saat dipalpasi
b. Masalah
1) TTV
2) Konjungtiva: pucat
saat di palpasi
dan berbau
ringan
4. Diagnosis
anemia ringan
C. Learning Objektif
postpartum) (H4)
D. Asuhan Kebidanan
2. Tatalaksana awal
4. Dokumentasi kebidanan
5. Konseling
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Patofisiologi Infeksi
1. Infeksi Nifas
demam (peningkatan suhu tubuh di atas 38oC) yang terjadi selama dua
b. Staphylococcus aereus
c. Eschericia coli
d. Clostridium welchi
8
9
Simajuntak, 2021).
a. Endrometritis.
luka bekas insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat menyebar
yang jelas kecuali peningkatan suhu tubuh. Maka dari itu setiap
sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur (Themone, 2018).
suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari
suhu dan nadi menurun, dan dalam kurang lebih satu minggu
2) Mengeluarkan keputihan
uterus, perdarahan pada vagina dan nyeri perut bagian bawah, lokea
(Themone, 2018).
Simajuntak, 2021).
2) Endometritis puerperalis
3) Sebab-sebab fungsional
Simajuntak, 2021).
7. Penanganan
yang paling baik adalah yang mempunyai khasiat yang nyata terhadap
yaitu 7 mm, 9,67 mm dan 14,67 mm dan kontrol positif 17 mm. Semakin
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
14
sebagai berikut.
1. Perdarahan Postpartum
juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai
(Wahyuni, 2018).
anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat
beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi
ibu yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan
(Wahyuni, 2018).
16
Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi
cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan dan rasa
masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran
darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal
berbau busuk.
(Wahyuni, 2018).
lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
d. Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian
(Wahyuni, 2018).
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg
dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan
6. Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, dan
penglihatan Kabur
disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140 mmHg dan distolnya
esensial. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh
laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal ini adalah
a. Istirahat baring
Keadaan ini dapat disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara
adekuat, puting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet
yang kurang baik, kurang istirahat, serta anemia. Keadaan ini juga dapat
hangat, susu, kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga
ekstremitas.
Pada masa nifas awal sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air
2018).
C. Patofisiologi Mastitis
kejadian mastitis terjadi pada satu dari lima ibu menyusui , biasanya pada
duktus (saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan
22
maka terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel
tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke
jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya
Bahan kultur diambil dari ASI pancar tengah hasil dari perahan
yang terdapat di kulit yang dapat memberikan hasil positif palsu dari
a. Mastitis parah
al., 2019).
2. Diagnose
b. Menggigil
sangat nyeri.
merah Umum
j. Gejala mirip flu: lesu, sakit kepala, mialgia, mual, dan kecemasan
3. Penanganan
25
rasa nyeri berkurang. Teknik memerah dengan tangan yang benar perlu
al., 2019).
al., 2019).
untuk tenaga kesehatan rumah sakit, ibu yang baru pertama kali
yang baik. Alat pompa ASI juga biasanya menjadi sumber kontaminasi
sehingga perlu dicuci dengan sabun dan air panas setelah digunakan.
Tetapi penggunaan jenis antibiotic yang tepat sesuai dengan tanda gejala
2019).
susu , kompres hangat (32-36 ° C air hangat) 15 mnt setiap 2 jam; suhu
untuk memerangi infeksi (4 juta unit dua kali sehari) (Krogerus et al.,
2019).
2019).
28
menyusui lebih sering, dan mengubah posisi makan sering), dan terapi
Diastasis Recti Abdominal (DRA) paling sering terjadi pada ibu hamil
karena kelemahan otot perut akibat pengaruh hormon ibu dan peningkatan
Tidak hanya itu, sembelit dan mengangkat barang yang berat juga
berubah menjadi jauh lebih tebal dan lebih lunak, pada usia hamil cukup
29
bulan uterus menjadi seperti sebuah kantong muskuler dengan dinding yang
lunak, mudah menekuk dan ketebalan 0,5- 1 cm atau kurang. Karena ada
setelah kelahiran anak. Salah satu tanda dan gejala khas yang mungkin
jarak antara garis tengah perut. Selain itu, ada keluhan nyeri pada punggung
bagian bawah, rasa sakit pada panggul, serta batuk atau bersin berbarengan
dengan keluarnya urine (yang tidak terkendali atau tidak disadari). Setelah
tetapi elastisitas jaringan otot perut jadi berkurang. Pada wanita dengan
diastasis rekti, kondisi perut tidak dapat kembali seperti semula akibat
pelebaran otot yang berlebihan selama hamil, sehingga perut masih terlihat
pada punggung bagian bawah, panggul yang terasa sakit, serta urine yang
keluar saat bersin maupun batuk. Garis pada bagian tengah perut yang
semakin terlihat juga bisa menandakan bahwa sedang terjadi pelebaran pada
otot perut .Meskipun tergolong lazim, diastasis rekti juga memiliki risiko
komplikasi yang tidak boleh dianggap remeh. Selain membuat perut terlihat
buncit meski sudah tidak hamil, diastasis rekti juga dapat memudahkan
pernapasan serta yoga dinilai lebih efektif dalam melatih otot perut agar
30
kembali kuat efek diastasis rekti, Untuk beberapa perempuan, diastasis recti
minggu. Involusi uteri pada ibu postpartum harus berjalan dengan baik,
karena jika proses involusi tidak berjalan dengan baik dapat berakibat buruk
pada ibu nifas seperti terjadi subinvolusi uteri yang dapat mengakibatkan
perdarahan, selain itu adalah hiperinvolusi uteri, kelainan fisik lain adalah
pemisahan otot perut atau yang biasa disebut dengan diastasis rectus
atau kekuatan otot abdomen yang baik. Latihan penguatan otot rectus
lochea dan menurunkan tinggi fundus uteri dengan cepat (Fitriahadi, 2019).
nutrisi lain untuk otot juga meningkat, hal ini akan memberikan kekuatan
uteri karena salah satu indikator dalam proses involusi adalah tinggi fundus
uteri. Salah satu cara untuk memperlancar proses involusi uteri adalah
ibu nifas untuk menjaga otot abdominal agar menjadi lebih kuat setelah
1. Deteksi Dini
lutut ditekuk dan telapak kaki berada di lantai. Lalu letakkan tangan di
perut dengan posisi jari yang mengarah ke bawah. Dengan lembut, tekan
jari di daerah pusar, lalu secara perlahan angkat kepala sehingga dagu
berkontraksi. Jika merasakan jarak selebar dua jari atau lebih di antara
32
otot , ketika otot berkontraksi, positif diastasis rekti. Jarak di antara otot
2. Penanganan
E. Patofisiologi Anemia
1. Patofisiologi
eritrosit lebih rendah dari harga normal. Wanita hamil atau dalam
zat gizi dalam diit, malabsorbsi, kehilangan banyak darah pada saat
usus, malaria dan lain-lain. (Manuaba, 2007). Pada ibu nifas, anemia
antepartum
33
pucat dan letih selama satu atau beberapa hari setelah melahirkan.
a. merasa lesu
b. cepat lelah
3. Pengaruh anemia
postpartum
4. Penatalaksanaan
pemberian asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu nifas yang
pemberian asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu nifas yang
d. Pemberian terapi preparat Fe: Fero sulfat, Fero gluconat atau Na-
operasi dan kadar Hb ibu nifas kurang dari 9,0 gr%s, maka transfusi
35
F. Kewenangan Bidan
Tabel 2.1 Keterampilan Bidan 1
No Daftar Keterampilan S1 D3
1 Identifikasi masalah dan gangguan pada masa nifas 4 3
2 KIE Tanda bahaya nifas 4 4
3 Pemeriksaan terfokus pada ibu nifas 4 3
4 Konseling ibu nifas dengan masalah gangguan 3 2
psikologis
5 Melakukan edukasi tentang menyusui 4 4
6 Pijat Oksitosin 4 4
7 Tatalaksana pada ibu menyusui 4 4
8 Pemeriksaan involusi 4 4
9 Perawatan luka jalan lahir 4 4
10 Perawatan payudara (Kompres dan massase payudara) 4 4
11 Perah ASI /pumping 4 4
12 Tata Laksana Pengelolaan ASI 4 4
13 Perawatan luka operasi sesar 3 3
14 Senam nifas 4 4
15 Pemberian suplemen vitamin dan mineral 4 3
16 Perawatan Hematoma jalan lahir 3 2
17 Dukungan psikososial pada ibu yang kehilangan bayi 4 2
18 Identifikasi komplikasi pada masa nifas 2 2
(tromboplebitis, simphisiolisis)
19 Edukasi tentang masalah masa nifas 4 2
20 Mengidentifikasi masalah seksualitas pasca nifas 3 2
21 Pemeriksaan pada kunjungan nifas sesuai standar dan 4 4
kebutuhan ibu nifas
22 Konseling Keluarga Berencana 4 3
23 Tata laksana awal pada masa nifas dengan penyulit 3 2
24 Tata laksana awal pada masa nifas dengan ibu yang 3 2
mengalami penyakit sistemik
24 Tata laksana awal pada masa nifas dengan ibu yang 3 2
mengalami penyakit infeksi
26 Tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan pada masa 3 2
nifas (perdarahan, kejang, henti nafas, penurunan
kesadaran, syok, henti jantung
36