Anda di halaman 1dari 8

CONTOH COVER : (cukup distapler)

TUGAS KASUS II MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA


PELAKSANAAN ETIKA DEMO

LOGO ITATS
Oleh :
KELAS (Pagi/Sore) KELOMPOK 1
1. Nama NPM.
2. Nama NPM.
3. (dst)

INSTITUT TENOLOGI TUTI ADHI TAMA SURABAYA


2023

CARA MENGERJAKAN :
• Cari MINIMAL 5 ARTIKEL BERITA KASUS ETIKA DEMO, di Indonesia mulai
tahun 2007 dari internet, catat sumber dan tanggalnya, masing-masing
berita judul : Artikel 1 s/d 5
• BACA SEMUA ARTIKEL, dari semua artikel tersebut buat satu komentar
tentang SOLUSI PENYELESAIANNYA, dalam membahas solusi diperlukan
logika berpikir secara inovative dan kreative yang bisa MENYELESAIKAN,
KASUS ETIKA DI INDONESIA, UNTUK SOLUSI PENYELESAIAN maximum 5
hal, ukuran kertas A4, Arial fonds 12, spasi 1,15
• Buat COVERNYA seperti contoh di atas.
• Unggah soft copy tugas PENYELESAIAN KASUS ETIKA DEMO, di Class
room dan dikirim ke WA Ketua Kelas, dikumpulkan PALING LAMBAT Hari
SABTU tanggal 16 Desember 2023, jam 10.00 WIB, untuk KELAS PAGI, Untuk
KELAS SORE jam 19.00 WIB.
• Print copy tugas tersebut, dikumpulkan sebelum kuliah minggu depan
dimulai.
Lay out Tugas :
COVER
ARTIKEL 1 : Judul, Sumber dan Tanggal diberitakan
ARTIKEL 2 : Judul, Sumber dan Tanggal diberitakan
Dan seterusnya s/d ARTIKEL 5
KOMENTAR KELOMPOK TENTANG PENYELESAIAN KASUS ETIKA DEMO
(MAKSIMUM 5 HALAMAN
TUGAS KASUS II MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
PELAKSANAAN ETIKA DEMO

Oleh :
Kelas (Sore) Kelompok 7
Ryan Bagus Pramono 01.2020.1.05998
Muhammad Zidan Ardhani 01.2023.1.06440

INSTITUT TEKNOLIGO ADHI TAMA SURABAYA


2023
5 KASUS ETIKA DEMO
1. Kasus Demo Menolak UU Cipta Kerja

Mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia (SI) melakukan demo aksi unjuk rasa di kawasan
Patung Kuda Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2020). Mereka menolak pengesahan omnibus law Undang-undang
Cipta Kerja. (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

JAKARTA, KOMPAS TV - Kelompok buruh dan mahasiswa yang tergabung


dalam Gebrak atau Gerakan Buruh Bersama Rakyat kembali turun ke jalan hari ini,
Selasa (17/11/2020). Mereka menggelar demonstrasi untuk mengingatkan publik
kembali terkait isu penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang sudah diundangkan
sejak ditandatangani Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Juru Bicara Gebrak Nining
Elitos mengatakan dalam beberapa hari terakhir, pihaknya merasa ada upaya
pengalihan isu terhadap penolakan UU Cipta Kerja.
Namun demikian, Nining tak menjelaskan secara rinci bentuk pengalihan isu
yang dia maksud. "Isu UU Cipta Kerja tiba-tiba hilang. Kami ingin mengingatkan publik
agar tidak lupa isu UU Cipta Kerja dan kenaikan upah," kata Nining. Ia menyampaikan
aksi unjuk rasa yang digelar hari ini, Selasa (17/11/2020) dalam rangka memperingati
Hari Pelajar Internasional. Rencananya, buruh dan mahasiswa akan berunjuk rasa
dari DPR menuju Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Nining
menjelaskan, Aksi Nasional Hari Pelajar Internasional di Jakarta, 17 November 2020
akan dilaksanakan pukul 10.00 WIB sampai selesai. "Titik Kumpul berada di depan
Gedung DPR RI, kemudian longmarch ke Gedung Kemendikbud RI," ujar Nining.
Dalam aksi kali ini, ada empat tuntutan yang mereka bawa. Itu antara lain
mencabut UU Cipta Kerja, membatalkan SK Menaker soal ketiadaan kenaikan upah
minimum 2021. Lalu, menyetop represivitas aparat dalam menangamankan
demonstran dan bebaskan massa aksi yang dikriminalisasi, serta gratiskan biaya
pendidikan selama pandemi. Selain di Jakarta, aksi demo menolak Omnibus Law UU
Cipta Kerja hari ini juga akan digelar di beberapa kota di Indonesia. Itu antara lain
diselenggarakan di Surabaya dengan titik kumpul Jalan Ciliwung Taman Bungkul,
Yogyakarta di Bundaran UGM, Malang di Alun-alun Kota Malang dan Medan di
Bundaran SIB.
Tanggal : (17/10/2020)
SUMBER : KOMPASTV
https://www.kompas.tv/nasional/124181/buruh-dan-mahasiswa-kembali-demo-tolak-
omnibus-law-cipta-kerja-kami-ingin-mengingatkan-publik
2. Kasus Mahasiswa Ciamis Demo Tuntut Transparansi Anggaran COVID-19

Foto: Aksi demo di Ciamis (Dadang Hermansyah/detikcom).

Ciamis - Sejumlah mahasiswa dari HMI Kabupaten Ciamis melakukan aksi


demonstrasi di depan kantor Pemda Ciamis dan kantor DPRD Ciamis, Rabu
(1/9/2021) siang. Dalam orasinya mahasiswa menyoroti mengenai transparansi
anggaran COVID-19 dan penerapan otonomi daerah. Pantauan di lokasi, masa aksi
melakukan jalan kaki dari Taman Lokasana. Kemudian melakukan orasi di halaman
kantor Setda Ciamis. Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian, TNI
dan Satpol PP.
Lokasi kedua massa melakukan aksi di Kantor DPRD Ciamis. Di tempat itu
mahasiswa sempat merobohkan pagar besi depan kantor DPRD dan melakukan aksi
bakar ban. Arus lalu lintas Jalan Ir H Juanda sempat dialihkan ke Jalan Galuh dan
Tentara Pelajar. Dalam orasinya, Ilham Nur Suryana, seorang massa aksi menyebut
saat ini tidak adanya inovasi dan transparansi pelaksanaan anggaran COVID-19.
Massa juga menilai tidak ada langkah alternatif dalam pemenuhan visi misi
perencanaan pembangunan. "Bagaimana kita berkesimpulan inovasi dan
transparansi pengelolaan anggaran COVID-19. Terlihat pada pengelolaan anggaran
di tahun 2020 lebih besar pada penanggulangan ekonomi, itu pun untuk infrastruktur,"
ujarnya.
Untuk itu, mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan. Pertama menuntut
pemerintah daerah untuk melaksanakan otonomi daerah secara utuh. Kedua,
menegaskan skala prioritas penanggulangan COVID-19 untuk kebutuhan
masyarakat."Kami menuntut agar menghentikan segala bentuk pembangunan
infrastruktur pembangunan yang tidak menunjang pemulihan ekonomi," ungkapnya.
Terakhir, meminta agar memaksimalkan peran pengawasan legislatif (DPRD) Ciamis
dalam mengatasi persoalan pandemi dan pembangunan daerah.
Tanggal : (22/06/2020)
SUMBER : DETIKNEWS
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5705653/mahasiswa-ciamis-demo-tuntut-
transparansi-anggaran-covid-19

3. Kasus Demo Mahasiswa 2019

Ribuan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin
(23/9/2019). Mereka menolak Revisi UU KPK dan RKUHP. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh
Indonesia (BEM SI) bakal kembali turun ke jalan, Selasa (1/10/2019).Aksi tersebut
bertepatan dengan hari pelantikan anggota DPR RI terpilih untuk periode 2019-2024.
Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Media BEM SI dari Sekolah Tinggi
Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) Ghoziy Basir Amirulloh. "BEM SI turun tanggal 1
Oktober 2019," ujar Ghoziy Basir Amirulloh, dikutip dari Tribunnews.com, Senin
(30/9/2019).
Sementara itu, Ketua BEM UNJ Muhammad Abdul Basit juga
mengatakan BEM SI saat ini masih berpegangan pada pernyataan dari Ketua DPR
Bambang Soesatyo di mana tidak akan ada pengesahan RUU hingga pelantikan
anggota DPR periode selanjutnya."Melihat dengan kondisi saat ini, di mana masih ada
kawan-kawan kita mahasiswa yang masih ditahan dan dirawat di rumah sakit, jadi kita
fokus untuk mengadvokasi dan mendampingi kawan-kawan tersebut," kata Basit.
Berbeda dengan pernyataan Presiden Mahasiswa Trisakti, Dinno Ardiansyah yang
mengatakan akan melanjutkan aksi demo di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin
(30/9/2019). "Memang, ini lagi proses konsolidasi untuk kawan-kawan BEM aliansi
mahasiswa seluruh Indonesia kita lagi proses konsolidasi untuk tanggal 30 akan
seperti apa, apakah turun aksi ke DPR atau ada cara lainnya," kata Dinno Ardiansyah,
saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/9/2019).
Dinno Ardiansyah mengatakan tuntutan aksi mahasiswa masih sama yaitu
menolak RKUHP dan menolak UU KPK yang telah disahkan. "Tuntutan kami sama
kayak kemarin iya, kita menolak RUU bermasalah dan kita tetap menolak UU KPK
yang telah disahkan," ujar Dinno.
Selain itu, Dinno juga berharap bahwa aksi mahasiswa dapat memberikan tekanan
psikologi bagi pemerintah dan DPR agar segera mengambil keputusan Perppu untuk
mencabut UU KPK. "Mungkin dengan kita turun ke jalan lagi itu akan menjadi suatu
tekanan psikologi untuk pemerintah untuk segera mengambil keputusan apakah
Perppu akan segera diputuskan atau tidak," jelas Dinno.

TANGGAL : (30/09/2019)
SUMBER : Tribun News
https://www.tribunnewswiki.com/2019/09/30/1-oktober-bem-si-bakal-gelar-
demonstrasi-bertepatan-pelantikan-anggota-dpr-terpilih
4. Kasus Demo Mahasiswa Minta Keringanan Biaya Kuliah

DEMO:Puluhan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa meminta agar biaya kuliah diturunkan dan
meminta Rancangan Undang-undang Omnibus Law ditolak. (Janwari Irwan/Radar Lombok)

MATARAM – Puluhan mahasiswa Universitas Mataram kembali melakukan


unjuk rasa menuntut penurunan biaya kuliah yang masih dinilai tinggi. Kedatangan
mahasiswa mendapat pengawalan yang ketat dari aparat kepolisian. Mereka meminta
Rektor Uiversitas Mataram mengeluarkan peraturan rektor yang menindaklanjuti
pasal 9 ayat 2 Permendikbud Nomor 25 tahun 2020. Selain itu, mahasiswa mendesak
rektor menerima semua mahasiswa yang mengajukan keringanan Uang Kuliah
Tungga (UKT). Menurut salah satu mahasiswa Angga dengan situasi pandemi Covid-
19 ini seharusnya biaya pendidikan di Nusa Tenggara Barat bisa menurun. Akan tetapi
biaya pendidikan masih saja tinggi. Padahal masyarakat tidak memiliki pendapatan
seperti biasanya. Bahkan banyak orang tua mahasiswa yang dirumahkan dari
pekerjaannya. ” Kalau kondisi seperti ini, seharusnya pemerintah turun dan melakukan
intervensi kepada kampus, agar memberikan kebijakan yang membantu
mahasiswa,”pintanya Kamis (16/7).

Pada kesempatan itu, mahasiswa juga meminta agar pemerintah daerah


mengeluarkan kebijakan untuk mewujudkan pendidikan gratis melalui pengalokasian
anggaran yang bersumber dari APBD. Agar sambungnya, disituasi saat ini tidak ada
masyarakat yang kesulitan untuk mendapat maupun melanjutkan pendidikannya.
“Kondisi sekarang ini benar – benar terpuruk, biaya kuliah tinggi, harga komoditas
pertanian tidak jelas,”katanya. Mahasiswa juga menuntut agar pemerintah
daerah agar menolak Rancangan Undang-undang Omnibus Law yang menurut
mahasiswa akan membuat celaka. Rancangan UU ini jika disahkan justru
akan memberatkan kondisi masyarakat. Apalagi sudah mendapatkan protes luas
dari kalangan masyarakat. ” Undang-undang ini dibuat cacat secara prosedur, dan
substansi yang dibentuk hanya untuk mengakomodir kepentingan investasi yang
menumbalkan rakyat dan lingkungan hidup,”katanya.
TANGGAL : (17/07/2020)
SUMBER : RADAR LOMBOK
https://radarlombok.co.id/mahasiswa-unram-demo-minta-kirangan-biaya-kuliah.html

5. Kasus Demo Tolak Kenaikan BBM

Para demonstrasi mahasiswa mulai berdatangan dan bergabung bersama para buruh dalam demo tolak
kenaikan harga BBM di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022)(KOMPAS.com/RETNO
AYUNINGRUM)

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah organisasi mahasiswa bergabung


bersama buruh dalam demo tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di
kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Selasa (13/9/2022) pukul 15.00 WIB.
Massa mahasiswa ini berasal dari berbagai organisasi kampus di Jakarta yang
dikonsolidasi oleh Aliansi Universitas Indonesia (UI). Massa berkumpul di depan
kantor Kementerian ESDM. Mereka kemudian berjalan membentuk barisan dan
mengelilingi bundaran diiringi lagu Tanah Air Beta sebelum bergabung dengan buruh
di kawasan Patung Kuda. "Sudah siap bergabung bersama Gebrak (Gerakan Buruh
Bersama Rakyat)?" seru seorang orator dari atas komando. Baca juga: Demo
Kenaikan Harga BBM, Buruh: Wakil Rakyat Tak Peduli Lagi atas Nasib Rakyatnya
Sebelumnya, pukul 12.19 WIB, massa yang tergabung dalam kelompok Gebrak mulai
berkumpul di depan Bank Indonesia. Massa di barisan terdepan membawa spanduk
tuntutan. Kemudian, pukul 14.00 WIB, massa buruh mulai berjalan ke kawasan
Patung Kuda. Pada aksi kali ini, demonstran mahasiswa membawa beberapa
tuntutan, di antaranya batalkan kenaikan harga BBM, menuntut pemerintah lebih
mengandalkan penggunaan APBN untuk meredam dampak krisis energi global yang
berdampak bagi masyarakat. Kemudian, menuntut pemerintah menyelesaikan
berbagai permasalahan struktural terhadap penyaluran BBM subsidi, dan meminta
pemerintah untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat miskin terdampak secara
efektif.

TANGGAL : (13/09/202)
SUMBER : KOMPAS
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/13/16201341/demo-tolak-kenaikan-
harga-bbm-massa-mahasiswa-bergabung-dengan-buruh-di
Komentar dan Penyelesaian Kasus Demo :
Penyelesaian kasus demo di Indonesia dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik
oleh pemerintah, pengunjuk rasa, maupun masyarakat umum. Berikut adalah
beberapa saran untuk penyelesaian kasus demo di Indonesia:

Pemerintah

 Pemerintah perlu meningkatkan komunikasi dan dialog dengan masyarakat,


terutama dengan kelompok-kelompok yang kritis terhadap
pemerintah. Komunikasi dan dialog yang baik dapat membantu pemerintah
memahami aspirasi masyarakat dan mencari solusi yang tepat.
 Pemerintah perlu menciptakan iklim demokrasi yang sehat dan kondusif bagi
kebebasan berpendapat. Pemerintah perlu menjamin hak-hak masyarakat
untuk menyampaikan pendapat secara bebas dan damai, termasuk hak untuk
berdemonstrasi.
 Pemerintah perlu menerapkan hukum secara tegas terhadap pelaku
kerusuhan dan kekerasan dalam aksi demonstrasi. Hal ini penting untuk
mencegah terjadinya kerusuhan dan kekerasan di masa mendatang.

Pengunjuk Rasa

 Pengunjuk rasa perlu memahami hak dan kewajibannya dalam


berdemonstrasi. Pengunjuk rasa harus menyampaikan pendapatnya secara
damai dan tidak menggunakan kekerasan.
 Pengunjuk rasa perlu mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan
demonstrasi. Pengunjuk rasa perlu mengetahui tujuan demonstrasi, rute
demonstrasi, dan prosedur demonstrasi yang benar.
 Pengunjuk rasa perlu menjaga ketertiban dan keamanan selama
demonstrasi. Pengunjuk rasa harus menghindari tindakan-tindakan yang
dapat menimbulkan kerusuhan dan kekerasan.

Masyarakat Umum

 Masyarakat umum perlu mendukung hak-hak masyarakat untuk


menyampaikan pendapat secara bebas dan damai. Masyarakat umum perlu
mengutuk tindakan-tindakan kekerasan dan kerusuhan dalam aksi
demonstrasi.
 Masyarakat umum perlu berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan
demonstrasi. Masyarakat umum perlu melaporkan kepada pihak berwenang
jika terjadi pelanggaran hukum dalam aksi demonstrasi.

Penyelesaian kasus demo di Indonesia tidak dapat dilakukan secara instan. Hal
ini membutuhkan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah,
pengunjuk rasa, maupun masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai