Dosen Pengampu:
Dr. Norma Yuni Kartika, M.Sc., M.Pd.
Dibuat Oleh:
Ananda Nugroho
2210416310037
Kelas C
Dengan data jumlah penduduk yang ada, kita dapat melihat tren pertumbuhan penduduk
di Palangkaraya dari tahun 2013 hingga 2022. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota
Palangkaraya sebesar 244.500 jiwa, dan mengalami peningkatan hingga mencapai 305.907
jiwa pada tahun 2022. Peningkatan jumlah penduduk ini menjadi salah satu indikasi
pertumbuhan kota yang perlu didukung dengan pemerataan pembangunan yang merata di
seluruh wilayah kota. Namun, data menunjukkan adanya fluktuasi jumlah penduduk dari tahun
ke tahun, seperti penurunan jumlah penduduk pada tahun 2019 menjadi 266.020 jiwa, sebelum
kembali meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Analisis pemerataan pembangunan juga perlu
mempertimbangkan distribusi penduduk dalam kaitannya dengan akses terhadap layanan dan
infrastruktur. Misalnya, apakah ada daerah tertentu di Palangkaraya yang memiliki
pertumbuhan penduduk yang tinggi namun masih kurang terjangkau oleh layanan kesehatan
atau pendidikan. Dengan demikian, analisis Paradigma Pemerataan Pembangunan dapat
memberikan pandangan yang lebih holistik tentang bagaimana pembangunan di Palangkaraya
dapat merata dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.
2. Total Fertility Rate (TFR)
Total Fertility Rate (TFR) adalah jumlah anak rata- rata yang akan dilahirkan oleh seorang
perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola
fertilitas pada saat TFR dihitung. Angka Kesuburan Total (Total Fertility Rate/TFR)
merupakan indikator demografi standar yang digunakan secara internasional untuk
memperkirakan jumlah rata-rata anak yang akan dimiliki seorang perempuan selama masa
suburnya (yaitu usia 15-49 tahun), berdasarkan tren kelahiran saat ini. Angka ini dihitung
dengan menjumlahkan jumlah rata-rata kelahiran per perempuan pada kelompok usia lima
tahun (yaitu tingkat kesuburan spesifik usia, atau ASFR). Rumus khusus untuk menghitung
TFR adalah:
Total Fertility Rate (TFR) adalah jumlah anak rata- rata yang akan dilahirkan oleh seorang
perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola
fertilitas pada saat TFR dihitung. Karena data yang di perlukan tidak memenuhi untuk
melakukan perhitungan maka TFR tidak dapat di lakukan kalkulasi. Tapi meninjau dari
KALTENG.CO dalam (Demografi dan sensus pertanian 2023), Total Fertility Rate (TFR) di
Kalimantan Tengah menunjukkan angka sebesar 2,31 pada tahun 2022.
3. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) merupakan angka yang menunjukkan rata-rata tingkat
pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. LPP mengacu pada persentase
perubahan jumlah penduduk dari awal periode ke akhir periode, biasanya diukur dalam satuan
persen per tahun. LPP merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur pertumbuhan
penduduk dan dapat membantu dalam perencanaan kebijakan pembangunan yang
berkelanjutan dan berdaya guna bagi masyarakat. LPP dapat dihitung menggunakan rumus
berikut: LPP = Penduduk Akhir−Penduduk Awal/ Penduduk Awal X 100% Di mana: -
Penduduk Akhir adalah jumlah penduduk pada akhir periode yang diukur. - Penduduk Awal
adalah jumlah penduduk pada awal periode yang diukur.
Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya Menurut Jenis
Palangkaraya 2013-2022 Kelamin (Jiwa)
Laki-laki + Perempuan
2013 244 500
2014 252105
2015 259865
2016 267757
2017 275 667
2018 283 612
2019 266 020
2020 293500
2021 298954
2022 305907
Untuk mencari data laju pertumbuhsn penduduk dari tahun 2013-2022 kita memerlukan data
10 tahun kebelakang 2003-2012 :
Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya Menurut Jenis
Palangkaraya 2003-
Kelamin (Jiwa)
2012
Laki-laki + Perempuan
2003 168 449
2004 182 264
2005 183 251
2006 183 801
2007 188 123
2008 191 014
2009 200 998
2010 221 998
2011 229 355
2012 236 831
2013 244 500
2014 252105
2015 259865
2016 267757
2017 275 667
2018 283 612
2019 266 020
2020 293500
2021 298954
2022 305907
Dalam analisis pertumbuhan penduduk Kota Palangkaraya dari tahun 2013 hingga 2022
dengan laju pertumbuhan negatif, kita dapat melihat bahwa ada penurunan laju pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan adanya perubahan dalam dinamika
pertumbuhan penduduk di kota tersebut. Dalam konteks teori pemerataan pembangunan,
penurunan laju pertumbuhan penduduk dapat memiliki implikasi terhadap upaya pemerataan
pembangunan. Secara umum, penurunan laju pertumbuhan penduduk dapat mengindikasikan
peningkatan kualitas hidup masyarakat, termasuk akses terhadap layanan kesehatan,
pendidikan, dan infrastruktur yang merata.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, Total Fertility
Rate (TFR), dan paradigma pembangunan yang relevan, dapat disimpulkan bahwa kondisi
kependudukan di Palangkaraya menghadapi berbagai tantangan dan peluang dalam
pembangunan kota yang berkelanjutan. Kesimpulanya adalah :
Jumlah penduduk Palangkaraya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
meskipun dengan fluktuasi tertentu.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Palangkaraya cenderung menurun dari tahun
2013 hingga 2022, menunjukkan perubahan dalam dinamika pertumbuhan
penduduk.
TFR tidak dapat dihitung karena data yang diperlukan tidak tersedia, namun TFR
di Kalimantan Tengah secara umum menunjukkan tren penurunan, yang dapat
berdampak pada kebijakan keluarga berencana di Palangkaraya.
Paradigma pembangunan, seperti paradigma deontik, lingkungan, keluarga
berencana, dan pemerataan pembangunan, dapat menjadi landasan penting dalam
merumuskan kebijakan pembangunan kependudukan yang berkelanjutan di
Palangkaraya.
2. Saran
Banyak hal yang harus di perhatikan oleh pemerintah kota palangkaraya, dalam hal
pemerataan fasilitas dan hal lainya. Berikut saran yang dapat di berikan :
Pemerintah daerah perlu memperhatikan keberlanjutan pertumbuhan penduduk
dalam merencanakan pembangunan kota, dengan memperhatikan faktor-faktor
seperti akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Program keluarga berencana perlu ditingkatkan untuk memberikan informasi dan
akses yang lebih baik terhadap metode kontrasepsi bagi masyarakat Palangkaraya.
Kebijakan pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan hidup dan sumber
daya alam untuk memastikan pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan.
Upaya pemerataan pembangunan harus terus ditingkatkan untuk meratakan akses
terhadap layanan dan infrastruktur bagi seluruh masyarakat Palangkaraya, sehingga
pembangunan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A. G. P., Dermawan, T., & Sulistyorini, D. (2024). Paradigma Etika Lingkungan dalam
Novel Kekal Karya Jalu Kencana. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 10(1),
416–425.
Bidarti, A. (2020). Teori kependudukan. Penerbit Lindan Bestari.
Gajah, E. S., Wati, A. S., Vadinda, F. Z., Rifany, M., Aulia, P., & Hafiza, T. (2023). Analisis
Wacana Kritis Penyampaian Materi Pada Mata Kuliah Kajian Puisi. Innovative: Journal
Of Social Science Research, 3(5), 6258–6267.
INDONESIA, I. B. U. K. N. B. (n.d.). MENJADI CENDEKIAWAN UNTUK INDONESIA.
Juwono, P. T., & Subagiyo, A. (2018). Sumber Daya Air dan Pengembangan Wilayah:
Infrastruktur Keairan Mendukung Pengembangan Wisata, Energi, dan Ketahanan
Pangan. Universitas Brawijaya Press.
Lestari, D. (2019). Comparison Of Indonesian Population Growth By Province 1995-2015
Based On Supas Data. JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset Dan Konsultan Sosial, 1(1), 37–
48.
Purwandiyah, H. (2017). Implementasi Program Keluarga Berencana Dalam Pembangunan
Keluarga Sejahtera (Studi di Kec. Telen Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan
Timur). Jurnal Paradigma (JP), 2(1), 127–132.
Setianingtias, R., Baiquni, M., & Kurniawan, A. (2019). Pemodelan indikator tujuan
pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, 27(2), 61–
74.
Siregar, G., Sibuea, M. B., & Novita, D. (2018). Model Pengembangan Komoditas Dan Jenis
Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm). Kumpulan Penelitian Dan
Pengabdian Dosen, 1(1).
Suharsih, S., Rahayu, A., & Julianto, E. A. (2022). Unmet Need: Upaya Pengendalian Jumlah
Penduduk.