Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KOMUNIKASI BISNIS
KOMUNIKASI BISNIS DALAM PRESENTASI BISNIS DAN
NEGOSIASI

Dosen Pengampu :
Irrea Arrahima, SE., MM

Kelompok 3 :
1. Marsella Z (2262016)
2. Emy Suryaningrum (2262018)
3. Isnaini Nur Cholistiyah (2262019)
4. Dian Ayu Puspitasari (2262020)
5. Dia Ayu Permatasari (2262021)

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
PGRI DEWANTARA JOMBANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta atas segala rahmat-
Nya dan karunianya kami kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Adapun tema dari makalah ini adalah "Komunikasi Bisnins
dalam Presentasi Bisnis dan Negosiasi”.
Tidak lupa pada kesempatan kali ini kami ucapkan terimakasih kepada Irea
Arrahima, SE., MM selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis.
Kami juga ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya jika dalam
penulisan masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan kami. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu
serta memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan pihak yang
membutuhkan.

Jombang, 11 Desember 2023

II
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................................II

DAFTAR ISI........................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN MATERI....................................................................3

2.1. Komunikasi Bisnis Dalam Presentasi Bisnis.............................................3

2.1.1. Pengertian Presentasi Bisnis..............................................................3

2.1.2. Pesan Verbal dalam Presentasi..........................................................4

2.1.3. Pesan Nonverbal dalam Presentasi....................................................8

2.1.4. Keterampilan dalam Prsentasi Bisnis...............................................11

2.2. Komunikasi Bisnis dalam Negoiasi........................................................13

2.2.1. Pengertian Negosiasi........................................................................13

2.2.2. Negosiator........................................................................................14

2.2.3. Tujuan, Manfaat dan Prinsip Negosiasi dalam bisnis......................15

2.2.4. Hal - Hal yang Dapat Mempengaruhi Negosiasi.............................17

BAB III ANALISIS STUDI KASUS................................................................19

3.1. Identitas Jurnal........................................................................................19

3.2. Ringkasan Isi Jurnal................................................................................19

3.3. Masalah dalam Jurnal..............................................................................19

III
3.4. Solusi pada Jurnal....................................................................................21

3.5. Kesimpulan dalam Analisis.....................................................................22

BAB IV PENUTUP.............................................................................................23

4.1. Kesimpulan..............................................................................................23

4.2. Saran........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................V

LAMPIRAN.........................................................................................................VI

IV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu aktivitas utama yang dilakukan manusia adalah
berkomunikasi. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu
bangun manusia digunakan untuk berkomunikasi (Rakhmat, 2007).
Komunikasi diartikan sebagai perpindahan informasi dan makna dari satu
pihak ke pihak lain (Guffey & Loewy, 2010). Dalam pengertian ini terdapat
dua hal pokok yaitu perpindahan informasi dan pemahaman akan makna
dari informasi tersebut. Jika informasi atau ide belum disampaikan, maka
komunikasi belum terjadi; pembicara yang tidak didengar atau penulis yang
bahannya tidak dibaca belum bisa disebut berkomunikasi. Pemahaman
makna berarti isi pesan harus disampaikan dan dimengerti; sebagai contoh,
sebuah surat berbahasa asing yang ditujukan kepada. seseorang yang tidak
mengerti bahasa tersebut bukanlah komunikasi sampai surat tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa yang dimengerti penerima surat (Robbins &
Coulter, 2012). Dengan demikian, maka proses komunikasi dapat berhasil
hanya jika penerima pesan memahami gagasan yang dimaksudkan oleh
pemberi pesan (Ellen & Loewy, 2014).
Pada pembahasan sebelumnya sudah membahas mengenai pengertian
komunikasi, jenis,bentuk komunikasi dalam dunia bisnis. Selain hal itu
terkadang Anda akan mendengar istilah kata negosiasi dalam komunikasi
bisnis. Kata negosiasi sering digunakan dalam dunia bisnis baik antara klien
dengan Anda atau dengan rekan kerja Anda. Oleh karena itu, dalam bab ini
akan dibahas mengenai pengertian negosiasi, jenis dan teknik negosiasi dan
strategi negosiasi dalam dunia bisnis.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu presentasi bisnis?
2. Bagaimana cara mempersiapkan suatu presentasi bisnis dengan baik?
3. Bagaimana menumbuhkan percaya diri pada saat presentasi bisnis?
4. Apa itu negosiasi dalam bisnis?

1
5. Bagaimana penerapan berbagai tahapan bernegosiasi?
6. Bagaimana menguasasi keterampilan negosiasi?
7. Bagaimana peran negosiator?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian presentasi bisnis.
2. Mengetahui cara mempersiapkan suatu presentasi bisnis dengan baik.
3. Memahami bagaimana cara menumbuhkan percaya diri pada saat
presentasi bisnis.
4. Mengetahui pengertian negosiasi bisnis.
5. Mengetahui penerapan berbagai tahapan bernegosiasi.
6. Mengetahui cara menguasai keterampilan negosiasi.
7. Mengetahui peran negosiator.

2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

1.4. Komunikasi Bisnis Dalam Presentasi Bisnis


1.4.1. Pengertian Presentasi Bisnis
Komunikasi merupakan keterampilan yang kompleks. Goffey & Loewy
(2010) mengemukakan bahwa keterampilan komunikasi mencakup
beberapa keterampilan yang saling melengkapi yaitu keterampilan
membaca, mendengarkan, nonverbal, berbicara, dan menulis. Tidak
satupun dari keterampilan ini didapatkan sejak lahir. Jika ingin menjadi
seseorang yang kompeten berkomunikasi, jalan satu-satunya adalah
mempelajari, melatih, dan menerapkan segenap keterampilan ini secara
berkelanjutan. Demikian pula dalam melakukan presentasi, untuk menjadi
kompeten tentu harus diiringi dengan pengetahuan, praktik, dan sikap yang
tepat. Dalam seleksi maupun promosi di dunia kerja, presentasi cukup.
populer digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai kompetensi
kandidat. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Thornton & Rupp (2006),
sebanyak 46% organisasi di Amerika Serikat menggunakan presentasi
sebagai alat untuk menilai kompetensi, sedangkan di negara-negara
berbahasa Jerman mencapai 89%. Dari presentasi, kita dapat menggali
kompetensi perencanaan, presentasi lisan (Spencer & Spencer, 1993;
Thornton & Rupp, 2006), dampak dan pengaruh¹, kepemimpinan tim²
(Spencer & Spencer 1993), pengorganisasian, dan pemecahan masalah
(Thornton & Rupp, 2006). Jika kandidat mendapati presentasi sebagai
salah satu bentuk seleksi atau promosi, berikut ini beberapa kemungkinan
situasi yang akan dihadapi :
1. Kandidat diminta untuk membuat pidato singkat tanpa persiapan
tentang topik sederhana atau presentasi formal yang lebih panjang
tentang sebuah studi kasus yang telah disiapkan. Penilai kemudian
mengajukan pertanyaan yang dimaksudkan untuk menggali
kompetensi kandidat. Jika relevan dengan target pekerjaan, penilai

3
dapat mengkondisikan peserta menjadi stres dengan menentang
kesimpulannya dan menunjukkan keterbatasan dan kekurangannya
(Thornton & Rupp, 2006). Dalam pelaksanaan di lapangan, presentasi
lisan seperti ini memerlukan waktu 15-30 menit.
2. Sekelompok kandidat diberikan sebuah kasus untuk dipecahkan.
secara individual, setelah itu mereka berkumpul dalam kelompok kecil
dan secara bergantian mempresentasikan hasil analsis masing- masing.
Mereka kemudian mendiskusikan rekomendasinya dan memilih solusi
terbaik. Dalam hal ini, presentasi menjadi sebuah rangkaian yang
didahului dengan analisis kasus dan diakhiri dengan diskusi kelompok
(Thornton & Rupp, 2006). Dalam pelaksanaan di lapangan, rangkaian
seperti ini memerlukan waktu 60-90 menit untuk peserta kelompok
sebanyak 4-6 orang.
3. Bentuk lain penggunaan presentasi untuk kandidat dengan target.
jabatan yang lebih tinggi adalah presentasi visi/strategi. Kandidat
diberi informasi bahwa mereka memiliki waktu satu jam untuk
menyiapkan presentasi kepada Dewan Direksi mengenai (a) misi, visi,
dan strategi organisasi, dan (b) misi dan strategi kelompok kerja.
Kepada kandidat diberikan alat bantu seperti flip chart, pulpen, dan
berbagai bahan presentasi lainnya (Spencer & Spencer, 1993). Dalam
situasi atau organisasi yang lebih canggih teknologinya, kandidat.
diberikan komputer, piranti lunak presentasi, dan projektor LCD.
Penilai kemudian dapat melihat bagaimana kandidat menggunakan
perangkat ini untuk meningkatkan keefektifan komunikasi mereka
(Thornton & Rupp, 2006). Dalam pelaksanaan di lapangan, estimasi waktu
sejak persiapan hingga presentasi berkisar 90-120 menit.

1.4.2. Pesan Verbal dalam Presentasi


Pendekatan Salah satu kunci keberhasilan presentasi adalah ketika
pembicara. dapat mempertahankan perhatian hadirin selama presentasi
berlangsung. Berikut ini adalah teknik untuk melakukan hal tersebut,
terutama yang terkait dengan isyarat verbal (Guffey & Lowey, 2014):

4
1. Mulailah dengan jeda dan sampaikan kalimat pertama dari apa yang
telah Anda hafalkan.
Saat pertama kali mendekati hadirin, luangkan waktu sejenak untuk
membuat diri Anda nyaman. Tetapkan kendali atas situasi. Dengan
menghafal pembukaan Anda, Anda dapat segera mengembangkan
hubungan baik dengan hadirin melalui kontak mata. Anda juga akan.
terdengar percaya diri dan berpengetahuan luas.
a. Mulailah dengan janji yang realistis yang memunculkan harapan
hadirin (misalnya, "Di akhir presentasi ini, Anda akan tahu
bagaimana cara meningkatkan penjualan hingga 50 persen").
b. Contoh lain pembukaan adalah dengan menceritakan kisah yang
mengharukan atau dengan menggambarkan masalah serius yang
melibatkan hadirin. Sepanjang pembicaraan, sertakan elemen
dramatis lainnya, seperti jeda panjang setelah pernyataan kunci.
Ubah nada atau nada vokal Anda. Profesional menggunakan emosi
intensitas tinggi seperti kemarahan, kegembiraan, kesedihan, dan
kegembiraan.
2. Bangun dan pertahankan kontak mata.
Kontak mata yang tepat menandakan minat, perhatian, kekuatan, dan
kredibilitas. Saat akan memulai presentasi, tarik perhatian dengan
memperhatikan seluruh hadirin sebagai tanda bahwa Anda menerima.
semua pendengar. Beri waktu dua hingga lima detik untuk
menghindari kontak mata yang hanya sekejap atau tidak meyakinkan.
Jika jumlah hadirin membuat Anda kewalahan, pilih dua orang di
kanan dan dua di kiri. Bicaralah langsung dengan orang-orang ini.
Jangan abaikan pendengar yang berada di belakang ruangan. Bahkan
saat melakukan presentasi kepada hadirin yang besar, cobalah untuk
membuat kontak mata yang tulus dan tidak sekilas dengan sebanyak
mungkin orang selama presentasi Anda. Jangan hanya menyapu
ruangan dan keramaian.
3. Kontrol suara dan kosakata.

5
Ini berarti berbicara dengan nada sedang tetapi cukup keras untuk
didengar. Hilangkan statis verbal, seperti ah, eh, seperti, Iho, dan um.
Diam lebih baik daripada pengisi yang tidak berarti saat memikirkan
ide selanjutnya.
4. Lewatkan permintaan maaf.
Hindari pembukaan yang lemah, seperti "Saya tahu Anda pernah
mendengar ini sebelumnya, tetapi kami tetap perlu meninjaunya".
Atau "Saya mengalami masalah dengan komputer dan slide, jadi
bersabarlah". Kecuali masalahnya nyata seperti tidak dapat memuat
presentasi atau membuat proyektor berfungsi, permintaan maaf akan
berdampak kontraproduktif. Fokus pada presentasi Anda.
5. Perlambat dan Ketahui Kapan Harus Berhenti.
Banyak pembicara pemula berbicara terlalu cepat, menunjukkan
kegugupan mereka dan membuat hadirin sangat sulit untuk memahami
ide-ide mereka. Kenakan rem dan dengarkan apa yang Anda katakan.
Jeda memberi hadirin waktu untuk menyerap poin penting.
Keheningan bisa efektif terutama saat Anda berpindah dari satu titik
ke titik lainnya. Parafrase dan uraikan apa yang telah dilihat hadirin.
Jangan membaca kata demi kata dari slide.
6. Tetap berpegang pada skema dan catatan yang telah dibuat.
Jangan tiba-tiba memasukkan anekdot kecil atau penyimpangan
apapun. Jika bukan bagian dari materi, tinggalkan sehingga Anda
dapat selesai tepat waktu.
7. Keterlibatan hadirin.
Keterlibatan hadirin dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan
atau meminta bantuan mereka.
a. Jagalah keaktifan dan keterlibatan hadirin dengan pertanyaan
retoris. Mintalah hadirin mengangkat tangan atas pertanyaan
Anda. Respons hadirin dapat menjadi indikator mengenai
tingkat perhatian mereka.
b. Libatkan hadirin jika ada demo (sebagai contoh, "Saya akan
memperlihatkan pada Anda bagaimana menerapkan empat

6
langkah keramahan terhadap konsumen, namun saya perlu
sukarelawan untuk membantu saya").
8. Peristiwa/statistik terkini.
Sebutkan peristiwa atau statistik terkini (semakin mengejutkan,
semakin baik) yang relevan dengan topik presentasi dan yang dapat
dikaitkan dengan hadirin.
9. Kutipan.
Kutipan, terutama yang dibuat oleh tokoh terkemuka, bisa menjadi
alat penarik perhatian yang kuat. Kutipan harus relevan dengan topik,
pendek, dan menarik.
10. Gunakan alat bantu visual secara efektif.
Posisikan diri Anda di pinggir layar saat Anda mendeskripsikan
tayangan sehingga hadirin dapat melihatnya sepenuhnya. Gunakan
penunjuk laser jika perlu, tetapi stabilkan tangan Anda jika gemetar.
Jangan tinggalkan slide Anda di layar saat Anda selesai
mendiskusikannya; jika Anda belum siap untuk melanjutkan,
redupkan tayangan slide. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk
menuliskan kekhawatiran atau pendapat apapun yang diungkapkan
hadirin di flipchart atau papan tulis.
11. Ringkas poin utama dan sampaikan pesan Anda.
Akhiri presentasi dengan mengulangi poin utama Anda atau dengan
menekankan apa yang Anda ingin hadirin pikirkan atau lakukan.
Tinjau seluruh presentasi Anda untuk memastikan bahwa presentasi
tersebut memenuhi uji hadirin yang kritis "apa keuntungannya
bagiku". Orang- orang paling tertarik pada hal-hal yang
menguntungkan mereka. Saat akan memulai presentasi, ada kalanya
seseorang gugup. Pada dasarnya adalah hal yang lumrah. Ketika
menghadapi sesuatu yang mengancam atau menantang, maka tubuh
akan memberikan respons yang dalam dunia psikologi dikenal sebagai
respons fight-or-flight. Refleks fisik ini memberi energi yang
meningkat pada tubuh untuk menghadapi situasi, yang sekaligus juga
menciptakan sensasi seperti mulut kering, tangan berkeringat, detak

7
jantung meningkat, dan rasa tidak enak di perut. Respons fight-or-
flight mendorong tubuh untuk bertindak, dalam hal ini, membuat
presentasi (Guffey & Lowey, 2010).

1.4.3. Pesan Nonverbal dalam Presentasi


Komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur
(Purwanto, 2019) namun memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada
komunikasi verbal (Guffey & Lowey 2014; Purwanto, 2019). Meskipun.
dapat berdiri sendiri, komunikasi nonverbal seringkali berkaitan erat
dengan komunikasi lisan (Purwanto, 2019). Dalam presentasi, kepekaan
untuk membaca isyarat nonverbal dapat membantu kita untuk lebih tepat
menerjemahkan maksud dan sikap hadirin. Keterampilan membaca. isyarat
nonverbal ini terkait erat dengan empati, yang dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk memahami dan masuk ke dalam perasaan orang lain
(Guffey & Loewy, 2014). Semakin tinggi empati, semakin peka seseorang
terhadap isyarat nonverbal orang lain. Guffey & Lowey (2014)
memberikan teknik yang bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi nonverbal pada saat melakukan presentasi sebagai berikut:
a. Gunakan postur tubuh untuk menunjukkan minat. Dorong interaksi
dengan mencondongkan tubuh ke depan, duduk atau berdiri tegak, dan
terlihat waspada.
b. Tingkatkan keterampilan decoding. Perhatikan ekspresi wajah dan
bahasa tubuh orang lain untuk memahami keseluruhan pesan verbal dan
nonverbal yang sedang dikomunikasikan.
c. Gali untuk mendapat informasi lebih dalam. Ketika Anda menangkap
isyarat nonverbal yang bertentangan dengan makna verbal, carilah
petunjuk tambahan dengan sopan (Saya tidak yakin apakah saya
mengerti, tolong ceritakan lebih lanjut tentang..., atau Apakah maksud
Anda adalah...).
d. Menafsirkan makna nonverbal dalam konteks. Buat penilaian nonverbal
hanya ketika Anda memahami situasi atau budaya.

8
e. Bergaulah dengan orang-orang dari beragam budaya. Pelajari tentang
budaya lain untuk memperluas pengetahuan dan toleransi terhadap
pesan nonverbal antar budaya.
f. Amati diri Anda di video. Pastikan pesan verbal dan nonverbal Anda
sinkron dengan merekam dan mengevaluasi diri Anda saat membuat
presentasi.
g. Mintalah masukan dari teman dan keluarga. Minta teman dan keluarga
untuk memantau gerakan sadar dan tidak sadar dari tubuh. Anda untuk
membantu Anda menjadi komunikator yang efektif.persuasif.
Pesan nonverbal yang dikirimkan oleh pembicara, memiliki pengaruh yang
kuat pada seberapa baik hadirin menerima pesan yang disampaikan. Pesan-
pesan nonverbal ini dapat menguatkan atau justru menggagalkan.
presentasi yang dibawakan. Saran-saran berikut berfokus pada pesan
nonverbal untuk memastikan bahwa pesan verbal yang disampaikan
beresonansi dengan para hadirin (Guffey & Lowey, 2014):
a. Penampilan.
Suka atau tidak, Anda akan dinilai dari penampilan Anda. Untuk
setiap hal kecuali presentasi in-house, pastikan untuk berpakaian
secara profesional. Pakaian yang profesional akan membantu
seseorang terlihat kompeten dan berkualitas, membuat hadirin lebih
cenderung kompeten dan berkualitas, membuat hadirin lebih
cenderung mendengarkan dan menganggap serius. Aturan praktisnya
adalah Anda harus berpakaian setidaknya sebaik orang yang
berpakaian terbaik di antara hadirin.
b. Tunjukkan antusiasme.
Jika Anda tidak bersemangat dengan topik Anda, bagaimana Anda
bisa mengharapkan hal tersebut dari hadirin Anda? Tunjukkan minat
pada topik Anda melalui nada, ekspresi wajah, dan gerak tubuh.
Menambahkan variasi pada suara Anda juga membantu membuat
hadirin tetap waspada dan tertarik. Berdirilah dengan postur tubuh
yang baik untuk menunjukkan kepercayaan diri. Tekankan ide untuk

9
meningkatkan poin tentang ukuran, jumlah, dan arah. Gunakan
berbagai gerakan, tetapi jangan merencanakannya terlebih dahulu.
c. Beri tanda baca pada kata-kata.
Anda dapat membuat hadirin tertarik dengan memvariasikan nada,
volume, nada, dan kecepatan berbicara. Gunakan jeda sebelum dan
sesudah poin penting. Biarkan hadirin menerima ide-ide yang
disampaikan.
d. Bergerak secara alami, keluar dari podium.
Jika Anda memiliki podium, jangan bersembunyi di baliknya.
Tinggalkan area podium bila memungkinkan. Bergeraklah dengan
santai dan alami. Berjalanlah mengitari meja konferensi atau
menyusuri lorong ruang presentasi. Cobalah mendekati hadirin
Anda, terutama di awal dan akhir pembicaraan. Menggunakan
clicker jarak jauh untuk memajukan slide akan memberi Anda
kebebasan untuk bergerak. Hindari gelisah. dengan pakaian, rambut,
atau barang-barang di saku Anda. Jangan menyingsingkan lengan
baju atau memasukkan tangan ke dalam saku. Belajar menggunakan
tubuh Anda untuk mengekspresikan suatu poin.
e. Variasikan ekspresi wajah Anda.
Mulailah dengan senyuman, tetapi ubah ekspresi Anda agar sesuai
dengan pikiran yang Anda ungkapkan. Anda dapat menggelengkan
kepala untuk menunjukkan ketidaksetujuan, memutar mata untuk
menunjukkan penghinaan, melihat ke atas untuk meminta petunjuk,
atau mengerutkan alis untuk menunjukkan kekhawatiran atau
kekecewaan.
1.1.1.

10
1.1.2. Keterampilan dalam Prsentasi Bisnis
Keterampilan untuk mengatasi rasa respons fight-or-flight ini erat
kaitannya dengan kepercayaan diri. Kepercayaan diri dapat diartikan
sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya sendiri untuk
menyelesaikan suatu tugas, mencakup keyakinan seseorang dalam
menghadapi keadaan yang semakin menantang, untuk mengambil
keputusan atau membentuk opini, dan dalam menangani kegagalan
menghadapi keadaan yang semakin menantang, untuk mengambil
keputusan atau membentuk opini, dan dalam menangani kegagalan secara
konstruktif (Spencer & Spencer, 1993). Lebih lanjut, Guffey &
Komunikasi Presentasi dan Panggilan Video 69 Lowey (2010)
memberikan sejumlah teknik untuk mengurangi gejala fisiologis yang
muncul sebelum presentasi, sekaligus juga sebagai cara untuk
meningkatkan kompetensi komunikasi presentasi sebagai berikut:
1) Bernapas dalam-dalam. Gunakan pernapasan dalam untuk meredakan
gejala fight-or-flight. Tarik napas hingga hitungan sepuluh, tahan
napas ini hingga hitungan sepuluh, dan buang napas hingga hitungan
sepuluh. Berkonsentrasilah pada hitungan dan pernapasan.
2) Ubah cara pandang terhadap rasa takut. Jangan melihat telapak tangan
yang berkeringat dan mulut kering sebagai gejala rasa takut.. Artikan
hal itu sebagai gejala kegembiraan dan antusiasme untuk berbagi
gagasan kepada orang lain.
3) Pahami topik dan lakukan persiapan. Rasakan kepercayaan diri
terhadap topik presentasi. Uji peralatan yang digunakan dan datanglah
lebih awal ke lokasi presentasi.
4) Gunakan self-talk positif. Ingatkan diri sendiri bahwa Anda
memahami topik dan telah mempersiapkan diri dengan matang.
Katakan pada diri Anda bahwa hadirin ada di pihak Anda kerena
memang demikian! Lagipula, sebagian besar pembicara handal terlihat
lebih percaya diri daripada yang mereka rasakan. Buatlah hal ini juga
terjadi pada Anda.

11
5) Minumlah seteguk air. Minumlah air untuk meredakan mulut kering
dan pita suara yang menyempit, terutama jika durasi presentasi lebih
dari 15 menit.
6) Alihkan sorotan ke alat bantu visual. Setidaknya untuk beberapa
waktu hadirin akan berfokus pada slide, transparansi, handouts, atau
apa pun yang telah disiapkan, dan tidak sepenuhnya pada Anda.
7) Banggalah ketika presentasi selesai. Anda akan terkejut betapa
senangnya perasaan Anda saat selesai. Banggalah dengan apa yang
telah Anda capai, dan hadirin akan membalas dengan tepuk tangan
dan selamat. Tubuh akan membatalkan respons fight-or-flight lari dan
kembali normal.
Meskipun presentasi tidak selalu diikuti dengan bahan tertulis, namun
seringkali alat bantu visual dapat memperkuat pesan yang ingin
disampaikan dan menjadikan presentasi lebih efektif. Salah satu aplikasi
yang hingga saat ini masih sering digunakan adalah PowerPoint. Kawasaki
(2015) memperkenalkan sebuah konsep yang diberi nama Aturan Power
Point 10/20/30: maksimal sepuluh slide, dalam waktu dua puluh menit,
dengan ukuran font minimal tiga puluh poin. Aturan ini berlaku untuk
setiap presentasi yang bertujuan mencapai kesepakatan, misalnya
meningkatkan modal, melakukan penjualan, membentuk kemitraan, dan
sebagainya.
1) Sepuluh slide. Sepuluh adalah jumlah optimal slide dalam presentasi
PowerPoint, karena manusia pada umumnya tidak mampu memahami
lebih dari sepuluh konsep pada satu pertemuan. Anda dapat
menambahkan beberapa lagi, tetapi tidak lebih dari lima belas slide.
Semakin banyak slide yang Anda butuhkan, semakin tidak menarik
ide Anda
2) Dua puluh menit. Sepuluh slide presentasi yang dibuat harus
disampaikan dalam dua puluh menit. Tentu, Anda memiliki slot waktu
satu jam, tetapi Anda menggunakan laptop Windows, jadi perlu waktu
empat puluh menit untuk membuatnya berfungsi dengan proyektor.
Bahkan jika pengaturannya berjalan dengan sempurna, orang akan

12
datang terlambat dan harus pulang lebih awal. Di dunia yang
sempurna, Anda memberikan penawaran Anda dalam dua puluh
menit, dan Anda memiliki sisa empat puluh menit untuk diskusi.
3) Font berukuran tiga puluh poin. Sebagian besar presentasi padal
umumnya memiliki teks dengan ukuran font sepuluh poin. Sebanyak
mungkin teks dimasukkan ke dalam slide, lalu presenter membacanya.
Namun, segera setelah hadirin mengetahui bahwa Anda sedang
membaca teks, teks tersebut telah dibaca mendahului Anda karena
hadirin dapat membaca lebih cepat daripada Anda berbicara. Hasilnya
adalah Anda dan hadirin tidak selaras.

1.2. Komunikasi Bisnis dalam Negoiasi


1.2.1. Pengertian Negosiasi
Negosiasi merupakan suatu istilah yang berarti melakukan bisnis dengan
cara berunding dengan pihak lain agar tercapai kesepakatan. Kara
negosiasi juga sering diartikan sebagai proses atau aktivitas untuk
merundingkan atau membicarakan sesuatu untuk mendapatkan
kesepakatan. Pengertian dari negosiasi akan melihat kepada sudut pandang
dari pihak yang terlibat negosiasi. Dalam negosiasi ada dua pihak yang
berkepentingan dalam menjalankan negosiasi. Kedua pihak tersebut
memiliki pandangan yang berbeda, hal ini lah yang akhirnya melahirkan
proses negosiasi sehingga dapat mencapai titik temu dari perbedaan sudut
pandang tersebut.
Pada intinya negosiasi melibatkan dua belah pihak atau lebih yang saling
berinteraksi agar terjadi kesepakatan bersama dan mencapai tujuan yang
dikehendaki dari kedua belah pihak yang terlibat negosiasi. Selain itu,
negosiasi juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai keadaan yang dapat diterima kedua belah pihak dengan baik.
Salah satu alasan negosiasi dibutuhkan umumnya terjadi ketika
kepentingan seseorang atau kelompok tergantung pada perbuatan orang
atau kelompo lain yang memiliki kepentingan tersebut dan harus dicapai
dengan mengadakan kerjasama. Berdasarkan hal tersebut jika negosiasi

13
diartikan sebagai “tawaran termurah” atau “mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya” adalah salah. Tawaran yang termurah akan membuat
keuntungan yang sedikit bagi perusahaan, sedangkan keuntungan sebesar-
besarnya justru akan membuat klien kapok untuk bekerjasama kembali.
Bisa saja pada satu negosiasi yang berakhir dengan keuntungan terbesar
kita namun nyatanya membuat klien kapok dan akhirnya tidak mau
bekerjasama kembali. pekerjaan?
1.2.2. Negosiator
Negosiator adalah orang yang bertindak sebagai juru runding dalam proses
negosiasi. Seorang negosiator harus memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan intuisi dalam melakukan proses negosiasi.Tiap
negosiator memiliki gaya negosiasinya sendiri, adapun gaya negosiator
adalah sebagai berikut:
a) Tipe Kolaborator (collaborator)
Negosiator yang memiliki tujuan memperolah segalanya berani
menghadapi masalah dan memiliki gaya transakti yang kreatif.
b) Tipe Petarung (fighter)
Negosiator yang memiliki orientasi pada tugasnya sangatlah tinggi atau
serius, dan akan berjuang hingga akhir untuk mencapai tujuan yang
sudah ditargetkan.
c) Tipe Kompromostis
Negosiator yang berusaha mencari kompromi dalam mengatasi masalah
d) Tipe Negosiator curang
Negosiator yang menghalalkan segala cara untuk mengalahkan kita,
jika perlu memalsukan data-data maupun tindakan lain agar pihaknya
menang dalam bernegosiasi.
e) Tipe Negosiator Profesional
Negosiator yang tahu apa yang sedang di negosiasikan dan tahu
memperoleh apa yang dinginkan. Tipe ini juga memiliki pengetahuan
dan cara bernegosiasi yang baik.
f) Tipe negosiastor pura-pura bodoh

14
Negosiator tipe ini cenderung mengingkan kekalahan kedua belah
pihak. Tipe ini tidak peduli dengan apa yang dilakukan dalam proses
negosiasi. Untuk mengantisipasi hal seperti ini, kita hrus memahami
mengapa pihak lawan menggunakan negosiator tipe seperti ini.
g) Tipe Negosiator Naif
Negosiator tipe ini tidak siap bernegosiasi, tidak mengetahui pokok
permasalahan yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya
begitu saja dengan pihak lawan.
1.2.3. Tujuan, Manfaat dan Prinsip Negosiasi dalam bisnis
1. Tujuan Negosiasi
a. Memperoleh kesepakatan
Kesepakatan ini mengandung persamaan persepsi, saling
pengertian, dan saling setuju. Melalui perundingan maka kedua
pihak akan mengungkapkan atau mendiskusikan keinginan
masing-masing. Ketergantungan yang berada antar kedua belah
pihak melandasi adanya kesempatan untuk memperjuangan suatu
kepentingan yang berujung kepada kesepakatan bersama.
b. Mendapatkan solusi
Tujuan lain untuk mendapatkan jalan keluar atau solusi dari suatu
masalah, maka dilakukan proses negosiasi ini. Melakukan
negosiasi memiliki kepentingan untuk mencapai solusi, dengan
adanya kesepakatan bersama untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada di antara kedua belah pihak dan menghasilkan solusi
atas permasalahan tersebut.
c. Mendapatkan keuntungan
Dalam negosiasi sendiri tidak bisa menjamin adanya kelancaran
dalam prosesnya. Kedua belah pihak harus berhati-hati dalam
pelaksanaan prosesnya dan juga harus mempertimbangkan
kondisi kedua belah pihak sehingga tidak ada saling menyakiti.
2. Manfaat yang dapat diperoleh dalam negosiasi dalam dunia bisnis
a. Untuk memperoleh atau menciptakan jalinan kerjasama baik antar
badan usaha atau institusi maupun perorangan guna melakukan

15
suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling pengertian.
Kerjasama kedua belah pihak akan menciptakan transaksi bisnis
yang saling terkait sehingga menciptakan transaksi bisnis yang
saling terkait.
b. Untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih luas antar kedua
belah pihak.
3. Prinsip – Prinsip Negosiasi dalam Bisnis
Metode negosiasi yang akan digunakan harus dipersiapkan terlebih
dahulu seperti halnya dalam penulisan pesan bisnis. Oleh karena itu
harus diketahui untuk prinsip – prinsip negosiasi secara umum
(Lumumba, 2013):
 Pertama, negosiasi harus bersifat negotiable yang artinya
masalah-masalah atau hal-hal yang dinegosiasikan memang
pantas untuk dinegosiasikan.
 Kedua, yang berada di dalam situsasi negosiasi adalah dua atau
lebih individu, dua pihak atau lebih, sebuah kelompok atau
organisasi, serta negara yang memiliki kesamaan substansi.
 Ketiga, terdapat perbedaan kepentingan antara kedua belah
pihak atau lebih, yaitu apa yang diinginkan oleh satu pihak
belum tentu sama dengan pihak lain.
 Keempat, para pihak yang bernegosiasi didasari oleh pemikiran
bisa memanfaatkan beberapa bentuk pengaruh untuk
mendapatkan kesepakatan yang lebih baik di antara kedua belah
pihak.
 Kelima,para pihak memilih untuk mencari kesepakatan atau
menyelesaikan solusi dengan cara negosiasi daripada suatu
perlawanan terbuka lainnya.
 Keenam, dengan adanya negosiasi masing-masing pihak
berharap memberikan dan menerima dalam bentuk
memodifikasi permintaan atau tuntutan yang ada untuk mencari
jalan keluar atau solusi.

16
 Ketujuh, negosiasi ini bersifat sukarela. Maksud yang ingin
disampaikan adalah negosiasi dilakukan oleh pihak secara murni
untuk kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
 Kedelapan, negosiasi dilakukan untuk mendapatkan suatu
tujuan, menyepakati kesepakatan bersama, memenuhi keinginan
bersama maupun masing-masing, serta menerima perbedaan dari
kepentingan masing-masing dan berkompromi atas hal tersebut.
 Kesembilan, negosiasi ini merupakan proses yang berlanjut.
 Kesepuluh, negosiasi bisa menggunakan pihak ketiga ketika
dirasa tidak bisa terselesaikan dari tim yang telah di siapkan
masing-masing pihak
1.2.4. Hal - Hal yang Dapat Mempengaruhi Negosiasi
Dalam negosiasi perlu diperhatikan juga hal-hal yang dapat
mempengaruhi, menurut beberapa ahli terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Menguasai akar masalah
Sebelum memulai negosiasi perlu diketahui apa yang menjadi
permasalahan awal, apakah diperlukan hingga melakukan negosiasi?
Hal ini dilihat dari bentuk masalah, jika permasalahan yang ambigu
dan rumit maka perlu dipahami sehingga tidak akan ada kesalahan
pandangan dalam pelaksanaan negosiasi.
2) Tingkat konflik
Seberapa jauh intensitas masalah yang dihadapi? Apakah ada emosi
yang akan terlibat dalam negosiasi ini? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut harus dapat ditelaah sehingga dapat mempertimbangkan
situasi yang mungkin akan terjadi nanti.
3) Prioritas Tindakan
Seberapa penting kah tindakan yang akan diambil, apakah perlu
hingga dijalankan proses perundingan?
4) Karakteristik Lawan main

17
Selain langka-langkah internal, perlu juga untuk ditelaah langkah-
langkah ekternal dengan memastikan latar belakang ataupun
karakteristik dari lawan main dalam negosiasi nanti.
5) Perbedaan kedudukan
Perbedaan kedudukan tidak akan menjadi masalah ketika kedua pihak
memiliki itikad baik namun akan menjadi masalah ketika salah satu
pihak ingin menunjukan kekuasaan dan memaksakan kepentingannya.
6) Tujuan
Seperti yang diketahui bahwa dalam negosiasi pada akhirnya ada
tujuan bersama, atau tujuan ideal seperti apa untuk kedua belah pihak.
Tujuan disini adalah memperkirakan tujuan lawan, sehingga bisa
membuat perencanaan dan antisipasi untuk jalannya negosiasi. Hal
yang bisa dilakukan dengan berempati dan bisa melihat dari sudut
pandang lawan seperti apa.
7) Dampak kekalahan dan Dampak kemenangan
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah apa yang akan terjadi jika
menang dan apa yang akan terjadi jika kalah? Seberapa besar sih
masalah yang akan dihadapi jika memang atau jika kalah. Adakah
masalah yang akan muncul baik jika memenangkan atau kalah dari
negosiasi ini.dirinya.

18
BAB III
ANALISIS STUDI KASUS

1.3. Identitas Jurnal


a. Judul
“Analisis proses negosiasi PT Freeport dengan pemerintah Indonesia”
b. Penulis : Intan Rahayu, Cecep Safaatul Barkah, dan Novel Nurillah
c. Tahun : 2022

1.4. Ringkasan Isi Jurnal


PT. Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan yang terkemuka didunia yang telah beroperasi
sejak 1967. Perusahaan ini melakukan eksploraasi, menambang serta
memproses bijih yang mengandung tembaga, emas, perak yang terletak
provinsi papua. (Overview PT. Freeport Indonesia, 2021) PT. Freeport
beroperasi di daerah dataran tinggi Kabupaten Mimika, Provinsi Papua
Indonesia. Papua merupakan provinsi yang terletak di bagian timur
Indonesia. Keberadaan PT. Freeport Indonesia sebagai bentuk investasi
asing di tanah Papua menimbulkan berbagai hal negative serta
menimbulkan konflik tak berujung antara pemerintah, masyarakat serta
perusahaan tersebut. Timbulnya konflik berawal akibat tuntutan ganti rugi
terkait tanah masyarakat serta dampak lingkungan yang ditimbulkan dalam
proses kegiatan eksplorasi tambang tersebut. Selain itu, adapun terkait
kontrak karya dan kebijakan pemerintah terhadap PT. Freeport yang tidak
seimbang. Hal ini menjadikan pemerintah Indonesia melakukan proses
negosiasi dengan PT. Freeport. Dalam proses negosiasinya terdapat
beberapa kendala yang diakibatkan oleh perbedaan kepentingaan dari para
pihak sehingga proses negosiasi berlangsung cukup lama.

1.5. Masalah dalam Jurnal


PT. Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan yang terkemuka didunia yang telah beroperasi

19
sejak 1967. Perusahaan ini melakukan eksploraasi, menambang serta
memproses bijih yang mengandung tembaga, emas, perak yang terletak
provinsi papua. (Overview PT. Freeport Indonesia, 2021) PT. Freeport
beroperasi di daerah dataran tinggi Kabupaten Mimika, Provinsi Papua
Indonesia. Papua merupakan provinsi yang terletak di bagian timur
Indonesia. Keberadaan PT. Freeport Indonesia sebagai bentuk investasi
asing di tanah Papua menimbulkan berbagai hal negative serta
menimbulkan konflik tak berujung antara pemerintah, masyarakat serta
perusahaan tersebut. Timbulnya konflik berawal akibat tuntutan ganti rugi
terkait tanah masyarakat serta dampak lingkungan yang ditimbulkan dalam
proses kegiatan eksplorasi tambang tersebut. Selain itu, adapun terkait
kontrak karya dan kebijakan pemerintah terhadap PT. Freeport yang tidak
seimbang. Hal ini menjadikan pemerintah Indonesia melakukan proses
negosiasi dengan PT. Freeport. Dalam proses negosiasinya terdapat
beberapa kendala yang diakibatkan oleh perbedaan kepentingaan dari para
pihak sehingga proses negosiasi berlangsung cukup lama.
Proses negosiasi pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport telah
dilakukan sejak era cabinet presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
namun belum juga menemui titik terang kesepakatan. Akhirnya negosiasi
dapat dilakukan dan menemui titik terang di era Presiden Joko Widodo.
Negosiasi merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk
mempertemukan keinginan, kepentingan, gagasan, ide atau suatu cara dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
Saat proses negosiasi, Pemerintah menuntut nasionalisasi terhadap saham
Freeport sebesar 51 persen (divestasi saham). Proses negosiasi terkait
nasionalisasi ini juga berlangsung cukup lama dan banyak menghadapi
kendala. Negosiasi yang dilakukan sejak dari pemberlakuan Kontrak
Karya II PT. Freeport Indonesia di Papua tahun 1991 hingga akhirnya
disepakati tanggal 12 Juli 2019 melalui pertemuan Pemerintah Indonesia,
Freeport McMoran Inc dan Rio Tinto yang menghasilkan Heads of
Agreement (HoA) (Kaisupy, 2021). Sebelumnya Freeport sudah beberapa
kali meneken Kontrak Karya (KK) dan memiliki izin operasi hingga 2021.

20
Namun apabila melihat isi kontrak karya tersebut, terdapat
ketidakseimbangan dimana pihak Freeport sebagai penanam modal asing
mendapatkan keuntungan lebih besar daripada penyedia izin operasi yaitu
pemerintah Indonesia sendiri. Setelah melewati beberapa proses negosiasi
yang tak kunjung menemui titik terang akibat perbedaan kepentingan dari
masing masing pihak. Dari beberapa pertemuan yang telah
dilaksanakan, pihak Freeport masih keras terhadap masalah pembagian
divestasi saham. Dengan adanya perpindahan status dari Kontrak Karya
menjadi IUPK, menjadikan pihak Freeport enggan untuk menyetujui
kesepakatan. Pihak Freeport memiliki kepentingan untuk mendapatkan
fasilitas seperti yang diberikan sebelumnya pada Kontrak Karya (KK) dan
akan menyetujui kesepakatan apabila pemerintah Indonesia memberikan
stabilitas investasi. Disisi lain, pihak Indonesia memiliki kepentingan
untuk mendapatkan divestasi saham yang lebih besar karena wilayah operasi
Freeport berada di wilayan negara Indonesia. Walaupun negosiasi antara
pemerintah dan Freeport berlangsung cukup lama, pada akhirnya
pemerintah mampu menundukan Freeport untuk mengikuti kebijakan
yang telah dibuat pemerintah.

1.6. Solusi pada Jurnal


Berdasarkan teori negosiasi yang sudah dipaparkan, pendekatan strategi
yang digunakan dalam negosiasi pemerintah Indonesia dengan pihak PT.
Freeport adalah strategi negosiasi integrative dimana kedua belah pihak
mendapatkan keuntungan melalui win-win solution. Hasil akhir kesepakatan
dari negosiasi ini pihak pemerintah Indonesia mendapatkan divestasi
saham sebesar 51% sedangkan pihak PT. Freeport mendapatkan
perpanjangan operasi 2x10 tahun melalui skema Izin Usaha Khusus
Pertambangan (IUPK). (bbc, 2018) Dari hasil kesepakatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa negosiasi mampu mencapai titik terang melalui strategi
integrative win-win solution dimana kedua belah pihak mendapatkan
keuntungan masing-masing. Kemenangan pemerintah Indonesia dalam

21
negosiasi ini menjadikan momen bersejarah setelah PT. Freeport beroperasi
sejak 1973 di Indonesia.

1.7. Kesimpulan dalam Analisis


Dari uraian analisis terkait proses negosiasi antara Pemerintah
Indonesia dengan PT. Freeport dalam permasalahan divestasi saham serta
izin usaha berlangsung cukup lama. Setelah melalui proses negosiasi yang
panjang, akhirnya pemerintah Indonesia mampu menaklukan Freeport
untuk mengikuti kebijakan yang telah dibuat pemerintah. Dalam
negosiasi ini pihak Indonesia berada di posisi yang menguntungkan, dilihat
dari tempat negosiasi berada di wilayah Indonesia sementara PT. Freeport
merupakan pihak asing yang berinvestasi di wilayah Indonesia dan belum
memenuhi kebijakan izin usaha di Indonesia. Tapi disisi lain, pihak
masyarakat yang terlibat konflik di kawasan Freeport masih belum menemui
titik terangnya. Proses negosiasi berjalan alot dan memakan waktu
bertahun tahun untuk mencapai kesepakatan bersama. Namun pada
akhirnya negosiasi ini mampu mencapai titik temu sesuai kesepakatan dan
porsinya masing masing melalui strategi winwin solution. Dimana
pihak Indonesia berhasil mendapatkan keuntungan divestasi saham
Indonesia di PT. Freeport sebesar 51%, serta Pihak PT. Freeport mendapat
perpanjangan operasi di Indonesia selama 2x10 tahun melalui skema Izin
Usaha Khusus Pertamabangan (IUPK). Selain itu ada beberapa hal yang
disepakati antara lain pembangunan smelter dan kepastian penerimaan
negara dan investasi.

22
BAB IV
PENUTUP

1.8. Kesimpulan
Presentasi bisnis bagi para staff manajer pada semua level dlam suatu
perusahaan berskala menengah dan besar merupakan hal yang sering
dilakukan baik dalam kaitan dengan masalah pemasaran, keuangan,
personalia, produksi dan teknologi informasi.
Kemudian dalam dunia bisnis negoisasi merupakan aktivitas yang lazim
digunakan dalam mencapai suatu kesepakatan bersama antara kedua belah
pihak. Negoisasi memiliki berbagai pengertian yang pada dasarnya memiliki
kesamaan, yaitu bagaimana mencapai kesepakatan bersama
1.9. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dalam melakukan presentasi bisnis
seorang presenter sebaiknya melakukan analisis audiens dengan baik yang
berkaitan dengan apa, siapa, kapan, dan bagaimana presentasi dilakukan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Lunarindiah, Gatri, Medina, Dkk. (2020). Buku Ajar Komunikasi Bisnis dan
Negosiasi, Universitas Tisakti.
Rahayu, Intan, Cecep, Dkk. (2022). Studi Kasus Analisis Proses Negosiasi PT.
Freeport Dengan Pemerintah Indonesia. ResearchGate.
Akib, Syubhan, Titiek, Dkk. (2023). Komunikasi Bisnis. Nusa Tenggara Barat :
Penerbit SEVAL.

V
LAMPIRAN

VI

Anda mungkin juga menyukai