Teori Tipe Modernisme, dalam konteks arsitektur, mengacu pada pendekatan desain yang
muncul pada abad ke-20, terutama antara tahun 1920-an dan 1970-an. Teori modernisme
adalah konsep yang terkait dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya pada
zaman modern. Konsep modernisme meliputi banyak bidang ilmu, termasuk seni, sastra,
arsitektur, dan lainnya. Dalam arsitektur, modernisme mengacu pada pendekatan desain yang
menekankan pada Kesederhanaan dan Keterbukaan, Integrasi Material dan Struktur,
Fungtionalitas dan Efisiensi, Inovasi Teknologi, Hubungan dengan Lingkungan Sekitar,
Penggunaan Warna Netral, Asimetri dan Pencahayaan Alami. Desain rumah tinggal
modernisme cenderung sederhana, efisien, dan fleksibel, serta memperhatikan kenyamanan
dan keamanan penghuninya. Dengan demikian, penerapan teori modernisme dalam
perancangan rumah tinggal melibatkan pemikiran yang cermat terkait dengan fungsi, estetika,
dan penggunaan ruang, serta memperhatikan perkembangan teknologi dan material dalam
desain arsitektur.
Dalam konteks perancangan rumah tinggal dengan menerapkan teori tipe modernisme,
beberapa aspek konteks yang perlu dipertimbangkan melibatkan faktor manusia, tempat,
dan waktu. Metode yang digunakan dalam mata kuliah Praktikum Perancangan
Arsitektur 1 adalah metode kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif. Metode Kualitatif sendiri adalah metode dalam penelitian yang
menitikberatkan penelitian terhadap sekelompok manusia, suatu kondisi atau sistem
pemikiran dan fenomena kehidupan. Pemilihan metode kualitatif ini adalah kebutuhan
proses pengumpulan data yang sangat rinci dan analisis yang mendalam terhadap suatu
kasus. Metode yang digunakan dalam penilitian ini antara lain pengumpulan data,
analisis data, dan penyusunan konsep.
Dalam konteks penerapan Teori Tipe II pada desain arsitektur, pemahaman terhadap
Teori Tipe I/rasionalis menjadi landasan yang krusial. Teori Tipe I atau rasionalis
mengacu pada pendekatan rasional dan sistematis dalam perancangan, yang mencakup
penggunaan model, model-tipe, atau gaya-elemen arsitektur yang bersifat rasional dan
logis. Penerapan Teori Tipe II melibatkan pemahaman dan penggunaan konsep-konsep
dari Teori Tipe I untuk membimbing proses perancangan yang lebih luas.
Pedekatan desain yang saya pilih dalam proses perancangan lebih ke arah Asimetris dan
Pencahayaan Alami. Desain asimetris dapat menciptakan kesan visual yang menarik
karena menghindari kesan monoton atau terlalu simetris. Desain asimetris dapat
menggambarkan kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang, termasuk seni,
arsitektur, dan desain produk. Penting untuk dicatat bahwa asimetri tidak hanya terkait
dengan bentuk bangunan, tetapi juga dapat mencakup penempatan jendela, lubang, dan
elemen arsitektur lainnya untuk memanfaatkan pencahayaan alami secara efektif.
Berikut adalah beberapa cara penerapan tersebut dapat terjadi:
Dengan demikian, penerapan Teori Tipe II melibatkan tidak hanya pemahaman yang
mendalam terhadap Teori Tipe II/modernisme itu sendiri tetapi juga kemampuan untuk
meresapi dan memahami prinsip-prinsip dari Teori Tipe I/rasionalis. Melalui
penggabungan konsep-konsep ini, perancang dapat menciptakan desain yang tidak
hanya modern dan inovatif tetapi juga terakar pada dasar-dasar rasional dan logis.
Gallery of Ordos
C. Asumsi terhadap hasil rancangan
Daftar Pustaka
Gallery of ORDOS 100 #7: MOS Architects – 12
https://www.archdaily.com/11162/ordos-100-7-mos/859615028_finalnight7-copy
PPT PTM-12 SATA2 (Teori Type Modernisme) Departemen Arsitektur Universitas
Diponegoro
Otto Wagner. (1988). “Modern Architecture: A Guidebook for His Students to This
Field of Art.”